Anda di halaman 1dari 28

Teori Tingkah Laku Konsumen: Teori

Nilai Guna (Utiliti)

Oleh:
Sisilia Maria Parinusa, S.P.,M.E.
Pendahuluan
Bab ini akan mendalami lebih lanjut pembicaraan tentang sifat
permintaan masyarakat. Analisis dalam bab ini akan
menerangkan dua hal berikut:
1. Alasan para pembeli/konsumen utk membeli lebih banyak
barang pada harga yg lebih rendah dan mengurangi
pembeliannya pada harga yg tinggi.
2. Bagaimana seorang konsumen menentukan jumlah dan
komposisi dari barang yg akan dibeli dari pendapatan yg
diperolehnya.
Analisis seperti itu dinamakan teori tingkah laku konsumen.
Pendahuluan
Dalam pendekatan nilai guna
kardinal dianggap manfaat atau
kenikmatan yg diperoleh
seorang konsumen dpt
dinyatakan secara kuantitatif.
Teori tingkah laku konsumen
Berdasarkan kpd pemisalan ini,
dpt dibedakan dlm dua macam
dan dengan anggapan bahwa
pendekatan: pendekatan nilai
konsumen akan
guna (utiliti) kardinal dan
memaksimumkan kepuasan yg
pendekatan nilai guna ordinal.
dapat dicapainya, diterangkan
bgmn seseorang akan
menemukan konsekuensinya ke
atas berbagai jenis barang yg
terdapat di pasar.
Pendahuluan

Dalam pendekatan nilai guna ordinal, manfaat atau


kenikmatan yg diperoleh masyarakat dari
menkonsumsikan barang – barang tidak Kurva kepuasan yg sama yaitu kurva yg
dikuantifikasi. Tingkah laku seorang konsumen utk menggambarkan gabungan barang yg akan
memilih barang – barang yg akan memberikan nilai guna (kepuasan) yg sama.
memaksimumkan kepuasannya ditunjukkan
dengan bantuan kurva kepuasan yg sama.
Teori Nilai Guna (Utiliti)
Di dalam teori ekonomi kepuasan atau kenikmatan yg diperoleh seseorang dari mengkonsumsikan
barang – barang dinamakan nilai guna atau utiliti. Kalau kepuasan itu semakin tinggi maka makin
tinggilah nilai gunanya atau utilitinya.

Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian: nilai guna total dan
nilai guna marjinal.

Nilai guna total dpt diartikan sbg jumlah seluruh kepuasan yg diperoleh dari mengkonsumsikan
sejumlah barang tertentu. Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan)
kepuasan sebagai akibat dari pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.

Contoh: Nilai guna total dari mengkonsumsikan 10 buah mangga meliputi seluruh kepuasan yg
diperoleh dari memakan semua mangga tersebut. Sedang nilai guna marjinal dari mangga yg kesepuluh
adalah pertambahan kepuasan yg diperoleh dari memakan buah mangga yg kesepuluh.
Hipotesis Utama Teori Nilai Guna
Hipotesis utama teori nilai guna, atau lebih dikenal sbg hukum nilai guna marjinal yg
semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yg akan diperoleh seseorang
dari mengkonsumsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut
menerus menambah konsumsinya ke atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai
guna akan menjadi negatif – yaitu apabila konsumsi ke atas barang tersebut ditambah satu
unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit.

Apakah makna dari hipotesis tersebut? Pada hakikatnya hipotesis tsb menjelaskan bahwa
pertambahan yg terus – menerus dlm mengkonsumsi suatu barang tidak secara terus –
menerus menambah kepuasan yg dinikmati orang yg mengkonsumsikannya.

Pada permulaannya setiap tambahan konsumsi akan mempertinggi tingkat kepuasan orang
tersebut. Misalnya, apabila seseorang yg berbuka puasa atau baru selesai berolahraga
memperoleh segelas air, maka ia memperoleh sejumlah kepuasan daripadanya, dan jumlah
kepuasan itu akan menjadi bertambah tinggi apabila dapat meminum segelas air lagi.
Hipotesis Utama Teori Nilai Guna

Kepuasan yg lebih tinggi akan diperolehnya apabila ia diberi kesempatan utk memperoleh
gelas yg ketiga. Pertambahan kepuasan ini tidak terus berlangsung. Katakanlah pada gelas yg
kelima orang yg berpuasa atau olahragawan itu merasa bahwa yg diminumnya sudah cukup
banyak dan sudah memuaskan dahaganya. Kalau ditawarkan gelas keenam dia akan menolak,
krn dia merasa lebih puas meminum lima gelas air daripada enam gelas.

