Anda di halaman 1dari 16

TEORI NILAI GUNA, KEPUASAN

Disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Ekonomi Mikro Makro

Dosen Pengampu:

Abdul Haris Perwiranegara, MM

Disusun oleh :

1. Cantika Febrian Setiani (1860407222052)


2. Lailatur Rohmah (1860407222070)
3. Manggar Adiwena (1860407222057)
4. Rakha Shabira Putra (1860407222074)

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Allah SWT. Yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
kepada kita semua sehingga penyusun makalah yang berjudul “TEORI NILAI GUNA,
KEPUASAN” dapat terselesaikan tepat waktu. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi agung Muhammad SAW.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah bentuk memenuhi tugas mata kuliah
Ekonomi Mikro dan Makro yang dibimbing oleh Abdul Haris Perwiranegara, MM. Selain
itu,artikel ini di tulis dengan tujuan untuk menambah wawasan bagi pembaca maupun penulis.
Atas dukungan moral dan material yang diberikan dalam penyusun artikel ini, maka penulis
mengucapkan terimakasih kepada :

1. Prof. Dr. Maftukhin, M.Ag. Selaku Rektor UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung yang
telah memberikan kesempatan kepada kita semua untuk menimba ilmu di UIN Sayyid Ali
Rahmatullah

2. Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang telah
memberikan kesempatan untuk menempuh belajar dan pengalaman.

3. Dedi Suselo, M.M Selaku Koordinator program studi Pariwisata Syariah yang selalu memberi
semangat dan motivasi kepada kami

4. Abdul Haris Perwiranegara, MM selaku pembimbing mata kuliah Ekonomi Mikro dan Makro
yang telah memberi tugas dan pengarahan kepada kami

Penulis sangat menyadari bahwa makalah yang disususn ini masih jauh dari kata sempurna
dan masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami harapkan demi kesempurnaan penulis dalam pembuatan makalah.

Tulungagung, 23 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

A. Latar Belakang...............................................................................................1

B. Rumus Masalah..............................................................................................1

C. Tujuan Masalah..............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................3

A. Teori Nilai Guna (Utility).......................................................3

B. Maksimal Utility...........................................7

C. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan.................................7

D. Surplus Konsumen........................................................8

E. Kurva Kepuasan Sama............................................10

F. Garis Anggaran Pengeluaran..................................12

G. Efek Perubahan Pendapatan dan Harga....................................13

H. Efek Penggantian dan Efek Pendapatan....................................................................................15

I. Membentuk Kurva Permintaan.....................................................................................16

BAB III PENUTUP..................................................................................................18

A. Kesimpulan ....................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................20
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan
kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia
yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut
kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan. Ekonomi dalam kajian keilmuan dapat
dikelompokkan ke dalam ekonomi mikro dan ekonomi makro. Ekonomi mikro mempelajari
bagaimana perilaku tiap- tiap individu dalam setiap unit ekonomi, yang dapat berperan sebagai
konsumen, pekerja, investor, pemilik tanah, ataupun perilaku dari sebuah industri. Ekonomi mikro
menjelaskan how dan why sebuah pengambilan keputusan dalam tiap unit ekonomi. Ekonomi
mikro membahas banyak tentang ekonomi, salah satunya adalah teori produksi. Kegiatan ekonomi
dalam suatu masyarakat modern adalah sangat kompleks. Kegiatan tersebut meliputi berbagai jenis
kegiatan produksi, konsumsi, dan perdagangan

