DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 8
JUMRIATI ( 2320203862201019 )
2023
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.
Makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna. Oleh karena keterbatasan
waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran kami harapkan dari para
pembaca agar pembuatan Makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Dan semoga
Makalah ini dapat berguna khususnya bagi kami dan para pembacanya.
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan pembahasan...................................................................................1
BAB II........................................................................................................................
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian pasar modal syariah.................................................................3
B. Sejarah pasar modal syariah......................................................................4
C. Fungsi Pasar Modal Syariah......................................................................8
D. Karakteristik Pasar Modal Syariah............................................................9
E. . Jenis jenis Indeks saham syariah..............................................................10
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan masalah
1. Pengertian pasar modal syariah
2. Sejarah pasar modal syariah
3. Fungsi pasar modal syariah
4. Karakter pasar modal syariah
5. Jenis jenis pasar modal syariah s
C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui apa pengertian pasar modal syariah
2. Untuk mengetahui Sejarah pasar modal syariah
3. Untuk mengetahui Fungsi pasar modal syariah
4. Untuk mengetahui karakter pasar modal syariah
5. Untuk mengetahui jenis jenis pasar modal syariah
BAB II
PEMBAHASAN
1
Jaka E. cahyono, Cara Jitu Meraih Untung Dari Reksa Dana (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2000).
2
Asri Sitompul Muhammad, Reksadana: Pengantardan Pengenalan (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2000).
3
Muhammad.
pengelola modal ('âmil); dan (4) investasi yang dilakukan oleh manajer investasi
('amal).
Sebenarnya, makna umum dari reksa dana Syari'ah tidak jauh berbeda
dengan makna reksa dana pada umumnya. Perbedaannya terletak pada
operasional, di mana reksa dana pada umumnya menggunakan prinsip
konvensional, sedangkan reksa dana Syari'ah menggunakan ketentuan prinsip
Syari'ah. Prinsip Syari'ah di reksa dana Syari'ah digunakan dalam bentuk akad
antara pemilik modal (rab al-mâl) dengan manajer investasi ('amil), pemilihan dan
pelaksanaan transaksi investasi, dan da- lam penentuan dan pembagian hasil
investasi.
Akad yang terjadi di reksa dana Syari'ah antara pemilik modal (rab al-mâl)
dengan manajer investasi ('âmil) digunakan akad mudharabah, yakni kontrak
kemitraan (partnership) yang berdasarkan pada prinsip pembagian hasil dengan
cara sese- orang memberikan modalnya kepada pihak lain untuk diin- vestasikan
dengan kedua belah pihak membagi keuntungan atau memikul kerugian sesuai
dengan kesepakatan bersama4. Sedangkan investasi yang dipilih dan dilaksanakan
adalah inves- tasi yang terlepas dari unsur riba' dan gharar. Adapun pembagian
keuntungan dan kerugian yang dialami manajer investasi dalam investasinya
ditanggung bersama antara pemilik modal dengan manajer investasi (profit and
loss sharing)
4
Afzalur Rahman, Doktorin Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1996).
5. 1952: bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman
Lukman Wiradinata dan Menteri Keuangan Prof.DR. Sumitro
Djojohadikusumo. Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi
Pemerintah RI (1950)
6. 1956: program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek
semakin tidak aktif.
7. 1956-1977: perdagangan di bursa efek vakum.
8. 10 Agustus 1977: bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto, BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar
Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan
go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
9. 1977-1987: perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.
10. 1987: ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES
87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan
modal di Indonesia.
11. 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
12. Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal.
13. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
14. 1990: paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat.
15. 13 Juli 1992: swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ
16. 22 Mei 1995: sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading
Systems).
17. 10 November 1995: pemerintah mengeluarkan Undang- Undang
No. 8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Undang- Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
18. 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
19. 2000: sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
20. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
21. 2007: penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
22. 4. Maret 2003: Pasar modal syariah diresmikan oleh Menteri
Keuangan Boediono didampingi ketua Bapepam Herwidayatmo,
wakil dari MUI, wakil dari DSN pada direksi, direksi perusahaan
efek, pengurus organisasi pelaku, dan asosiasi profesi di pasar
modal.
23. 23. 2007: Penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan
RUPSLB pada tanggal 30 Oktober 2007 yang kemudian
dituangkan dalam Akta Penggabungan dan berganti nama menjadi
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang resmi beroperasi sejak
tanggal 1 November 2007.
Berdasarkan data di atas, meskipun secara resmi pasar modal syariah
diluncurkan pada tahun 2003, instrumen pasar modal syariah telah hadir di
Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah
pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment Management. Selanjutnya, Bursa
Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management
meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan
hadirnya indeks tersebut, para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah. Pada
perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT Indosat Tbk. Pada awal
September 2002, instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan
dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada tahun 2004, terbit
untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau dikenal dengan
obligasi syariah ijarah. Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru,
yaitu Reksadana Indeks ketika indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah
Indeks Jakarta Islamic Indeks (JII).
