Anda di halaman 1dari 30

Dosen Pengampu: Mata Kuliah:

Jasmina Syafe’i, S.E., M. Ak. CA. Akuntansi Keuangan Menengah 2

RESUME BAB 12

LIABILITAS JANGKA PANJANG

Disusun Oleh Kelompok 7:

Nailah Thahirah Iman (12170322355)

Aufa Habibah (12170322266)

Egintari Nessa Deliani (12170323588)

Resti Lisa Utami (12170321654)

Yani Tri Utami (12070322169)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM

RIAU

2023
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga resume “LIABILITAS JANGKA PANJANG” ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.

Resume ini kami susun untuk melengkapi tugas kelompok mata kuliah Akuntansi
Keuangan Menengah 2. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan resume ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kitasebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Pekanbaru, 11 Maret 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB 12 LIABILITAS JANGKA PANJANG ........................................................ 1

1.1 KARAKTERISTIK LIABILITAS ........................................................... 1

1.1.1 Definisi .............................................................................................. 1

1.1.2 Liabilitas Jangka Pendek versus Jangka Panjang.............................. 1

1.1.3 Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas ................................. 3

1.2 PENGAKUAN AWAL DAN PENGUKURAN ........................................... 7

1.2.1 Penerbitan Obligasi ................................................................................ 8

1.2.2 Penerbitan Wesel Bayar ......................................................................... 9

1.3 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL ............................... 12

1.4 PENGHENTIAN PENGAKUAN ............................................................... 14

1.4.1 Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian ............................ 14

1.4.2 Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang ..................................... 16

1.5 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN ................................................... 20

1.5.1 Penyajian .............................................................................................. 20

1.5.2 Pengungkapan ...................................................................................... 20

1.6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN ....................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ iii

ii
BAB 12
LIABILITAS JANGKA PANJANG
1.1 KARAKTERISTIK LIABILITAS
1.1.1 Definisi
Liabilitas merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa
masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Dalam laporan posisi
keuangan (neraca) yang diklasifikasi (classified statement of financial position),
liabilitas dibedakan menjadi liabilitas jangka pendek dan liabilitas jangka panjang.

1.1.2 Liabilitas Jangka Pendek versus Jangka Panjang


Menurut PSAK 1 (Revisi 2013) Penyajian Laporan Keuangan, suatu
liabilitas diklasifikasikan sebagai liabilitas jangka pendek jika:

1. entitas mengharapkan akan menyelesaikan liabilitas tersebut dalam siklus


operasi normalnya;
2. entitas memiliki liabilitas tersebut untuk tujuan diperdagangkan;
3. liabilitas tersebut jatuh tempo untuk diselesaikan dalam jangka waktu dua
belas bulan setelah periode pelaporan; atau
4. entitas tidak memiliki hak tanpa syarat untuk menunda penyelesaian
liabilitas selama sekurang-kurangnya dua belas bulan setelah periode
pelaporan.

Labilitas yang tidak termasuk kategori tersebut diklasifikasikan sebagai


liabilitas jangka panjang. Beberapa contoh liabilitas jangka panjang adalah utang
obligasi, wesel bayar. liabilitas sewa, liabilitas pensium, liabilitas pajak tangguhan.
Definisi liabilitas keuangan berdasarkan PSAK 50 (Revisi 2014) Instrumen
Keuangan:

Penyajian adalah setiap liabilitas yang berupa:

1. kewajiban kontraktual:
a. untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain; atau

1
2

b. untuk mempertukarakan asset keuangan atau liabilitas keuangan


dengan entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan entitas tersebut
2. kontrak yang akan atau mangkin diselesaikan dengan menggunakan
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas dan merupakan suatu:
a. nooderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi
penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari
instrumen ekultas yang diterbitkan entitas; atau
b. derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan
sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instruments dan
kewajiban yang timbul pada saat likuidasi yang diklasifikasikan sebagai
ekuitas atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau
menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkans entitas dimasa yang
akan datang.

Dalam definisi liabilitas keuangan di atas terdapat istilah "dengan kondisi


yang berpotensi tidak menguntungkan entitas Apa yang dimaksud dengan istilah
tersebut? Berikut pemaparannya.

Contoh 12.1 Kondisi yang Berpotensi Tidak Menguntungkan

PT Alam menjual opsi yang memberikan hak kepada pembeli opsi tersebut untuk
menjual kepada PT Alam saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 per lembar pada
akhir periode 120 hari. PT Alam mempunyai kewajiban kontraktual untuk membeli
saham PT Brilian dengan harga Rp1.000 per lembar jika pemegang opsi meng-
exercise opsinya. Hal ini menimbulkan kondisi yang berpotensi tidak
menguntungkan PT Alam karena pemegang opsi akan meng-exercise opsi tersebut
jika harga pasar saham PT Brilian lebih rendah dari Rp1.000 per lembar. Oleh
karena PT Alam dalam kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan maka opsi
tersebut adalah liabilitas keuangan derivatif sejak PT Alam menjadi pihak yang
terlibat dalam kontrak opsi.
3

Di sisi lain, jika PT Alam memiliki opsi untuk membeli saham PT Brilian
dengan harga Rp1.000 per lembar pada akhir periode 120 hari. Dengan adanya opsi
tersebut memberikan PT Alam hak kontraktual untuk membeli salam PT Brilian
dengan harga Rp1.000 dan hak tersebut akan di-exercise PT Alam jika harga saham
lebih tinggi dari Rp1.000 pada akhir periode 120 hari, karena kondisi tersebut
adalah kondisi yang menguntungkan bagi PT Alam. PT Alam mempunyai potensi
untuk mendapatkan keuntungan jika entitas meng-exercise opsi tersebut, sehingga
opsi tersebut merupakan aset keuangan derivatif sejak PT Alam menjadi pihak yang
terlibat dalam kontrak opsi.

1.1.3 Liabilitas Keuangan versus Instrumen Ekuitas


PSAK 50 (Revisi 2014) juga menjelaskan prinsip untuk membedakan antara
liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas. Yang juga membedakan klasifikasi
tersebut adalah substansi dari perjanjian kontraktual instrumen keuangan terkait,
bukan bentuk legalnya.

Definisi instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak


residual atas aset suatu entitas setelah dikurangi dengan seluruh liabilitasnya. Untuk
menentukan apakah instrument keuangan merupakan liabilitas keuangan atau
instrumen ekuitas, maka instrumen tersebut merupakan instrumen elcuitas jika, dan
hanya jika, kedua kondisi berikut terpenuhi.

1. Instrumen tersebut tidak memiliki kewajiban kontraktual:


a. untuk menyerahkan kas atau aset keuangan lain kepada entitas lain, atau
b. untuk mempertukarkan aset keuangan atau liabilitas keuangan dengan
entitas lain dengan kondisi yang berpotensi tidak menguntungkan
penerbit
2. Jika instrumen tersebut akan atau mungkin diselesaikan dengan instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas, instrumen tersebut merupakan:
a. nooderivatif yang tidak memiliki kewajiban kontraktual bagi
penerbitnya untuk menyerahkan suatu jumlah yang bervariasi dari
instrumen ekultas yang diterbitkan entitas; atau
4

b. derivatif yang akan diselesaikan hanya dengan mempertukarkan


sejumlah tertentu kas atau aset keuangan lain dengan sejumlah tertentu
instrumen ekuitas yang diterbitkan entitas. Untuk tujuan ini, instrumen
ekuitas yang diterbitkan entitas tidak termasuk puttable instruments dan
kewajiban yang timbul pada saat likuidasi yang dikla sifikasikan sebagai
ekuitas atau instrumen yang merupakan kontrak untuk menerima atau
menyerahkan instrumen ekuitas yang diterbitkans entitas di masa yang
akan datang.

Berikut adalah beberapa contoh sebagai ilustrasi.

1. Saham preferen yang mewajibkan penerbitnya untuk membeli kembali


saham tersebut dengan harga yang telah ditetapkan (mandatorily
redeemable preferred stock) dan mempunyai pembayaran dividen tetap.
Instrumen ini memenuhi definisi liabilitas keuangan karena terdapat
kewajiban kontraktual bagi penerbitnya untuk membeli kembali saham
tersebut pada harga yang sudah ditetapkan, dan juga terdapat kewajiban
kontraktual untuk membayar dividen.
2. Saham preferen dengan pembayaran dividen terkait dengan saham biasa.
Pembayaran dividen saham preferen hanya akan dilakukan jika perusahaan
membayar dividen untuk saham biasa. Oleh karena tidak ada kewajiban
kontraktual untuk membayar dividen maupun kewajiban kontraktual untuk
melunasi pokok, maka saham Walaupun tidak terdapat kewajiban untuk
membayar bunga secara berkala, namun preferen tersebut adalah ekuitas.
3. Obligasi tanpa bunga (zero coupon bond)
Walaupun tidak dapat kewajiban untuk membayar bunga secara
berkala,namun obligasi tanpa bunga tersebut mengharuskan penerbitnya
untuk melakukan pembayaran pokok utang pada saat jatuh tempo. Oleh
karena terdapat kewajiban kontraktual untuk membayar kas pada nilai
tertentu pada saat obligasi jatuh tempo, maka instrument tersebut
merupakan liabilitas keuangan.
5

Dalam definisi tersebut terdapat pengecualian atas instrumen yang


memenuhi definisi liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai instrumen ekuitas
jika memenuhi kriteria tertentu.

