Anda di halaman 1dari 24

DOSEN PENGAMPU

Jasmina Syafe’I, S.E, M.Ak.CA

MAKALAH AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH II


“ LIABILITAS JANGKA PANJANG”

DI SUSUN OLEH : KELOMPOK 8

1. Alfi Rahmawati (11970325356)


2. Eva Imelda Nasution ( 11970320504 )
3. Tasya Azhima Zhinta ( 11970324442 )

AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada allah swt yang telah memberikan rahmat dan karunianya kami
dapat menyelesaikan makalah kami dibawah bimbingan ibu Jasmina Syafe’I, S.E, M.Ak.CA .
sholawat dan salam senantiasa kita limpahkan kepada junjungan besar kita Nabi Muhammad
SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan anugrah terbesar bagi seluruh alam.

Alhamdulillah berkat karunia Allah kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“LIABILITAS JANGKA PANJANG” ini tepat pada waktunya. Makalah ini adalah salah satu
tugas dalam mata kuliah Akuntansi Keuangan Menengah II. Walaupun banyak kendala dalam
pembuatannya seperti jarak dikarnakan pandemic yang sedang kita rasakan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian pengetahuannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya,
untuk itu kami sangat mengharapkan masukan yang membangun dari berbagai pihak untuk
kesempurnaan makalah ini kedepan. Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat  bagi kami
khususnya dan bagi teman teman Akuntansi E/3. Amin.

Pasir pengaraian, 15 Maret 202

Penulis

Kelompok 8

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan masalah..............................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................5
2.1 Karakteristik Liabilitas.......................................................................................................................5
2.1.1 Definisi........................................................................................................................................5
2.1.2 Liabilitas jangka pendek versus jangka panjang..........................................................................5
2.1.3 Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas...........................................................................6
2.2 Pengakuan awal dan pengukuran....................................................................................................8
2.3 penerbitan obligasi...........................................................................................................................9
2.4 pernerbitan wesel bayar.................................................................................................................9
2.4.1. Penerbitan secara tunai.............................................................................................................9
2.4.2. Penerbitan Non-tunai..............................................................................................................10
2.4.3 Penerbitan secara tunai dan hak tertentu................................................................................10
2.5 Instrumen Keuangan Majemuk.....................................................................................................11
2.6 Pengukuran setelah pengakuan awal.............................................................................................11
2.7 Penghentian Pengakuan................................................................................................................13
2.7.1 Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian................................................................13
2.7.2 Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang.........................................................................14
2.8 Penyajian dan Pengungkapan.........................................................................................................18
2.8.1 Penyajian..................................................................................................................................18
2.8.2 Pengungkapan..........................................................................................................................19
BAB III........................................................................................................................................................21
PENUTUP...................................................................................................................................................21
3.1 Kesimpulan................................................................................................................................21

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Judul utang jangka panjang digunakan untuk menunjukan utang-
utang yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau akan
dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari sumber aktiva lancar. utang jangka panjang
juga sering disebut sebagai debt-financing, artinya kegiatan pendanaan yang dilakukan
dengan cara meminjam atau berutang. Dan akan dilunasi dari sumber-sumber yang bukan
dari kelompok aktiva lancar, seperti peralatan, gedung, tanah, investasi saham atau investasi
obligasi jangka panjang, dan sebagainya.
Utang jangka panjang ini dibagi menjadi 2 jenis, yaitu utang hipotik dan obligasi. Dari jenis-
jenis tersebut memiliki pengertian, pemahan dan cara mengerjakan yang berbeda satu sama
lain. Utang jangka panjang biasanya timbul karena adanya kebutuhan dana untuk pembelian
tambahan aktiva tetap, menaikan jumlah modal kerja permanen, membeli perusahaan lain
atau mungkin juga untuk melunasi utang-utang yang lain. Dalam makalah ini akan dibahas
mengenai definisi liabilitas jangka panjang. menjelaskan pengakuan dan pengukuran
liabilitas jangka panjang, penghentian pengakuan, penyajian dan pengungkapan liabilitas
jangka panjang.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu liabilitas jangka panjang?

2. Bagaimana pengakuan awal dan pengukuran liabilitas jangka panjang ?

3. Jelaskan bagaimana pengukuran setelah dari liabilitas jangka panjang?

4. Jelaskan bagaimana penghentian pengakuan liabilitas jangka panjang?

5. Jelaskan bagaimana penyajian dan pengungkapan liabilitas jangka panjang?

4
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Karakteristik Liabilitas


2.1.1 Definisi
Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu,
penyelesaiannya di harapkakn mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang
mengandung manfaat ekonomi. Dalam laporan posisi keuangan (neraca) yang di klasifikasikan
(classified statement of financial position), liabilitas dibedakan menjadi liabilitas jangka pendek
dan jangka panjang.