Dengan demikian pada gelas yg keenam tambahan nilai guna adalah negatif, dan nilai guna
total dari meminum enam gelas adalah lebih rendah dari nilai guna yg diperoleh dari
meminum lima gelas.
Nilai Guna Total dalam Angka dan Grafik
 Hukum nilai guna marjinal yg semakin menurun akan dapat dimengerti
dengan lebih jelas apabila digambarkan dlm contoh secara angka dan
selanjutnya contoh itu digambarkan secara grafik.
 Dengan memisalkan bahwa kepuasan dari memakan mangga dlm satu hari
dpt dinyatakan dlm angka, dlm Tabel 7.1 ditunjukkan nilai guna total dan
nilai guna marjinal dari memakan berbagai jumlah buah mangga. Dalam
contoh tersebut, telah diperhatikan juga hipotesis di atas, yaitu tambahan
nilai guna akan menjadi semakin menurun apabila konsumsi terus menerus
ditambah.
 Contoh dalam tabel tsb menunjukkan bahwa hingga mangga yg kedelapan
nilai guna marjinal adalah positif, maka nilai guna total terus menerus
bertambah jumlahnya. Ketika memakan mangga yg kesembilan nilai guna
marjinal adalah negatif. Ini berarti kepuasan dari memakan mangga
mencapai tingkat yg paling maksimum apabila jumlah mangga yg dimakan
adalah delapan.
Nilai Guna Total dalam Angka dan Grafik
Nilai Guna Total dalam Angka dan Grafik
 Berdasarkan angka – angka dalam Tabel 7.1 dalam Gambar 7.1, ditunjukkan kurva nilai guna
total dan nilai guna marjinal. Dalam grafik (i), sumbu tegak menggambarkan nilai guna total
dan sumbu datar menunjukkan jumlah barang yg dikonsumsi (digunakan). Grafik (ii)
menunjukkan nilai guna marjinal – yg diukur pada sumbu tegak, pada berbagai unit barang
yg dikonsumsikan- yg digambarkan pada sumbu datar.
 Kurva nilai guna total (TU) bermula dari titik 0, yg berarti pada waktu tidak terdapat
konsumsi, maka nilai guna total adalah nol. Pada mulanya kurva nilai guna total adalah
menaik, yg berarti kalau jumlah konsumsi rumah tangga bertambah, maka nilai guna total
bertambah tinggi. Kurva nilai guna total mulai menurun pada waktu konsumsi mangga
melebihi delapan buah.
 Kurva nilai guna marjinal (MU) turun dari kiri atas ke kanan bawah. Gambaran ini
mencerminkan hukum nilai guna marjinal yg semakin menurun. Kurva nilai guna marjinal
memotong sumbu datar sesudah jumlah mangga yg kedelapan. Berarti sesudah
perpotongan tersebut nilai guna marjinal adalah negatif.
Nilai Guna Total dalam Angka dan Grafik
Pemaksimuman Nilai Guna
 Salah satu pemisalann penting dlm teori ekonomi adalah: setiap
orang akan berusaha utk memaksimumkan kepuasan yg dapat
dinikmatinya. Dengan perkataan lain, setiap orang akan berusaha utk
memaksimumkan nilai guna dari barang – barang yg
dikonsumsikannya. Apabila yg dikonsumsikannya hanya satu barang
saja, tidak sukar utk menentukan pada tingkat mana nilai guna dari
memperoleh dan menikmati barang itu akan mencapai tingkat yg
maksimum. Tingkat itu dicapai pada waktu nilai guna total mencapai
tingkat maksimum.
 Tetapi kalau barang yg digunakan adalah berbagai – bagai jenisnya,
cara utk menentukan corak konsumsi barang – barang yg akan
menciptakan nilai guna yg maksimum menjadi lebih rumit.
Pemaksimuman Nilai Guna
 Apabila seseorang hanya mengkonsumsi satu jenis barang saja,
kepuasan yg maksimum akan dicapai pada saat marjinal utiliti adalah
nol (dan pada waktu ini utiliti total mencapai maksimum). Apabila
seseorang mengkonsumsi banyak barang, syarat pemaksimuman
kepuasan adalah:
𝑀𝑈𝐴 𝑀𝑈𝐵 𝑀𝑈𝐶
= =
𝑃𝐴 𝑃𝐵 𝑃𝐶
dimana:
𝑀𝑈𝐴 , 𝑀𝑈𝐵 , 𝑀𝑈𝐶 adalah marginal utiliti barang A, B dan C
𝑃𝐴 , 𝑃𝐵 , 𝑃𝐶 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐴, 𝐵 𝑑𝑎𝑛 𝐶
Syarat Pemaksimuman Nilai Guna

Dalam keadaan dimana harga – harga berbagai macam barang adalah berbeda, apakah syarat yg harus
dipenuhi agar barang – barang yg dikonsumsikan akan memberikan nilai guna yg maksimum? Syarat
yg harus dipenuhi adalah: setiap rupiah yg dikeluarkan utk membeli unit tambahan berbagai jenis
barang akan memberikan nilai guna marjinal yg sama besarnya.

Misalkan seseorang melakukan pembelian dan konsumsi ke atas dua macam barang: makanan dan
pakaian, dan berturut – turut harganya adalah 5000 rupiah dan 50000 rupiah. Misalkan tambahan satu
unit makanan akan memberikan nilai guna marjinal sebanyak 50. andaikata orang itu mempunyai uang
sebanyak 50000 rupiah, kepada barang apakah uang itu akan dibelanjakannya? Dengan uang itu orang
tersebut dapat membeli 10 unit tambahan makanan, maka jumlah nilai guna marjinal yg diperolehnya
adalah 10 × 5 = 50. Kalau uang itu digunakan untuk membeli pakaian, yg diperolehnya hanyalah satu
unit dan nilai guna marjinal dari satu unit tambahan pakaian ini adalah 50.
Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
 Dengan mudah dapat dilihat bahwa orang tersebut tidak
perlu bersusah-payah utk menentukan barang mana yg harus
ditambah konsumsinya. Berdasarkan kpd contoh di atas
dapatlah dikemukakan hipotesis berikut:
1. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang –
barang yg dikonsumsikannya apabila perbandingan nilai guna
marjinal berbagai barang tersebut adalah sama dengan
perbandingan harga barang – barang tersebut. Perbandingan
harga makanan dan pakaian adalah 5000:50000 atau 1:10,
dan ini adalah sama dengan perbandingan nilai guna marjinal
makanan dan pakaian, yaiyu 5:50 atau 1:10.
Syarat Pemaksimuman Nilai Guna
2. Seseorang akan memaksimumkan nilai guna dari barang – barang yang
dikonsumsikannya apabila nilai guna marjinal utk setiap rupiah yg
dikeluarkan adalah sama utk setiap barang yg dikonsumsikan. Dalam
contoh di atas nilai guna marjinal per rupiah dari tambahan makanan
adalah: nilai guna marjinal/harga= 5/5000=1/1000, dan nilai guna marjinal
per rupiah dari tambahan pakaian adalah: nilai guna marjinal/harga =
50/50000 = 1/1000.
Kedua hipotesis tsb mengandung pengertian yg sama. Syarat pemaksimuman
nilai guna spt yg dinyatakan dalam (1) dan (2) biasanya dinyatakan secara
rumus aljabar, yaitu:
𝑀𝑈 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐴 𝑀𝑈 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐵 𝑀𝑈 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐶
= =
𝑃𝐴 𝑃𝐵 𝑃𝐶
Dalam persamaan di atas MU adalah nilai guna marjinal dan 𝑃𝐴 , 𝑃𝐵 , 𝑑𝑎𝑛𝑃𝐶
berturut – turut adalah harga barang A, barang B, dan barang C.
Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
 Dengan menggunakan teori nilai guna dapat diterangkan sebabnya
kurva permintaan bersifat menurun dari kiri atas ke kanan bawah – yg
menggambarkan bahwa semakin rendah harga suatu barang, semakin
banyak permintaan ke atasnya. Ada dua faktor yg menyebabkan
permintaan ke atas suatu barang berubah apabila harga barang itu
mengalami perubahan: efek penggantian dan efek pendapatan.
 Efek penggantian: perubahan harga suatu barang mengubah nilai guna
marjinal per rupiah dari barang yg mengalami perubahan harga tsb.
Kalau harga mengalami kenaikan, nilai guna marjinal per rupiah yg
diwujudkan oleh barang tsb menjadi semakin rendah. Misalnya harga
barang A bertambah tinggi, maka sbg akibatnya sekarang MU barang
𝐴 𝑃𝐴 menjadi lebih kecil dari semula.
Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
 Efek penggantian: kalau harga barang – barang lainnya tidak mengalami
perubahan lagi maka perbandingan di antara nilai guna marjinal barang –
barang itu dengan harganya (atau nilai guna marjinal per rupiah dan barang
– barang itu) tidak mengalami perubahan. Dengan demikian, utk barang B
misalnya, MU barang 𝐵 𝑃𝐵 yg sekarang adalah sama dengan sebelumnya.
Berarti sesudah harga barang A naik, keadaan yg berlaku adalah:

𝑀𝑈 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐴 𝑀𝑈 𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝐵
<
𝑃𝐴 𝑃𝐵
Dalam keadaan spt di atas, nilai guna akan menjadi bertambah banyak (maka
kepuasan konsumen akan menjadi bertambah tinggi) sekiranya konsumen itu
membeli lebih banyak barang B dan mengurangi pembelian barang A.
Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
 Efek pendapatan: kalau pendapatan tidak mengalami perubahan
maka kenaikan harga menyebabkan pendapatan riil menjadi semakin
sedikit. Dengan kata lain, kemampuan pendapatan yg diterima utk
membeli barang – barang menjadi bertambah kecil dari sebelumnya.
Maka kenaikan harga menyebabkan konsumen mengurangi jumlah
berbagai barang yg dibelinya, termasuk barang yg mengalami
kenaikan harga.
 Penurunan harga suatu barang menyebabkan pendapatan riil
bertambah, dari ini akan mendorong konsumen menambah jumlah
barang yg dibelinya. Akibat dari perubahan harga kpd pendapatan ini,
yg disebut efek pendapatan, lebih memperkuat lagi efek penggantian
di dlm mewujudkan kurva permintaan yg menurun dari kiri atas ke
kanan bawah.
Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan
Mewujudkan kurva permintaan
 Andaikan seorang konsumen hanya membeli dua jenis barang,
yaitu makanan (m) dan pakaian (k). Andaikan apabila ia
menggunakan 10 unit makanan, konsumen itu mencapai
keseimbangan konsumen pada saat:
𝑀𝑈𝑚 𝑀𝑈𝑘
=
𝑃𝑚 𝑃𝑘
Ketika keseimbangan itu dicapai, 𝑃𝑚 (harga makanan) adalah Rp
10000. dalam contoh ini akan diperhatikan perubahan kuantitas
permintaan makanan, maka kuantitas pakaian yg dibeli dan harga
pakaian tidak perlu diketahui.
Paradoks Nilai
 Sebelum teori nilai guna dikembangkan, ahli – ahli ekonomi
menghadapi kesulitan di dalam menerangkan perbedaan yg
menyolok di antara harga air dan harga berlian. Air merupakan
barang yg sangat berharga kpd manusia tetapi harganya sangat
murah. Sedangkan berlian bukanlah benda yg sangat penting dlm
kehidupan sehari – hari tetapi harganya jauh lebih mahal dari harga
air.
 Apakah yg menyebabkan keadaan yg aneh tsb? Terdapat dua alasan,
pertama adalah alasan yg sudah lama disadari oleh ahli – ahli
ekonomi, yaitu perbedaan dlm biaya produksi. Air merupakan benda
yg mudah didapat di berbagai tempat sehingga utk memperolehnya
tidak diperlukan biaya yg terlalu besar. Tetapi tidak demikian halnya
dengan berlian sebab ia merupakan barang yg sangat sukar utk
diperoleh dan biaya utk memproduksikannya sangat tinggi.
Paradoks Nilai
 Alasan di atas tidak lengkap dan tidak sepenuhnya benar. Bukan berlian saja
yg biaya utk memperolehnya tinggi. Demikian juga batu dari bulan, misalnya,
bukanlah suatu benda yg mudah diperoleh dan biaya utk memperolehnya
sangat mahal. Akan tetapi, sekiranya batu bulan tersedia di pasar, rasanya
harga tidak akan semahal berlian dan mungkin sekali tidak lebih mahal dari
harga air.
 Teori nilai guna memberikan penjelasan yg lebih tepat mengenai sebabnya
terdapat perbedaan yg sangat nyata antara harga air dan berlian. Perbedaan
tsb disebabkan oleh nilai guna marjinal mereka yg sangat berbeda, oleh krn
air sangat mudah diperoleh maka orang akan mengkonsumsi air sehingga
pada tingkat dimana nilai guna marjinal air sangat murah. Nilai guna marjinal
air adalah begitu rendahnya sehingga orang baru mau menggunakan lebih
banyak air apabila harganya sangat rendah sekali.
 Nilai guna marjinallah yg menentukan apakah suatu barang itu mempunyai
harga yg tinggi atau rendah.
Surplus Konsumen
 Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan
kepuasan yg dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini, dlm
analisis ekonomi, dikenal sbg surplus konsumen.
 Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan di antara kepuasan yg
diperoleh seseorang di dlm mengkonsumsikan sejumlah barang dengan
pembayaran yg harus dibuat utk memperoleh barang tsb. Kepuasan yg
diperoleh selalu lebih besar daripada pembayaran yg dibuat.
 Contoh: seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad
membeli satu buah yg cukup besar apabila harganya Rp 1500. Sesampainya
di pasar dia mendapati bahwa mangga yg diinginkannya hanya seharga Rp
1000 jadi ia dapat memperoleh mangga yg diinginkannya dengan harga Rp
500 lebih murah daripada harga yg bersedia dibayarkannya. Nilai Rp 500 ini
dinamakan surplus konsumen.
Surplus Konsumen
Contoh angka:
Grafik Surplus Konsumen
 Surplus konsumen dapat digambarkan secara grafik, yaitu spt yg
ditunjukkan dlm Gambar 7.3 Grafik (i) memberikan satu gambaran
umum tentang menentukan surplus konsumen secara grafik. Sumbu
tegak menggambarkan tingkat harga, sedangkan sumbu datar
menggambarkan jumlah barang yg dikonsumsi. Nilai guna total yg
diperoleh dari mengkonsumsi Q buah mangga digambarkan oleh
AOQB. Utk memperoleh mangga tsb si pembeli harus mebayar
OQBP. Maka segitiga APB menggambarkan surplus konsumen yg
dinikmati oleh pembeli mangga tsb.
 Grafik (ii) menggambarkan surplus konsumen spt yg diuraikan dlm
contoh angka sebelum ini, yg diringkaskan dalam Tabel 7.3. DD
adalah kurva permintaan yg digambarkan berdasarkan data dlm
kolom (2) dari tabel 7.3.
Grafik Surplus Konsumen
 Harga adalah Rp 700 utk setiap mangga. Surplus konsumen utk
setiap unit mangga yg dibeli ditunjukkan oleh garis lurus di antara
garis harga dengan kurva permintaan. Sebagai contoh, garis MN
adalah surplus konsumen yg diperoleh dari memakan mangga yg
ketiga.
 Pembeli bersedia membayar mangga ini sebanyak Rp 1300, tetapi
harga pasar adalah Rp 700. Dengan demikian nilai MN – yaitu
surplus konsumen, adalah = 𝑅𝑝 1300 − 𝑅𝑝 700 = 𝑅𝑝 600. Jumlah
surplus konsumen diperoleh dengan menjumlahkan nilai garis –
garis tegak yg seperti itu dari unit pertama hingga keenam.
Grafik Surplus Konsumen
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai