Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PASAR MODAL SYARIAH

DOSEN PENGAMPU : MUH. ALIM FASIEH, M.E

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 8

JUMRIATI ( 2320203862201019 )

FITHRIYYAH RIDWAN ( 2320203862201007)

JUNIAR NUR AULIA SABILA (2320203862201031)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PAREPARE

2023
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim.

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadirat Allah


SWT. Karena hanya dengan rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah kami dengan lancar dan tepat pada waktunya. Adapun
judul dari Makalah kami yaitu “ pasar modal syariah “

Pada kesepatan ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya


kepada Dosen Mata Kuliah Lembaga Keuangan Syariah, Pak ALIM FASIEH,
M.E yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin berterima
kasih kepada pihak-pihak yang turut terlibat dalam proses pembuatan Makalah ini.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kelompok yang selalu
setia membantu dalam hal mengumpulkan data-data serta membantu dalam hal
kepenulisan sehingga proses pembuatan Makalah ini berjalan dengan lancar.
Dalam makalah ini kami akan menjelaskan berbagai hal tentang Pasar Modal
Syariah.

Makalah ini mungkin jauh dari kata sempurna. Oleh karena keterbatasan
waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan saran kami harapkan dari para
pembaca agar pembuatan Makalah selanjutnya bisa lebih baik lagi. Dan semoga
Makalah ini dapat berguna khususnya bagi kami dan para pembacanya.

Parepare, 9 desember 2023


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.........................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..........................................................................................1
B. Rumusan masalah......................................................................................1
C. Tujuan pembahasan...................................................................................1
BAB II........................................................................................................................
PEMBAHASAN......................................................................................................3
A. Pengertian pasar modal syariah.................................................................3
B. Sejarah pasar modal syariah......................................................................4
C. Fungsi Pasar Modal Syariah......................................................................8
D. Karakteristik Pasar Modal Syariah............................................................9
E. . Jenis jenis Indeks saham syariah..............................................................10
BAB III......................................................................................................................
PENUTUP..............................................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam melakukan muamalah, manusia diberi keleluasaan untuk melakukan


kegiatan namun wajib memperhatikan hal-hal yang dilarang. Kegiatan pasar
modal termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga transaksi dalam pasar
modal diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariah. Kegiatan
muamalah yang dilarang adalah kegiatan spekulasi dan manipulasi yang di
dalamnya mengandung unsur gharar, riba, maisir, risywah, maksiat dan
kedzhaliman.Pasar modal syariah merupakan kegiatan pasar modal yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah di Pasar Modal. Pasar modal syariah
merupakan bagian dari Industri Pasar Modal Indonesia. Secara umum, kegiatan
pasar modal syariah sejalan dengan pasar modal pada umumnya. Namun
demikian, terdapat beberapa karakteristik khusus pasar modal syariah bahwa
produk dan mekanisme transaksi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah
di pasar modal.

B. Rumusan masalah
1. Pengertian pasar modal syariah
2. Sejarah pasar modal syariah
3. Fungsi pasar modal syariah
4. Karakter pasar modal syariah
5. Jenis jenis pasar modal syariah s

C. Tujuan pembahasan
1. Untuk mengetahui apa pengertian pasar modal syariah
2. Untuk mengetahui Sejarah pasar modal syariah
3. Untuk mengetahui Fungsi pasar modal syariah
4. Untuk mengetahui karakter pasar modal syariah
5. Untuk mengetahui jenis jenis pasar modal syariah
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian pasar modal syariah


Reksa dana di luar negeri dikenal dengan sebutan unit trust (di Inggris)
yang berarti unit (saham) kepercayaan atau mutual fund (di Amerika) yang berarti
dana bersama atau investment jund (di Jepang) yang berarti pengelolaan dana
untuk investasi berdasarkan kepercayaan1. Secara bahasa reksa dana tersusun dari
dua konsep, yakni konsep "reksa" yang berarti jaga atau pelihara dan konsep
"dana" yang berarti (himpunan) uang. Dengan demikian, secara bahasa reksa dana
berarti kumpulan uang yang dipelihara2.

Sedangkan secara istilah, reksa dana berarti sebuah wadah di mana


masyarakat dapat menginvestasikan dananya dan oleh pengurusnya (manajer
investasi) dana itu diinvestasikan ke portofolio efek. Reksa dana ini merupakan
solusi bagi para pemo- dal kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dengan
modal minimal yang relatif kecil dan kemampuan menanggung resiko yang
sedikit. Definisijai ciring dengan pengertian yang termuat dalam Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang menyatakan bahwa reksa dana
beraru wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pe-
modal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek 4 oleh manajer
investasi3.

Dari pengertian tersebut dapat dipahami bahwa dalam reksa dana


terkandung empat unsur utama, yakni (1) masyarakat pemilik modal (rab al-mal);
(2) modal yang disetor oleh masya- rakat (mal); (3) manajer investasi sebagai

1
Jaka E. cahyono, Cara Jitu Meraih Untung Dari Reksa Dana (Jakarta: PT Elex Media
Komputindo, 2000).
2
Asri Sitompul Muhammad, Reksadana: Pengantardan Pengenalan (Bandung: Citra Aditya
Bakti, 2000).
3
Muhammad.
pengelola modal ('âmil); dan (4) investasi yang dilakukan oleh manajer investasi
('amal).

Sebenarnya, makna umum dari reksa dana Syari'ah tidak jauh berbeda
dengan makna reksa dana pada umumnya. Perbedaannya terletak pada
operasional, di mana reksa dana pada umumnya menggunakan prinsip
konvensional, sedangkan reksa dana Syari'ah menggunakan ketentuan prinsip
Syari'ah. Prinsip Syari'ah di reksa dana Syari'ah digunakan dalam bentuk akad
antara pemilik modal (rab al-mâl) dengan manajer investasi ('amil), pemilihan dan
pelaksanaan transaksi investasi, dan da- lam penentuan dan pembagian hasil
investasi.

Akad yang terjadi di reksa dana Syari'ah antara pemilik modal (rab al-mâl)
dengan manajer investasi ('âmil) digunakan akad mudharabah, yakni kontrak
kemitraan (partnership) yang berdasarkan pada prinsip pembagian hasil dengan
cara sese- orang memberikan modalnya kepada pihak lain untuk diin- vestasikan
dengan kedua belah pihak membagi keuntungan atau memikul kerugian sesuai
dengan kesepakatan bersama4. Sedangkan investasi yang dipilih dan dilaksanakan
adalah inves- tasi yang terlepas dari unsur riba' dan gharar. Adapun pembagian
keuntungan dan kerugian yang dialami manajer investasi dalam investasinya
ditanggung bersama antara pemilik modal dengan manajer investasi (profit and
loss sharing)

B. Sejarah Pasar Modal Syariah


1. 14 Desember 1912: bursa efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
2. 1914-1918: bursa efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
3. 1925-1942: bursa efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
bursa efek di Semarang dan Surabaya
4. 1942-1952: bursa efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II

4
Afzalur Rahman, Doktorin Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1996).
5. 1952: bursa efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri Kehakiman
Lukman Wiradinata dan Menteri Keuangan Prof.DR. Sumitro
Djojohadikusumo. Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi
Pemerintah RI (1950)
6. 1956: program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa efek
semakin tidak aktif.
7. 1956-1977: perdagangan di bursa efek vakum.
8. 10 Agustus 1977: bursa efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto, BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana
Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar
Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan
go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
9. 1977-1987: perdagangan di bursa efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih
instrumen perbankan dibandingkan instrumen pasar modal.
10. 1987: ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES
87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk
melakukan penawaran umum dan investor asing menanamkan
modal di Indonesia.
11. 2 Juni 1988: Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
12. Desember 1988: Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal.
13. 16 Juni 1989: Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh perseroan terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
14. 1990: paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa
terlihat meningkat.
15. 13 Juli 1992: swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi
Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai
HUT BEJ
16. 22 Mei 1995: sistem otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading
Systems).
17. 10 November 1995: pemerintah mengeluarkan Undang- Undang
No. 8 tahun 1995 Tentang Pasar Modal. Undang- Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
18. 1995: Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek
Surabaya.
19. 2000: sistem perdagangan tanpa warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
20. 2002: BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
21. 2007: penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI).
22. 4. Maret 2003: Pasar modal syariah diresmikan oleh Menteri
Keuangan Boediono didampingi ketua Bapepam Herwidayatmo,
wakil dari MUI, wakil dari DSN pada direksi, direksi perusahaan
efek, pengurus organisasi pelaku, dan asosiasi profesi di pasar
modal.
23. 23. 2007: Penggabungan BEJ dan BES berdasarkan kesepakatan
RUPSLB pada tanggal 30 Oktober 2007 yang kemudian
dituangkan dalam Akta Penggabungan dan berganti nama menjadi
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) yang resmi beroperasi sejak
tanggal 1 November 2007.
Berdasarkan data di atas, meskipun secara resmi pasar modal syariah
diluncurkan pada tahun 2003, instrumen pasar modal syariah telah hadir di
Indonesia pada tahun 1997. Hal ini ditandai dengan peluncuran Danareksa Syariah
pada 3 Juli 1997 oleh PT Danareksa Investment Management. Selanjutnya, Bursa
Efek Indonesia bekerja sama dengan PT Danareksa Investment Management
meluncurkan Jakarta Islamic Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan
memandu investor yang ingin menanamkan dananya secara syariah. Dengan
hadirnya indeks tersebut, para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat
dijadikan sarana berinvestasi dengan penerapan prinsip syariah. Pada
perkembangan selanjutnya, instrumen investasi syariah di pasar modal terus
bertambah dengan kehadiran Obligasi Syariah PT Indosat Tbk. Pada awal
September 2002, instrumen ini merupakan obligasi syariah pertama dan
dilanjutkan dengan penerbitan obligasi syariah lainnya. Pada tahun 2004, terbit
untuk pertama kali obligasi syariah dengan akad sewa atau dikenal dengan
obligasi syariah ijarah. Selanjutnya, pada tahun 2006 muncul instrumen baru,
yaitu Reksadana Indeks ketika indeks yang dijadikan sebagai underlying adalah
Indeks Jakarta Islamic Indeks (JII).
Menariknya, dalam konteks global, equity fund dan indeks saham secara luas
yang mengikuti ketentuan syariah lebih dahulu diluncurkan di Amerika. Equity
Fund pertama adalah the Amana Fund yang diluncurkan pada bulan Juni 1986
oleh the North American Islamic Trust. Pada bulan Februari 1999, Dow Jones
Indexes meluncurkan Dow. Jones Islamic Market Index (DJIM) dan sampai akhir
tahun 2002, Dow Jones terus mengembangkan seri DJIM dengan DJIM-Japan,
DJIM- Asia, DJIM-Americas, DJIM-Internet, dan yang terakhir DJIM-Extra
Liquid.Akan tetapi, ternyata kurang dari 5% perusahaan yang diliput dalam DJIM
berasal dari negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Banyak sekali
Islamic private dan mutual fund yang mengikuti DJ Islamic Market Index,
termasuk corporate dan retail fund yang diluncurkan oleh lembaga keuangan dari
Timur Tengah, seperti Al-Baraka, SAMBA dan Wafra. Bahkan, pada bulan
November 1999, Financial Times Stock Exchange (FTSE) International di
London juga telah meluncurkan tThe FTSE Global Islamic Index Series (FTSE-
GIIS) World Bank, telah bekerja sama dengan ANZ Bank meluncurkan
benchmark untuk Islamic Leasing Fund5.

C. Fungsi pasar modal syariah

Pada dasarnya, pasar modal syariah adalah bagian dari pasar modal umum
yang aktivitasnya melibatkan jual beli saham, sukuk, dan reksadana. Aktivitas
keuangan tersebut menjadi bagian dalam perbuatan muamalah juga yang mana
memiliki makna mengatur hubungan antar sesama manusia. Kegiatan pasar modal
termasuk dalam kelompok muamalah, sehingga transaksi dalam pasar modal
diperbolehkan sepanjang tidak ada larangan menurut syariat ajaran agama Islam.

Tentunya terdapat beberapa karakteristik pasar modal syariah yaitu bahwa


produk dan mekanisme transaksi tidak boleh bertentangan dengan prinsip syariah
di pasar modal. Tak hanya itu, pasar modal ini juga memberikan jaminan halal
dalam kegiatan jual belinya. Terutama untuk menghindari larangan yang
mengandung unsur gharar (ketidakpastian) dan riba. Dengan demikian, sifatnya
universal sehingga tidak terbatas hanya dapat dimanfaatkan oleh suku, agama,
atau golongan tertentu saja. Adapun fung dari pasar modal syariah secara umum
sebagai berikut:

1. Memungkinkan masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis dengan


memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya;
2. Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas;
3. Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya;
4. Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pasar modal konvensional;

5
M. Nur Rianto Al Arif, Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis Praktis (Bandung:
CV Pustaka setia, 2012).
5. Memungkinkan investasi pada ekonomi ditentukan oleh kinerja kegiatan
bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham6

D. Karakter pasar modal syariah


Menurut Metwally sebagaimana dikutip oleh Agustianto, bahwa dalam
rangka membentuk pasar modal syariah diperlukan beberapa karakteristik.
Karakteristik-karakteristik tersebut adalah:

1. Semua saham harus diperjual belikan pada bursa efek;


2. Bursa perlu mempersiapkan pasca perdagangan dimana saham dapat
diperjual belikan melalui pialang;
3. Semua perusahaan yang sahamnya dapat diperjualbelikan di bursa efek
diminta menyampaikan informasi tentang perhitungan (account) keuntungan
dan kerugian serta neraca keuntungan kepada komite manajemen bursa efek
dengan jarak tidak lebih dari 3 bulan;
4. Komite manajemen menerapkan harga saham tertinggi (HST) tiap-tiap
perusahaan dengan interval tidak lebih dari 3 bulan sekali;
5. Saham tidak boleh diperjual belikan dengan harga lebih tinggi dari HST;
6. Saham dapat dijual dengan harga dibawah HST. HST ditetapkan dengan
rumus sebagai berikut (Huda dan Nasution, 2007: 176):

HST: Jumlah Kekayaan Bersih Perusahaan : Jumlah Saham yang diterbitkan

7. Komite manajemen harus memastikan bahwa semua perusahaan yang terlibat


dalam bursa efek itu mengikuti standar akuntansi syariah;
8. Perdagangan saham mestinya hanya berlangsung dalam satu minggu periode
perdagangan setelah menentukan HST;
9. Perusahaan hanya dapat menerbitkan saham baru dalam periode
perdagangan, dan dengan harga HST.7

6
M. Nur Rianto Al Arif.
7
Akhmad Faozan, “Konsep Pasar Modal Syariah,” Muqtasid: Jurnal Ekonomi Dan Perbankan
Syariah 4, no. 2 (2013): 287, https://doi.org/10.18326/muqtasid.v4i2.287-310.
E. Jenis Jenis Indeks Saham Syariah

Indeks saham syariah adalah ukuran statistik yang merefleksikan keseluruhan


pergerakan harga atas sekumpulan saham syariah yang dipilih berdasarkan kriteria

dan metodologi tertentu serta ditinjau kembali secara berkala.

Terdapat 4 jenis indeks saham syariah yang telah diluncurkan dan


diberlakukan di Pasar Modal Indonesia, yang terdiri dari :

1. Indeks Saham Syariah Indonesia/Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)


Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) adalah indeks yang mengukur
kinerja harga seluruh saham di Papan Utama dan Papan Pengembangan yang
dinyatakan sebagai saham syariah sesuai dengan Daftar Efek Syariah (DES) yang
ditetapkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
ISSI yang diluncurkan sejak tanggal 12 Mei 2011 tersebut merupakan
indeks komposit saham syariah yang berfungsi sebagai indikator dalam mengukur
kinerja pasar saham syariah Indonesia.
Kriteria Seleksi ISSI Per Desember 2021, jumlah konstituen yang terdaftar
pada ISSI adalah sebanyak 469 saham. Saham yang menjadi konstituen ISSI
tersebut merupakan saham-saham yang terdaftar dalam DES, sehingga tidak ada
kriteria seleksi khusus yang diberlakukan dalam ISSI. Perubahan konstituen
berupa keluar atau masuknya saham sepenuhnya mengikuti hasil review DES.

2. Jakarta Islamic Index 70 (JII70)


Jakarta Islamic Index 70 (JII70) adalah indeks yang mengukur kinerja harga
dari 70 saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas
transaksi yang tinggi. BEI pertama kali meluncurkan jenis indeks saham syariah
ini pada tanggal 17 Mei 2018.
Kriteria yang berlaku dalam seleksi 70 konstituen JII70 adalah sebagai
berikut:
a. Merupakan konstituen ISSI yang telah tercatat selama 6 bulan terakhir;
b. Merupakan 150 besar konstituen ISSI dengan rata-rata kapitalisasi pasar
tertinggi selama 1 tahun terakhir;

c. Merupakan 70 saham terpilih yang memiliki rata-rata nilai transaksi harian


tertinggi di pasar reguler dari total 150 saham sebelumnya.
3. Jakarta Islamic Index (JII)
Jakarta Islamic Index (JII) adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30
saham syariah yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan likuiditas transaksi
yang tinggi. JII merupakan indeks saham syariah yang paling dulu diluncurkan di
Bursa Efek Indonesia, yakni sejak tanggal 3 Juli 2000.
Kriteria Seleksi JII
a. Merupakan konstituen ISSI yang telah tercatat selama 6 bulan terakhir;
b. Merupakan 60 besar konstituen ISSI dengan rata-rata kapitalisasi pasar
tertinggi selama 1 tahun terakhir;
c. Merupakan 30 saham terpilih yang memiliki rata-rata nilai transaksi
harian tertinggi di pasar reguler dari total 60 saham sebelumnya.
Produk Investasi Pasif Berbasis JII
JII merupakan satu-satunya jenis indeks saham syariah yang telah dijadikan
basis pada sejumlah produk investasi pasif. Per Januari 2021, JII telah mendasari
8 produk investasi pasif yang terdiri dari 2 produk investasi ETF Indeks dan 6
produk investasi Reksa Dana Indeks.
Adapun 8 produk investasi berbasis JII tersebut adalah sebagai berikut:
a. Reksa Dana Syariah Premier ETF JII;

b. Reksa Dana Syariah Indeks Simas ETF JII;

c. Reksa Dana Danareksa Indeks Syariah;

d. Reksa Dana Syariah Indeks Pinnacle Sharia JII Tracker;

e. Reksa Dana Syariah Indeks Syailendra Sharia Index JII;

f. Reksa Dana Syariah Indeks Majoris JII Syariah Indonesia;

g. Reksa Dana Syariah Indeks Cipta Syariah Indeks; dan


h. Reksa Dana Syraiah Indeks RHB JII Fund.
4. IDX-MES BUMN 17
IDX-MES BUMN 17 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 17
saham syariah yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan
afiliasinya yang memiliki likuiditas baik dan kapitalisasi pasar besar serta
didukung oleh fundamental perusahaan yang baik. IDX-MES BUMN 17
merupakan bentuk kerja sama antara PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan
Perkumpulan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES).
Kriteria Seleksi IDX-MES BUMN 17
a. Merupakan saham syariah yang menjadi bagian dari konstituen ISSI;

b. Merupakan saham BUMN atau afiliasinya;

c. Dari keseluruhan saham yang memenuhi persyaratan dan menjadi objek


seleksi tersebut, dipilih 17 saham konstituen teratas berdasarkan likuiditas
dan fundamentalnya.

Beberapa manfaat secara umum atas adanya indeks saham syariah di Pasar
Modal Indonesia antara lain:

1. Indikator Sentimen Pasar

Layaknya pasar modal pada umumnya, pasar modal syariah juga bereaksi
terhadap sentimen-sentimen yang mempunyai potensi untuk mendatangkan
keuntungan maupun kerugian atas suatu saham. Dengan penilaian sentimen pasar,
pelaku pasar modal dapat membuat keputusan yang lebih prediktif dan terukur.