2.1.2 Liabilitas jangka pendek versus jangka panjang


Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) penyajian laporan keuangan, suatu liabilitas di klasifikasikan
sebagai liabilitas jangka pendek jika:

1. entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi


normalnya
2. entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. liabilitas tersebut jatuh tempo untuk di selesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan; atau
4. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyeleseaian liabilitas selama
sekurang – kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
liabilitas yang tidak termasuk kategori tersebut di klasifikasikan sebagai liabilitas
jangka panjang. Beberapa contoh liabilitas jangka panjang adalah utang obligasi, wesel
bayar, liabilitas sewa, liabilitas pension, liabilitas pajak tangguhan.
Defenisi liabilitas keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2014) instrument keuangan
penyajian adalah setiap liabilitas yang berupa:
1. kewajiban kontraktual:
a. untuk menyerahkan ka atau asset keuangan lain kepada entitas lain;atau
b. untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain
dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas tersebut.

5
2. Kontrak yang akan atau mungkin diselesaikan dengan menggunakan instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
a. Nonderivatif dimana entitas harus atau mungkin di wajibkan untuk menerima
suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang diterbitkan entitas;atau
b. Deritatif yang akan atau mungkin diselesaikan selain dengan mepertukarkan
sejumlah tertentu kas atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrument ekuitas
yang diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instrument dan kewajiban yang
timbul pada saat likuidasi yang diklaifikasikan sebagai ekuitas atau instrument
yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan instrument ekuitas
yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang.

Contoh 12.1 kondisi berpotensi tidak menguntungkan

PT Alam menjual opsi yang memberikan hak kepada pembeli opsi tersebut untuk
menjual kepada PT Alam saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 per lembar pada
akhir periode 120 hari. PT Alam mempunyai kewajiban kontraktual untuk membeli
saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 per lembar jika pemegang saham opsi meng-
exercise opsinya. Hal ini menimbulkan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan
PT Alam. Karena pemegang opsi akan meng-exercise opsi tersebut jika harga pasar
saham PT Brilian lebih rendah rendah dari Rp1.000 per lembar. Oleh karen PT Alam
dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan maka opsi tersebut adalah
liabilitas keuangan derivative sejak PT Alam menjadi pihak yang terlibat dalam
kontrak opsi.

Di sisi lain, jika PT Alam memiliki opsi untuk membelli saham PT Brilian
ddengan harga Rp1.000 per lembar pada akhira periode 120 hari. Dengan adanya opsi
tersebut memberikan PT Alam hak kontraktual untuk membeli saham PT Brilian
dengan harga Rp1.000 dan hak tersebut akan di-exercise PT Alam jika harga saham
lebih tinggi dari Rp1.000 pada akhir periode 120 hari, karena kondisi tersebut adalah
kondisi yang menguntungkan bagi PT Alam. PT Alam mempunyai potensi unttuk
mendapatkan keuntungan jika entitas meng-exercise opsi tersebut, sehingga opsi
tersebut merupakan asset keuangan derivative sejak PT Alam menjadi pihak yang
terlibat dalam kontrak opsi.

2.1.3 Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas


PSAK 50 (Revisi 2014) juga menjelaskan prinsip untuk membedakan antara liabilitas
keuangan dan instrument ekuitas. Yang membedakan klasifikasi tersebut adalah substansi dari
perjanjian kontraktual instrument keuangan terkait, bukan bentuk legalnya.

6
Definisi instrument ekuitas adalah setiap kotrak yang memberikan hak residual atas asset
suatu entitass setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Instrument disebut instrument
ekuitas jika, kondisi berikut terpenuhi:

1. instrument tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual


a. untuk menyereahkan ka atau asset keuangn lain kepada entitas lain;atau
b. untutk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan entitas
tersebut.
2. Jika instrument tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrument ekuitas
yang diterbitkann entitas, instrument tersebut merupakan:
a. Nonderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk
menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari instrument ekuitas yang
diterbitkan entitas;atau
b. Deritatif yang akan diselesaikan hanya dengan mepertukarkan sejumlah
tertentu kas atau asset keuangan lain dengan sejumlah tertentu instrument
ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrument ekuitas yang
diterbitkan entita tidak termasuk puttable instrument dan kewajiban yang
timbul pada saat likuidasi yang diklaifikasikan sebagai ekuitas atau
instrument yang merupakan kontrak untuk menerima atau menyerahkan
instrument ekuitas yang diterbitkan entitas di masa yang akan datang

Berikut adalah beberapa contoh sebagai ilustrasi

1. saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali saham


tersebut dengan harga yang telah ditetapkan (mandatorily redeemable preferred
stock dan mempunyai pembayayran dividen tetap. Instrument ini memenuhi
defenisi liabilitas keuangan karena terdapat kewajiban kontraktual bagi penerbitnya
untuk membeli saham tersebut pada harga yang sudah ditetapkan, dan juga
terdapat kewajiban kontraktual untuk membayar dividen.
2. Saham preferen dengan pembayaran dividen terkait dengan saham biasa. Tidak ada
kewajiban kontraktual untuk dividen maupun untuk melunasi pokok, maka saham
prefen tersebut adalah ekuitas.
3. Obligasi tanpa bunga ( zero coupon bond)

7
Penerbit diharuskakn untuk melakuaknn pembayaran pokok utang pada saat jatuuh
tempo. Oleh karena terdapat kewajiban kontraktual untuk membayar kas pada nilai
tertentu pada saat jatuh tempo, maka instrument tersebut merupakan liabilitas
keuangan.

