Password :“ Reading never stop, If I stop reading one minute I will be
stupid or no days without reading.” Dosen Pengampu : Syarifah Lisa Andriah SH,M.Hum
Disusun Oleh : Nama : Metika Liadi NIM : 190502023 Jurusan : S1 Manajemen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2019 BAB I SEJARAH PANCASILA Sejarah membuktikan dengan nyata bahwa semua bangsa memerlukan cita-cita sebagai penyokong dasar dan identitas suatu bangsa, suatu bangsa harus memiliki fondasi atau dasar yang kuat untuk terbentuknya suatu bangsa. Bangsa yang tidak memiliki dasar berarti bangsa tersebut tidak mempunyai pedoman dalam menyelenggarakan kehidupan berbangsa. Bahkan suatu bangsa yang sudah memiliki pedoman dalam kehidupan berbangsa banyak terjadi konflik-konfik yang tak bisa terhindari. Guna pedoman dalam berbangsa adalah agar dapat mencapai suatu tujuan untuk menopang peradaban-peradaban besar di dunia. Indonesia sejak zaman pra-kemerdekaan sudah memiliki dasar negara yaitu Pancasila, pancasila tidak hanya sebagai dasar negara tetapi juga menjadi ideologi negara dan identitas bangsa Indonesia sepanjang berdirinya bangsa Indonesia.Sejak zaman pra kemerdekaan telah berdiri kerajaan Sriwijaya pada 650 M di Sumatera Selatan dan kerajaan Majapahit 1293 M. Kedua kerajaan tersebut menjadi tonggak sejarah bangsa Indonesia karena kedua kerjaan tersebut memenuhi syarat-syarat suatu bangsa yang mampu menyejahterakan kehidupan bangsa Indonesia. Pada zaman kerajaan Sriwijaya, sudah terlihat unsur-unsur Pancasila yaitu masyarakat maupun pemerintah melaksanakan segala sesuatu dengan nilai-nilai ketuhanan, terjalinnya hubungan antara Sriwijaya dengan India dengan mengirimkan para pemuda belajar di India, sudah bercita-cita untuk kesejahteraan bangsa yang adil dan makmur namun saja belum dirumuskan secara konkret. Pada zaman kerajaan Majapahit nilai-nilai pancasila memiliki tujuan yang sama seperti kerajaan Sriwijaya, pada sila pertama terbukti bahwa agama Hindu, Buddha, dan Islam tetap satu dan tidak dibeda-bedakan, sila kedua terwujud dengan mengadakan persahabatan dengan negara negara tetangga, sila ketiga terwujud dengan keutuhan kerajaan yang berisi cita-cita mempersatukan seluruh nusantara, sila keempat terbukti dengan adanya penasihat kerajaan untuk melakukan musyawarah dalam sistem pemerintahan Majapahit, dan sila kelima pada kerajaan Majapahit telah menyokong kesejahteraan dan kemakmuran rakyat. Setelah runtuhnya kerajaaan Sriwijaya dan kerajaan Majapahit, tidak dapat dipungkiri bangsa Barat seperti Portugis, Spanyol, Inggris dan Belanda merebut kekayaan sumber daya alam Indonesia. Rakyat Indonesia bergoncang pada rasa nasionalisme, kemakmuran rakyat Indonesia telah hilang,tetapi dengan semangat rakyat Indonesia terutama para pahlawan Bangsa Indonesia melawan para penjajah di setiap daerah di Indonesia. Perlawanan rakyat Indonesia gagal karena kurangnya rasa nasionalisme dan para penjajah semakin kuat diatas penderitaan rakyat Indonesia. Pada tahun 1908 Rakyat Indonesia bangkit, para pemimpin rakyat mendorong untuk merubah bentuk perlawanan dengan cara mendirikan berbagai macam organisasi di bidang politik, di bidang pendidikan dan sosial. Dengan perjuangan para pemimpin bangsa pada tanggal 28 Oktober 1928 akhirnya Indonesia sudah mencapai cita-citanya yang menginginkan kemerdekaan dengan adanya Sumpah Pemuda yang berisi adanya Bangsa, tanah air dan bahasa satu, yaitu Indonesia yang dicetuskan oleh M.Yamin dan Kuncoro Purbopranoto. Sumpah Pemuda diibaratkan sebagai bangunan awal dari merdekanya Indonesia. Meskipun Sumpah Pemuda sudah tercetus namun penjajahan masih berlanjut, Jepang masuk ke Indonesia dengan berjanji untuk memerdekakan bangsa Indonesia, Jepang sama saja dengan penjajah Barat, bahkan lebih mengerikan dengan memperkerjakan rakyat Indonesia secara paksa atau disebut dengan Romusha tetapi rakyat Indonesia tetap melakukan pemberontakan- pemberontakan di berbagai daerah. Setelah Jepang kalah dari perang Fasifik, Jepang menyerah kepada bangsa Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaannya. Kemudian para petinggi bangsa Indonesia berusaha menemukan kembali jati diri bangsa Indonesia, para Petinggi negara mengusulkan dasar negara pada sidang BPUPKI (Badan Penyidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan di akhir sejarah terbukti Ir. Soekarno sebagai penggali Pancasila, dasar negara Republik Indonesia. Pada bulan Agustus 1945 bom tom jatuh di kota Hirosima dan Nagasaki oleh Amerika Serikat yang memuat Jepang menyerah kepada Indonesia, kesempatan inilah yang dimanfaatkan Indonesia untuk memproklamasikan kemerdekaannya dan BPUPKI telah berganti nama menjadi PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) untuk mencapai kemerdekaan Indonesia, dan pada tanggal 17 Agustus 1945 Indonesia merdeka. Keesokan harinya Piagam Jakarta telah disahkan oleh PPKI yaitu pembentukan UUD 1945. Setelah merdeka, dikenal dengan pancasila era Orde Lama pada tahun 1945-1965, pada era ini Pancasila tidak terlaksana dengan baik. Dalam kehidupan politik, di sila keempat tidak berdasarkan musyawarah mufakat karena di dalam pemerintahan lebih menekankan hak-hak individual pada kekuasaan pribadi Soekarno sendiri, Ia menjadi otoriter dengan menggabungkan Nasional, Agama dan Komunis yang ternyata tidak cocok bagi Indonesia. Pada masa orde baru, pemerintah dibawah naungan Soeharto berkehendak ingin melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan konsekuen sebagai kritik terhadap orde lama yang menyimpang dari pancasila melalui program P4 (Pedoman Pengahayatan dan Pengamalan Pancasila) atau Ekaprasetia Pancakarsa. Dan Orba menjalankan “Azas Tunggal” yaitu pengakuan terhadap Pancasila sebagai Azas Tunggal, bahwa setiap partai politik harus mengakui posisi Pancasila sebagai pemersatu Bangsa. Tetapi tetap saja pemerintah Orba dalam azas Pancasila cenderung ke arah sisitem partai tunggal , tidak transparan dan memanipulasi politik namun tetap bertahan sampai lengsernya Soeharto. Di era Reformasi, masyarakat Indonesia masih mengingat Pancasila sebagai azas tunggal yang satu-satunya sebagai sumber nilai kebenaran,sehingga tidak bisa membedakan antara yang benar dan yang salah. Eksistensi pancasila masih banyak dimaknai sebagai konsepsi politik yang substansinya belum mampu diwujudkan secara riil/. Reformasi belum berlangsung dengan baik karena Pancasila belum difungsikan secara maksimal sebagaimana mestinya. Banyak masyarakat yang tahu isi Pancasila tetapi belum memahami makna sesungguhnya dan belum menerapkan dalam kehidupan berbangsa. Oleh karena itu, berdampak pada kehidupan berbangsa dalam kehidupan sosial,dalam bidang budaya, dalam kehidupan ekonomi dan dalam bidang politik yang masih saja seluruh aktivitas seolah-olah hanya tertuju pada kepentingan kelompok dan golongan. Namun, kesepakatan Pancasila menjadi dasar Negara Republik Indonesia, tercantum dalam ketetapan MPR No/XVII/1998 dan Pancasila pun menjadi sumber hukum yang ditetapkan dalam MPR No./III/MPR/2000. Setelah berjalan nya waktu kesadaran rakyat Indonesia sudah menempatkan Pancasila sebagai dasar negara, filosofis dan ideologi negara sekaligus kedudukan Pancasila sebagai pandangan hidup mulai dipahami, diamalkan oleh pemerintah dan seluruh komponen bangsa. BAB II FILSAFAT PANCASILA Pancasila merupakan filsafat hidup bangsa Indonesia yang artinya sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia dan nilai-nilai dasar untuk merumuskan dasar negara yang diatasnya didirikan sebuah Negara Republik Indonesia. Dengan demikian Indonesia dapat berdiri tegak tanpa memiliki pandangan yang sama terhadap bangsa lain dan juga menjadi tolak ukur bagi bangsa Indonesia untuk mengikuti gelombang arus kekuatan globalisasi yang dimiliki negara lain seperti negara Super Power. Tanpa menghilangkan pandangan atau filsafat hidup bangsa Indonesia sendiri. Bahkan negara-negara kuat telah mengancam bahkan menguasai eksistensi negara Indonesia, akibatnya terlihat langsung dengan terjadinya pergeseran nilai-nilai dasar Pancasila dari pengaruh kemunculan nilai- nilai baru dari luar. Oleh karena itu, perlunya filsafat atau pandangan hidup suatu bangsa agar rakyat Indonesia sadar sepenuhnya atas jati diri bangsa kepada nilai- nilai Pancasila sebagai filsafat bangsa. Pancasila yang berisi lima sila, yaitu sila Ketuhanan yang Maha Esa, sila Kemanusian yang Adil dan Beradab, sila Persatuan Indonesia, sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan dan sila Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indnesia, kelima sila ini saling berhubungan membentuk satu kesatuan sistem untuk mencapai suatu tujuan. Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki khas yang berbeda dengan lain karena Indonesia percaya adanya Tuhan, menghargai, menghormati adanya perbedaan agama,suku, ras dan bahasa, menjujung tinggi rasa nasionalisme, memiliki hak berpendapat dan rasa keadilan sosial kepada sesama. Sehingga Indonesia memiliki khas yang beda dari negara lain. Filsafat merupakan ilmu yang berusaha menyelidiki hakikat segala sesuatu untuk memperoleh kebenaran, ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang ada seperti adanya Tuhan, adanya alam semesta, serta ilmu yang mempelajari tentang dasar-dasar yang kita ketahui untuk mengungkapkan kebenaran, lalu ilmu yang mempelajari tentang hakikat nilai etika dan estetika, dan ilmu yang mempelajari tentang berpikir rasioanal untuk menemukan kebenaran. Dapat dirangkum bahwa Filsafat Pancasila adalah pandangan hidup, nilai-nilai, dan hasil pemikiran yang mendalam dan diyakini yang dilakukan oleh tokoh-tokoh pendiri bangsa atau The Founding Father dan menuangkan dalam suatusistem dasar dalam berbangsa. Sebagai filsafat, Pancasila memiliki karaktersistik sistem filsafat antara lain dasar Ontologis Pancasila yang menunjukkan bahwa pancasila itu benar- benar ada dalam realita dengan identitas dan entitas yang jelas. Rakyat Indonesia sebagai pendukung pokok Pancasila yang tertuang pada Soekarno menggunakan istilah pancasila untuk memberi isi lima sila dasar negara. Dalam asal usul mula terbentuknya Pancasila, tujuan, adat kebiasaan sudah terlihat dari sejarah Pancasila.Selanjutnya dasar Epistemologis Pancasila, dasar ini terkait dengan validitas sumber dasar pengetahuan Pancasila, ini berarti Pancasila menjadi suatu sistem cita-cita, menjadi satu ideologi. Oleh karena itu Pancasila harus memiliki unsur rasional terutama dalam kedudukannya sebagai sistem pengetahuan, rakyat Indonesia sebagai pendukung pokok Pancasila karena identitas dan entitas Pancasila menjadi sangat jelas dan setisp aspek penyelenggaraan negara Indonesia harus bersumberkan pada nilai-nilai Pancasila. Pancasila sebagai suatu obyek pengetahuan pada hakikatnya meliputi masalah sumber pengetahuan dan susunan pengetahuan Pancasila. Pancasila juga sebagai suatu sistem pengetahuan yang bersifat formal logis baik kualitas dan kuantitasnya, pada sila pertama, manusia adalah makhluk Tuhan Yang Maha Esa, maka dengan sila pertama secara epistemologi pancasila mengakui kebenaran yang bersifat mutlak. Dalam sila kedua, ketiga, keempat dan kelima, sifat kodrat manusia pada hakikatnya adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial yang memilik akal, rasa, dan kehendak manusia untuk mendapatkan kebenaran tertinggi. Itulah sebabnya Pancasila secara epistemologis harus menjadi dasar moralitas bangsa Indonesia dalam membangun perkembangan Indonesia. Dan yang terakhir adalah dasar aksilogis Pancasila merupakan pendukung nilai-nilai Pancasila, Bangsa Indonesia memiliki nilai ketuhanan, memiliki nilai kemanusiaan, memiliki nilai persatuan, dan memiliki nilai kerakyatan yang berkeadilan sosial. Sebagai pendukung nilai, Bangsa Indonesia yang harus mengahargai, mengamalkan Pancasila sebagai sesuatu yang bernilai dengan menunjukan sikap dan perbuatan bangsa Indonesia. Hakikat merupakan segala sesuatu yang mengandung sifat mutlak dari unsur yang menyusun dan mewujudkan dari segala sesuatu tersebut. Hakikiat sila- sila Pancasila dapat dipahami dalam hakikat unsur-unsur yang mengandung unsur yang sama dan tidak berubah. Hakikat Pancasila memiliki sifat khusus yang artinya menunjuk pada ciri-ciri khusus sila-sila Pancasila yang ada pada bangsa Indonesia, yaitu adat istiadat, nilai-nilai agama, nilai-nilai kebudayaan yang melekat pada bangsa Indonesia sehingga membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa lain. Hakikat pada sila pertama bahwa kodrat manusia sebagai makhluk Tuhan, hakikat sila kedua bertujuan mewujudkan harkat dan martabat manusia sebagai makhluk yang beradab, hakikat pada sila ketiga untuk mewujudkan suatu negara yang bersatu dalam satu ikatan, hakikat pada sila keempat yaitu negara harus bersifat demokratis, hak rakyat harus dijamin, maupun kewajiban rakyat harus terjamin, hakikat pada sila kelima yaitu dalam kehidupan bernegara harus menjamin perlindungan bagi seluruh rakyatnya agar dapat mewujudkan tujuan negara dan untuk mewujudkan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa dan negara merupakan satu kesatuan nilai yang tidak dapat dipisah-pisahkan antara sila yang satu dengan sila yang lainnya. Untuk lebih memahami makna nilai-nilai setiap sila Pancasila antara lain pada sila pertama mengandung nilai Tuhan sebagai pencipta seluruh alam, tidak ada yang menduakan Tuhan, Negara Indoensia memberi jaminan untuk memilih sesuai keyakinan dan beribadah menurut kepercayaannya masing-masing tanpa adanya pertentangan dan perbuatan yang bersebrangan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada sila kedua mengandung makna manusia Indonesia adalah makhluk yang memiliki akal dan pikiran, berbudi pekerti dan paling tinggi martabatnya sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna yang memiliki derajat, sepadan antara hak dan kewajiban tanpa adanya perbedaaan dalam kehidupan. Pada sila ketiga pancasila mengandung makna yaitu sesuatu wujud tekad yang kuat dan utuh dalam berbagai aspek kehidupan dalam satu tujuan dan wadah yaitu Indonesia. Pada sila keempat mengandung makna setiap manusia Indonesia memiliki hak dan kewajiban dan juga kedudukan yang sama dalam sebuah negara Indonesia, sehingga dalam proses pengambilan keputusan diperlukan sebuah musyawarah sehingga mendapatkan kesepakatan berdasarkan asas kekeluargaan. Sila kelima mengandung makna bahwa setiap seluruh rakyat Indonesia mendapatkan perlakuan yang adil dan makmur dalam bidang apapun . BAB III IDEOLOGI PANCASILA Ideologi merupakan sistem nilai dasar yang bersifat menyeluruh yang dimiliki dan dipegang oleh suatu masyarakat atau bangsa sebagai wawasan atau pandangan hidup bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa dalam pedoman kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Kekuatan ideologi bergantung pada empat dimensi yang bersifat terbuka dan fleksibel dalam segala perubahan yang terjadi dengan seiring perkembangan zaman. Dimensi tersebut yaitu dimensi realita,yakni nilai mendasar yang mencerminkan realitas kehidupan masyarakat dimana ideologi tersebut tercipta dan mengakar dalam pikiran serta perilaku masyarakat dan pengalaman sejarahnya. Selanjutnya dimensi idealisme, merupakan suatu ideologi yang ada dalam nilai dasar yang mampu memberikan harapan serta cita-cita pada masyarakat untuk sebuah kehidupan yang lebih baik. Dimensi fleksibelitas, merupakan sesuatu ideologi yang dapat mempengaruhi perkembangan pemikiran-pemikiran baru dalam keadaan kehidupan bermasyarakat. Dan yang terakhir yaitu dimensi normalitas, merupakan ideologi atau nilai-nilai yang memiliki sifat yang mengikat dengan norma-norma maupun aturan yang wajib ditaati serta dipatuhi. Dengan begitu Ideologi memiliki fungsi penting untuk penegas sebuah bangsa untuk mencapai cita-cita bangsa yang lebih baik tanpa keluar dari norma-norma Pancasila. Pancasila sebagai ideologi terbuka bagi negara Indonesia dapat diartikan sebagai suatu pemikiran yang memuat pandangan dasar dan cita-cita mengenai sejarah, manusia, masyarakat, hukum dan negara Indonesia yang bersumber dari cara berpikir dan cara kerja perjuangan. Ciri khas ideologi terbuka ialah nilai serta cita-citanya yang tidak dipaksakan dari luar, melainkan digali dan diambil dari kekayaan rohani, moral- moral, budaya masyarakat Indonesia sendiri tanpa mengikuti nilai-nilai dari luar, menghargai keanekaragaman sehingga dapat diterima oleh berbagai agama atau budaya. Pancasila sebagai ideologi terbuka berarti mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan Zaman tanpa pengubahan nilai dasarnya. Indonesia menganut Ideologi terbuka karena Indonesia menggunakan sistem demokrasi dengan adanya keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan dan adanya tindakan pemerintah demi suatu ketertiban sosial dan ada kestabilitasan nasional. Salah satu gagasan tentang keterbukaan ideologi Pancasila yaitu dalam penerapannya sebagai pola pikir yang dinamis dan terkonsep yang mengandung sebuah nilai yang mendasar yang relatif tetap dan tidak berubah dan ini terdapat dalam isi kelima sila dalam Pancasila, nilai dasar yang diuraikan secara lebih dinamis seperti dalam UUD 1945, maupun perundang-undangan lainnya, mengandung nilai yang berhubungan dalam kehidupan bermasyarakat seperti saling menghormati, bekerjasama, dan kerukunan antar sesama baik di dalam bangsa itu sendiri maupun bangsa asing. Adapun beberapa faktor yang mendorong pemikiran Pancasila menjadi sebuah ideologi yang terbuka, diantaranya,dalam proses pembangunan nasional masyarakat Indonesia berkembang sangat pesat, penyataan terpuruknya ideologi tertutup seperti marxismeleninisme atau komunisme, pengalaman sejarah politik di Indonesia yang pernah dipengaruhi komunisme menjadi sangat penting karena pengaruhnya jauh dari harapan yang diinginkan dan bersifat kaku, Tekad untuk menjadikan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Walaupun Pancasila memiliki sifat keterbukaan namun ada batas- batas yang tidak boleh dilanggar yaitu tidak ada yang boleh melanggar stabilitas nasional yang dinamis di dalam keterbukaan ideologi Pancasila karena jika dilanggar maka negara Indonesia tidak kondusif dan terpecah belah. Melarang adanya ideologi marxisme, komunisme, dan leninisme yang artinya kebebasan rakyat tidak diakui dan kegiatan rakyat hanya untuk mendukung negara. Melarang adanya paham liberalisme yang artinya semua kebebasan dilimpahkan kepada individu dan pemerintah tidak berhak untuk ikut campur, di Indonesia sangat tidak cocok jika dijalankan di Indonesia. terciptanya norma harus berdasarkan kesepakatan yang telah disetujui secara bersama-sama, dan larangan terhadap pandangan yang dapat menggelisahkan kehidupan masyarakat, bisa saja ada oknum tertentu yang tidak setuju dengan Ideologi Pancasila menganut paham- paham yang bisa mempengaruhi masyarakat lain sehingga bisa mempengaruhi kerukunan bangsa. Maka dari itu masyarakat harus benar-benar memahami keterbukaan ideologi Pancasila sehingga tidak menyebabkan perpecahan bangsa. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan ideologi Liberalisme yaitu paham yang memiliki kebebasan individu dan negara tidak berhak mengganggu hak individu sehingga kesenjangan ekonomi dan sosial terbuka sangat besar sementara Ideologi pancasila sangat menghargai hak individu namun dibatasi agar tidak mengganggu hak orang lain, lalu ideologi Pancasila maupun liberalisme menganut paham demokrasi, hanya saja pelaksanaannya berbeda. Demokrasi liberalisme tentu negara bergantung pada individu dan sekelompok orang yang berkuasa sebagai pengambil keputusan. Sebaliknya, demokrasi Pancasila mengutamakan musyawarah dan mufakat dan semangat gotong royong dalam masyarakat dalam setiap keputusan penting negara. Dan paham Liberalisme membebaskan penduduknya untuk bertuhan atau menjadi atheis (tidak bertuhan) sedangkan Ideologi Pancasila berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, artinya setiap masyarakat Indonesia harus memiliki agama. Selanjutnya perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Sosialisme, yang menganut ideologi sosialisme adalah negara Eropa Barat. Ideologi Sosialisme menganut paham dengan lebih mementingkan negara dibandingkan dengan kepentingan masyarakatnya, masyarakat lebih penting dari individu dan individu tidak penting, maka dari itu pandangan sosialisme yang memandang manusia dapat bekerja sama antara satu dengan yang lainnya sedangkan Ideologi Pancasila antara kepentingan negara dan kepentingan warga negara adalah seimbang, Sosialisme membebasakan setiap warga negaranya untuk beragama, tidak beragama atau anti agama dan negara membebaskan untuk membuat agama sesuai kepercayaan warga negaranya. Perbandingan Ideologi Pancasila dengan Ideologi Fasisme, ideologi Fasisme berdiri setelah runtuhnya Perang Dunia I, dan pusat gerakan Ideologi Fasisme berada di Italia, Jerman, dan negara lainnya. Ideologi fasisme mengintimidasi rakyatnya agar patuh apa yang diperbolehakan dan tidak diperbolehkan oleh negara, negara yang mengatur segala sesuatunya sedangkan Ideologi Pancasila berdasarkan cita-cita dari kekayaan adat istiadat,budaya, dan kebiasaan rakyatnya. Pancasila sebagai ideologi memiliki karakter utama sebagai ideologi bangsa Indonesia. Pancasila adalah fondasi dan cara pandang bagi seluruh rakyat Indonesia untuk menggapai cita-cita Indonesia yaitu rakyat yang adil dan makmur. Pancasila merupakan wujud konsensus bangsa Indonesia yang modern dan juga yang memberi pedomanbagi terciptanya persatuan bagi rakyat Indonesia. BAB IV PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH BANGSA Pancasila merupakan karunia yang diberikan Tuhan kepada bangsa Indonesia sebagai pedoman memperjuangkan kemakmuran rakyat Indonesia, juga sebagai alat pemersatu dalam hidup kerukunan berbangsa serta sebagai pandangan hidup untuk rakyat Indonesia. Pancasila sebagai dasar serta falsafah bangsa Indonesia dicerminkan dari nilai-nilai dan norma-norma dalam kehidupan berbangsa yaitu di dalam agama, budaya, adat istiadat, maupun nilai-nilai perjuangan bangsa Indonesia. Nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa perlu diimplementasi untuk membangkitkan semangat juang bangsa Indonesia dan membangun menyejahterakan bangsa Indonesia. Implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa mendorong peningkatan kualitas rakyat Indonesia dalam pembangunan bangsa Indonesia. Dengan demikian bahwa nilai- nilai Pancasila sebagai dasar falsafah bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan mengamalkan dalam segala bidang kehidupan agar terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Terdapat tiga nilai-nilai Pancasila antara lain nilai Spiritual Pancasila, nilai Material Pancasila dan nilai Vital Pancasila. Nilai-nilai tersebut saling berkaitan, tidak dapat dipisahkan, dapat menyeimbangkan bangsa Indonesia dan menyelesaikan perselisihan yang muncul sebagai akibat adanya keyakinan moral yang berbeda dan dalam Pancasila yang disebut sebagai “margin of appreciation”. Nilai pertama yang tidak dapat dipisahkan dalam Pancasila yaitu nilai Spiritual Pancasila. Nilai spiritual Pancasila atau nilai dasar adalah nilai yang berada pada diri manusia Indonesia yang mencakup estetika, moral, kebenaran, dan religius yang dijadikan nilai dasar Pancasila yang tertuang dalam Undang- Undang Dasar 1945. Nilai spiritual sebagai suatu sistem nilai yang diyakini sebagai suatu kebenaran oleh seluruh bangsa Indonesia, dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai spiritual yang menyadari keberadaan sebagai makhluk ciptaan Tuhan dan bangsa Indonesia meyakini keberadaan Tuhan. Nilai spiritual harus dipahami dan diamalkan agar segala kegiatan kehidupan tidak melanggar peraturan-peraturan. Nilai spiritual berasal dari nilai-nilai luhur bangsa, terutama nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama yang dimiliki bangsa Indonesia, yang melekat pada setiap isi lima sila Pancasila. Sila pertama yaitu kunci pemikiran dari kelima sila yaitu ketuhanan karena Tuhan adalah sang pencipta alam, segala sesuatu yang ada dan terjadi dalam kehidupan ini atas kehendak Tuhan serta dasar keberadaan bagi makhluk- Nya. Sila kedua terkandung nilai bahwa manusia adalah makhluk yang sempurna dibandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya, manusia memiliki akal dan pikiran dibanding makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya. Yang sudah seharusnya mengikuti dan mengamalkan nilai-nilai dan norma-norma yang telah disepakati bersama serta tidak bertentangan dengan ajaran agama. Sebagai manusia memiliki rasa keadilan dan sebagai makhluk yang beradab, manusia harus patuh dan taat pada ajaran agama agar terjalinnya rasa kemanusiaan sesuai ajaran-ajaran Tuhan. Sila ketiga kaitannya dengan nilai spiritual bahwa semua agama mengajarkan untuk mempertahankan hidup bersama-sama secara rukun, tentram, damai sehingga dapat beribadah dan menyembah pencipta dengan tenang dan damai, bahkan bangsa Indonesia akan hidup tentram. Adanya ketentraman, kedamaian, dan kerukunan dalam hidup ini, memungkinkan bangsa ini dapat beribadah dengan tenang dan aman menyembah Tuhan dengan kepercayaan setiap manusianya. Agar tidak terjadi kerusuhan, bangsa ini harus bersatu tidak memperebutkan segalanya di ruang alam semesta di atas nikmat Tuhan yang memberikan sumber kehidupan bagi bangsa Indonesia dan bangsa-bangsa lain di dunia. Selanjutnya sila keempat kaitannya dengan nilai spiritual yaitu sebagai manusia yang mempercayai adanya Tuhan serta memiliki adab yang menginginkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Yang sudah seharusnya menghadapi masalah dalam skala kecil maupun skala besar harus diselesaikan secara musyawarah dan bagi para elite politik seyogianya mendengarkan aspirasi rakyat dan memberikan kebebasan berpendapat demi tetap utuhnya persatuan dan kesatuan. Sila kelima kaitannya dengan nilai spiritual yaitu sebagai makhluk ciptaan Tuhan bisa menyeimbangkan antara hak dan kewajiban sebagai makhluk Tuhan agar menimbulkan ketenangan hati dan jiwa. Dan sebagai makhluk sosial harus bisa menyeimbangkan antara hak dan kewajiban agar timbul keadilan sosial Nilai kedua yang tidak dapat dipisahkan dalam Pancasila yaitu nilai Material Pancasila atau disebut dengan Nilai Instrumental. Nilai Material adalah segala sesuatu yang berguna dalam dimensi pemikiran yang mudah diatur dalam bentuk peraturan perundang-undangan yang ditujukan kepada seluruh manusia. Peraturan perundang-undangan dibentuk sesuai dengan keadaan bangsanya serta melihat perkembangan kemajuan iptek yang berubah relatif sangat cepat. Melihat situasi dalam negeri dan perkembangan arus globalisasi diperlukan peraturan perundang-undangan dalam bentuk Undang-Undang Dasar 1945 dan tidak menghilangkan dasar-dasar Pancasila sebagai pedoman yang tegas dan jelas. Untuk itu para pemimpin bangsa Indonesia haruslah memiliki pemikiran yang idealis dan pancasilais. Bagi masyarakat Indonesia harus mampu memahami dan mengamalkan pancasila dalam aktivitas kehidupan agar tidak melanggar hukum serta norma dan peraturan perundang- undangan yang sudah tertera di Indonesia. Nilai ketiga yang tidak dapat dipisahkan dalam Pancasila yaitu nilai Vital Pancasila atau disebut dengan Nilai Praksis. Nilai vital Pancasila merupakan ketaatan atau kepatuhan terhadap norma/peraturan perundang-undangan dalam pemikiran realitas yang tercermin dalam perbuatan atau perilaku. Berikut penjelasan beberapa perbuatan maupun perilaku setiap sila Pancasila, dalam sila pertama, manusia Indonesia percaya dan takwa adanya Tuhan sesuai dengan agama dan kepercayaanya masing-masing serta sikap saling menghormati terhadap pemeluk agama di Indonesia. Pada sila kedua, manusia Indonesia mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi manusia tanpa unsur SARA agar terciptanya manusia yang adil dan beradab. Pada sila ketiga, manusia Indonesia harus rela berkorban untuk bangsa Indonesia dan mengembangkan rasa persatuan Indonesia. Sila keempat, suatu negara besar yang berdemokrasi harus bermusyawarah untuk mencapai mufakat agar terciptanya persatuan Indonesia. Sila kelima, yaitu mengembangkan sikap adil terhadap sesama, melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang rata dan keadilan di seluruh rakyat Indonesia. Nilai-nilai pancasila diatas harus terealisasikan ke dalam kehidupan kebangsaan yang terdiri atas Undang-Undang Dasar 1945, NKRI, Bhinneka Tunggal Ika, Wawasan Nusantara, dan Ketahanan Nasional sehingga diperlukannya sosialisasi di seluruh elemen bangsa Indonesia . BAB V IDENTITAS NASIONAL Identitas nasional merupakan suatu jati diri bangsa yang khas yang dimiliki oleh suatu bangsa dan tidak dimiliki oleh bangsa lain. Indonesia memiliki identitas dengan keunikan, sifat, ciri-ciri serta karakter dari bangsa Indonesia, yang semua itu ditentukan oleh proses terbentuk dan sejarah bangsa Indonesia. Identitas nasional bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau sebagai kepribadian bangsa. Di Indonesia jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia merupakan manifestasi dari nilai-nilai budaya bangsa Indonesia yang telah dan berkembang sejak dahulu kala, dimulai dari kemunculannya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang telah gemilang menanamkan nilai-nilai kebudayaan luhur adat istiadat kebiasaan dan pola perilaku bangsa Indonesia dan nilai religius berupa agama-agama dan kepercayaan masing-masing yang memiliki toleransi terhadap sesama dan menghargai perbedaan-perbedaaan agama di Indonesia. Jati diri atau kepribadian bangsa Indonesia sebagai identitas nasional menemukan jati diri setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945. Walaupun kebudayaan asing masuk ke Indonesia namun masyarakat Indonesia harus tetap berpegang teguh pada identitas nasional. Identitas nasional memiliki sifat, ciri khas, serta keunikan yang ditentukan oleh faktor yang menjadi pendukung kelahiran identitas nasional bangsa Indonesia yaitu tergantung letak wilayah negara dan iklimnya serta budaya Indonesia sendiri. Faktor pendukung tersebut perpaduan dari terbentuknya identitas nasional yaitu Sejarah, menurut catatan sejarah, terbentuknya bangsa Indonesia mulai zaman berdirinya kerajaan-kerajaan yaitu kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang dikenal sebagai pusat kekuasaan di nusantara yang pengaruhnya terhadap semangat nasionalisme masyarakat nusantara pada abad selanjutnya ketika bangsa asing menjajah Indonesia. Proses terbentuknya identitas nasional berakar pada sejarah kejayaan kerajaan Sriwijaya dan Majapahit serta merupakan fase terbentuknya nasionalisme lama. Kemudian, terbentuknya nasionalisme modern dibentuk oleh para pejuang kemerdekaan. Setelah runtuhnya kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, maka para penjajah dari negara Portugis, Inggris, Spanyol, Belanda, dan Jepang namun para pejuang kemerdekaan tetap melawan. Dampak yang ditimbulkan dari penjajahan adalah kebodohan, kemiskinan, kesengsaraan, dan kehilangan sumber daya alam yang dimanfaatkan oleh para penjajah. Perjalanan sejarah bangsa tersebut mendorong bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa pejuang yang tidak putus asa melawan para penjajah untuk mengembalikan jati diri bangsa Indonesia. Pada kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah sejarah bangsa Indonesia menemukan Identitas nasional bangsa Indonesia sebagai bangsa yang pantang menyerah dalam memperjuangkan kemerdekaann bangsa Indonesia. Faktor selanjutnya yaitu kebudayaan. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia. Aspek kebudayaan yang menjadi unsur pembentuk identitas nasional Indonesia yaitu akal budi, peradaban (civility), dan pengetahuan (knowledge). Pencapaian bangsa Indonesia dalam kebudayaan dapat dilihat pada bangunan-bangunan candi yang memiliki nilai seni. Capaian kebudayaan tersebut sebagai bukti bahwa bangsa Indonesia mempunyai ciri khas yang membedakannya dengan kebudayaan lain. Faktor yang ketiga yaitu Suku Bangsa, suku bangsa adalah golongan sosial yang ada sejak lahir yang sama dengan golongan umur dan jenis kelamin. Indonesia kurang lebih memiliki 300 jenis suku bangsa yang berbeda-beda. Perbedaan suku bangsa merupakan pembentuk identitas yang harus dikembangkan dan dilestarikan bagi penerus bangsa agar tidak hilang maupun pudar serta agar tidak diambil oleh bangsa lain. Faktor yang keempat yaitu Agama, bangsa Indonesia dikenal sebagai bangsa yang percaya adanya agama dan sebagaimana diketahui sebagai bangsa yang memiliki 6 agama yang diakui oleh bangsa Indonesia. Masyarakat Indonesia memiliki sikap toleransi yang tinggi terhadap agama sehingga dapat menjauhkan tindakaan pemaksaan suatu agama. Faktor yang terakhir yaitu bahasa, bahasa merupakan unsur pendukung identitas nasional yang lain. Bahasa dipahami sebagai sarana berinteraksi antar manusia. Bangsa Indonesia memiliki ribuan bahasa daerah, namun bahasa Indonesia yang menjadi bahasa nasional yang dijamin oleh konstitusi negara dan dapat mempersatukan. Proses terbentuknya identitas nasional bangsa Indonesia bertitik tolak dari sejarah budaya panjang zaman kerajaan Sriwijaya dan Majapahit yang berkuasa melebihi luas wilayah teritorial negara Indonesia saat ini. Proses terbentuknya identitas nasional yang berakar pada budaya ini dapat diistilahkan sebagai fase terbentuknya nasionalisme lama, secara obyektif sebagai dasar identitas nasional Indonesia. Beberapa bentuk identitas nasional Indonesia sebagai wujud konkret dari hasil perjuangan bangsa yang dimaksud adalah dasar falsafah negara Pancasila, maksudnya yaitu bangsa Indonesia berekembang menuju fase nasionalisme modern, kemudian meletakkan Pancasila sebagai prinsip dan filsafat hidup berbangsa dan bernegara, berakar pada pandangan hidup yang bersumber dari kepribadian bangsa Indonesia sendiri. Keberadaan Pancasila menunjukkan nilai-nilai kepribadian bangsa Indonesia yang memberikan ciri khas bangsa Indonesia yang berbeda dengan bangsa-bangsa lain, yaitu kepribadian bangsa yang memiliki sifat religius, kekeluargaan, ramah, sopan, gotong royong yang terkandung dalam Pancasila. Bentuk identitas nasional yang selanjutnya yaitu konstitusi negara UUD 1945, konstitusi negara Indonesia ditetapkan oleh PPKI pada 18 Agustus 1945 sebagai hukum dasar tertulis dan merupakan sumber hukum yang menempati kedudukan tertinggi. Dalam UUD 1945 terdapat pasal- pasal yang menjadi dasar identitas nasional antara lain simbol warna bendera merah putih, bahasa Indonesia yang terdapat pada pasal 36 UUD 1945, lambang negara Indonesia adalah garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika, dan lagu kebangsaan adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh W.R. Soepratman. Bentuk identitas nasional yang selanjutnya yaitu negara kepulauan berciri nusantara sebagai identitas nasional yaitu letak Indonesia sebagai negara kepulauan diantara dua benua dan dua samudra. Bentuk identitas nasional yang selanjutnya yaitu keanekaragaman budaya suku bangsa yang mendiami berbagai pulau di nusantara merupakan cerminan budaya nasional dan yang membanggakan dan menjaga agar keberadaannya tetap tumbuh dan berkembang sebagai persatuan bangsa yang menjadi identitas bangsa Indonesia. Semakin berkembangnya era globalisasi, masing-masing budaya saling mempengaruhi dan tak mungkin dapat dihindari. Agar nilai-nilai yang ada dalam masyarakat Indonesia tetap terlestarikan, caranya adalah dengan berupaya mempertahankan pertahanan nasional dan membangun sebuah konsep nasionalisme kebangsaan yang mengarah kepada konsep identitas nasional itu sendiri agar tidak luntur terpengaruh budaya asing yang tidak sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. BAB VI KONSEP WAWASAN NUSANTARA Wawasan nusantara adalah cara pandang bangsa Indonesia terhadap rakyat bangsa, dan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang meliputi darat, laut, dan udara di atasnya sebagai satu kesatuan politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Wawasan nusantara selanjutnya menjadi pandangan atau visi bangsa dalam menuju tujuan dan cita-cita nasionalnya. Wawasan nusantara sebagai sudut pandang geopolitik Indonesia secara mendasar, dan sebagai geostategi Indonesia yang artinya sebagai ketahanan nasional Indonesia. Secara harfiah, wawasan nusantara berarti konsep kepulauan. secara kontekstual istilah ini lebih tepat diterjemahkan sebagai "visi kepulauan Indonesia". Setiap warga negara berkewajiban mengerti, memahami, dan menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara untuk mempertahankan integritas keutuhan negaranya. Adapun unsur-unsur dasar dari wawasan nusantara yaitu wadah dalam wujud wilayah nusantara yang ditentukan oleh lautan yang di dalamnya terdapat ribuan pulau yang saling dihubungkan oleh perairan serta isi wawasan nusantara tercermin dalam persfektif kehidupan manusia Indonesia meliputi cita-cita bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945. Di negara-negara berkembang terdapat teori-teori ruang kehidupan yang meliputi wawasan darat,wawasan bahari, wawasan kombinasi, wawasan angkasa& khusus. Penjelasan teori Wawasan Darat dapat dikemukakan oleh beberapa ahli, Friedrich Ratzel adalah orang pertama yang mengadakan pembahasan sistematis di lapangan Ilmu Geografi Politik.Menurut teori Geopolitiknya Negara adalah organisme ruang yang tumbuh seperti organisme tumbuh lainnya, ruang merupakan kekuatan politik yang sangat vital, negara akan mundur apabila terdapat kemunduran dalam konsepsi ruangnya. Lalu menurut Ratzel, ruang merupakan kekuatan politik yang sangat vital, negara akan mundur apabila terdapat kemunduran dalan konsepsi ruangannya dan Ratzel adalah pencipta “Lebensraum” yang artinya adalah hak suatu bangsa atas ruang hidup untuk dapat menjamin kesejahteraan dan keamanannya. Selanjutnya menurut Karl Haushofer, Ia adalah direktur Institut Geopolitik di Jerman. Defenisinya tentang geopolitik adalah ilmu pengetahuan tentang hubungan bumi dan perkembangan politik, teorinya banyak dipengaruhi oleh Ratzel dan teorinya tentang autarki, Ia menyebutkan bahwa tiap-tiap negara harus berusaha menjadi autarkis, artinya dapat memenuhi kebutuhan sendiri dengan memiliki sumber kekayaan alam. Penjelasan teori Wawasan Bahari dapat dikemukakan oleh Sir Walter Raleigh, Ia berkata “Barangsiapa menguasai lautan, akan menguasai perdagangan, akan menguasai kekayaan dunia, dan akhirnya dan akhirnya akan menguasai dunia itu sendiri”. Selanjutnya teori wawasan bahari dikemukakan oleh Alferd ‘Fhayer Mahan, Ia adalah guru besar dalam sejarah maritim dan strategi pada Naval War College. Ia mengatakan bahwa sejarah utama bagi kekuasaan dunia adalah kemampuan pengawasan di laut. Adapun lima pokok dalam pembentukan kekuatan di laut menurut Mahan yaitu letak geografis dari negara yang bersangkutan, bangun muka buminya, luas wilayahnya, penduduknya dan lembaga-lembaga pemerintahannya.Pandangan-pandangan tentang wawasan bahari dapat dijelaskan antara lain yaitu perkataan bahari berasal dari bahasa arab yang artinya laut, sedangkan kara maritim berasal dari bahasa arab yang artinya laut. Sementara itu Laut bagi bangsa Indonesia merupakan sumber kemakmuran, alat pemersatu bangsa dan negara, dan lautan adalah nafas Indonesia. Kata bahari sering digunakan pada hal-hal yang bersejarah atau memberikan semangat misalnya zaman bahari, jiwa bahari. Sedangkan maritim seringkali digunakan dalam istilah modern misalnya departemen maritim, daerah maritim, dan lainnya. Adapun beberapa negara di dunia yang menganut visi maritim yaitu Belanda, Inggris, Amerika Serikat, dan Indonesia. Indonesia mempunyai visi maritim karena sejak berabad-abad yang lalu tanah air Indonesia yang merupakan suatu bangsa yang terdiri dari banyak suku bangsa, ditandai oleh nilai-nilai hidup yang tinggi sebagai pemeluk agama dan pemikiran asli yang semuanya bersumber pada Pancasila dengan membina nilai-nilai hidup yang bersumber pada falsafah Pancasila maka bangsa Indonesia menyumbangkan kekayaann tanah airnya dengan menganut maritim yaitu wawasan bahari, sejak Sriwijaya dan Majapahit. Penjelasan teori Wawasan Kombinasi Kontinental dan Bahari dapat dikemukakan oleh Nicholas J. Spykman, Ia merupakan sarjana geopolitik terkemuka di Amerika Serikat. Ia mengemukakan bahwa mempelajari lokasi sesuatu negara adalah esensial untuk menilai politik luar negerinya dan geopolitik memberikan suatu gambaran yang berhubungan dengan suatu kerangka petunjuk tertentu dalam suatu masa tertentu. Suatu wilayah, dipandang dari sudut geopolitik, ditentukan oleh faktor-faktor geografinya dan oleh perubahan- perubahan yang sifatnya dinamis, tidak statis dari pusat-pusat kekuasaaan dunia. Penjelasan wawasan angkasa dapat dilihat pada hakikat Perang karena antara negara yang berperang berupaya mengurangi kerugian material maupun personil yang terjadi karena suatu peperangan, masing-masing negara yang berlawanan berusaha menghindari terjadinya pertempuran darat dan memaksakan di daerah lawan dengan pertempuran di udara. Satu-satunya penggunaan senjata udara yang strategis dalam peperangan yang dapat langsung mencapai dan menghancurkan pusat-pusat vital hingga jauh di dalam daerah lawan adalah senjata-senjata yang mempergunakan angkasa sebagai medianya. Penyerangan dengan menggunakan senjata-senjata udara strategis mempunyai dampak besar, yaitu dapat mencapai setiap sasaran di negara lawan pada setiap waktu sehingga bagi lawan merupakan suatu pendadakan. Sementara itu wawasan angkasa Indonesia dinyatakan dalam Tri kerangka tujuan revolusi Indonesia yang merupakan tujuan strategi nasional. Strategi militer dari strategi nasional ini meliputi segala segi persoalan pertahan dan keamanan yang menyangkut terlaksananya tujuan strategi nasional di bidang-bidang militer. Wawasan angkasa Indonesia adalah strategi angkasa yang tidak hanya memenuhi kebutuhan terlaksananya strategi militer, melainkan juga seluruh strategi nasional Indonesia. Pandangan geopolitik dari hasil pengembangan pemikir-pemikir Barat tentang hubungan antara manusia, negara dan ruang hidup yang menekankan pada negara sebagai organisme hidup. Hubungan manusia dengan ruang hidup saling berinteraksi yang kemudian membentuk emosional berupa kesadaran wilayah teritorial, sikap dalam teritorial, dan tingkah laku. Kondisi seperti inilah yang kemudian oleh para pemikir yang mendalaminya kemudian dituangkan ke dalam berbagai teori tentang ruang hidup dan kehidupan manusia. Teori ruang hidup memberikan penjelasan tentang bagaimana bangsa Indonesia menjaga agar karekteristik bangsa menjadi unggulan dalam saing dengan membangun karakter serta tumbuh dan berkembang dalam upaya mempertahankan ketahanan nasional. BAB VII HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA Hak dan kewajiban warga negara dengan negara maupun sebaliknya harus dijalankan dengan semaksimal mungkin agar seimbang. Hak adalah segala sesuatu yang pantas dan mutlak untuk didapatkan oleh individu sejak lahir sebagai anggota warga negara. Sedangkan kewajiban adalah segala sesuatu yang dianggap sebagai suatu keharusan untuk dilaksanakan oleh individu sebagai anggota warga negara guna mendapatkan hak yang pantas untuk didapat, dengan kata lain memberikan atau melakukan apa yang harus kita lakukan demi kemajuan bangsa ke arah yang lebih baik. Salah satu persyaratan mutlak berdirinya sebuah negara merdeka adalah adanya warga negara. Warga negara adalah anggota dari suatu negara yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan serta mempunyai hak dan kewajiban penuh sebagai seorang warga negara tersebut. Dalam hubungan internasional di setiap wilayah negara selalu ada warga negara dan orang asing yang semuanya disebut penduduk. Menurut UU No.62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaran RI, pengertian kewarganegaraan adalah segala jenis hubungan dengan suatu negara yang mengakibatkan adanya kewajiban negara itu untuk melindungi masyarakat. Asas kewarganegaraan adalah dasar berpikir dalam menentukan masuk tidaknya seseorang dalam golongan warga negara dari suatu negara tertentu. Dalam penentuan kewarganegaraan ada tiga asas atau pedoman yaitu asas kewarganegaraan berdasarkan kelahiran, asas kewarganegaraan berdasarkan perkawinan, dan asas kewarganegaraan berdasarkan naturalisasi. Dalam tata hukum negara Indonesia juga mengatur tentang asas warga negara, hukum negara tersebut membagi asas kewarganegaraan menjadi dua asas yaitu asas kewarganegaraan umum yang terdiri atas empat asas yaitu asas kelahiran (ius soli), asas keturunan (ius sanguinis), asas kewarganegaraan tunggal dan asas kewarganegaraan ganda terbatas. Asas kewarganegaraan umum tidak memberi peluang kepada warga negara untuk memiliki lebih dari satu kewarganegaraan. Dan yang kedua yaitu asas kewarganegaraan khusus yang terdiri atas 8 yaitu, asas kepentingan nasional, yaitu asas yang mengutamakan kepentingan nasional yang bertekad mempertahankan kedaulatannya sebagai negara kesatuan yang memiliki cita-cita dan tujuan sendiri; Asas perlindungan maksimum yaitu asas yang menentukan bahwa pemerintah wajib memberikan perlindungan penuh kepada setiap warga negara Indonesia dalam keadaan apapun, baik di dalam maupun di luar negeri; Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap warga negara Indonesia mendapatkan perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan; Asas kebenaran substanif , yaitu asas dimana prosedur kewarganegaraan seseorang bersifat substansi dan syarat-syarat permohonan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya; Asas non diskriminatif, yaitu asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal; Asas pengakuan dan penghormatan terhadap HAM; Asas keterbukaan; Dan asas publisitas, yaitu asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh dan atau kehilangan kewarganegaraan akan diumumkan dalam berita negara Indonesia Di Indonesia terdapat syarat-syarat menjadi warga negara Indonesia yang tercantum dalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2006 Tentang kewarganegraan Republik Indonesia, asas yang dianut Indonesia adalah asas keturunan. Maka dari itu pada seorang anak yang berumur 18 tahun atau sudah menikah, dia wajib memilih salah satu kewarganegaraan dengan memberi jangka waktu tiga tahun untuk memilih salah satu kewarganegaraan. Selain itu, seseorang juga bisa mengajukan diri untuk menjadi warga negara Indonesia. Permohonan ini disebut pewarganegaraan. Berdasar UU Nomor 12 tahun 2006 tentang kewarganegaraan Republik Indonesia dijelaskan, bahwa orang asing dapat menjadi warga negara Indonesia setelah memenuhi syarat dan tata cara yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Adapun syarat menjadi warga negara Indonesia yang diatur dalam pasal 19 UU No. 12 Tahun 2006 yaitu telah berusia 18 tahun atau sudah kawin; Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertempat tinggal di wilayah negara Republik Indonesia paling singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut; Sehat jasmani dan rohani; Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Tidak pernah jatuh pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana penjara satu tahun atau lebih; Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadi berkewarganegaraan ganda; Mempunyai pekerjaan atau penghasilan tetap; Dan membayar uang pewarganegaraan ke kas negara. Setelah memenuhi syarat menjadi warga negara Indonesia maka terdapat hak dan kewajiban wagra negara tersebut. Hak dan kewajiban negara menggambarkan apa yang seharusnya diterima dan dilakukan oleh negara atau pemerintah dalam melindungi dan menjamin kelangsungan kehidupan negara serta terwujudnya cita-cita dan tujuan nasional sebagaimana tercantu dalam UUD 1945 mulai dari pasal 27 sampai dengan 34. Beberapa hak-hak warga negara Indonesia yang tercantum dalam UUD 1945 antara lain yaitu, setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dalam kehidupannya (pasal 28 A); Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia (pasal 28C ayat 1); Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermartabat (pasal 28H ayat 3). Adapun beberapa kewajiban warga negara Indonesia yaitu, segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya (pasal 27 ayat 1); Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara (pasal 30 ayat 1). Di Indonesia, bela negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya. Peran serta dalam usaha pembelaan negara merupakan segala bentuk kegiatan warga negara yang berupaya untuk mempertahankan negara dari segala ancaman, gangguan, hambatan dan rintangan yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri demi kelangsungan hidup bangsa Indonesia. Pembelaan negara dapat berupa fisik maupun non fisik. Bela negara secara fisik dapat dilakukan menjadi anggota TNI dengan pelatihan militer, resimen mahasiswa, dan sebagainya. Pembelaan secara non fisik berupa meningkatkan kesadaran berbangsa dan bernegara, berperan aktif dalam memajukan bangsa dan negara, dan pembekalan mental dan spiritual agar terhindar dari pengaruh budaya asing.