2. kinerja pasar modal syariah

Kinerja pasar modal syariah di Indonesia dapat diukur dengan bantuan ISSI.
Pada skala pasar syariah secara nasional tersebut, ISSI memberikan gambaran
mengenai pergerakan harga saham yang dievaluasi secara berkala.

3. Sebagai basis produk investasi pasif


JII merupakan indeks saham syariah dengan ruang lingkup yang lebih
mengerucut. Hal tersebut memungkinan Perusahaan Efek untuk menawarkan
produk investasi pasif yang merujuk kepada pergerakannya. Ruang lingkup yang
lebih kecil tersebut dapat dinilai lebih akurat dan menjanjikan dengan sumber
risiko potensial yang lebih kecil.

4. Pengukuran dan pembuatan model penentuan harga aset modal

Indeks syariah komposit seperti ISSI berguna sebagai proksi pada portofolio
pasar modal syariah yang kemudian dapat digunakan untuk menghitung risiko
sistematis serta kinerja yang disesuaikan dengan risiko portofolio.
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Pasar modal syariah merupakan suatu tempat yang menyediakan sarana atau
kesempatan bagi para mereka yang mempunyai kelebihan uang untuk disalurkan
kepada perusahaan yang membutuhkan, dengan tingkat keuntungan yang akan
diterima pada jangka waktu tertentu, dimana dalam pasar modal syariah ini segala
kegiatannya atau proses nya harus sesuai dengan aturan dalam syariah agama.

Ada beberapa instrumen yang terdapat dalam pasar modal syariah seperti
saham syariah, obliasi syariah atau sukuk, reksadana syariah, Efek Beragun Aset
(EBA), dan surat berharga komersial syariah. Dengan adanya pasar modal syariah
ini maka kegiatan investasi akan dapat dengan mudah untuk dilakukan. Mengenai
pasar modal syariah dalam Islam sendiri sudah menerapkan ajaran bagi seluruh
umatnya untuk bisa mendapatkan kesejahteraan dalam dunia dan juga akhirat.
Dengan melakukan kesejahteraan secara seimbang antara dunia dan akhirat maka
itu menjadi suatu bentuk jaminan kesejahteraan.

Di dalam pasar modal syariah terdapat ketentuan tertentu untuk objek atau
efek yang digunakan untuk berinvestasi, yang tentunya segala kegiatan dalam
usaha tidak boleh melanggar dari aturan syariah dan tentunya dalam ber transaksi
harus terbebas dari larangan islam yaitu transaksi yang mengandung unsur riba,
maisir, gharar, batil, bay’ ma’dum, taghrir, tadlis, dharar, maksiat, dan risywah.

B. Saran
Dengan perkembangan zaman yang semakin meningkat dan juga tentunya
proses berinvestasi yang akan jauh lebih banyak dikenal serta diketahui oleh
masyarakat secara luas, sehingga nantinya akan semakin luas dan banyak juga
orang yang akan melakukan investasi. Dengan begitu masyarakat dan juga
khususnya para investor muslim dapat lebih meningkatkan dan ikut memajukan
perekonomian indonesia melalui pasar modal syariah yang terus berkembang
lebih baik lagi begitu juga dengan efek- efek syariah yang terus berkembang.
DAFTAR ISI
Afzalur Rahman. Doktorin Ekonomi Islam. Yogyakarta: Dana Bhakti Wakaf,
1996.
Faozan, Akhmad. “Konsep Pasar Modal Syariah.” Muqtasid: Jurnal Ekonomi
Dan Perbankan Syariah 4, no. 2 (2013): 287.
https://doi.org/10.18326/muqtasid.v4i2.287-310.
Jaka E. cahyono. Cara Jitu Meraih Untung Dari Reksa Dana. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo, 2000.
M. Nur Rianto Al Arif. Lembaga Keuangan Syariah: Suatu Kajian Teoretis
Praktis. Bandung: CV Pustaka setia, 2012.
Muhammad, Asri Sitompul. Reksadana: Pengantardan Pengenalan. Bandung:
Citra Aditya Bakti, 2000.

Anda mungkin juga menyukai