Anda di halaman 1dari 20

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Otonomi Daerah

Otonomi daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan

masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Yang

dimaksud dengan otonomi yang nyata adalah keleluasaan daerah untuk

menyelenggarakan kewenangan pemerintah di bidang tertentu yang secara

nyata ada dan diperlukan serta tumbuh, hidup, dan berkembang di daerah.

Yang dimaksud dengan otonomi yang bertanggung jawab adalah berupa

perwujudan pertanggung jawaban sebagai konsekuensi pemberian hak dan

kewenangan kepada daerah dalam wujud tugas dan kewajiban yang harus

dipikul oleh daerah dalam mencapai tujuan pemberian otonomi, berupa

peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat yang semakin baik,

pengembangan kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan, serta

pemeliharaan hubungan yang serasi antara pusat dan daerah serta antar-

daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik

Indonesia.

Dalam penjelasan umum Undang- Undang Nomor 23 tahun 2014

Tentang dikemukakan bahwa daerah provinsi berkedudukan sebagai daerah

otonom sekaligus wilayah administratif. Dengan kata lain daerah provinsi

dibentuk berdasarkan asas desentralisasi dan dekonsentrasi. Asas

dekonsentrasi dilaksanakan secara meluas di tingkat provinsi dan secara

8
9

terbatas di tingkat kabupaten/kota, terutama untuk kewenangan yang mutlak

berada di tangan pemerintah pusat. Model ini oleh B.C.Smith (1985)

dinamakan sebagai “Fused Model”. Daerah kabupaten/kota merupakan

daerah otonom semata yang dibentuk berdasarkan asas desentralisasi, dan

menurut Smith model ini dinamakan “Split Model” (Smith:1985).

Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para Ahli

1. Menurut F. Sugeng Istianto: Otonomi Daerah adalah sebuah hak dan

wewenang untuk mengatur serta mengurus rumah tangga daerah.

2. Menurut Syarif Saleh: Otonomi Daerah merupakan hak yang

mengatur serta memerintah daerahnya sendiri dimana hak tersebut

merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat.

3. Menurut Kansil: Otonomi Daerah adalah hak, wewenang, serta

kewajiban daerah untuk mengatur serta mengurus daerahnya sendiri

sesuai perundang-undangan yang masih berlaku.

4. Menurut Widjaja: Otonomi Daerah merupakan salah satu bentuk

desentralisasi pemerintahan yang pada dasarnya ditujukan untuk

memenuhi kepentingan bangsa dan negara secara menyeluruh

dengan upaya yang lebih baik dalam mendekatkan berbagai tujuan

penyelenggaraan pemerintahan agar terwujudnya cita-cita

masyarakat yang adil dan makmur.

5. Menurut Philip Mahwood: Otonomi Daerah merupakan hak dari

masyarakat sipil untuk mendapatkan kesempatan serta perlakuan

yang sama, baik dalam hal mengekspresikan, berusaha


10

mempertahankan kepentingan mereka masing-masing dan ikut serta

dalam mengendalikan penyelenggaraan kinerja pemerintahan daerah.

6. Menurut Benyamin Hoesein: Otonomi Daerah merupakan

pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional

Negara secara informal berada diluar pemerintah pusat.

7. Menurut Mariun: Otonomi Daerah merupakan kewenangan atau

kebebasan yang dimiliki pemerintah daerah agar memungkinkan

mereka dalam membuat inisiatif sendiri untuk mengatur dan

mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki daerahnya.

8. Menurut Vincent Lemius: Otonomi Daerah adalah kebebasan/

kewenangan dalam membuat keputusan politik serta administrasi

yang sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Dasar Hukum Pelaksanaan Otonomi Daerah:

1. Undang Undang Dasar Tahun 1945 Amandemen ke-2 yang terdiri

dari: Pasal 18 Ayat 1 - 7, Pasal 18A ayat 1 dan 2 dan Pasal 18B ayat

1 dan 2.

2. Ketetapan MPR RI Nomor XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan

Otonomi Daerah.

3. Ketetapan MPR RI Nomor IV/MPR/2000 mengenai Rekomendasi

Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah.

4. Undang Undang No. 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan

Daerah.
11

5. Undang Undang No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Daerah dan Pusat.

Penerapan Otonomi Daerah, Penerapan (Pelaksanaan) otonomi

daerah di Indonesia menjadi titik fokus penting dalam memperbaiki

kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah bisa disesuaikan oleh

pemerintah daerah dengan potensi dan ciri khas daerah masing-masing.

Otonomi daerah mulai diberlakukan di Indonesia berdasarkan Undang-

Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Pada tahun

2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 telah dianggap tidak sesuai

lagi dengan perkembangan keadaan, ketatanegaraan, serta tuntutan

penyelenggaraan otonomi daerah. Oleh karena itu maka Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999 digantikan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 tentang Pemerintahan Daerah. Sampai sekarang Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah telah mengalami

banyak perubahan. Salah satunya yaitu Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

tentang Pemerintahan Daerah.

2.2 Pemerintahan Desa

Desa menurut definisi universal adalah sebuah aglomerasi

permukiman di area perdesaan (rural). Di Indonesia, istilah desa adalah

pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan, yang

dipimpin oleh Kepala Desa. Sebuah desa merupakan kumpulan dari

beberapa unit permukiman kecil yang disebut kampung (Banten, Jawa


12

Barat) atau dusun (Yogyakarta) atau banjar (Bali) atau Jorong (Sumatera

Barat). Kepala Desa dapat disebut dengan nama lain misalnya Kepala

Kampung atau Petinggi di Kalimantan Timur, Klebun di

Madura, Pambakal di Kalimantan Selatan, dan Kuwu di Cirebon, Hukum

Tua di Sulawesi Utara.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah Istilah desa dapat disebut

dengan nama lain, misalnya di Sumatera Barat disebut dengan istilah nagari,

di Aceh dengan istilah gampong, di Papua dan Kutai Barat,Kalimantan

Timur disebut dengan istilahkampung. Begitu pula segala istilah dan

institusi di desa dapat disebut dengan nama lain sesuai dengan karakteristik

adat istiadat desa tersebut. Hal ini merupakan salah satu pengakuan dan

penghormatan Pemerintah terhadap asal usul dan adat istiadat setempat.

Menurut Bambang Utoyo, Desa merupakan tempat sebagian besar

penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan

bahan makanan. R. Bintarto mengatakan Desa adalah perwujudan geografis

yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografis, sosial, ekonomis politik,

kultural setempat dalam hubungan dan pengaruh timbal balik dengan daerah

lain. Menurut Sutarjo Kartohadikusumo Desa merupakan kesatuan hukum

tempat tinggal suatu masyarakat yang berhak menyelenggarakan rumah

tangganya sendiri merupakan pemerintahan terendah di bawah camat.

Menurut Paul H Landis Desa adalah suatu wilayah yang jumlah

penduduknya kurang dari 2.500 jiwa dengan ciri-ciri sebagai berikut:

1. Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan

jiwa
13

2. Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan

3. Cara berusaha (ekonomi) aalah agraris yang paling umum yang sangat

dipengaruhi alam sekitar seperti iklim, keadaan alam, kekayaan alam,

sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan

UU no. 6 tahun 2014 mengatakan Desa adalah desa dan desa adat

atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah

kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,

dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem

pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Menurut Siagian, (2006:25) beberapa alasan mengapa membina

penyelenggaraan desa itu penting adalah:

1. Perubahan lingkungan organisasi

2. Peningkatan kompleksitas organisasi

3. Meminimalisasikan tingginya kesalahan – kesalahan

4. Kebutahan manajer untuk mendelegasi wewenang

1. Perbedaan Desa dengan Kelurahan

Desa bukanlah bawahan kecamatan, karena kecamatan

merupakan bagian dari perangkat daerah kabupaten/kota, dan desa bukan

merupakan bagian dari perangkat daerah. Berbeda dengan Kelurahan,

Desa memiliki hak mengatur wilayahnya lebih luas. Namun dalam

perkembangannya, sebuah desa dapat diubah statusnya menjadi

kelurahan.
14

2. Kewenangan desa adalah:

a. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan

hak asal usul desa

b. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada

desa, yakni urusan pemerintahan yang secara langsung dapat

meningkatkan pelayanan masyarakat.

c. Tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota

d. Urusan pemerintahan lainnya yang diserahkan kepada desa.

3. Pemerintahan Desa

Desa memiliki pemerintahan sendiri. Pemerintahan Desa terdiri

atas Pemerintah Desa (yang meliputi Kepala Desa dan Perangkat Desa)

dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

4. Kepala Desa

Kepala Desa merupakan pimpinan penyelenggaraan pemerintahan

desa berdasarkan kebijakan yang ditetapkan bersama Badan

Permusyawaratan Desa (BPD). Masa jabatan Kepala Desa adalah 6 tahun,

dan dapat diperpanjang lagi untuk satu kali masa jabatan. Kepala Desa

juga memiliki wewenang menetapkan Peraturan Desa yang telah mendapat

persetujuan bersama BPD.


15

Kepala Desa dipilih langsung melalui Pemilihan Kepala

Desa (Pilkades) oleh penduduk desa setempat. Syarat-syarat menjadi calon

Kepala Desa sesuai Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 sbb:

1. Bertakwa kepada Tuhan YME

2. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, UUD 1945 dan kepada

NKRI, serta Pemerintah

3. Berpendidikan paling rendah SLTP atau sederajat

4. Berusia paling rendah 25 tahun

5. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa

6. Penduduk desa setempat

7. Tidak pernah dihukum karena melakukan tindak pidana kejahatan

dengan hukuman paling singkat 5 tahun

8. Tidak dicabut hak pilihnya

9. Belum pernah menjabat Kepala Desa paling lama 10 tahun atau 2 kali

masa jabatan

10. Memenuhi syarat lain yang diatur Perda Kab/Kota

5. Perangkat Desa

Perangkat Desa bertugas membantu Kepala Desa dalam

melaksanakan tugas dan wewenangnya. Perangkat Desa terdiri dari

Sekretaris Desa, 3 (tiga) Kepala Urusan, 3 (tiga) Kepala Seksi dan Kepala

Kewilayahan/Dusun/Dukuh/ sebutan lain menurut daerah masing-masing.

Salah satu perangkat desa adalah Sekretaris Desa, yang diisi dari Pegawai

Negeri Sipil. Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah


16

Kabupaten/Kota atas nama Bupati/Wali Kota. Perangkat Desa lainnya

diangkat oleh Kepala Desa dari penduduk desa, yang ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Desa. perangkat desa juga mempunyai tugas untuk

mengayomi kepentingan masyarakatnya.

6. Fungsi desa

Fungsi desa adalah sebagai berikut:

a. Desa sebagai hinterland (pemasok kebutuhan bagi kota)

b. Desa merupakan sumber tenaga kerja kasar bagi perkotaan

c. Desa merupakan mitra bagi pembangunan kota

d. Desa sebagai bentuk pemerintahan terkecil di wilayah Kesatuan

Negara Republik Indonesia.

2.2.1 Admininistrasi

Menurut Siagian (2006:2) Administrasi adalah rasionalitas tertentu

untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. dan Administrasi

sebagai salah satu bagian dari ilmu social, yang cakupannya keseluruhan

proses aktifitas kerja sama sejumlah manusia di dalam organisasi.

Sedangkan menurut Mustopadidjaja (2003:9) Administrasi Negara adalah

semua kegiatan dan tindakan dilakukan untuk mengatur urusan-urusan

Negara yang menyangkut kepentingan Negara yang bersangkutan. Dalam

sebuah Administrasi terdapat prinsip-prinsip yang diyakini sebagai

pegangan atau acuan yang sebagai pendukung dalam upaya pencampaian

tujuan atau hasil yang diharapkan. Adapun prinsip-prinsip tersebut seperti


17

yang dikemukakan oleh Hendry Fayol (dalam Zulkifly. 2005: 71) ada 14

prinsip yang ada dalam Administrasi:

a. Pembagian kerja

b. Pendelegasian wewenang dan tanggung jawab

c. Disiplin

d. Kesatuan pemerintah

f. Mendahulukan atau pengajian

g. Pengupahan dan pengajian

h. Sentralisasi

i. Skala hirarki

j. Tata tertib

k. Keadilan

I. Stabilitas jabatan

m. Prakarsa

n. Solidaritas kelompok kerja

Dalam kegiatan atau rangkaian Administrasi kegiatan sebagai

proses pengendalian usaha kerjasama kelompok manusia untuk mencapai

tujuan bersama yang telah ditetapkan keadilan stabilitas jabatan dalam

mengambil keputusan kinerja masing-masing dengan kesatuan arah dan

tujuan bersama dalam memajukan keputusan tersebut.

2.2.2 Koordinasi

Salah satu penting dalam kegiatan pemerintahan daerah adalah

maslah kooridnasi pemerintah dan hal yang berpengaruh terhadap


18

terlaksananya koordinasi adalah kesiapan sumber daya manusia aparatur

pemerintah daerah dalam pelaksanaan wewenang dari Daerah merupakan

suatu tuntunan profesionalitas aparatur pemerintah yang berarti memiliki

kemampuan pelaksaan tugas, adanya komitmen terhadap kualitas kerja,

dedikasi terhadap kepentingan masyarakat sebagai pihk yang dilayani oleh

pemerintah daerah.

Menurut M. Irfan Islamy (2000 : 12) kepentingan publik adalah

sentral, maka menjadikan administrator publik sebagai profesional yang

proaktif adalah mutlak, yaitu administrator publik yang selalu berusaha

meningkatkan responsibilitas obyektif dan subjektinya serta meningkatkan

aktualisasi dirinya.

Menurut Maister, David H, Internet, (1997: 3) untuk fokusnya

tulisan inimembatasi pada aspek perubahan mendasar “sikap dan karakter”

Aparatur Pemerintahan Daerah dalam Pelaksanakan Paradigma Baru

Otonomi Daerah, sebagai salah satu cerminan kriteria profesionalisme

dalam pelaksanaan wewenang pemerintahan daerah, mengingat

profesionalisme merupakan perwujudkan sikap atau karakter seseorang.

Koordinasi yang efektif adalah suatu keharusan untuk mencapai

administrasi/manajemen yang baik dan merupakan tanggung jawab yang

langsung dari pimpinan. Koordinasi dan kepemimpinan tidak bisa

dipisahkan satu sama lain.Oleh karena itu sama lain saling mempengaruhi.

Kepemimpinan yang efektif akan menjamin koordinasi yang baik sebab

pemimpin berperan sebagai koordinator.


19

Menurut Paul R. Lawrence dan Jay W. Lorch (Handoko,2003:197)

mengungkapkan 4 (empat) tipe perbedaan dalam sikap dan cara kerja yang

mempersulit tugas pengkoordinasian, yaitu:

1. Perbedaan dalam orientasi terhadap tujuan tertentu

2. Perbedaan dalam orientasi waktu

3. Perbedaan dalam orientasi antar-pribadi

4. Perbedaan dalam formalitad stuktur

Menurut Hasibuan(2007:86-87) terdapat 2 (dua) tipe koordinasi,

yaitu:

1. Koordinasi vertikal adalah dimana kegiatan-kegiatan penyatuan,

pengarahan yang dilakukan oleh atasan terhadap kegiatan unit-unit,

kesatuan-kesatuan kerja yang ada dibawah wewenang dan tanggung

jawabnya.

2. Koordinasi Horizontal adalah mengkoordinasikan tindakan-tindakan

atau kegiatan-kegiatan penyatuan, pengarahan dalam tingkat organisasi

(aparat) yang setingkat.

Menurut hasibuan (2007:88) terdapat 3 (tiga) sifat koordinasi,

yaitu: (1) koordinasi adalah dinamis bukan statis; (2) koordinasi

menekankan pandangan menyeluruh oleh seorang koordinator (manajer)

dalam rangka mencapai sasaran; (3) koordinasi hanya meninjau suatu

pekerjaan secara keseluruhan.

Menurut Hasibuan (2007:88) terdapat 4 (empat) syarat koordinasi,

yaitu: (1) Sence of cooperation( perasaan untuk bekerja sama), ini harus
20

dilihat dari sudut bagian per-bagian bidang pekerjaan, bukan orang per-

orang; (2) Rivalry, dalam perusahaan-perusahaan besar sering diadakan

persaingan antara bagian-bagian, agar bagian-bagian ini berlomba-lomba

untuk mencapai tujuan; (3) Team spirit, artinya satu sama lain pada setiap

bagian harus saling menghargai; (4) Esprit de corps, artinya bagian-bagian

yang diikut sertakan atau dihargai, umumnya akan menambah kegiatan yang

bersemangat.

Menurut Simanjutak (2000:89-90) koordinasi mempunyai ciri-ciri

sebagai berikut: (1) Bahwa tanggung jawab koordinasi adalah terletak pada

pimpinan; (2) adanya proses; (continius process); (3) pengaturan secara

teratur usaha kelompok; (4) Konsep kesatuan tindakan; (5) Tujuan

koordinasi tujuan bersama.

Sesuai dengan Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa

Pasal 25 bahwa Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut

dengan nama lain dan yang dibantu oleh perangkat Desa atau yang disebut

dengan nama lain. Dalam ilmu manajemen pembantu pimpinan disebut staf.

Staf profesional diartikan sebagai pegawai yaitu pimpinan yang memiliki

keahlian dalam bidangnya, bertanggungjawab, dan berperilaku profesional

dalam menjalankan tugasnya (Lembaga Administrasi Negara, 2009).

Selanjutkan pada pasal 26 disebutkan;

Kepala Desa bertugas menyelenggarakan Pemerintahan Desa,

melaksanakan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan

pemberdayaan masyarakat Desa. Dengan demikian dapat disimpulkan


21

bahwa Perangkat Desa adalah pembantu Kepala Desa dalam pelaksaan tugas

menyelenggarakan Pemerintahan Desa,melaksanakan Pembangunan Desa,

pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pembedayaan masyarakat Desa.

Perangkat Desa diangkat oleh Kepala Desa setelah dikonsultasikan

dengan Camat atan nama Bupati/Walikota. Dalam melaksanakan tugas dan

wewenangnya, perangkat Desa bertanggung jawab kepada Kepala Desa.

Perangakat Desa diangkat dari warga desa yang memenuhi persyaratan.

Karena tugas pemerintah desa yang begitu besar maka perangkat desa harus

memiliki kemampuan yang memadai untuk bisa mendukung kepala desa

dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan.

Pembangunan Perangkat Desa sebagai organisasi pemerintah

dibentuk dan didirikan dengan tujuan untuk memberikan pelayanan kepada

masyarakat. Karena memiliki tugas yang berat, organisasi pemerintah harus

dipimpin dan diisi oleh sumber daya manusia terpilih yang memiliki

semangat yang tinggi, komitmen yang utuh, dan kompetensi yang mampu

untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan dan pembangunan (Lembaga

Administrasi Negara RI, 2009).

Berangkat dari kenyataan masih banyaknya perangkat desa yang

kompetensinya masih kurang memadai akibat kurangnya pendidikan dan

pelatihan yang diberikan kepada para perangkat desa maka dalam rangka

implementasi Undang-undang Desa, yang memberikan wewenangan cukup

Besar kepada pemerintahan desa untuk mengelolah pemerintahan dan

pembangunan, perlu adanya upaya-upaya peningkatan kualitas perangkat


22

desa sebagai sumber daya manusia agar mampu melaksanakan tugas-tugas

yang diemban pemerintah desa dengan baik.

2.3 Definisi Konsep

Untuk memudahkan analisa agar mendapat kesatuan, pengertian

dalampenelitian, maka penulis memberikan definisi konsep sebagai berikut:

1. Otonomi daerah adalah hak wewenang dan kewajiban daerah otonom

untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan

kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-

undangan.

2. Pemerintahan desa adalah suatu wilayah dan kesatuan masyarakat yang

memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan

masayarakat setempat.

3. Kepala desa adalah seseorang yang mengurus, memimpin dan memiliki

kewenangan untuk mengatur suatu wilayah tertentu yang di sebut desa.


23

1.4 Konsep Operasional

Tabel 2.1
Konsep Operasional

Konsep Indikator Sub Indikator


1 2 3
Perda Kuantan 1. Menyelenggarakan a. Menjalankan birokratisasi di
Singingi NO 2 pemerintahan desa lefel desa
Tahun 2009 pembangunan dan b. Melaksanakan program
Tentang Tugas kemasyarakatan pembangunan
dan Kedudukan Memberikan pelayanan
Pemerintah administratif kepada
Desa masyarakat

Sumber: Peraturan Daerah Kuantan Singingi NO 2 Tahun 2009 Tentang Tugas


dan Kedudukan Pemerintah Desa

2.5 Pandangan Islam tentang Kepemimpinan

ُ‫َح َّذثََُا َيحْ ًُٕ ُد ب ٍُْ َخانِ ٍذ َح َّذثََُا أَبُٕ ُي ْس ِٓ ٍر َح َّذثَُِي َعبَّا ُد ب ٍُْ َعبَّا ٍد ْان َخ َّٕاص‬
َّ ‫َع ٍْ يَحْ يَى ب ٍِْ أَبِي َع ًْ ٍرٔ ان َّس ْيبَاَِ ِّي َع ٍْ َع ًْ ِرٔ ب ٍِْ َع ْب ِذ‬
ٍْ ‫َّللاِ ان َّس ْيبَاَِ ِّي َع‬
‫َّللاُ َعهَيْ ِّ َٔ َسهَّ َى‬
َّ ‫طهَّى‬ َّ ‫ْج َرسُٕ َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ك ْاْلَ ْش َج ِع ِّي قَا َل َس ًِع‬ ٍ ِ‫ف ب ٍِْ َيان‬
ِ ْٕ ‫َع‬
‫يَقُٕ ُل ََل يَقُضُّ إِ ََّل أَ ِيي ٌر أَ ْٔ َيأْ ُيٕ ٌر أَ ْٔ ُي ْخخَا ٌل‬
Artinya : Rasulullah saw bersabda: tidak ada yang berhak untuk
memberikan ceramah (nasehat/cerita hikmah) kecuali seorang
pemimpin, atau orang yang mendapatkan izin untuk itu (ma’mur),
atau memang orang yang sombong dan haus kedudukan. (HR.
Muslim)

‫ق ب ٍُْ إِب َْرا ِْي َى َٔ ُي َح ًَّ ُذب ٍُْ ْان ًُثََُّى قَا َل‬ ُ ‫َّاٌ ْان ًِ ْس ًَ ِع ُّي َٔإِ ْس َح‬
َ ‫ٔ َح َّذثََُا أَبُٕ َغس‬
ٍْ ‫ق أَ ْخبَ َرََا ٔ قَا َل ْاْل َخ َرا ٌِ َح َّذثََُا ُي َعا ُر ب ٍُْ ِْ َش ٍاو َح َّذثَُِي أَبِي َع‬ ُ ‫إِس َْح‬
ٍ ‫َّللاِ ب ٍَْ ِزيَا ٍد َد َخ َم َعهَى َي ْعقِ ِم ب ٍِْ يَ َس‬
‫ار‬ َّ ‫يح أَ ٌَّ ُعبَ ْي َذ‬
ِ ِ‫قَخَا َدةَ َع ٍْ أَبِي ْان ًَه‬
ِ ْٕ ًَ ‫ث نَ ْٕ ََل أََِّي فِي ْان‬
‫ث نَ ْى‬ ٍ ‫ك بِ َح ِذي‬ َ ُ‫ض ِّ فَقَا َل نَُّ َي ْعقِ ٌم إَِِّي ُي َح ِّذث‬ ِ ‫فِي َي َر‬
ٍ ‫َّللاُ َعهَ ْي ِّ َٔ َسهَّ َى يَقُٕ ُل َيا ِي ٍْ أَ ِي‬
‫ير‬ َّ ‫طهَّى‬ َّ ‫ْج َرسُٕ َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ك بِ ِّ َس ًِع‬ َ ‫أُ َح ِّذ ْث‬
ٔ َ‫ظ ُح إِ ََّل نَ ْى يَ ْذ ُخمْ َي َعُٓ ْى ْان َجَُّت‬ َ ُْ َ‫يٍ ثُ َّى ََل يَجْ َٓ ُذ نَُٓ ْى َٔي‬ َ ًِ ِ‫يَهِي أَ ْي َر ْان ًُ ْسه‬
ُ‫ق أَ ْخبَ َرَِي َس َٕا َدة‬ َ ‫َح َّذثََُا ُع ْقبَت ُ ب ٍُْ ُي ْك َر ٍو ْان َع ًِّ ُّي َح َّذثََُا يَ ْعقُٕبُ ب ٍُْ إِس َْح‬
َّ ‫ع فَأَحَاُِ ُعبَ ْي ُذ‬
ٍُْ ‫َّللاِ ب‬ َ ‫ار َي ِر‬ ٍ ‫ب ٍُْ أَبِي ْاْلَس َْٕ ِد َح َّذثَُِي أَبِي أَ ٌَّ َي ْعقِ َم ب ٍَْ يَ َس‬
‫ث ْان َح َس ٍِ َع ٍْ َي ْعقِ ٍم‬ ِ ‫ِزيَا ٍد يَعُٕ ُدُِ ََحْ َٕ َح ِذي‬
24

Artinya : Rasulullah saw bersabda: setiap pemimpin yang menangani


urusan kaum muslimin, tetapi tidak berusaha semaksimal mungkin
untuk mengurusi mereka dan memberikan arahan kepada mereka,
maka dia tidak akan bisa masuk surga bersama kaum muslimin itu.
(HR. Muslim)

Dari Hadist diatas dapat kita ketahui bahwasannya setiap pemimpin

harus melaksanakan tugas dan amanah yang telah diberikan dengan sebaik

mungkin dikarenakan pemimpinlah yang menjadi penunggang kemana negara

ini akan dibawa. Begitu pula pada penelitian ini yang mana Camat adalah

pemimpin yang harus melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sesuai

amanah yang harus ia pegang dan laksanakan dengan baik karena nasib rakyat

ditangan pemimpinnya.

2.6 Penelitian Terdahulu


Sebelum penelitian ini dilakukan, telah ada beberapa penelitian yang

dilakukan dengan tema yang sama, yaitu sebagai berikut:

1. Aphum Humokor (2015) dengan penelitian yang berjudul peran

pemerintah kecamatan dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan

penyelenggaraan administrasi desa di kecamatan bolangitang barat

kabupaten bolangitang mongondow utara, hasil penelitian menunjukan

bahwa Pemerintah Kecamatan Bolangitang Barat telah melakukan

pembinaan dan pengawasan kepada aparat pemerintah desa. Dalam

pembinaan dan pengawasan menunjukkan bahwa pemerintah Kecamatan

Bolangitang Barat telah melaksanakan tugasnya dengan baik. Perbedaan

penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu beda lokasi penelitian dan
25

mempunyai persamaan pada teori yang digunakan dan permasalahan

yang sama.

2. Sefni Lisdia Testi (2011) dengan penelitannya yang berjudul analisis

pelaksanaan tugas camat sebagai perangkat daerah dalam membina

penyelenggaraan pemerintahan desa di desa kasan, kecamatan kuantan

mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, hasil penelitian menunjukan

bahwa pelaksanaan tugas camat sebagai perangkat daerah dalam

membina penyelenggaraan pemerintahan desa di desa kasan, kecamatan

kuantan mudik, Kabupaten Kuantan Singingi, belum berjalan optimal

sesuai dengan harapan. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian

penulis yaitu beda lokasi penelitian dan mempunyai persamaan pada teori

yang digunakan dan permasalahan yang sama.

3. Ridwan Siswanto (2010) dengan penelitiannya yang berjudul Peranan

Camat Dalam membina dan mengawasi administrasi pemerintahan desa

di Kecamatan Gunung Toar, Kabupaten Kuantan Singingi. hasil

penelitian menunjukan Peranan Camat Dalam membina dan mengawasi

administrasi pemerintahan desa di Kecamatan Gunung Toar,Kabupaten

Kuantan Singingi belum berjalan baik dengan hasil penelitian prentase

46%. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian penulis yaitu beda lokasi

penelitian dan mempunyai persamaan pada teori yang digunakan dan

permasalahan yang sama.

4. Azmanirah mardhatillah (2013) dengan penelitian yang berjudul Analisis

pelaksanaan tugas pokok dan fungsi camat dalam penyelenggaraan


26

pemerintahan. Di Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, Hasil

penelitian dari hasil analisa data ketiga faktor yang mempengaruhi

pelaksanaan tugas camat di somba opu kabupaten goa mempunyai

pengaruh yang positif terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

camat dengan pelaksanaan hasil sebesar 55%. Perbedaan penelitian ini

dengan penelitian penulis yaitu beda lokasi penelitian dan mempunyai

persamaan pada teori yang digunakan dan permasalahan yang sama.

5. Rima dona Fitri (2012) dengan penelitian yang berjudul peran camat

dalam membina administrasi pemerintahan desa dikecamatan mempura

kabupaten siak . Dengan hasil penelitian secara keseluruhan dapat

diketahui bahwa pembinaan administrasi pemerintahan desa dikecamatan

mempura kabupaten siak mendapatkan jumlah skor rata-rata dan

dinyatakan dalam kategori”cukup baik”. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian penulis yaitu beda lokasi penelitian dan beda permasalahan

dan mempunyai persamaan pada teori yang digunakan.


27

2.7 Kerangka Berpikir

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

Peraturan Daerah Kuantan Singingi Nomor 2 Tahun 2009


Tentang Pedoman Susunan Oganisasi Dan Tata Kerja
Pemerintah Desa

Pelaksanaan Tugas Kepala


Desa Dalam Mengurus
Penyelenggaraan
Pemerintah Desa

Pembangunan Kemasyarakatan

Keteraturan
penyelenggaraan
pemerintahan desa

Sumber Olahan Penulis, 2017

Anda mungkin juga menyukai