Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH TEORI PERILAKU KONSUMEN

Kelompok 12
Geraldo takumansang 210611040356
Loudewich lahema 210611040374
Olivia samau 210611040405

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


KOTA MANADO

1
KATA PEGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat -Nya
sehingen kami dapat menyales aikan makalah ini dengan judul Teori
Perilaku Konsumen ini tepat waktu.
Tujuan penuLisan makalah ini semate-mata hanya untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teori Ekonomi yang merupakan kewajiban kami
sebagai mahasiswa untuk menyelesaikannya
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah teori
ekonomi mener Krest D Tolosang, SE MSi yang sudah membimbing
kami menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah kami ini belum sempurna.
Maka daari itu,diharapkan saran dan kritik yang membangun.

Terima kasih

Manado,17 maret 2022

2
Kata pengantar ................................................................................2
Daftar isi ..........................................................................................3
Bab 1 pendahuluan ..........................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................4
1.3 TUJUAN MASALAH .....................................................................4
Bab 2 pembahasan...........................................................................5
2.1 teori ekonomi.............................................................................5
2.2 pendekatan guna kardinal ..........................................................8
2.3 pendekatan guna ordinal ............................................................16
Bab 3 penutup .................................................................................33
3.1 kesimpulan.................................................................................33

3
BAB 1
pendahuluan
LATAR BELAKANG
Membelajari tentang teori perilaku konsumen dimana kita dapat
mengukur dan merasakan kepuasan itu dan juga dapat mengukurnya.

RUMUSAN MASALAH
 Apakah kepuasan itu bisa di ukur?
 Tingkat kepuasan seseorang itu di titik mana?

TUJUAN MASALAH
 Agar kita dapat tau rasa kepuasan itu bisa di ukur
 Lebih bisa tau secara matematis rasa kepuasan itu

4
BAB 2
pembahasan

TEORI EKONOMI MIKRO

TEORI PERILAKU EKONOMI


Teori perilaku Konsumen adalah : teori yang menerangkan mengenai
perilaku konsumen dalam mengalokasikan dan membelanjakan
pendapatnya terhadap barang dan jasa yang berbeda-beda untuk
memaksimalkan kesejahteraan mereka.
Teori Ekonomi Mikro adalah ilmu yang mempelajari implikasi
insentif,dan keputusan,khususnya tentang bagaimana hal itu
mempengaruhi pemanfaatan dan distribusi sumber daya.
Teori yang menerapkan pengertian Perilaku Ekonomi mengasumsikan
bahwa orang,dengan prefensi dan batasan mereka ,mampu membuat
keputusan rasional.Hal ini dapat dicapai dengan secara efektif
menimbang biaya keuntungan dari setiap pilihan yang tersedia bagi
mereka.

TEORI UNTUK MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN :


1. Preferensi Konsumen : menggambarkan alasan-alasan mengapa
konsumen lebih suka suatu barang dari pada barang yang lain.

5
2. Keterbatasan anggaran : Konsumen memiliki keterbatasan
anggaran atau pendapatan yang membatasi jumlah barang yang
mereka beli.
3. Pilihan-pilihan konsumen : dengan mengetahui preferensi dan
keterbatasan anggaran atau pendapatan konsumen maka
konsumen memilih untuk membeli kombinasi barang-barang yang
memaksimalkan kepuasan mereka.

Hal penting yang tercakup dalam Teori Perilaku Konsumen


Bagaimana reaksi konsumen dalam kesediaannya membeli
sesuatu barang terhadaap :
1. Berubahnya harga barang yang berasangkutan.
2. Berubahnya harga barang-barang yang berhubungan dengan
barang yang bersangkutan.
3. Berubahnya cita rasa yang dimilikinya.
Konsumsi barang dan jasa menghasilkan
kepuasan(satisfaction)yang sering pula disebut dengan Guna
atau Utility

Asumsi Dasar Teori Perilaku Konsumen


1. Asumsi Resionalis :Konsumen selalu berusaha menggunakan
pendapatannya yang terbatas untuk memperoleh kombinasi barang
dan jasa yang dapat memberikan tingkat kepuasaan maksimum.
2. Asumsi bahwa : konsumen mempunyai pengetahuan yang sempurna
(perfect knowledge) mengenai : jenis barang,harga barang,besarnya
pendapat & cita rasa atau seleranya.
3. Asumsi Kelengkapan :Konsumen dapat membandingkan dan menilai
semua pilihan terhadap barang dan jasa yang ada.