Suatu instrumen keuangan yang mempunyai fitur opsi jual (puttable


instruments) mencakup kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli
kembali atau menebus instrumen tersebut dan menerima kas atau aset keuangan lain
pada saat melakukan eksekusi opsi jual tersebut. Sebagai pengecualian atas definisi
liabilitas keuangan, instrumen yang mencakup kewajiban tersebut dikategorikan
sebagai instrumen ekuitas jika memiliki semua fitur berikut:

1. Memberikan hak kepada pemegangnya atas bagian prorata aset bersih


entitas pada saat likuidasi entitas. Aset bersih entitas adalah aset yang tersisa
setelah dikurangi semua klaim atas aset tersebut. Bagian prorata ditentukan
oleh:
a. membagi aset bersih entitas pada saat likuidasi ke dalam unit-unit
dengan jumlah yang sama, dan
b. mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh
pemegang instrumen keuangan.
2. Instrumen berada dalam kelompok instrumen yang merupakan subordinat
dari semua kelompok instrumen lainnya. Untuk berada dalam tingkat
tersebut instrumen:
a. tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada
saat likuidasi, dan
b. tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada
kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari seluruh kelompok
instrumen lain.
3. Seluruh instrumen keuangan dalam kelompok instrumen yang merupakan
subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya memiliki fitur yang
identik. Misalnya, instrumen tersebut harus dapat dijual kembali, dan rumus
atau metode lain yang digunakan untuk menghitung harga pembelian
6

kembali atau penebusan adalah sama untuk semua instrumen pada


kelompok tersebut.
4. Selain kewajiban kontraktual bagi penerbit untuk membeli kembali atau
menebus instrumen dan menerima kas atau aset keuangan lain, instrumen
tersebut tidak termasuk kewajiban kontraktual untuk menyerahkan kas atau
aset keuangan lain kepada entitas lain, atau untuk mempertukarkan aset
keuangan atau liabilitas keuangan dengan entitas lain dalam kondisi yang
berpotensi tidak menguntungkan bagi entitas tersebut, dan bukan suatu
kontrak yang akan atau dapat ditunaikan dengan instrumen ekuitas yang
diterbitkan entitas seperti yang diatur di subparagraf (b) dari definisi
liabilitas keuangan.
5. Jumlah arus kas yang diharapkan dihasilkan dari instrumen selama umur
instrumen didasarkan secara substansial pada laba rugi, perubahan dalam
aset bersih yang diakui atau perubahan dalam nilai wajar aset bersih entitas
yang diakui atau yang belum diakui selama umur instrumen (tidak termasuk
dampak dari instrumen).

Sebagai pengecualian dari definisi liabilitas keuangan, suatu instrumen


yang mencakup kewajiban kontraktual bagi entitas penerbit untuk menyerahkan
kepada entitas lain bagian prorata aset bersih hanya pada saat likuidasi
dikategorikan sebagai instrumen ekuitas jika memiliki seluruh fitur berikut:

1. Entitas memberikan hak kepada pemegang instrumen untuk bagian prorata


aset bersih entitas dalam hal likuidasi entitas. Aset bersih entitas adalah aset
yang tersisa setelah dikurangi semua klaim pihak lain atas aset tersebut.
Suatu bagian prorata ditentukan dengan:
a. membagi aset bersih entitas pada saat likuidasi dalam unit jumlah yang
sama; dan
b. mengalikan jumlah tersebut dengan jumlah unit yang dimiliki oleh
pemegang instrumen keuangan.
7

2. Instrumen ini berada pada kelompok instrumen yang merupakan subordinat


dari semua kelompok instrumen lainnya. Untuk berada dalam kelompok
tersebut instrumen:
a. tidak memiliki prioritas melebihi klaim pihak lain atas aset entitas pada
saat likuidasi, dan
b. tidak perlu dikonversi menjadi instrumen lain sebelum berada pada
kelompok instrumen yang merupakan subordinat dari semua kelompok
instrumen lain.
3. Seluruh instrumen yang berada pada kelompok instrumen yang merupakan
subordinat dari semua kelompok instrumen lainnya harus memiliki
kewajiban kontraktual identik bagi entitas penerbit untuk memberikan
bagian prorata aset bersih pada saat likuidasi.

1.2 PENGAKUAN AWAL DAN PENGUKURAN


Terdapat 2 (dua) klasifikasi liabilitas keuangan, yaitu:

1. liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi


2. liabilitas lainnya.

Liabilitas keungan diukur menggunakan nilai wajar pada saat pengakuan


awalnya. Untuk liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan atau
penerbitan liabilitas keuangan tersebut dibebankan sedangkan untuk liabilitas
lainnya diukur sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya transaksi. Liabilitas yang
diakui pada nilai wajar melalui laba rugi merupakan liabilitas jangka pendek,
sedangkan liabilitas lainnya dapat merupakan liabilitas jangka pendek atau liabilitas
jangka panjang.

Pasar memberikan penilaian atas liabilitas jangka panjang berdasarkan nilai


kini dari ekspektasi arus kas di masa depan, yang terdiri dari pokok dan bunga.
Untuk menghitung nilai kini digunakan tingkat suku bunga pasar (market interest
rate/effective interest rate), sedangkan untuk menghitung bunga digunakan tingkat
bunga kupon (coupon rate/stated interest rate).
8

1.2.1 Penerbitan Obligasi


Harga wajar liabilitas (harga jual) dapat berbeda dari nilai nominalnya. Nilai
nominal adalah nilai yang dijanjikan akan dibayarkan oleh penerbit liabilitas pada
saat liabilitas tersebut jatuh tempo. Apabila harga jual lebih tinggi dari nilai nominal
maka liabilitas dijual dengan harga premium, sedangkan apabila harga jual lebih
rendah dari nilai nominal maka dijual dengan diskon. Perbedaan tersebut timbul
apabila tingkat suku bunga efektif berbeda dengan tingkat suku bunga kupon.

Tingkat suku bunga efektif < Tingkat bunga kupon → Liabilitas dijual pada harga
premium

Tingkat suku bunga efektif = Tingkat bunga kupon→ Liabilitas dijual pada nilai
nominal

Tingkat suku bunga efektif > Tingkat bunga kupon → Liabilitas dijual pada harga
diskon

Contoh 12.2 Penerbitan Obligasi

Pada tanggal 1 Januari 2015, PT Seruni menerbitkan obligasi dengan nilai nominal
Rp 100.000.000 dan tingkat bunga kupon 10% yang dibayar semesteran tiap tanggal
1 Januari dan I Juli. Tingkat bunga efektif adalah 8%. Obligasi tersebut jatuh tempo
pada tanggal 1 Januari 2020. PVIF(4%,10) anuitas = 8,1109 dan PVIF(4%,10) single
sum = 0,6756.

Harga obligasi:

Nilai sekarang dari pokok utang:

Rp 100.000.000 × 0,6756 Rp 67.560.000

Nilai sekarang dari bunga:

(Rp 100.000.000 × 10% × 6/12) × 8,1109 40.554.000

Total Rp108.114.000

Obligasi dijual pada harga premium.


9

Kas 108.114.000
Utang Obligasi 100.000.000
Premium Obligasi 8.114.000

1.2.2 Penerbitan Wesel Bayar


Perlakuan akuntansi untuk utang obligasi dan wesel bayar relatif sama, yaitu
wesel bayar dinilai sebesar nilai kini dari arus kas pembayaran di masa depan (baik
pokok maupun bunga). Wesel bayar dapat dikaitkan dengan berbagai bentuk
konsiderasi yang diterima perusahaan dalam penerbitan wesel bayar tersebut.

Penerbitan Secara Tunai

Nilai kini dari wesel bayar yang diterbitkan secara tunai diasumsikan sama dengan
jumlah kas yang diterima entitas. Tingkat bunga yang akan digunakan untuk
perhitungan amortisasi adalah tingkat bunga yang menyebabkan nilai kini dari
pembayaran kas di masa depan sama dengan kas yang diterima saat ini.

Contoh 12.3 Penerbitan Wesel Bayar – Tunai

PT Doha menerbitkan wesel bayar dengan nilai nominal Rp 100.000.000, yang


akan jatuh tempo 3 tahun yang akan datang. PT Doha menerima Rp86.383.760.

Rp100.000.000 / (I + i)3 = Rp86.383.760

i = 5%

Tingkat bunga sebesar 5% akan digunakan untuk mengamortisasi diskonto yang


timbul.

Penerbitan Secara Non-tunai

Entitas dapat menerima barang atau jasa dari penerbitan wesel bayar. Wesel bayar
dicatat sebesar nilai wajar barang/jasa tersebut atau nilai kini dari wesel bayar
menggunakan tingkat bunga pasar, mana yang lebih andal untuk digunakan. Jika
nilai tersebut berbeda dengan nilai nominal wesel bayar, maka entitas mencatat
diskonto atau premium.
10

Contoh 12.4 Penerbitan Wesel Bayar – Non Tunai

PT Milu membeli mesin yang mempunyai nilai pasar Rp126.000.000, dan


menerbitkan wesel bayar atas pembelian tersebut. Wesel bayar tersebut mempunyai
nilai nominal Rp 150.000.000 tanpa bunga dan jangka waktu 3 tahun.

Mesin 126.000.000
Diskonto Wesel Bayar 24.000.000
Wesel Bayar 150.000.000
Penerbitan Secara Tunai dan Hak Tertentu

Ada kalanya entitas menerbitkan wesel bayar dengan tingkat bunga yang lebih
rendah dari tingkat bunga yang wajar. Sebagai kompensasi dari tingkat bunga
tersebut, entitas memberikan hak tertentu kepada pembeli wesel bayar, misalnya
entitas setuju untuk menjual barang dagangan ke pembeli dengan harga yang lebih
murah dari harga jual normal barang tersebut. Entitas harus mengakui selisih
(diskonto) antara kas yang diterima dan nilai kini dari wesel bayar menggunakan
tingkat bunga pasar sebagai pendapatan diterima di muka.

Contoh 12.5 Penerbitan Wesel Bayar – Tunai dan Hak Tertentu

PT Kapuas menerbitkan wesel bayar tidak berbunga berjangka waktu 3 tahun


dengan nilai nominal Rp200.000.000 kepada PT Banjar. Entitas menerima kas
sebesar Rp200.000.000 dari penerbitan tersebut. Tingkat bunga pasar untuk wesel
yang sejenis adalah 8%. Entitas setuju untuk menjual barang dagang senilai
Rp750.000.000 dengan harga di bawah harga jual normal barang tersebut.

Nilai kini wesel bayar = Rp200.000.000 / (I + 8%)3 = Rp158.766.448

Diskonto wesel bayar = Rp200.000.000 - Rp158.766.448 = Rp41.233.552

Kas 200.000.000
Diskonto Wesel Bayar 41.233.552
Wesel Bayar 100.000.000
Pendapatan Diterima di Muka 41.233.552
11

Diskonto damortisasi menggunakan tingkat bunga 8%, sedangkan


pendapatan dibayar di mulo diamortisasi proporsional berdasarkan penjualan
barang dagangan.

Jika pada tahun pertama PT Banjar membeli barang dagangan dari PT


Kapuas senilai Rp250.000.000 maka penjualan yang diakui di tahun pertama
sebesar Rp13.744.517 (Rp41.233.552 × 250/750) dan amortisasi diskonto sebesar
Rp3.298.684 (Rp41.233.552 × 8%). Ayat jurnal pada akhir tahun pertama adalah:

Pendapatan Diterima di Muka 13.744.517


Penjualan 13.744.517

Beban Bunga 3.298.684


Diskonto Wesel Bayar 3.928.684
Instrumen Keuangan Majemuk

Instrumen keuangan majemuk adalah instrumen keuangan yang mempunyai


komponen liabilitas dan komponen ekuitas. Kedua komponen tersebut harus
dipisahkan berdasarkan substansinya pada tanggal instrumen tersebut diterbitkan.
Contoh dari instrumen keuangan majemuk adalah obligasi konversi.Menerbitkan
obligasi konversi secara subtansi sama dengan menerbitkan obligasi nonkonversi
dan obsi untuk membeli saham. Untuk memisahkan nilai obligasi konversi menjadi
komponen utang dan ekuitas, maka nilai wajar dari instrumen utang yang
sama,namun tidak mempunyai fitur konversi, digunakan untuk mengukur elemen
liabilitas, sedangkan elemen ekuitas dinilai sebesar selisih antara nilai wajar
obligasi konversi dan nilai yang dialokasikan ke elemen liabilitas tersebut.

Contoh 12.6 Obligasi Konversi

Pada tanggal 1 Maret 2015, PT Kartika menerbitkan 5.000 lembar obligasi konversi
dengan nilai nominal Rp100.000/lembar. Jangka waktu jatuh tempo obligasi
tersebut adalah 5 tahun dan tingkat bunga sebesar 8%. Nilai wajar dari obligasi yang
serupa tanpa elemen konversi adalah Rp460,000,000. Pada tanggal 1 Maret 2015,
12

PT Kartika harus memisahkan nilai obligasi konversi menjadi komponen liabilitas


dan komponen ekuitas, sebagai berikut.

Nilai obligasi koversi (5.000 x Rp100.000) Rp500.000.000

Nilai wajar komponen liabilitas 460.000.000

Nilai komponen ekuitas 40.000.000

1.3 PENGUKURAN SETELAH PENGAKUAN AWAL


Pengukuran liabilitas jangka panjang setelah pengakuan awal adalah
menggunakan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku
bunga efektif. Premium (diskonto) yang timbul pada pengakuan awal diamortisasi
selama jangka waktu liabilitas jangka panjang untuk menurunkan (meningkatkan)
beban bunga yang diakui sehingga total beban bunga mencerminkan suku bunga
efektif.

Contoh 12.7 Perhitungan Amortisasi

Melanjutkan pada Contoh 12.2, untuk menentukan biaya perolehan diamortisasi,


serta beban bunga dan jumlah amortisasi premium tiap periode, maka perlu dibuat
tabel amortisasi sebagai berikut.

1 Juli 2015
Beban Bunga 4.324.560
Premium Utang Obligasi 675.440
13

Kas 5.000.000
31 Desember 2015
Beban Bunga 4.297.542
Premium Utang Obligasi 702.458
Utang Bunga 5.000.000
Liabilitas jangka panjang seperti contoh di atas dapat diterbitkan di antara
tanggal pembayaran bunga. Dalam kondisi tersebut, maka pembeli liabilitas akan
membayar kepada penerbit bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir
sampai dengan tanggal penerbitan liabilitas. Pada pembayaran bunga berikutnya,
pembeli akan menerima pembayaran bunga penuh.

Contoh 12.8 Penerbitan Obligasi – di Antara Tanggal Pembayaran Bunga

Pada tanggal 1 April 2015, PT Rinjani menerbitkan obligasi dengan nilai nominal
Rp500.000.000. Obligasi tersebut tertanggal 1 Januari 2015 dan jatuh tempo 1
Januari 2025. Tingkat suku bunga kupon obligasi adalah 6%, dengan bunga
terutang tiap tanggal Januari dan Juli. Tingkat suku bunga efektif adalah 6% (sama
dengan tingkat bunga kupon).

Bagian bunga dari tanggal pembayaran bunga terakhir sampai dengan


tanggal penerbitan liabilitas adalah sebesar Rp7.500.000 (6 % x Rp500.000.000 ×
3/12).

1 April 2015
Kas 507.500.000
Utang Obligasi 500.000.000
Beban Bunga 7.500.000
Beban bunga yang diakui pada tanggall Juli 2015 adalah sebesar Rp15.000.000 (6%
x Rp500.000.000 ×6/12).

1 April 2015
Beban Bunga 15.000.000
Kas 15.000.000
14

1.4 PENGHENTIAN PENGAKUAN


Entitas menghentikan pengakuan (mengeluarkan dari laporan posisi
keuangan) liabilitas keuangan jika kewajiban yang ditetapkan dalam kontrak
dilepaskan atau dibatalkan atau kedaluwarsa.

1.4.1 Penghentian Pengakuan Keseluruhan dan Sebagian


Liabilitas keuangan (baik keseluruhan maupun sebagian) dihentikan
pengakuannya jika debitur melepaskan liabilitas tersebut (atau bagian darinya)
dengan membayar kreditur (baik menggunakan kas, aset keuangan, barang, atau
jasa lainnya). Pelepasan juga terjadi jika debitur secara hukum dibebaskan dari
tanggung jawab utamanya atas liabilitas tersebut, baik melalui proses hukum
maupun oleh kreditur.

Contoh 12.9 Penghentian Pengakuan

PT Kirana meminjam uang dari bank sebesar Rp 1.000.000.000. Kesulitan


keuangan yang dihadapi perusahaan membuat perusahaan tidak dapat memenuhi
kewajiban terkait pinjaman bank tersebut. Perusahaan memutuskan untuk
melakukan negosiasi dengan bank dan berhasil memperoleh kesepakatan pelunasan
pinjaman dengan menyerahkan properti milik perusahaan dengan nilai pasar
Rp900.000.000 untuk melunasi seluruh pinjaman. Nilai tercatat properti tersebut di
pembukuan perusahaan sebesar Rp940.000.000.

Keuntungan yang diakui perusahaan dari pelunasan tersebut sebesar Rp


1.000.000.000 dikurangi nilai wajar properti Rp900.000.000, yaitu Rp
100.000.000. Perusahaan juga mencatat kerugian dari pelepasan properti sebesar
selisih antara nilai wajar dan nilai tercatat properti, yaitu rugi sebesar
Rp40.000.000.

Utang Bank 1.000.000.000


Kerugian Pelepasan Properti 40.000.000
Properti 940.000.000
Keuntungan Pelunasan Utang Bank 100.000.000
15

Jika entitas membeli kembali atau melunasi hanya sebagian dari liabilitas keuangan,
maka entitas mengalokasikan nilai tercatat dari liabilitas keuangan berdasarkan
nilai relatifnya pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang dihentikan
pengakuannya. Selisih antara nilai tercatat yang dialokasikan pada bagian yang
dihentikan pengakuannya dengan jumlah yang dibayarkan diakui dalam laba rugi.

