Dosen Pengampu :
Disusun oleh:
Disusun oleh kelompok 1 kelas ES 6B :
Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan kepada Allah SWT atas berkat,
rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
dengan baik walaupun masih banyak kekurangan di dalamnya. Makalah ini
membahas mengenai “Mengenal Pasar Modal dan Pasar Modal Syariah”.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas kelompok mata
kuliah “Pasar Modal Syariah”. Kami berharap semoga pembuatan makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca untuk menambah wawasan dan pengetahuan.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini, diantaranya:
1. Bapak Dr. Maftukhin, M.Ag. selaku Rektor IAIN Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag. selaku Dekan FEBI.
3. Citra Mulya Sari, S.E.Sy., M.E selaku Dosen Pembimbing Mata Kuliah
Pasar Modal Syariah.
4. Teman-teman kelas 6B, serta pihak-pihak lain yang turut membantu
memberikan sumber-sumber referensi.
Semoga makalah ini dapat dipahami sehingga dapat berguna bagi penulis
sendiri maupun orang yang membacanya. Penulis mohon maaf apabila terdapat
kesalahan pengetikan maupun kata-kata yang kurang berkenan. Serta tidak lupa
penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
makalah ini diwaktu yang akan datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL...................................................................................i
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Sejarahnya Pasar Modal.......................................................................3
B. Sejarahnya Pasar Modal Syariah..........................................................4
C. Urgensi Kebutuhan Pasar Modal Syariah.............................................5
D. Konsep dan Prinsip Pasar Modal Syariah.............................................6
E. Perbedaan Pasar Modal Syariah dan Konvensional.............................7
F. Emiten Sesuai Syariah..........................................................................10
G. JII..........................................................................................................11
H. Pasar Perdana dan Pasar Sekunder.......................................................12
DAFTAR RUJUKAN.....................................................................................18
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pasar modal pada umumnya sama dengan pasar – pasar yang lainnya di
Indonesia, yakni suatu kegiatan yang mempertemukan antara penjual dan pembeli.
Yang menjadikan perbedaan pasar modal dengan pasar lainnya di Indonesia yaitu
terletak pada jenis produk yang diperjual- belikan. Seperti yang diketahui bahwa
yang diperjual- belikan dalam pasar modal yaitu merupakan instrument surat-
surat berharga, diantaranya yaitu saham, obligasi, reksadana, Exchange Trade
Fund (ETF), dan Derivatif. Merupakan pasar untuk instrument keuangan jangka
panjang yang bisa diperjual – belikan. Pasar modal merupakan sarana pendanaan
bagi perusahaan maupun instusi lain, dan sebagai sarana bagi kegiatan investasi.1
Merupakan seluruh kegiatan yang ada di pasar modal dan tidak bertentangan
dengan prinsip- prinsip syariah, juga merupakan bagian dari industri keuangan
syariah yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang khususnya adalah
1
Ali Geno Berutu, Pasar Modal Syariah Indonesia: Konsep dan Produk, (Salatiga:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga,)), hlm. 10
2
Wikipedia Bahasa Indonesia, Pasar Modal, dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modal, (Rabu, 10 Maret 2021 pukul 22.42 WIB)
1
direktorat pasar modal syariah. Pasar modal syariah lahir di Indonesia ditandai
dengan diterbitkannya reksa dana syariah pertama pada tahun 1997, yang
kemudian diikuti dengan Jakarta Islamic Index (JII) sebagai indeks saham syariah
pertama, dan sukuk pertama menggunakan akan mudarabah. Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (OJK) tentang pasar modal syariah pertama kali dikeluarkan pada
tahun 2006 dan dilanjutkan dengan dikeluarkannya Daftar Efek Syariah (DES)
yang berisi panduan bagi pelaku pasar saham dalam memilih saham yang
memenuhi prinsip syariah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah dari pasar modal?
