Anda di halaman 1dari 43

Pertemuan 12

Fungsi Produksi
MK. Matematika Bisnis
Dosen : Agung Wibowo, SE.MM
PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
FUNGSI PRODUKSI
• Produksi adalah proses penggabungan atau
pengkombinasian faktor produksi (input) yang
mengubahnya menjadi barang atau jasa (output).
• Hubungan antara jumlah output yang dihasilkan dan
kombinasi jumlah input yang digunakan disebut sebagai
fungsi produksi atau fungsi produk total.
• Secara umum fungsi produksi dapat ditulis :
Q = f(L, K, T, W)
dimana : Q = jumlah barang dan jasa
(output)
L = tenaga kerja
K = modal
T = tanah
W = wirausaha/skill
• Persamaan di atas menunjukkan fungsi
produksi dengan 4 input atau 4 variabel
bebas.
• Dalam kesempatan ini akan dibahas fungsi
produksi dengan satu input variabel, yaitu
tenaga kerja.
Q = f(L)
dimana :Q = jumlah barang dan jasa (output)
L = tenaga kerja
• Dari fungsi produksi tersebut dapat diketahui
produk marjinal dari tenaga kerja (marginal
product of labor/MPL) dan produk rata-rata dari
tenaga kerja (average product of labor).
• Produk marjinal dari tenaga kerja
adalah tambahan produk total sebagai
akibat adanya tambahan satu unit tenaga
kerja.

• Produk rata-rata dari tenaga kerja


adalah produk total dibagi dengan jumlah
tenaga kerja yang digunakan
HUBUNGAN TP, AP dan MP
• Hubungan antara TP dengan MP
• Hubungan antara TP dengan AP
• Hubungan antara MP dengan AP
Tahapan Dalam Kegiatan Berproduksi
• Dimulai dari titik 0 sampai
dengan AP maksimum
 AP = MP
pada saat AP maksimum
• AP meningkat sampai titik
Tahap puncak  produktivitas
1 per tenaga kerja tinggi
 TP naik dengan
kecepatan tinggi
• Nilai MP positif
• Nilai TP masih rendah
• Dimulai setelah AP
maksimum (AP = MP)
sampai dengan MP = 0
• AP menurun
 TP naik dengan
Tahap kecepatan yang semakin
2 melemah
• Nilai MP positif
• Nilai MP = 0
 TP maksimum
• Dimulai setelah MP = 0
• AP menurun
 kecepatan TP semakin
Tahap berkurang
3 • Nilai MP negatif
 Input ditambah justru
TP semakin berkurang
Tahap II :
Tahap I : Produksi total terus meningkat
menunjukkan sampai produksi maksimum
tenaga kerja sedang rata-rata produksi
yang masih menurun dan produksi marginal
sedikit, apabila menurun sampai titik nol.
ditambah akan
meningkatkan
Tahap III :
total produksi,
produksi rata- Penambahan tenaga kerja
rata dan menurunkan total produksi, dan
produksi produksi rata-rata, sedangkan
marginal. produksi marginal negatif.
Berbagai Bentuk Fungsi Produksi

• Fungsi produksi jangka pendek mempunyai


beberapa bentuk, antara lain :
- Fungsi kuadrat (quadratic function)
- Fungsi pangkat tiga (cubic function)
- Fungsi pangkat (power function)
• Dari ketiga bentuk fungsi produksi ini yang paling
ideal adalah fungsi pangkat tiga.
• Fungsi ini dimulai dengan hasil marginal yang
semakin meningkat (increasing marginal returns)
kemudian diikuti hasil marginal yang semakin
menurun (decreasing marginal returns).
• Bentuk persamaan dari fungsi pangkat
tiga :
Q = a + bL + cL2 + dL3
dimana, nilai konstanta a diasumsikan nol,
karena sesuai dengan teori ekonomi : jika
tidak ada input, maka tidak ada outputnya.
 gambar idem depan
• Bentuk persamaan fungsi kuadrat :
Q = a + bL + cL2
Nilai konstanta a diasumsikan nol.
Bentuk fungsi produksi ini dimulai dengan
hasil marginal yang semakin menurun
(decreasing marginal returns) dan tidak
mempunyai hasil marginal yang menaik.
• Fungsi produksi ini tidak mempunyai tahap
1.
• Bentuk fungsi produksi yang ketiga adalah
berbentuk fungsi pangkat, yang dirumuskan :
Q = aLb
Bentuk grafiknya tergantung besarnya nilai
pangkat b.
Jika b > 1  mempunyai hasil marginal yang
semakin menaik
Jika b = 1  hasil marginal konstan
Jika b < 1  hasil marginal yang semakin
berkurang
• Untuk b > 1  hanya mempunyai tahap I
Untuk b < 1  hanya mempunyai tahap II dan III
Untuk b = 1  fungsi linear (garis lurus)
Kurva Transformasi Produksi

• Suatu proses produksi dapat menghasilkan dua


atau lebih produk yang berbeda, baik dalam
jenisnya maupun mutunya.
• Dua atau lebih produk yang berbeda ini
dihasilkan dengan menggunakan input yang
sama dan teknologi yang sama.
• Jika suatu perusahaan yang menghasilkan dua
jenis produk atau lebih dengan menggunakan
teknik yang berbeda tidak dapat dianalisis
dengan kurva transformasi produksi.
• Kurva transformasi produksi dapat
didefinisikan sebagai titik-titik kombinasi
antara jumlah dua jenis produk yang dapat
dihasilkan dengan menggunakan faktor
produksi (input) tertentu.
• Misalkan jumlah kedua jenis produk itu
adalah X dan Y, kurva transformasi
produksi menunjukkan hubungan sebagai
berikut : jika jumlah jenis produk X
ditambah, maka jumlah produk Y akan
berkurang atau sebaliknya.
• Secara ekonomi kurva transformasi
produksi dianggap cekung terhadap titik
asal (origin).
• Semakin jauh kurva transformasi produksi
dari titik asal 0, berarti semakin banyak
output yang dihasilkan dan semakin
banyak input yang dibutuhkan.
• Kurva transformasi produksi dapat berupa
sebagian dari kurva parabola, elips,
hiperbola atau lingkaran yang terletak di
kuadran I.
Contoh :
Suatu perusahaan menghasilkan dua jenis baja
dengan mutu yang berbeda, yaitu X dan Y dengan
proses produksi yang sama. Kurva transformasi
produksi untuk sejumlah input yang digunakan
dinyatakan dengan persamaan
X = 20 – 4Y – Y2
a. Berapakah jumlah produk baja X dan Y
terbanyak yang dapat dihasilkan ?
b. Berapakah jumlah produk baja X dan Y akan
dihasilkan agar supaya X = 4Y ?
c. Gambarkan kurva transformasi tersebut !
Penyelesaian :
a. X terbesar apabila Y = 0, sehingga X = 20
Y terbesar apabila X = 0, maka 0 = 20 – 4Y – Y2
atau Y2 + 4Y – 20 = 0
Y12 = 2.9 dan -4.9
b. Dengan mensubtitusikan X= 4Y ke dalam X = 20-4Y-Y2,
maka diperoleh:
4Y = 20-4Y-Y2
Y2 +8Y-20 = 0
(Y+10) (Y-2) = 0
Y1 = -10 (tidak memenuhi)
Y2 = 2
X2 = 4(2) = 8
Jadi jumlah yang harus diproduksi adalah X = 8 dan Y = 2
LATIHAN

• Dari kurva transformasi produksi berikut tentukan nilai X


dan Y maksimum yang dapat dihasilkan:
a. X = 36 – 6Y2
b. Y = 45 – 9X2
6. PENERAPAN FUNGSI NONLINEAR
KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI

PROSES PRODUKSI > 2 ATAU LEBIH JENIS PRODUK BERBEDA (JENIS


MAUPUN MUTU) = MENGGUNAKAN INPUT DAN TEKNOLOGI YANG
SAMA
KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI : TITIK-TITIK KOMBINASI ANTARA
JUMLAH 2 JENIS PRODUK YANG DAPAT DIHASILKAN DENGAN
MENGGUNAKAN FAKTOR PRODUKSSI (INPUT TERTENTU)
MIS. JUMLAH KEDUA JENIS PRODUK ITU X DAN Y, JIKA JUMLAH
JENIS PRODUK X BERTAMBAH MAKA Y BERKURANG ATAU
SEBALIKNYA.
SECARA EKONOMI KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI DIANGGAP
CEKUNG TERHADAP TITIK ASAL, SEHINGGA SEMAKIN JAUH
KURVA TRANSFORMASI PRODUKSI DARI TITIK ASAL O SEKAMIN
BANYAK INPUT YANG DIBUTUHKAN.
KURVA DAPAT BERUPA SEBAGIAN DARI KURVA PARABOLA,
HIPERBOLA, ELIPS DAN LINGKARAN.
KURVA INDIFERENS
• Setiap orang di dunia ini memerlukan konsumsi
barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan sehari-
hari agar bisa mempertahankan kelangsungan
hidupnya.
• Barang dan jasa yang dikonsumsi oleh setiap
konsumen bermacam-macam jenis dan jumlahnya.
• Disamping itu, setiap konsumen yang rasional akan
berusaha memaksimumkan kepuasan atas barang
dan jasa yang dikonsumsinya.
• Dalam dunia nyata seorang konsumen akan memilih
diantara ribuan barang dan jasa yang ada.
• Tetapi, untuk keperluan analisis, maka kita
memisalkan hanya ada dua macam barang yang
dikonsumsi, yaitu barang X dan Y.
• Kombinasi konsumsi dari dua macam barang atau
jasa akan dianalisis menggunakan kurva indeferens.
• Hal ini karena kurva indiferens menunjukkan semua
kombinasi dua macam barang yang dapat
memberikan tingkat kepuasan atau utilitas yang
sama bagi konsumen.
• Disebut indiferens karena pada titik-titik di sepanjang
kurva akan memberikan kepuasan yang sama.
• Jadi, kurva indiferens menunjukkan titik-titik
kombinasi dari barang X dan Y yang dapat
memberikan tingkat kepuasan atau utilitas total yang
sama bagi konsumen.
• Kurva indiferens dapat diperoleh dari fungsi
utilitas yang berbentuk :
U = f (X, Y)
di mana,
U = Tingkat utilitas atau kepuasan total
konsumen
X = Jumlah barang X yang dikonsumsi
Y = Jumlah barang Y yang dikonsumsi
• Bila kurva indiferens ini digambarkan dalam
bidang koordinat Cartesius, maka akan
tampak seperti pada Gambar 1.
Gambar 1. Kurva Indiferens
• Gambar 1 menunjukkan sumbu horizontal menunjukkan
jumlah barang X yang dapat dikonsumsi oleh konsumen
dalam waktu tertentu dan sumbu vertikal menunjukkan
jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi oleh konsumen
dalam waktu tertentu.
• Misalkan konsumen memilih kombinasi di titik A, maka
jumlah barang X yang dapat dikonsumsi sebanyak X 1 dan
jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi sebanyak Y 1.
• Tetapi, jika konsumen memilih kombinasi di titik B, maka
jumlah barang X yang dapat dikonsumsi sebanyak X 2 dan
jumlah barang Y yang dapat dikonsumsi sebanyak Y 2.
• Jadi, baik kombinasi di titik A maupun di titik B konsumen
mempunyai kepuasan yang sama atau indiferens.
• Kurva indiferens mempunyai kemiringan negatif,
karena jika barang X bertambah konsumsinya, maka
barang Y akan berkurang konsumsinya oleh
konsumen agar tingkat kepuasan konsumen tetap.
• Kurva indiferens cembung terhadap titik asal (0, 0).
Ini berarti semakin banyak barang X yang dikonsumsi,
maka semakin sedikit jumlah barang Y yang harus
konsumen korbankan untuk mendapatkan tambahan
konsumsi barang X (ΔX). Hal ini dikenal dengan
hukum tingkat substitusi marginal yang menurun.
• Dengan kata lain, semakin langka suatu barang,
semakin besar pula nilai substitusinya terhadap suatu
barang yang akan digantinya.
• Secara matematis kurva indiferens akan
mempunyai kemiringan (ΔY/ΔX) yang
semakin kecil, bila bergerak pada kurva
indiferens semakin kebawah.
• Bila parameter U dalam persamaan utilitas
diubah-ubah besarnya menjadi U1, U2
dan U3, maka akan diperoleh sehimpunan
kurva indiferens yang satu sama lainnya
tidak saling memotong. Ini disebut peta
indiferens (indifference maps).
Gambar 2. Sekumpulan Kurva Indeferens
• Peta indiferens adalah grafik yang menunjukkan selera
konsumen.
• Setiap kurva dalam peta indiferens mencerminkan tingkat
kepuasan atau utilitas yang berbeda.
• Misalkan, konsumen memilih di titik C(X2, Y1) akan
memberikan kepuasan yang lebih besar dibandingkan di titik
A(X1, Y1). Selanjutnya kombinasi di titik D(X3, Y1) akan
memberikan kepuasan yang lebih besar daripada di titik C(X2,
Y1).
• Perbedaan kepuasan konsumen ini, karena titik A terletak
pada kurva indiferens U1, titik C pada kurva indiferens U2 dan
titik D pada U3.
• Jadi, kuva indiferens yang terletak semakin jauh dari titik asal
menunjukkan tingkat konsumsi barang yang lebih banyak atau
tingkat kepuasan total yang besar.
• Kurva indiferens pada peta indiferens tidak saling berpotongan
satu sama lain.
• Pada Gambar 3 terlihat bahwa :
Untuk U1 : 0X1 + 0Y1 = 0X2 + 0Y2, dan
Untuk U2 : 0X1 + 0Y1 = 0X2 + 0Y3
• Karena kedua persamaan di sisi kiri sama, maka kedua
persamaan di sisi kanan harus sama pula, maka diperoleh :
0X2 + 0Y2 = 0X2 + 0Y3
• Jika kedua sisi persamaan ini dikurangi 0X2, maka diperoleh:
0Y2 = 0Y3
• Hal ini terbukti tidak benar, sebab 0Y2 menunjukkan bahwa
lebih banyak barang yang dikonsumsi oleh konsumen
dibandingkan 0Y3. Dengan demikian, konsumen akan memilih
0Y2
Kurva indiferens memiliki 5 sifat, yaitu :
1. Kurva indiferens menunjukkan tingkat kepuasan atau
utilitas yang konstan terhadap setiap kombinasi yang
terdapat di sepanjang kurva indiferens;
2. Kurva indiferens mempunyai kemiringan negatif;
3. Kurva indiferens cembung terhadap titik asal (0, 0);
4. Kurva indiferens yang makin jauh dari titik asal,
semakin tinggi tingkat kepuasan atau utilitasnya;
5. Kurva indiferens tidak saling memotong satu dengan
lainnya.
Kurva-kurva yang memenuhi kelima sifat tersebut untuk
menunjukkan kurva indiferens adalah lingkaran,
hiperbola dan parabola.
Kurva Indiferens yang Berbentuk
Lingkaran
• Lingkaran X2 + Y2 = a2, yang titik pusatnya
dipindahkan ke titik (a, a), sehingga
rumusnya menjadi :
(X-a)2 + (Y-a)2 = a2, atau
X + Y + √2XY = a
• Bila parameter a diubah, maka akan
diperoleh sehimpunan kurva lingkaran.
• Tetapi yang dipakai hanyalah busur
seperempat lingkaran yang menyinggung
sumbu X dan Y di titik (a, 0) dan (0, a).
Kurva Indiferens yang Berbentuk
Hiperbola
• Hiperbola sama sisi XY = a, yang dapat digeser sejajar
sampai pusatnya berimpit dengan titik (-h, -k) di kuadran
ketiga, sehingga persamaannya menjadi :
(X + h)(Y + k) = a
Sumbu asimtot tegak X = -h dan,
asimtot datar Y = -k
Titik potong sumbu X = (a/k) – h
Titik potong sumbu Y = (a/h) – k

