Offering H
Kelompok 6
Ainul Fitria Mahmudah 150342603333
Monica Feby Zelvia 150342604927
Rendhika Farah A.P 150342605471
Zauhara F.W 150342605971
A. Tujuan
1. Untuk mengetahui Angka Lempeng Total (ALT) koloni bakteri yang terdapat
dalam sampel bahan makanan padat
2. Untuk menentukan kualitas mikrobiologi sampel makanan yang deperiksa
berdasarkan ALT koloni bakteri
B. Dasar Teori
Hampir semua bahan pangan tercemar oleh berbagai mikroorganisme dari
lingkungan sekitarnya (yaitu udara, air, tanah, debu, kotoran, bahan organik yang
telah busuk). Populasi mikroorganisme yang berada pada suatu bahan pangan
umumnya bersifat sangat spesifik dan tergantung pada jenis bahan pangan dan
kondisi tertentu dari penyimpanannya (Buckle, 1987).
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroorganisme dalam
bahan pangan dapat bersifat fisik, kimia, atau biologis. Mossel (1971) telah
membagi faktor-faktor tersebut, yaitu:
1. Intrinsik, yaitu sifat-sifat dari bahan pangan itu sendiri.
2. Pengolahan, yaitu perubahan dari mikroflora awal sebagai dari cara
pengolahan bahan pengolahan.
3. Ekstrinsik, yaitu kondisi lingkungan dari penanganan dan penyimpanan
bahan pangan.
4. Implisit sifat-sifat organisme itu sendiri.
Standar plate Count (AngkaLempeng Total) adalah menentukan jumlah
bakteri dalam suatu sampel. Dalam test tersebut diketehui perkembangan
banyaknya bakteri dengan mengatur sampel, di mana total bakteri tergantung atas
formasi bakteri di dalam media tempat tumbuhnya dan masing-masing bakteri yang
dihasilkan akan membentuk koloni yang tunggal (Natsir, 2005).
Penetapan jumlah bakteri dapat dilakukan dengan menghitung jumlah sel
bakteri yang mampu membentuk koloni di dalam media biakan atau membentuk
suspensi dalam larutan biak (Schlegel dan Schmidt, 2000).
Dalam metode hitungan cawan, bahan yang dipergunakan diperkirakan
mengandung lebih dari 300 sel mikroba per ml atau per gram, memerlukan
pengenceran sebelum ditumbuhkan pada medium agar di cawan petri. Setelah
diinokulasi akan terbentuk koloni dicawan petri tersebut dalam jumlah yang dapat
dihitung, dimana jumlah yang terbaik adalah diantara 30-300 koloni. Pengenceran
biasanya dilakukan secara desimal yaitu 1:10, 1:100, 1:1000 dan seterusnya.
(Dwidjoseputro, 2005).
Metode lempeng total cawan (plate count) adalah metode yang paling umum
digunakan untuk menentukan jumlah mikroba yang masih hidup berdasarkan
jumlah koloni yang tumbuh. Teknik ini di awali dengan pengenceran sampel
dengan kelipatan 1: 10. Masing-masing suspensi pengenceran ditanam dengan
metode cawan tuang (pour plate) atau cawan sebar (spread plate). Bakteri akan
bereproduksi pada medium agar dan membentuk koloni setelah diinkubasi selama
15 18-24 jam. Metode ini dibantu dengan menggunakan alat, yaitu colony counter
(Berazandeh, 2008).
C. Alat dan Bahan
Alat: Bahan:
1. Laminar Air Flow (LAF) 1. Sampel jenang jagung 10gram
2. Lampu Spirtus 2. Medium lempeng Plate Count
3. Inkubator Agar (PCA) 6 buah
4. Piper Ukur 10ml, 1ml, 0,1ml 3. Larutan air pepton 0,1% 90 ml
5. Blender atau mortar dan pistle 4. Larutan air pepton 0,1% @9ml
6. Rak tabung reaksi sebanyak 5 tabung
7. Vortex 5. Alkohol 70%
8. Koloni Counter 6. Lisol
7. Sabun cuci
8. Korek api
9. Lap
D. Cara Kerja
1. Sampel Bahan Makanan Basah
2 10-2 101
3 10-3 96
4 10-4 95
5 10-5 39
6 10-6 6 TSUD
Ket : Pada jajanan jenang jagung berdasarkan SNI memiliki nilai ALT 1 x 104
koloni/gram.
Praktikum kali ini yaitu tentang uji kualitas mikrobiologi makanan
berdasarkan angka lempeng total koloni bakteri. Kelompok kami menggunakan
makanan basah yaitu jenang jagung. Sebelum dihitung koloni bakterinya, diberi
beberapa perlakuan yaitu menyiapkan 5 tabung reaksi yang masing-masing berisi
air pepton 0,1% sebanyak 5ml dan diberi label tingkat pengenceran 10-2 (tabung 1),
10-3 (tabung 2), 10-4 (tabung 3), 10-5 (tabung 4) dan 10-6 (tabung 5) dan juga
menyiapkan 5 cawan petri yang telah berisi medium ALT dan masing-masing diberi
label seperti pada tabung reaksi diatas. Jenang ditimbang sampai menunjukkan
angka 10gram. Setelah ditimbang dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer dan
ditambahkan air pepton 0,1% sebanyak 90 ml lalu dikocok, suspense ini termasuk
dalam tingkat pengenceran 10-1 Suspensi diambil sebanyak 1 ml menggunakan
pipet dan dipindahkan ke tabung 1 yaitu tingkat pengenceran 10-2 kemudian di
kocok, diambil lagi 1ml dan dipindahkan ke tabung 2 yaitu pengenceran 10-3
kemudian dikocok. Hal tersebut dilakukan sampai pada tabung ke 5 pada tingkat
pengenceran 10-6. Kemudian pada tabung ke 5 tingkat pengenceran 10-6 dilakukan
pengocokan, lalu diambil 1ml dan dipindahkan ke cawan petri ke 5 dengan tingkat
pengenceran 10-6, lalu tabung ke 4 tingkat pengenceran 10-5 juga dilakukan
pengocokan dan dipindahkan ke cawan petri ke 4 dengan tingkat pengenceran 10-5.
Hal tersebut dilakukan sampai cawan petri ke 1. Setelah itu diletakkan pada
incubator dan menunggu 2x24 jam.
Setelah esok harinya, dilakukan perhitungan menggunakan colony counter
dan didapatkan. Pada tingkat pengenceran 10-1 jumlah koloni sebanyak 384, pada
10-2 sebanyak 101, pada 10-3 sebanyak 96, pada 10-4 sebanyak 95, pada 10-5
sebanyak 39 dan pada 10-6 sebanyak 6. Karena jumlah koloni pada pengenceran 10-
1
melebihi >300 yaitu sebanyak 384 sehingga diberi keterangan TBUD (terlalu
banyak untuk dihitung) dan pada pengenceran 10-6 memiliki jumlah koloni <30
yaitu sebanyak 6 diberi keterangan TSUD (Terlalu sedikit untuk dihitung).
Dalam perhitungan jumlah koloni bakteri ini terdapat dua pengenceran yang
menghasilkan jumlah antara 30 dan 300 koloni, maka antara hasil tertinggi dan
terendah harus diketahui perbandingannya. Yaitu dengan menggunakan rumus :
ALT Koloni Bakteri =
1
jumlah koloni bakteri pada pengeceran terendah x x volume suspensi yang ditumbuhi
tingkat pengenceran
1
jumlah koloni bakteri pada pengeceran tertinggi x x volume suspensi yang ditumbuhi
tingkat pengenceran
1. Sampel bahan makanan padat yaitu jajanan jenang jagung memiliki nilai
Angka Lempeng Total (ALT) koloni bakteri sebesar 1 105 /.
2. Kualitas jajanan jenang jagung dengan ALT koloni bakteri 1 105 /
lebih besar dari standar ALT koloni bakteri untuk jenang jagung yaitu
1 104 / sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa jajanan jenang
jagung yang digunakan sebagai sampel berkualitas rendah atau buruk dan
tidak layak untuk dikonsumsi.
DAFTAR PUSTAKA
Allen MJ, Edberg SC, Reasoner DJ. 2004. Heterotrophic Plate Count Bacteria
What is Their Significance in Drinking Water. Journal Food Microbiol.
Vol.92(3): 265-274. doi:10.1016/j.ijfoodmicro.2003.08.010.
Astuti, D.P, l. Mardiah, R. R. Esyanti. 2008. The Effect of Tryptophane Feeding on
Growth Rate and Catharanthine production of Catharanthus roseus (L ) G.
Don Ceil Aggregate Culture. Proceedings lnternational Conference on
Mathematics and Natura Sclences (ICMNS). Bandung: p.373-378.
Badan POM RI. 2007. Keamanan Pangan. Buletin POM Vol. 12/ Tahun VI/ 2007
Jakarta.
Berazandeh, N. 2008. Microbiologi Titles. Jerman: Verlag Berlin Heidelberg
Media.
Buckle, K.A, R.A, Edwards, G.H, Fleet dan M, Wootton, 1987. Ilmu Pangan.
Diterjemahkan Oleh Hari Purnomo Dan Adiono. Jakarta : UIP.
Ditjen POM. 2000. Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat. Cetakan
Pertama. Jakarta: Departemen Kesehatan RI Dwidjoseputro. 2005. Dasar-
Dasar Mikrobiologi. Djambatan. Jakarta.
Jutono, dkk, 1973. Pedoman Praktikum mMikrobiologi Umum untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta : Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Martoyo, P. Y,. Ratih, D. H., dan Winiati, P. R. 2014. Kajian Standar Cemaran
Mikroba dalam Pangan di Indonesia. Jurnal Standardisasi. Vol. 16 (2). Hal
113 124. Institut Pertanian Bogor, Kampus IPB Darmaga.
Mossel, D.A.A. .1971. Physiological and Metabolic Attributes of Microbial
Groups Associated With Foods. Netherlands: CRC Critical Reviews in
Environmental Control.
Natsir. M , Sartini , Syaharuddin .K .2005. Analisis mikrobiologi farmasi.
Makassar: UNHAS
Schlegel, H.G. dan K. Schmidt. 2000. Mikrobiologi Umum. Yogyakarta: Gajah
Mada University Press.
.
.
Pastra, D. A., Melki, dan Heron, S. 2012. Penapisan Bakteri yang Bersimbiosis
dengan Spons Jenis Aplysina sp sebagai Penghasil Antibakteri dari Perairan
Pulau Tegal Lampung. Maspari Journal. Vol. 4(1). Hal : 77-82. Program
Studi Ilmu Kelautan, FMIPA, UNSRI.
Wasteson, Y, and Hornes, E. 2009. Pathogenic Escherichia Coli Found in Food.
International Journal Of Food Microbiology. Vol. 12. Hal: 103-114
Wibawa, A. 2008. Faktor Penentu Kontaminasi Bakteriologik pada Makanan
Jajanan di Sekolah Dasar. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 3,
No. 1 Hal:3-8.
Yamlean, P. V.Y., Niswah, P., dan Novel, K. 2013. Uji Efektivitas Salep Ekstrak
Daun Binahong (Anredera cordifolia (Ten.) Steenis) pada Kelinci
(Oryctolagus cuniculus) yang Terinfeksi Bakteri Staphylococcus aureus.
Jurnal Ilmiah Farmasi . Vol. 2 (1). ISSN 2302 2493. Program Studi
Farmasi, FMIPA UNSRAT Manado