2. Bagaimana sejarah dari pasar modal syariah?
3. Apa yang dimaksut dengan urgensi kebutuhan pasar modal syariah?
4. Bagaimana konsep dan prinsip pasar modal syariah?
5. Apa perbedaan pasar modal syariah dan konvensional?
6. Bagaimana emiten sesuai syariah?
7. Apa yang dimaksut dengan JII?
8. Apa yang dimaksut dengan pasar perdana dan pasar sekunder?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dari pasar modal.
2. Untuk mengetahui sejarah dari pasar modal syariah.
3. Untuk mengetahui urgensi kebutuhan pasar modal syraiah.
4. Untuk mengetahui konsep dan prinsip dari pasar modal syariah.
5. Untuk mengetahui perbedaan dari pasar modal syariah dan
konvensional.
6. Untuk mengetahui bagaimana emiten yang sesuai syariah.
7. Untuk mengetahui maksut dari JJI.
8. Untuk mengetahui pasar perdana dan pasar sekunder.
9.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan hal itu maka bisa dijelaskan bahwa sejarah perkembangan pasar
modal di indonesia dapat dibagi dalam beberapa periode. Karena ada hal yang
sudah terjadi dalam periode perkembangannya baik dilihat dari sisi peraturan
maupun sisiekonomi, bahkan juga dari sisi politik dan keamanan. Adapun periode
yang dimaksud adalah sebagai berikut:
3
1. Periode permulaan (1878-1912)
2. Periode Pembentukan Bursa (1912-1925)
3. Periode Awal Kemerdekaan (1925-1952)
4. Periode Kebangkitan (1952-1977)
5. Periode Pengaktifan Kembali (1977-1987)
6. Periode Deregulasi (1987-1995)
7. Periode Kepastian Hukum (1995-sekarang)
8. Periode Menyonsong Independensi Bapepam3
Iswi Hariyani, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal: strategi tepat...,( Jakarta:
3
4
saham-saham yang dapat dijadikan sarana berinvestasi sesuai dengan prinsip
syariah.
Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan
langsung dengan pasar modal, yaitu fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya, untuk
investasi syariah di pasar moda terus bertambah dengan kehadiran Obligasi
Syariah dengan menggunakan akad mudharabah.
Sejarah pasar modal syariah juga dapat ditelusuri dari perkembangan
institusional yang terlibat dalam pengaturan pasar modal syariah tersebut. Pada
tanggal 14 Maret 2003 mulai mengembangkannya pasar modal berbasis syariah di
Indonesia. 6
C. Urgensi Kebutuhan Pasar Modal Syariah
Dilihat dari sisi syariah, pasar modal merupakan salah satu sarana atau produk
muamalah, yang dimana transaksi di dalam pasar modal tersebut adalah menurut
prinsip hukum syariah yaitu tidak dilarang atau dibolehkan selama tidak terdapat
transaksi yang bertentangan dengan ketentuan yang digariskan oleh syariah.
Transaksi tersebut, yang dilarang oleh syariah adalah transaksi yang mengandung
bunga dan riba. Larangan transaksi bunga (riba) sangat jelas, sehingga pada
transaksi tersebut di pasar modal tidak diperkenankan oleh syariah.
5
penerbitan efek syariah dan kelembagaan yang bertugas mengatur dan mengawasi
seluruh kegiatan pasar modal syariah di Indonesia.7
7
Amelia Handayani, Pasar Modal Syariah Sebagai Sarana Investasi Syariah, Skripsi
Minor, (Medan: Universitas Islam Negeri Sumatera Utara), hlm. 20
8
Ibid., hlm. 23
6
maka dibentuklah Dewan Pengawas Syariah yang disebut dengan nama Syariah
Supervisiry Board.
7
d. Usaha yang memproduksi, mendistribusi, dan atau menyediakan
barang-barang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat
mudharat.
2. Instrumen
8
Transaksi ini dilarang dalam Islam karena memiliki unsur-unsur yang
bersifat spekulatif dan penipuan.
