1
Rumus : Jumlah sel per ml atau per gr = jumlah koloni per cawan x 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑃𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟
a. Sebelum Penyimpanan
P3 = 3 koloni
P4 = 1 koloni
= 510.000
Pembahasan Uji Mikrobiologi
Metode yang dilakukan untuk menghitung suatu koloni pada sampel yaitu metode
hitungan cawan. Metode ini merupakan analisis untuk menguji cemaran mikroba
dengan menggunakan metode pengenceran dan metode cawan tuang. Metode cawan
tuang adalah metode per plate. Metode ini dilakukan dengan mengencerkan sumber
isolate yang telah diketahui beratnya ke dalam 9 ml larutan garam fisiologis, larutan
yang digunakan sekitar 1 ml suspensi ke dalam cawan petri steril, dilanjutkan dengan
menuangkan media penyubur (nutrient agar), NA / media penyubur merupakan nutrisi
untuk makanan mikroba (Dwidjoseputro, 1989).
Prinsip dari metode hitungan cawan adalah jumlah mikroba yang masih hidup
ditumbuhkan pada medium agar, mikroba tersebut akan berkembang biak dan
membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dihitung dengan mata tanpa
menggunakan mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara yang paling sensitif
untuk menghitung jumlah mikroba (Fardiaz, 1992).
Pada Praktikum kali ini dalam uji mikrobiologi bolu kukus ini menggunakan uji
kuantitatif mikroorganisme dengan metode hitungan cawan yaitu metode cawan tuang
dan cawan sebar . Uji kuantitatif mikrobiologi pada bahan pangan bertujuan untuk
mengetahui mutu pangan dan menghitung proses pengawetan yang akan dilakukan.
Dalam metode ini dilakukan pengenceran sampai 10-4 dan dilakukan duplo.
Pengenceran tersebut dilakukan supaya koloni yang tumbuh tidak terlalu banyak
sehingga dapat dihitung. Sedangkan media yang digunakan untuk metode cawan tuang
adalah PCA.
TNTC adalah singkatan dari Too Numerous Too Count, sedangkan TBUD adalah
singkatan dari Tidak Bisa Untuk Dihitung. Ini adalah kondisi dimana koloni yang
terbentuk pada media terlalu banyak sampai tidak memungkinkan untuk dihitung,
jumlah koloni telah melewati batas penghitungan 30 300. Hal ini dapat terjadi karena
faktor pengencerannya masih rendah sehingga konsentrasi bakteri di dalam suspensi
masih banyak. Bisa juga karena penyebaran yang kurang merata sehingga membuat
bakteri tumbuh secara bertumpuk dan susah dihitung. Hal ini dapat diatasi dengan
membuat pengenceran yang lebih tinggi lagi dan lebih memperhatikan homogenisasi di
setiap penginokulasian. Namun hal ini bisa juga terjadi karena adanya kontaminan yang
masuk ke dalam media dan ikut berproses (Barazandeh, 2008).
Pada saat pemindahan sampel, dilakukan di dekat api supaya steril dari
kontaminan. Sterilisasi yaitu proses mematikan semua mikroorganisme dengan
pemanasan, dengan tujuan untuk membebaskan bahan dari semua mikroba perusak
(Anton, 2003). Kemudian sampel yang sudah diencerkan dimasukan kedalam cawan
petri sesuai dengan pengencerannya yaitu 10-1, 10-2, 10-3 dan 10-4 sebanyak 1 ml.
Setelah larutan sampel berada pada cwan petri, kemudian sampel di campur dengan
media agar, lalu di homogenkan supaya bakteri tersebar pada cawan petri secara merata.
Setelah itu di inkubasi selama 24 jam dengan suhu kamar sekitar 35 – 37o C.
Suhu yang di gunakan pada saat inkubasi adalah suhu kamar sekitar 35 – 37o C
karena suhu inkubasi tersebut sudah sangat sesuai dan dapat mendukung pertumbuhan
mikroba dengan sangat baik. Suhu tersebut sangat disukai mikroba, oleh karena itu
mereka jadi lebih cepat tumbuh dan berkembang biak. Apabila suhu tersebut dinaikkan,
maka mikroba tersebut bisa mati atau terdenaturasi kecuali mikroba yang memang
bersifat thermophilik. Dan apabila suhu tersebut diturunkan, mikroba tersebut juga akan
mati karena tak tahan suhu dingin dan akan rusak karena enzimnya telah inaktif
(Pelczar, 2006).
Hasil perhitungan koloni pada metode cawan tuang sebelum penyimpanan selama
5 hari didalam lemari es untuk pengenceran 10-3 hasil yang pertama adaalah 3.000
koloni, dan untuk pengenceran 10-4 adalah 10.000 koloni. Sedangkan hasil perhitungan
pada saat setelah penyimpanan (inkubasi) selama 5 hari hasil yang terdapat pada cawan
pertama pengenceran 10-3 ada 1.500.000 koloni untuk pengenceran 10-4 adalah
510.000 koloni. Menurut Fardiaz (1992), hal tersebut menunjukkan bahwa pengenceran
yang dilakukan terlalu tinggi. Oleh karena itu, jumlah koloni pada pengenceran yang
terendah yang dihitung.
Menurut SNI 1995 angka lempeng total maksimal 104 koloni per ml. Jadi, total
mikroba pada bolu kukus dalam uji ini adalah melebihi dari angka lempeng total
bingka kentang menurut SNI, hal ini disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya
yaitu suhu dan lama waktu penyimpanan.
Dalam uji mikrobiologi untuk pengawasan mutu pangan ini dilaksanakan uji
sebelum dan sesudah penyimpanan. Namun karena keterbatasan laboratorium, uji
produk sebelum penyimpanan tidak dapat dilaksanakan secara langsung setelah produk
selesai, jadi bolu kukus didiamkan beberapa jam terlebih dahulu diruangan terbuka
sebelum dilakukan uji mikrobiologi sebelum penyimpanan. Dan oleh karena proses
penyimpanan tersebut maka terdapat pertumbuhan mikroorganisme di dalam bolu
kukus karena semakin lama pangan disimpan maka pertumbuhan mikroorganisme akan
semakin meningkat.
Anton, W. 2008. Mikrobiologi Umum. Malang : Universitas Brawijaya
Barazandeh, N. 2008.Microbiology Titles . Jerman : Springer-Verlag
Berlin Heidelberg Media.