Sebagai pengecualian atas defenisi liabilitas keuangan, instrument yang mencakup


kewajjiban tersebut dikategorikan sebagai instrument ekuitas jika memiliki semua fitur berikut.

1. Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate asset bersih entitas pada
saat likuiditas entitas. aset bersih adalah asset yang tersisa setelah dikurangi semua
klaim atas asset tersebut. Bagian prorate ditentukan oleh:
a. membagi asset bersih entitas pada saat likuidasi ke dalam unit-unit dengan
jumlah yang sama: dan
b. mengalihkan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh pemegang
instrument keuangan.
2. instrument berada dalam kelompok insrumen yang merupakan subordinat dari
semua kelompok instrument lainnya. Untuk berada dalam tingkat tersebut
instrument:
a. tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas asset entitas pada saat
likuidasi, dan
b. tidak perlu dikonversi menjadi instrument lain sebelum berada pada kelompok
instrument yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok instrument lain.
3. seluruh instrument keuangan dalam kelompok instrument yang merupakan
subrdinat dari semua kelompok instrument lainnya memiliki fitur yang identic.
Misalnya, instrument tersebut harus dapat di jual kembali dan rumus atau metode
lain yang digunakan untuk menghitung harga pembelian kembali atau penebusan
adalah sama untuk semua instrument pada kelompok tersebut.
4. Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau menebus
kawajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau asset keuangan lain. Instrument
tersebut tidak termasuk kewajban kontraktual untuk menyerahkan kas atau asset
keuangan lailn kepada entitas lain atau untuk mempertukarkan asset keuangan atau

8
liabilitas keuangann dengan entitas lain dalam kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan bagi entitas tersebu, dan bukan suatu kontrak yang akan atau dapat
ditunaikan dengan instrument ekuitas yang diterbitkan entitas seperti yang diatur di
subparagraph (b) dari definisi liabilitas keuangan.
5. Jumlah arus kas yang di harapkan dihasilkan dari instrument selama umur
instrument didasarkan secara substansial pada laba rugi. Perubahan dalam asset
bersih yang diakui atau perubahan dalam nilai wajara asset bersih entitas yang di
akui atau yang belum diakui selama umur instrument (tidak termasuk dampak dari
instrument).

Sebagai pengecualian, suatu instrument yang mencakup kewajiban kontraktual bagi entitas
penerbit untuk menyerahkan kepada entitas lain bagian prorate asset bersih hanya pada saat
likuidasi dikategorikan sebagai instrument ekuitas jika memiliki selutuh fitur berikut.
1. Entitas memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorate asset bersih
entitas dalam hal likuiditas entitas. aset bersih adalah asset yang tersisa setelah
dikurangi semua klaim atas asset tersebut. Bagian prorate ditentukan oleh:
a. membagi asset bersih entitas pada saat likuidasi ke dalam unit jumlah yang
sama: dan
b. mengalihkan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh
pemegang instrument keuangan.
2. instrument berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari
semua kelompok instrument lainnya. Untuk berada dalam tingkat tersebut
instrument:
a. tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas asset entitas pada saat
likuidasi, dan
b. tidak perlu dikonversi menjadi instrument lain sebelum berada pada
kelompok instrument yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok
instrument lain.
3. seluruh instrument keuangan dalam kelompok instrument yang merupakan
subrdinat dari semua kelompok instrument lainnya harus memiliki kewajiban
kontaktual indentik bagi entitas penerbit untuk memberikan bagian prorate asset
bersih pada saatn likuidasi.
2.2 Pengakuan awal dan pengukuran
Terdapat 2 (dua) klasifikasi liabilitas keuangan, yaitu:

1. Liabilitas yang di ukur pada nilai wajar, melalui laba rugi

9
2. Liabilitas lainnya.

Liabilitas di ukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan awalnya. Untuk liabilitas
yang di ukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Biaya transaksi dapat di atribusi secara
langsung dengan perolehan atau penerbitan liabilitas, keuangan tersebut di bebankan
sedangkan liabilitas lainnya dapat di ukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
transaksi. Liabilitas yang di akui pada nilai wajar melalui laba rugi merupakan liabilitas
jangka pendek, sedangkan liabilitas lainnya dapat merupakan liabilitas jangka pendek atau
liabilitas jangka panjang.

Untuk menghitung nilai kini digunakan tingkat suku bunga pasar ( market interest rate/
effective interest rate) sedangkan untuk menghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon
( coupon rate/satted interest rate).

2.3 penerbitan obligasi


harga wajar liabilitas (hargga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Nilai nominalnya
adalah nilai yang dijanjikan akan dibayar oleh penerbitan oleh penerbitan liabilitas pada
saat liabilitas tersebut jatuh tempo.
Tingkat suku bunga efektif < tingkat bunga kupon -> Liabilitas dijual pada harga premium
Tingkat suku bunga efektif = tingkat bunga kupon -> Liabilitas dijual pada nilai nominal
Tingkat suku bunga efektif > tingkat bunga kupon -> Liabilitas di jual pada harga diskon

Contoh 12.2 penerbittan obligasi

Pada tanggal 1 januari 2015, PT Seruni menerbitkan obligasi obligasi dengan nilai
nominal Rp100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap
tanggal 1 januari dan 1 juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh
tempo pada tanggal 1 januari 2020. PVIF (4%10) anuitas = 8,1109 dan PVIF(4%10) single sum =
0,6756

Harga obigasi :

10
Nilai sekarang dari pokok utang:
Rp100.000.000 x 0,6756 Rp.
67.560.000
Nilai sekarang dari bunga :
(Rp100.000.000 x 10% 6/12) x 8,1109 Rp. 40
554.000
Total Rp. 108.114.000
Obligasi di jual pada harga premium.

Kas 108.114.000

Utang obligasi 100.000.000

Premium obligasi 8.114.000

2.4 pernerbitan wesel bayar


perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar relative sama, yaitu wesel
bayar dinilai sebesar nilai kini arus kas pembayaran di masa depan (baik pokok maupun bunga).

2.4.1. Penerbitan secara tunai


Nilai kini dari wesel bayar yang diterbitkan secara tunai di asumsikan sama dengan
jumlah kas yang diterima entitas. Tingkat bunga yang akan digunakan untuk perhitungan
amortisasi adalah tingkat bunga yang menyebabkan nilai kini dari pembayaran kas dimasa
depan sama dengan kas yang diterima saat ini.

Contoh 12.3 penerbitan wesel bayar – tunai

PT Doha menerbitakan wesel bayar dengan nilai nominal Rp100.000.000, yang akan jatuh
tempo 3 tahun yang akan datang. PT Doha menerima Rp86.383.760.

Rp100.000.000 / (1 + i)3 = Rp86.383.760

i = 5%

11
tingkat bunga sebesar 5% akan digunakan untuk mengamortisasi diskonto yang timbul.

2.4.2. Penerbitan Non-tunai


Wesel bayar dicatat sebesar nilai wajar barang/jasa tersebut atau nilai kini dari wesel
bayar menggunakan tingkat bunga pasar, mana yang lebih andal untuk digunakan. Jika nilai
tersebut berbeda dengan dengan nilai nominal wesel bayar, maka entitas mencatat diskonto
atau premium.

Contoh 12.4 Penerbitan Wesel Bayar - Non-tunai

PT Milu membeli bensin yang mempunyai nilai pasar Rp126.000.000, dan menerbitkan wesel
bayar atas pembelian tersebut. Wesel bayar tersebut mempunyai nilai nominal Rp150.000.000
tanpa Bunga dan jangka waktu 3 tahun.

Mesin 126.000.000
Diskon wesel bayar 24.000.000
Wesel bayar 150.000.000

2.4.3 Penerbitan secara tunai dan hak tertentu


Misalnya, entitas setuju untuk menjual barang dagangan ke pembeli dengan harga lebih
murah dari harga jual normal barang tersebut. Entitas harus mengakui selisih (diskonto) antara
kas yang diterima dan nilai kini dari wesel bayar menggunakan tingkat bunga pasar sebagai
pendapatan diterima di muka.

Contoh 12.4 penerbitan wesel bayar – Tunai dan Hak Tertentu

PT Kapuas menerbitkan wesel bayar tidak berbunga berjangka waktu 3 tahun dengan nilai
nominal Rp200.000.000 kepada PT Banjar. Entitas menerima kas sebesar Rp200.000.000 dari
penerbitan tersebut. Tingkat bunga pasar untuk wesel yang sejenis adalah 8% entitas setuju
untuk menjual barang dagangan senilai Rp750.000.000 dengan harga di bawah harga jual
normal barang tersebut.

Nilai kini wesel bayar = Rp200.000.000 / ( I + 8% )3 = Rp. 158.766.448

12
Diskonto wesel bayar = Rp200.000.000 – Rp158.766.448 = Rp.41.233.552

Kas 200.000.000

Diskonto wesel bayar 41.233.552

Wesel bayar 200.000.000

Pendapatan diterima di muka 41.233.552

Diskonto diamortisasi menggunakan tingkat bunga 8%, sedangkan pendapatan dibayar di


muka diamortisasi proporsional berdasarkan penjualan barang dagangan.

Jika pada tahun pertama PT Banjar membeli baranng dagang dari PT Kapuas senilai
Rp250.000.000, maka penjual yang diakui di tahun pertama sebesar Rp13.744.517
( Rp41.233.552 x 250/750) dan amortisasi diskonto sebesar Rp3.298.684 ( Rp41.233.522 x 8% )

Ayat jurnal pada akhir tahun pertama adalah:

Pendapatan diterima di muka 13.744.517

Penjualan 13.744.517

Beban bunga 3.298.684

Diskonto wesel bayar 3.298.684

2.5 Instrumen Keuangan Majemuk


Instrument keuangan mejemuk adalah instrument keuangan yang mempunyai
komponen liabilitas dan komponen ekuitas. Kedua komponen harus dipisahkan
berdasarkan substansinya pada tanggal instrument tersebut diterbitkan. Contohnya
adalah obligasi konversi. Menerbitkan obligasi konversi
secara substansi sama dengan menerbitkann obligasi nonkonversi dan opsi untuk
membeli saham. Untuk memisahkan nilai obligasi konversi menjadi komponen utang
dan ekuitas, maka nilai wajar dari instrument utang yang sama, namun tidak
mempunyai fitur konversi, digunakan untuk mengukur elemen lialibilitas, sedangkan

13
elemen ekuitas dinilai sebesar selisih antara nilai wajar obligasi konversi dan nilai yang
dialokasikan ke elemen liabilitas tersebut.
Contoh 12. Obligasi Konversi
Pada tanggal 1 maret 2015, PT Kartika menerbitkan 5.000 lembar obligasi konversi
dengan nilai nominal Rp.100.000/lembar. Jangka waktu jatuh tempo obligasi tersebut
adalah 5 tahun dan tingkat bunga sebesar 8%. Nilai wajar dari obligasi yang serupa
tanpa elemen konversi adalah Rp460.000.000. pada tanggal 1 maret 2015, PT Kartika
harus memisahkan nilai obligasi konversi menjadi komponen liabilitas dan komponen
ekuitas sebagai berikut.

Nilai obligasi konversi ( 5000 x Rp.100.000 ) Rp. 500.000.000


Nilai wajar komponen liabilitas RP. 460.000.000
Nilai kompponen ekuitas Rp. 40.000.000

2.6 Pengukuran setelah pengakuan awal


Pengukuran liabiliats jangka panjang setelah pengakuan awal adalah menggunakan
biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif.
Premium (diskonto) yang timbul pada saat pengakuan awal diamortisasi selama jangka
waktu liabilitas jangka panjang untuk menurunkan (meningkatkan) beban bunga yang
diakui sehingga total bunga mencerminkan suku bunga efektif.

Contoh 12.7 Perhitungan Amortisasi

Melanjutkan pada contoh 12.2 untuk menentukan biaya perolehan diamortisasi, serta
beban bunga dan jumlah amortisasi premium tiap periode. Maka perlu dibuat table
amortisasi sebagai berikut:
Table 12.1 Tabel Amortisasi

14
1 2 3 4
periode bunga dibayar beban bunga amortisais permium permium belum diamortisasi nilai tercatat
(10% 6/12 x Rp100.000.000 (8% x 6/12 x nilai tercatat) (1) - (2) (4)-(3) (nilai nominal + (4))
1-Jan-15 8.114.000 108.114.000
1 juli 2015 5.000.000 4.324.560 675.44 7.438.560 107.438.560
1-Jan-16 5.000.000 4.297.542 702.458 6.736.102 106.736.102
1 juli 2016 5.000.000 4.269.444 730.556 6.005.546 106.005.546
1-Jan-17 5.000.000 4.240.222 759.778 5.245.768 105.245.768
1 juli 2017 5.000.000 4.209.831 790.169 4.455.599 104.455.599
1-Jan-18 5.000.000 4.178.224 821.776 3.633.823 103.633.823
1 juli 2018 5.000.000 4.145.353 854.647 2.779.176 102.779.176
1-Jan-19 5.000.000 4.111.167 888.833 1.890.343 101.890.343
1 juli 2019 5.000.000 4.075.614 924.386 965.957 109.965.957
1-Jan-10 5.000.000 4.034.043 965.957 0 100.000.000

1 juli 2015
Beban bunga 4.324.560
Premium utang obligasi 675.440
Kas 5.000.000

31 desember 2015
Beban bunga 4.297.542
Premium utang obligasi 702.458
Utang bunga 5.000.000

Dalam kondisi tersebut, maka pembeli lliabilitas akan membayar kepada penerbit
bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga berakhir sampai dengan tangggal
penerbitan liabilitas. Pada pembayaran bunga berikutnya, pembeli akan menerima
pembayaran bunga penuh.