3. Mekanisme Transaksi
Pada konteks pasar modal syari’ah, idealnya pasar modal syari’ah itu tidak
mengandung transaksi ribawi, transaksi yang meragukan (gharar), dan saham
perusahaan yang bergerak pada bidang yang diharamkan oleh syariat. Pasar modal
syari’ah harus bebas dari transaksi yang tidak beretika, seperti manipulasi pasar,
transaksi yang memanfaatkan orang dalam (insider trading), menjual saham yang
belum dimiliki dan membelinya belakangan (short selling). Indiser Trading dalam
Islam tidak boleh diprektekkan, karena adanya rekayasa dalam penawaran yang
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan di atas laba normal. Pada transaksi
Indiser Trading ada orang dalam perusahaan (internal perusahaan/insider)
memberikan informasi kepada calon pembeli atau dia sendiri (insider) yang
membeli surat berharga yang diterbitkan perusahaan tersebut, sehingga
mengurangi bahkan menghilangkan kesempatan pembeli lain untuk membeli
sekuritas perusahaab tersebut. Insider Trading juga merupakan praktek yang yang
melanggar prinsip transparansi dan praktek tersebut sangat tidak fair. Oleh karena
itu Insider Trading merupakan yang dilarang dalam Fatwa DSN MUI NO:
40/DSN-MUI/X/2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan
Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
Sementara itu Obaidullah mengemukakan etika di pasar modal syari’ah, yaitu
setiap orang bebas melakukan akad (asas kebebasan berkontrak/freedom contract)
selama masih sesuai syari’ah, bersih dari unsur riba (freedom from al-riba), gharar
(excessive uncertainty), al-qimar/judi (gambling), al-maysir (unearned income),
manipulasi dan kontrol harga (price control and manipulation), darar (detriment)
dan tidak merugikan kepentingan publik (unrestricted public interest), juga harga
terbentuk secara fair (entitlement to transact at fair price) dan terdapat informasi
yang akurat, cukup dan apa adanya (entitlement to equal, adequate, and accurate
infromation). Intinya ialah pasar modal syari’ah harus membuang jauh-jauh
setiap transaksi yang berlandaskan spekulasi. Inilah bedanya dengan pasar modal
konvensional yang meletakkan spekulasi saham sebagai cara untuk mendapatkan
keuntungan. Meskipun dalam kasus-kasus tertentu seperti insider trading dan
9
manipulasi pasar dengan membuat laporan keuangan palsu dilarang dalam pasar
modal konvensional.
Irfan Syauqi menjelaskan perihal spekulasi ini, pertama, spekulasi hakikatnya
bukanlah kegiatan investasi, kedua, spekulasi menyebabkan peningkatan
pendapatan bagi sekelompok masyarakat tanpa memberikan konstribusi apapun
baik yang bersifat positif maupun produktif, ketiga, spekulasi merupakan sumber
penyebab krisis keuangan, dan keempat, spekulasi datang dari mental ingin cepat
kaya.9
9
Faqih El Wafa, , “Komparasi Beberapa Aspek Praktik Pasar Modal Syariah dan
Konvensional di Indonesia”, Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum Ekonomi Syariah, Vol.3, No. 2,
2017, Hlm. 142-147
10
Ali Geno Berutu, “Pasar Modal Syariah Indonesia”, (Salatiga: Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga, 2020), Hlm. 16
11
Sri Handini dan Erwin Dyah Astawinetu, “Teori Portofolio dan Pasar Modal
Indonesia”, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020), Hlm. 19
10
1. Jenis usaha, produk barang, jasa yang diberikan dan akad serta tata cara
pengelolaan perusahaan Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan
efek syariah tidak boleh bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
2. Emiten tau perusahaan publik yang bermaksud menerbitkan efek syariah
wajib untuk menandatangani dan memenuhi ketentuan akad yang sesuai
syariah.
3. Emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah wajib
menjamin bahwa kegiatan usahanya memenuhi prinsip-prinsip syariah dan
memiliki sharia compliance officer.
4. Dalam hal emiten atau perusahaan publik yang menerbitkan efek syariah
sewaktuwaktu tidak memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka efek
yang diterbitkan dengan sendirinya sudah bukan lagi efek syariah.12
JII atau Jakarta Islamic Index adalah suatu indeks saham yang ada di
Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham yang memennuhi
kriteria syariah. JII telah dikembangkan sejak tanggak 3 juli 2000. Pembentukan
instrument syariah ini untuk mendukung pembentukan pasar modal syariah yang
kemudian diluncurkan dijakarta pada tanggal 14 maret 2003.
12
Indra Rahmatullah , “Legal Opinion Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM) dalam Industri
Pasar Modal di Indonesia”, Junal Law and Justice, Vol.3, No.1, 2018, Hlm. 24
11
yang besar, diharapkan dapat memberikan nuansa dan warna yang berbeda.
Investor yang menenamkan modalnya pada perusahaan tergabung dalam JII harus
menyingkirkan tindakan rasioanal dengan mengetahui seluk beluk perusahaan
dengan baik. Hal ini bedasarkan alasan bahwa nilai atau harga yang sebenarnya
dari saham tersebut, sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual suatu
saham. Nilai fundamental dapat dihitung menggunakan dua jenis analisa sekuritas
yaitu analisa sekuritas fundamental dan analisa sekuritas teknital.13
Transaksi di pasar modal secara garis besar dibagi ke dalam dua jenis
pasar yaitu transaksi di pasar perdana (primary market) dan pasar sekunder
(secondary market). Pasar perdana terjadi sebelum pasar sekunder sehingga
transaksinya tidak melalui bursa efek, sedangkan pasar sekunder terjadi di bursa
efek. Keberadaan kedua pasar tersebut saling melengkapi dan tidak dapat
dipisahkan. Pasar perdana ada karena keberadaan pasar sekunder dan sebaliknya,
pasar sekunder ada karena keberdaan pasar perdana. Oleh sebab itu, tidak
mungkin salah satu dari kedua pasar tersebut dihilangkan atau dilarang
keberadaannya karena otomatis akan menghilangkan seluruh aktivitas di pasar
modal.15
13
Fitri Aulia, “Pengaruh Factor Fundamental dan Risiko Tematik Terhadap Harga Saham
di Pasar Modal Syariah“ (studi empiris JII di bei tahun 2007-2010), Volume VI, No.1, Juli 2013
14
Prof. DR.H.Abdul Manah , S.H., S.IP.,M.Hum., “Aspek Hukum dalam Penyelenggaraan
Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia”, April 2017, 394 hlm
15
Irwan Abdalloh, Pasar Modal Syariah, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2018),
Hlm. 14
12
a. Pasar Perdana
Jadi, pasar perdana itu seperti transaksi jual beli barang baru yang belum
dilepas ke pasar (kadang ada yang menggunakan istilah pre-order). Pembeli
bertransaksi langsung dengan produsen barang melalui pedagang yang
ditunjuk menjadi agen pertama penawaran barang. Kalau barangnya bagus,
biasanya antrean pembeli lebih banyak daripada barang yang akan dijual di
13
pasar perdana. Apabila kondisi tersebut terjadi biasanya diadakan penjatahan
pembelian produk. Contoh lain dari pasar perdana adalah seperti kita membeli
rumah baru langsung dari pengembang dengan pembayaran melalui bank.
b. Pasar Sekunder
Pasar sekunder adalah mekanisme transaksi jual beli saham yang terjadi
antara investor beli dengan investor jual. Transaksi di pasar sekunder sudah
tidak melibatkan lagi emiten. Transaksi di pasar sekunder terjadi di BEI
dengan waktu yang tidak terbatas sepanjang emitennya masih ada dan
sahamnya masih tercatat. Sama seperti di pasar perdana, transaksi di pasar
sekunder juga melalui agen atau wakil yaitu perusahaan Efek yang
mempunyai izin sebagai perantara pedagang Efek. Investor harus membuka
rekening Efek terlebih dahulu di perusahaan Efek sebelum melakukan
transaksi jual maupun beli saham.
Kedua, investor dapat melakukan transaksi jual beli saham melalui pasar
negosiasi, di mana investor beli dan jual bertemu di luar bursa efek dan
sepakat untuk melakukan transaksi jual beli saham dengan harga tertentu.
Biasanya, para pihak sudah terlebih dahulu saling berinteraksi, mengetahui
dan mengenal satu sama lainnya. Setelah terjadi kesepakatan harga dan jumlah
yang akan ditransaksikan, maka para pihak melaporkan transaksi tersebut ke
BEI untuk dicatatkan sebagai bagian dari perdagangan di bursa efek.
Nah, kalau pasar sekunder itu seperti kita membeli rumah dari pemilik
rumah sebelumnya dengan pembayaran melalui perantara bank. Transaksi
14
terjadi antara pembeli (calon pemilik rumah yang baru) dengan pemilik rumah
sebelumnya (penjual) tanpa melibatkan pengembang perumahan.16
16
Ibid., hlm. 14-18
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16
Emiten saham menjual saham melalui penawaran umum baik penawaran
umum perdana (initial public offering, IPO) kepada investor publik, penawaran
kepada pemegang saham yang ada (right issue), maupun penawaran saham
berikutnya (seasoned equity offering). Emiten obligasi menjual obligasi melalui
penawaran umum baik IPO maupun penawaran obligasi berikutnya.
JII atau Jakarta Islamic Index adalah suatu indeks saham yang ada di
Indonesia yang menghitung indeks harga rata-rata saham yang memennuhi
kriteria syariah. JII telah dikembangkan sejak tanggak 3 juli 2000. Pembentukan
instrument syariah ini untuk mendukung pembentukan pasar modal syariah yang
kemudian diluncurkan dijakarta pada tanggal 14 maret 2003.
B. Saran
17
DAFTAR RUJUKAN
Anwar, Jusuf. 2007. Pasar Modal Sebagai Sarana pembiayaan dan Invetasi.
Bandung: Alumni Bandung
Aulia, Fitri. 2013. Pengaruh Factor Fundamental dan Risiko Tematik Terhadap
Harga Saham di Pasar Modal Syariah. (studi empiris JII di bei tahun 2007-
2010), Volume VI, No.1, Juli
Berutu, Ali Geno. Pasar Modal Syariah Indonesia: Konsep dan Produk. Salatiga:
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) IAIN Salatiga,))
Handini, Sri dan Erwin Dyah Astawinetu. 2020. Teori Portofolio dan Pasar
Modal Indonesia. Surabaya: Scopindo Media Pustaka
Hariyani, Iswi. 2010. Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal: strategi tepat...
Jakarta: visimedia
Manah, Prof. DR. H. Abdul, S.H., S.IP.,M.Hum. 2017. Aspek Hukum dalam
Penyelenggaraan Investasi di Pasar Modal Syariah Indonesia
Rahmatullah, Indra. 2018. Legal Opinion Ahli Syariah Pasar Modal (ASPM)
dalam Industri Pasar Modal di Indonesia. Junal Law and Justice. Vol.3,
No.1
Wafa, Faqih El. 2017. Komparasi Beberapa Aspek Praktik Pasar Modal Syariah
dan Konvensional di Indonesia. Jurnal Ekonomi Syariah dan Hukum
Ekonomi Syariah, Vol.3, No. 2
18
Wikipedia Bahasa Indonesia, Pasar Modal, dalam
https://id.wikipedia.org/wiki/Pasar_modal, (Rabu, 10 Maret 2021 pukul
22.42 WIB)
19