6
4. Asumsi Transitivitas (konsitensi) : jika seorang konsumen lebih suka
barang A dari pada barang B.Dan B lebih disukai dari pada C maka
konsumen tersebut lebih suka barang A dari pada barang C.
5. Asumsi :lebih baik lebih dari pada kurang,konsumen lebih
menginginkan banyak barang dari pada kurang.

DUA MACAM PENDEKATAN DALAM TEORI PERILAKU KONSUMEN


1. Pendekatan Guna Kardinal (Cardinal Utility Approach) atau
Pendekatan Guna Marginal Klasik (Classical Marginal Utility
Approch).Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa “Guna atau
Kepuasan seorang dapat diukur dan diperbandingkan.”Asumsi ini
dianggap tidak realistic sebab dalam kenyataannya kepuasan
seseorang sebenarnya tidak dapat diukur.Dengan demikian
asumsi tersebut sering ditonjolkan sebagai kelemahan dari
pendekatan Guna Kardinal.
2. Pendekatan Guna Ordinal (Ordinal Utility Approch)
Pendekatan ini menggunakan asumsi yang lebih realistic dari pada
pendekatan guna cardinal.
Asumsi utama yang digunakan dalam pendekatan ini ialah bahwa :
“Kepuasan seseorang bersifat ordinal yakni
dapatbdiperbandingkan dan dapat disusun dalam bentuk
rangking atau uratan tinggi rendahnya kepuasan.”
Pendekatan Guna Ordinal menggunakan alat bantu yang disebut
dengan :Kurva Indeferens (Indeference Curve) atau Kurva tak
acuh.

7
PENDEKATAN GUNA KARDINAL
1. Asumsi-Asumsi Yang digunakan :
a. Guna barang dab jasa konsumsi dapat diukur ; Satuan
Guna atau Kepuasan dipakai satuan ukuran yang biasa
disebut : Util atau Satuan Kepuasan (Sakep).
b. Asumsi Additive :Kepuasan total dari pengkonsumsian dua
barang atau lebih dapat diperoleh dengan jalan
menjumlahkan jumlah unit kepuasan yang diperoleh dari
masing-masing barang yang dikonsumsi.
Contoh :Konsumsi 1 piring nasi sehari menghasilkan kepuasan 10
sakep.Konsumsi 1 mangkuk sayur sehari menghasilkan kepuasan 5
sakep. Maka : 1 piring nasi + 1 mangkuk sayur = 15 sakep.
c. Asumsi Guna Batas barang yang dikonsumsi yang semakin
menurun.
Guna Marginal (Marginal Utility-MU) atau guna batas
atau kepuasan batas ialah : Kepuasan atau nilai kegunaan
yang diperoleh seorang konsumen karena mengkonsumsi
unit terakhir suatu barang atau jasa konsumsi.
Asumsi Guna batas barang yang akan dikonsumsi yang
semakin menurun adalah : “Semakin banyak satuan
barang X yang dikonsumsi oleh seorang konsumen maka
semakin kecil guna batas (MU) barang X yang diperoleh
konsumen tersebut bahkan akhirnya menjadi negatife.”
Konsep ini disebut dengan Hukum Gossen I (oleh : Herman
Heinrich Gosen :1810-1858 di Jerman) yakni : The Law of
Diminishing Marginal Utility atau Hukum Guna Batas
yang Menurun.

8
Tebel 1 : Marginal Utility,Total Utility dan Average Utility Seorang
Konsumen dalam mengkonsumsi air minum.
Gelas ke-n MUn TUn AUn
0 0 0 0
1 10 10 10
2 8 18 9
3 6 24 8
4 4 28 7
5 3 31 6.2
6 2 33 5.5
7 1 34 4.9
8 0 34 4.2
9 -1 33 3.7
10 -2 31 3

Hubungan Antara Marginal Utility(MU),Total Utility


(TU),dan Average Utility (AU)
1. Menemukan Total Utility (TU)
a. Jika Nilai MU diketahui,maka :
TUn = MU1 + MU2 + … Mun
TU3 = 10 + 8 + 6
TU3 = 24 sakep.
b. Jika Nilai AU diketahui, maka
TUn = AUn x n
TU3 = AU3 x n
TU3 = 8 x 3
TU3 = 24 sakep

9
2. Menemukan Average Utility (AU)
a. Jika NIlai TU diketahui, maka
Aun = TUn : n
AU3 = TUn3 : 3
AU3 = 24 : 3
AU3 = 8 sakep
b. Jika Nilai MU diketahui, maka
AUn = MU1 + MU2 + MU3 … + Mun /n
AU3 = MU1 + MU2 + MU3 / 3
AU3 = ( 10 + 8 + 6 ) / 3
AU3 = 24/3
AU3 = 8 sakep

3. Menemukan Marginal Utiliti (MU)


a. Jika NIlai Total Utility (TU) diketahui, maka
MUn = Tun – Tun-1
MU3 = TU3 – TU2
MU3 = 24 - 18
MU3 = 6 sakep
b. Jika Nilai Average Utility (AU) diketahui :
MUn = (AUn) x (n) – (AUn-1) x (n-1)
MU3 = (AU3) x (3) – (AU3-1) x (3-1)
MU3 = (AU3) x (3) – (AU2) x (3-1)
MU3 = (8) x (3) – (9) x (2)
MU3 = 24 - 18
MU3 = 6 sakep

10
Titik Jenuh Konsumsi

Ttitik Jenuh Konsumsi seorang konsumen tercapai


Pada saat konsumen konsumen tersebut melakukan
konsumsi
Pada satuan unit yang memiliki nilai guna marginal
Sama dengan nol (MU = 0) atau pada saat
Konsumen melakukan konsumsi pada satuan unit
Yang langsung diikuti oleh satuan unit yang
Pertama kali memiliki tanda negative. ( Pada Tabel 1.
Maka titik jenuh konsumsi air minum tercapai pada
Gelas yang ke 7 dan 8 ).
Konsumen yang rasional tidak akan menkonsumsi
Satu macam barang dengan jumlah lebih dari
Jumlah unit yang menghasilkan nilai MU = 0 atau tidak
Akan mengkonsumsi barang dengan jumlah yang
Menghasilkan MU dengan tanda negative (-).

MEMAKSIMUMKAN NILAI GUNA

 Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi


mikro mengnai perilaku konsumen adalah bahwa
setip oran akan berusaha untuk memaksimumkan
kepuasan yang dapat dinikmatinya.
 Tingkat kepuasan maksimum akan tercapai pada
Waktu nilai guna total (total Utility) mencapai tingkat
Maksimum.
 Syarat memaksimumkan nilai guna (MU) adalah :
setiap rupia yang dikeluarkan untuk membeli unit

11
tambahan berbagai jenis barang akan memberikan
nilai marginal yang sama besarnya.
 Prinsip kesamaan marginal ini disebut dengan
Hokum gosen II = Equimarginal Principle.

Ekuilibrium Konsumen pada Hukum Gossen II


 Tujuan seorang konsumen yang rasional adalah memaksimalkan
utility atau kepuasan total yang diperoleh dari penggunaan
pendapatnya.Tujuan ini tercapai atau dikatakan berbeda dalam
kondisi ekuilibrium bila : konsumen tersebut menggunakan
pendapatnya menurut cara yang sedemikian rupa sehingga utility
atau kepuasan dari rupiah terakhir yang dibelanjakan pada
berbagai komoditi adalah sama.

Syarat Ekuilibrium Konsumen dari Hukum Gossen II


1. MU Barang A/ Harga Barang A = MU Barang B/ Harga Barang B
2. (Harga Barang A x Kuantitas Barang A ) + (Harga Barang B x
Kuantitas Barang B )=Pendapatan Konsumen.

CONTOH STUDI KASUS


Seorang konsumen mengkonsumsi dua macam barang, yaitu barang X
dan barang Y. Harga barang X per unit (Px) adalah Rp. 4 dan harga barang
Y per unit (Py) adalah Rp. 2. Anggaran yang tersedia untuk membeli
kedua macam barang tersebut adalah Rp. 24. Tingkat Kepuasan Marinal
(MU) dalam mengkonsumsi sejumlah barang X dan barang Y dapat dilihat
pada tabel berikut:

12
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8
MU barang X 18 15 14 11 9 6 3 2
MU barang Y 11 10 9 8 7 6 5 4

Pertanyaan:
a. Tentukan berapa banyak barang X dan barang Y yang harus
dikonsumsi oleh konsumen tersebut agar dicapai kepuasan yang
maksimum (kondisi keseimbangan konsumen).
b. Jika harga barang X turun dari Rp. 4 menjadi Rp. 2, dan harga
barang Y tetap maka tentukan kondisi keseimbangan yang baru,
dan gambarkan kurva pemintaan terhadap barang X.
jawab:
A.
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8
MU barang x 18 16 14 11 9 6 3 2
MU barang y 11 10 9 8 7 6 5 4

Px Rp. 4.Py Rp.2 dan M Rp. 24


Berdasarkan keadaaan tersebut diatas maka dua kondisi
ekuilibrium konsumen
secara serentak dapat dipenuhi:
1.Mux/ Px = Muy / Py atau 12/4= 6/2

2 Px.lx+Pyly =M atau Rp.4x3 unit harang X = Rp.2x6 unit barang


Y. Jadi ekuilibrium konsumen tercapai ketika mengkonsumsi 3
unit barang X dan 6 unit barang Y di mana total keseluruhan
utiliti yang dicapai adalah 99 util.

B.

13
Jika harga barang X turun dari Rp. 4 menjadi Rp. 2, dan harga
barang Y tetap maka kondisi keseimbanagan sbagai berikut
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8
MU barang x 18 16 14 11 9 6 3 2
MU barang y 11 10 9 8 7 6 5 4

Px = Rp. 2,Py= Rp.2 dan M = Rp. 24


Berdasarkan keadaaan tersebut diatas maka dua kondisi
ekuilibrium konsumen yang baru akibat penurunan harga
barang X, secara serentak dapat dipenuhi: L Mux / Px=Muy / Py
atau 6/2= 6/2

2 Px.Qx+Py.Qy M atau Rp 2 x 6 unit barang X = Rp.2 x6 unit


barangY. Jadi ekuilibrium konsumen tercapai ketika
mengkonsumsi 6 unit barang X dan 6 unit barang Y di mana
total keseluruhan utiliti yang dicapai ada lah 125 util.

Px

4 a

2 b

dx
Qx
0 3 6

14
Elastisitas = -(ΔQ/Δ P) x ((Pa +Pb)/( Qa +Qb))
Elastisitas dx = -(3/-1) x (3/9) = 1 (Unitery ) artinya :
Perubahan harga barang X dari Rp 4 menjadi Rp.2 akan
membuat jumlah barang Y yang diminta oleh konsumen tetap
tidak berubah yaitu 6 unit

Aspek dari Ekonomi Mikro adalah Ilmu yang mempelajari tentang


variabel ekonomi dalam ruang lingkup ekonomi yang kecil atau
sempit.Aspek ekonomi mikro yaitu : Perilaku Konsumen, Perilaku,
Produsen, Penawaran, Permintaan, Laba, Rugi, Harga, Barang.
Dengan demikian, pengertian ekonomi mikro adalah memiliki tujuan
utama bagi perusahaan,yakni menganalisis pasar dan bagaimana
mekanisme dalam membentuk harga yang relative pada produk atau
jasa. Dalam teori ekonomi mikro juga mempelajari tentang kurva
permintaan dan kurva penawaran.
Contoh ekonomi mikro permintaan,permintaan adalah sejumlah
barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu.
Saat ada permintaan, tertentu ketika harga barang atau jasa semakin
tinggi, maka akan semakin turun jumlah permintaan itu pada barang
atau jasa.

15
EKONOMI MIKRO TEORI PERILAKU KONSUMEN
DENGAN PENDEKATAN ORDINAL
Analisis Ekonomi Mikro perilaku individual, selalu dimulai dengan
pertanyaan seberapabesar kepuasan konsumen atas konsumsi barang
dan jasa. Apa yang dimaksud dengan seberapa besar kepuasan
konsumen" adalah "utiliti". Kata "utiliti" sama dengan kekuatan untuk
mencapai kepuasan dan keperluan. Utiliti adalah sesuatu "property"
yang umum untuk komoditi yang diinginkan. Meskipun demikian perlu
dicatat bahwa "utiliti" adalah konsep yang subjektip dalam artian
bahwa tidak ada ekonomi manapun yang mampu mengukur jumlah
utiliti (berapa besar utiliti seseorang atas konsumsi suatu komoditi),
karena utiliti bukan berarti sangat berguna atau utilitarian atau praktis.
Dalam kaitan ini menjelaskan utiliti yang diterima oleh seseorang
dengan mengkonsumsi suatu barang tertentu. Sehingga dalam analisis
ini aktivitas illegal yang mungkin dianggap salah oleh masyarakat dapat
dianalisis dalam bentuk utiliti yang didapat oleh konsumen. Meskipun
demikian, para ekonom dapat menganalisis perilaku konsumen dalam
bentuk utiliti sebagaimana doktter-dokter menghadapi masalah dalam
bentuk "force". Tidak ada seorang dokter pun yang mampu membuat
ukuran tentang "force" Demikian juga tidak ada seorang ekonom yang
mampu memberi ukuran tentang "utiliti".

KARDINAL VS ORDINAL UTILIT


Teori utiliti pada awalnya dikembangkan berdasarkan suatu ukuran
tertentuyang pada awalnya satuannya adalah "UTIL" untuk mengukur
besarnyakepuasan atau utiliti. Sehingga dimungkinkan bahwa gembus
pertama menghasilkan kepuasan 4 util dan tempe pertama
menghasilkan kepuasan 6 util. Ukuran seperti ini dikenal dengan nama

16
KARDENAL, karena angka 1,2,3dan seterusnya adalah KARDINAL
Sebagaimana diketahui bahwa 2 adalah dua kali satu: 3 adalah tiga kali
1. Ini berarti bahwa ukuran kardinal pada utiliti menunjukkan pada
suatu angka pasti yang dipakai dalam mengukur utiliti. Akan tetapi para
ekonom merasakan bahwa tidak mungkin dalarn analieisnya ihenabut
suatu anggapan yang pasti tentang tolok ukur utiliti, menurut mereka,
sudah cukup memadai membuat ranking (urutan = order) tanpa
menyebut suau angka pasti. Sehingga analisis
kepuasannya dinamakan analisis ORDINAL karena tanpa membuat
ukuran pasti (Kardinal)hanya membuat urutan (order) sebagaimana
kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya. Dalam hal ini tidak perlu diukur
berapa besar kepuasan tetapi seberapa penting (berarti) ntara urut-
urutan yang ada.
Akibat akan Kelemahan teori Kardinal atau nilai guna (utiliti), yaitu
kepuasan dalam angka-angka adalah kurang tepat oleh karena
kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur. Sehingga
muncul teori analisis kurva kepuasan sama atau pendekatan ordinal.
Pendekatan ordinal dikemukakan oleh J. Hicks dan RJ. Allen (1934),
menurut pendekatan ini tingkat kepuasan seseorang dari
mengkonsumsi barang atau jasa tidak dapat dihitung dengan uang atau
angka atau satuan lainnya, tetapi dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih
rendah
Pendekatan Guna Ordinal (Ordinal Utility Approach)
Pendekatan ini menggunakan asumsi yang lebih realistik dari pada
pendekatan guna kardinal. Asumsi utama yang digunakan dalam
pendekatan ini ialah bahwa : “ Kepuasan seseorang tidak dapat diukur
tingkat kepuasannya namun bersifat ordinal yakni dapat
diperbandingkan dan dapat disusun dalam bentuk rangking atau urutan
tinggi rendahnya kepuasan.” Pendekatan Guna Ordinal menggunakan
17
alat bantu yang disebut dengan : Kurva Indiferens (Indifference Curve)
Garis Anggaran (Budget Line)

KURVA INDIFERENS
Dalam pendekatan Ordinal menganggap bahwa kegunaan (utilitas)
tidak dapat dihitung. Utilitas hanya dapat dibandingkan seperti kita
menilai kecantikan atau kepandaian. Pendekatan Ordinal menggunakan
kurva Indifference Curve untuk menjelaskan pendapatnya.

Kurva indeferen merupakan kurva yang dapat mengggambarkan


kombinasi pilihan yang dapat dilakukan dari mengkonsumsi 2 jenis
barang. Kombinasi mengkonsumsi 2 barang ini bisa menghasilkan
tingkat kepuasan yang
Ciri-ciri kurva indiferen , yaitu:
 Memiliki kemiringan negatif
urva indeferen memiliki kemiringan negatif, sehingga kurvanya selelu
menjulur dari kiri dan menurun ke kanan.
Dilansir dari Economics Concepts, hal tersebut dikarenakan saat
konsumen meningkatkan konsumsi suatu produk, berarti ia harus
melepaskan produk lainnya untuk mempertahankan kepuasan. Dalam
ilmu ekonomi, hal tersebut disebut dengan diminishing marginal rate of
substitution.
 Cembung ke arah titik asal (origin)
Ciri-ciri selanjutnya dari kurva indiferen adalah bentuk grafiknya
cembung ke aras asal atau membungkuk ke dalam.

18
Posma Sariguna Johnson Kennedy dalam Modul Ekonomi Mikro: teori
Perilaku Konsumen Dengan Pendekatan Ordinal (2016) menyebutkan
kecembungan menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
harus dikorbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing
barang yang dikonsumsi.

 Tidak saling berpotongan


Garis grafik kurva indiferen juga tidak mungkin saling berpotongan. Hal
tersebut karena setiap kurva indiferen bersifat konsisten dalam
menunjukkan tingkat kepuasan yang berbeda atau tidak mungkin
diperoleh kepuasan yang sama dari kurva yang berbeda.
 Grafik tidak menyentuh sumbu
Pada kurva indiferen, grafik tidak menyentuh sumbu horizontal maupun
sumbu vertikal. Hal ini dikarenakan konsumen membeli produk yang
berbeda (lebih dari satu barang).

Contoh kurva indiferens


Diketahui pak yudy mempunyai sejumlah uang berikut adalah
kombinasi barang yang mungkin di beli pak yudi
kombinasi GELAS PANCI

A 15 1
B 10 2
C 5 3
D 11 4

19 15G+1P=10G+2P=5G+3P
G

15 A

11 D
10 B

6 C

0
1 2 3 4 P

IC bergerak menurun dari kiri atas ke kanan bawah, hal ini


menunjukkan adanya prinsip subsitusi. Artinya apabila seorang
konsumen kepuasannya berada di titik A dia akan mengkonsumsi
barang G = 15 unit dan Barang P = 1 unit, bila kepuasan bergeser ke C
maka konsumsi terhadap barang G berkurang dan terhadap barang P
bertambah, utility terhadap P berkurang dan utility terhadap barang G
bertambah. Penggantian satu barang oleh barang lain dinamakan
tingkat penggantian marjinal (marginal rate of substitution-MRS).

20
Tingkat Substitusi Marjinal
Tingkat Substitusi Marjinal • Tingkat Substitusi Marjinal (Marginal Rate
of Substituton) barang P terhadap barang G (MRSpg) adalah mengacu
pada jumlah barang G yang harus dikorbankan seorang konsumen agar
memperoleh 1 unit tambahan P ( dan masih berada pada kurva
indiferens yang sama) Bila individu tersebut bergerak turun pada kurva
indiferens tersebut maka MRSpg akan menurun.

Marginal Rate of Substitution


Qp Qg MRSgp MRSpg
1 15 -- --
2 10 5 0,2
3 6 4 0,25

rumus nya

∆𝑝
∆𝑔 MRSpg= -
MRSgp= - ∆𝑔
∆𝑝

Penyelasaian

(10−15) (−5)
MRSgp= -(2−1) −1 - =5
(2−1) 1
MRSpg= - - = 0,2
(10−15) −5

21
(3−2) −1
MRSpg= - - = 0,25
(6−10) −4

(6−10) (−4)
MRSgp= - - =4
(3−2) 1

Cembung ke Titik Nol (Convex to Origin) menunjukkan bahwa MRS


menurun karena MRS mencerminkan subjective valuation consumer (
penilaian yang subyektif oleh konsumen ) terhadap suatu barang
dibandingkan barang lain. Apabila jumlah barang yang dikonsumsi
semakin besar, maka nilai relatifnya bagi konsumen akan semakin kecil
dan jika jumlah barang yang dikonsumsi semakin kecil, maka nilai
relatifnya bagi konsumen semakin besar. MRSgp nilainya semakin kecil
(jumlah barang X yang dikonsumsi semakin besar maka nilai relatif G
semakin kecil), nilainya semula sebesar 5 menjadi 4 sedangkan MRSpg
nilainya semakin besar (jumlah barang yang y dikonsumsi semakin kecil
maka nilai relatifnya semakin besar), nilainya semula 0,2 berubah
menjadi 0,25

22
PETA INDIFERENS ( INDIFFERENCE MAP)
Peta indiferens ialah : grafik yang terdiri dari serangkaian KURVA
INDIFERENS yang menunjukkan berbagai preferensi dari seorang
konsumen.
Semakin Jauh Kurva indiferens dari titik original maka tingkat kepuasan
yang di miliki oleh seorang konsumen akan semakin tinggi demikian
juga sebaliknya
Semakin kekanan indifference curve (IC) maka kepuasan semakin besar,
hal ini adalah suatu gambaran yang memperlihatkan kumpulan dari
beberapa indifference curve dan setiap kurva IC mempunyai tingkat
kepuasan berbeda. Semakin jauh IC dari titik origin menunjukkan
tingkat kepuasan semakin tinggi.

23
24
INDIFERENS MAP:
KUMPULAN KURVA INDIFERENS
G

15 A

11 D
10 B
IC2

6 C
IC1
0
1 2 3 4 P

25
GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE)

Merupakan batasan(constrain) kemampuan konsumen, secara umum satuan uang

(M)Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M

jika konsumen ingin

menggunakan semua anggaran yang tersedia

Px(Qx) + Py(Qy) = M

M|Py

0 M\Px X

Budget line adalah suatu garis yang menunjukkan hubungan antara

dua barang yang dapat dikonsumsi dengan dana atau anggaran yang

tersedia.

Fungsi Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

Fungsi garis anggaran dapat dinyatakan dengan menggunakan

persamaan rumus berikut:

I X. Px+Y Py

Y Py I-X Px

jika dinyatakan dalam besaran Y maka fungsi garis anggaran menjadi

seperti berikut

Y /Py- (Px/Py) X

I = besar dana, pendapatan yang tersedia

Y = jumlah barang Y

Py harga satu unit barang Y

X = jumlah barang X

Px=harga satu unit barang X

26
Contoh Soal Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal

1.Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 400.000 rupiah, sedangkan harga
barang X adalah 40.000 rupiah dan harga barang Y adalah 10.000 rupiah, maka fungsi anggarannya
adalah

2. Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 200.000 rupiah, sedangkan
harga barang X adalah 40.000 rupiah dan harga barang Y adalah 10.000 rupiah, maka fungsi
anggarannya adalah

3. Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 400.000 rupiah, sedangkan
harga barang X adalah 20.000 rupiah dan harga barang Y adalah 10.000 rupiah, maka fungsi
anggarannya adalah

Fungsi garis anggaran dapat dinyatakan dengan rumus berikut:

Y = I/Py(Px/Py) X

jawaban

1.diketahui

I = 400.000

Px= 40.000

Py= 10.000

Contoh normal
titik 1 Membuat titik 2 dengan mensubtitusikan Y=0 ke
Y 400/10 (40/10) X fungsi budget line
Y=40 - 4 X Y = 40 - 4X
Y = 40 - 4 (0) 0= 40 - 4X
Y = 40 X= 40\4
JADI TITIK AHKIR 1 ADALAH (40,0) X= 10
Y

40

0 10 X

GRAFIK GARIS ANGGARAN(BUDGET LINE)

27
2.diketahui

I = 200.000

Px = 40.000

Py = 10.000

Contoh dengan anggaran berkurang

Titik 1 Titik 2
Y =200/10 (40/10) X Y = 20 - 4X
Y=20 - 4 X 0= 20 – 4X
Y = 20 - 4 (0) X= 20\4
Y = 20 X= 5
JADI TITIK AHKIR 1 ADALAH (20,0) JADI TITIK AHKIR 2 ADALAH (5,0)
Y

20

0 5 X

GRAFIK GARIS ANGGARAN ( BUDGET LINE)

3.diketahui

I = 400.000

Px = 20.000

Py = 5.000

Contoh dengan harga barang x dan y berkurang


Titik 1 Titik 2
Y =400/5 (20\5) X Y = 80 - 4X
Y=80 - 4 X 0= 80 – 4X
Y = 80 - 4 (0) X= 80\4
Y = 80 X= 20
JADI TITIK AHKIR 1 ADALAH (80,0) JADI TITIK AHKIR 2 ADALAH (20,0)

28
Y

80

0 20 X

GRAFIK GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE)

Y Menurunnya harga barang x dan y


dengan anggaran tetap membuat
80
bergesernya garis anggaran ke
kanan(barang x dan y bertambah)

40

20

0 5 10 20 X

Berkurangnya anggaran dengan harga


barang x dan y tetap membuat garis
anggaran ke kiri(jumlah barang x dan y
berkurang)

Itu tadi sedikit contoh soal dan penjelasannya tapi mungkin sebagian dari kita bertanya tanya bagaimana
jika perubahan harga barang itu terjadi kepada satu barang saja dan bagaimanakah garis anggarannya
nanti.kalau begitu mari kita simak soal berikut ini:

29
kita ambil sebagai contoh grafiknya di contoh soal no 1 sebagai berikut

40

Grafik pertama dari garis angaran adalah Y = 40 – 4 x


Tapi ketika harga barang X turun menjadi 20.000 dan di
masukan rumus maka hasilnya adalah Y = 40 – 2 x yang
menghasilkan gambar di samping

0 10 20 X

kurva anggaran dan perubahan anggaran

Y Pergeseran garis anggaran (A1,A2,KE


A3)naiknya jumlah x dan y karna naiknya
anggaran konsumen

A1 A2 A3

30
Y Pergeseran garis anggaran(A1 ke
A2)naiknya jumlah x, y tetap di
sebabkan oleh turunnya harga
barang x

A1 A2 X

MENENTUKAN JUMLAH KEPUASAN KONSUMEN

B D

y C
IC3

IC2

A IC1
0 x X

IC dengan titik A dan B menunjukkan kepuasan Konsumen belum optimal,

IC2 dengan titik C konsumen mencapai titik optimum

IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan barang X&Y

KESEIMBANGAN KONSUMEN

Kondisi di mana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi Pada titik
singgung antara kurva indiferens konsumen dengan garis anggaran. Secara matematis; slope kurva kurva
indiferens sama dengan slope kurva garis anggaran, (-Px/Py)

31
Misalkan konsumen mengkonsumsi barang x dan y dengan kombinasi seperti pada tabel di bawah ini

KOMBINASI (K) BARANG X BARANG Y


K1 14 7
K2 6 12
K3 5 20
K4 3 24
K5 2 26

Konsumen memiliki anggaran yang siap digunakan untuk konsumsi

sebesar RP400.000. Harga barang X adalah RP.40.000 dan

harga barang Y adalah RP.10.000. Tentukanlah kombinasi

keseimbangan yang dapat memberikan kepuasan paling tinggi

dengan anggaran yang tersedia.

Perhitungan Kebutuhan Anggaran Dan Kombinasi Konsumsi

Angaran yang dibutuhkan untuk tiap kombinasi dapat dihitung

dengan rumus berikut

I= X. Px+Y Py

Anggaran k1 Anggaran k2 Anggaran k3 Anggaran k4 Anggaran k5


I=X.Px + Y Py I=X.Px + Y Py I=X.Px + Y Py I=X.Px + Y Py I=X.Px + Y Py
X=14 X=6 X=5 X=3 X=2
Y=7 Y=12 Y=20 Y=24 Y=26
Px=40.000 Px=40.000 Px=40.000 Px=40.000 Px=40.000
Py=10.000 Py=10.000 Py=10.000 Py=10.000 Py=10.000
I= (14x40) + (7x10) I=(6x40) + (12x10) I=(5x40) + (20x10) I=(3x40) + (24x10) I=(2x40) + (26x10)
I= 560 + 70 I= 240 + 120 I= 200 + 200 I= 120 + 240 I= 80 + 260
I=630.000 I= 360.000 I= 400.000 I= 360.000 I= 340.000

KOMBINASI BARANG X BARANG Y ANGGARAN


K1 14 7 630.000
K2 6 12 360.000
K3 5 18 400.000
K4 3 24 360.000
K5 2 26 340.000
NOTE: kombinasi k3 adalah kombinasi yang memberikan kepuasan paling tinggi karna sesuai dengn
anggaran konsumen

32
y
400.000=5.40.000 + 20.10.000

400.000=200.000 + 200.000
40

18

IC

BL

0 5 10 X

BAB 3
Penutup

KESIMPULAN
Dari uraian di atas,kami sebagai penulis memiliki beberapa kesimpulan
antarlain sebagai berikut
Teori perilaku Konsumen adalah : teori yang menerangkan mengenai
perilaku konsumen dalam mengalokasikan dan membelanjakan
pendapatnya terhadap barang dan jasa yang berbeda-beda untuk
memaksimalkan kesejahteraan mereka.
TERDAPAT TEORI UNTUK MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN:
Preferensi Konsumen : menggambarkan alasan-alasan mengapa
konsumen lebih suka suatu barang dari pada barang yang lain.

33
Keterbatasan anggaran : Konsumen memiliki keterbatasan anggaran
atau pendapatan yang membatasi jumlah barang yang mereka beli.
Pilihan-pilihan konsumen : dengan mengetahui preferensi dan
keterbatasan anggaran atau pendapatan konsumen maka konsumen
memilih untuk membeli kombinasi barang-barang yang
memaksimalkan kepuasan mereka.
DAN TERDAPAT 2 MACAM PENDEKATAN DALAM TEORI PERILAKU
KONSUMEN
Pendekatan Guna Kardinal (Cardinal Utility Approach)
Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa “Guna atau Kepuasan
seorang dapat diukur dan diperbandingkan.”Asumsi ini dianggap
tidak realistic sebab dalam kenyataannya kepuasan seseorang
sebenarnya tidak dapat diukur.Dengan demikian asumsi tersebut
sering ditonjolkan sebagai kelemahan dari pendekatan Guna
Kardinal.
Pendekatan Guna Ordinal (Ordinal Utility Approch)
Pendekatan ini menggunakan asumsi yang lebih realistic dari pada
pendekatan guna cardinal.Asumsi utama yang digunakan dalam
pendekatan ini ialah bahwa :
“Kepuasan seseorang bersifat ordinal yakni dapatb diperbandingkan
dan dapat disusun dalam bentuk rangking atau uratan tinggi rendahnya
kepuasan.”Pendekatan Guna Ordinal menggunakan alat bantu yang
disebut dengan :Kurva Indeferens (Indeference Curve) atau Kurva tak
acuh.

34
35

Anda mungkin juga menyukai