Contoh 12.8 Penerbitan Obligasi – di Antara Tanggal Pembayaran Bunga

Pada tanggal 1 april 2015, PT Rinjani menerbitkan obligasi dengan nilai nominal
Rp.500.000.000. Obligasi tersebut tertanggal 1 januari 2015 dan jatuh tempo 1 januari
2025. Tingkat bunga kupon obligasi adalah 6%, dengan bunga berutang tiap tanggal 1

15
januari dan 1 juli. Tingkat suku bunga efektif adalah 6% ( sama dengan tingkat bunga
kupon).
Bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan tanggal
penerbitan liabilitas adalah sebesar Rp. 7.500.000 ( 6% x Rp500.000.000 x 3/12)

1 April 2015
Kas 507.500.000
Utang obligasi 500.000.000
Beban bunga 7.500.000

Beban bunga yang diakui pada tangggal 1 juli 2015 adalah sebesar Rp15.000.000 (6% x
Rp500.000.000 x 6/12)

1 juli 2012
Beban bunga 15.000.000
Kas 15.000.000

2.7 Penghentian Pengakuan


Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi keuangan) liabilitas
keuangan jika kewajibana yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau
kadaluarsa.
2.7.1 Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian
Liabilitas dihentikan pengakuannya jika debitur melepaskan liabilitas tersebut ( atau
bagian darinya ) dengan membayar kreditur ( baik menggunakan kas, aset keuangan, barang,
atau jasa lainnya). Pelepasan juga terjadi jika debitur secara hukum dibebasskan dari tanggung
jawab utamanya atas liabilitas tersebut, baik melalui proses hukum maupun oleh kreditur.
Contoh 12.9 Penghentian Pengakuan
PT kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp1.000.000.000. Kesulitan keuangan yang
dihadapi perusahaan membuat perusahaan tidak dapat memenuhi kewajiban terkait pinjaman
bank tersebut. Perusahaan memutuskan untuk melakukan negosiasi dengan bank dan berhasil
memperoleh kesepakatan pelunasan pinjaman dengan menyerahkan properti tersebut dengan
nilai pasar Rp900.000.000 untuk melunasi seluruh pinjaman. Nilai tercatat prorperti perusahaan
tersebut di pembukuan perusahaan sebesar Rp940.000.000.
Keuntungan yang diakui perusahaan dari pelunasan tersebut sebesar Rp1.000.000.000
dikurangi nilai wajar property Rp900.000.000, yaitu Rp 100.000.000 perusahan jugua mencatat
kerugian dari pelepasan property sebesar selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat property,
yaitu rugi sebesar Rp40.000.000.

16
Utang bank 1.000.000.000
Kerugian pelepasan property 40.000.000
Property 940.000.000
Kuntungan pelunasan utang bank 100.000.000

Jika entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari liabilitas keuangan, maka
entitas mengalokasikan nilai tercatat dari liabiliatas keuangan berdasarkan nilai relatifnya pada
bagian yang tetap di akui dan bagian yang dihentikan pengakuannya.

Contoh 12.10 Penghentian Pengakuan – Sebagian Liabilitas Keuangan


PT Medan menerbitkan obligasi pada tanggal 1 januari 2015 dengan nilai par
Rp500.000.00, tingkat bunga 10% dan jangka waktu 5 tahun. Bunga terutang semesteran tiap
tanggal 30 juni dan 31 desember. Obligasi tersebut dijual pada nilai per-nya. Perusahaan
mengeluarkan biaya penerbitan sebesar Rp.10.000.000.

Table 12.2 Tabel Amortisasi – Penghentian pengakuan Sebagian


Tanggal pembayaran bunga beban bunga nilai tercatat
1 januari 2015 490.000.000
30 juni 2015 25.000.000 23. 761.973 491.238.027
31 desember 2015 25.000.000 23.822.009 492.416.018
30 juni 2016 25.000.000 23.879.135 493.536.883
31 desember 2016 25.000.000 23.933.490 494.603.393
30 juni 2017 25.000.000 23.985.209 495.618.184
31 desember 2017 25.000.000 24.034.420 496.583.764
30 juni 2018 25.000.000 24.081.245 497.502.520
31 desember 2018 25.000.000 24.125.799 498.376.721
30 juni 2019 25.000.000 24.168.192 499.208.529
31 desember 2019 25.000.000 24.208.530 500.000.000

Pada tangggal 1 januari 2018, perusahaan membeli 50% dari obligasi tersebut yang
beredar pasar dengan harga Rp.246.000.000. nilai tercatat bagian dari obligasi tersebut pada
tanggal penarikan adalah Rp248.291.882 (50% x Rp496.583.764). keuntungan yang timbul dari
pelunasan tersebut adalah Rp248.291.882 – Rp246.000.000 = Rp2.291.882 .
2.7.2 Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang
Apabila pertukaran terjadi dengan persyaratan yang berbeda secara substansil maka
pertukaran dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal dan pengakuan liabilitas

17
keuangan baru. Hal yang sama juva berlaku apabila dilakukan modifikasi secara substansial atas
ketentuan liabilitas keuangan yang kini masih ada. Selisih antara nilai tercatat liabiliyas
keuangan yang berakhir atau yang ditransfer pada pihak lain dengan jumlah yang dibayarkan
diakui dalam laporan laba rugi.

Untuk memenuhi persyaratan yang berbeda secara substansial atau modifikasi substansial
apabila nilai kini arus kas yang di diskonto berdsarkan syarat-syarat yang baru, termasuk tiap fee
yang dibayarkan setelah dikurangi fee yang diterima dan di diskonto menggunakan suku bunga
efektif awal berbeda paling tidak 10 persen dari nilai kini sisa arus kas yang di diskonto yang
berasal dari liabilitas keuangan semula.

Contoh 12.11 Modifikasi Persyaratan Utang - Substansial

PT. Siprus sedang mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian operasi selama
beberapa tahun terakhir. PT. Siprus mempunyai utang Bank Independen sebesar RP
2000.000.000. dengan tingkat bunga 6% dengan jangka waktu jatuh tempo 5 tahun. Tidak
terdapat diskonto atau premium terkait uang tersebut. PT. Siprus juga memiliki utang bunga
sebesar RP. 120.000.000. ke Bank Independen. Bank Independen setuju untuk merestrukturisasi
utang PT. Siprus untuk membantu perusahaan agar tidak mengalami kebangkrutan. Modifikasi
utang yang disetujui dari restrukturisasi tersebut adalah tingkat bunga diturunkan menjadi 5%,
pokok pinjaman dikurangi menjadi RP. 1.800.000.000. dan utang bunga yang ada dihapuskan.
Nilai kini utang lama adalah:

Nilai Pokok Utang Awal Rp 2000.000 000.

Utang Bunga yang ada Rp. 120.000.000.

Total Rp 2.120.000.000.

Nilai kini utang berdasarkan modifikasi modal (tingkat bunga awal 6% dan jangka waktu 5
tahun):

Pokok pinjaman (Rp 1.800.000.000 × PVIF6%.5) Rp 1.354.064.711

Bunga (Rp 1.800.000.000 × 5% × PVIF6%.5) 379.112.741

Total Rp 1.724.177.452

18
Perbedaan antara nilai kini utang lama dan utang baru = Rp 2.120.000.000. - Rp 1.724.177.452 =
Rp395.822.548 atau 18,76% lebih rendah dibandingkkan nilai kini utang lama. Karena
perbedaannya lebih dari 10% maka rrstrukturisasi utang tersebut memenuhi kriteria untuk diakui
sebagai penghapusan utang lama dan mengakui utang baru. Nilai utang baru sesuai dengan
PSAK 55 (revisi 2014). Harus diakui sebesar nilai wajar dari utang tersebut dihitung dengan
mengacu ketingkat bunga pasar pada tanggal restrukturisasi. Apabila saat restrukturisasi tingkat
bunga yang berlaku adalah 10% maka nilai kini dari utang baru adalah :

Pokok pinjaman (Rp 1.800.000.000 × PVIF6%.5) Rp 1.117.658.382

Bunga (Rp 1.800.000.000 × 5% × PVIF6%.5) Rp. 341.170.809

Total Rp 1.458.829.191

Diskonto dari utang baru berarti sebesar Rp 341.170.809. (1.800.000.000 - Rp


1.458.829.191.) dan keuntungan dari restrukturisasi utang sebesar Rp 66.170.809 (Rp
2.120.000.000 utang lama - Rp 1.458.829.191 utang baru).

Ayat jurnal untukencatat penghapusan utang lama dan p3ngakuan utang baru tersebut adalah:

Utang Bank (lama) 2000.000.000

Utang bunga 120.000.000

Diskonto Utang Bank (baru) 341.170.809

Utang Bank (baru) 1.800.000.000

Keuntungan dari rrstrukturisasi utang 661.170.809

Contoh 12.12 Modifikasi Persyaratan Utang - Tak Substansial

PT. Fista meminjam Rp 2.000.000.000. dari Bank Bersahabat pada tanggal 1 Januari 2015.
Tingkat bunga pinjaman adalah 10% dengan jangka waktu 8 tahun. Perusahaan menanggung
biaya terkait pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.000 pada tanggal perusahaan memperoleh
pinjaman tersebut, perusahaan mencatat utang sebesar nilai kas bersih yang diterima yaitu

