DisusunOleh:
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Teori Perilaku Konsumen,
ini tepat pada waktunya.
Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada
mata kuliah: Ekonomi Mikro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Teori Perilaku Konsumen, bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Rakhmat Dwi Pambudi, M.Si selaku
Dosen Ekonomi Mikro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makaalah ini.
Saya menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.
KATA PENGANTAR..................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN......................................................................................................................................4
A. Latar Belakang...............................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................................4
C. Tujuan Pembahasan.......................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN........................................................................................................................................5
A. Teori Pendekatan Kardinal............................................................................................................5
B. Pemaksimuman Nilai Guna............................................................................................................7
D. Teori Permintaan..........................................................................................................................10
E. Paradoks Nilai..............................................................................................................................11
G. Pendekatan Atribut dalam Teori Konsumen.................................................................................13
BAB III...................................................................................................................................................14
PENUTUP..............................................................................................................................................14
A. Kesimpulan..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pokok persoalan ekonomi yang dihadapi oleh setiap orang dan setiap keluarga
adalah seperti ini: orang ingin hidup layak sebagai manusia dan sebagai warga
masyarakat. Untuk itu dibutuhkan bebagai macam barang dan jasa seperti makanan,
pakaian, rumah, obat, sepatu, pengangkutan, dan sebagainya. Di lain pihak dihadapkan
dengan harga yang harus dibayar serta terbatasnya penghasilan yang membatasi apa
dan berapa yang dapat dibeli. Menghadapi persoalan seperti ini , seseorang konsumen
harus bertindak bijaksana dalam mempergunakan uangnya. Bertindak ekonomis
diartikan mempertimbangkan hasil dan pengorbanan.
Perilaku permintaan konsumen terhadap barang dan jasa akan dipengaruhi oleh
beberapa factor, diantaranya: pendapatan, selera konsumen, dan harga barang, di saat
kondisi yang lain tidak berubah. Perilaku konsumen ini didasarkan pada teori pelaku
konsumen yang menjelaskan bagaimana seseorang dengan pendapatan yang
diperolehnya, dapat membeli berbagai barang dan jasa sehingga tercapai keputusan
tertentu sesuai dengan apa yang diharapkan.
Terpenuhinya kebutuhan menimbulkan rasa kepuasan, serta kemampuan
barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan manusia disebut kegunaan (utility).
Sedangkan yang dimaksud dengan pengorbanan dalah harga yang harus dibayar yang
perlu dicurahkan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan,
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pendekatan kardinal?
2. Bagaimana cara pemaksimuman nilai guna?
3. Apa yang dimaksud dengan teori nilai guna dan teori permintaan?
4. Apa yang dimaksud paradoks nilai?
5. Mengapa terjadi surplus konsumen?
6. Apa yang dimaksud pendekatan artibut?
C. Tujuan Pembahasan
1. Menjelaskan penekatan kardinal
2. Menjelaskan cara pemaksimuman nilai guna
3. Menjelaskan teori guna dan teori permintaan
4. Menjelaskan paradoks nilai
5. Menjelaskan surplus konsumen
6. Menjelaskan pendekatan artribut
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Pendekatan Kardinal
Aliran subyektif dari Austria seperti: Karl Menger, Hendrik Gossen, Yeavon,
dan Leon Walras. Menurut pendekatan ini daya guna dapat diukur dengan satuan uang
atau util, dan tinggi rendahnya nilai atau daya guna bergantung kepada subjek yang
menilai. Pendekatan ini akan banyak didasari oleh suatu hukum dari tokoh terkenal,
Gossen, yaitu hukum Gossen, di mana:
1. Hukum Gossen I menyatakan bahwa Makin banyak barang yang dikonsumsi makin
besar kepuasan. Terjadi hukum Law of Diminishing marginal Utility pada tambahan
kepuasan setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap unit
tambahan konsumsi semakin kecil. (mula-mula kepuasan akan nakan naik sampai titik
tertentu atau saturation point tambahan kepuasan akan semakin menurun). Hukum ini
menyebabkan terjadinya Downward Sloping MU curva.
Untuk memahami konsep utilitas ini, perhatikan contoh berikut tabel di bawah ini
menunjukkan skedul Total Ulitity dan Marginal Utility. Skedul MU mempunyai ciri
yang menurun. Setiap tambahan air yang diminum akan menghasilkan tambahan TU
yang semakin kecil.
Misalnya seseorang yang baru selesai berolahraga dan dalam keadaan haus, bila diberi
segelas air mereka sangat puas, sehingga segelas air tersebut mempunyai nilai guna
yang tinggi untuk melepaskan dahaganya. Bila diberi segelas air kedua mempunyai
nilai guna yang lebih besar, demikian juga segelas air ketiga, dan keempat, tetapi
peningkatan kepuasan tersebut semakin menurun, mungkin seseorang sudah mencapai
kepuasan maksimal.
Setelah mencapai kepuasan maksimum, bila diberi segelas berikutnya maka nilai guna
yang diperoleh dari segelas air pertama sampai segelas berikutnya maka nilai guna
yang diperoleh dari segelas air tersebut menjadi semakin kecil. Pertambahan konsumsi
segelas air pertama sampai segelas air berikutnya sampai mencapai kepuasan
maksimum semakin lama semakin berkurang nilainya dan akhirnya mencapai nilai
guna yang negatif. Untuk lebih jelasnya hubungan Antara nilai guna total, dan nilai
guna marjinal dengan jumlah barang yang dikonsumsi dapat dilihat pada gambar
dibawah ini :
2. Hukum Gossen II menyatakan bahwa orang akan memenuhi berbagai kebutuhannya
sampai mencapai intensitas yang sama. Intensitas yang sama itu ditunjukkan oleh rasio
antara marginal utility dengan harga dari barang yang satu dengan rasio marginal
utility dengan harga barang yang lain.
Contoh penerapannya adalah jika seseorang merasakan lapar dan haus maka ia akan
butuh makanan dan minuman untuk memenuhi kebutuhannya itu. Ia kemudian
membeli makanan dan minuman sampai pada batas kekenyangannya. Seandainya jika
uangnya sisa maka dia akan gunakan untuk memenuhi kebutuhan lainnya.
Terdapat cara dan syarat dalam pemaksimalan nilai guna sebagai berikut:
Dari syarat dan atas dasar hukum Gossen II sehingga dapat diperoleh persamaan :
Keterangan:
Contoh: Terdapat barang A dan barang B yang memiliki perbedaan harga, harga
barang A adalah 10 dan harga barang B adalah 5, dan kita hanya memiliki uang 20,
maka kita kan dapat menghitung titik maksimalnya ketika barang A mendapatkan 1
item dan barang B 2 item. Atau perhatikan tabel berikut:
Diketahui:
MARGINAL UTILITY
TOTAL UTILITY (TU) (MU) MU NR/P
Q MU G/P G
NASI GORENGA NASI GORENGA NR
RAMES N RAMES N
1 20 10 20 10 0,004 0,01
2 30 17 10 7 0,002 0,007
3 35 21 5 4 0,001 0,004
4 38 24 3 3 0,0006 0,003
5 40 25 2 1 0,0004 0,001
Titik di mana kepuasan konsumen mencapai maksimum dengan sumber daya yang ada
dikenal sebagai keseimbangan konsumen (consumer's equilibrium).
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan:
pendekatan nilaiguna(utiliti) kardinal dan pendekatan nilai guna ordinal. Dalam
pendekatan nlai guna kardinal dianggap manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
seorang konsumen dapat dinyatakan secara kuantitatif. Berdasarkan kepada pemisalan
ini, dan dengan anggapan bahwa konsumen akan memaksimumkan kepuasaan yang
dapat dicapainya,diterangkan bagaimana seseorang akan menentukan konsumsinya ke
atas berbagai jenis barang yang terdapat di pasar.
Dalam pendekatan Nilai guna ordinal, manfaat atau kenikmatan yang diperoleh
masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak dikuantifikasi. Tingkah laku
seorang konsumen untuk memilih barang-barang yang akan memaksimumkan
kepuasaanya ditunjukkan dengan bantuan kurva kepuasaan sama,yaitukurva yang
menggambarkan gabungan barang yang akan memberikan nilai guna(kepuasaan) yang
sama.
Di dalam teori ekonomi kepuasaan atau kenikmatan yang diperoleh seseorang
dari mengkonsumsi barang-barang dinamakan nilai guna atau utiliti. Kalaukepuasaan
itu semakin tinggi maka makin tinggilah nilai gunanya atau utilitinya. Dalam
membahas mengenai nlai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian: Nilai guna
total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah seluruh
kepuasaan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Sedangkan nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasaan
sebagai akibat dan pertambahan (atau pengurangan) penggunaan satu unit barang
tertentu. Untuk melihat dengan lebih jelas perbedaan kedua pengertian tersebut
perhatikan contoh berikut. Nilai guna total dari mengkonsumsikan 10 buah mangga
meliputi seluruh kepuasaan yang diperoleh dari memakan semua mangga tersebut.
Sedangkan nilai guna marjinal dari mangga yang kesepuluh adalah pertambahan
kepuasaan yang diperoleh dari memakan buah manggayan kesepuluh.
D. Teori Permintaan
Teori Permintaan adalah teori ekonomi yang menyatakan bahwa harga
dipengaruhi oleh permintaan. Oleh karena itu, teori tersebut berasumsi bahwa ketika
permintaan di pasar naik, maka harga barang pun akan ikut naik. Tetapi, jika
permintaan turun, maka harga pun akan ikut turun. Turunnya permintaan sendiri
awalnya disebabkan oleh naiknya, atau terlalu tingginya harga di pasar, sehingga
masyarakat berfikir ulang untuk spending money. Maka, ketika masyarakat tidak
berminat untuk membeli barang mereka (produsen), maka produsen akan menurunkan
harganya, agar masyarakat kembali dapat mengkonsumsi barang yang mereka
produksi.
Berdasarkan ciri hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik
kurva permintaan. Permintaan adalah kebutuhan masyarakat / individu terhadap suatu
jenis barang tergantung kepada faktor-faktor sebagai berikut:
1. Harga barang itu sendiri.
2. Harga barang lain.
3. Pendapatan konsumen.
4. Cita masyarakat / selera.
5. Jumlah penduduk.
6. Musim / iklim.
7. Prediksi masa yang akan datang.
E. Paradoks Nilai
Setiap barang yang berfungsi memenuhi kebutuhan dan memberi kepuasan
bagi manusia dapat dikatakan memiliki manfaat atau guna. Dikarenakan suatu barang
memiliki daya guna, maka barang tersebut memiliki nilai. Setiap barang yang dapat
memuaskan kebutuhan manusia berarti memiliki kegunaan dan nilai guna barang
tersebut akan semakin tinggi apabila digunakan pada waktu yang tepat, saat yang
tepat, dan oleh orang yang tepat menggunakannya.
Paradoks nilai menekankan bahwa nilai moneter yang terekam dari suatu barang
(diukur melalui harga kali kuantitas) mungkin merupakan sebuah indikator yang
menyesatkan mengenai total nilai ekonomis dari barang tersebut. Nilai ekonomis yang
diukur dari udara yang kita hirup adalah nol, meskipun demikian kontribusi udara
terhadap kesejahteraan tak dapat diukur besarnya.
F. Surplus Konsumen
Jadi, surplus konsumen adalah selisih antara harga yang bersedia dibayar
konsumen dan harga yang harus mereka bayar untuk membeli barang. Misalkan
seseorang bertanya kepada Anda, "Berapa harga yang bersedia Anda bayarkan untuk
membeli produk A?" Katakanlah Anda bersedia/bersedia membayar 5 juta untuk
produk A. Dan harga Produk A di pasaran hanya 2 juta. Harga barang lebih murah dari
harga yang bersedia Anda bayar. Di situlah letak surplus konsumen.
Pada kurva surplus konsumen di atas, keadaan surplus konsumen diwakili oleh
area hijau. Mari kita uraikan bagaimana sejarah ruang hijau di atas menjadi ruang
surplus konsumen. Misalkan cerita kita tentang permintaan produk A dengan harga
pasar 5 rupiah. Misalkan terdapat 3 titik (x,y,z) yang mengalami peningkatan surplus
konsumen.
Harga yang bersedia dibayar konsumen dan harga pasar berbeda. Selisih antara
harga yang bersedia dibayar seseorang dan harga yang harus dibayar (harga pasar)
adalah5 rupiah. Di Y, konsumen bersedia membayar 10 rupiah untuk kuantitas 2.
Karena harga barang di pasar hanya 5 rupiah, konsumen menerima surplus konsumen
5 rupiah untuk setiap produk yang dibeli.
Pada titik Z, kita melihat bahwa konsumen yang bersedia membayar sebesar 5
rupiah dengan kuantitas sebanyak 3 barang A. Pada titik Z ini tidak ada perbedaan
antara harga yang ingin dibayar oleh konsumen dengan harga pasar barang A. Pada
kondisi ini tidak ada surplus konsumen yang terjadi.
Dari gambaran titik X, Y, Z dapat kita lihat bahwa semakin tinggi harga yang
bersedia dibayar oleh konsumen, akan semakin sedikit kuantitas barang yang bersedia
dibayar. Karena semakin sedikit juga orang mampu membeli bila harga mahal. Oleh
karena itu, gambaran surplus konsumen terlihat seperti pada daerah hijau.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia
dalammasyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun
makhluk hiduplain dan tidak untuk diperdagangkan. Pelanggan merasa puas
apabila harapan merekaterpenuhi, dan merasa amat gembira apabila harapan mereka
terlampaui.Perilaku konsumen ada yang bersifat rasional dan irasional. Dalam
pendekatan kardinal, digunakan konsep Total Utility (TU) dan Marginal Utility(MU).
Konsumen juga akan memaksimalkan nilai guna dengan cara mengetahui barang apa
saja yang akan di konsumsi, mengetahui harga barang yang akan di konsumsi, dan
mengetahui berapa banyak pendapatan yang kita gunakan. Selain itu konsumen akan
memperhatikan selisih antara harga yang bersedia dibayar konsumen dan harga yang
harus mereka bayar untuk membeli barang yang disebut surplus konsumen. Serta
konsumen rumah tangga biasanya sudah membagi anggaran untuk tiap kelompok
kebutuhan.
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono. (2005). Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta, PT Raja
Grafindo Persada.
Nainggolan, L. E., Koesriwulandari, K., Purba, B., Damanik, D., Hasan, M., Nainggolan,
P., ... & Surya, C. M. (2021). Ekonomi Manajerial: Teori dan Pendekatan. Yayasan Kita
Menulis.
Seputra, Yulius Eka Agung dan Joko sutrisno. (2016). Pengantar Ekonomi Mikro. Yogyakarta:
Ekuilibria
https://repository.uin-suska.ac.id/4763/3/10.%20BAB%20II%281%29.pdf
http://eprints.binadarma.ac.id/4461/1/BAB%207.pdf
https://id.scribd.com/doc/138856368/Pendekatan-Atribut-Dalam-Teori-Konsumen
https://id.scribd.com/doc/138856368/paradoks-nilai