Anda di halaman 1dari 7

Uji Mikrobiologis (Cawan Sebar)

1
Rumus : Jumlah sel per ml atau per gr = jumlah koloni per cawan x 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟

a. Sebelum Penyimpanan

Gambar. Biakan bakteri pada sampel sebelum penyimpanan


Diketahui :

Berat Sampel : 1.0209 gr

P3 = 3 koloni

P4 = 1 koloni

Tabel. Hasil Uji Mikrobiologi Sebelum di Simpan Selama 5 Hari


Jumlah
Sampel Metode Pengenceran Perhitungan Jumlah Sel/ml
Koloni
1
= 3 x 10−3

1:1.000 3 = 3 x 103 0,3 x 104


= 3.000
Bolu Cawan
Kukus Sebar 1
= 1 x 10−4
4
0,1 x 105
1:10.000 1 = 1 x 10
= 10.000
b. Sesudah Penyimpanan

Gambar Sesudah Penyimpanan


Diketahui :
Berat sampel : 1.0336 gr
P3 = 150 koloni
P4 = 51 koloni
Tabel Hasil Uji Mikrobiologi Sesudah di Simpan Selama 4 Hari
Jumlah Jumlah
Sampel Metode Pengenceran Perhitungan
Koloni Sel/ml
1
= 150 x 10−3
1:1.000 150 = 150 x 103 150 x 104

Bolu Cawan = 1.500.000


Kukus Sebar 1
= 51 x 10−4
1:10.000 51 = 51 x 104 5,1 x 105

= 510.000
Pembahasan Uji Mikrobiologi

Analisis kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan penting dilakukan untuk


mengetahui mutu bahan pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan
diterapkan pada bahan pangan tersebut. Beberapa cara dapat digunakan untuk
menghitung atau mengukur jumlah jasad renik di dalam suatu suspensi atau bahan yang
dapat dibedakan atas beberapa kelompok, yaitu berdasarkan perhitungan jumlah sel
yang terdiri atas hitungan mikroskopik, hitungan cawan, dan MPN (Most Probable
Number), (Buckle, 1987).

Metode yang dilakukan untuk menghitung suatu koloni pada sampel yaitu metode
hitungan cawan. Metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba
dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan
tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber
isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan
yang digunakan sekitar 1 ml suspensi ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan
menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media penyubur merupakan nutrisi
untuk makanan mikroba (Dwidjoseputro, 1989).

Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jumlah mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif
untuk menghitung jumlah mikroba (Fardiaz, 1992).

Pada Praktikum kali ini dalam uji mikrobiologi bolu kukus ini menggunakan uji
kuantitatif mikroorganisme dengan metode hitungan cawan yaitu metode cawan tuang
dan cawan sebar . Uji kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan bertujuan untuk
mengetahui mutu pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan dilakukan.
Dalam metode ini dilakukan pengenceran sampai 10-4 dan dilakukan duplo.
Pengenceran tersebut dilakukan supaya koloni yang tumbuh tidak terlalu banyak
sehingga dapat dihitung. Sedangkan media yang digunakan untuk metode cawan tuang
adalah PCA.

Pertama yang dilakukan adalah pengenceran sampel sebanyak 4 kali dengan


perbandingan 1 : 10. Pengenceran dilakukan dengan memindahkan sampel
menggunakan volume pipet yang ujungnya diberi penyumbat kapas sebanyak 1 ml
kedalam tabung reaksi yang berisi aquades steril sebanyak 9 ml. Dilakukan 4 kali

pengenceran yaitu 10-1, 10-2, 10-3 dan 10-4.

Pentingnya melakukan pengenceran pada metode plating adalah untuk


mengantisipasi munculnya TNTC / TBUD dan TFTC. Karena apabila pengenceran
yang di lakukan terlalu tinggi, maka koloni yang terbentuk hanya sedikit. Sedangkan
apabila pengenceran kita di lakukan terlalu rendah, maka kecenderungan menghasilkan
TNTC / TBUD akan lebih besar. Koloni yang terbentuk cenderung tumbuh bertumpuk-
tumpuk juga sampai tak bisa dihitung (Hadiutomo, 1990).

TNTC adalah singkatan dari Too Numerous Too Count, sedangkan TBUD adalah
singkatan dari Tidak Bisa Untuk Dihitung. Ini adalah kondisi dimana koloni yang
terbentuk pada media terlalu banyak sampai tidak memungkinkan untuk dihitung,
jumlah koloni telah melewati batas penghitungan 30 300. Hal ini dapat terjadi karena
faktor pengencerannya masih rendah sehingga konsentrasi bakteri di dalam suspensi
masih banyak. Bisa juga karena penyebaran yang kurang merata sehingga membuat
bakteri tumbuh secara bertumpuk dan susah dihitung. Hal ini dapat diatasi dengan
membuat pengenceran yang lebih tinggi lagi dan lebih memperhatikan homogenisasi di
setiap penginokulasian. Namun hal ini bisa juga terjadi karena adanya kontaminan yang
masuk ke dalam media dan ikut berproses (Barazandeh, 2008).

Kelemahan metode pengenceran adalah keselektifan hasil perhitungan yang


kadang menjadi bias. Kondisi pertumbuhan kontaminan, termasuk komposisi media
yang digunakan, waktu inkubasi, suhu dan pH sangat menentukan bakteri yang dapat
tumbuh dari seluruh populasi yang ada (Harmita, 2008).

Pada saat pemindahan sampel, dilakukan di dekat api supaya steril dari
kontaminan. Sterilisasi yaitu proses mematikan semua mikroorganisme dengan
pemanasan, dengan tujuan untuk membebaskan bahan dari semua mikroba perusak
(Anton, 2003). Kemudian sampel yang sudah diencerkan dimasukan kedalam cawan

petri sesuai dengan pengencerannya yaitu 10-1, 10-2, 10-3 dan 10-4 sebanyak 1 ml.

Setelah larutan sampel berada pada cwan petri, kemudian sampel di campur dengan
media agar, lalu di homogenkan supaya bakteri tersebar pada cawan petri secara merata.

Setelah itu di inkubasi selama 24 jam dengan suhu kamar sekitar 35 – 37o C.
Suhu yang di gunakan pada saat inkubasi adalah suhu kamar sekitar 35 – 37o C

karena suhu inkubasi tersebut sudah sangat sesuai dan dapat mendukung pertumbuhan
mikroba dengan sangat baik. Suhu tersebut sangat disukai mikroba, oleh karena itu
mereka jadi lebih cepat tumbuh dan berkembang biak. Apabila suhu tersebut dinaikkan,
maka mikroba tersebut bisa mati atau terdenaturasi kecuali mikroba yang memang
bersifat thermophilik. Dan apabila suhu tersebut diturunkan, mikroba tersebut juga akan
mati karena tak tahan suhu dingin dan akan rusak karena enzimnya telah inaktif
(Pelczar, 2006).

Hasil perhitungan koloni pada metode cawan tuang sebelum penyimpanan selama
5 hari didalam lemari es untuk pengenceran 10-3 hasil yang pertama adaalah 3.000
koloni, dan untuk pengenceran 10-4 adalah 10.000 koloni. Sedangkan hasil perhitungan
pada saat setelah penyimpanan (inkubasi) selama 5 hari hasil yang terdapat pada cawan
pertama pengenceran 10-3 ada 1.500.000 koloni untuk pengenceran 10-4 adalah
510.000 koloni. Menurut Fardiaz (1992), hal tersebut menunjukkan bahwa pengenceran
yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang
terendah yang dihitung.

Menurut SNI 1995 angka lempeng total maksimal 104 koloni per ml. Jadi, total
mikroba pada bolu kukus dalam uji ini adalah melebihi dari angka lempeng total
bingka kentang menurut SNI, hal ini disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya
yaitu suhu dan lama waktu penyimpanan.

Dalam uji mikrobiologi untuk pengawasan mutu pangan ini dilaksanakan uji
sebelum dan sesudah penyimpanan. Namun karena keterbatasan laboratorium, uji
produk sebelum penyimpanan tidak dapat dilaksanakan secara langsung setelah produk
selesai, jadi bolu kukus didiamkan beberapa jam terlebih dahulu diruangan terbuka
sebelum dilakukan uji mikrobiologi sebelum penyimpanan. Dan oleh karena proses
penyimpanan tersebut maka terdapat pertumbuhan mikroorganisme di dalam bolu
kukus karena semakin lama pangan disimpan maka pertumbuhan mikroorganisme akan
semakin meningkat.
Anton, W. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Brawijaya
Barazandeh, N. 2008.Microbiology Titles . Jerman : Springer-Verlag
Berlin Heidelberg Media.

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatani.


Dwidjoseputro. 1989. Dasar-dasar Mikrobiologi. Malang : Djambatan.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Bogor : Institut Pertanian Bogor
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan PAU Pangan dan Gizi.
Harmita. 2008. Analisis Hayati. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC:Jakarta.

Harley dan Presscot. 2002. Laboratory Exercise in Microbiology. USA:


McGraw-Hill Publisher.

Pleczar, M.J.2006. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta : UI-Press.

Anda mungkin juga menyukai