19
Rp1.900.000.000. tingkat bunga efektif dari pinjaman tersebut adalah 10,9706% sebagaimana
ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 12.3 Tabel Amortisasi Memodifikais Persyaratan Utang-Substansial

Tanggal Pembayaran Beban Bunga Nilai Tercatat


Bunga
1 Januari 2015 1.900.000.000
31 Des 2015 200.000.000 208.441.140 1.908.441.140
31 Des 2016 200.000.000 209.367.183 1.917.808.323
31 Des 2017 200.000.000 210.394.818 1.928.203.141
31 Des 2018 200.000.000 211.535.190 1.939.738.332
31 Des 2019 200.000.000 212.800.668 1.952.539.000
31 Des 2020 200.000.000 214.204.977 1.966.743.977
31 Des 2021 200.000.000 215.763.346 1.982.507.323
31 Des 2022 200.000.000 217.492.677 2.000.000.000

Oleh karena kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan, pada tahun 2019 perusahaan
mengajukan restrukturisasi utang nya. Bank Bersahabat menyetujui beberapa modifikasi utang
yang mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2020, yaitu tingkat bunga diturunkan menjadi 9%
pokok itang berkurang menjadi Rp1.900.000.000 jatuh tempo diperpanjang menjadi 31
Desember 2016. Terkait restruktur tersebut perusahaan harus membayar biaya renegosiasi
sebesar Rp 25.000.000 pada tanggal restruktursasi nilai kini dari utang perusahaan adalah Rp
1.952.539.000 sedangkan nilai kini dari utang berdasarkan restrukturisasi adalah sebagai
berikut.

Fee Rp 25.000.000

Pokok Pinjaman (1.900.000.000 × PVIF10,9706%.5) Rp. 1.129.052.657

Bunga (Rp 1.900.000.000 × 9% × PVIF10,9706%.5) Rp. 632.466.294

Total Rp 1.786.518.951

Selisih nilai kini utang lama dan utang berdasarkan persyaratan baru adalah Rp
166.020.049 (8,5% lebih rendah). Berikut adalah perhitungan penyesuaian tersebut yang
berdasarkan penyesuaian tersebut tingkat bunga efektif adalah 8,4433%.

20
Tanggal Pembayaran Beban Bunga Nilai Kini
Bunga dan Pokok
Nilai kini utang 1.966.743.977
lama
Fee (25.000.000)
1 Jan 2020 1.941.843.977
31 Des 2020 171.000.000 163.947.078 1.934.691.055
31 Des 2021 171.000.000 163.351.580 1.927.042.635
31 Des 2022 171.000.000 162.705.801 1.918.748.436
31 Des 2023 171.000.000 162.005.498 1.909.753.934
31 Des 2024 2.071.000.000 161.246.066 0

2.8 Penyajian dan Pengungkapan


2.8.1 Penyajian
Berikut ini adalah contoh penyajian liabilitas jangka panjang di laporan posisi keuangan (neraca)
konsolidasian PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan 31 Desember 2013 dan
2012

21
Ilustrasi 12.1 penyajian liabilitas jangka panjang

2.8.2 Pengungkapan
PSAK 60 Instrumen Keuangan : Pengungkapan mengatur dengan rinci persyaratan
pengungkapan untuk instrumen keuangan. Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait
dengan liabilitas jangka panjang adalah:

1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi terhadap setiap


baris pos liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam laporan posisi keuangan.
2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi.
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan.
4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang menunjukkan sisa jatuh
tempo kontraktual

22
Ilustrasi 12.2 pengungkapan liabilitas jangka panjang

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) penyajian laporan keuangan, suatu liabilitas di klasifikasikan
sebagai liabilitas jangka pendek jika:

23
1. entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus operasi
normalnya
2. entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan
3. liabilitas tersebut jatuh tempo untuk di selesaikan dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan; atau
4. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyeleseaian liabilitas selama
sekurang – kurangnya dua belas bulan setelah periode pelaporan.
Liabilitas di ukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan awalnya. Untuk liabilitas
yang di ukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Untuk menghitung nilai kini digunakan
tingkat suku bunga pasar ( market interest rate/ effective interest rate) sedangkan untuk
menghitung bunga digunakan tingkat bunga kupon ( coupon rate/satted interest rate).
Harga wajar liabilitas (hargga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya.
Tingkat suku bunga efektif < tingkat bunga kupon -> Liabilitas dijual pada harga
premium
Tingkat suku bunga efektif = tingkat bunga kupon -> Liabilitas dijual pada nilai nominal
Tingkat suku bunga efektif > tingkat bunga kupon -> Liabilitas di jual pada harga diskon
Pengukuran liabilitas jangka panjang setelahh pengakuan awal adalah menggunkan biaya
perolehan diarmotisasi dengan menggunkan metode suku bunga efektif.
Entitas menghentikann pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi keuangan) liabilitas
keuangan jika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau
kadaluarsa.

24

Anda mungkin juga menyukai