Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

TEORI KONSUMSI DAN PRODUKSI

KELOMPOK 1:
Kurniawan (182520543)
Sri Dwi Oktaviani (182520560)

Dosen pengampu : Joni Hendra. K, MA

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


MATA KULIAH EKONOMI MAKRO SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM
NEGERI BENGKALIS
T.A 2020/2021
Kata Pengantar

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Teori
konsumsi dan produksi”.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen
pada mata kuliah Ekonomi Makro. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan tentang teori konsumsi dan produksi (Ekonomi Makro).
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak Joni Hendra. K, MA selaku
dosen Ekonomi Makro yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
kami mengharapkan kritik dan juga saran dari para pembaca.

i
Daftar Isi
Kata Pengantar.......................................................................................................i
Daftar Isi.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1....................................................................................Latar Belakang
1
1.2...............................................................................Rumusan Masalah
2
1.3.................................................................................Tujuan Penulisan
....2
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................3
2.1 Konsumsi...............................................................................................3
2.1.1 Pengertian Teori konsumsi..........................................................3
2.1.2 Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli.....................................3
2.1.3 Tujuan dan Fungsi konsumsi........................................................4
2.1.4 Prinsip prinsip dasar dalam konsumsi..........................................5
2.1.5 Etika konsusmsi........................................................................6
2.2 Produksi.................................................................................................8
2.2.1 Pengertian Produksi...................................................................8
2.2.2 Pengertian Produksi Berdasarkan Hukum Syariah....................9
2.2.3 Fungsi Produksi .........................................................................9
2.2.4 Faktor Produksi ........................................................................10
2.2.5 Tujuan Produksi........................................................................10
2.2.6 Proses Produksi.........................................................................11
2.2.7 Jenis Produksi ..........................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
3.1 Simpulan..............................................................................................17
3.2 Saran....................................................................................................17
Daftar Pustaka......................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kerangka kehidupan ekonomi, aktivitas produksi merupakan elemen penting
yang sangat menentukan bagi pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Bahkan barangkali
tak salah bila kemudian ia menjadi urat nadi dalam semua level kegiatan ekonomi.
Sebab tanpa diawali proses produksi, kegiatan konsumsi, distribusi ataupun
perdagangan barang dan jasa tidak akan pernah ada.
Secara umum, produksi merupakan proses untuk menghasilkan suatu barang dan
jasa atau proses peningkatan utility (nilai) suatu benda. Dalam istilah ekonomi, produksi
merupakan suatu siklus kegiatan-kegiatan ekonomi untuk menghasilkan barang atau
jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor - faktor produksi dalam jangka waktu
tertentu. Bila dalam literatur konvensional, teori produksi ditujukan untuk memberikan
pemahaman tentang perilaku produsen dalam memaksimalkan keuntungannya maupun
mengoptimalkan efisiensi produksinya, maka dalam ekonomi Islam tidak hanya
demikian, akan tetapi adanya penekanan untuk memperhatikan kemungkinan
munculnya dampak sosial-spiritual menjadi ciri khas yang cukup ekstrim untuk
membedakan keduanya.
Di samping hal Tujuan dari produksi dalam Islam adalah untuk menciptakan
maṣlaḥah yang optimum bagi manusia secara keseluruhan. Dengan maṣlaḥah yang
optimum ini, maka akan dicapai falāh yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan
ekonomi sekaligus tujuan hidup manusia. Falāh itu sendiri adalah kemuliaan hidup di
dunia dan akhirat yang akan memberikan kebahagiaan hakiki bagi manusia.
Dalam perspektif ekonomi islam hal ini dapat dibantu dengan berbagai macam cara,
salahsatunya adalah memberikan pemahaman kepada masyarakat arti konsumsi dan
produksi dalam hidup. Sebaiknya bagaimana bersikap dalam berkonsumsi dan
berproduksi, hal ini juga nantinya akan sedikit berkaitan dengan teori permintaan dan
teori kepuasan dalam pandangan ekonomi Islam.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba memaparkan salah satu cara
memberikan pemahaman kepada masyarakat Indonesia bagaimana sebaiknya menyikapi
konsumsi dan produksi agar dapat memberikan maslahah bagi diri sendiri dan pada

1
semua orang, diharapkan dari kajian empris ini dapat menambah pengetahuan dan
mengubah pola hidup masyarakat Indonesia untuk menjadi lebih baik.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi konsumsi dan produksi?
2. Apa definisi konsumsi dan produksi berdasarkan hukum syariah?
3. Apa tujuan konsumsi dan produksi?
4. Apa fungsi konsumsi dan produksi?
5. Apa prinsip konsumsi?
6. Apa faktor produksi?
7. Bagaimana proses produksi?
8. Bagaimana etika konsumsi?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulis sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui definisi konsumsi dan produksi
2. Untuk mengertahui definisi konsumsi dan produksi berdasarkan hukum syariah
3. Untuk mengetahui tujuan konsumsi dan produksi
4. Untuk mengetahui fungsi konsumsi dan produksi
5. Untuk mengetahui prinsip konsumsi
6. Untuk mengetahui faktor produksi
7. Untuk mengetahui bagaimana proses produksi
8. Untuk mengetahui bagaimana etika konsumsi

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsumsi
2.1.1 Pengertian Teori konsumsi
Definisi konsumsi secara umum adalah kegiatan mengurangi atau
menghabiskan nilai atau kegunaan dari barang dan jasa. Berdasakan pengertiannya,
tujuan konsumsi adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup guna memperoleh kepuasan.
Contohnya, jika kita haus akan terasa puas jika sudah minum, begitu pula jika kita lapar
akan merasa kenyang jika sudah makan. Suatu kegiatan dianggap kegiatan konsumsi
ketika tujuannya untuk memenuhi kebutuhan. Sementara Konsumen adalah setiap
pemakai barang dan jasa yang tersedia.
Dalam ekonomi islam konsumsi juga memiliki pengertian yang sama, tapi
memiliki perbedaan dalam setiap yang melingkupinya. Perbedaan mendasar dengan
konsumsi ekonomi konvensional adalah tujuan pencapaian dari konsumsi itubsendiri,
cara pencapaiannya harus memenuhi kaidah pedoman syaraiah islamiyyah. Tujuan
utama konsumsi seoarang muslim adalah sebagai sarana penolong untuk beribadah
kepada Allah. Sesungguhnya mengkonsusmsi sesuatu dengan niat untuk meningkatkan
stamina dalam ketaatan pengabdian kepada Allah akan menjadikan konsusmsi itu
bemilai ibadah yang dengannya manusia mendapatkan pahala. Konsusmsi dalam
perspektif ekonomi konvensional dinilai sebagai tujuan terbesar dalam kehidupan dan
segala bentuk kegiatan ekonomi.
Dalam konsumsi, seorang muslim harus memperhatikan kebaikan (kehalalan)
sesuatu yang akan di konsumsinya. Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh manusia. Seseorang yang melakukan kegiatan
konsumsi, umumnya disebut sebagai konsumen, sedangkan produk-produk yang
dikonsumsi merupakan barang maupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada
konsumen.

2.1.2 Pengertian Konsumsi Menurut Para Ahli


Menurut T. Gilarso (2003), Pengertian Konsumsi adalah titik pangkal dan
tujuan akhir dari seluruh kegiatan ekonomi masyarakat.

3
Menurut Gregory Mankiw (2007), Pengertian konsumsi adalah pembelanjaan
barang dan jasa oleh rumah tangga. Yang dimaksud dengan barang adalah barang
rumah tangga yang sifatnya tahan lama meliputi, perlengkapan, kendaraan, dan barang
yang tidak tahan lama, contohnya makanan dan pakaian. Pembelanjaan jasa yang
dimaksud adalah barang yang tidak berwujud konkret, contohnya pendidikan.
Menurut Kamus Besar Ekonomi (KBBI), arti kata konsumsi adalah tindakan
manusia untuk menghabiskan atau mengurangi kegunaan (utility) suatu benda baik
secara langsung atau tidak langsung – pada pemuasan terakhir dari kebutuhannya.
Samuelson dan Nordhaus (2001), Konsumsi adalah pengeluaran yang
dilakukan guna memenuhi pembelian barang dan jasa untuk mendapatkan kepuasan
maupun untuk memenuhi kebutuhannya. Konsumsi digolongkan menjadi dua yakni
konsumsi rutin dan konsumsi yang sifatnya sementara. Konsumsi yang sifatnya rutin
memiliki arti sebagai pengeluaran yang dilakukan untuk pembelian barang maupun jasa
secara berulang ulang selama bertahun – tahun. Sedangkan arti konsumsi sifatnya
sementara adalah setiap tambahan yang sifatnya tidak terduga dalam konsumsi rutin.
Menurut Muhamad Abdul Halim, Konsumsi adalah pengeluaran konsumsi
rumah tangga mencakup pengeluaran yang dilakukan oleh rumah tangga untuk
mendapatkan barang dan jasa sebagai kebutuhan hidup sehari-hari dalam suatu periode
tertentu.

2.1.3 Tujuan dan Fungsi konsumsi


Konsumsi adalah suatu kegiatan yang bertujuan mengurangi atau
menghabiskan Nilai guna suatu benda (barang dan jasa) dalam rangka pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan manusia. Selain untuk tujuan konsumsi (menghabiskan
kegunaannya),suatu benda juga dipergunakan sebagai benda produksi.
Tujuan konsumsi dalam Islam adalah untuk mewujudkan maslahah
duniawidan ukhrawi, masalahah duniawi ialah terpenuhinya kebutuhan dasar
manusia,seperti makan, minum, pakaian, perumahan, kesehatan, pendidikan(akal).
Kemaslahatan akhirat ialah terlaksananya kewajiban agama seperti shalat dan
haji.Artinya manusia makan dan minum agar bisa beribadah kepada Allah.
Manusiaberpakaian untuk menutup aurat agar bisa shalat, haji, bergaul sosial dan
terhidar dari perbuatan nasab.

4
2.1.4 Prinsip prinsip dasar dalam konsumsi
Prinsip-prinslp Dasar dalam Konsumsi menurut Islam Konsumsi islam
senantiasa memperhatikan halal-haram, komitmen dan konsekuen dengan kaidah-kaidah
dan hukum-hukum syariat yang mengatur konsumsi agar mencapai kemanfaatan
konsumsi seoptimal mungkin dan mencegah penyelewengan dari jalart kebenaran dan
dampak mudharat baik bagi dirinya maupun orang lain. Adapun kaidah/prinsip dasar
konsumsi islami adalah :
1. Prinsip syariah, yaitu menyangkut dasar syariat yang harus terpenuhi dalam
melakukan konsumsi di mana terdiri dari:
a. Prinsip akidah, yaitu hakikat konsusmsi adalah sebagai sarana untuk
ketaatan/beribadah sebagai perwujudan keya.kinan man.usia sebagai
makhluk yang mendapatkan beban khalifah dan amanah di bumi yang
nantinya diminta pertanggungjawaban oteh penciptanya.
b. Prinsip ilmu, yaitu. seorang ketika akan mengkonsumsi hams tabu ilmu
tentang barang yang akan dikonsumsi dan hukam-hokum yang berkaitan
dengannya apakah merupakan sesuatu yang halal atau haram balk ditinjau
dari zat, proses,maupun tujuannya.
c. Prinsip amaliah, sebagai konsekuensi akidah dan ilmu yang telah diketahui
tentang konsumsi islami tersebut. Seseorang ketika sudah berakidah yang
lurus dan berilmu, maka dia akan mengkonsumsi hanya yang halal
sertamenjauhi yang halal atau syubhat.
2. Prinsip kuantitas, yaitu sesuai dengan batas-batas kuantitas yang telah dijelaskan
dalam syariat islam, di antaranya
a. Sederhana, yaitu mengkonsumsi yang sifatnya tengah-tengah
antaramenghamburkan harta dengan pelit, tidak bermewah-mewah,
tidakmubadzir,hemat.
b. Sesuai antara pemasukan dan pengeluaran, artinya dalam mengkonsumsi
harus disesuaikan dengan kemampuan yang dimilikinya, bukan besar pasak
daripada tiang.
3. Prinsip prioritas, di mana memperhatikan urutan kepentingan yang harus
diprioritaskan agar tidak terjadi kemudharatan, yaitu:

5
a. Primer, yaitu konsumsi dasar yang harus terpenuhi agar manusia dapat
hidupdan menegakkan kemaslahatan dirinya dunia dan agamanya serta orang
terdekatnya, seperti makanan pokok.
b. Sekunder, yaitu konsumsi untuk menambah/meningkatkan tingkat kualitas
hidup yang lebih balk, misalnya konsumsi madu, susu dan sebagainya.
c. Tertier, yaitu untuk memenuhi konsumsi manusia yang jauh lebih
membutuhkan.
4. Prinsip sosial, yaitu memperhatikan lingkungan sosial di sekitarnya sehingga
tercipta keharmonisan hidup dalam masyarakat, di antaranya:
a. Kepentingan umat, yaitu sating menanggung dan menolong sebagaimana
bersatunya suatu badan yang apabila sakit pada salah satu anggotanya,maka
anggota badan yang lain juga akan merasakan sakitnya.
b. Keteladanan, yaitu memberikan contoh yang baikdalam berkonsumsi apalagi
jika dia adalah seorang tokoh atau pejabat yang banyak mendapat sorotan di
masyarakatnya.
c. Tidak membahayakan orang yaitu dalam mengkonsumsi justru tidak
merugikan dan memberikan madharat ke orang lain seperti merokok.
5. Kaidah lingkungan, yaitu dalam mengkonsumsi hams sesuai dengan kondisi
potensi daya dukung sumber daya atam dan kebertanjutannya atau tidak merusak
lingkungan.
6. Tidak meniru atau mengikuti perbuatan konsumsi yang tidak emcerminknn etika
konsusmsi islami seperti sutra menjamu dengan tujuan bersenang-senang atau
memamerkan kemewahan dan menghambur-hamburkan h arta.

2.1.5 Etika konsusmsi


Adapun etika konsumsi islam harus memperhatikan beberapa hal, di
antaranya adalah:
1. Jenis barang konsumsi adalah barang yang baik dan halal (halalan thoyyib;)
yaitu baik dari segi zat mau pun proses mendapatkan nya.
2. Kemanfaatan/kegunaan barang yang dikonsumsi, artinya lebih memberikan
manfaat dan jauh dari merugikan baik dirinya maupun orang lain.

6
3. Kuantitas barang yang dikonsumsi tidak berlebihan clan tidak terlalu sedikit
atau kikir/bakhil, tapi pertengahan , serta ketika memiliki kekayaan berlebih
harus mau berbagi melalui zakat, infak, sedekah maupun wakaf dan ketika
kekurangan harus sabar dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.
Meskipun syariat telah melarang mengkonsumsi beberapa jenis barang,
ternyata Allah masih meluaskan ralunat-Nya dengan memberikan kelonggaran ketika
seseorangdalam keadaan darurat (emergency) menyangkut kehidupannya, maka dia
boleh memakan sesuatu yang haram dengan syarat pada dasarnya tidal( menginginkan
dan tidak berlebihan (Al-An'am:145). Pada sisi lain, ketika diberi keluasan harta
muslimin tidak berlebihan dalam menggunakannya, sehingga melebihi batas dan dapat
menjerumuskan ke dalam pemborosan dan menelantarkan hak-hak yang wajib.
Dalam diri seorang muslim hares berkonsumsi yang membawa manfaat
(maslahat) dan bukan merugikan (madhorot). Konsep maslahat menyangkut maqoshiq
syariat artinya harus memenuhi syarat agar dapat menjaga agamanya tetap muslim,
menjaga fisiknya agar tetap sehat dan kuat, tetap menjaga keturunan generasi manusia
yang baik, tidak merusak pol y pikir akalnya dan tetap menjaga hartanya berkah dan
berkembang.
Konsumsi/permintaan barang yang haram selain secara syariat dilarang,
konsumennya berdosa dan nanti di akhirat mendapat balasan berupa siksa, konsumsi
barang haram juga memberikan dapak yang tidak baik, di antaranya adalah
1) Merusak agama, karena telah melanggar syariat;
2) pengaruh terhadap ibadah menjadi tidak khusyu' dan tingkat keikhlasannya
berkurang;
3) pengaruh terhadap akhlak yang semakin rusak dan jelek;
4) pengaruh terhadap kesatuanumat;
5) pengaruh terhadapkesehatan;
6) menimbulkan kerusakan dan kemerosotan;
7) menimbulkan kehinaan dankenistaan hidup; dan
8) menimbulakan kehancuran ekonomi dan kemandekan produksi.
Konsumsi merupakan bagian aktifitas ekonomi yang sangat vital bagi
kehidupan manusia. Konsumsi adalah fitarh manusia untuk mempertahankan hidupnya.
Jika manusia masih berada dalam fitrah yang suci, maka manusia sadar bahwa

7
konsumsi memiliki keterbatasan baik dari segi kemampuan harta maupun apa yang akan
dikonsumsi sesuai dengan kebutuhannya. Teori konsumsi islam membatasi konsumsi
berdasarkan konsep harta dan berbagai jenis konsumsi sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah islam demi keberlangsungan dan kesejahteraan manusia itu sendiri. Dalam islam
alctifitas konsumsi telah diatur dalam bingkai syariah, sehingga dapat menuntun
seorang muslim agar tidak terjerumus dalam keharaman dan apa yang dikonsumsinya
menjadi berkah.

2.2 Produksi
2.2.1 Pengertian Produksi
Secara umum Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang maupun
jasa atau kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang. Atau produksi
merupakan “suatu kegiatan yang dilakukan untuk menambah nilai guna suatu
barang dan dapat pula diartikan sebagai upaya untuk mengubah input (Komponen
input meliputi: tanah, tenaga kerja, modal (capital), manajemen, energi, informasi, dan
sebagainya yang ikut berperan menjadi komponen atau bahan baku dari suatu produk )
menjadi output ( Komponen output adalah barang dan/atau jasa ).”
Dari pengertian produksi secara umum terdapat pengertian produksi menurut para
ahli diantaranya:
 Drs. Mohammad Hatta (1994:4) produksi adalah semua pekerjaan yang dapat
menimbulkan guna, memperbesar guna yang ada dan membagikan guna itu di
antara orang banyak.
 Drs. Eko Harsono (1994:4) mengatakan produksi adalah segala usaha
manusia/kegiatan yang dapat membawa benda ke dalam suatu keadaan sehingga
dapat dipergunakan guna memenuhi kebutuhan manusia yang lebih baik.
 Magfuri (1987:72) produksi adalah suatu proses mengubah barang agar
memiliki nilai guna untuk kebutuhan manusia.
 Murti Sumarti dan Jhon Soeprihanto memberikan pengertian produksi sebagai
berikut : Produksi adalah semua kegiatan dalam menciptakan atau menambah
kegunaan barang atau jasa, dimana untuk kegiatan tersebut diperlukan faktor-
faktor produksi.

8
2.2.2 Pengertian Produksi Berdasarkan Hukum Syariah
Selain pengertian produksi secara umum atau konvensional terdapat
pengertian produksi menurut perspektif islam yaitu menurut Kahf, “produksi adalah
sebagai usaha manusia untuk memperbaiki tidak hanya kondisi fisik materilnya, tetapi
juga moralitasnya, sebagai sarana untuk mencapai tujuan hidup dalam agama Islam,
yaitu kebahagiaan dunia dan akhirat.”
Produksi dalam ekonomi Islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang
dilakukan untuk mewujudkan manfaat atau menambahkannya dengan cara
mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang disediakan Allah SWT sehingga menjadi
maslahat, untuk memenuhi kebutuhan manusia, oleh karenanya aktifitas produksi
hendaknya berorientasi pada kebutuhan masyarakat luas.

2.2.3 Fungsi Produksi


Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukkan jumlah
maksimum output yang dihasilkan dengan kombinasi input tertentu (Ferguson dan
Gould, 1975:345). Fungsi produksi menunjukkan sifat hubungan di antara faktor-faktor
produksi dan tingkat produksi yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula
dengan istilah input dan jumlah produksi selalu juga disebut sebagai output. Fungsi
produksi selalu dinyatakan dalam rumus seperti berikut (Sukirno, 1997:194):
Q= f(K,L,R,T)
K = jumlah stok modal
L = jumlah tenaga kerja dan ini meliputi berbagai jenis tenaga kerja dan keahlian
kewirausahawan
R = kekayaan alam
T = tingkat teknologi yang digunakan
Q = jumlah produksi yang dihasilkan oleh berbagai jenis faktor-faktor tersebut, yaitu
secara bersama digunakan untuk memproduksi barang yang sedang dianalisis sifat
produksinya.
Persamaan tersebut merupakan suatu pernyataan matematik yang pada
dasarnya berarti bahwa tingkat produksi suatu barang tergantung kepada jumlah modal,
jumlah tenaga kerja, jumlah kekayaan alam, dan tingkat teknologi yang digunakan.

9
2.2.4 Faktor Produksi
Dalam istilah ekonomi, produksi merupakan suatu siklus kegiatan-kegiatan
ekonomi untuk menghasilkan barang atau jasa tertentu dengan memanfaatkan faktor-
faktor produksi dalam jangka waktu tertentu. Terdapat beberapa faktor sebagai alat
produksi, yaitu:
1. Faktor alam/tanah ( Land ) 3. Faktor modal ( capital )
2. Faktor tenaga kerja ( labour ) 4. Keahlian atau kemampuan ( skill )
Capital atau modal yang sering terlintas dipikiran biasanya dalam bentuk
uang. Namun, modal juga bisa berupa alat-alat seperti mesin untuk membuat barang
atau jasa, ataupun juga dapat berupa bangunan atau gedung yang akan digunakan untuk
kegiatan operasional usaha tersebut. Labour atau tenaga kerja dibutuhkan untuk
menjalankan operasional alat-alat yang tersedia agar proses produksi berlangsung
dengan semestinya, para tenaga kerja bekerja dengan menggunakan skill atau keahlian
atau kemampuan yang dimilikinya. Sedangkan Land atau tanah merupakan lahan yang
mengandung sumber daya alam atau bahan baku yang nantinya akan diolah dalam
proses produksi.

2.2.5 Tujuan Produksi


Secara umum, tujuan dari kegiatan produksi yaitu menghasilkan barang dan
jasa. Kegiatan produksi membuat para produsen dapat menyediakan barang atau jasa
yang dibutuhkan oleh konsumen.
1. Memenuhi Kebutuhan Manusia
2. Meningkatkan Kemakmuran Masyarakat
3. Meningkatkan Keuntungan Pelaku Usaha
4. Memperluas Lapangan Usaha
Tujuan produksi dalam perspektif fiqh ekonomi khalifah Umar bin Khatab
adalah sebagai berikut:
1. Merealisasikan keuntungan seoptimal mungkin
2. Merealisasikan kecukupan individu dan keluarga
3. Tidak mengandalkan orang lain
4. Melindungi harta dan mengembangkannya

10
5. Mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi dan mempersiapkannya untuk
dimanfaatkan Rezeki yang diciptakan Allah Swt
Semua tujuan produksi dalam Islam pada dasarnya adalah untuk
menciptakan maslahah yang optimum bagi manusia secara keseluruhan sehingga akan
dicapai falāh yang merupakan tujuan akhir dari kegiatan ekonomi sekaligus tujuan
hidup manusia. Falāh itu sendiri adalah kemuliaan hidup di dunia dan akhirat yang akan
memberikan kebahagiaan hakiki bagi manusia. Dengan demikian, kegiatan produksi
sangatlah memperhatikan kemuliaan dan harkat manusia yakni dengan mengangkat
kualitas dan derajat hidup manusia. Kemuliaan harkat kemanusiaan harus mendapat
perhatian besar dan utama dalam keseluruhan aktifitas produksi, karena segala aktivitas
yang bertentangan dengan pemuliaan harkat kemanusiaan bertentangan dengan ajaran
Islam.

2.2.6 Proses Produksi


Dalam suatu proses produksi, terdapat proses produksi yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu yang terbagi menjadi:
1. Produksi Dalam Jangka Pendek
Jangka pendek merupakan kurun waktu yang terjadi ketika salah satu atau lebih
faktor produksi yang tidak bisa diubah atau tetap. Faktor-faktor yang tidak dapat
diubah disebut juga fixed input atau masukan tetap. Fixed input dalam jangka waktu
ini umumnya adalah capital atau modal. Modal bersifat tetap karena jumlahnya tetap
dan tidak akan berpengaruh terhadap banyaknya hasil produksi. Sedangkan tenaga
kerja bersifat variabel karena penggunaannya berubah sesuai dengan banyaknya hasil
produksi. Misalnya saat produsen A ingin meningkatkan banyaknya hasil produksi
perusahaannya dalam jangka pendek, maka yang bisa ia lakukan adalah menambah
jumlah tenaga kerjanya. Ia tidak bisa menambah alat-alat seperti mesin, karena ini
hanya dalam jangka pendek atau tidak akan selamanya.
2. Produksi Dalam Jangka Panjang
Semua faktor produksi dapat berubah dan ditambah sesuai kebutuhan. Produksi
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk mencapai kemakmuran.
Kemakmuran dapat tercapai jika tersedia barang dan jasa dalam jumlah yang

11
mencukupi. Orang atau perusahaan yang menjalankan suatu proses produksi disebut
Produsen.
3. Proses Terus Menerus
Proses produksi terus menerus membutuhkan waktu produksi secara berkelanjutan
sampai barang benar-benar jadi. Bahan tersebut akan secara kontinu melewati tahap-
tahap produksi sampai menjadi suatu barang jadi. Contohnya adalah pembuatan
kertas, plastic, hingga gula.
4. Proses Produksi Berselingan
Proses produksi berselingan adalah pengolahan bahan-bahan dengan cara
menggabungkannya menjadi barang jadi. Contoh proses produksi ini di antaranya
adalah produksi mobil yang bagian bagiannya dibuat secara terpisah. Setelah bagian-
bagain tersebut, barulah nantinya dijadikan atau digabungkan menjadi mobil.
5. Proses Produksi Dengan Satu Input Variabel
1. Produk Total
Produk total merupakan jumlah total dari semua hasil produksi dalam periode
tertentu. Produk total akan berubah sesuai dengan banyaknya faktor produksi
variabel yang digunakan. Kurva yang menunjukkan hubungan antara produksi
total dengan satu faktor produksi variabel sedangkan faktor lainnya dianggap
tetap adalah Kurva Produksi atau Total Product (TP). Kurva tersebut dinotasikan
sebagai berikut :
𝑇𝑃=𝑓(𝑋)
TP = output total atau jumlah produksi total,
X = jumlah input variabel yang digunakan.
Misalnya jika hanya terdapat satu macam input variabel yang digunakan
yaitu tenaga kerja atau Labour maka dituliskan sebagai berikut :
𝑄=𝑓(𝐿)
Q = tingkat output
L = jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.
Sehingga dari fungsi diatas dapat digambarkan kurva produksi sebagai
berikut :

12
L

Q=f (l)

2. Produk Rata-Rata
Produksi rata-rata atau Average Product (AP) adalah jumlah total produksi yang
dibagi dengan faktor produksi yang digunakan selama proses produksi. Produksi
rata-rata dinotasikan dengan fungsi sebagai berikut :
Q
𝐴𝑃=
L
Q = output total atau jumlah hasil produksi.
L = jumlah Labour atau jumlah tenaga kerja yang digunakan.
Sehingga Produksi rata-rata merupakan jumlah rata-rata produksi oleh setiap
tenaga kerja. Sehingga Produksi rata-rata merupakan jumlah rata-rata
produksi oleh setiap tenaga kerja.
Q

AP

13
3. Produksi Marginal
Produksi marginal atau Marginal Product (MP) adalah tambahn total hasil
produksi yang diakibatkan oleh pertambahan jumlah faktor produksi variabel
yang digunakan. Sehingga jika dituliskan dalam persamaan, akan menjadi
sebagai berikut :
perubahan output ΔQ
MP= =
perubahan input ΔL

MP

Dari keterangan-keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam produksi


dengan satu input variabel berlaku hukum pertambahan hasil yang semakin
berkurang atau The Law of Diminishing Return.
Hukum ini menyatakan bahwa output yang diterima dari proses produksi akan
semakin menurun apabila input variabel yang digunakan mangalami
pertambahan secara terus-menerus.
Output atau hasil produksi yang dihasilkan secara rata-rata akan terus menurun
nilainya karena faktor produksi variabel yang digunakan semakin besar
sedangkan faktor produksi tetapnya bernilai tetap. Sehingga jika hal ini
dilakukan terus-menerus maka total produksi juga akan menurun nilainya. Hal
itu dikarenakan faktor produksi tetap semakin lama nilainya juga akan habis.
6. Proses Produksi Dengan Dua Input Variabel
Produksi ini merupakan kombinasi antara dua faktor produksi variabel untuk
mengahsilkan output atau hasil produksi yang sama. Dalam hal ini, kombinasi yang

14
paling mudah adalah antara faktor produksi modal (Capital) dengan tenaga kerja
(Labour). Jika terdapat perusahaan yang ingin meningkatkan hasil produksi maka
yang bisa dilakukan adalah dengan menambah dua input variabel dan meningkatkan
produksi atau menambah dua input variabel tersebut yaitu tenaga kerja dan modal.
Jika faktor produksi yang bersifat variabel adalah jumlah tenaga kerja, modal atau
peralatan, maka fungsi persamaan yang dapat ditulis adalah
𝑄=𝑓(𝐿,𝐶)
Q = output atau jumlah hasil produksi,
L = Labour atau tenaga kerja,
C = Capital ataua modal ataupun peralatan yang mana kedua ini merupakan
input variabel.

2.2.7 Jenis Produksi


1. Produksi Ekstraktif
Produksi ekstraktif yaitu kegiatan produksi yang bahannya diambil dari
sumber daya alam yang ada di dalam bumi, yang barang tersebut
nantinya dijual ke perusahaan lain untuk diolah dan diproses menjadi
barang baru.
2. Produksi Jasa
Produksi jasa yaitu kegiatan produksi yang memiliki tujuan untuk
menjual jasa atau keahlian tertentu yang dimilikinya.
3. Produksi Pengangkutan
Produksi pengangkutan yaitu kegiatan produksi yang tujuannya untuk
melayani pendistribusian atau pemindahan barang dari produsen menuju
tempat terdekat dengan konsumen.
4. Produksi Industri
Produksi industri yaitu kegiatan produksi yang bertujuan untuk
mengubah bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi yang
kemudian dijual ke konsumen.
5. Produksi Agraris
Produksi agraris yaitu kegiatan produksi yang memanfaatkan sumber
daya alam (SDA) untuk menghasilkan produk yang dibutuhkan oleh

15
masyarakat banyak dengan melalui tahap pengelolaan yang baik dan
benar.
6. Produksi Perdagangan
Produksi perdagangan yaitu kegiatan produksi yang memiliki peran
sebagai penghubung antara produsen dengan konsumen.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Definisi konsumsi secara umum adalah kegiatan mengurangi atau menghabiskan
nilai atau kegunaan dari barang dan jasa. Berdasakan pengertiannya, tujuan konsumsi
adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup guna memperoleh kepuasan.Dalam konsumsi,
seorang muslim harus memperhatikan kebaikan (kehalalan) sesuatu yang akan di
konsumsinya. Konsumsi adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan ekonomi
yang dilakukan oleh manusia. Seseorang yang melakukan kegiatan konsumsi, umum
nya disebut sebagai konsumen, sedangkan produk-produk yang dikonsumsi merupakan
barang maupun jasa yang ditawarkan oleh produsen kepada konsumen.
Secara umum Produksi merupakan kegiatan menghasilkan barang maupun jasa atau
kegiatan menambah nilai kegunaan atau manfaat suatu barang.Produksi dalam ekonomi
Islam merupakan setiap bentuk aktivitas yang dilakukan untuk mewujudkan manfaat
atau menambahkannya dengan cara mengeksplorasi sumber-sumber ekonomi yang
disediakan Allah SWT sehingga menjadi maslahat, untuk memenuhi kebutuhan
manusia, oleh karenanya aktifitas produksi hendaknya berorientasi pada kebutuhan
masyarakat luas.

3.2 Saran
Tentunya terhadap penulisankami dari kelompok satu sudah menyadari jika dalam
penyusunan makalah di atas masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.
Karena kami manusia yang adalah tempat salah dan dosa. Dan Kami sangat
mengucapkan terima kepada bapak Joni Hendra. K, MA yang telah memberikan
kesempatan kami untuk membuat makalah ini. Dan tentu nya juga penulis sangat
membutuhkan saran dan kritik juga dari pembaca.

17
Daftar Pustaka
Wahyuni, Sri. 2013. “TEORI KONSUMSI DAN PRODUKSI DALAM
PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM” dalam Jurnal Akuntabel ; Volume 10 No. 1
(halaman 76-78). Samarinda: Universitas Mulawarman.
Liptan6. 2021. “Pengertian Produksi, Tujuan, Proses, dan Faktor Pemengaruhnya”.
https://id.berita.yahoo.com/pengertian-produksi-tujuan-proses-dan112041291.html?
guccounter=1&guce_referrer=aHR0cHM6Ly93d3cuZ29vZ2xlLmNvbS8&guce_referre
r_sig=AQAAAJaCcc08ehQfyDj6nYoHpwsVzr6tZMibvk6igyWs8caMofziig9TXu0Z_n
zQPqGTl08wjXyaFT39EQfIX6BLia4K4NImkr7fy412ZVCROUIN2AKFg0hb_rT_u9q
oFzXBCKf4ESXbQYvh0VMSf2zvlZVvAgirGBOFCHn90z65, diakses pada 28
Agustus 2021 pukul 20.10
Ratminah, Wawong Dwi. 2012. “TEORI PRODUKSI”. Yogyakarta: Universitas
Pembangunan Nasional "Veteran".
IPUNK, YOGATAMA. 2020.  “JURNAL TEORI PRODUKSI” dalam JURNAL
TEORI PRODUKSI (halaman 1-16). Sidoarjo: Universitas Muhammadiyah.
Aziz, M Abdul. 2019. “Teori Produksi - Pengantar Ekonomi Mikro (Makalah)”,
https://www.slideshare.net/azizsatriafocrt/teori-produksi-pengantar-ekonomi-mikro-
makalah, diakses pada 28 Agustus 2021 pukul 23.11.
https://eteheses.iainponorogo.ac.id
https://core.ac.uk

18

Anda mungkin juga menyukai