Anda di halaman 1dari 7

HUTAN EVERGREEN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah Pengelolaan Sumber Daya Alam
yang dibimbing oleh Prof. Dr. Ir.Suhadi, M.Si

Disusun Oleh :
Woro Ayu Ambarwulan (150342607204)
Offering GHIL

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
Februari 2018
A. Pengertian

Hutan hujan tropis adalah tipe hutan di kawasan tropis yang selalu diguyur hujan sepanjang
tahun. Tingkat curah hujan kawasan ini cukup tinggi, lebih dari 1200 mm per tahun. Hutan ini
memiliki musim kering yang pendek, bahkan di beberapa tempat hampir tidak pernah
mengalami musim kering. Mungkin karena hal tersebut, tipe hutan ini sering disebut hutan
everwet (selalu basah) atau evergreen (selalu hijau). Hutan hujan tropis juga dikenal sebagai
paru-paru dunia. Diperkirakan sekitar 40% produksi oksigen dunia dihasilkan dari tempat ini.
Hutan ini juga merupakan penyimpan cadangan karbon dunia. Setiap kerusakan yang terjadi di
hutan ini menyebabkan berdampak serius terhadap perubahan iklim global (Michael, G. 2001).
Sebagian besar hutan-hutan di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis, yang merupakan
masyarakat yang kompleks, tempat yang menyediakan pohon dari berbagai ukuran. Di dalam
kanopi iklim mikro berbeda dengan keadaan sekitarnya, cahaya lebih sedikit, kelembaban
sangat tinggi, dan temperatur lebih rendah. Pohon pohon kecil berkembang naungan pohon
yang lebih besar, di dalam iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di dalam lingkungan pohon-
pohon dengan iklim mikro inilah terjadi pertumbuhan. Di lingkungan pohon-pohon dengan
iklim mikro dari kanopi berkembang juga tumbuhan yang lain seperti pemanjat, epifit,
tumbuhan pencekik, parasit dan saprofit (Irwanto, 2006).

Indriyanto (2006), menjelaskan bahwa di hutan hujan tropik terdapat stratifikasi tajuk
dari berbagai spesies pohon yang berbeda ketinggiannya. Tajuk pohon yang bersatu dan rapat
dtambah dengan adanya tumbuh-tumbuhan pemanjat yang menggantung dan menempel pada
dahan pohon, misalnya rotan, anggrek, dan paku-pakuan. Hal itu, menyebabkan sinar matahari
tidak dapat menembus sampai ke lantai hutan. Hal itu juga menyebabkan tidak memungkinkan
semak-semak tumbuh dan berkembang, kecuali jenis cendawan yang suka hidup di tempat
yang kurang cahaya. Ciri-ciri khas tersebut dimiliki oleh hutan hujan tropik. Di indonesia,
hutan hujan tropik terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Irian Jaya. Hutan
tersebut mempunyai lebih 3000 jenis pohon besar dan termasuk ke dalam 450 marga atau
genus.

Longman & Jenik (2008), mendefinisikan hutan hujan tropik sebagai yang selalu hijau,
bersifat higrofilus, tinggi pohon paling rendah 30 m, kaya akan liana berbatang tebal dan
memiliki epifit bersifat herba dalam jumlah yang besar. Mabberly (1983), memberi definisi
hutan hujan tropik dengan sebutan hutan evergreen, memiliki curah hujan tidak kurang dari
100 mm setiap bulan dengan suhu rata-rata tahunan lebih dari 240 C serta bebas beku.
Posisi hutan hujan tropik di daerah ekuator menjadikannya lebih banyak mendapat
radiasi matahari daripada hutan-hutan yang ada di luar ekuator serta tidak adanya periode
musim yang mengurangi lamanya hari terang. Sekalipun demikian, daerah tropik tidak
termasuk daerah yang memiliki iklim seragam, arah angin dan arus laut kontinental
membuatnya memiliki variasi curah hujan, kelembaban relatif, temperatur dan angin
(Longman & Jenik 1987).

B. Ciri-ciri hutan hujan tropis


Seperti telah disebutkan sebelumnya, ekosistem hutan hujan tropis sangat khas.
Hutan jenis ini terlihat hijau sepanjang musim yang dibentuk oleh kondisi iklim dan
letak wilayahnya. Menurut Arifin Arief (2001) Berikut ciri-cirinya:

 Tipe pohon

Hutan hujan tropis ditumbuhi beragam jenis pohon yang membentuk lapisan
tajuk. Secara umum terdapat pohon bertajuk tinggi yang membentuk kanopi menaungi
tanaman lainnya, kemudian pohon menengah seperti tanaman merambat dan perdu, dan
terakhir tanaman permukaan tanah seperti rumput dan lumut. Pohon-pohon di hutan
ini kebanyakan berdaun lebar, bercabang banyak, dan rimbun. Dengan bentuk daun
seperti itu, tingkat penguapan cukup tinggi, sehingga kawasan hutan selalu lembab. Di
hutan hujan tropis tidak ada jenis pohon tertentu yang mendominasi kawasan. Semua
berbagi tempat dalam ekosistem dengan jumlah yang sedikit-sedikit tapi keragamannya
tinggi.

 Curah hujan
Di sebut hutan hujan karena selalu hujan sepanjang tahun. Bahkan pada tingkat
yang paling ekstrem bisa mencapai 10.000 mm per tahun! Kondisi ini ditemukan di
Nugini dan bagian Barat Kolombia. Secara rata-rata, hutan hujan tropis di kawasan
Asia Tenggara menerima curah hujan sekitar 3000 mm per tahun. Lebih besar
dibanding hutan di Basin Amazon yang mendapat curah hujan 2000-3000 mm per
tahun. Sedangkan hutan hujan di Afrika Tengah merupakan yang terkering dengan
curah hujan 1500-2000 mm per tahun.
 Temperatur
Hutan hujan tropis memiliki suhu yang stabil, suhunya berada pada kisaran 20-
34°C. Di semenanjung Malaysia suhu rata-rata tahunan berkisar 25-26°C dengan
fluktuasi hari terpanas dan terdingin tak lebih 8-9°C. Sedangkan fluktuasi suhu rata-
rata bulanan hanya berkisar 2°C. Dalam klasifikasi iklim Koppen disebutkan memiliki
suhu rata-rata di atas 18°C.
 Sinar matahari
Hutan hujan tropis terletak di lintang 5-10° ke Utara dan Selatan garis
Khatulistiwa. Oleh karena itu, wilayah ini mendapatkan penyinaran matahari secara
penuh sepanjang tahun. Penyinaran matahari hanya terganggu bila cuaca sedang
mendung dan berawan.

C. Sebaran hutan hujan tropis

Sebaran hutan hujan tropis dapat dilihat pada peta bumi, hutan jenis ini seperti
sabuk hijau yang mengelilingi bumi. Hutan ini dapat ditemukan di sekitar garis
khatulistiwa, yang membentang mulai dari Amerika Selatan, Afrika, Asia, hingga ke
Australia. Terdapat tiga tipe hutan hujan tropis yang diwakili tiga blok besar. Setiap
blok memiliki keunikan ekosistem sendiri-sendiri. Hutan tersebut terletak di
Amazon Amerika Selatan, Sungai Kongo di Afrika Tengah dan Asia Tenggara.
Disamping itu, terdapat dua blok kecil yang memiliki keunikan sendiri berbeda dengan
ketiga blok di atas, yakni Pulau Madagaskar dan Papua Nugini-Australia. (Richard T.
Corlett & Richard B. Primack. 2011).
Amerika Selatan

Hampir setengah dari luas hutan hujan tropis dunia berada di Amerika Selatan.
Blok hutan ini biasa disebut juga neotropics, secara harfiah artinya hutan tropis baru.
Hutan ini terkonsentrasi di sekitar sungai Amazon dan sungai Onoroco. Basin sungai
Amazon terletak di Utara dan tengah Brasil, sedangkan basin sungai Onoroco terletak
di timur Kolombia dan Venezuela. Terpisah dari blok di atas, terdapat juga hutan hujan
tropis di bagian Selatan Mexico memanjang hingga ke Guatemala, Costa Rica, Panama
hingga Ekuador. Selain itu, terdapat juga dalam bentuk area kecil-kecil di Kepulauan
Karibia.

