Anda di halaman 1dari 5

TUGAS 2

TEORI PERILAKU KONSUMEN

MATA KULIAH MIKROEKONOMI

DOSEN PENGAMPU :

Nurmala Sari, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Nadya Agustin Dwi Putri

NIM. A1A119047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2020
Latihan:

1. Bagaimanakah pendekatan kardinal menjelaskan perilaku konsumen?

Jawab:

Pendekatan konsumen Kardinal adalah daya guna dapat diukur dengan satuan uang atau
utilitas, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna tergantung kepada subyek yang
menilai. Pendekatan ini juga mengandung anggapan bahwa semakin berguna suatu
barang bagi seseorang, maka akan semakin diminati. Pendekatan kardinal memberikan
penilaian bersifat subyektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu barang, artinya tinggi
rendahnya suatu barang tergantung sudut pandang subyek yang memberikan penilaian
tersebut, yang biasanya berbeda penilain dengan orang lain.

Dalam pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal,
Gossen, yaitu hukum Gossen.
 Hukum Gossen I menyatakan bahwa jika kebutuhan seseorang dipenuhi terus-menerus
maka kepuasanya akan semakin menurun.
 Hukum Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai kebutuhanya
sampai mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan oleh rasio
antaramarginal utility  dengan harga dari barang yang satu dengan rasio marginal
utility dengan harga barang yang lain.

Hipotesis utama teori nilai guna atau lebih dikenal sebagai hukum nilai guna marginal
yang semakin menurun, menyatakan bahwa tambahan nilai guna yang akan diperoleh
seseorang dari mengkonsumsikan satu barang  akan menjadi semakin sedikit apabila
orang tersebut terus-menerus menambah konsumsinya pada barang tersebut.

2. Bagaimanakah konsumen dalam pendekatan kardinal mencapai tingkat kepuasan yang


maksimum?

Jawab:

Konsumen dianggap mengonsumsi kombinasi barang untuk mendapatkan kepuasan yang


maksimal dan tambahan kepuasan yang diperoleh dari tambahan konsumsi suatu barang
secara terus menerus akan semakin berkurang.

Asumsi dasar:

1. Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur.

2. Semakin banyak barang dikonsumsi maka semakin besar kepuasan.

3. Terjadi hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan
setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit
tambahan konsumsi semakin kecil. (Mula-mula kepuasan akan naik sampai
dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin
turun). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping MU curva.
Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum Gossen.

Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit barang bisa dihargai dengan uang,
sehingga makin besar kepuasan makin mahal harganya. Jika konsumen memperoleh
tingkat kepuasan yang besar maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika
kepuasan yang dirasakan konsumen rendah maka dia hanya akan mau membayar dengan
harga murah.

3. Jelaskan perbedaan antara nilai guna total dan marginal dalam sebuah contoh ilustrasi
yang pernah anda alami dalam kehidupan sehari-hari!
Jawab:
Nilai guna total adalah jumlah seluruh kepuasan yang diperoleh konsumen dalam
mengonsumsi sejumlah barang tertentu. Contohnya, kalian membeli roti sebanyak 2 buah
dan memakannya di kantin sekolah dan guna total roti yang kalian konsumsi tersebut
adalah 4. Pada hari berikutnya, konsumsi kalian terhadap roti meningkat. Karena setelah
berolahraga, kalian merasa sangat lapar dan membeli serta memakan roti sebanyak 4,
dengan nilai guna total roti 6.
Sedangkan Nilai guna marjinal berarti pertambahan atau pengurangan kepuasan sebagai
akibat dari pertambahan atau pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
Contohnya, ketika kalian memakan roti pertama, nilai guna total roti yang didapat adalah
30. Pada konsumsi roti berikutnya kalian mendapat nilai guna total 50. Dari nilai guna
total konsumsi roti pertama dan berikutnya, akan kita temukan nilai guna marjinalnya
yaitu 50 – 30 = 20. Jadi nilai guna marjinalnya adalah 20.

4. Jelaskan kenapa dua kurva indiferen tidak boleh saling berpotongan. Asumsi apa yang
dilanggar apabila kedua kurva tersebut berpotongan?
Jawab:
Kurva indeferen tidak saling berpotongan. Untuk mengetahui mengapa demikian, kita
misalkan ada kurva indeferen yang saling berpotongan, seperti pada gambar. Karena A
berapa pada kurva indiferen yang sama dengan C (U1), maka kedua titik akan sama-sama
memberi kepuasan yang sama kepada konsumen. Akan tetapi karena A berada pada
kurva indiferen yang sama dengan B(U1), maka kedua titik ini juga memberikan
kepuasan yang sama kepada konsumen. Dengan demikian maka kita akan mengatakan
bahwa B dan C memberikan kepuasan yang sama kepada konsumen, walaupun titik B
jumlah barang lebih banyak dari C. Hal ini bertentangan dengan asumsi bahwa konsumen
menyukai mengkonsumsi barang lebih banyak. Karena itu kurva indeferen tidak bolong
saling berpotongan.

5. Misalkan Diva mempunyai uang Rp400.000, yang mau digunakan untuk membeli
mangga dan anggur.Harga mangga Rp20.000 per kg sementara anggur Rp40.000 per kg.
a. Jika Diva hanya membeli manga, berapa banyak manga yang dapat dibeli?
b. Apabila Diva hanya membeli Anggur berapa banyak anggur yang dapat dibeli?

c. Apabila Diva mengurangi konsumsi 1 kg anggur, berapa banyak tambahan manga


yang dapat dibeli?

Jawab:
a. Rp400.000 : Rp20.000/kg = 20 kg

b. Rp400.000 : Rp40.000/kg = 10 kg

c. Anggur yang dibeli 10kg – 1kg = 9kg

Harga 10kg = Rp400.000 - Rp40.000 = Rp360.000

1kg mangga = Rp20.000

Jadi mangga yang bisa dibeli 2kg

Anda mungkin juga menyukai