Anda di halaman 1dari 42

MANAJEMEN PORTOFOLIO

RISIKO DAN TINGKAT PENGEMBALIAN (RISK AND RETURN) SERTA BETA

Dosen : Drs. Nurmantias, MM, CFMP

Disusun Oleh :

ALYA AULINAWAN 1610111004

PARAMITA 1610111058

VINNY HERVIANI 1610111065

DINA KHOIRUNNISA FAJRIN 1610111093

CINDY RESTADILA 1610111169

PROGRAM STUDI S1 MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

2019
KATA PEGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Esa, kiranya pantaslah penulis
memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah
Manajemen Portofolio yang berjudul "Risiko dan Tingkat Pengembalian (Risk
and Return) serta Beta" dengan baik dan tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi syarat mata kuliah
Manajemen Portofolio dan untuk memenuhi kewajiban mengikuti aktivitas
perkuliahan.
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan banyak kekurangan baik dalam metode penulisan maupun
dalam pembahasan materi. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan kemampuan
penulis. Sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari pembaca untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Makalah ini dapat hadir seperti sekarang tak lepas dari bantuan banyak
pihak. Untuk itu sudah sepantasnya penulis mengucapkan rasa terima kasih atas
semua bantuan yang telah diberikan, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang
telah berkontribusi dalam proses pembuatan makalah ini dari awal hingga akhir.
Terakhir penulis berharap, makalah ini dapat memberikan informasi yang
bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan ilmu pengetahuan bagi para
pembaca.

Jakarta, 2 September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................... 1
1.2 Tujuan Masalah. ................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan ................................................................................ 2
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1 Definisi Risiko (Risk) ........................................................................... 4
2.2 Definisi Return ..................................................................................... 4
2.3 Definisi Risk and Return dan Hubungannya ........................................ 6
2.4 Expected Return. .................................................................................. 10
2.5 Sumber-Sumber Risiko yang Mempengaruhi Besarnya Risiko
Suatu Investasi .................................................................................... 10
2.6 Systematic Risk, Unsystematic Risk, dan Total Risk. ........................... 11
2.7 Mengelola Risiko. ................................................................................ 12
2.8 Perhitungan Risiko ............................................................................... 13
2.9 Perhitungan Covariance ....................................................................... 14
2.10 Perhitungan Keuntungan yang Diharapkan pada Portofolio ................ 15
2.11 Perhitungan Rata-Rata Return.............................................................. 16
2.12 Menghitung Return dari Suatu Sekuritas yang Diharapkan ................. 17
2.13 Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return ................................ 18
2.14 Risk Free Lending and Borrowing Rate .............................................. 20
2.15 Porofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar
Deviasi yang Berbeda .......................................................................... 22
2.16 Dana Pinjaman dan Expected Return ................................................... 23
2.17 Risk and Return pada Tiga Sektor Bisnis yang Berbeda...................... 24
2.18 Pergerakan Aset pada Risiko yang Semakin Tinggi ............................ 26
2.19 Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi .............................. 27

ii
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Kasus Perhitungan Saham PT Akasha Wira Internasional Tbk ........... 29
3.2 Contoh Soal 1 ....................................................................................... 32
3.3 Contoh Soal 2 ....................................................................................... 34
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan........................................................................................... 37
4.2 Saran ..................................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suatu keputusan keuangan yang lebih berisiko tentu diharapkan
memberikan imbalan yang lebih besar, yang dalam keuangan dikenal
dengan istilah “High Risk High Return”. Ada trade off antara risk dan
return, sehingga dalam pemilihan berbagai alternatif keputusan keuangan
yang mempunyai risiko dan tingkat pengembalian yang berbeda-beda,
pengambilan keputusan keuangan perlu memperhtungkan risiko relatif
keputusannya. Untuk mengukur risiko relatif digunakan koefisien variasi,
yang menggambarkan risiko per unit imbalan yang diharapkan yang
ditunjukkan oleh besarnya standar deviasi dibagi tingkat pengenbalian
yang diharapkan.
Ada dua aspek yang perlu dipertimbangkan oleh manajemen
perusahaan dalam pengambilan keputusan keuangan, yaitu tingkat
pengembalian (return) dan risiko (risk) keputusan keuangan tersebut.
Tingkat pengembalian adalah imbalan yang diharapkan diperoleh di masa
mendatang, sedangkan risiko diartikan sebagai ketidakpastian dari imbalan
yang diharapkan. Risiko adalah kemungkinan terjadinya penyimpangan
dari rata-rata dari tingkat pengembalian yang diharapkan yang dapat
diukur dari standar deviasi dengan menggunakan statistika.
Risiko keuangan terjadi karena adanya penggunaan hutang dalam
struktur keuangan perusahaan, yang mengakibatkan perusahaan harus
menanggung beban tetap secara periodik berupa beban bunga. Hal ini akan
mengurangi kepastian besarnya imbalan bagi pemegang saham, karena
perusahaan harus membayar bunga sebelum memutuskan pembagian laba
bagi pemegang saham. Dengan demikian, risiko keuangan menyebabkan
variabilitas laba bersih (net income) lebih besar.

1
1.2 Tujuan Masalah
a. Untuk mengetahui definisi risiko (risk).
b. Untuk mengetahui definisi return.
c. Untuk mengetahui definisi risk and return dan hubungannya.
d. Untuk mengetahui expected return.
e. Untuk mengetahui sumber-sumber risiko yang mempengaruhi
besarnya risiko suatu investasi.
f. Untuk mengetahui systematic risk, unsystematic risk, dan total risk.
g. Untuk mengetahui mengelola risiko.
h. Untuk mengetahui perhitungan risiko.
i. Untuk mengetahui perhitungan covariance.
j. Untuk mengetahui perhitungan keuntungan yang diharapkan pada
portofolio.
k. Untuk mengetahui perhitungan rata-rata return.
l. Untuk mengetahui menghitung return dari suatu sekuritas yang
diharapkan.
m. Untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan risk and return.
n. Untuk mengetahui risk free lending and borrowing rate.
o. Untuk mengetahui porofolio dua saham dengan expected return dan
standar deviasi yang berbeda.
p. Untuk mengetahui dana pinjaman dan expected return.
q. Untuk mengetahui risk and return pada tiga sektor bisnis yang
berbeda.
r. Untuk mengetahui pergerakan aset paa risiko yang semakin tinggi.
s. Untuk mengetahui pengambilan keputusan dalam berbagai kondisi.

1.3 Manfaat Penulisan


Dalam penulisan sebuah makalah Penulis berharap penulisan ini
dapat bermanfaat bagi banyak pihak. Adapun manfaat dari penulisan
makalah ini adalah sebagai berikut :

2
1. Manfaat untuk penulis ialah mengetahui seluk beluk tentang (risk and
return) dan beta dan mendalami tentang definisi (risk and return) dan
beta berserta cara pengambilan keputusan dalam perhitungan (risk
and return) dan beta yang benar.
2. Bagi kalangan umum penulisan ini mampu memperkaya wawasan
serta berguna bagi pengembangan penelitian selanjutnya.
3. Bagi investor atau calon investor penelitian ini juga berguna bagi
pihak eksternal dan internal perusahaan untuk mengetahui secara
pasti tentang perhitungan (risk and return) dan beta.

3
BAB II
TIJAUAN TEORI

2.1 Definisi Risiko


Risiko dapat ditafsirkan sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang
suatu keadaan yang akan terjadi nantinya (future) dengan keputusan yang
diambil berdasarkan berbagai pertimbangan pada saat ini.
Bahwa pembahsaan risiko memiliki keterkaitan kuat dengan pembahasan
investasi. Ini sebagaimana dikemukakan oleh Raharjo bahwa, risiko adalah
tingkat potensi kerugian yang timbul karena perolehan hasil investasi yang
diharapkan tidak sesuai dengan harapan.
Setiap keputusan investasi memiliki keterkaitan kuat dengan terjadinya
risiko, karena perangkat keputusan investasi tidak selamanya lengkap dan bisa
dianggap sempurna, namun disana terdapat berbagai kelemahan yang tidak
teranalisisi secara baik dan sempurna. Karena itu risiko selalu dijadikan
barometer utama untuk dianalisis jika keputusan investasi dilakukan, ini
seperti yang dikemukakan oleh Joel G. Siegel dan Jae K. Shim menjelaskan
pengertian dari analisis risiko adalah proses pengukuran dan penganalisaan
risiko disatukan dengan keputusan keuangan dan investasi.
Sementara itu David K. Eiteman, Arthur I.Stonehill, dan Michael H.
Moffett mengatkan bahwa risiko dasar adalah the mismatching of interest rate
bases for associated assets and liabilities. Sehingga secara umum risiko dapat
ditangkap sebagai bentuk keadaan ketidakpastian tentang suatu keadaan yang
akan terjadi nantinya dengan keputusan yang diambil berdasarkan suatu
pertimbangan.

2.2 Definisi return


Return adalah keuntungan yang diperoleh oleh perusahaan, individu, dan
institusi dari hasil kebijakan investasi yang dilakukannya. Adapun menurut
R.j. Shook return merupakan laba investasi, baik melalui bunga ataupun
deviden.

4
Ada beberapa pengertian return yang umum dipakai dalam dunia
investasi, yaitu :
a. Return on equity atau imbal hasil atas ekuitas merupakan pendapatan
besrsih dibagi ekuitas pemegang saham.
b. Return of capital atau imbal hasil atas modal merupakan pembayaran kas
yang tidak kena pajak kepada pemegang saham yang mewakili imbal
hasil modal yang di investasikan dan bukannya distribusi dividen.
Investor mengurangi biaya investasi dengan jumlah pembayaran.
c. Return on investment atau imbal hasil atas investasi merupakan membagi
pendapatan sebelum pajak terhadap investasi untuk memperoleh angka
yang mencerminkan hubungan antara investasi dan laba.
d. Return on invested capital atau imbal hasil atas modal investasi
merupakan pendapatan bersih dan pengeluaran bunga perusahaan dibagi
total kapitalisasi perusahaan.
e. Return realisasi (realized return) merupakan return yang telah terjadi.
f. Return on net work atau imbal hasil atas kekayaan bersih merupakan
pemegang saham dapat menentukan imbal hasilnya dengan
membandingkan laba bersih setelah pajak dengan kekayaan bersihnya.
g. Return on sales atau imbal hasil atas penjualannya merupakan untuk
menentukan efisiensi operasi perusahaan, seseorang dapat
membandingkan persentase penjualan bersihnya yang mencerminkan laba
sebelum pajak terhadap variabel yang sama dari periode sebelumnya.
Persentase yang menunjukkan tingkat efisiensi operasi ini bervariasi antar
industri.
h. Return ekspektasi (expected return) merupakan return yang diharapkan
akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
i. Return total (total return) merupakan return keseluruhan dari suatu
investasi dalam suatu periode yang tertentu.
j. Return realisasi portofolio (portfolio realized return) merupakan rata-rata
tertimbang dari return-return realisasi masing-masing sekuritas tunggal di
dalam portofolio tersebut.

5
k. Return ekspektasi portofolio (portfolio expected return) merupakan rata-
rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas
tunggal di dalam portofolio.

2.3 Definisi risk and return dan hubungannya


Secara umum bentuk hubungan risk and return adalah sebagai berikut;
a. Bersifat linear atau searah atau semakin tinggi return maka semakin
tinggi pula risiko dan kondisi hubungan yang bersifat linear ini hanya
mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal, karena pada kondisi
pasar yang tidak normal semua ini bisa saja berubah atau tidak seperti
yang diharapkan.
b. Semakin besar asset kita tempatkan dalam keputusan investasi maka
semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.

Pada gambar 10.2 terlihat bahwa risiko terendah adalah yang paling
berdekatan dengan RF (risk free/bebas risiko), dan yang risiko yang tertinggi
berda pada posisi kontrak “future” dan ekuitas internasional, dan jika kita
perhatiakn secara seksama bahwa risiko rendah tersebut terjadinya karena
perlindungan untuk mengusahakan risiko yang rendah telah diterapkan
dengan sangat baik. Semakin besar reserve (cadangan) yang dimiliki oleh
sebuah institusi maka semakin besar pula kemampuan institusi tersebut untuk
menjamin bebas risiko tersebut.

6
Pada gambar 10.3 hubungan risiko dan expected return dapat kita jelaskan
mengenai posisi “government protection” yaitu;
 Pertama, SBI (Sertifikat Bank Indonesia) dianggap oleh banyak investor
sebagai risk free atau bebas risiko. Terutama karena SBI diterbitkan oleh
lembaga yang sangat credible yaitu Bank Indonesia atau bank sentral.
 Kedua, obligasi pemerintah pusat dan obligasi pemerintah daerah adalah
dianggap memiliki jaminan kuat karena dilindungi oleh pemerintah yang
memiliki otoritas kuat di tempat tersebut.
 Ketiga, obligasi pemerintah asing merupakan obligasi yang diterbitkan
oleh pemerintah asing dan dijual di negara lain. Misalnya pemerintah
Swedia menerbitkan obligasi dan menjualnya ke beberapa negara, maka
tentu obligasi tersebut dijamin oleh pemerintah Negara Swedia.
 Keempat, Time deposit dan saving adalah dijamin oleh pemerintah dalam
jumlah tertentu yang dimaksud. Penjamin dana nasabah oleh pemerintah
ini merupakan bukti perhatian pemerintah secara konsisten dalam
melindungi dan bertanggung jawab terhadap berbagai kepemilikan dana
nasabah yang berada di bank, dan juga memberi sinyal positif ke pasar
dalam negeri dan luar negeri bahwa kondisi ekonomi dan moneter
Indonesia tetap dalam keadaan stabil dan terkendali dengan baik.
Jika gambar 10.3 diatas ingin dilihat atau ditafsirkan secara jauh lebih
jelas, dan semua itu dilihat pembagian hingga memberikan pembuktian
mengapa valas menduduki posisi tertinggi dalam perspektif risk and return.
Maka bagi seorang investor semua itu dapat dibuktikan pada gambar dibawah
ini, dan yang harus diingat investor sering melihat setiap keputusan investasi

7
dari berbagai sudut perspektif namun secara umum ada 4 perspektif yang
sering dijadikan rujukan, yaitu;
a. Produk investasi tersebut memberi keuntungan yang tinggi dan risiko
yang rendah. Walau daalm kenyataan risk dan return selalu bersifat
linear.
b. Menginginkan setiap keputusan analisis juga dilihat dari segi perspektif
capital gain, yaitu membeli pada harga rendah dan menjual pada harga
tinggi.
c. Melakukan keputusan investasi yang bersifat sustainable (berkelanjutan),
dengan maksud perolehan keuntungan terus bisa diperoleh setiap
waktunya.
d. Tempat ia berinvestasi adalah jelas dan dapat dipertanggung jawabkan
dari segi legalitas hukum.

Pada gambar 10.4 terlihat bahwa pergerakan time deposit berada pada
posisi dengan garis trend bersifat stabil yaitu pada 5,5%. Artinya expected
return yang diterima pada posisi rata-rata 5,5%. Jika ada beberapa lembaga
perbankan menaikkan ke posisi 6% maka di waktu yang lain dalam kondisi
tertentu menurunkan kembali ke posisi 5,5% atau bahkan ke posisi 5,2% dan
secara realita memang menyimpan uang di bank dalam bentuk deposito (time
deposit) adalah cenderung memiliki tingkat risk yang tidak fluktuatif dan
bersifat perolehan keuntungan dalam bentuk persentase bunga adalah stabil.
Adapun untuk melihat bagaimana pergerakan valas atau forewing
currency (mata uang asing) dalam bentuk technical dan mengapa valas

8
memiliki sudut pandang risk and return yang lebih tinggi daripada time
deposit (deposito) dapat kita lihat pada gambar di bawah ini.

Pada gambar 10.5 terlihat bahwa pergerakan valas memiliki kualitas


fluktuatif yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan time
deposit (deposito). Kondis ini terjadi dengan beberapa sebab, yaitu;
a. Penetapan suku bunga time deposit sangat ditentukan oleh kebijakan
perbankan yang bersangkutan. Jika ia menetapkan suku bunga deposito
yang terlalu rendah maka public akan kurang berminat untuk
mendepositokan uangnya ke bank, dan jika ia menetapkan tingkat suku
bunga deposito yang terlalu tinggi maka ban juga akan kesulitan dalam
membayar kewajibannya kepada para deposan. Karena dana deposito juga
akan dipakai dalam berbagai bentuk yang memberikan keuntungan bagi
bank, seperti untuk penyaluran kredit. Maka jika dimisalkan suku bunga
kredit ditetapkan 8,5% dan suku bunga deposito adalah 8% maka artinya
pihak perbankan memperoleh keuntungan adalah 0,5% atau 0,005 dari
selisish dana deposito dan angka kredit. Kondisi ini dianggap riskan.
b. Pergerakan valas atau valuta asing (foreign currency) dianggap lebih
tinggi dan sulit untuk diperhitungkan karena ini bersifat global dan
kondisi naik turunnya dipengaruhi oleh berbagai faktor baik oleh kondisi
mikro dan makro ekonomi domestik serta internasional, dan setiap pihak
tidak pernah mengetahui dengan pasti kondisi tersebut, namun hanya bisa
memperkirankannya saja baik dengan pendekatan kualitatif dan
kuantitatif. Sedangkan saham berada di bawah valas disebabkan karena
kita hanya bertugas mengamati satu buah perusahaan saja seperti PT.
Telkom. Namun valas menjadi berbeda seperti pergerakan dollar Amerika

9
Serikat, maka kita harus mengamati berbagai kondisi ekonomi, politik,
sosial, dan lainnya serta siapa dan bagaimana karakteristik yang
menduduki posisi-posisi penting pengambil keputusan.

2.4 Expected return


Expected return adalah keuntungan yang diharapkan oleh seorang investor
di kemudian hari terhadap sejumlah dana yang telah ditempatkannya.
Pengharapan menggambarkan sesuatu yang bisa saja terjadi di luar dari yang
diharapkan. Contohnya seorang investor mengharapkan akan memperoleh
keuntungan sebesar 25% namun ternyata ia hanya memperoleh sebesar 22%
saja, maka ini dapat dipahami bahwa keuntugan sebesar 22% tetaplah bisa
dikatakan ia tetap memperoleh return namun sudah berkurang dari yang
diharapkan (expected).

2.5 Sumber-Sumber Risiko yang Mempengaruhi Besarnya Risiko Suatu


Investasi
Menurut Eduardus Tandelilin, ada bbeberapa sumber risiko yang
memengaruhi besarnya risiko suatu invvestasi. Sumber-sumber tersebut antara
lain:
a. Risiko Suku Bunga
Naik turunnya suku bunga perbankan baik deposito, tabungan dan
pinjaman akan mempengaruhi keputusan public dalam menetapkan
keputusannya, yaitu jika suku bunga bank mengalami kenaikan maka
publik akan menyimpan dananya di bank seperti dalam bentuk deposito,
namun jika suku bunga bank terjadi penurunan maka publik akan
mempergunakan dana tersebut untuk membeli saham.
b. Risiko Pasar
Kondisi risiko pasar tergambarkan pada fluktuasi pasar, krismon, dan
resesi ekonomi.
c. Risiko Inflasi

10
Daya beli masyarakat pada saat inflasi terjadi penurunan, namun pada saat
inflasi stabil atau rendah maka daya beli masyarakat akan terjadi
peningkatan.
d. Risiko Bisnis
Perkembangan dalam bidang trend, mode, dan dinamika lainnya telah
mampu mempengaruhi berbagai keputusan public dalam melaukan
pembelian.
e. Risiko Finansial
Memakai utang dalam membiayai perusahaan, maka akanmenyebabkan
utang terjadi peningkatan hingga berefek pada risiko yang ikut meningkat
juga sehingga otomatis ririko financial akan ikut meningkat.
f. Risiko Likuiditas
Menyangkut kemampuan likuiditas perusahaan dalam memenuhi
kebutuhan jangka pendeknya, sperti membayar gaji karyawan, teknisi,
membayar listrik, telepon, dan operasional lainnya.
g. Risiko nilai tukar mata uang
Naik turunnya nilai mata uang suatu negara saat dikonversikan dengan
mata uang Negara lainnya, seperti dengan dollar, yen, euro, dan lainnya.
Apalagi saat itu ada berbagai perusahaan membutuhkan mata uang asing
dalam setiap transaksi bisnisnya.
h. Risiko Negara
Ini menyangkut dengan kerusuhan politik, kudeta militer, dan
pemberontak lainnya. Contohnya apa yang terjadi di Negara Irak, dan
Afganistan, Thailand, Myanmar.

2.6 Systematic Risk, Unsystematic Risk, dan Total Risk


a. Systematic Risk (Risiko Sistematis)
Resiko sistematis disebut juga dengan market risk atau resiko umum.
Resiko sistematis adalah resiko yang bisa didiversifikasikan atau resiko
yang sifatnya mempengaruhi secara menyeluruh. Contohnya krisis
moneter pada tahun 1997 di Indonesia yang telah menyebabkan banyak

11
sekali perusahaan yang bangkrut dan meningkatnya angka pengangguran.
Selain itu terjadi pula pada tahun 2008 yaitu saat dunia dilanda krisis
finansial yang salah satunya disebabkan oleh kredit subrime mortgage di
Amerika Serikat (tahun 2008) yang sudah terlalu tinggi, dan ternyata tidak
bisa diatasi lagi.
b. Unsystematic Risk (Risiko Tidak Sistematis)
Unsystematic Risk disebut juga dengan resiko spesifik atau resiko
yang dapat didiversifikasikan. Resiko yang tidak sistematis yaitu hanya
membawa dampak pada perusahaan yang terkait saja. Jika suatu
perusahaan mengalami Unsystematic Risk maka kemampuan untuk
mengatasinya masih akan bisa dilakukan, karena perusahaan bisa
menerapkan berbagai strategi untuk mengatasinya. Contohnya jika harga
sekuritas perusahaan jatuh, maka perusahaan menerapkan berbagai strategi
investasi.
c. Total Risk
Total Risk adalah gabungan atau penjumlahan antara Systematic Risk
dan Unsystematic Risk.

2.7 Mengelola Risiko


Dalam aktivitas yang namanya risiko adalah pasti terjadi dan sulit untuk
dihindari sehingga bagi sebuah lembaga bisnis seperti misalnya perbankan
sangat penting untuk memikirkan bagaimana mengelola atau memanage risiko
tersebut. Pada dasarnya risiko ini sendiri dapat dikelola dengan 4 cara, yaitu:
a. Memperkecil Risiko
Keputusan untuk memperkecil risiko adalah dengan meperbesar setiap
keputusan yang mengandung risiko tinggi tapi membatasinya bahkan
meminimalisirnya guna agar risiko tersebut tidak menambah menjadi
besar diluar dari pemahaan manajemen perusahaan maka itu sama artinya
dengan melakukan keputusan yang sifatnya spekulasi.
b. Mengalihkan Risiko

12
Keputusan mengalihkan risiko adalah dengan cara risiko yang kita terima
tersebut kita alihkan ke tempat lain sebagian, seperti dengan keputusan
keputusan mengasuransikan bisnis guna menghindari terjadinya risiko
yang sifatnya tidak diketahui kapn waktunya.
c. Mengontrol Risiko
Keputusan mengontrol risiko adalah dengan cara melakuka kebijakan
mengantisipasi terhadap timbulnya risiko sebelum risiko itu terjadi.
Kebijakan seperti ini biasanta dilakukan dengan memasang alat pengaman
atau pihak penjaga keamanan pada tempat-tempat yang dianggap bital.
Seperti memasang alarm pengaman pada obil, alarm kebakaran pada
rumah dan menempatkan satpam pada siangatau malam hari.
d. Pendanaan Risiko
Keputusan pendanaan risiko adalah menyangkut dengan menyediakan
sejumlah dana sebagai reserve (cadangan) guna mengantisipasi timbulnya
risiko di kemudian hari. Seperti perubahan terhadap nilai tukar dollar di
pasaran maka kebijakan sebuah perbankan adalah harus memiliki
cadangan dalam bentuk mata uang dolar sehingga sejumlah perkiraan akan
terjadi kenaikan atau perubahan tersebut.

2.8 Perhitungan Risiko


Ada perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya dalam
investasi adalah secara varians dan standar deviasi. Perhitungan risiko dalam
suatu investasi menyangkut dengan perhitungan terhadap return yang
diharapkan dari suatu investasi atau apa yang biasa disebut dengan return on
investment (ROI).
Return on Investment menurut Joel G. Siegel adalah rasio untuk mengukur
kekuatan penghasilan atas aktiva. Rasio tersebut menyatakan kemampuan
perusahaan dalam memperoleh penghasilan terhadap operasi bisnis dan
menjadi ukuran keefektifan manajemen. Untuk menghitung risiko sering
dipergunakan formula dengan pendekatan standar deviasi, varians, dan
expected return.

13
Dalam pendekatan matematis untuk menghitung varians dan standar
deviasi dapat dipergunakan rumus sebagai berikut :
Varians return = ² = [Ri – E(R)]²pri
Standar deviasi =  = (²)½
Keterangan :
² = varians return
 = standard deviasi
E(R) = return yang diharapkan dari suatu surat berharga
Ri = return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = probabilitas kejadian return ke-i

2.9 Perhitungan Covariance


Kajian covariance merupakan bagian tindak lanjut dari penguatan
pemahaman tentang standar deviasi. Ini sebagai mana dikatakan oleh R.J.
Shook bahwa, “Covariance adalah korelasi antara dua variabel dikalikan
dengan standard deviasi masing-masing.” Di sisi lain Jogianto mengatakan
bahwa, “Covariance adalah pengukur yang menunjukkan arah pergerakan dua
buah variabel.”
Adapun rumus dari covariance adalah :
𝒏

𝑪𝒐𝒗 𝑹𝒂𝑹𝒃 = [𝑹𝒂𝒊 − 𝑬(𝑹𝒂 )] [𝑹𝒃𝒊 − 𝑬(𝑹𝒃𝒊 )] 𝑷𝒓𝒊


𝒕=𝟏

Keterangan:
Cov(RaRb) = Covarian return saham a dan return saham b
Rai = Return saham a
Rbi = Return saham b
E(Ra) = Expected return saham a
E(Rb) = Expected return saham b
Pri = Probablitias terjadinya masa depan untuk kondisi ke i

14
n = Totalitas atau jumlah dari kondisi-kondisi yang diperkirakan
untuk masa yang akan datang dengan berbagai tafsiran
perkiraan yang ada.
2.10 Perhitungan Keuntungan yang Diharapkan pada Portofolio
Adapun pengertian dari portofolio adalah sebuah bidang ilmu yang
khusus mengkaji tentang bagaimana cara yang dilakukan oleh seorang
investor untuk menurunkan risiko dalam berinvestasi secara seminimal
mungkin, termasuk salah satunya dengan penganekaragaman risiko
tersebut.
Diketahui seorang investor memiliki dana sebesar Rp 2.000.000.000,-
dan melakukan keputusan investasi pada portofolio A dan B.

Saham Jumlah E(R)


A Rp. 800.000.000 10%
B Rp. 1.200.000.000 7%

Maka kita dapat menggunakan rumus :

𝐸 𝑅𝑃 = 𝑋𝐴 . 𝐸 𝑅𝐴 + 𝑋𝐵 . 𝐸 (𝑅𝐵 )

Keterangan :
E(RP) = expected return portofolio
E(RA) = expected return A
E(RB) = expected return B
XA = uang yang diinvestasikan pada saham A
XB = uang yang diinvestasikan pada saham B

Maka hitungnya dapat kita lakukan,


E(RP) = (800.000.000) (0,10) + (1.200.000.000) (0,07)
= Rp 164.000.000
Untuk persentase kita dapat menghitungnya dengan cara :

15
E(RP) = [(800.000.000) (0,10) : 2.000.000.000] + [(1.200.000.000) (0,07):
2.000.000.000]
= 0,04 +0,042
= 0,082
Hasil hitungan dengan persentase akan memperlihatkan tingkat
keuntungan untuk portofolio dengan modal yang dimiliki oleh investor
tersebut adalah sebesar Rp 2.000.000.000,- yaitu ia memperoleh 0,082%.

2.11 Perhitungan Rata-Rata Return


Untuk menghitung rata-rata return dalam suatu periode pengamatan
dapat dipergunakan rumus dibawah ini.

𝑁
E (Ri) = 𝐽 =1 𝑅𝑖1n + R12 + …. + Rin

Dimana :

E(R1) = Expected return pada I

R1 = Return pada .Jika Ri1 artinya return pada i yang 1 dan jika R2
artinya return pada i yang ke 2 dan seterusnya

Rin = Return pada i di periode akhir yang diperhitungkan

n = Jumlah periode amatan

Contoh Soal

Seorang analisis keuangan ingin menegamati kondisi dan situasi


pengembalian dan saham PT Maha Karya Agung selama empat periode
pengamatan. Adapun data-datanya adalah sebagai berikut:

Table 10.8: Periodedan Return dari PT Maha Karya Agung

Periode Return
1 12
2 13

16
3 10
4 12

Jawab :
Maka berdasarkan data diatas kita dapat menghitungnya dengan
menerapkan formula sebagai berikut.
𝑁
E (Ri) = 𝐽 =1 𝑅𝑖1n + R12 + …. + Rin

E (R1) = 12% + 13% + 10% + 12%

E (Ri) = 47%

E (Ri) = 0,1175 = 11,75%

2.12 Menghitung Return dari Suatu Sekuritas yang Diharapkan


Untuk menghitung retun yang diharapkan dari suatu sekuritas yang
harus dipahami oleh seorang investor adalah dengan memahami adapun
rumusnyaadalah :

Keterangan:
E ( R ) = Expected return atau return yang diharapkan dari suatu sekuritas
Ri = Return ke-i yang mungkin terjadi
Pri = Probabilitas kejadian retrun ke-i
N = Banyaknya return yang mungkin terjadi

17
2.13 Hubungan Karakteristik dengan Risk and Return
Karakteristik pengambilan keputusan secara umum dapat dibagi menjadi
tiga yaitu:
a. Takut pada Risk Avoider
Karakter risk avoider dianggap menempati posisi yang aman dan
jauh dari risiko. Sehingga mereka yang menempatkan diri dengan
kepemilikan karakteristik ini cenderung memiliki asset yang terjaga,
karena ia tidak pernah ingin memasuki wilayah spekulasi.
b. Hati-hati pada Risiko atau Risk Indifference
Karakteristik seperti ini adalah dimana sang decision maker sangat
hati-hati atau begitu mengitung terhadap segala dampak yang akan
terjadi jika keputusan tersebut dilakukan. Sikap netral terhadap risiko
sebenarnya sebetulnya merupakan sikap antara dua sikap yang ekstrim
yaitu sikap penghindar dan pencari risiko.
c. Suka pada risiko atau Risk Seeker atau Risk Lover
Risk seeker adalah sikap seseorang yang begitu berani untuk
mengambil risiko. Karakteristik seperti ini adalah tipe yang begitu
suka pada risiko. Karena bagi dia semakin tinggi risiko maka semakin
tinggi pula tingkat keuntungan yang akan diperolehnya. Prinip seperti
ini cenderung begitu menonjol dan memperngaruhi besar terhadap
setiap keputusan yang ia ambil, mereka terbiasa dengan spekulasi dan
itu pula yang membuat mereka penganut karakteristik ini selalu saja
ingin menjadi pemimpin dan cenderung tidak ingin menjadi pekerja
dan kalaupun berada pada posisi sebagai pekerja maka itu pun tidak
akan berlangsung lama.
Jika kita ingin melihat secara lebih jelas bagaimana bentuk dari ketiga
karakteristik tersebut dalam satubentuk gambar dapat kita lihat di bawah
ini.

18
Gambar 10:12 Bentuk Penggabungan Tiga Perbedaan Pengambilan
Keputusan
Sumber: Barry Render and Ralph M

Pada gambar penggabungan di atas terlihat bahwa risk avoider


berada pada bagian atas dan risk seeker atau risk lover berada pada
bagian paling bawah, sedangkan garis risk indifferent berada pada
bagian tengah. Adapun bentuk pengabungan lain yang dapat kita lihat
adalah seperti ditujukan pada gambar di bawah ini.

Gambar10.13: Kondisi Penggabungan Tiga Perbedaan Pengambilan


Keputusan

19
Dari gambar diatas kita bisa memperhatikan bagaimana perubahan
dan pergerakan titik tersebut pada tiga karakteristik pengambilan
keputusan.Dimana terlihat risk seeker akan terus naik ke atas semntara
risk avoider akan terus bergerak turun ke bawah, dengan begitu jika
risk avoider ingin bisa naik ke atas ia harus berani melakukan sikap
tegas dan berani mengambil risiko pada saat-saat yang sulit, sebagai
bentuk gambaran seorang pebisnis yang memiliki reputasi sebagai
seorang yang berani menghadapi tantangan.
Dari ketiga karakteristik ini mungkin karakter risk seeker adalah
yang paling begitu mendominasi jika dilihat dari segi kedekatan
dengan risiko, namun tentunya bukan berarti mereka yang lain tidak
memiliki kelebihan tapi jika dikaitkan dengan ruang lingkup aktivitas
bisnis maka mereka dengan latar belakang mental risk seeker
cenderung lebih berani dan tegas daripada yang lain, tentunya tidak
terlepas dari muatan keputusan yang dihasilkan yaitu focus pada
sasaran penuh perhitungan bukan hanya sekedar spekulasi saja.

2.14 Risk Free Lending and Borrowing Rate


Kondisi risk free leanding and borrowing rate terjadi pada para
investor yang berani mengambil resiko seiring dengan peningkatan
kualitas kompetensi kemampuan dan kekayaan mereka. Pada saat mereka
memiliki peningkatan kompetensi keilmuan dalam menganalisa pasar
saham baik secara kuantitatif maupun kualitatif menyebabkan timbulnya
rasa percaya diri yang kuat untuk mencoba meningkatkan risiko dengan
harapan terjadinya hubungan yang liniear yaitu meningkatkan risiko juga
berdampak pada peningkatan keuntungan yang akan diperoleh (expected
return). Untuk lebih jelasnya kita dapat melihat pada gambar dibawah ini.

20
Gambar 10.14: Risk Free Lending and Borrowing Rate
Padatitik M terciptanya optimal portofolio

Pada gambar risk free leanding and borrowing rate terlihat bahwa
pada saat investor memiliki dana dari hasil meminjam maka ia akan
menginvestasikan dana diatas M yaitu di posisi C2. Ini dilakukan karena ia
ingin mengambil keuntungan yang tinggi agar mampu mengembalikan
pinjaman. Adapun risiko tinggi yang menyertainya dalam sesuatu yang
biasa bagi investor tersebut, karena ia sudah mengawalinya dari sikap
berani meminjam yang otomatis ia juga memiliki kewajiban untuk berani
mengembalikan pinjaman secara tetap dan tepat pada waktunya, jika tidak
jaminannya akan diambil dan risiko itu adalah semakinbesar, karena dalam
prinsip dan konsep kredit nilai jaminan adalah harus selalu lebih besar
dari angka pinjaman kredit.
Sedangkan pada saat investor tersebut memiliki dana dari
simpanan pribadi atau tidak meminjam maka ia akan menginvestasikannya
pada titik C1. Ini dilakukan karena investor dengan kepemilikan dana
pribadi akan merasa sangat hati-hati atau bahkan kepemilikan dana pribadi
tersebut akan kehilangan karena ia salah dalam menempatkannya. Karena
bagi investor tersebut ia kumpulkan dengan susah payah dan terjadi dalam
proses waktu yang lama.
Gambaran kondisi psikologis ini memberikan masukan secara
sederhana pada kita bahwa investor penghindar risiko dan pencinta risiko
adalah sangat dipengaruhi oleh proses darimana ia memperoleh kekayaan

21
itu. Tentunya umumnya mereka yang mendapatkan kekayaan dari hasil
kerja keras yang memakan waktu lama sangat merasa akan susah dan
payahnya ia memperoleh kekayaan itu dan kehati-hatiannya dalam
menempatkan dana tersebut akan sangat ia perhitungkan.
Jika ia salah dalam menempatkan dana dan kemudian mengalami
kebangkrutan maka ia kembali berada pada posisi awal yang tidak
memiliki dana harus berjuang dari awal kembali untuk kemudian perlahan-
lahan mengumpulkan kekayaan tersebut. Sehingga dengan begitu
semangatnya untuk berspekulasi dan menempatkan keberanian dalam
usaha memperoleh keuntungan yang tinggi adalah tidak mengalami tempat
yang kuat. Apalagi jika dana itu semuanya diperoleh dari posisinya
sebagai seorang pekerja (worker) selama bertahun-tahun. Ini mungkin
semua ini bebeda jika kekayaan itu diperoleh dari hasil warisan atau hibah,
tanpa ada keterlibatan kerja keras secara langsung.

2.15 Porofolio Dua Saham dengan Expected Return dan Standar


Deviasi yang Berbeda
Dalam suatu hitungan portofolio saham sering kita menemukan
perbedaan pada hasil hitungan standar deviasi. Perbedaan tersebut
mempengaruhi pada terbentuknya garis portofolio saham tersebut, yaitu
sebagaimana tergambarkan pada “gambar portofolio dua saham dengan
standar deviasi (𝜎) yang berbeda. Jika kita menganalisis tiap-tiap dari 𝐶1 ,
𝐶2 , 𝐶3 , 𝐶4 , 𝐶5 , 𝐶6 , 𝐶7 , dan 𝐶8 maka akan diperoleh berbagai arti yang
melingkupinya dalam konteks expected return dan standar deviasi. Ini
dapat kita lihat pada tabel dibawah ini.
No. Uraian E(R) 𝜎
1 Titik 𝐶1 140 60
2 Titik 𝐶2 150 48
3 Titik 𝐶3 220 30
4 Titik 𝐶4 260 33
5 Titik 𝐶5 370 40
6 Titik 𝐶6 450 55
7 Titik 𝐶7 600 70

22
8 Titik 𝐶8 650 80

Pada gambar portofolio dua saham dengan standar deviasi yang


berbeda dan juga berdasarkan tabel expected return dan standar deviasi
terlihat bahwa titik 𝐶3 berada pada posisi E(R) terkecil yaitu 220 dan 𝜎
terkecil yaitu 30. Adapun 𝐶7 berada pada posisi tertinggi pada dua sisi
yaitu E(R) sebesar 650 dan 𝜎 sebesar 80. Dengan kondisi ini maka pada
karakteristik investor yang menghindari risiko akan memilih pada titik 𝐶1
atau pada saham A1. Dan investor berharap dapat memilih portofolio
saham pada titik 𝐶3 , atau maksimal pada titik 𝐶4 . Namun jika investor
tersebut menyukai risiko dan siap berhadapan dengan berbagai
kemungkinan, dan tentu diikuti dengan berbagai ekspektasi keuntungan
yang akan diperoleh maka ia akan memilih pada portofolio saham B atau
pada titik 𝐶8 yaitu pada kondisi E(R) sebesar 800 dan 𝜎 sebesar 75.
Untuk dipahami bahwa posisi 𝐶4 adalah jauh lebih baik karena
risikonya hanya bertambah dari 30 menjadi 33 namun E(R) naik lebih
tinggi yaitu menjadi 260. Maka ada baiknya jika kita memilih 𝐶4 . Investor
selalu menginginkan terdapatnya maksimal return dan risiko yang rendah,
gambaran psikologis ini semakin memperjelas bahwa investor adalah
penghindar risiko.

2.16 Dana Pinjaman dan Expected Return


Expected return atau keuntungan yang diharapkan merupakan
gambaran keuntungan dari seorang investor dalam memperhitungkan
return investasi dan besarnya probability yang mungkin akan timbul.
Dimana setelah diperhitungkan myngkin saja standar deviasinya adalah
terlalu besar sehingga dianggap tidak tepat atau tidak sesuai. Dengan dasar
penjelasan ini kita bisa menempatkan bahwa jika suku bunga pinjaman
dari perbankan adalah tinggi dari yang keuntungan project maka
diperkirakan pinjaman kredit ke perbankan tidak akan dilakukan.
Namun begitu pula sebaliknya jika hasil hitungan memperlihatkan

23
bahwa keuntungan yang diharapkan atau expected return adalah lebih
besar dari beban suku bunga pinjaman maka project tersebut akan
dilaksanakan.

2.17 Risk and Return pada Tiga Sektor Bisnis yang Berbeda
Untuk memahami risk and return pada tiga sektor bisnis yang berbeda
kita dapat memperhatikan pada gambar dibawah ini dnegan asumsi dengan
tiga sektor bisnis yang saling tidak berhubungan atau bersifat tidak searah,
yaitu sektor A = food and beverage, B = travel dan perhotelan, dan C =
real estate.

Maka berdasarkan gambar di atas kita dapat membuat rekomendasi


dari segi risk and return, bahwa manakah diantara ketiga sektor bisnis
tersebut yang lebih tepat diputuskan dalam asmsi kondisi ekonomi
Indonesia pada saat ini (tahun 2009).
Dari gambar di atas dasar efficient line dapat kita tarik beberapa
kesimpulan yaitu,
a. Sektor bisnis food and beverage adalah sektor bisnis yang memiliki
ciri-ciri sebagai berikut:
1. Produk yang disajikan / dijual dibutuhkan oleh banyak orang.

24
2. Produk yang disajikan / dijual memiliki turnover yang tinggi.
3. Produk memiliki tingkat kadaluarsa yang cepat.
4. Memiliki banyak saingan.
5. Barang di jual di banyak tempat mulai dari perkotaan hingga ke
pedesaan.
6. Barang mentah berasal dari dalam negeri atau bisa diperoleh di
dalam negeri, karena bisa dikatakan semua bahan mentah berasal
dari sektor pertanian, perikanan, kelautan, dan peternakan.
7. Sangat mengtamakan kepuasan kepada konsumen.
8. Riset dan penciptaan produk baru harus selalu diciptakan agar
memiliki variasi di pasaran dan juga untuk menghindari kebosanan
di kalangan konsumen.

b. Sektor bisnis travel dan perhotelan


1. Tidak dibutuhkan oleh banyak orang dalam artian jasa yang
ditawarkan adalah hanya dipakai oleh orang yang membutuhkan
saja.
2. Membutuhkan modal yang besar untuk melaksanakan bisnis ini,
seperti pada bisnis penerbangan dibutuhkan dana yang besar untuk
membeli pesawat terbang.
3. Sangat berhubungan dengan kondisi inflasi di luar negeri.
4. Naik turunnya harga minyak di pasaran internasional sangat
mempengaruhi harga tiket yang akan dibeli oleh konsumen.
5. Sangat mengutamakan kepuasan dan pelayanan yang maksimal
kepada para konsumen.
6. Bahan baku untuk perbaikan dan perawatan mesin banyak yang
harus diimpor
7. Pada kerusakan mesin yang tidak bisa diselesaikan daei dalam
negeri harus mendatangkan teknisi dari luar negeri, yang otomatis
biaya dikeluarkan untuk menggaji tenaga dari luar juga menjadi
tinggi.

25
c. Sektor bisnis real estate
1. Membutuhkan modal yang besar untuk melaksanakan bisnis ini,
seperti pada bisnis penerbangan dibutuhkan dana yang besar untuk
membeli pesawat terbang.
2. Sangat berhubungan dengan kondisi inflasi di luar negeri.
3. Naik turunnya harga minyak di pasaran internasional sangat
mempengaruhi harga tiket yang akan dibeli oleh konsumen .
4. Sangat mengutamakan kepuasan dan pelayanan yang maksimal
kepada para konsumen.
5. Beberapa bahan baku yang tidak bisa dihasilkan dari dalam negeri
harus didatangkan dari luar negeri.
6. Model dan trend yang berlaku di pasaran harus selalu diikuti.

2.18 Pergerakan Aset pada Risiko yang Semakin Tinggi


Dalam kondisi pasar yang berisiko aset akan bergerak ke posisi yang
semakin lama semakin tinggi risiko. Kondisi ini sangat tidak
menguntungkan bagi pebisnis karena nilai aset yang dimiliki seharusnya
semakin tinggi, namun malah semakin rendah dan lebih jauh berdampak
return yang akan diterima. Jika ini terjadi pada saham yang dimiliki maka
memungkinkan seorang investor yang berkarakteristik risk avvider akan
melepas saham yang dimilikinya dnegan asumsi jika penurunan tersebut
dianalisis akan berlangsung semakin jauh dari pihak manajemen
perusahaan yang bersangkutan dianggap tidak mampu untuk
mengembalikan ke posisi expected return atau posisi keuntungan yang
diharapkan.

26
2.19 Pengambilan Keputusan Dalam Berbagai Kondisi
Ada berbagai kondisi yang sering muncul dalam pengambilan
keputusan namun secara umum dapat dibagi menjadi tiga saja, yaitu:
a. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Pasti
Dalam kondisi pasti proses pengambilan keputusan yang dilakukan
adalah berlangsung tanpa ada banyak alternatif, keputusan yang
diambil sudah jelas pada fokus yang dituju.
b. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Tidak Pasti
Pada kondisi seperti ini proses lahirnya keputusan lebih sulit atau
lebih kompleks dalam artian keputusan yang dibuat belum diketahui
nilai probabilitas atau hasil yang mungkin diperoleh. Situasi seperti ini
dimungkinkan sekali terjadi dikarenakan minimnya informasi yang
diperoleh baik informasi yang sifatnya hasil penelitian maupun
rekomendasi lisan yang bisa dipercaya.
c. Pengambilan Keputusan dalam Kondisi Konflik\
Ada pendapat yang mengatakan bahwa setiap orang memiliki
perbedaan atau secara istilah “different thinking, different opinion,
different analysis, and too different action.” Dan perbedaan itu terjadi
karena dilatarbelakangi oleh berbagai sebab, seperti latar belakang
experience, reference, keluarga, pendidikan, organisasi, dan lain
sebagainya. Dimana perbedaan ini secara langsung dan tidak langsung
telah melahirkan konflik.
Kondisi pengambilan keputusan dalam kondisi konflik di banyak
literatur bisa kita persamakan dengan kondisi keputusan yang
berisiko. Ini seperti yang dikemukakan oleh Kamluddin yaitu,
“Kadangkala pengambilan keputusan di hadapkan pada masalah
dengan situasi atau kondisi masa depan tidak pasti, tetapi ia bisa
membuat perkiraan-perkiraan (probabilitas) kemungkinan terjadinya
kondisi tersebut. Kemungkinan terjadinya suatu kondisi dapat
diperoleh karena seringnya suatu peristiwa tersebut terjadi atau bisa
jadi pengambilan keputusan mempunyai pengalaman terhadap

27
masalah yang dihadapi secara berulang-ulang. Terhadap kondisi
demikian dikatakan bahwa, pengembalian keputusan dalam keadaan
berisiko.”

28
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Kasus Perhitungan Saham

Data Historis Saham PT Akasha Wira International Tbk


Periode Tahun 2014 -2018

Tahun 2014
Kode Bulan Tahun Open Close Change(Rp) Change(%) Volume
ADES Januari 2014 2000 2000 0 0 0
ADES Februari 2014 2110 2080 -30 -1.42 158700
ADES Maret 2014 2065 2070 5 0.24 337200
ADES April 2014 1910 1935 25 1.31 231400
ADES Mei 2014 1875 1880 5 0.27 164300
ADES Juni 2014 1550 1565 15 0.97 24700
ADES Juli 2014 1700 1685 -15 -0.88 222000
ADES Agustus 2014 1675 1665 -10 -0.6 26600
ADES September 2014 1555 1550 -5 -0.32 8900
ADES Oktober 2014 1390 1375 -15 -1.08 44300
ADES November 2014 1380 1375 -5 -0.36 19600
ADES Desember 2014 1375 1375 0 0 17900
Total 20585 20555 -30 -1.87 1255600
Rata-Rata 1715 3162 -5 0 193169

Tahun 2015
Kode Bulan Tahun Open Close Change(Rp) Change(%) Volume
ADES Januari 2015 1390 1370 -20 -1.44 114800
ADES Februari 2015 1375 1380 5 0.36 31700
ADES Maret 2015 1370 1375 5 0.36 20100
ADES April 2015 1370 1370 0 0 144800
ADES Mei 2015 1400 1405 5 0.36 6800
ADES Juni 2015 1395 1395 0 0 104100
ADES Juli 2015 1400 1400 0 0 29400
ADES Agustus 2015 1150 1125 -25 -2.17 6100
ADES September 2015 1050 1060 10 0.95 5000
ADES Oktober 2015 1015 1025 10 0.99 5600

29
ADES November 2015 1030 1165 135 13.11 414300
ADES Desember 2015 1020 1015 -5 -0.49 51700
Total 14965 15085 120 12.03 934400
Rata-Rata 1247 2321 18 2 143754

Tahun 2016
Kode Bulan Tahun Open Close Change(Rp) Change(%) Volume
ADES Januari 2016 1015 1005 -10 -0.99 2100
ADES Februari 2016 1020 1035 15 1.47 700
ADES Maret 2016 1055 1050 -5 -0.47 3800
ADES April 2016 1025 1035 10 0.98 2100
ADES Mei 2016 1035 1045 10 0.97 48900
ADES Juni 2016 1260 1290 30 2.38 5200
ADES Juli 2016 1400 1385 -15 -1.07 58800
ADES Agustus 2016 1390 1380 -10 -0.72 3100
ADES September 2016 1300 1300 0 0 5000
ADES Oktober 2016 1210 1205 -5 -0.41 1000
ADES November 2016 1120 1120 0 0 34000
ADES Desember 2016 1010 1000 -10 -0.99 87100
Total 13840 13850 10 1.15 251800
Rata-Rata 1153 2131 2 0 38738

Tahun 2017
Kode Bulan Tahun Open Close Change(Rp) Change(%) Volume
ADES Januari 2017 1070 1050 -20 -1.87 20600
ADES Februari 2017 1080 1080 0 0 500
ADES Maret 2017 1190 1170 -20 -1.68 4770
ADES April 2017 1220 1195 -25 -2.05 73800
ADES Mei 2017 1075 1070 -5 -0.47 4100
ADES Juni 2017 1090 1080 -10 -0.92 2900
ADES Juli 2017 985 985 0 0 31500
ADES Agustus 2017 1020 1020 0 0 0
ADES September 2017 990 980 -10 -1.01 100
ADES Oktober 2017 1010 1010 0 0 500
ADES November 2017 965 970 5 0.52 1400
ADES Desember 2017 875 885 10 1.14 9900
Total 12570 12495 -75 -6.34 150070
Rata-Rata 1048 1922 -12 -1 23088

30
Tahun 2018
Kode Bulan Tahun Open Close Change(Rp) Change(%) Volume
ADES Januari 2018 910 910 0 0 20600
ADES Februari 2018 925 930 0.54 3600
ADES Maret 2018 925 910 -5 -1.62 700
ADES April 2018 910 910 10 0 10200
ADES Mei 2018 935 935 10 0 114400
ADES Juni 2018 915 950 30 3.83 107500
ADES Juli 2018 925 935 -15 1.08 1300
ADES Agustus 2018 915 910 -10 -0.55 800
ADES September 2018 925 920 0 -0.54 39500
ADES Oktober 2018 895 890 -5 -0.56 12400
ADES November 2018 910 910 0 0 11000
ADES Desember 2018 910 920 -10 1.1 3000
Total 11000 11030 5 3.28 325000
Rata-Rata 917 1697 1 1 50000

Perhitungan Data Historis Saham PT Akasha Wira International Tbk


Periode Tahun 2015 -2018
Deviasi HPR Indeks
Periode Probabilitas HPR Kuadrat Bruto=1+HPR Kekayaan

2015 0.25 (0.2660) 0.0157 0.7340 0.7340

2016 0.25 (0.0819) 0.0035 0.9181 0.6739

2017 0.25 (0.0981) 0.0018 0.9019 0.6078

2018 0.25 (0.1171) 0.0006 0.8829 0.5367

Rata-rata aritmatik (ER) (0.1407)

HPP yang diperkirakan (0.1407)


Standar deviasi 0.0656
STDEv 0.0847
Imbal Hasil rata-rata Geometri -0.1441 1.0273

𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑺𝒆𝒌𝒂𝒓𝒂𝒏𝒈−𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎𝒏𝒚𝒂


Hpr =
𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑻𝒂𝒉𝒖𝒏 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎𝒏𝒚𝒂

31
3.2 Contoh Soal 1
Perhatikan data dibawah ini, yaitu ada tiga perusahaan yang otomatis memiliki
saham yang berbeda

Tabel :Kondisi Saham Tiga Perusahaan pada Enam Tahun

Tahun Saham A Saham B Saham C KondisiPasar


(SA) (SB) (SC) (KP)
2009 3,5 3,0 4,0 3,5
2010 4,5 3,5 3,5 4,0
2011 2,5 2,5 3,1 4,2
2012 3,0 3,1 2,5 4,7
2013 4,0 2,0 3,0 3,9
2014 5,0 2,5 3,9 4,5
Rata-rata =∑ 3,75 2,766 3,333 4,133

Berdasarkan data di atas maka selanjutnya hitunglah covarian ,varians, dan beta

Jawaban

Table :Hasil Perhitungan Kondisi Saham Tiga Perusahaan pada


EnamTahun

Tahun Covarian Covarian Covarian Varian


(SA,KP) (SB,KP) (SC,KP) (KP)2
2009 0,15825 -0,148122 -0,422211 0,400689
2010 -0,09075 -0,097622 -0,022211 0,017689
2011 -0,08375 -0,017822 -0,015611 0,004489
2012 -0,42525 0,189378 0,472311 0,321489
2013 -0,05825 0,178478 0,077589 0,054289
2014 -0,45875 -0,097622 0,208089 0,134689
Rata-rata =∑ -0,00833 0,00111 0,04965 0,933334

Untuk menghitung covarian di atas pendekatan rumusnya hampir sama seperti


dibahas pada sebelumnya. Atau untuk contoh lebih jelas dapat kita jelaskan di
bawah ini

32
Untuk covarian SA,KP yaitu :

Untuk tahun 2009

Cov (SA,KP) = (SAt1 – X SA) ( KPt1 – X KP)

= (3,5 - 3,75) (3,5 – 4,133)

= 0,15825

Untuk tahun 2010

Cov (SA,KP) = (SAt2 – X SA) ( KPt2 – X KP)

= (4,5 – 3,75) (4,0 – 4,133)

= -0,09075

Sedangkan untuk covarian SB,KP, yaitu :

Untuk tahun 2009

Cov (SB,KP) = (SBt1 – X SB) ( KPt1 – X KP)

= (3,5 – 2,766) (3,5 - 4,133)

= -0,148122

Untuk tahun 2010

Cov (SB,KP) = (SBt2 – X SB) ( KPt2 – X KP)

= ( 3,5 -2,766) (4,0 – 4,133)

= -0,097622

33
Adapun untuk covarian SC,KP yaitu:

Untuk tahun 2009

Cov (SC,KP) = (SCt1 – X SC) ( KPt1 – X KP)

= (4,0 – 3,333) (3,5 – 4,133)

= -0,422211

Untuk tahun 2010

Cov (SC,KP) = (SCt2 – X SC) ( KPt2 – X KP)

= (3,4 – 3,333) (4,0 – 4,133)

= -0,022211

Maka berdasarkan hitungan di atas yang terkecil risiko pasarnya terletak pada
saham A, artinya layak untuk dipilih.

3.3 Contoh Soal 2


Tabel : Keadaan Ekonomi dan Nilai Investasi (dalam jutaan)
Investasi A (Rp) Investasi B (Rp)
Keadaan Probability
Ekonomi (Pr) Cash Cash Cash Cash Cash Out Cash In
Flow Out In Flow Flow Flow
(Cf) Flow Flow (Cf) (Cof) (Cif)
(Cof) (Cif)
Baik 0,25 2.000 8.000 11.000 3.000 7.500 11.500

Medium 0,20 3.500 7.500 12.000 2.500 8.000 11.500

Buruk 0,25 4.000 9.000 14.000 4.000 9.000 14.000

34
Berdasarkan data diatas maka hitunglah :

a. Expected value untuk Investasi A dan Investasi B


b. Risiko Investasi untuk investasi A dan Investasi B
c. Certainty equivalent pada arus kas untuk investasi A dan Investasi B

Jawaban

a. InvA = (Pr) (𝐶𝑓)


= (0,25) (2.000) + (0,20) (3.500) + (0,25) (-4.000)
= 200
InvB = (Pr) (𝐶𝑓)
= (0,25) (2.000) + (0,20) (2.500) + (0,25) (4.000)
= 2.250
b. Risiko (𝜎) Investasi pada Investasi A dan B
(𝜎)A = (Pr) (Cif − Cf)2 + … ∞
=

0,25 (200 − 2.000)2 + 0,20 (200 − 3.500)2 + 0,25 (200 − 4000)2


= 810.000 + 2.178.000 + 4.410.000
= 7.398.000

= 2.2719,926

(𝜎)B = (Pr) (Cif − Cf)2 + … ∞


=

0,25 (2.250 − 3.000)2 + 0,20 (2.250 − 2.500)2 + 0,25 (2.250 − 4000)2


= 140.625 + 12.500 + 765.625
= 918.750

= 958,514

c. Certainty Equivalent (CE) pada arus kas untuk investasi A dan B


CEA = IvtA – 𝜎𝐴
= 200 – 2.719,926
= 12.519,926
CEB = IvtB – 𝜎𝐵
= 2.250 – 958,514
= 1.291,486

35
Berdasarkan hitungan diatas maka kita dapat menyimpulkan sebagai
berikut:
 Untuk expected cash flow maka investasi B lebih tinggi nilainya
disbanding A
 Untuk risiko maka investasi B lebih kecil risikonya disbanding A
 Untuk Certainty Equivalent maka investasi B lebih layak dibanding
A

Maka secara rata rata dapat disimpulkan bahwa nilai investasi B lebih
layak dibanding investasi A

36
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar
risiko (risk) yang ditanggung, semakin besar pengembalian (return)
yang harus dikompensasikan. Sebaliknya, semakin kecil return yang
diharapkan, semakin kecil risiko yang ditanggung.
2. Model perhitungan risiko yang paling sering dipergunakan khususnya
dalam investasi, yaitu secara standar deviasi dan varian.
3. Tingkat pengembalian faktor yang perlu diperhatikan adalah seperti
harga saham, dividen yang perlu.
4. Hubungan antara risiko dengan tingkat pengembalian adalah:
a. Bersifat linear atau searah.
b. Semakin tinggi tingkat pengembalian maka semakin tinggi pula
risiko.
c. Semakin besar asset yang kita tempatkan dalam keputusan investasi
maka semakin besar pula risiko yang timbul dari investasi tersebut.
Kondisi linear hanya mungkin terjadi pada pasar yang bersifat normal.

B. Saran
Demikian makalah yang dapat kami sajikan tentang Risiko dan
Tingkat Pengembalian (Risk and Return) serta Beta. Dalam penulisan
makalah ini kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
kesalahan, maka dari itu demi terciptanya sebuah karya tulis yang
bermanfaat dan menambah ilmu pengetahuan yang terus menerus
mengalami perkembangan yang sangat cepat, kami dengan senang hati
menerima kritik dan saran serta masukan-masukan yang bersifat
membangun dari semua pihak demi perbaikan makalah ini di masa yang
akan datang.

37
DAFTAR PUSTAKA

Fahmi, Irham. 2015. Pengantar Teori Portofolio dan Analisis Investasi Teori dan
Soal Jawab. Bandung: Alfabeta
https://www.academia.edu/19695364/Manajemen_Risk_and_Return

38

Anda mungkin juga menyukai