Anda di halaman 1dari 25

TUGAS IV

MAKALAH MANAJEMEN KEUANGAN

RISK AND RETURN

DOSEN PENGAMPU : ISFENTI SADALIA, Prof. Dr., SE., ME

NAMA : METIKA LIADI

NIM : 190502023

DEPARTEMEN S1- MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih melimpahkan
rahmat-Nya dan kesehatan. Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk
junjungan nabi kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan
Allah SWT untuk kita semua. Sehingga saya masih diberikan kesempatan yang luar biasa
dalam menyelesaikan makalah untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen keuangan
tentang “Risk and Return.”

Saya ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada Ibu ISFENTI SADALIA,


Prof. Dr., SE., ME selaku dosen mata kuliah manajemen keuangan Universitas Sumatera
Utara yang telah memberikan arahan kepada saya dalam menyelesaikan makalah ini dengan
baik serta tepat waktu.

Saya juga berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan pengetahuan
sekaligus wawasan tentang materi risk and return beserta contoh – contoh soal yang telah
disajikan pada makalah.

Saya menyadari bahwa pada makalah ini ditemukan banyak sekali kekurangan serta
jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, saran dan kritikan saya perlukan sebagai acuan revisi
dalam pembuatan makalah selanjutnya.

Saya berharap makalah sederhana tentang risk and return ini dapat menjadi bahan
pembelajaran oleh setiap pihak yang membaca. Saya memohon maaf apabila dalam penulisan
makalah ini terdapat perkataan yang tidak berkenan di hati.

Medan, 24 Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR. .................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................2

1.1 Latar Belakang ................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2

1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................3

1.4 Metode Penulisan ............................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................4

2.1 Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk and Return) ...................4

2.2 Pengertian Risk ................................................................................................5

2.3 Pengertian Return .............................................................................................6

2.4 Hubungan Karakteristik Risk and Return ........................................................7

2.5 Risiko Return ...................................................................................................8

2.6 Perhitungan Risiko ...........................................................................................11

2.7 Perhitungan Return ..........................................................................................11

2.8 Model Yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat pengembalian ................14

2.9 Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi ..........................................15

2.10 Return dan Risiko Dalam Portofolio ............................................................ 16

2.11 Resiko & Tingkat Pengembalian ....................................................................20

BAB III PENUTUP ............................................................................................................22

3.1 Simpulan ............................................................................................................22

3.2 Saran ..................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................23


BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG

Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam
pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat pengembalian (return) dan risiko (risk)
keputusan keuangan tersebut. Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan
diperoleh di masa mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan
yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari
tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan
menggunakan statistika.

Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan memberikan imbalan
yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal dengan istilah “High Risk High Return”. Ada
trade off antara risk dan return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan
keuangan yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda, pengambilan
keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif keputusannya. Untuk mengukur
risiko relatif digunakan koefisien variasi, yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang
diharapkan yang ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian yang
diharapkan.

Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk
memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang
saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan
mengalami kerugian.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan pada paparan di atas, terdapat
beberapa permasalahan yang dapat diangkat sebagai pengulasan materi selanjutnya yaitu :

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan risk and return ?

1.2.2 Bagaimana hubungan karakteristik antara risk and return ?

1.2.3 Alternatif seperti apa yang ditawarkan dalam menghindari risiko ?

1.2.4 Dalam aktivitasnya bagaimana sistematika pengelolaan risiko ?

1.2.5 Bagaimana pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi ?

1.2.5 Bagaimanakah penyelesaian masalah perhitungan matematis pada risiko ?

1.2.6 Bagaimana penyelesaian masalah perhitungan matematis pada return ?

2
1.2.7 Model yang seperti apakah digunakan dalam risk and return ?

1.2.8 Seperti apakah perumusan risk and return dalam portofolio ?

1.3 Tujuan Penulisan Masalah

Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah :

a. Memahami defenisi materi risk and return

b. Mampu menganalisa hubungan karakteristik antara risk and return

c. Diharapkan mampu untuk menerapkan alternatif yang ditawarkan dalam


menghindari risiko

d. Mampu menyelesaikan masalah perhitungan matematis pada risiko

e. Mampu menyelesaikan masalah perhitungan matematis pada return

f. Mengetahui model yang digunakan dalam risk and return

g. Membedakan ragam jenis risk and return dalam portofolio

1.4 Metode Penulisan

a. Melalui selektif data internet dan berbagai website tentang teori risk and return

b. Melalui buku bahan ajar manajemen keuangan

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk and Return)


Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran.
Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan
atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat
suatu istilah “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang
lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Risk (risiko) and return
(pengembalian) adalah kondisi yang dialami oleh perusahaan, institusi, dan individu dalam
keputusan investasi yaitu, baik kerugian maupun keuntungan dalam suatu periode akuntansi.

Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:

1. bersifat linear atau searah.

2. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula risiko.

3. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi maka semakin besar
pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.

Jika Anda berinvestasi dalam saham spekulatif (atau saham apapun), Anda
mengambil risiko dengan harapan memperoleh suatu pengembalian yang besar.

Risiko suatu aset dapat dianalisis dengan dua cara:

1) Secara berdiri sendiri (stand- alone), di mana aset tersebut dianggap terpisah.

2) Berdasarkan jumlah portofolio, di mana aset tersebut dianggap sebagai salah satu dari
sejumlah aset dalam portofolio.

Jadi aset stand alone-risk adalah risiko investor yang akan dihadapi jika seorang
investor hanya mengadakan satu aset. Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar aset
diadakan di portofolio, tetapi perlu dipahami stand-alone risk berguna untuk memahami
risiko dalam konteks portofolio. Tidak ada investasi yang harus dilakukan kecuali tingkat
pengembalian yang diharapkan cukup tinggi untuk mengkompensasi para investor untuk
risiko yang diperoleh dari investasi. Pada umumnya, aset berisiko (risky assets) jarang
menghasilkan tingkat pengembalian yang diharapkan para investor, aset berisiko
mendapatkan lebih baik atau kurang dari yang awalnya diharapkan. Memang, jika aset selalu
menghasilkan pengembalian yang diharapkan para investor, maka tidak akan berisiko. Risiko
investasi berkaitan dengan probabilitas yang berproduktif rendah atau pengembalian yang
negatif, sangat besar mempunyai peluang pengembalian yang rendah atau negatif, yang
berisiko investasi.

4
2.2 Pengertian Risk

2.2.1 Pengertian Risk secara teori


Risiko dapat dikatakan sebagai suatu peluang terjadinya kerugian atau kehancuran.
Lebih luas, risiko dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya hasil yang tidak diinginkan
atau berlawanan dari yang diinginkan. Dalam industri keuangan pada umumnya, terdapat
suatu jargon “high risk bring about high return”, artinya jika ingin memperoleh hasil yang
lebih besar, akan dihadapkan pada risiko yang lebih besar pula. Contohnya dalam investasi
saham. Volatilitas atau pergerakan naik-turun harga saham secara tajam akan membuka
peluang untuk memperoleh hasil yang lebih besar, namun sebaliknya, jika harga bergerak ke
arah yang berlawanan, maka kerugian yang akan ditanggung sangat besar

• Risiko finansial

Berkaitan dengan kegagalan usaha untuk merealisasikan rencana finansial yang telah
ditentukan.

• Risiko manajerial

Berkaitan dengan kegagalan pimpinan perusahaan dalam mengelola perusahaannya yang


pada akhirnya diukur dengan kegagalan finansial.

2.2.2 Pengertian Risk menurut salah seorang ahli

Joel G.Siegel dan Jae K.Sim mendefinisikan risiko pada 3 hal:

Keadaan yang mengarah kepada sekumpulan hasil khusus dimana hasilnya dapat diperoleh
dengan kemungkinan yang telah diketahui oleh pengambilan keputusan . Variasi dalam
keuntungan penjualan atau variabel keuangan lainnya. Kemungkinan dari sebuah masalah
keuangan yang mempengaruhi kinerja operasi perusahaan atau posisi keuangan

David K. Eiteman, Arthur I Stonehill dan Michael H. Moffet

Mengatakan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate bases for
associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat ditangkap sebagai bentuk
keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang akan terjadi nantinya dengan keputusan
yang diambil berdasarkan suatu pertimbangan. Menurut salah satu definisi, risiko (risk)
adalah sama dengan ketidakpastian (uncertainty). Secara umum risiko dapat diartikan sebagai
suatu keadaan yang dihadapi seseorang atau perusahaan dimana terdapat kemungkinan yang
merugikan.

5
2.2.3 Jenis – Jenis Risiko yang Ada di Perusahaan

Risiko terhadap perusahaan tidak dapat dihindari, kita hanya dapat mengelola
bagaimana agar risiko tersebut sekecil mungkin mempengaruhi keputusan perusahaan. Risiko
yang terjadi diperusahaan ada yang dapat dikelola/diatasi perusahaan terdapat pula risiko
yang tidak dapat diatasi perusahaan. Risiko yang tidak dapat diatasi perusahaan ini biasanya
karena tidak dapat dikontrol oleh perusahaan.

Risiko yang ada diperusahaan dapat dibedakan tiga jenis risiko :

1. Risiko individual
2. Risiko yang berasal dari proyek investasi secara individu tanpa dipengaruhi oleh
proyek lain.
3. Risiko perusahaan
4. Risiko yang dapat diukur tanpa mempertimbangkan keanekaragaman yang
dihadapi/portofolio yang dilakukan oleh investor.
5. Risiko pasar( market risk )
6. Risiko investasi ditinjau dari investor yang menanamkan modalnya pada investasi
yang juga dilakukan oleh perusahaan dan perusahaan-perusahaan lain.
7. Risiko investasi dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya perbedaan antara
actual return dan expected return, sehingga setiap investor dalam mengambil
keputusan investasi harus selalu berusaha meminimalisasi berbagai risiko yang
timbul, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Setiap perubahan kondisi
ekonomi baik mikro ataupun makro akan mendorong investor untuk melakukan
strategi yang harus diterapkan untuk tetap memperoleh return.

2.3 Pengertian Return


Return atau pengembalian adalah keuntungan yang diperoleh perusahaan, individu
dan institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukan. Menurut R. J. Shook, return
merupakan laba investasi, baik melalui bunga atau deviden.

Beberapa pengertian return yang lain :

1. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan bersih dibagi
ekuitas pemegang saham.
2. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas yang tidak
kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal hasil modal yang
diinvestasikan dan bukan distribusi deviden. Investor mengurangi biaya investasi
dengan jumlah pembayaran.
3. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi pendapatan
sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka yang mencerminkan
hubungan antara investasi dan laba.
4. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi merupakan
pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi total kapitalisasi
perusahaan.

6
5. Return realisasi merupakan return yang telah terjadi.
6. Return on network atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan pemegang saham
yang dapat menentukan imbal hasilnya dengan membandingkan laba bersih setelah
pajak dengan kekayaan bersihnya.
7. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk menentukan
efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat membandingkan presentase penjualan
bersihnya yang mencerminkan laba sebelun pajak terhadap variable yang sama dari
periode sebelumnya.
8. Return ekspektasi merupakan return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di
masa mendatang.
9. Total return merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode
tertentu.
10. Return realisasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return realisasi
masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
11. Return ekspektasi portofolio merupakan rata-rata tertimbang dari return-return
ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio.

2.4 Hubungan Karakteristik Risk and Return

Semakin besar probabilitas berarti pengembalian aktual akan jauh di bawah


pengembalian yang diharapkan dan semakin besar stand-alone risk yang terkait dengan aset.
The average investors adalah orang yang menolak risiko, yang berarti bahwa investor
tersebut harus dikompensasi utuk melakukan aset yang berisiko. Oleh karena itu, aset yang
berisiko lebih tinggi memiliki return yang dibutuhkan daripada aset yang kurang berisiko.
Aset yang berisiko terdiri dari. Adapun karakteristik tersebut secara umum dapat dibagi
menjadi tiga, yaitu :

1. Takut pada risiko (Risk Avoider) : Karakteristik ini di mana sang decision maker sangat
hati-hati terhadap keputusan yang diambilnya bahkan ia cenderung begitu tinggi melakukan
tindakan yang sifatnya mengindari risiko yang akan timbul jika keputusan diaplikasikan.
Karakter pebisnis yang melakukan tindakan seperti ini disebut dengan safety player.

2. Hati-hati pada risiko (Risk Indifference). Karakteristik ini di mana sang decision maker
sangat hati-hati atau begitu menghitung terhadap segala dampak yang akan terjadi jika
keputusan diaplikasikan. Bagi kalangan bisnis, mereka menyebut orang dengan karakter
seperti ini secara ekstrem disebut sebagai tipe peragu.

3. Suka pada risiko (Risk Seeker atau Risk Lover). Karakteristik ini adalah tipe yang begitu
suka pada risiko. Mereka terbiasa dengan spekulasi dan itu pula yang membuat penganut
karakteristik ini selalu saja ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi
pekerja. Mental risk seeker adalah mental yang dimiliki oleh pebisnis besar dan juga
pemimpin besar. Karakter ini yang paling mendominasi jika dilihat dari kedekatannya pada
risiko.

7
Keterangan : Dari gambar di atas, kita bisa memperhatikan bagaimana perubahan dan
pergerakan kurva pada tiga karakteristik dalam mengambil keputusan. Di mana terlihat risk
seeker akan terus naik ke atas, sementara risk avoider akan terus bergerak turun ke bawah.

2.5 Risiko Return

2.5.1 Tipe-tipe Risiko


1. Pure Risk (Risiko Murni) : suatu ketidakpastian terjadi, maka kejadian tersebut pasti
menimbulkan kerugian. Risiko murni dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe risiko, yaitu:

1) Risiko aset fisik: risiko yang berakibat timbulnya kerugian pada aset fisik suatu
perusahaan/organisasi. Contoh: kebakaran, banjir, gempa, tsunami, gunung meletus,
dll.
2) Risiko Karyawan: risiko yang disebabkan karena apa yang dialami oleh karyawan
yang bekerja di suatu perusahaan atau organisasi. Contoh : kecelakaan kerja yang
menyebabkan terganggunya aktivitas perusahaan.
3) Risiko Legal: risiko dalam bidang kontrak yang mengecewakan atau kontrak tidak
berjalan sesuai dengan rencana. Contoh : perselisihan dengan perusahaan lain
sehingga adanya persoalan seperti penggantian kerugian.

2. Speculative Risk (Risiko Spekulatif) : suatu ketidakpastian akan terjadinya untung atau
rugi.Risiko ini dapat dikelompokkan menjadi 4 tipe yaitu:

1) Risiko Pasar: risiko yang terjadi dari pergerakan harga pasar. Contoh: harga saham
mengalami penurunan sehingga menimbulkan kerugian.
2) Risiko kredit: risiko yang terjadi karena counter party gagal memenuhi kewajibannya
kepada perusahaan. Contoh : timbulnya kredit macet, persentase piutang meningkat.
3) Risiko likuiditas: risiko karena ketidakmampuan memenuhi kebutuhan kas. Contoh:
kepemilikan kas menurun, sehingga tidak mampu membayar hutang secara tepat,
menyebabkan perusahaan harus menjual aset yang dimilikinya.

8
4) Risiko operasional: risiko yang disebabkan pada kegiatan operasional yang tidak
berjalan lancar. Contoh: terjadi kerusakan pada komputer karena berbagai hal
termasuk terkena virus.

3. Static Risk (Risiko Statis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif asalnya dari masyarakat
yang tidak berubah yang berada dalam keseimbangan stabil. Contoh : ketidakpastian
terjadinya sambaran petir.

4. Dynamic Risk (Risiko Dinamis) : mungkin sifatnya murni atau spekulatif timbul dari
perubahan yang terjadi dalam masyarakat. Contoh : urbanisasi, perkembangan teknologi.

5. Subjective Risk (Risiko Subyektif) : berkaitan dengan kondisi mental seseorang yang
mengalami keragu-raguan dan kecemasan akan terjadinya kejadian tertentu.

6. Objective Risk (Risiko Obyektif) : probabilitas penyimpangan aktual dari yang diharapkan
sesuai dengan pengalaman.

2.5.2 Sumber-sumber Risiko


Menurut Eduardus Tandelilin, sumber-sumber risiko adalah :

1. Risiko suku bunga. Naik turunnya suku bunga perbankan akan mempengaruhi
keputusan publik dalam menetapkan keputusannya. Jika suku bunga naik maka publik
akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito, namun jika turun
maka publik akan menggunakan dananya untuk membeli saham.
2. Risiko pasar. Kondisi risiko pasar dapat dilihat pada saat fluktuasi pasar, krisis
moneter, dan resesi ekonomi.
3. Risiko Inflasi. Saat inflasi daya beli masyarakat turun, sedangkan saat normal daya
beli masyarakat naik.
4. Risiko Bisnis.
5. Risiko Finansial.
6. Risiko Likuiditas.
7. Risiko Nilai tukar mata uang
8. Risiko Negara. Berkaitan dengan keadaan politik.

2.5.3 Risiko Sistematis, tidak sistematis dan Total


a. Systematic Risk (Resiko sistematis)

Resiko sistematis disebut juga dengan market risk atau resiko umum.Resiko
sistematis adalah resiko yang bisa didiversifikasikan atau resiko yang sifatnya mempengaruhi
secara menyeluruh. Contohnya krisis moneter pada tahun 1997 di Indonesia yang telah
menyebabkan banyak sekali perusahaan yang bangkrut dan meningkatnya angka
pengangguran. Selain itu terjadi pula pada tahun 2008 yaitu saat dunia dilanda krisis finansial

9
yang salah satunya disebabkan oleh kredit subrime mortgage di Amerika Serikat (tahun 2008)
yang sudah terlalu tinggi, dan ternyata tidak bisa diatasi lagi.

b. Unsystematic Risk (Risiko tidak sistematis)

Unsystematic Risk disebut juga dengan resiko spesifik atau resiko yang dapat
didiversifikasikan.Resiko yang tidak sistematis yaitu hanya membawa dampak pada
perusahaan yang terkait saja. Jika suatu perusahaan mengalami Unsystematic Risk maka
kemampuan untuk mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena perusahaan bisa
menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya. Contohnya jika harga sekuritas
perusahaan jatuh, maka perusahaan menerapkan berbagai strategi investasi.

c. Total Risk

Total Risk adalah gabungan atau penjumlahan antara Systematic Risk dan
Unsystematic Risk.

2.5.4 Alternatif Menghindari Resiko


Untuk menghindari resiko yang timbul terhadap aktivitas investasi yang dilakukan,
perlu dilakukan alternatif-alternatif dalam pengambilan keputusan. Alternatif keputusan yang
diambil adalah dianggap realistis dan tidak akan menimbulkan masalah nantinya. Tindakan
seperti ini dianggap sebagai bagian strategi investasi. Bahwa berbagai keputusan-keputusan
strategis akan menghasilkan nilai yang lebih besar bagi perusahaan. Dimana tindak lanjut dari
keputusan strategis ini adalah dengan melibatkan secara maksimal sumber daya yang ada
untuk mengimplementasikan keputusan yang dimaksud dan menentukan pihak-pihak yang
bertanggung jawab atas implementasi ini. Artinya adalah resiko yang timbul merupakan
bentuk dari realita yang terjadi, yang mana resiko itu selalu saja sulit untuk dihindari namun
diusahakan resiko itu terjadi dalam jumlah yang sangat minim.

2.5.5 Mengelola Resiko


Dalam aktivitas yang namanya resiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk dihindari
sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti perbankan sangat penting untuk memikirkan
bagaimana mengelola resiko tersebut. Dalam mengelola resiko pada dasarnya ada 4 cara
yaitu :

1) Memperkecil resiko, dengan cara tidak memperbesar setiap keputusan yang


mengandung resiko tinggi tapi membatasinya bahkan meminimalisirnya agar resiko
tersebut tidak menambah menjadi besar dan diluar kontrol manajemen perusahaan.

2) Mengalihkan resiko, dengan cara mengalihkan resiko yang kita terima tersebut
ketempat lain seperti mengasurasikan bisnis guna menghindari terjadinya resiko yang
sifatnya tidak tentu waktunya

10
3) Mengontrol resiko, dengan cara melakukan kebijakan mengantisipasi terhadap
timbulnya resiko sebelum terjadi, seperti memasang alarm terhadap mobil,
menempatkan satpam pada siang atau malam hari

4) Pendanaan resiko, dengan cara menyediakan dana cadangan (reserve) guna


mengantispasi timbulnya resiko dikemudian hari, seperti perubahan terhadap nilai
tukar dolar dipasaran maka kebijakan sebuah bank adalah harus memiliki dana
cadangan dalam bentuk dolar.

2.6 Perhitungan Risiko


Sekedar informasi bahwa risiko yang terkecil itu adalah obligasi (bond) yang dijual
oleh pemerintah. Sedangkan risiko yang tertinggi adalah saham yang dijual oleh perusahaan.
Ada model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam investasi,
yaitu secara standar deviasi dan varian. Untuk melengkapi perhitungan ini agar lebih
komprehensif, terutama jika timbul suatu persoalan seperti penyebaran return yang
diharapkan sangat besar, maka dipergunakan perhitungan tambahan dengan menggunakan
coefficient of variation atau risiko relatif.

• Standar deviasi atau simpangan baku adalah suatu estimasi probabilitas perbedaan return
nyata dari return yang diharapkan.

• Varian (nilai kuadrat dari standar deviasi) adalah :

Dalam statistik, varian adalah ukuran penyerapan dari penyebaran probabilitas. Hal ini
merupakan pangkat dua deviasi standar. Misalnya, bila standar deviasinya 20, maka
variannya adalah 400.

Selisih pendapatan, biaya, dan keuntungan terhadap jumlah yang direncanakan. Varian
dihitung pada pusat pertanggungjawaban, penganalisisan. Dan varian yang tidak
menguntungkan, diselidiki untuk mencari kemungkinan perbaikan.

• Coefficient of variation adalah ukuran penyebaran relatif atau risiko relatif.

2.7 Perhitungan Return

Dalam bahasa sehari-hari, return adalah tingkat keuntungan. Misalkan kita membeli
saham dengan harga Rp.1.000,00 , kemudian satu tahun mendatang kita jual dengan harga
Rp.1.200,00. Perusahaan membayar dividen sebesar Rp.100,00 pada tahun tersebut. Berapa
tingkat keuntungan atau return investasi tersebut?

Tingkat keuntungan dihitung sebagai berikut.

Return = ( Rp.1.200,00 + Rp.100,00 - Rp.1.000,00 ) × 100%

11
Rp.1.000,00

=( Rp.300,00 / Rp.1.000,00 )× 100%

Periode tersebut bisa harian,bulanan, atau tahunan. Dalam contoh diatas, periode tersebut
adalah tahunan. Dengan demikian, pada contoh diatas, kita bisa mengatakan, investor
memperoleh keuntungan sebesar 30% per tahun.

2.7.1 Perhitungan Expected Return Pada Suatu Sekuritas

Untuk menghitung return yang diharapkan dari suatu sekuritas yang harus dipahami oleh
seorang investor adalah dengan memahami probabilitas dari kejadian yang akan terjadi.

Tabel 1. Distribusi Probabilitas Return Sekuritas XYZ

Sekuritas XYZ memiliki pengembalian probabilitas distribusi seperti tabel di atas. Hitunglah
return harapan ( expected return ) dari sekuritas XYZ tersebut!

Jawaban:

Return harapan sekuritas XYZ dapat dihitung sebagai berikut.

n ER = R i pr i t-1

Keterangan:

E (R) = Expected Return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas

12
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi

Pri = Probabilitas kejadian return ke-i

n = banyaknya return yang mungkin terjadi

E (R) = [(0,30) (0,20)] + [(0,40) (0,15)] + [(0,30) (0,10)] E (R) = 0,15 atau 15%

Return harapan ( expected return ) dari sekuritas XYZ adalah sebesar 0,15 atau 15%. Artinya,
investor berharap bahwa tingkat keberhasilan yang diperoleh di masa mendatang adalah
sebesar 15%.

2.7.2 Perhitungan Expected Return Pada Portofolio

Apabila seorang investor memiliki dana sebesar Rp.2 milyar dan melakukan keputusan
investasi pada portofolio A dan B.

SAHAM JUMLAH E (R)

A Rp. 800.000.000 10%

B Rp.1.200.000.000 7%

Maka kita dapat menggunakan rumus:

E (RP) =X A.E (RA) + X B.E (RB)

Keterangan:

E (RP) = expected return portofolio

E (RA) = expected return saham A

E (RB) = expected return saham B

XA = uang yang diinvestasikan pada saham A

XB = uang yang diinvestasikan pada saham B

Maka,

E (RP) = (800.000.000) (0.10) + (1.200.000.000) (0.07)

= Rp.164.000.000

Persentasenya

E (RP)% = x100%

= 8,2%

13
Maka hasil hitungan dengan persentase akan memperlihatkan tingkat keuntungan untuk
portofolio 8,2% dari modal yang dimiliki oleh investor sebesar Rp.2 milyar.

2.8 Model Yang Digunakan Dalam Risiko dan Tingkat pengembalian


1. CAPM (Capital Asset Pricing Model)

Menurut William F. Sharpe, CAPM atau model penentuan harga aset modal adalah
model penetapan harga aktiva equilibrium yang menyatakan bahwa expected return atas
sekuritas tertentu adalah fungsi linier positif dari sensitifitas sekuritas terhadap perubahan
return portofolio. CAPM menjelaskan hubungan antara return dengan beta (β). Beta
menunjukkan hubungan (gerakan) antara saham dan pasarnya (saham secara keseluruhan.

Besarnya risiko perusahaan ditentukan oleh beta.

a. β>1 menunjukkan harga saham perusahaan lebih mudah berubah dibandingkan indeks
pasar. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi saham menjadi lebih berisiko, artinya jika
saat terjadi perubahan pasar 1% maka pada saham X akan mengalami perubahan lebih
besar dari 1%.
b. β<1 menunjukkan tidak terjadinya kondisi yang mudah berubah berdasarkan kondisi
pasar.
c. β=1 menunjukkan bahwa kondisinya sama dengan indeks pasar.

Rumus CAPM yaitu:

Ri= Rf +βi (Rm-Rf), atau

Ri= Rf +(Rm-Rf)βi , atau

Ri= (1-βi )Rf + βi .Rm

Keterangan:

Ri = Return saham i

Rf = Return investasi bebas risiko (Risk Free)

βi = beta saham i (indikator risiko sistematis)

Rm = Return pasar (return market)

Soal Menghitung return yang diisyaratkan CAPM

Diketahui bahwa tingkat return bebas risiko adalah 10%. Return harapan pasar adalah 18%.
Jika saham LOVE memiliki beta 0.8, hitunglah return yang diisyaratkan berdasarkan CAPM!

Jawaban:
14
Rumus yang digunakan untuk menghitung return yang diisyaratkan berdasarkan CAPM
adalah sebagai berikut.

= R F + β i ER M - R F

= 10% + 0,8 (18% -10%) = 10% + 0,8 (8%)

= 4%

Dari hasil penghitungan di atas nilai pengembalian yang diisyaratkan berdasarkan CAPM
adalah sebesar 4% yang artinya jumlah pengembalian minimum yang disyaratkan investor
sehingga investor bersedia melakukan investasi adalah sebesar 4%.

2. APT ( Arbitrage Pricing Theory)

APT merupakan teori yang dikembangkan oleh Stephen A. Ross pada tahun 1976
dimana beliau menyatakan bahwa harga suatu aktiva bisa dipengaruhi oleh berbagai faktor.

Rumusnya:

Ri = αi + βi Rm + ei

Keterangan:

Ri = Return saham i

αi = Alpha saham i

βi = beta saham i

Rm = Return pasar

ei = random error

2.9 Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi


Tindak lanjut dalam bidang investasi yang terpenting adalah pengambilan keputusan
(decision making). Ada berbagai kondisi yang sering muncul dalam pengambilan keputusan
namun secara umum dapat dibagi menjadi tiga saja, yaitu:

a. Kondisi pasti : Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan adalah
berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang diambil sudah jelas pada fokus yang
dituju. Ada beberapa teknik yang bisa dipergunakan sebagai penyelesaian pengambilan
keputusan dalam kondisi pasti ini, yaitu menggunakan program linier atau secara aljabar
linier, dan analisis jaringan kerja.

15
b. Kondisi Tidak Pasti : Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau
lebih kompleks dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui nilai probabilitas atau
hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan
minimnya informasi yang diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun
rekomendasi lisan yang bisa dipercaya. Untuk menghindari timbulnya masalah dalam situasi
yang tidak pasti seperti ini adalah sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu, mencari
informasi sebanyak mungkin dan mempergunakan beberapa metode pengambilan keputusan
yang paling sesuai dengan setiap kondisi masalah yang mungkin timbul. Hal ini dapat
menggunakan:

1) metode laplace → proses pengambilan keputusan dengan asumsi bahwa probabilitas


terjadinya berbagai kondisi adalah sama besarnya.
2) Metode maximax → proses pengambilan keputusan dengan hanya mengutamakan
hasil yang paling optimistik dan mengabaikan sisi lain yang mungkin terjadi.
3) metode maximin→ proses pengambilan keputusan dengan memilih alternatif yang
minimalnya paling besar.
4) metode regret → proses pengambilan keputusana dengan didasari pada hasil
keputusan yang maksimal berdasarkan data pada masa lalu sebagai bahan
perbandingannya.
5) metode realism →proses pengambilan keputusan dengan menggabungkan metode
maximax dan maximin.

c. Kondisi konflik. Pada kondisi konflik maka pengambilan keputusan yang dilakukan akan
menimbulkan dampak yang mungkin saja dapat merugikan salah satu pihak. Dalam keadaan
seperti ini lahirnya keputusan sebelumnya telah diawali oleh keadaan yang saling
bertentangan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Untuk menyelesaikan masalah di sini
biasanya dilakukan pendekatan secara teori permainan, yang dalam dunia bisnis teraplikasi
dalam bentuk tawar-menawar harga dan hingga terealisasinya suatu kontrak atau
kesepakatan.

2.10 Return dan Risiko Dalam Portofolio


Langkah-langkah yang disarankan oleh John Dickinson (1974:6) dalam melakukan portfolio,
yaitu:

1) Placement analysis : Dalam langkah ini, investor melakukan pengumpulan data, baik
kuantitatif maupun kualitatif dari berbagai alat investasi yang akan dijadikan portfolio;

2) Portofolio contruction : Pada langkah ini, investor mulai melakukan berbagai alat
investasi yang dapat memenuhi tujuan investasinya

3) Portofolio selection

2.10.1 Menghitung Return dan Resiko Portfolio

16
Portofolio adalah gabungan dari dua aset atau lebih. Dalam contoh jika kita
menggabungkan aset A dan aset B menjadi portofolio, dengan proporsi masing masing 50%,
bagaimana tingkat keuntungan yang diharapkan dan resikonya? Tingkat keuntungan
portofolio merupakan rata rata tertimbang dari tingkat keuntungan aset individualnya. Misal
portofolio tersebut kita beri simbol P,tingkat keuntungan P adalah:

E(Rp) = 0,5 (9) + 0,5 (5,25) = 7,13%

Dengan kata lain formula tingkat keuntungan yang diharapkan untuk suatu portfolio bisa
dituliskan sbb:

E(Rp) = Σ E(Ri) Xi

Keterangan:

E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu porfolio

E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas

Ri = satu outcome dari sekuritas

Xi = proporsi asset / dana yang diinvestasikan pada saham i

Formula untuk menghitung standar deviasi sebuah portfolio,σp adalah sbb :

σp2= Σ Xi σi2+ Σ Σ Xi Xjσij

i=1 i=1 i=1Σp2= √ Σ Xi2σi2+ Σ Σ Xi Xjσij

i=1 i=1 i=1

Keterangan :

σp2 = varian portfolio

σi = kovarian saham i ( i = 1,2,… ; i ≠ j )

σij = kovarian antara i dan jXi = proporsi dana ke sekuritas i

Xj = proporsi dana ke sekuritas j

2.10.2 Portfolio Dua Asset

Portfolio dua asset adalah portofolio yang dibentuk hanya terdiri dari dua asset atau
sekuritas.Pembentukan ini dapat dilakukan pada berbagai keadaan, yaitu dimulai dari tidak
adanya investasi yangbebas resiko dan tidak diperkenankannya short sales (menjual saham
yang tidak dimiliki). Kalau kita hanya memiliki 2 sekuritas A dan B, maka tingkat
keuntungan yang diharapkan dari portfolio adalah :

E(RP) = WA .RA + WB .RB

17
E(RP) = XA .(RA) + XB .(RB)

WA + WB = 1

Keterangan :

E(RP) : tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio

E(RA) : ekspektasi return dari sekuritas A

RA : satu outcome dari sekuritas A

XA : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada sahamA

E(RB) : ekspektasi return dari sekuritas B

RB : suatu outcome dari sekuritas B

XB : proporsi asset/dana yang diinvestasikan pada saham B

Jika Short sales diperkenankan, maka:

XA + XB = 1 ------ XB = 1-XA ……….persamaan 1

Dimana : XA ≥ 0, XB ≥ 0

Dengan demikian ekspansi return dari portfolio yang terdiri dari 2 saham/sekuritas menjadi :

E(RP) = XA .E(RA) + XB .E(RB)

E(RP) = XA .E(RA) + (1-RA) .E(RB)

Deviasi standar portfolio yang terdiri dari 2 jenis sekuritas adalah :

σP2= XA2.σA2+ XB2.σB2 + 2XAXB .σA

σP = √ XA2.σA2+ XB2.σB2+ 2XAXB .σAB

Dimana :

σP = varian portfolio

σA = kovarian saham A

σB =kovarian saham B

σAB = kovarian antara A dan B

XA = proporsi dana ke sekuritasA

XB = proporsi dana ke sekuritas B

Kemudian masukan persamaan 1 :

18
σP = √ XA2σA+ XB2 σB + 2XAXB σAB

σP = √ XA2σA + (1-XA2) σB2+ 2XA(1.XA) σAB

dan, karena σAB =KAB σA σB, maka :

σP = √ XA2σA2+ (1-XA2) σB2+ 2XA(1.XA)KAB σAσB

Koefisien korelasi berada antara +1 (maksimum) dan -1 (minimum). Koefisien korelasi


+1menunjukan bahwa tingkat keuntungan antara 2 sekuritas tersebut selalu bergerak dari arah
yang sempurnasama (artinya kalau yang satu naik 10% maka yang lain juga naik 10%).
Sedangkan korelasi sebesar -1menunjukan bahwa pergerakan tengkat keuntungan menuju
kearah berlawanan yang sempurna (artinya jikayang satu naik 10% maka yang lain akan
turun sebesar 10%).

Contoh soal ke II

Portofolio yang terdiri dari saham A dan B masing-masing menawarkan return


sebesar 10% dan 25%, serta standar deviasi maisng-masing adalah sebesar 30% dan 60%.
Alokasi dana investor pada kedua aset tersebut masing-masing sebesar 50% untuk setiap aset.
Hitunglah risiko portofolionya!

σ p = [(0,50) 2 (0,30) 2 + (0,50) 2 (0,60) 2 +2 (0,50) (0,50) (ρ AB ) (0,30) (0,60)] 1/2 σ p =


[0,1125 + 0,09 (ρ AB )] 1/2

Besarnya risiko portofolio saham A dan B dapat dihitung setelah dilihat tanpa pemberitahuan
saham A dan B (ρ AB ). Karena kasus ini tidak diketahui berapa koefisien saham A dan B (ρ
AB ).

2.10.3 Portfolio Banyak Asset

Portfolio banyak asset adalah portfolio yang terdiri lebih dari dua sekuritas atau
banyak sekuritas.

RUMUS :

E(RP) = Σ E(Ri)Xi Atau,

19
E(RP) = WA.RA + WB.RB +…+Wn.Rn

( Dimana : WA+WB+…+Wn = 1

Keterangan :

E(Rp) = tingkat keuntungan / ekspektasi return dari suatu portfolio

E(Ri) = ekspektasi return dari sekuritas i

Ri = satu outcome dari sekuritas i

Xi = proporsi dana / asset yang diinvestasikan pada saham i

2.11 Resiko & Tingkat Pengembalian


Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan
keputusan keuangan, yaitu:

1. tingkat pengembalian (return) dan

Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa mendatang,


sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan yang diharapkan.

2. risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.

Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan dari rata-rata dari tingkat


pengembalian yang diharapkan yang dapat diukur dari standar deviasi dengan menggunakan
statistika.

Risiko bisnis dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain

1. Variabilitas permintaan terhadap produk perusahaan. Semakin stabil penjualan produk


perusahaan, dengan asumsi hal-hal lain tetap (ceteris paribus), semakin kecil risiko bisnis.

2. Variabilitas harga jual. Semakin mudah harga jual berubah, semakin besar juga risiko
bisnis yang dihadapi.

3. Variabilitas biaya input. Semakin tidak menentu biaya input, semakin besar risiko bisnis
yang dihadapi.

4. Kemampuan menyesuaikan harga jual bila ada perubahan biaya input. Semakin besar
kemampuan perusahaan menyesuaikan harga jual dengan perubahan biaya, semakin kecil
risiko bisnis.

5. Tingkat penggunaan biaya tetap (leverage operasi). Semakin tinggi tingkat penggunaan
biaya tetap, semakin besar risiko bisinis.

20
6. Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam struktur keuangan
perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus menanggung beban tetap secara periodik
berupa beban bunga. Hal ini akan mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang
saham, karena perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba bagi
pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan variabilitas laba bersih
(net income) lebih besar.

7. Jika manajemen perusahaan dapat memanfaatkan dana yang berasal dari hutang untuk
memperoleh laba operasi yang lebih besar dari beban bunga, maka penggunaan hutang dapat
memberikan keuntungan bagi perusahaan dan akan meningkatkan return bagi pemegang
saham. Sebaliknya, jika manajemen tidak dapat memanfaatkan dana secara baik, perusahaan
mengalami kerugian.

2.12 Hubungan Antara Resiko & Tingkat Pengembalian

Di dalam pasar uang di mana saham dan obligasi di jual, para pemakai uang, seperti
perusahaan yang melakukan investasi harus bersaing satu sama lain dalam mencari modal.
Untuk memperoleh pembiayaan atas proyek yang akan bermanfaat bagi pemegang saham
perusahaan, perusahaan harus menawarkan kepada investor, tingkat pengembalian yang
mampu bersaing dengan alternatif investasi lain yang tersedia bagi investor tersebut. Tingkat
pengembalian dari alternatif investasi terbaik berikutnya ini dikenal sbg biaya kesempatan
dana (opportunity cost of fund). Dalam menjalankan sebuah bisnis, perusahaan kecil lebih
berisiko dalam tingkat pengembalian dari pada perusahaan besar. Mengapa? Karena
pengalaman bisnis perusahaan kecil mengandung resiko operasi yang lebih besar , mereka
lebih sensitif terhadap kecenderungan bisnis yang menurun dan beberapa beroperasi dalam
pasar yang kecil yang dengan cepat muncul dan kemudian dengan cepat lenyap. Selain itu
perusahaan kecil mengandalkan pembiayaan melalui utang dibandingkan perusahaan yang
besar. Perbedaan ini menciptakan variabilitas yang lebih pada jumlah laba dan arus kas, yang
diartikan sebagai risiko yang lebih besar.

Dengan memikirkan forgoing (kehilangan peluang yang lebih baik), kita harus
mengharapkan adanya tingkat pengembalian yang berbeda untuk pemilik dari berbagai surat-
surat berharga tersebut. Jika pasar menghargai investor atas resiko yang ditanggungnya, maka
tingkat pengembalian harus meningkat mengikuti peningkatan resiko.

21
BAB III

PENUTUP

3.1 SIMPULAN

Jika dibandingkan, masing-masing model baik model CAPM maupun model APT
sama-sama yang memiliki kekurangan dan kelebihan. Karena itu kita tidak bisa langsung
menyatakan bahwa model CAPM lebih baik atau model APT lebih baik. Karena model
CAPM hanya memperhitungkan risiko sistematis pasar saja, maka model CAPM lebih cocok
digunakan untuk melihat tingkat yang dicapai untuk investasi jangka pendek yang lebih
berorientasi untuk mendapatkan capital gain dengan cepat. Malah, model APT memasukkan
sejumlah faktor risiko yang dirasa mampu untuk menggambarkan tingkat yang diperlukan di
masa depan sehingga model APT lebih cocok digunakan untuk menilai tingkat yang
diperlukan untuk investasi jangka panjang yang lebih berorientasi pada dividen. Investasi
jangka panjang waktu yang lebih lama, di manareturn saat itu dapat dilihat oleh inflasi, nilai
kurs, dan lain-lain. Sehingga, untuk investasi jangka panjang, penggunaan model APT dapat
lebih mewakili keadaan yang sebenarnya dalam penilaian tingkat pembangunan.

22
DAFTAR PUSTAKA

https://danielstephanus.wordpress.com/2018/12/05/risiko-dan-tingkat-pengembalian-risk-
and-return/, diakses 24 Oktober 2020

http://galuhyugounipma.blogspot.com/2017/11/bab-8-return-dan-risiko.html, diakses 24
Oktober 2020

Syahyunan.2015.MANAJAMEN KEUANGAN Edisi Kedua – Perencanaan, Analisis Dan


Pengendalian Keuangan.Medan : USU Press

23

Anda mungkin juga menyukai