• Bila parameter a diubah, maka akan diperoleh sehimpunan


kurva hiperbola sama sisi.
• Tetapi yang digunakan hanyalah bagian hiperbola di kuadran
1.
Kurva Indiferens yang Berbentuk
Parabola
• Parabola Y = X2/a2, yang dipindahkan sejajar sehingga titik
puncaknya berada pada garis Y = -k dengan sumbu X-nya
berubah menurut h(a + 1), maka persamaannya menjadi :
Y + k = {X - h(a + 1)}2 / a2

√(Y + k) = (X – ha – h) / a ; atau

(X – h) / √(Y + k + h) = a

• Bila parameter a diubah, maka titik puncak parabola bergeser


sepanjang garis Y = -k dan membentuk sehimpunan kurva
parabola
Titik potong sumbu X = h(a + 1) + a √k
Titik potong sumbu Y = h2 {1 + (1/a)}2 – k
Contoh
• Jika kurva indiferens dari seorang konsumen
ditunjukkan oleh persamaan X+Y √2XY = a dan
seandainya kepuasan dapat diukur, berapakah jumlah
barang X sebanyak 3 unit agar tingkat kepuasannya
tetap 15 satuan?
Diketahui X = 3 dan a = 15
X+Y √2XY = a
3+Y √2(3)Y = 15
X+Y √6Y = 15
√6Y = 12 – Y
6Y = 144-24Y +Y2
0 = 144-30Y +Y2
(Y-24) (Y-6) = 0
Y1 = 24
Y2 = 6
Contoh
• Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu X dan
Y dengan tingkat keputusan ditunjukkan oleh persamaan XY + Y
+6X = a-6. Berapakah jumlah maksimum dari barang X yang dapat
dikonsumsikan bila tingkat kepuasannya sebesar 30 satuan?
Diketahui a = 30
XY + Y + 6X = a-6
XY + Y + 6X = 30-6
XY + Y + 6X + 6 = 30
Y(X+1) + 6(X+1) = 30
(X+1) (Y+6) = 30
Titik pusat hiperbola (-1,-6)
Jumlah maksimum barang X yang dapat dikonsumsi terjadi bila
tidak ada barang Y yang akan dikonsumsi (Y=0) atau X = 30/6 -1 =
4
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai