Disusun oleh :
2022
KATA PENGANTAR
Makalah ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca. Oleh karena itu,
diharapkan kritik dan saran untuk makalah ini dengan harapan sebagai masukan
dalam perbaikan dan penyempurnaan pada makalah berikutnya.
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 1
1.3. Tujuan ............................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................... 3
2.1. Teori nilai guna (utiliti) ..................................................................................3-6
2.2. Pemaksimuman nilai guna ............................................................................... 7
2.3. Teori nilai guna dan teori permintaan ...........................................................8-9
2.4. Paradoks nilai ................................................................................................ 11
2.5. Surplus konsumen…………………………………………………………………………………………11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Rumusan Masalah
1
1.3.Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
meliputi seluruh kepuasan yang diperoleh dari memakan mangga
tersebut.
Hipotesis utama teori nilai guna atau lebih dikenal sebagai hukum
nilai guna marjinal yang semakin menurun, menyatakan bahwa
tambahan nilai guna yang akan diperoleh seseorang dari
mengkonsusmsikan suatu barang akan menjadi semakin sedikit
apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinyake
atas barang tersebut. Pada akhirnya tambahan nilai guna akan
menjadi negatif yaitu apabila konsumsi ke atas barang ditambah
satu unit lagi, maka nilai guna total akan menjadi semakin sedikit.
Pada hakikatnya hipotesis tersebut menjelaskan bahwa
pertambahan terus menerus dalam mengkonsumsi, tidak dilakukan
secara terus menerus akan menambah kepuasan yang dinikmati
orang yang mengkonsumsinya. Misalnya, apabila seseorang selesai
berolahraga, lalu memperoleh air segelas, maka ia memperoleh
sejumlah kepuasan dari segelas air tersebut. Dan jumlah kepuasan
itu akan menjadi bertambah tinggi apabila ia dapat meminum
segelas air lagi. Apabila pertambahan ini terus berlangsung,
katakanlah pada gelas kelima, maka ia merasa bahwa yang
diminumnya sudah cukup memuaskan dahaganya, dan apabila ia
ditawarkan pada gelas keenam maka akan menolaknya karena ia
sudah puas pada gelas kelima. Dengan demikian, pada gelas
keenam tambahan nilai guna adalah negatif.
4
Hukum nilai guna marjinal akan dapat dimengerti dengan
lebih jelas apabila digambarkan dalam contoh secara angka.
Contoh Angka
5
Contoh Grafik nilai guna total dan marjinal
6
2.2. Kemaksimuman nilai guna
7
2.3.Teori nilai guna dan teori permintaan
Efek penggantian
MU barang A
8
menyebabkan permintaan ke atas barang yang mengalami penurunan
harga itu akan menjadi bertambah banyak. Penurunan harga
menyebabkan barang itu mewujudkan nilai guna marjinal per rupiah
yang lebih tinggi dari pada nilai guna marjinal per rupiah dari barang-
barang lainnya yang tidak berubah harganya. Maka, Karena membeli
barang tersebut akan memaksimumkan nilai guna, permintaan ke atas
barang ersebut menjadi bertambah banyak apabila harganya bertambah
rendah.
Efek pendapatan
9
2.4.Paradoks nilai
Air dan berlian terdapat perbedaan harga yang cukup tingi. Air merupakan
barang yang sangat berharga pada manusia, tetapi harganya sangat murah,
sedangkan berlian bukan merupakan barang yang penting dalam keidupan
sehari-hari, tetapi harganya jauh lebih tinggi dari harga air. Keanehan
inilah yang dinamakan paradoks nilai. Maka yang menentukan harga pasar
ialah penawaran dan permintaan bukan keperluan ataupun kemewahan.
Terdaat dua alasan yang dapat digunakan untuk menerangkan keadaan
tersebut, yaitu perbedaan dalam biaya produksi. Air meruupakan benda
yang mudah didapat diberbagai tempat sehingga untuk memperolehnya
tidak diperlukan biaya terlalu besar. Tetapi tidak demikian halnya dengan
berlian sebab ia merupakan barang yang sangat sukar untuk diperoleh dan
biaya untuk memproduksinya sangat tinggi.
10
2.5.Surplus konsumen
11
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
12
3.2.Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14