Dosen pembimbing:
Rahmani, STP, MP
Disusun Oleh:
Kelompok 3
Khairunnisa P07131116103
M. Robbi P07131116109
Nadila P07131116117
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat dan karunia-Nya
lah sehingga penyusunan Makalah yang berjudul “Konsep Utilitas dan
Pengambilan Keputusan Konsumen ” ini telah dapat kami selesaikan.
Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-
tingginya kepada yang terhormat:
1. Bapak Rahmani, STP, MP selaku dosen pengajar bidang mata kuliah
Ekonomi Pangan dan Gizi yang telah meluangkan waktu, tenang, dan
pikiran dalam pelaksanaan bimbingan, pengarahan, dorongan dalam
rangka penyelesaian penyusunan makalah ini.
2. Rekan- rekan semua di Program Studi Diploma III Jurusan Gizi Poltekkes
Kemenkes Banjarmasin yang telah bertukar pikiran dalam penyusunan
makalah ini.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih
dahulu dikembangkan untuk menerangkan kelakuan individu dalam memilih
barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya. Dapat dilihat bahwa analisis
tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip
pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara
rasional dalam memilih berbagai barang keperluannya. Disini kita juga akan
mempelajari bagaimana suatu barang bisa memmberikan kenikmatan terhadap
individu dan bagaimana barang itu akhirnya sama sekali tidak bisa memberikan
kenikmatan terhadap seseorang.
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang konsep utilitas.
2. Untuk mengetahui identifikasi dalam pengambilan keputusan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sebagai hukum nilai
guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna
yang diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi
semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya ke
atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan menjadi negatif
yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu unit lagi, maka nilai
guna total akan menjadi semakin sedikit. Pada hakikatnya hipotesis tersebut
menjelaskan bahwa pertambahan yang terus-menerus dalam megkonsumsi suatu
barang tidak secara terus-menerus menambah kepuasan yang dinikmati orang
yang mengkonsumsikannya. Misalnya, apabila seseorang yang berbuka puasa atau
baru selesai berolahraga memperoleh segelas air, maka ia memperoleh sejumlah
kepuasan daripadanya, dan jumlah kepuasan itu akan menjadi bertambah tinggi
apabila ia dapat meminum segelas air lagi. Hukum nilai guna Marjinal akan dapat
dimengerti dengan lebih jelas apabila digambarkan dalam contoh secara angka
dan selanjutnya contoh itu digambarkan secara grafik.
a. Contoh Angka
0 0 -
1 30 30
2 50 20
3 65 15
4 75 10
5 83 8
6 87 4
7 89 2
8 90 1
9 89 -1
10 85 -4
11 78 -7
6. Efek Penggantian
Perubahan suatu barang mengubah nilai guna marjinal per rupiah dari
barang yang mengalami perubahan harga tersebut. Kalau harga mengalami
kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yang diwujudkan oleh barang tersebut
menjadi semakin rendah. Misal, harga barang A bertambah tinggi, maka sebagai
akibatnya sekarang MU barang A/PA menjadi lebih kecil dari semula. Kalau harga
barang-barang lainnya tidak mengalami perubahan lagi maka perbandingan
diantara nilai guna marjinal barang-barang itu dengan harganya (atau nilai guna
marjinal per rupiah dan barang-barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan
demikian, untuk barang B misalnya, MU barang B/PB yang sekarang adalah sama
dengan sebelumnya. Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yang berikut
berlaku Efek Pendapatanyaitu kalau pendapatan tidak mengalami perubahan maka
kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin sedikit. Dengan
perkataan lain, kemampuan pendapatan yang diterima untuk membeli barang-
barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya. Maka kenaikan harga
menyebabkan konsumen mengurangi jumlah berbagai barang yang dibelinya,
termasuk barang yang mengalami kenaikan harga. Penurunan harga suatu barang
menyebabkan pendapatan riil bertambah, dan ini akan mendorong konsumen
menambah jumlah barang yang dibelinya. Akibat dari perubahan harga kepada
pendapatan ini, yang disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek
panggantian didalam mewujudkan kurva permintaan yang menurun dari kiri atas
ke kanan bawah.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Semakin banyaknya jenis produk dan jasa yang dihasilkan oleh suatu
perusahaan, maka pilihan-pilihan produk bertambah dan jasa konsumen terus
berubah. Hal ini menyebabkan seseorang dapat menambah barang yang ia
konsumsi, sehingga diperlukan pemaksimuman nilai guna terhadap barang
tersebut.