B. Rumus Masalah

1. Bagaimana Teori Nilai Guna (Utility)?

2. Bagaimana Maksimal Utility?

3. Bagaimana Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan?

4. Bagaimana Surplus Konsumen?

5. Bagaimana Kurva Kepuasan Sama?

6. Bagaimana Garis Anggaran Pengeluaran?

7. Bagaimana Efek Perubahan Pendapatan dan Harga?

8. Bagaimana Efek Penggantian dan Efek Pendapatan?

9. Bagaimana Membentuk Kurva Permintaan?


C. Tujuan Masalah

1. Mengetahui Teori Nilai Guna (Utility)

2. Mengetahui Maksimal Utility

3. Mengetahui Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan

4. Mengetahui Surplus Konsumen

5. Mengetahui Kurva Kepuasan Sama

6. Mengetahui Garis Anggaran Pengeluaran

7. Mengetahui Efek Perubahan Pendapatan dan Harga

8. Mengetahui Efek Penggantian dan Efek Pendapatan

9. Mengetahui Membentuk Kurva Permintaan


BAB II

PEMBAHASAN

A. Teori Nilai Guna


1. Definisi Nilai Guna
Dalam konsep ekonomi konvensional, konsumen dalam mengeluarkan uangnya
diasumsikan selalu bertujuan untuk memperoleh kepuasan (utility) dalam kegiatan
konsumsinya. Utility secara bahasa berarti berguna (usefulness), membantu (helpfulness)
atau menguntungkan (advantage).
Utility adalah suatu ukuran kepuasan/kebahagiaan yang diperoleh konsumen dari
sekelompok barang. Dalam konteks ekonomi, utilitas dimaknai sebagai kegunaan barang
yang dirasakan oleh seorang konsumen dalam mengonsumsi suatu barang. Karena rasa
inilah maka sering kali utilitas dimaknai juga sebagai rasa puas dan kepuasan yang
dirasakan oleh seorang konsumen dalam mengonsumsi suatu barang atau jasa. Jadi,
kepuasan dan utilitas dianggap sama, meskipun sebenarnya kepuasan adalah akibat yang
ditimbulkan oleh utilitas.
Dalam membahas mengenai nilai guna perlu dibedakan di antara dua pengertian :
nilai guna total dan nilai guna marjinal. Nilai guna total dapat diartikan sebagai jumlah
seluruh kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsikan sejumlah barang tertentu.
Sedangkan, nilai guna marjinal berarti pertambahan (atau pengurangan) kepuasan sebagai
akibat dan pertambahan (pengurangan) penggunaan satu unit barang tertentu.
Hukum utility marginal mengatakan bahwa jika seseorang mengonsumsi satu jenis
barang secara terus menerus, maka utility yang diterima akan semakin kecil. Jika seorang
konsumen tidak menghentikan konsumsinya, maka pada akhirnya akan mencapai titik
jenuh, sehingga nilai utilitynya bernilai nol, bahkan bisa negatif.
B. Maksimal Utility
1. Pemaksimuman Nilai Guna
Salah satu pemisalan penting dalam teori ekonomi adalah: setiap oraang akan
berusaha untuk memaksimumkan kepuasan yang dapat dinikmatinya. Dengan kata
lain, orang lain akan memaksimumkan nilai guna dari barang-barang yang
dikonsumsinya. Apabila hanya mengkonsumsi satu jenis barang saja, maka tak sulit
menentukan pada tingkat mana nilai guna dari memperoleh dan menikmati barang itu
akan memcapai tingkat yang maksimum. tingkat itu dicapai pada waktu nilai guna total
mencapai tingkat maksimum, tetapi jika barang yang dugunakan memiliki banyak jenis
maka untuk menentukan tingkat nilai guna maksimum menjadi rumit.
Kalau harga setiap barang adalah bersamaan, nilai guna akan mencapai tingkat
yang maksimum apabila nilai guna marjinal dari setiap barang adalah sama besarnya.
Misalnya seseorang mengkonsumsikan tiga macam barang, yaitu sejenis
pakaian,sejenis makanan,dan sejenis hiburan (Katakanlah hiburan itu berupa menonton
film). Didapatinya bahwa unit pakaian yang ketiga, unit makanan yang kelima, dan
menonton film kedua memberikan nilai guna marjinal yang sama besarnya. Kalau
harga ketiga tersebut adalah bersamaan, kepuasaan yang maksimum (atau nilai guna
yang maksimum) akan diperoleh orang tersebut apabila mengkonsumskan: tiga unit
pakaian, lima unit makanan, dan dua kali menonton film.

C. Teori Nilai Guna dan Teori Permintaan


1. Teori Nilai Guna
Utility atau daya guna suatu barang sebenarnya berarti kemampuan barang
tersebut untuk memenuhi kebutuhan manusia secara obyektif. Produksi
menciptakan kemampuan tersebut. Namun baru dirasakan apabila barang itu
dikonsumsi. Oleh karena itu, pengertian utility dalam analisis perilaku konsumen
berarti manfaat yang dirasakan dari konsumsi suatu barang atau kepuasan yang
diperoleh dari barang / jasa tersebut dan dengan demikian juga penghargaan
konsumen terhadapnya. Jadi utility juga merupakan suatu yang subyektif,
tergantung pada pribadi yang melekat pada diri konsumen yaitu sejauh mana
kebutuhannya terpenuhi dengan konsumsi barang/jasa tertentu (Gilarso, 2003).
a. JENIS NILAI GUNA (UTILITY)
Terdapat 4 nilai guna (utility) yaitu sebagai berikut :

1) Place Utility (Nilai Guna Tempat)


Nilai guna tempat adalah nilai guna produk yang berhubungan
dengan bagaimana produk tersedia di tempat yang dapat dijangkau oleh
konsumen. Dimana produk seharusnya tersedia di tempat yang mudah
dijangkau oleh konsumen.
Contoh: kantin perusahaan hendaknya berada di bagian depan
bangunan perusahaan agar kantin mudah dijangkau oleh konsumen yang
berasal dari perusahaan itu sendiri maupun tamu perusahaan. Hal tersebut
dilakukan untuk meningkatkan nilai guna tempat dari kantin yaitu agar
kantin tersedia di tempat yang mudah dijangkau konsumen.

2) Form Utility (Nilai Guna Bentuk)


Nilai guna bentuk adalah nilai yang diciptakan oleh suatu bisnis
dengan menggabungkan bahan-bahan dan komponen-komponen tertentu
untuk menghasilkan suatu produk. Nilai guna bentuk merupakan nilai guna
produk yang berhubungan dengan bentuk produk yang dipasarkan oleh
produsen.
Contoh: nilai guna bentuk sepotong roti itu lebih tinggi dari pada
nilai guna bentuk bahan pembuat roti seperti tepung, gula, dan telur.

3) Time Utility (Nilai Guna Waktu)


Nilai guna waktu adalah nilai guna produk yang berhubungan
dengan bagaimana produk dapat diakses oleh konsumen pada waktu produk
tersebut dibutuhkan.
Contoh: baju tebal dipasarkan pada beberapa bulan sampai musim
dingin berakhir. Tujuannya adalah agar konsumen dapat membeli baju tebal
pada waktu baju tebal tersebut dibutuhkan. Hal ini bertujuan untuk
meningkatkan nilai guna waktu dari produk tersebut.
4) Possession Utility (Nilai Guna Kepemilikan)
Nilai guna kepemilikan adalah nilai guna produk yang berhubungan
dengan perubahan kepemilikan produk dari satu orang ke orang lain. Nilai
guna kepemilikan terbentuk ketika seorang konsumen membeli suatu
produk dari produsen untuk memenuhi kebutuhannya.
Contoh: nilai guna kepemilikan stetoskop bagi tenaga medis adalah
tinggi karena tenaga medis membutuhkan stetoskop dalam menjalankan
pekerjaannya.

b. PENDEKATAN NILAI GUNA (UTILITY)


Terdapat dua pendekatan dalam memaksimalkan nilai guna (utility) yaitu
sebagai berikut:
1) Pendekatan Kardinal (Cardinal Approach)
Pendekatan kardinal merupakan gabungan dari beberapa ahli
ekonomi aliran subjektif seperti Herman Heinrich Gossen (1854), William
Stanley Jevons (1871), dan Leon Wallras (1894). Pendekatan kardinal
memberikan penilaian subjektif akan pemuasan kebutuhan dari suatu
barang. Artinya tinggi rendahnya nilai guna suatu barang tergantung pada
subjek yang memberikan penilaian. Jadi suatu barang akan memberikan
nilai guna yang tinggi bila barang dimaksud memberikan daya guna yang
tinggi bagi sang pemakai. Misalnya, Sebuah dayung perahu akan
memberikan daya guna yang tinggi bagi nelayan daripada bagi pemain
badminton. Sehingga nilai guna dayung lebih tinggi nilainya bagi nelayan
daripada bagi pemain badminton.
2) Pendekatan Ordinal (Ordinal Approach)
Dalam pendekatan ordinal bahwa besarnya nilai guna ordinal dapat
diukur atau dihitung dengan menggunakan pendekatan nilai relatif yaitu
melalui order atau rangking. Bila di dalam pendekatan kardinal kepuasan
mengkonsumsi suatu barang penilaiannya bersifat subjektif (tergantung
pada siapa yang menilai), tentu saja setiap orang memiliki penilaian yang
berbeda. Maka dalam pendekatan ordinal ini tingkat kepuasan dapat
diurutkan dalam tingkatan-tingkatan tertentu, misalnya rendah, sedang,
tinggi. Dengan demikian, setiap kepuasan yang diperoleh dapat teranalisis.
2. Teori Permintaan
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai
tingkat harga selama periode waktu tertentu & tempat tertentu.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN
1. Harga barang itu sendiri
2. Harga barang lain yang terkait
3. Tingkat pendapatan perkapita
4. Selera & kebiasaan/cita rasa masyarakat
5. Jumlah penduduk
6. Perkiraan harga masa yang akan datang
7. Produsen meningkatkan penjualan
HUKUM PERMINTAAN
“Makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap
barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit
permintaan barang tersebut.
D. Surplus Konsumen
Teori nilai guna dapat pula menerangkan tentang wujudnya kelebihan kepuasan
yang dinikmati oleh para konsumen. Kelebihan kepuasan ini dalam analisis ekonomi,
dikenal sebagai surplus konsumen. Surplus konsumen pada hakikatnya berarti perbedaan
diantara kepuasan yang diperoleh seorang didalam mengkosumsikan sejumlah barang
dengan pembayaran yang harus dibuat untuk memperoleh barang tersebut. Kepuasan yang
diperoleh selalu besar daripada pembayaran yang dibuat.Perhatikan contoh yang sederhana
berikut. Seorang konsumen pergi ke pasar membeli mangga dan bertekad membeli satu
buah yang cukup besar harganya Rp 1500. Sesampainya di pasar dia mendapati bahwa
mangga yang diinginkannya hanya berharga Rp 1000. Jadi dia dapat memperoleh mangga
yang diinginkannya dengan harga Rp 500 lebih murah daripada harga yang bersedia
dibayarkannya. Nilai Rp 500 ini dinamakan surplus konsumen.
E. Kurva Kepuasan Sama
1. Definisi Kurva Kepuasan Sama
Definisi kurva kepuasan sama (indifference curve): adalah kurva yang
menghubungkan titik-titik kombinasi dari konsumsi (atau pembelian) barang-barang
yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama. Indifference curve memperlihatkan
semua kombinasi dari pilihan konsumen yang memberikan tingkat kepuasan atau
utility yang sama bagi seseorang atau konsumen.
Kurva kepuasan sama/kurva tak-acuh/kurva indiferen (indifference curve) adalah
suatu kurva, lokus atau titik-titik kedudukan berbagai kombinasi dua barang atau jasa
yang dikonsumsi untuk setiap satuan waktunya yang memberikan kepuasan yang sama
kepada seorang konsumen.
Ciri-ciri kurva indiferens:
1. Mempunyai kemiringan yang negatif (konsumen akan mengurangi konsumsi
barang yg satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang di konsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin (titik 0), menunjukkan adanya perbedaan proporsi
jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing
barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution)
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada
suatu kurva indiferens yang berbeda.

2. Marginal Rate of Substitution


Marginal Rate of Substitution (MRS) merupakan perbandingan antara perubahan
(pengurangan) suatu barang konsumsi tertentu terhadap perubahan (penambahan)
barang konsumsi yang lainnya agar mendapat kepuasan yang sama.
Nilai MRS dapat dinyatakan dengan menggunakan persamaan rumus :

𝑀𝑅𝑆 𝑀𝑃 = [−] ∆𝑀 ΔP
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 ∶
𝑀𝑅𝑆𝑀𝑃 = Marginal Rate of Substitution
∆𝑀 = Perubahan (pengurangan) konsumsi barang M
∆𝑃 = Perubahan (penambahan) konsumsi barang P
[-] = Angka atau nilai absolut

