Anda di halaman 1dari 20

KELOMPOK 2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada zaman modern seperti sekarang ini kebanyakan orang menganggap bahwa
ilmu ekonomi adalah ilmu yang hanya dimulai dan diakhiri dengan hukum permintaan
dan penawaran.Tentu saja anggapan ini terlalu mengandalkan ilmu ekonomi sebagai ilmu
yang sangat sederhana. Akan tetapi hukum yang dikenal dengan hukum penawaran dan
permintaan memang merupakan bagian yang terpenting dalam pemahaman kita mengenai
pasar. Apabila kita membicarakan pasar tentunya tidak luput dari perdagangan.
Perdangan yang paling sering terjadi adalah perdangan di pasar. Di dalam perekonomian
pasar tentunya ada yang disebut permintaan dan penawaran.
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang
saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas
(jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga
dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.Permintaan adalah jumlah barang
yang diminta pada jumlah dalam waktu tertentu,sedangkan penawaran adalah jumlah
barang atau jasa yang tersedia dan dapat ditawarkan oleh produsen kepada konsumen
pada setiap tingkat harga selama periode waktu tertentu. Dari sini kita sudah melihat
bahwa permintaan dan penawaran memiliki hubungan yang erat satu sama lain untuk
mendukung perdagangan. Pertama kita perlu mengetahui apa faktor saja yang
mempengaruhi permintaan dan penawaran, berikutnya kita dapat melihat bagaimana
permintaan dan penawaran membentuk harga pasar.
Selain itu, salah satu pokok bahasan yang paling penting dari aplikasi ekonomi
adalah elastisitas. Pemahaman elastisitas dari permintaan dan penawaran yakni apa yang
akan terjadi terhadap permintaan dan penawaran jika ada perubahan harga, seperti apa
bentuk kurva dari masing masing elastisitas, dan seberapa besar pengaruhnya. Dengan
adanya pemahaman elastisitas tersebut kita dapat mengukur sejauh mana pembeli dan
penjual bereaksi terhadap perubahan kondisi yang ada. Kondisi yang dimaksud berkaitan
dengan perubahan harga atau dengan kata lain, elastisitas merupakan derajat kepekaan
permintaan dan penawaran terhadap perubahan harga.
Dalam analisis ekonomi secara teori maupun dalam praktek sehari-hari sangat
berguna untuk mengetahui sampai sejauh mana responsifnya permintaan terhadap
perubahan harga. Apabila perubahan harga yang kecil menimbulkan perubahan yang
besar terhadap jumlah barang yang diminta maka dikatakan permintaan barang tersebut
bersifat sangat responsif terhadap perubahan harga, atau permintaannya adalah elastis.
Sebaliknya, apabila perubahan harga relatif besar tetapi permintaannya tidak banyak
berubah maka dikatakanlah bahwa permintaannya tidak elastis. Untuk itu, makalah ini
akan membahas mengenai analisis permintaan dan penawaran, dan elastisitas harga.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Analisis Permintaan, Analisis Penawaran, Elastisitas?
2. Apa itu Teori, Hukum, Penentuan, Fungsi, Kurva dari Analisis Permintaan dan
Analisis Penawaran?
3. Apa saja jenis-jenis Elastisitas permintaan?
4. Bagaimana faktor yang menentukan Elastisitas permintaan?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian Analisis Permintaan, Analisis Penawaran, dan Elastisitas.
2. Mengetahui Teori, Hukum, Penentuan, Fungsi, Kurva dari Analisis Permintaan dan
Analisis Penawaran?
3. Mengetahui jenis-jenis Elastisitas permintaan.
4. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan Elastisitas permintaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Analisis Permintaan
1. Teori Permintaan (Demand)
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah
permintaan dan harga. Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat
dibuat grafik kurva permintaan.
2. Hukum permintaan ( The Law of demand)
Pada hakikatnya makin rendah harga suatu barang maka makin banyak
permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang
maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.Dari Hypotesa di atas dapat
disimpulkan, bahwa:
1) Apabila harga suatu barang naik, maka pembeli akan mencari barang lain yang
dapat digunakan sebagai pengganti barang tersebut, dan sebaliknya apabila
barang tersebut turun, konsumen akan menambah pembelian terhadap barang
tersebut.
2) Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumsn berkurang, sehingga
memaksa konsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang akan naik
harganya.
3) Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil konsumen berkurang, sehingga
memaksakonsumen mengurangi pembelian, terutama barang yang akan naik
harganya.
3. Penentuan Permintaan
Menurut Rahardja dan Manurung (2008), beberapa faktor yang mempengaruhi
permintaan barang yaitu:
1) Harga barang itu sendiri
Sifat hubungan antara permintaan dan harga dijelaskan dalam hukum permintaan.
Hipotesis hukum permintaan menyatakan bahwa semakin rendah harga suatu
komoditas maka semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang diminta,
sebaliknya semakin tinggi harga suatu komoditas semakin sedikit komoditas
tersebut diminta.
Menurut Sugiarto (2007), hipotesis tersebut didasarkan atas asumsi:
a) Bila harga suatu komoditas turun, maka pembelian terhadap komoditas lain
yang terkait akan menurun dan menambah pembelian terhadap komoditas
yang mengalami penurunan harga tersebut. Penurunan harga suatu komoditas
menyebabkan pendapatan riil parapembeli meningkat, sehingga mendorong
untuk meningkatkan pembelian.
b) Bila harga suatu komoditas naik, maka pembeli akan mencari komoditas lain
yang dapat digunakan sebagai pengganti atas komoditas yang mengalami
kenaikan harga. Kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil pembeli
berkurang, sehingga mendorong pembeli mengurangi pembeliannya.
2) Harga barang lain
Hubungan suatu barang dengan barang lain dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
golongan:
a. Barang pengganti / barang subsidi, yaitu apabila suatu barang
dapatmenggantikan fungsi barang lain.Contoh : Minyak tanah dan gas.
Harga barang subsidi dapat mempengaruhi permintaanterhadap barang yang
digantikannya.
b. Barang pelengkap / Complementer, yaitu apabila suatu barang selalu
digunakan secarabersama.Contoh : gula dan kopi
c. Barang yang tidak saling berhubungan. Contoh: kapal terbang dengan sandal
jepit
3) Pendapatan Konsumen
Pendapatan konsumen yaitu berhubungan pendapatan konsumen akan
menimbulkan perubahan permintaan terhadap berbagai jenis barang.
Jenis barang dapat dibedakan menjadi 2 (Dua) macam, yaitu :
a. Barang normal, yaitu barang yang permintaannya akan meningkatapabila
pendapatankonsumen naik, seperti barang mewah / barang lux, barang
kebutuhan sehari-hari
b. Barang inferior / barang bermutu rendah, yaitu barang yang diminta
konsumen berpenghasilan rendah, apabila pendapatan konsumen tersebut naik
maka permintaan terhadap barang inferior akan menurun.
4) Corak distribusi pendapatan
Jika Pemerintah menaikan pajak pada orang kaya, untuk menaikan pendapatan
yang berpenghasilan rendah, maka corak permintaan barang berubah.
5) Cita rasa masyarakat / selera
Perubahan cita rasa masyarakat akan merubah permintaan terhadap suatu barang
6) Jumlah Penduduk
Pertambahan penduduk akan diakui oleh adanya kesempatan kerja. Dengan
demikian akan merubah daya beli masyarakat, selanjutnya akan menambah
permintaan berbagai barang.
7) Prediksi masa yang akan datang
Jika konsumen memprediksi akan adanya kenaikan harga suatu barang dimasa
yang akan datang, maka permintaan terhadap barang tersebut meningkat.
4. Fungsi Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan :
‘’Makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang
tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan
terhadap barang tersebut’. Secara sistematis fungsi permintaan adalah :
Dx,t : jumlah barang yang x dibeli pada periode t
Dx,t : Harga barang x pada periode t
Yt : Pendapatan konsumen pada periode t
PR,t : Harga barang terkait periode t
Pex,t+ : Harapan akan gerakan harga barang x pada periode t+i
S : Selera konsumen
Fungsi permintaan adalah daftar harga dan barang yang mau dan dapat dibeli
oleh konsumen pada periode tertentu. Makin rendahnya harga makin banyak yang
mau dibeli.
5. Kurva Permintaan
Kurva Permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan berbagai jumlah
barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga. Kurva ini
akan menghubungkan titik-titik koordinat pada sumbu harga (sumbu Y) dengan
sumbu jumlah barang (sumbu X).
Dalam teori permintaan, dikenal dengan adanya istilah kurva
permintaan.Pengertian kurva permintaan adalah kurva yang menunjukkan hubungan
antara harga dan jumlah barang yang diminta. Kurva permintaan dapat dilihat pada
gambar dibawah ini:

Kurva permintaan akan bergeser ke kanan atau ke kiri kalau terdapat


perubahan-perubahan atas permintaan yg ditimbulkan oleh factor--faktor bukan harga.

B. Analisis Penawaran
1. Teori Penawaran
Teori penawaran menerangkan sifat para penjual dalam menawarkan komoditas
yang akan dijualnya (Sugiarto 2007). Pernyataan yang menjelaskan sifat hubungan
antara harga suatu komoditas dan jumlah komoditas tersebut yang ditawarkan oleh
produsen dikenal dengan hukum penawaran. Pada umumnya semakin tinggi harga
suatu komoditas, semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang akan ditawarkan
oleh penjual. Sebaliknya makin rendah harga suatu komoditas makin sedikit jumlah
yang ditawarkan oleh penjual.
2. Hukum Penawaran
Hukum penawaran adalah suatu pernyataan yang menjelaskan tentang sifat
hubungan antara harga suatu barang dan jumlah barang tersebut ditawarkan pada
penjual. Hukum penawaran pada dasarnya menyatakan bahwa semakin tinggi harga
suatu barang, semakin banyak jumlah barang tersebut akan ditawarkan oleh para
penjual. Sebaliknya semakin rendah harga suatu barang semakin sedikit jumlah
barang tersebut yang ditawarkan.
3. Penentuan Penawaran
1) Harga barang itu sendiri
Sifat hubungan antara harga suatu komoditas dan jumlah penawaran komoditas
tersebut dikenal dengan hukum penawaran. Pada umumnya semakin tinggi harga
suatu komoditas semakin banyak jumlah komoditas tersebut yang akan
ditawarkan oleh penjual.
2) Harga barang lain
Barang subtitusi maupun complementer akan mempengaruhi suatu barang yang
dibutuhkan masyarakat. Jika harga barang import naik masyarakat cenderung
untuk membeli barang buatan dalam negeri. sehingga mendorong produsen dalam
negeri untuk menambah produksinya, maka penawaran harga tersebut meningkat.
3) Biaya produksi
Jika biaya untuk memperoleh faktor produksi tinggi, maka perusahaan akan rugi,
bahkanakan menutup perusahaannya, sehingga barang yang diproduksinya akan
menurun.
4) Tujuan Produksi
Setiap perusahaan mempunyai tujuan memaksimumkan keuntungan, sehingga
perusahaan menggunakan kapasitas produksinya secara maksimal, tetapi
menggunakan pada tingkat kapasitas yang memaksimumkan keuntungan sehingga
penawaran akan kecil.
5) Tingkat Teknologi
Kemajuan teknologi akan mengakibatkan:
 Produksi akan bertambah cepat
 Biaya produksi semakin rendah, keuntungan akan bertambah. Dengan
demikian kemajuan teknologi cenderung menaikan penawaran.
4. Fungsi Penawaran
Fungsi penawaran adalah persamaan yang menunjukkan hubungan antara jumlah
barang yang ditawarkan dengan semua faktor-faktor yang mempengaruhinya. Seperti
halnya pada permintaan maka penawaran pun dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara
sistematis ditunjukkan oeh persamaan berikut ini.
Di mana :
QsA = jumlah barang A yang ditawarkan
PA = harga barang A
PS/K = harga barang lain yang berkaitan,
Pi = harga barang input
T = teknologi
Fungsi penawaran dapat juga diartikan sebagai fungsi yang mencerminkan
hubungan antara variabel harga suatu barang (P : Price) dengan variabel jumlah
barang yang ditawarkan (Qs : Quantitif supply).
Fungsi ini mencerminkan prilaku produsen di pasar dimana sifat yang berlaku
yaitu bahwa jika harga barang mengalami peningkatan, maka jumlah barang yang
ditawarkan akan mengalami peningkatan, begitu juga sebaliknya.
5. Kurva Penawaran
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga
barang dengan jumlah barang yang ditawarkan.

Sama halnya pada pergeseran kurva permintaan, kurva penawaran juga dapat
mengalami pergeseran karena adanya perubahan faktor-faktor yang memengaruhi
penawaran selain faktor harga.Bergesernya kurva penawaran ditandai dengan
bergeraknya kurva ke kanan atau ke kiri.Kurva penawaran bergeser ke kiri, artinya
jumlah penawarannya mengalami kenaikan.Namun, ketika kurva penawaran barang
bergeser ke kiri, berarti terjadi penurunan penawaran barang.

C. Elastisitas
1. Pengertian Elastisitas Permintaan

Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang menunjukkan


sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan permintaan.
Ketika harga sebuah barang turun, jumlah permintaan terhadap barang tersebut
biasanya naik sedangkan semakin rendah harganya, semakin banyak benda itu dibeli.
Elastisitas permintaan ditunjukan dengan rasio persen perubahan jumlah permintaan
dan persen perubahan harga. Ketika elastisitas permintaan suatu barang menunjukkan
nilai lebih dari 1, maka permintaan terhadap barang tersebut dikatakan elastis di mana
besarnya jumlah barang yang diminta sangat dipengaruhi oleh besar-kecilnya harga.
Sementara itu, barang dengan nilai elastisitas kurang dari 1 disebut
barang inelastis, yang berarti pengaruh besar-kecilnya harga terhadap jumlah-
permintaan tidak terlalu besar. Sebagai contoh, jika harga sepeda motor turun 10%
dan jumlah permintaan atas sepeda motor itu naik 20%, maka nilai elastisitas
permintaannya adalah 2; dan barang tersebut dikelompokan sebagai barang elastis
karena nilai elastisitasnya lebih dari 1. Perhatikan bahwa penurunan harga sebesar 1%
menyebabkan peningkatan jumlah permintaan sebesar 2%, dengan demikian dapat
dikatakan bahwa jumlah permintaan atas sepeda motor sangat dipengaruhi oleh
besarnya harga yang ditawarkan.
2. Jenis-Jenis Elastisitas Permintaan

1) Elastisitas Harga (Price Elasticity Of Demand)


Elastisitas harga permintaan mengukur seberapa banyak permintaan
barang dan jasa (konsumsi) berubah ketika harganya berubah. Elastisitas
permintaan ditunjukkan dalam bentuk prosentase perubahan atas kuantitas yang
diminta sebagai akibat dari satu persen perubahan harga.
Ep = Persentase perubahan jumlah barang yang diminta
Persentase perubahan harga

Ep = P/Q . ΔQ/ΔP
Angka elastisitas harga bernilai negatif. Ep=2 mempunyai arti bila harga
barang naik 1%, permintaan terhadap barang itu turun 2%, ceteris paribus. Begitu
juga sebaliknya, semakin besar nilai negatifnya semakin elastis permintaannya,
sebab perubahan permintaan jauh lebih besar dibanding perubahan harga. Angka
Ep dapat disebut dalam nilai absolute. Ep=2 artinya sama dengan Ep=-2.
a. Angka Elastisitas Harga
a) Elastis (Ed > 1)
Permintaan terhadap suatu barang dikatakan elastis bila perubahan
harga suatu barang menyebabkan perubahan permintaan yang besar.
Misalnya, bila harga turun 10% menyebabkan permintaan naik
20%. Contoh : barang mewah seperti mobil.
Grafiknya adalah:

Ciri- ciri permintaan elastis selain penghitungannya yang lebih dari


1, yaitu grafiknya landai seperti di atas. Pada grafik di atas sudah terlihat
jelas bahwa penurunan harga sedikit saja (dari P1 ke P2) berakibat
pertambahan permintaan yang begitu besar (dari Q1 ke Q2). Bila dibuat
dalam bentuk persentase, maka persentasi perubahan Q jauh lebih besar
dari persentase perubahan P.
Contoh kasus:
Diketahui bahwa harga barang X berubah dari Rp 100.000 menjadi Rp
150.000. Perubahan harga tersebut menyebabkan perubahan jumlah
barang yang diminta dari 200 menjadi 50. Berapakah elastisitasnya?
Jawab:
Ed = 1,5 (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak
berpengaruh)
b) Inelastis (Ed < 1)
Perubahan permintaan lebih kecil daripada perubahan harga.
Apabila harga naik 10% menyebabkan permintaan barang turun sebesar
misalnya 6%. Contoh : perubahan harga beras tidak berpengaruh besar
terhadap perubahan permintaan terhadap beras.
Grafiknya adalah sebagai berikut:
Lihat grafik di atas. Penurunan harga dari P1 ke P2 tak terlalu
membawa dampak terhadap perubahan Q yaitu dari Q1 ke Q2. Persentase
perubahan kuantitas barang yang diminta tidak sebesar persentase
perubahan harga.
lihatlah contoh di bawah ini:
Contoh kasus:
Diketahui harga barang X naik dari Rp 250.000 menjadi Rp 300.000.
Karena perubahan tersebut, jumlah barang yang diminta pun juga berubah
yaitu dari 50 ke 45. Berapakah elastisitasnya?
Jawab:
Ed = 0,…… (memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak
berpengaruh)
c) Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga)
Berapapun jumlah barang yang diminta, harganya tetap. Elastisitas
jenis ini hanya sebatas teori karena pada kenyataannya tidak ada harga
yang tetap saat permintaan berfluktuasi. Harga pasti berubah saat
permintaan berfluktuasi walau hanya sedikit.
Grafiknya adalah sebagai berikut:

d) Inelastis Sempurna (Ed = 0)


Berapapun harga yang ada di pasaran, jumlah barang yang diminta
cenderung tetap. Hampir sama seperti inelastis, biasanya inelastis
sempurna berlaku untuk barang- barang komoditi internasional yang
harganya sudah ditentukan secara internasional. Kopi, adalah salah satu
contohnya. Berikut ini grafiknya.

e) Unitary Elastis (Ed = 1)


Jenis elastisitas yang terakhir adalah elastisitas uniter. Persentasi
perubahan harga sama dengan persentasi perubahan permintaan. Biasanya,
elastisitas jenis ini terjadi pada barang- barang sekunder. Lihat grafiknya
di bawah ini:

Lihat grafik di atas. Perubahan harga dari P1 ke P2 besarnya sama


dengan perubahan permintaan dari Q1 ke Q2.
Contoh Soal:
Barang X mengalami perubahan harga dari Rp 100.000 ke Rp 50.000.
Karena perubahan harga tersebut, jumlah permintaan pun mengalami
perubahan yaitu dari 100 ke 150. Berapakah elastisitasnya?
Jawab:
Ed = 1 memakai nilai mutlak sehingga tanda plus minus tak berpengaruh)
Secara grafis tingkat elastisitas harga terlihat dari slope (kemiringan)
kurva permintaan. Bila kurva permintaan tegak lurus, permintaan inelastic
sempurna (perfect inelastic), perubahan harga, tidak memengaruhi jumlah
barang yang diminta. Bila kurva sejajar sumbu datar, permintaan elastic tak
terhingga (perfect elastic), perubahan harga sedikit saja, menyebabkan
perubahan jumlah barang yang diminta tak terhingga besarnya. Permintaan
dikatakan elastis unitari (unitary elastic), bila slope kurvanya minus satu
(kurvanya membentuk sudut 45°). Dapat disimpulkan, semakin datar kurva
permintaan, makin elastis permintaan suatu barang.
b. Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur
Elastissitas titik (point elasticity) mengukur tingkat elastisitas pada
titik tertentu. Konsep elastisitas ini digunakan bila perubahan harga yang
terjadi sedemikian kecilnya sehingga mendekati nol. Tetapi konsep ini kurang
akurat bila perubahan harga yang terjadi relatif besar. Dalam kasus ini, lebih
tepat bila diukur dengan elastisitas busur (arch elasticity), yang mengukur
elastisitas permintaan antara dua titik.
Elastisitas busur (arc elasticity) adalah elastisitas yang diperoleh
dengan menghitung titik tengah atau rata-rata harga dan kuantitas.
Rumus Elastisitas Busur :
∆Q ½ (P1 + P2)
Ed = ——- X ——————-
∆P ½ (Q1 + Q2)
2) Elastisitas Silang (Cross Elasticity)

Elastisitas silang digunakan untuk mengukur besarnya kepekaan permintaan suatu


barang jika harga barang lain yang berubah, yaitu harga barang yang ada
kaitannya dengan barang tersebut yang berupa barang komplementer dan dapat
berupa barang subtitusi.

Terdapat tiga macam respons perubahan permintaan suatu barang (misal barang
A) karena perubahan harga barang lain (barang B), yaitu:
1. Elastisitas silang positif.
Peningkatan harga barang A menyebabkan peningkatan jumlah permintaan
barang B. Sebagai contoh, peningkatan harga kopi meningkatkan permintaan
terhadap teh. Kopi dan teh merupakan dua barang yang dapat saling
menggantikan (barang substitutif).
2. Elastisitas silang negatif.
Peningkatan harga barang A mengakibatkan turunnya permintaan barang B.
Sebagai contoh, peningkatan harga bensin mengakibatkan penurunan permintaan
terhadap kendaraan bermotor. Kedua barang tersebut bersifat komplementer
(pelengkap).
3. Elastisitas silang nol.
Peningkatan harga barang A tidak akan mengakibatkan perubahan permintaan
barang B. Dalam kaus semacam ini, kedua macam barang tidak saling berkaitan.
Sebagai contoh, kenaikan harga kopi tidak akan berpengaruh terhadap permintaan
kendaraan bermotor.

Rumus:

Contoh:
Variasi harga dan jumlah barang yang diminta berupa gula pasir, gula jawa dan
gula batu untuk semester I dan II periode tahun tertentu berdasarkan laporan
penjual eceran sebagai berikut:

Hitunglah tingkat elastisitas silang antara gula pasir dan gula jawa !

Jawab:
3.Elastisitas Pendapatan

Elastisitas pendapatan (Ꜫ y) adalah persentase perubahan kuantitas


barang yang diminta akibat terjadinya perubahan pendapatan.

ΔQ 𝑌
Ꜫ y = Δ𝑌 𝑥 Q

Ꜫ y, positif termasuk barang normal/superior, artinya jika pedapatan


naik menyebabkan kenaikan jumlah yang diminta Ꜫ y negative termasuk
barang interior atau given, artinya jika pendapatan naik menyebabkan
penurunan jumlah yang diminta. Ꜫ y < 1 barang kebutuhan pokok, artinya
perubahan pendapatan tidak menyebabkan perubahan permintaan sebesar
perubahan pendapatannya. Apabila Ꜫ y > 1 termasuk barang mewah,
artinya perubahan permintaan lebih besar daripada perubahan pendapatan.
Contoh:
Pada saat pendapatan perbulannya sebesar Rp 1.000.000, Anton membeli
sate sebanyak 4 kali sebulan. Tahun berikutnya ada kenaikan pendapatan
perbulan menjadi Rp 1.500.000 dan Anton membeli sate sebanyak 10 kali
sebulan. Berapakah elastisitas pendapatannya?

Jawab:
Diketahui :

∆Q = 10-4-6
∆I = 1.500.000-1.000.000 = 500.000
I= 1.000.000
Q= 4
𝑰 𝟏.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
E1= (∆𝑸 ∆𝑰
) ( ) Sehingga E 𝟔
1= (𝟓𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎) ( )
𝑸 𝟒
E1= (𝟔.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
𝟐.𝟎𝟎𝟎.𝟎𝟎𝟎
)= 3
3. Manfaat mengetahui Elastisitas Permintaan
Elastisitas permintaan memiliki banyak manfaatnya, di antaranya adalah:
1) Bagi Pemerintah
Elastisitas permintaan bisa dipergunakan untuk mengukur sejauh mana
kebergantungan masyarakat terhadap komoditas tertentu.
Misalnya, sejauh mana perubahan permintaan terhadap beras ketika harga beras
berfluktuatif. Bila masyarakat “tak peduli” dengan perubahan harga beras, itu
artinya kebergantungan masyarakat terhadap beras masih tinggi. Namun, bila naik
turunnya harga beras sangat berpengaruh pada permintaan, maka itu artinya
masyarakat sudah tak terlalu bergantung lagi pada beras. Mungkin, masyarakat
sudah menemukan sumber energi lain yang tidak berasal dari beras sehingga
beras tak lagi menjadi bahan kebutuhan primer.
2) Bagi Produsen
Elastisitas permintaan adalah salah satu cara untuk mengukur bagaimana sifat dari
barang yang diproduksi.
Di daerah panas, kipas angin bukanlah barang mewah. Hal tersebut semakin
dibuktikan ketika harga kipas angin berubah, jumlah pemintaan terhadap kipas
angin tak terlalu berubah. Sebaliknya, di daerah pegunungan kipas angin bisa jadi
adalah barang mewah karena keberadaannya memang tak sepopuler di daerah
panas. Sehingga, naik turunnya harga kipas angin di daerah pegunungan, akan
membawa pengaruh pada jumlah permintaannya.
Dari kasus sederhana tersebut, produsen bisa mengambil kebijakan untuk
memperbanyak menjual kipas angin di daerah panas daripada di daerah dingin.
Hal ini berlaku juga bagi hal yang lain - lain.
3) Bagi konsumen
Secara pribadi, konsumen bisa mengukur tingkat kemampuan finansialnya dari
elastisitas permintaan yang ia miliki. Bagi seseorang, fluktuasi harga AC tak
terlalu bermasalah karena dia memiliki kemampuan finansial yang cukup.
Namun, bisa jadi hal tersebut tak berlaku untuk yang lain. Oleh karena itu,
elastisitas permintaan bisa mewakili individu untuk menilai sejauh mana
kemampuannya atau daya belinya. Semakin sensitif, maka daya belinya semakin
lemah karena itu artinya si konsumen baru akan “melirik” barang tersebut ketika
harga sudah murah. Sedangkan, semakin tidak sensitif, maka daya belinya
semakin bagus karena konsumen tak terlalu peduli dengan harga.
4. Faktor-Faktor Elastisitas Permintaan
Faktor-faktor yang Menentukan Elastisitas Permintaan
a. Banyaknya barang pengganti yang tersedia.
Sekiranya sesuatu barang mempunyai banyak barang pengganti,
permintaannyacenderung untuk bersifat elastis. Maksudnya, perubahan harga
yang kecil saja akan menimbulkan perubahan yang vesar terhadap permintaan.
Pada waktu harga naik para pembeli akan merasa enggan membeli barang
tersebut, mereka lebih suka menggunakan barang-barang lain sebagai
penggantinya, yang harganya tidak mengalami perubahan. Sebaliknya pada waktu
harga turun, para pembeli melihat bahwa barang tersebut lebih mudah daripada
barang-barang penggantinya dan beramai-ramai membeli barang tersebut dan ini
menyebabkan permintaannya bertambah dengan cepat.
Permintaan terhadap barang yang tidak banyak mempunyai barang pengganti
adalah bersifat tidak elastis, karena jika harga naik para pemelinya sukr
memperoleh barang pengganti dan oleh karenanya harus tetap membeli barang
tersebut, oleh sebab itu permintaannya tidak banyak tambahan pembeli yang
pindah dan jika harga turun permintaannya tidak banyak bertambah karena tidak
banyak tambahan pembeli yang pindah dari membeli barang yang bersaingan
dengannya. Dari uraian di atas dapatlah dibuat rumusan berikut: semakin banyak
jenis barang pengganti terhadap sesuatu barang, semakin elastis sifat
permintaannya.
b. Persentasi pendapatan yang dibelanjakan.
Besarnya bagian pendapatan yang digunakan untuk membeli sesuatu barang dapat
mempengaruhi elastisitas permintaan terhadap barang tersebut/. Perhatikanlah
sikap orang dalam membeli barang-barang yang sangat murah harganya. Jika
seseorang itu sudah menyukai suatu jenis minuman ringan tertentu, kenaikan
harga minuman tidak akan banyak mempengaruhi permintaannya. Tetapi
perhatikanlah permintaan terhadap barang-barang yang agak mahal. Sebelum
memutuskan untuk membeli sesuatu orang akan membandingkan harga dari
berbagai jenis barang yang diinginkan. Perbedaan harga dapat menyebabkan
orang membatalkan untuk membeli barang dari suatu merek tertentu dan membeli
merek lain yang lebih murah. Jadi dapat dikatakan bahwa semakin besar bagian
pendapatan yang diperlukan untuk membeli sesuatu barang, semakin elastis
permintaan terhadap barang tersebut.
c. Jangka waktu analisis.
Semakin lama jangka waktu di mana permintaan itu dianalisis, semakin elastis
sifat permintaan suatu barang. Dalam jangka wakt yang singkat perminataan
besifat lebih tidak elastis karena perubahan-perubahan yang baru terjadi dalam
pasar belum diketahui oleh permbeli. Oleh sebab itu mereka cenderung untuk
meminta barang-barang yang biasa dibelinya walaupun harganya mengalami
kenaikan. Dengan demikian dalam jangka waktu yang lebih panjang para pembeli
dapat mencari barang pengganti yang mengalami kenaikan harga dan ini akan
banyak mengurangi permintaan terhadap barang yang disebutkan belakangan ini.
Juga dalam jangka panjang barang pengganti mengalami perubahan dalam mutu
dan desainnya dan akan menyebabkan orang lebih mudah pindah kepada membeli
barang pengganti.
d. Produk mewah versus kebutuhan.
Permintaan akan produk kebutuhan cenderung tidak elastis, dimana konsumen
sangat membutuhkan produk tersebut dan mungkin sulit mencari substitusinya.
Akibatnya, kenaikan harga cenderung tidak menurunkan permintaan. Sebaliknya,
permintaan akan produk mewah cenderung elastis, dimana barang mewah
bukanlah sebuah kebutuhan dan substitusinya lebih mudah dicari. Akibatnya,
kenaikan harga akan menurunkan permintaan.
e. Perubahan harga dan barang yang diminta
Hal ini akan mempengaruhi golongan lain untuk meminta barang tersebut,
sehingga permintaan menjadi elastic.
BAB III