Afrika

Hutan hujan tropis di Afrika merupakan blok kedua terbesar. Letaknya di sekitar
sungai Kongo. Setengah kawasannya masuk dalam wilayah negara Republik
Demokratik Kongo (dulunya bernama Zaire). Sisanya tersebar di Republik Kongo,
Gabon dan Kamerun. Sedikit terpisah dari blok utama, terdapat hutan tropis di bagian
barat Afrika meliputi Ghana, Pantai Gading, Liberia hingga ke bagian timur Sierra
Leone. Antara blok utama di Afrika Tengah dengan blok di Afrika Barat terpisah sejauh
300 km.
Asia

Hutan hujan tropis terbesar ketiga terletak di semenanjung Malaya dan


Indonesia. Di ndonesia terletak hampir di setiap pulau besar seperti Sumatera, Jawa,
Kalimantan dan Sulawesi atau disebut juga Sunda Besar (sundaland). Selain itu
ditemukan juga di wilayah Filipina. Di bagian semenanjung, hutan tropis meliputi
wilayah Malaysia, Kamboja, Laos, Vietnam, Myanmar dan Thailand. Sebagian kecil
lagi ditemukan di Cina bagian Selatan dan Taiwan. Kemudian terdapat juga Asia
Selatan, mulai dari Srilangka, India dan Pakistan.

Papua Nugini dan Australia

Blok hutan hujan tropis di Pulau Papua bisa dikatakan mempunyai karakteristik
flora fauna berbeda dengan blok Asia Tenggara. Pulau Papua terbagi ke dalam dua
wilayah negara berbeda, bagian barat masuk Indonesia, bagian timur masuk Papua
Nugini. Dalam konsentrasi yang kecil, terdapat juga hutan hujan tropis di bagian utara
Australia meliputi Cooktown dan Townsville yang memiliki karakteristik relatif sama
dengan hutan di Papua.

Madagaskar

Blok terakhit terdapat di Pulau Madagaskar. Sebenarnya iklim di Madagaskar


cenderung kering. Hutan hujan tropis hanya ditemukan di sebagian kecil wilayah pulau
ini, yakni di sisi timur membentang dari utara ke selatan sepanjang 120 km. Hutan
Madagaskar terkenal memiliki keunikan tersendiri, seperti pulau yang terisolasi dari
dunia, flora dan faunanya khas dan tidak ditemukan di tempat-tempat lain.

D. Keadaan hutan hujan tropis dunia

Saat ini, hutan hujan tropis meliputi 6% luas daratan bumi. Meski terbilang kecil,
hutan ini menyimpan lebih dari setengah jumlah spesies hewan dan tumbuhan yang ada di
dunia. Densitas keanekaragaman hayati hutan jenis ini sangat tinggi. Sebagai gambaran,
hutan hujan tropis di Amerika Selatan memiliki densitas keanekaragaman hayati 100-300
spesies setiap hektar. Sekitar 70% diantaranya berupa jenis-jenis tumbuhan.( J Terborgh.
1992.)
DAFTAR PUSTAKA

Arifin Arief. 2001. Hutan dan kehutanan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius,


Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara.
Irwanto, 2006. Keanekaragaman Fauna Pada Habitat mangrove. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius,
J Terborgh. 1992. Diversity and the Tropical Rain Forest. Scientific American Library, New
York
Longman, K.A. dan J. Jenik. 1987. Tropikal Forestand Its Environment. London: Longman
Group Limited.
Mabberley, D.J. 1983. Tropical Rain Forest Ecology. Blackie and Son Ltd. Glasgow.
Michael, G. 2001. Tropical rainforest
Richard T. Corlett, Richard B. Primack. 2011. Tropical Rain Forests: An Ecological and
Biogeographical Comparison. Willey-Blackwell, West Sussex

Anda mungkin juga menyukai