Contoh Perhitungan MRS Pada Perilaku Konsumen Nilai MRS ketika konsumen
merubah kombinasi konsumsi dari kombinasi A menjadi kombinasi B adalah ....
Pembahasan : ∆𝑀 𝑀𝑅𝑆𝑀𝑃 = [−] ΔP 𝑀𝑅𝑆 = [−] 𝑀𝐴− 𝑀𝐵 = 10−7 = [−] 3 = 3 𝐴𝐵 𝑃𝐴−
𝑃𝐵 2−1 −1
Lakukan perhitungan sampai kepada kombinasi E dan F, maka didapatlah nilai
MRS seperti pada tabel 1.2, dapat dilihat bahwa tingkat penggantian marjinal
bertambah kecil. Hal ini disebabkan oleh dua faktor :
1. Pada waktu konsumen mempunyai sesuatu barang Y yang relatif banyak
jumlahnya dan barang X yang relatif sedikit jumlahnya, diperlukan pengurangan
konsumsi yang besar ke atas barang Y untuk memperoleh satu tambahan barang X;
akan tetapi
2. Semakin banyak barang X yang telah diperoleh, semakin sedikit pengurangan
konsumen barang Y yang harus dilakukan untuk memperoleh satu barang X.
F. Garis Anggaran Pengeluaran
Dalam gambaran kurva kepuasan sama belum ditunjukkan sampai mana
kemampuan konsumen untuk membeli berbagai gabungan barangbarang tersebut, karena
dibatasi oleh pendapatan yang dapat dibelanjakan. Persoalan ini dapat diatasi dengan
menggambarkan garis anggaran pengeluaran (budget line) yang merupakan suatu kurva
berbentuk garis lurus yang menggambarkan kombinasi dua barang yang dapat dibeli
dengan sejumlah pendapatan atau anggaran tertentu, pada tingkat harga tertentu.
Garis anggaran akan berubah kalau :
a) Pendapatan konsumen berubah; pendapatan meningkat akan mengeser garis anggaran
konsumen menjauhi titik silang sumbu 0 dan sebaliknya;
b) Harga barang y per unitnya berubah;
c) Harga barang x per unit berubah Fungsi Budget Line Perilaku Konsumen, dapat
dinayatakan dalam rumus :
𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 ∶ 𝑌 = 𝐼 𝑃𝑌 𝑃 − ( 𝑃 𝑌 ) 𝑋
I = besar dana, pendapatan yang tersedia
𝑌 = jumlah barang Y
𝑃𝑌 = harga satu unit barang Y
𝑃𝑋 = harga satu unit barang X
𝑋 = jumlah barang X

G. Efek Perubahan Pendapatan Dan Harga


Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), dan naiknya jumlah Y dan jumlah X,
disebabkan oleh naiknya anggaran (pendapatan) konsumen, dan apabila terjadi sebeliknya
maka garis anggaran pengeluaran akan bergeser ke arah kiri mendekati titik 0, dengan
konsekuensi tingkat atau jumlah barang yang dapat dibeli juga akan berkurang.
Efek perubahan harga Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), disebabkan oleh
turunnya harga barang X dengan asumsi bahwa harga barang Y tetap. Lalu, bagaimana
bentuk perubahan terhadap garis anggaran pengeluaran apabila harga berubah secara
proporsional? Perubahan yang seperti ini menyebabkan perubahan yang sejajar, yaitu garis
anggaran pengeluaran yang baru adalah sejajar dengan yang lama.

