Kelompok 12
Geraldo takumansang 210611040356
Loudewich lahema 210611040374
Olivia samau 210611040405
1
KATA PEGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan YME atas berkat -Nya
sehingen kami dapat menyales aikan makalah ini dengan judul Teori
Perilaku Konsumen ini tepat waktu.
Tujuan penuLisan makalah ini semate-mata hanya untuk memenuhi
tugas mata kuliah Teori Ekonomi yang merupakan kewajiban kami
sebagai mahasiswa untuk menyelesaikannya
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah teori
ekonomi mener Krest D Tolosang, SE MSi yang sudah membimbing
kami menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Kami menyadari bahwa penulisan makalah kami ini belum sempurna.
Maka daari itu,diharapkan saran dan kritik yang membangun.
Terima kasih
2
Kata pengantar ................................................................................2
Daftar isi ..........................................................................................3
Bab 1 pendahuluan ..........................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG.......................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH .................................................................4
1.3 TUJUAN MASALAH .....................................................................4
Bab 2 pembahasan...........................................................................5
2.1 teori ekonomi.............................................................................5
2.2 pendekatan guna kardinal ..........................................................8
2.3 pendekatan guna ordinal ............................................................16
Bab 3 penutup .................................................................................33
3.1 kesimpulan.................................................................................33
3
BAB 1
pendahuluan
LATAR BELAKANG
Membelajari tentang teori perilaku konsumen dimana kita dapat
mengukur dan merasakan kepuasan itu dan juga dapat mengukurnya.
RUMUSAN MASALAH
Apakah kepuasan itu bisa di ukur?
Tingkat kepuasan seseorang itu di titik mana?
TUJUAN MASALAH
Agar kita dapat tau rasa kepuasan itu bisa di ukur
Lebih bisa tau secara matematis rasa kepuasan itu
4
BAB 2
pembahasan
5
2. Keterbatasan anggaran : Konsumen memiliki keterbatasan
anggaran atau pendapatan yang membatasi jumlah barang yang
mereka beli.
3. Pilihan-pilihan konsumen : dengan mengetahui preferensi dan
keterbatasan anggaran atau pendapatan konsumen maka
konsumen memilih untuk membeli kombinasi barang-barang yang
memaksimalkan kepuasan mereka.
6
4. Asumsi Transitivitas (konsitensi) : jika seorang konsumen lebih suka
barang A dari pada barang B.Dan B lebih disukai dari pada C maka
konsumen tersebut lebih suka barang A dari pada barang C.
5. Asumsi :lebih baik lebih dari pada kurang,konsumen lebih
menginginkan banyak barang dari pada kurang.
7
PENDEKATAN GUNA KARDINAL
1. Asumsi-Asumsi Yang digunakan :
a. Guna barang dab jasa konsumsi dapat diukur ; Satuan
Guna atau Kepuasan dipakai satuan ukuran yang biasa
disebut : Util atau Satuan Kepuasan (Sakep).
b. Asumsi Additive :Kepuasan total dari pengkonsumsian dua
barang atau lebih dapat diperoleh dengan jalan
menjumlahkan jumlah unit kepuasan yang diperoleh dari
masing-masing barang yang dikonsumsi.
Contoh :Konsumsi 1 piring nasi sehari menghasilkan kepuasan 10
sakep.Konsumsi 1 mangkuk sayur sehari menghasilkan kepuasan 5
sakep. Maka : 1 piring nasi + 1 mangkuk sayur = 15 sakep.
c. Asumsi Guna Batas barang yang dikonsumsi yang semakin
menurun.
Guna Marginal (Marginal Utility-MU) atau guna batas
atau kepuasan batas ialah : Kepuasan atau nilai kegunaan
yang diperoleh seorang konsumen karena mengkonsumsi
unit terakhir suatu barang atau jasa konsumsi.
Asumsi Guna batas barang yang akan dikonsumsi yang
semakin menurun adalah : “Semakin banyak satuan
barang X yang dikonsumsi oleh seorang konsumen maka
semakin kecil guna batas (MU) barang X yang diperoleh
konsumen tersebut bahkan akhirnya menjadi negatife.”
Konsep ini disebut dengan Hukum Gossen I (oleh : Herman
Heinrich Gosen :1810-1858 di Jerman) yakni : The Law of
Diminishing Marginal Utility atau Hukum Guna Batas
yang Menurun.
8
Tebel 1 : Marginal Utility,Total Utility dan Average Utility Seorang
Konsumen dalam mengkonsumsi air minum.
Gelas ke-n MUn TUn AUn
0 0 0 0
1 10 10 10
2 8 18 9
3 6 24 8
4 4 28 7
5 3 31 6.2
6 2 33 5.5
7 1 34 4.9
8 0 34 4.2
9 -1 33 3.7
10 -2 31 3
9
2. Menemukan Average Utility (AU)
a. Jika NIlai TU diketahui, maka
Aun = TUn : n
AU3 = TUn3 : 3
AU3 = 24 : 3
AU3 = 8 sakep
b. Jika Nilai MU diketahui, maka
AUn = MU1 + MU2 + MU3 … + Mun /n
AU3 = MU1 + MU2 + MU3 / 3
AU3 = ( 10 + 8 + 6 ) / 3
AU3 = 24/3
AU3 = 8 sakep
10
Titik Jenuh Konsumsi
11
tambahan berbagai jenis barang akan memberikan
nilai marginal yang sama besarnya.
Prinsip kesamaan marginal ini disebut dengan
Hokum gosen II = Equimarginal Principle.
12
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8
MU barang X 18 15 14 11 9 6 3 2
MU barang Y 11 10 9 8 7 6 5 4
Pertanyaan:
a. Tentukan berapa banyak barang X dan barang Y yang harus
dikonsumsi oleh konsumen tersebut agar dicapai kepuasan yang
maksimum (kondisi keseimbangan konsumen).
b. Jika harga barang X turun dari Rp. 4 menjadi Rp. 2, dan harga
barang Y tetap maka tentukan kondisi keseimbangan yang baru,
dan gambarkan kurva pemintaan terhadap barang X.
jawab:
A.
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8
MU barang x 18 16 14 11 9 6 3 2
MU barang y 11 10 9 8 7 6 5 4
B.
13
Jika harga barang X turun dari Rp. 4 menjadi Rp. 2, dan harga
barang Y tetap maka kondisi keseimbanagan sbagai berikut
Kuantitas 1 2 3 4 5 6 7 8
MU barang x 18 16 14 11 9 6 3 2
MU barang y 11 10 9 8 7 6 5 4
Px
4 a
2 b
dx
Qx
0 3 6
14
Elastisitas = -(ΔQ/Δ P) x ((Pa +Pb)/( Qa +Qb))
Elastisitas dx = -(3/-1) x (3/9) = 1 (Unitery ) artinya :
Perubahan harga barang X dari Rp 4 menjadi Rp.2 akan
membuat jumlah barang Y yang diminta oleh konsumen tetap
tidak berubah yaitu 6 unit
15
EKONOMI MIKRO TEORI PERILAKU KONSUMEN
DENGAN PENDEKATAN ORDINAL
Analisis Ekonomi Mikro perilaku individual, selalu dimulai dengan
pertanyaan seberapabesar kepuasan konsumen atas konsumsi barang
dan jasa. Apa yang dimaksud dengan seberapa besar kepuasan
konsumen" adalah "utiliti". Kata "utiliti" sama dengan kekuatan untuk
mencapai kepuasan dan keperluan. Utiliti adalah sesuatu "property"
yang umum untuk komoditi yang diinginkan. Meskipun demikian perlu
dicatat bahwa "utiliti" adalah konsep yang subjektip dalam artian
bahwa tidak ada ekonomi manapun yang mampu mengukur jumlah
utiliti (berapa besar utiliti seseorang atas konsumsi suatu komoditi),
karena utiliti bukan berarti sangat berguna atau utilitarian atau praktis.
Dalam kaitan ini menjelaskan utiliti yang diterima oleh seseorang
dengan mengkonsumsi suatu barang tertentu. Sehingga dalam analisis
ini aktivitas illegal yang mungkin dianggap salah oleh masyarakat dapat
dianalisis dalam bentuk utiliti yang didapat oleh konsumen. Meskipun
demikian, para ekonom dapat menganalisis perilaku konsumen dalam
bentuk utiliti sebagaimana doktter-dokter menghadapi masalah dalam
bentuk "force". Tidak ada seorang dokter pun yang mampu membuat
ukuran tentang "force" Demikian juga tidak ada seorang ekonom yang
mampu memberi ukuran tentang "utiliti".
16
KARDENAL, karena angka 1,2,3dan seterusnya adalah KARDINAL
Sebagaimana diketahui bahwa 2 adalah dua kali satu: 3 adalah tiga kali
1. Ini berarti bahwa ukuran kardinal pada utiliti menunjukkan pada
suatu angka pasti yang dipakai dalam mengukur utiliti. Akan tetapi para
ekonom merasakan bahwa tidak mungkin dalarn analieisnya ihenabut
suatu anggapan yang pasti tentang tolok ukur utiliti, menurut mereka,
sudah cukup memadai membuat ranking (urutan = order) tanpa
menyebut suau angka pasti. Sehingga analisis
kepuasannya dinamakan analisis ORDINAL karena tanpa membuat
ukuran pasti (Kardinal)hanya membuat urutan (order) sebagaimana
kesatu, kedua, ketiga dan seterusnya. Dalam hal ini tidak perlu diukur
berapa besar kepuasan tetapi seberapa penting (berarti) ntara urut-
urutan yang ada.
Akibat akan Kelemahan teori Kardinal atau nilai guna (utiliti), yaitu
kepuasan dalam angka-angka adalah kurang tepat oleh karena
kepuasan adalah sesuatu yang tidak mudah untuk diukur. Sehingga
muncul teori analisis kurva kepuasan sama atau pendekatan ordinal.
Pendekatan ordinal dikemukakan oleh J. Hicks dan RJ. Allen (1934),
menurut pendekatan ini tingkat kepuasan seseorang dari
mengkonsumsi barang atau jasa tidak dapat dihitung dengan uang atau
angka atau satuan lainnya, tetapi dapat dikatakan lebih tinggi atau lebih
rendah
Pendekatan Guna Ordinal (Ordinal Utility Approach)
Pendekatan ini menggunakan asumsi yang lebih realistik dari pada
pendekatan guna kardinal. Asumsi utama yang digunakan dalam
pendekatan ini ialah bahwa : “ Kepuasan seseorang tidak dapat diukur
tingkat kepuasannya namun bersifat ordinal yakni dapat
diperbandingkan dan dapat disusun dalam bentuk rangking atau urutan
tinggi rendahnya kepuasan.” Pendekatan Guna Ordinal menggunakan
17
alat bantu yang disebut dengan : Kurva Indiferens (Indifference Curve)
Garis Anggaran (Budget Line)
KURVA INDIFERENS
Dalam pendekatan Ordinal menganggap bahwa kegunaan (utilitas)
tidak dapat dihitung. Utilitas hanya dapat dibandingkan seperti kita
menilai kecantikan atau kepandaian. Pendekatan Ordinal menggunakan
kurva Indifference Curve untuk menjelaskan pendapatnya.
18
Posma Sariguna Johnson Kennedy dalam Modul Ekonomi Mikro: teori
Perilaku Konsumen Dengan Pendekatan Ordinal (2016) menyebutkan
kecembungan menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang
harus dikorbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing
barang yang dikonsumsi.
A 15 1
B 10 2
C 5 3
D 11 4
19 15G+1P=10G+2P=5G+3P
G
15 A
11 D
10 B
6 C
0
1 2 3 4 P
20
Tingkat Substitusi Marjinal
Tingkat Substitusi Marjinal • Tingkat Substitusi Marjinal (Marginal Rate
of Substituton) barang P terhadap barang G (MRSpg) adalah mengacu
pada jumlah barang G yang harus dikorbankan seorang konsumen agar
memperoleh 1 unit tambahan P ( dan masih berada pada kurva
indiferens yang sama) Bila individu tersebut bergerak turun pada kurva
indiferens tersebut maka MRSpg akan menurun.
rumus nya
∆𝑝
∆𝑔 MRSpg= -
MRSgp= - ∆𝑔
∆𝑝
Penyelasaian
(10−15) (−5)
MRSgp= -(2−1) −1 - =5
(2−1) 1
MRSpg= - - = 0,2
(10−15) −5
21
(3−2) −1
MRSpg= - - = 0,25
(6−10) −4
(6−10) (−4)
MRSgp= - - =4
(3−2) 1
22
PETA INDIFERENS ( INDIFFERENCE MAP)
Peta indiferens ialah : grafik yang terdiri dari serangkaian KURVA
INDIFERENS yang menunjukkan berbagai preferensi dari seorang
konsumen.
Semakin Jauh Kurva indiferens dari titik original maka tingkat kepuasan
yang di miliki oleh seorang konsumen akan semakin tinggi demikian
juga sebaliknya
Semakin kekanan indifference curve (IC) maka kepuasan semakin besar,
hal ini adalah suatu gambaran yang memperlihatkan kumpulan dari
beberapa indifference curve dan setiap kurva IC mempunyai tingkat
kepuasan berbeda. Semakin jauh IC dari titik origin menunjukkan
tingkat kepuasan semakin tinggi.
23
24
INDIFERENS MAP:
KUMPULAN KURVA INDIFERENS
G
15 A
11 D
10 B
IC2
6 C
IC1
0
1 2 3 4 P
25
GARIS ANGGARAN (BUDGET LINE)
(M)Px(Qx) + Py(Qy) ≤ M
Px(Qx) + Py(Qy) = M
M|Py
0 M\Px X
dua barang yang dapat dikonsumsi dengan dana atau anggaran yang
tersedia.
I X. Px+Y Py
Y Py I-X Px
seperti berikut
Y /Py- (Px/Py) X
Y = jumlah barang Y
X = jumlah barang X
26
Contoh Soal Perhitungan Fungsi Garis Anggaran Budget Line Perilaku Konsumen Pendekatan Ordinal
1.Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 400.000 rupiah, sedangkan harga
barang X adalah 40.000 rupiah dan harga barang Y adalah 10.000 rupiah, maka fungsi anggarannya
adalah
2. Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 200.000 rupiah, sedangkan
harga barang X adalah 40.000 rupiah dan harga barang Y adalah 10.000 rupiah, maka fungsi
anggarannya adalah
3. Jika dana yang dimiliki konsumen untuk konsumsi dua barang adalah 400.000 rupiah, sedangkan
harga barang X adalah 20.000 rupiah dan harga barang Y adalah 10.000 rupiah, maka fungsi
anggarannya adalah
Y = I/Py(Px/Py) X
jawaban
1.diketahui
I = 400.000
Px= 40.000
Py= 10.000
Contoh normal
titik 1 Membuat titik 2 dengan mensubtitusikan Y=0 ke
Y 400/10 (40/10) X fungsi budget line
Y=40 - 4 X Y = 40 - 4X
Y = 40 - 4 (0) 0= 40 - 4X
Y = 40 X= 40\4
JADI TITIK AHKIR 1 ADALAH (40,0) X= 10
Y
40
0 10 X
27
2.diketahui
I = 200.000
Px = 40.000
Py = 10.000
Titik 1 Titik 2
Y =200/10 (40/10) X Y = 20 - 4X
Y=20 - 4 X 0= 20 – 4X
Y = 20 - 4 (0) X= 20\4
Y = 20 X= 5
JADI TITIK AHKIR 1 ADALAH (20,0) JADI TITIK AHKIR 2 ADALAH (5,0)
Y
20
0 5 X
3.diketahui
I = 400.000
Px = 20.000
Py = 5.000
28
Y
80
0 20 X
40
20
0 5 10 20 X
Itu tadi sedikit contoh soal dan penjelasannya tapi mungkin sebagian dari kita bertanya tanya bagaimana
jika perubahan harga barang itu terjadi kepada satu barang saja dan bagaimanakah garis anggarannya
nanti.kalau begitu mari kita simak soal berikut ini:
29
kita ambil sebagai contoh grafiknya di contoh soal no 1 sebagai berikut
40
0 10 20 X
A1 A2 A3
30
Y Pergeseran garis anggaran(A1 ke
A2)naiknya jumlah x, y tetap di
sebabkan oleh turunnya harga
barang x
A1 A2 X
B D
y C
IC3
IC2
A IC1
0 x X
IC3 dengan titik D anggaran konsumen tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan barang X&Y
KESEIMBANGAN KONSUMEN
Kondisi di mana konsumen telah mengalokasikan seluruh pendapatannya untuk konsumsi Pada titik
singgung antara kurva indiferens konsumen dengan garis anggaran. Secara matematis; slope kurva kurva
indiferens sama dengan slope kurva garis anggaran, (-Px/Py)
31
Misalkan konsumen mengkonsumsi barang x dan y dengan kombinasi seperti pada tabel di bawah ini
I= X. Px+Y Py
32
y
400.000=5.40.000 + 20.10.000
400.000=200.000 + 200.000
40
18
IC
BL
0 5 10 X
BAB 3
Penutup
KESIMPULAN
Dari uraian di atas,kami sebagai penulis memiliki beberapa kesimpulan
antarlain sebagai berikut
Teori perilaku Konsumen adalah : teori yang menerangkan mengenai
perilaku konsumen dalam mengalokasikan dan membelanjakan
pendapatnya terhadap barang dan jasa yang berbeda-beda untuk
memaksimalkan kesejahteraan mereka.
TERDAPAT TEORI UNTUK MEMAHAMI PERILAKU KONSUMEN:
Preferensi Konsumen : menggambarkan alasan-alasan mengapa
konsumen lebih suka suatu barang dari pada barang yang lain.
33
Keterbatasan anggaran : Konsumen memiliki keterbatasan anggaran
atau pendapatan yang membatasi jumlah barang yang mereka beli.
Pilihan-pilihan konsumen : dengan mengetahui preferensi dan
keterbatasan anggaran atau pendapatan konsumen maka konsumen
memilih untuk membeli kombinasi barang-barang yang
memaksimalkan kepuasan mereka.
DAN TERDAPAT 2 MACAM PENDEKATAN DALAM TEORI PERILAKU
KONSUMEN
Pendekatan Guna Kardinal (Cardinal Utility Approach)
Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa “Guna atau Kepuasan
seorang dapat diukur dan diperbandingkan.”Asumsi ini dianggap
tidak realistic sebab dalam kenyataannya kepuasan seseorang
sebenarnya tidak dapat diukur.Dengan demikian asumsi tersebut
sering ditonjolkan sebagai kelemahan dari pendekatan Guna
Kardinal.
Pendekatan Guna Ordinal (Ordinal Utility Approch)
Pendekatan ini menggunakan asumsi yang lebih realistic dari pada
pendekatan guna cardinal.Asumsi utama yang digunakan dalam
pendekatan ini ialah bahwa :
“Kepuasan seseorang bersifat ordinal yakni dapatb diperbandingkan
dan dapat disusun dalam bentuk rangking atau uratan tinggi rendahnya
kepuasan.”Pendekatan Guna Ordinal menggunakan alat bantu yang
disebut dengan :Kurva Indeferens (Indeference Curve) atau Kurva tak
acuh.
34
35