Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN RESIKO

MAKALAH
“RESIKO KERUSAKAN PROPERTI DAN KEWAJIBAN (LIABILITAS)”
(Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Manajemen Resiko Program
Studi Manajemen Keuangan Syariah semester V)

DISUSUN OLEH:

Amanda Yuliana : 182520533

Erna Dewi Pamungkas : 182520537


Lena Mardiany : 182520544
Mujahid Alfalahi : 182520547

SEMESTER V

DOSEN PENGAMPU:
Puji Afriyeni, SE., ME

PROGRAM STUDI MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH


MATA KULIAH MANAJEMEN KEUANGAN RESIKO
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI BENGKALIS
T.A 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada ALLAH SWT yang telah memberikan Rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kam dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “RESIKO KERUSAKAN
PROPERTI DAN KEWAJIBAN (LIABILITAS)”.
Kami engucapkan terimakasih kepada Ibuk Puji Efriyeni, SE., ME yang telah
memberikan tugas ini sehingga dpat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.
Shalawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita Rasulullah
SAW yang mana telah membawa kita semua dari zaman jahiliyah menuju zaman yang terang
benderang seperti saat ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
iebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari,
makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami
mengharapkan kritik dan juga saran dari para pembaca.

Bengkalis, 30 Agustus 2022

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

Halaman Sampul
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB 1 ........................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................................... 1
BAB 11 ...................................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
2.1 Resiko Properti ............................................................................................................ 2
1. Cakupan Properti ......................................................................................................... 2
2. Kerugian Yang Dialami Harta Benda ......................................................................... 2
3. Metode Penilaian Kerugian Aset Fisik........................................................................ 2
2.2 Resiko Gugatan (Liability) .......................................................................................... 3
1. Hukum Kriminal Dan Perdata ..................................................................................... 3
2. Common in low dan civil low ..................................................................................... 4
3. Dasar Legal ................................................................................................................. 4
4. Keputusan Pengadilan ................................................................................................. 5
5. Eksposur Terhadap Gugatan Hukum .......................................................................... 5
6. Pertahanan Terhadap Tuntutan Kelalaian ................................................................... 6
BAB 111 .................................................................................................................................... 8
PENUTUP.................................................................................................................................. 8
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................. 8
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. iii

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Risiko yang terjadi atas properti (harta benda) karena kebakaran, banjir, perusakan, dan
lainnya. Harta benda mencakup banyak kategori seperti, bangunan, perabot rumah tangga,
perlengkapan rumah, mesin, barang dagangan, persediaan bahan baku atau barang jadi.
Dalam asuransi, resiko atas harta benda biasanya masuk dalam kategori asuransi umum.

Pada dasarnya setiap perusahaan itu perlu memikirkan risiko, baik risiko dalam bentuk
bencana alam maupun yang lainnya yang akan terjadi kepada perusahaannya. Karena jika
tidak peduli akan risiko-risiko tersebut, maka kita tidak akan tahu perusahaan kita ke
depannya seperti apa.

Pada prinsipnya manajemen risiko merupakan upaya mengurangi dampak negatif risiko
yang mengakibatkan kerugian pada asset organisasi baik berupa manusia, material, mesin,
metoda, hasil produksi maupun finansial. Secara sistematik dilakukan pengendalian potensi
bahaya serta risiko dalam proses produksi melalui aktivitas, identifikasi potensi bahaya,
penilaian risiko sebagai akibat manifestasi potensi bahaya, penentuan cara pengendalian
untuk mencegah atau mengurangi kerugian, penerapan teknologi pengendalian, pemantauan
dan pengkajian selanjutnya.

Dengan penerapan manajemen risiko yang baik dan benar pada suatu perusahaan
diharapkan dapat mengurangi risiko yang terjadi atas properti dan kewajiban (Liabilities) dan
Risiko kematian.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Resiko Properti? Unsur apa saja yang ada dalam resko
property?
2. Apa yang dimaksud dengan Resiko Gugatan (liabilitas)?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Sebagai pemenuhan atas tugas mata kuliah yang di berikan


2. Untuk mengetahui permasalahan mengenai Resiko kerusakan properti beserta unsur-
unsur yang terkait di dalamnya
3. Untuk mengetahui permasalahan mengenai Resiko gugatan (liabilitas)

1
BAB 11

PEMBAHASAN

2.1 Resiko Properti


Resiko Propert adalah resiko yang mungkin terjadi atas property (harta benda)

1. Cakupan Properti
Mencakup banyak hal seperti bangunan, perabot rumah tangga, perlengkapan
rumah, barang dagangan, persediaan bahan baku atau barang jadi dan sebagainya.
Harta benda tersebut dikelompokkan kedalam dua kategori yaitu:

a. Properti riil (real property): dapat didefinisikan sebgai tanah dan apa saja yang
tumbuh, berdiri diatasnya. Contohnya adalah tanah, bangunan yang berdiri di
atasnya, atau tanaman yang tumbuh diatas tanah tersebut.
b. Properti personal (personal property): dapat di definisikan sebagai apa saja yang
dimiliki selain properti riil. Contohnya adalah mobil, pakaian, komputer, uang dan
sebagainya.

2. Kerugian Yang Dialami Harta Benda

Kerugian akbat kejadiann buruk yang terjadi dapat diklafikasikan sebagai berikut :

a. Kerugian langsung terjadi jika kejadian buruk mempunyai dampak langsung


terhadap properti. Contohnya, misalkan suatu kebakaran menghancurkan
bangunan yang merupakan kerugian langsung. Kerugian tidak langsung akibat
kebakaran tersebut antara lain kegiatan bisnis dan perkantoran terganggu terpaksa
perusahaan mengeluarkan biaya ekstra untuk membangun fasilitas perkantoran
darurat.

b. Kerugian tidak langsung bisa jadi mempunyai elemen waktu jika waktu dilibatkan
dalam perhitungan kerugian tersebut. Sebagai contoh, jika karena kebakaran,
bangunan tidak bisa disewakan sampai rekonstruksi selesai dilakukan. Kerugian
tersebut akan berhubungan positif dengan jangka waktu perbaikan. Semakin lama
waktu yang dibutuhkan untuk perbaikan, semakin besar kerugian yang dialami
oleh perusahaan. Dengan kata lain, besarnya kerugian merupakan fungsi dari
waktu.

3. Metode Penilaian Kerugian Aset Fisik

a. Nilai (Harga) Pasar

Harga pasar adalah harga yang terbentuk melalui mekanisme pasar.


Dalammekanisme tersebut ada pihak yang ingin menjual dan ada pihak yang ingin
membeli. Kekuatan demand dan supply membentuk harga keseimbangan yang

2
menjadi harga pasar. Penilaian properti riil dengan menggunakan metode harga
pasar bisa dilakukan dengan membandingkan harga pasar aset yang mirip yang
pernah diperdagangkan.
Harga pasar biasanya mencerminkan biaya kesempatan (opportunity cost) dari
aset tersebut. Karena itu teknik dengan menggunakan kesempatan memperoleh
pendapatan yang hilang bisa dilakukan.

Sebagai contoh, kita membeli obligasi atas unjuk kupon bunganya dan
nilainominal Rp 1jt, kupon bunga 20%, jangka waktu 5th. Untuk mengklaim
kupon bunganya dan nilai nominalnya, kita harus bisa menunjukkan sertifikat
obligasinya. Misalkan 1th kemudian sertifikat tersebut dicuri sehingga kita tidak
bisa memiliki lagi obligasi tersebut.

b. Replacement Cost (Baru)

Dapat dilakukan dengan melihat biaya yang diperlukan untuk mengganti


barang yang rusak dengan barang baru yang sama. Misalnya kita punya bangunan
yang terbakar habis. Dengan menggunakan teknik replacement cost, kita akan
menghitung berapa biaya yang diperlukan untuk membangun kembali bangunan
tersebut agar sama seperti sebelum terbakar. Manajer risiko bisa menggunakan
bantuan pihak luar (missal appraisal) untuk menaksir replacement cost tersebut.

c. Replacement Cost Baru dikurangi Depresiasi

Jika teknik ini digunakan, manajer menghitung replacement cost kemudian


dikurangi dengan depresiasi atau angka yang mencerminkan turunnya nilai
ekonomis. Argumen yang mendasari teknik tersebut adalah nilai suatu properti
yang sebenarnya adalah nilai properti tersebut dikurangi dengan depresiasi atau
penurunan nilai karena sudah digunakan atau karena berjalannya waktu.

2.2 Resiko Gugatan (Liability)

Resiko gugatan adalah resiko yang muncul jika pengadilan memutuskan kita sebagai
pihak tertanggung yang harus membayar ganti rugi kepada pihak lainnya. Contoh gugatan
hukum adalah pasien menuntut ganti rugi karena dokter dianggap melakukan malpraktik.
Kewajiban muncul jika bisa dibuktikan adanya pihak yang ceroboh atau tidak hati-hati.
Dalam resiko gugatan terdapat banyak unsur hukum yang mendasari gugatan hukum
seperti:

1. Hukum Kriminal Dan Perdata

Hukum kriminal diarahkan kepada Tindakan salah (pelanggaran hukum)


terhadap masyarakat. Sedangkan Hukum perdata diarahkan kepada tindakan
pelanggaran hak atas individu atau organisasi. Contoh perbuatan yang melanggar
hukum criminal adalah pembunuhan, perampokan, pemerkosaan.

3
2. Common in low dan civil low

Civil law didasrkan pada sistem hukum yang dikodifikasi yang menetapkan
peraturan/perundangan yang komprehensif, yang kemudian dipakai dan
diinterpretasikan oleh hakim. Sistem civil law merupakan sistem hukum yang paling
banyak dipakai di dunia. Seseorang melakukan kesalahan hukum jika ia melanggar
perundangan yang telah ditetapkan. Common law menggunakan putusan hakim atau
kasus-kasus hukum yang terjadi sebelumnya (jurisprudensi) sebagai dasar
pengambilan keputusan kasus yang akan diputuskan. Dalam sistem tersebut, pihak-
pihak yang berselisih akan mengajukan kasus kemudian pengadilan akan
mendengarkan argument dari pihak yang menuduh (plaintiff) dan pihak tertuduh
(defendant), untuk sampai pada keputusan hukum tertentu.
Perbedaan antara civil dengan common law bukan hanya pada masalah
kodifikasi hukum dimana (civil law mempunyai kodifikasi, sedangkan Common law
di dasarkan pada kasus-kasus hukum sebelumnya, tetapi juga pada pendekatan
terhadap hukum. Civil law, perundangan di pandang sebagai sumber utama hukum
pengadilan mendasarkan keputusannya pada perundangan tersebut. Pada common
law, kasus-kasus merupakan sumber utama hukum, sementara perundangan hanya
sebagai pelengkap.
Civil law lebih menekankan stabilitas sosial, sementara common law
memfokuskan pada hak individu. Negara dengan sistem common law memberikan
perlindungan terhadap investor lebih baik dibandingkan dengan negara dengan sistem
civil law.
Negara dengan common law sudah banyak yang memulai kodifikasi hukum
(menjadi seperti civil law), sedangkan Negara dengan civil law sudah mulai
menggunakan jurisprudensi (kasus atau putusan hakim sebelumnya) sebagai sumber
hukum.

3. Dasar Legal

Pelanggaran Terhadap Kewajiban Hukum. Kewajiban hukum muncul sebagai


akibat pelanggaran hukum dan bisa dikategorikan sebagai berikut:

1. Pelanggaran hukum yang disengaja, muncul jika ada tindakan yang sengaja
dilakukan dan mengakibatkan kerugian pada properti.
2. Kewajiban absolut, potensi kerugian terhadap individu / masyarakat sangat
besar, maka seseorang dianggap melanggar hukum meskipun aspek negligence
tidak terbukti.
3. Negligence, bisa diartikan sebagi kegagalan untuk menjalankan perhatian sesuai
dengan standar hukum yang berlaku.

Elemen Tindakan Negligence (Kecerobohan)

 Adanya kewajiban hukum untuk melaksanakan perhatian yang


memadai, elemen pertama adalah adanya kewajiban legal untuk menjaga
orang lain dari hal-hal buruk.

4
 Gagal untuk melaksanakan kewajiban tersebut, elemen kedua terpenuhi
jika seseorang tidak mematuhi standar tertentu yang disyaratkan oleh
hukum untuk melindungi lainnya dari kejadian buruk.

 Kerusakan atau cedera pada penggugat, korban harus bisa menunjukkan


cedera sebagai akibat perbuatan orang yg digugat untuk berhak mendapat
ganti rugi. Ada 3 jenis ganti rugi :

a) Ganti rugi khusus (dibayar untuk kerugian yang bisa


didokumentasikan)
b) Ganti rugi umum (dibayar untuk kerugian yg tidak bisa secara
khusus diukur atau dihitung)
c) Ganti rugi hukuman (dibayarkan untuk menghukum orang dan
organisasi sehingga orang atau organisasi lain tidak akan berani
melakukan hal yang sama)

Pertahanan Terhadap Tuntutan Kelalaian

Ada beberapa pertahanan legal terhadap tuntutan kelalaian, antara lain :

1) Contributory negligence, dibawah common law yang strict (ketat


seseorang yang berkontribusi terhadap kecelakaan yang dialaminya sendiri
tidak bisa menuntut pihak lain.

2) Comparative negligence, menurut aturan ini, seseorang yang berkontribusi


terhadap kecelakaan masih dapat menggugat pihak yang mencelakainya
sesuai dengan kontribusinya terhadap kecelakaan tersebut.

3) Last clear chance rule, doktrin ini merupakan perbaikan lain dari doktrin
contribution negligence, jika tergugat punya kesempatan terakhir untuk
menghindari perbuatan tertentu, tetapi gagal melakukannya, maka ia tetap
harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya.

4) Assumption of risk, bisa dipakai untuk mengalahkan klaim orang lain,


seseorang yang tidak tahu dan memahami risiko atau bahaya inheren dari
aktivitas tertentu tidak bias meminta ganti rugi, jika terjadi kecelakaan.

4. Keputusan Pengadilan

Pengadilan pada akhirnya akan menentukan siapa yang menang, apakah


penggugat atau tergugat. Dalam proses persidangan, penggugat maupun tergugat
akan menggunakan argument-argumen yang dibicarakan di atas untuk
memperkuat pendapatnya.

5. Eksposur Terhadap Gugatan Hukum

Kewajiban perusahaan terhadap karyawannya sebagai berikut :

5
(1) Perusahaan harus memberikan tempat yang aman untuk bekerja
(2) Perusahaan harus memperkerjakan karyawan yang mempunyai kompetensi
untuk menjalankan tugasnya
(3) Perusahaan harus mengingatkan bahaya yang muncul
(4) Perusahaan harus menyediakan alat-alat keamanan yang memadai
(5) Perusahaan harus menyiapkan dan menegakkan aturan yang berkaitan
dengan prosedur kerja yang aman

Pemilik Properti dengan Pihak Luar. Untuk property riil, pemilik propert
mempunyai kewajiban memberikan perhatian kepada pihak-pihak yang masuk
ke property mereka. Pihak-pihak tersebut dikelompokkan menjadi:

1) Invitee (pihak yang diundang), individu yang diundang ke lokasi


property untuk tujuan mereka dari tujuan pemilik
2) Licensers, individu yang datang ke lokasi tujuan tertentu yang
legitimate atas ijindari pemilik property.
3) Trespassers, individu yang bukan invitee atau licensers yang
memasuki lokasi property.

Produk. Produsen, pedagang besar, maupun ritel bisa dianggap sebagai


pihak yang bertanggungjawab atas kerugian yang berkaitan dengan produk
yang mereka jual, jika mereka lalai dalam pekerjaanya. Kelalaian tersebut bisa
didasarkan pada tigahal yaitu:

1) Breach of warranty, pelanggaran garansi secara eksplisit maupun


implicit
2) Strict tort, penjual barang yang rusak akan bertanggung jawab
terhadap cederayang dialami pembeli, konsumen, atau bahkan
orang yang kebetulan lewat.
3) Negligence Profesional. Pihak professional seperti dokter, akuntan,
pengacara, dll bertanggungjawab penuh akan kelalaian yang
mereka lakukan atau mengakibatkan kerugian yang melibatkan
mereka. Standar profesionalisme biasanya diinterpretasikan sebagai
ketrampilan / pengetahuan yang dimiliki seseorang untuk
melakukan pekerjaannya dan harus melakukannya sesuai standar
profesionalisme.

Disamping wilayah gugatan seperti yang telah disebutkan, banyak


wilayah gugatan lainnya. Sebagai contoh, hubungan pekerjaan antara majikan
dengan pembantu bisa mengakibatkan gugatan tertentu. Contoh lain,
seseorang mengendarai mobil tapi ternyata pengendara tersebut masih
dibawah umur dan menabrak mobillain sehingga yang harus
bertanggungjawab adalah pemilik mobil tersebut.

6. Pertahanan Terhadap Tuntutan Kelalaian

Ada beberapa pertahanan legal terhadap tuntutan kelalaian, antara lain:

6
1) Contributory negligence, Dibawah common law yang Strict (ketat),
seseorangyang berkontribusi terhadap kecelakaan yang dialaminya
sendiri tidak bisamenuntut pihak lain.
2) Comparative negligence, menurut aturan ini, seseorang yang
berkontribusi terhadap kecelakaan masih dapat menggugat pihak yang
mencelakainya sesuai dengan kontribusinya terhadap kecelakaan
tersebut.
3) Last clear chance rule, doktrin ini merupakan perbaikan lain dari
doktrincontribution negligence, jika tergugat punya kesempatan terakhir
untuk menghindari perbuatan tertentu, tetapi gagal melakukannya, maka
ia tetap harus bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4) Assumption of risk, bisa dipakai untuk mengalahkan klaim orang lain,
seseorangyang tidak tahu dan memahami risiko atau bahaya inheren dari
aktivitas tertentutidak bias meminta ganti rugi, jika terjadi kecelakaan.

7
BAB 111

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Risiko properti adalah risiko yang mungkin terjadi atas properti (harta
benda)mencakup banyak hal seperti kebakaran, banjir, perusakan, dan lainnya. Harta
bendayang dibicarakan mencakup banyak kategori seperti bangunan, perabot rumah
tangga, perlengkapan rumah, mesin, barang dagangan, persediaan bahan baku,
dsbdikategorikan menjadi properti riil dan properti personal. Sedangkan metode
penilaiankerugian properti mencakup harga pasar, replacement cost (baru),
replacement cost dikurangi depresiasi.
Risiko gugatan(liabilitas) adalah risiko yang muncul jika pengadilan
memutuskan kita sebagai pihak tertanggung yang harus membayar ganti rugi kepada
pihak lainnya. Dalam risiko gugatan terdapat banyak unsur hukum yang mendasari
gugatan hukum seperti common law dan civil law.

8
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/451776756/MAKALAH-RISIKO-PROPERTI-DAN-
KEWAJIBAN-KEL-9-SELESAI-EDIT-docx

http://sahrulandika43.blogspot.com/2016/04/manajemen-resiko-risiko-kerusakan.html?m=1

http://coretankurangpenting.blogspot.com/2018/03/makalah-manajemen-resiko.html

iii

Anda mungkin juga menyukai