H. Efek Penggantian Dan Efek Pendapatan


Pengaruh perubahan pendapatan konsumen terhadap keseimbangan konsumen :
1. Pergerseran garis anggaran (A1 ke A2, A2 ke A3), menunjukkan naiknya jumlah Y dan
jumlah X, disebabkan oleh naiknya anggaran konsumen.
2. Income Consumption Curve (ICC), yang merupakan tempat titiktitik keseimbangan
(equilibrium) sebagai kombinasi produk yang dikonsumsi untuk memberikan kepuasan
(utilitas) maksimum kepada konsumen pada berbagai tingkat pendapatan. Asumsi pada
kondisi ini adalah bila hanya pendapatan konsumen yang berubah, bukan oleh sebab lain.
Lihat gambar kurva ICC :

Kurva konsumsi pendapatan dibentuk dengan menghubungkan titik-titik


persinggungan, dimana ketiga titik tersebut merupakan kepuasan maksimal pada garis
kendala anggaran masing-masing.
Pengaruh perubahan harga terhadap keseimbangan konsumen :
1. Pergeseran garis anggaran (A1 ke A2), dan naiknya jumlah X serta jumlah Y tetap,
disebabkan oleh turunnya harga barang X, dan harga barang Y tidak berubah.
2. Price Consumption Curve (PCC), merupakan kombinasi barang atau jasa yang
dikonsumsi oleh konsumen yang memberikan kepuasan (utilitas) maksimum kepada
konsumen pada berbagai tingkat harga. Asumsi pada kondisi ini adalah bila hanya terjadi
penurunan harga salah satu barang, bukan oleh sebab lain.

I. Membentuk Kurva Perminatan


Kurva permintaan adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara suatu
barang dan jumlah barang yang diminta. Untuk menggambarkan kurva permintaan, tolok
ukur yang digunakan adalah faktor harga, sedangkan faktor-faktor lain dianggap tetap atau
konstan.
Kurva permintaan memiliki kemiringan (slope) negatif yang bergerak dari kiri atas
ke kanan bawah. Hal itu disebabkan oleh hubungan antara harga dan jumlah yang diminta
memiliki sifat hubungan terbalik. Jika harga turun, jumlah yang diminta akan naik.
Sebaliknya, jika harga naik jumlah yang diminta akan turun, demikian dikutip di buku
Explore Ilmu Pengetahuan Sosial Jilid 1 untuk SMP/MTs Kelas VII oleh Mulya.
FaktoryangMempengaruhiPermintaan
Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi banyak sedikitnya permintaan barang
dan jasa, seperti dikutip di buku Pengantar Ilmu Ekonomi olehLiraZohara,yaitu:
1. Harga Barang
Naik atau turunnya harga barang atau jasa akan mempengaruhi banyak atau
sedikitnya terhadap jumlah barang yang diminta.
2. Pendapatan Masyarakat
Pendapatan masyarakat mencerminkan daya beli masyarakat. Tinggi dan
rendahnya pendapatan masyarakat akan mempengaruhi kualitas maupun
kuantitaspermintaan.
3. Kualitas Barang
Konsumen menyukai barang yang berkualitas, semakin bagus kualitas
barang, maka permintaan akan mengalami peningkatan. Begitu pun
sebaliknya.
4. Harga Barang Pengganti (Substitusi)
Konsumen akan memilih barang atau jasa pengganti yang memiliki fungsi
hampir sama, apabila harga yang ditawarkan lebih murah dari barang yang
seharusnya dibutuhkan oleh konsumen.
5. Jumlah penduduk
Banyaknya penduduk dalam suatu negara akan mempengaruhi banyaknya
permintaan, karena kebutuhan dalam mengkonsumsi barang lebih banyak
dibandingkan negara yang memiliki penduduk sedikit.
6. Selera konsumen
Meskipun selera konsumen dinilai subjektif, tetapi semakin tinggi selera
seorang konsumen akan meningkatkan permintaan suatu barang.
7. Prediksi masa depan adanya dugaan harga barang dan jasa di waktu yang
akan datang akan mempengaruhi suatu permintaan.
Kurva penawaran adalah suatu kurva yang menunjukkan hubungan antara harga
suatu barang tertentu dengan jumlah barang tersebut. Kurva penawaran mempunyai
kemiringan (slope) positif, artinya garis kurva ini dimulai dari kiri bawah ke kanan atas.
Ini berarti bahwa harga suatu barang tertentu dan jumlah barang tersebut mempunyai
hubungan yang searah. Jadi, jika harga suatu barang mengalami kenaikan maka jumlah
barang tersebut akan mengalami kenaikan. Sebaliknya, jika harga suatu barang mengalami
penurunan maka jumlah barang yang ditawarkan akan menurun.

Anda mungkin juga menyukai