Menariknya, dalam konteks global, equity fund dan indeks saham secara luas
yang mengikuti ketentuan syariah lebih dahulu diluncurkan di Amerika. Equity
Fund pertama adalah the Amana Fund yang diluncurkan pada bulan Juni 1986
oleh the North American Islamic Trust. Pada bulan Februari 1999, Dow Jones
Indexes meluncurkan Dow. Jones Islamic Market Index (DJIM) dan sampai akhir
tahun 2002, Dow Jones terus mengembangkan seri DJIM dengan DJIM-Japan,
DJIM- Asia, DJIM-Americas, DJIM-Internet, dan yang terakhir DJIM-Extra
Liquid.Akan tetapi, ternyata kurang dari 5% perusahaan yang diliput dalam DJIM
berasal dari negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Banyak sekali
Islamic private dan mutual fund yang mengikuti DJ Islamic Market Index,
termasuk corporate dan retail fund yang diluncurkan oleh lembaga keuangan dari
Timur Tengah, seperti Al-Baraka, SAMBA dan Wafra. Bahkan, pada bulan
November 1999, Financial Times Stock Exchange (FTSE) International di
London juga telah meluncurkan tThe FTSE Global Islamic Index Series (FTSE-
GIIS) World Bank, telah bekerja sama dengan ANZ Bank meluncurkan
benchmark untuk Islamic Leasing Fund5.
Pada dasarnya, pasar modal syariah adalah bagian dari pasar modal umum
yang aktivitasnya melibatkan jual beli saham, sukuk, dan reksadana. Aktivitas
keuangan tersebut menjadi bagian dalam perbuatan muamalah juga yang mana
memiliki makna mengatur hubungan antar sesama manusia. Kegiatan pasar modal
termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga transaksi dalam pasar modal
diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariat ajaran agama Islam.
5
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis Praktis (Bandung:
CV Pustaka setia, 2012).
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham6
6
M. Nur Rianto Al Arif.
7
Akhmad Faozan, “Konsep Pasar Modal Syariah,” Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syariah 4, no. 2 (2013): 287, https://doi.org/10.18326/muqtasid.v4i2.287-310.
E. Jenis Jenis Indeks Saham Syariah
Beberapa manfaat secara umum atas adanya indeks saham syariah di Pasar
Modal Indonesia antara lain:
Layaknya pasar modal pada umumnya, pasar modal syariah juga bereaksi
terhadap sentimen-sentimen yang mempunyai potensi untuk mendatangkan
keuntungan maupun kerugian atas suatu saham. Dengan penilaian sentimen pasar,
pelaku pasar modal dapat membuat keputusan yang lebih prediktif dan terukur.
Kinerja pasar modal syariah di Indonesia dapat diukur dengan bantuan ISSI.
Pada skala pasar syariah secara nasional tersebut, ISSI memberikan gambaran
mengenai pergerakan harga saham yang dievaluasi secara berkala.
Indeks syariah komposit seperti ISSI berguna sebagai proksi pada portofolio
pasar modal syariah yang kemudian dapat digunakan untuk menghitung risiko
sistematis serta kinerja yang disesuaikan dengan risiko portofolio.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar modal syariah merupakan suatu tempat yang menyediakan sarana atau
kesempatan bagi para mereka yang mempunyai kelebihan uang untuk disalurkan
kepada perusahaan yang membutuhkan, dengan tingkat keuntungan yang akan
diterima pada jangka waktu tertentu, dimana dalam pasar modal syariah ini segala
kegiatannya atau proses nya harus sesuai dengan aturan dalam syariah agama.
Ada beberapa instrumen yang terdapat dalam pasar modal syariah seperti
saham syariah, obliasi syariah atau sukuk, reksadana syariah, Efek Beragun Aset
(EBA), dan surat berharga komersial syariah. Dengan adanya pasar modal syariah
ini maka kegiatan investasi akan dapat dengan mudah untuk dilakukan. Mengenai
pasar modal syariah dalam Islam sendiri sudah menerapkan ajaran bagi seluruh
umatnya untuk bisa mendapatkan kesejahteraan dalam dunia dan juga akhirat.
Dengan melakukan kesejahteraan secara seimbang antara dunia dan akhirat maka
itu menjadi suatu bentuk jaminan kesejahteraan.
Di dalam pasar modal syariah terdapat ketentuan tertentu untuk objek atau
efek yang digunakan untuk berinvestasi, yang tentunya segala kegiatan dalam
usaha tidak boleh melanggar dari aturan syariah dan tentunya dalam ber transaksi
harus terbebas dari larangan islam yaitu transaksi yang mengandung unsur riba,
maisir, gharar, batil, bay’ ma’dum, taghrir, tadlis, dharar, maksiat, dan risywah.
B. Saran
Dengan perkembangan zaman yang semakin meningkat dan juga tentunya
proses berinvestasi yang akan jauh lebih banyak dikenal serta diketahui oleh
masyarakat secara luas, sehingga nantinya akan semakin luas dan banyak juga
orang yang akan melakukan investasi. Dengan begitu masyarakat dan juga
khususnya para investor muslim dapat lebih meningkatkan dan ikut memajukan
perekonomian indonesia melalui pasar modal syariah yang terus berkembang
lebih baik lagi begitu juga dengan efek- efek syariah yang terus berkembang.
DAFTAR ISI
Afzalur Rahman. Doktorin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,
1996.
Faozan, Akhmad. “Konsep Pasar Modal Syariah.” Muqtasid: Jurnal Ekonomi
Dan Perbankan Syariah 4, no. 2 (2013): 287.
https://doi.org/10.18326/muqtasid.v4i2.287-310.
Jaka E. cahyono. Cara Jitu Meraih Untung Dari Reksa Dana. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2000.
M. Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis
Praktis. Bandung: CV Pustaka setia, 2012.
Muhammad, Asri Sitompul. Reksadana: Pengantardan Pengenalan. Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2000.