PENUTUP

Permintaan adalah berbagai kombinasi harga dan jumlah yang menunjukkan jumlah suatu
barang yang ingin dan dapat dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga untuk suatu
periode tertentu. Penawaran adalah hubungan antara berbagai jumlah yang akan dijual pada
berbagai tingkat harga. Elastisitas permintaan adalah suatu pengukuran kuantitatif yang
menunjukkan sampai di mana besarnya pengaruh perubahan harga terhadap perubahan
permintaan. Sehingga, Elastisitas Permintaan mempunyai banyak manfaat bagi seluruh
masyarakat baik Pemerintah, Produsen, maupun bagi Konsumen.
Elastisitas Permintaan mempunyai 3 jenis, yaitu: Elastisitas Harga, Elastisitas Silang, dan
Elastisitas Pendapatan. Dalam hal ini, Elastisitas Harga terdiri dari Angka Elastisitas Harga dan
Elastisitas Titik dan Elastisitas Busur. Adapun Angka Elastisitas Harga terdiri dari Elastis (Ed >
1), Inelastis (Ed < 1), Elastis Sempurna (Ed = tak terhingga), Inelastis Sempurna (Ed = 0), dan
Unitary Elastis (Ed = 1). Dalam Elastisitas Harga juga membutuhkan faktor-faktor yang
menentukan elastisitas Harga. Adapun faktor-faktor yang menentukan Elastisitas Harga, antara
lain: Tingkat substitusi, Jumlah pemakai, Proporsi kenaikan harga terhadap pendapat konsumen,
dan Jangka waktu.
Bukan hanya Elastisitas Harga yang mempunyai faktor penentu, tetapi Elastisitas
permintaan pun mempunyai faktor-faktor penentu. Adapun faktor-faktor yang menentukan
Elastisitas Permintaan, antara lain: Banyaknya barang pengganti yang tersedia, Persentasi
pendapatan yang dibelanjakan, Jangka waktu analisis, Produk mewah versus kebutuhan, dan
Perubahan harga.

Anda mungkin juga menyukai