Disusun Oleh
Kelompok 1
1
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulisan
makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “HUTANG LANCAR,
KONTINJENSI DAN PROVISI”
Tidak lupa kami sampaikan terima kasih kepada Ibu MARIA SURYANINGSIH SE, M.Ak
yang telah membantu dan membimbing dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman - teman yang juga sudah memberi arahan, baik
langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah ini.
Untuk itu kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih
memahami lagi tentang hutang lancar, kontijensi, dan provisiuntukmemperlancar proses
pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat. Dengan ini, mohon maaf jika
dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan. Harapan kami semoga makalah ini dapat
bermanfaat.
Wassalamu’alaikumWr.Wb
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................1
BAB I....................................................................................................................4
PENDAHULUAN.................................................................................................4
Latar Belakang...................................................................................................4
Rumusan Masalah..............................................................................................4
Tujuan Makalah.................................................................................................4
BAB II...................................................................................................................5
PEMBAHASAN...................................................................................................5
LIBIALITAS JANGKA PENDEK....................................................................5
Pengertian Hutang dan Hutang Lancar...........................................................5
Jenis – jenis Hutang Lancar............................................................................6
KONTINJENSI................................................................................................11
Keuntungan Kontinjensi...............................................................................11
Kerugian Kontinjensi....................................................................................11
PROVISI..........................................................................................................12
Warranty (Garansi).......................................................................................12
Perkara Hukum (Law Suit)...........................................................................13
Onerous Contract (Kontrak Memberatkan)..................................................13
Restrukturisasi...............................................................................................14
BAB III................................................................................................................15
PENUTUP...........................................................................................................15
KESIMPULAN................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
3
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam akuntansi, kita mengenal tiga hal yang sangat sering dibahas dan menjadi dasar. Yaitu
aset, modal, dan kewajiban atau hutang. Hutang dipahami sebagai hal-hal yang menjadi beban
atau kewajiban perusahaan. Namun, hutang ternyata bukan hanya dalam artian seperti itu.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan memahami salah satu jenis hutang yaitu hutang lancar.
Menurut FASB, hutang adalah pengorbanan manfaat ekonomi masa mendatang
yang mungkin timbul karena kewajiban sekarang suatu entitas untuk
menyerahkan aktiva atau memberikan jasa kepada entitas lain dimasa mendatang
sebagai akibat ransaksi masa lalu. Menurut IAI, kewajiban merupakan hutang
perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang mengandung
manfaat ekonomi ( Ghozali dan Chairiri , 2007). Menurut Munawir (2004) hutang
adalah semua kewajiban keuangan perusahaan kepada pihak lain yang belum
terpenuhi, di mana hutang ini merupakan sumber dana atau modal perusahaan yang
berasal dari kreditor. Hutang merupakan salah satu sumber pembiayaan eksternal yang
digunakan olehperusahaan untuk membiayai kebutuhan dananya. Dalam
pengambilan keputusan akanpenggunaan hutang ini harus mempertimbangkan
besarnya biaya tetap yang muncul darihutang berupa bunga yang akan
menyebabkan semakin meningkatnya leverage keuangandan semakin tidak
pastinya tingkat pengembalian bagi para pemegang saham biasa.
A. Rumusan Masalah
B. Tujuan Makalah
4
5
BAB II
PEMBAHASAN
Sebelum membahas mengenai hutang lancar, maka terlebih dahulu kita perlu memahami lebih
dalam mengenai hutang itu sendiri. Hutang adalah semua kewajiban keuangan perusahaan
kepada pihak lain yang belum terpenuhi, yang umumnya berupa pembayaran uang dan
penyerahan produk pada waktu yang telah disepakati bersama. Namun hutang tidak selalu
berarti hal yang negatif. Tidak berarti perusahaan yang memiliki hutang berarti sedang berada
dalam keadaan yang tidak baik dan akan mengalami kerugian. Justru ada beberapa saat
dimana perusahaan diharuskan mengambil pinjaman atau memiliki hutang, misalnya untuk
kepentingan permodalan usaha perusahaan.
Hutang dalam akuntansi dianggap sebagai pengorbanan ekonomis yang bertujuan untuk
kepentingan masa depan, dengan berbentuk penyerahan aset (terutama dana atau uang) atau
produk yang dibuat perusahaan. Penyerahan aset ini merupakan bagian dari transaksi yang
dibuat di masa lalu, antara satu perusahaan dengan pihak lain, yang menyebabkan adannya
tanggungan kewajiban berupa hutang. Pihak lain yang terkait bisa berupa klien perusahaan,
bank, dan pihak-pihak lain.
Untuk lebih jelasnya, berikut adalah beberapa karakteristik dari hutang:
a. Merupakan kewajiban yang berasal dari transaksi masa lalu.
b. Dapat diukur dan dinyatakan dalam satuan mata uang yang diterima umum.
c. Memiliki nominal yang pasti dan dapat ditaksir jumlahnya.
d. Menyertakan aktiva atau aset yang dapat diterima di masa mendatang.
e. Diketahui dengan jelas pihak yang meminjam dan memberi pinjaman.
f. Diketahui dengan jelas tanggal jatuh tempo.
g. Tidak dapat membatalkan atau melepaskan diri dari kewajiban.
Setelah memahami karakteristik hutang, tentunya kita lebih mengerti apa itu hutang
perusahaan. Hutang memiliki dua macam dalam akuntansi, hutang jangka pendek dan hutang
jangka panjang.
Seperti yang diulas sebelumnya, pengertian hutang lancar adalah hutang perusahaan yang
harus dibayar dalam tempo satu tahun. Namun bisa juga temponya kurang dari satu tahun,
tergantung bagaimana siklus operasional perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan mengacu
pada Standar Akuntansi Keuangan atau SAK, hutang lancar adalah “hutang yang
pelunasannya menggunakan sumber-sumber aktiva lancar atau dengan menciptakan hutang
lancar baru.”
6
Hutang Lancar (Current Liabilities) : Hutang lancar adalah hutang yang harus dibayar dalam
periode atau jangka waktu satu tahun. Hutang lancar akan dibahas lebih mendalam dalam
tulisan ini.
Hutang Jangka Pendek adalah Utang yang diharapkan akan dilunasi dalam waktu satu tahun
dengan menggunakan sumber-sumber yang merupakan aktiva lancar atau yang menimbulkan
utang lancar itu sendiri.Utang itu sendiri adalah pengorbanan ekonomi yang wajib dilakukan
oleh perusahaan di masa yang akan datang dalam bentuk penyerahan aktiva atau pemberian
jasa yang disebabkan oleh tindakan atau tansaksi pada masa sebelumnya.
Karena pembayaran atau pelunasan hutang lancar biasanya mengggunakan aktiva lancar,
dalam akuntansi terdapat istilah rasio lancar (current ratio). Rasio lancar adalah perbandingan
ukuran antara hutang lancar dengan aktiva lancar, yang digunakan para kreditur atau pemberi
pinjaman untuk menilai apakah pihak yang akan diberi pinjaman memiliki kemampuan untuk
melunasi hutang lancar mereka atau tidak. (Baca juga: Sistem Akuntansi Biaya Perusahaan)
Begitu diketahui rasio lancar dari perusahaan yang hendak diberi pinjaman dan dirasa tidak
ada masalah, maka pemberi pinjaman pun memberikan pinjaman sejumlah dana dengan
kesepakatan atau perjanjian yang disetujui kedua belah pihak. Perjanjian tersebut biasanya
berisi nominal hutang, pihak pemberi dan penerima hutang, dan jatuh tempo hutang.
Perjanjian perlu dibuat secara tertulis dan disimpan oleh kedua belah pihak, guna menghindari
terjadi masalah atau sengketa di lain hari.
Setelah memahami apa itu hutang lancar, selanjutnya kita perlu memahami apa saja yang
termasuk ke dalam hutang lancar. Hutang lancar dikelompokkan pada dua kelompok, yaitu
hutang dapat ditentukan jumlahnya dan hutang yang dapat ditaksir jumlahnya. Masing-masing
hutang ini memiliki berbagai macam hutang di dalamnya.
1. Hutang yang Dapat Ditentukan Jumlahnya
Yang dimaksud dengan hutang ini adalah segala hutang atau kewajiban yang jumlah
nominal hutang dan waktu jatuh tempo sudah diketahuhi dengan pasti oleh kedua belah
pihak. Berikut beberapa macam hutang yang termasuk pada kelompok pertama ini:
a. Hutang Dagang
Hutang dagang merupakan hutang yang muncul dari kegiatan operasional dan
ekonomi perusahaan, yaitu kegiatan usaha pokok perusahaan, yang terjadi secara
berulang. Hutang dagang muncul karena adanya perbedaan waktu dalam melakukan
penyerahan produk (barang atau jasa) dengan pembayaran produk tersebut (jangka
waktu kredit). Jangka waktu kredit biasanya dinyatakan sebagai syarat pembayaran,
misalnya 3/10, n/30.
Contoh :
Pada tanggal 2 Januari 2001, Rahmat membeli barang niaga secara kredit seharga
Rp 320.000.
Jurnal:
7
2 Jan Pembelian 320.000
Hutang dagang 320.000
b. Hutang Deviden
Sesuai dengan namanya, hutang deviden merupakan dana yang harus diberikan
perusahaan kepada pemegang saham karena adanya deviden atau pengumuman
pembagian laba perusahaan. Pada tanggal pengumuman deviden, perusahaan jadi
memiliki kewajiban atau hutang yang harus dibayarkan pada para pemegang saham.
Hutang deviden dibayar tunai dalam jangka satu tahun setelah pengumuman deviden.
c. Wesel Bayar
Wesel bayar adalah hutang yang disertakan atau didukung dengan surat pernyataan
hutang, atau surat peryataan sanggup membayar. Yang termasuk wesel bayar adalah
wesel yang dibuat dalam kegiatan operasional perusahaan, pinjaman yang disertai
wesel, dan hutang wesel jangka panjang yang akan segera jatuh tempo.
Wesel berbunga
Merupakan utang wesel yang pada tanggal jatuh tempo pelunasannya sebesar nilai
nominal wesel ditambah dengan bunga.
Misalkan Bank duta Pertiwi menyetujui untuk member pinjaman sebesar
Rp10.000.000 pada tanggal 1 oktober 1992. Untuk itu Bank minta kepada CV Progo
untuk menandatangani perjanjian dengan bunga 12%, dan berjangka waktu 4 bulan.
Apabila wesel berbunga, maka jumlang uang yang diterima CV Progo setelah wesel
ditandatangani adalah sebesar nilai nimonal wesel tersebut. Jurnal yang dibuat oleh
CV Progo pada tanggal 1 Oktober 1992 adalah sebagai berikut:
Okt. 1 Kas 10.000.000
Utang wesel 10.000.000
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel, 12%,4 bulan)
Seandainya tahun buku CV Progo berakhir tanggal 31 Desember, dan pada tanggal
tersebut perusahaan menyusun neraca, maka pada tanggal 31 Desember perlu dibuat
jurnal penyesuaian untuk mencatat hutang bunga sebesar Rp300.000 (Rp10.000.000 x
12% x 3/12) yaitu untuk periode bulan oktober sampai dengan Desember 1992. Jurnal
penyesuaian yang harus dibuat pada tanggal 31 Desember adalah sebagai berikut:
8
Jurnal untuk mencatat pembayaran nilai nominaldan bunga wesel pada tanggal 1
febuari 1993 (tanggal jatuh tempo wesel) adalah sebagai berikut:
Pada tanggal jatuh tempo, CV Progo harus membayar terdiri dari nilai nominal wesel
Rp10.000.000 ditambah biaya bunga Rp 400.000 (Rp10.000.000x12%x4/12). Pada
saat pelunasan biaya bunga diperhitungkan hanya satu bulan, sebab biaya bunga untuk
periode oktober sampai desember 1992 telah dibebankan sebagai biaya untuk periode
tahun lalu.
Wesel tak berbunga
Wesel tak berbunga adalah wesel yang tidak secara eksplisit menyebutkan tingkat
bunga tertentu dalam surat wesel yang bersangkutan.
Contoh: CV progo menandatangani wesel dengan nilai nominal Rp. 10.400.000
jangka waktu 4 bulan, tanpa bunga untuk bank Duta pertiwi. nilai tunai wesel adalah
Rp. 10.000.000 jurnal untuk mencatat transaksi tersebut adalah:
Kas 10.000.000
Diskonto utang wesel 400.000
Utang wesel 10.400.000
(untuk mencatat penerimaan kas dan penarikan wesel 4 bulan tanpa bunga)
d. Hutang Biaya
Hutang biaya mencakup hutang atas biaya-biaya yang masih harus dibayar. Dengan
kata lain, manfaat dari biaya tersebut sudah digunakan dalam satu periode, namun
biayanya belum dibayar. Pencatatan hutang biaya dimasukkankedalam rekening biaya
yang masih harus dibayar.
g. Hutang Bonus
Hutang bonus adalah bonus yang belum dibayarkan kepada pegawai. Bonus juga
diberikan berdasarkan gaji pokok pegawai, atau berdasarkan laba yang didapat
perusahaan. Perhitungan bonus dapat dilakukan dengan cara menghitung laba sebelum
pajak dan bonus, laba sesudah bonus tapi sebelum pajak, serta laba bersih setelah
bonus dan pajak.
Merupakan jumlah pajak yang terhutang kepada pemerintah atas besarnya gaji
karyawan yang terkena pajak penghasilan.
Contoh: Pada tanggal 25 maret 1992, PT Kelud menjual barang seharga 10.000. atas
penjualan tersebut PT Kelud memungut pajak pertambahan nilai (PPH) sebesar 10%
sehingga jumlah kas yang diterima dari pembeli menjadi 11.000.
Jurnal yang dibuat dari transaksi tersebut adalah sebagai berikut:
Maret 25 Kas 11.000
Penjualan 10.000
Utang PPN 1000
10
Unit pemerintahan lokal biasanya bergantung pada pajak properti sebagai sumber
utama pendapatannya. Pajak seperti itu didasarkan pada nilai ditetapkan atas properti
pada nialai yang ditetapkan atas properti pribadi dan nyata serta menjadi jaminan atau
hak gadai terhadap properti pada tanggal yang ditentukan oleh hukum. Hak gadai atau
jaminan ini merupakan kewajiban bagi pemilik properti dan merupakan biaya jasa dari
properti semacam itu.
Profesi akuntansi dalam mempertimbangkan berbagai periode pembebanan pajak
properti dan bagaimana kewajiban itu harus dilaporkan, berpendapat bahwa pada
umumnya dasar yang paling dapat diterima untuk pajak properti adalah akrual bulanan
pada pembukuan wajib pajak slama periode fiskal dari otoritas pajak yang
menggunakan pajak itu.
d. Hutang Hadiah
Yang dimaksud dengan hutang hadiah adalah hadiah yang diberikan perusahaan dalam
jumlahterbatas melalui penyerahan kupon oleh konsumen. Hutang ini belum terjadi,
namun akan menjadi biaya ketika terjadi penjualan produk dan konsumen mendapat
kupon hadiah. Kupon hadiah yang beredar ini merupakan hutang yang ditanggung
perusahaan, yang jumlahnya ditaksir oleh perusahaan.
e. Hutang Garansi
Perusahaan adakalanya memberikan garansi kepada konsumen untuk memperbaiki
kerusakan atau kekurangan suatu produk, guna mempertahankan kualitas produk.
Garansi ini tidak diketahui jumlah pastinya, namun harus ditaksir jumlahnya karena
merupakan biaya yang akan dikeluarkan atau ditanggung perusahaan.
11
KONTINJENSI
Kontinjensi adalah suatu keadaan yang masih diliputi oleh ketidakpastian mengenai
kemungkinan diperolehnya laba atau rugi oleh suatu perusahaan, yang baru akan
terselesaikan dengan terjadi atau tidak terjadinya satu atau lebih peristiwa di masa yang
akan datang.
Keuntungan Kontinjensi
Kerugian Kontinjensi
31 Agustus 2008
Beban garansi produk 7.200.000
Utang garansi produk 7.200.000
(6% x 120 juta )
12
PROVISI
Provisiadalahliabilitas yang belumpastijumlahmaupunwaktunya. Yang
membedakanprovisidenganliabilitasjangkapendeklainnyaadalahmengenaiwaktudanjumlahnya
yang belumpasti.
Beberapacontohprovisiadalahsebagaiberikut :
1. Warranty (Garansi)
PT XYZ
sedangmengalamiperkarapengadilankarenamasalahhakciptadanposisiperkaramemberatka
nperusahaan. Berdasarkanpendapathukumpengacaraperusahaandidapat 3
kemungkinanhasildariperkaratersebutsebagaiberikut :
13
– PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 1,000,000 dalamjangkawaktu 2 tahun
(probabilitas : 60%, peluangterjadinya paling mungkin).
– PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 2,000,000 dalamjangkawaktu 3 tahun
(probabilitas 10%, worst scenario).
– PT XYZ harusmembayar penalty sebesar $ 500,000 dalamjangkawaktu 1 tahun
(probabilitas 30%, best scenario).
Dengantingkatbungadiskonto 5%, makabesarnyaprovisi yang
dapatdiakuientitasdapatdiukursebagaiberikut :
Dibulatkanmenjadi $ 860,000, makajurnal yang dicatatadalah :
Legal Expense 860,000
Legal obligation (Provisi) 860,000
Adalahkontrakdimanabiaya yang
takdapatterhindarkanuntukmelaksanakankontraktersebutmelebihimanfaat yang diperoleh.
Contoh : PT DEF menyewatanahdanbangunandari PT RST selama 4
tahundenganbentuksewaoperasidanmenjalankanproduksinya di tempatitu. Padatahunke 2,
PT DEF karenapertimbangantertentumemindahkanpabriknyaketempatlain,
namuntidakdapatmembatalkansewaoperasidengan PT RST untuksisa 2 tahun. Demikian
juga PT DEF tidakdapatmenyewakantanahdanbangunantersebutkepadapihak lain
(sublease). Karena kondisitersebutmaka PT DEF dapatmencatatsisabebansewa 2
tahuntersebutsebagaiprovisipadatanggalneraca
4. Restrukturisasi
14
Restrukturisasimenimbulkankewajibankonstruktifberupapembayaranpesangonuntukka
ryawan yang di-PHK ataudipindahtugaskan.
Entitasdapatmencatatprovisiataskewajibankonstruktif yang
timbuljikaentitastelahmemilikirencana formal yang detail terkaitrestrukturisasi yang
meliputi :
– Bisnisataubagianusaha yang akanditutup
– Lokasiutama yang dipengaruhi
– Lokasi, fungsi, danperkiraanjumlahtenagakerja yang
diberikankompensasiataspemutusanhubungankerja
– Pengeluaran yang akanterjadi
– Saatpenerapanrencanatersebut
BAB III
15
PENUTUP
KESIMPULAN
2. Kontinjensi
Kontinjensisuatu keadaan yang tidak pasti mengenai kemungkinan diperolehnya laba
atau rugi oleh suatu perusahaan yang baru akan terselesaikan dengan terjadi atau tidak
terjadinya satu atau lebih Adalah peristiwa dimasa yang akan datang.
Keuntungan kontijensi
a) Penerimaan yang mungkin atas uang dari hadiah, sumbangan, bonus, dll
b) Kemungkinan pengembalian dari pemerintah atas kelebihan pajak
c) Penundaan kasus pengendalian yang mungkin hasilnya menguntungkan
d) Kerugian pajak yang dikompensasi kedepan
Kerugian Kontinjensi
16
a) Perkara pengadilan, klaim, dan pengenaan
b) Biaya Garansi dan jaminan
c) Premi
3. Provisi
Provisi adalah liabilitas yang belum pasti jumlah maupun waktunya. Yang
membedakan provisi dengan liabilitas jangka pendek adalah mengenai waktu dan
jumlahnya yang belum pasti.
Contoh Provisi
a) Warranty (Garansi)
b) Perkara Hukum ( Law suit )
c) Onerous Contract ( Kontrak memberatkan )
d) Restrukturisasi
DAFTAR PUSTAKA
17
https://stefanusariyanto.wordpress.com/2011/08/12/liabilitas-jangka-pendek-provisi-dan-
kontinjensi/
https://dosenakuntansi.com/pengertian-hutang-lancar
https://www.scribd.com/doc/45204361/HUTANG-JANGKA-PENDEK
http://riringadisbanjar.blogspot.co.id/2010/12/akuntansi-utang-jangka-pendek.html
http://ina26forever.blogspot.co.id/2011/04/utang-jangka-pendek.html
18