Contoh 12.10 Penghentian Pengakuan – Sebagian Liabilitas Keuangan

PT Medan menerbitkan obligasi pada tanggal 1 Januari 2015 dengan nilai par
Rp500.000.000, tingkat bunga 10% dan jangka waktu 5 tahun. Bunga terutang
semesteran tiap tanggal 30 Juni dan 31 Desember. Obligasi tersebut dijual pada
nilai par-nya. Perusahaan mengeluarkan biaya penerbitan sebesar Rp 10.000.000.

Tabel 12.3 Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang – Substansial

Tanggal Pembayaran Bunga Beban Bunga Nilai Tercatat


1 Januari 2015 490.000.000
30 Juni 2015 25.000.000 23.761.973 491.238.027
31 Desember 2015 25.000.000 23.822.009 492.416.018
30 Juni 2016 25.000.000 23.879.135 493.536.883
31 Desember 2016 25.000.000 23.933.490 494.603.393
30 Juni 2017 25.000.000 23.985.209 495.618.184
31 Desember 2017 25.000.000 24.034.420 496.583.764
30 Juni 2018 25.000.000 24.081.245 497.502.520
31 Desember 2018 25.000.000 24.125.799 498.376.721
30 Juni 2019 25.000.000 24.168.192 499.208.529
31 Desember 2019 25.000.000 24.208.530 500.000.000
Pada tanggal 1 Januari 2018, perusahaan membeli 50% dari obligasi tersebut yang
beredar pasar dengan harga Rp246.000.000. Nilai tercatat bagian dari obligasi
tersebut pada tanggal penarikan adalah Rp248.291.882 (50% × Rp496.583.764).
Keuntungan yang timbul dari pelunasan tersebut adalah Rp248.291.882 -
Rp246.000.000 = Rp2.291.882.
16

1.4.2 Pertukaran dan Modifikasi Persyaratan Utang


Apabila pertukaran tersebut terjadi dengan persyaratan yang berbeda secara
substansial maka pertukaran dicatat sebagai penghapusan liabilitas keuangan awal
dan pengakuan liabilitas keuangan baru. Hal yang sama juga berlaku apabila
dilakukan modifikasi secara substansial atas ketentuan liabilitas keuangan yang saat
ini ada. Selisih antara nilai tercatat liabilitas keuangan yang berakhir atau yang
ditransfer pada pihak lain, dengan jumlah yang dibayarkan diakui dalam laporan
laba rugi. Namun, apabila pertukaran atau modifikasi tersebut tidak memenuhi
kriteria penghapusan, maka tiap biaya atau fee yang timbul diperlakukan sebagai
penyesuaian atas nilai tercatat liabilitas tersebut dan diamortisasi selama sisa umur
dari liabilitas yang telah dimodifikasi.

Untuk memenuhi persyaratan yang berbeda secara substansial atau


modifikasi substansial apabila nilai kini arus kas yang didiskonto berdasarkan
syarat- syarat yang baru, termasuk tiap fee yang dibayarkan setelah dikurangi fee
yang diterima dan didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal, berbeda
paling tidak 10 persen dari nilai kini sisa arus kas yang didiskonto yang berasal dari
liabilitas keuangan semula.

Contoh 12.11 Modifikasi Persyaratan Utang – Substansial

PT Siprus sedang mengalami kesulitan keuangan akibat kerugian operasi selama


beberapa tahun terakhir. PT Siprus mempunyai utang dari Bank Independen sebesar
Rp2.000.000.000 dengan tingkat bunga 6%, dengan jangka waktu jatuh tempo 5
tahun. Tidak terdapat diskonto atau premium terkait utang tersebut. PT Siprus juga
mempunyai utang bunga sebesar Rp120.000.000 ke Bank Independen. Bank
Independen setuju untuk merestrukturisasi utang PT Siprus untuk membantu
perusahaan agar tidak mengalami kebangkrutan. Modifikasi utang yang disetujui
dari restrukturisasi tersebut adalah tingkat bunga diturunkan menjadi 5%, pokok
pinjaman dikurangi menjadi Rp1.800.000.000, dan utang bunga yang ada
dihapuskan.

Nilai kini utang lama adalah:


17

Nilai pokok utang awal Rp2.000.000.000

Utang bunga yang ada 120.000.000

Total Rp2.120.000.000

Nilai kini utang berdasarkan modifikasi utang (tingkat bunga awal 6% dan jangka
waktu 5 tahun):

Pokok pinjaman (Rp1.800.000.000 × PVIF6%,5 ) Rp1.345.064.711

Bunga (Rp1.800.000.000 × 5% × PVIF6%,5 ) 379.112.741

Total Rp1.724.177.452

Perbedaan antara nilai kini utang lama dan utang baru = Rp2.120.000.000 -
Rp1.724.177.452 = Rp395.822.548 atau 18,67% lebih rendah dibandingkan nilai
kini utang lama. Karena perbedaannya lebih dari 10%, maka restrukturisasi utang
tersebut memeuni kriteria untuk diakui sebagai penghapusan utang lama dan
mengakui utang baru. Nilai utang baru, sesuai dengan PSAK 55 (Revisi 2014),
harus diakui sebesar nilai wajar. Nilai wajar dari utang tersebut dihitung dengan
mengacu ke tingkat bunga pasar pada tanggal restrukturisasi. Apabila pada saat
restrukturisasi tingkat bunga yang berlaku adalah 10%, maka nilai kini dari utang
baru adalah:

Pokok pinjaman (Rp1.800.000.000 × PVIF6%,5 ) Rp1.117.658.382

Bunga (Rp1.800.000.000 x 5% × PVIF6%,5 ) 341.170.809

Total Rp1.458.829.191

Diskonto dari utang baru berarti sebesar Rp341.170.809 (Rp1.800.000.000-Rp


1.458.829.191) dan keuntungan dari restrukturisasi utang sebesar Rp661.170.809
(Rp2.120.000.000 utang lama - Rp1.458.829.191 utang baru).

Ayat jurnal untuk mencatat penghapusan utang lama dan pengakuan utang baru
tersebut adalah:
18

Utang Bank (lama) 2.000.000.000


Utang Bunga 120.000.000
Diskonto Utang Bank (baru) 341. 170.809
Utang Bank (baru) 1.800.000.000
Keuntungan dari Restrukturisasi Utang 661.170.809

Contoh 12.12 Modifikasi Persyaratan Utang – Tidak Substansial

PT Fista meminjam Rp2.000.000.000 dari Bank Bersahabat pada tanggal 1 Januari


2015. Tingkat bunga pinjaman adalah 10% dengan jangka waktu 8 tahun.
Perusahaan menanggung biaya terkait pinjaman tersebut sebesar Rp 100.000.000.
Pada tanggal perusahaan memperoleh pinjaman tersebut, perusahaan mencatat
utang sebesar nilai kas bersih yang diterima, yaitu Rp 1.900.000.000. Tingkat bunga
efektif dari pinjaman tersebut adalah 10,9706%, sebagaimana ditunjukkan dalam
tabel berikut.

Tabel 12.3 Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang – Substansial

Tanggal Pembayaran Bunga Beban Bunga Nilai Tercatat


1 Januari 2015 1.900.000.000
31Desember 2015 200.000.000 208.441.140 1.908.441.140
31 Desember 2016 200.000.000 209.367.183 1.917.808.323
31 Desember 2017 200.000.000 210.394.818 1.928.203.141
31 Desember 2018 200.000.000 211.535.190 1.939.738.332
31 Desember 2019 200.000.000 212.800.668 1.952.539.000
31 Desember 2020 200.000.000 214.204.977 1.966.743.977
31 Desember 2021 200.000.000 215.763.346 1.982.507.232
31 Desember 2022 200.000.000 217.492.677 2.000.000.000
Oleh karena kesulitan keuangan yang dihadapi perusahaan, pada tahun 2019
perusahaan mengajukan restrukturisasi utangnya. Bank Bersahabat menyetujui
beberapa modifikasi utang yang mulai berlaku efektif tanggal 1 Januari 2020, yaitu
tingkat bunga diturunkan menjadi 9%, pokok utang berkurang menjadi
19

Rp1.900.000.000, jatuh tempo diperpanjang menjadi 31 Desember 2016. Terkait


restrukturisasi tersebut perusahaan harus membayar biaya renegosiasi sebesar
Rp25.000.000. Pada tanggal restrukturisasi nilai kini dari utang perusahaan adalah:

Rp1.952.539.000, sedangkan nilai kini dari utang berdasarkan restrukturisasi


adalah sebagai berikut:

Fee Rp25.000.000
Pokok pinjaman (Rp 1.900.000.000 × PVIF10,9706%,5) 1.129.052.657
Bunga (Rp1.900.000.000 x 9% × PVIF10,9706%,5) 632.466.294
Total Rp1.786.518.951
Selisih nilai kini utang lama dan utang berdasarkan persyaratan baru adalah
Rp166.020.049 (8,5% lebih rendah). Karena perbedaannya kurang dari 10% maka
modifikasi utang tersebut tidak dapat diperlakukan sebagai pelunasan utang.

Oleh karena itu, sebagaimana diatur dalam PSAK 55 (Revisi 2014), biaya
atau fee yang timbul diperlakukan sebagai penyesuaian atas nilai tercatat liabilitas
tersebut dan diamortisasi selama sisa umur dari liabilitas yang telah dimodifikasi.
Berikut adalah perhitungan penyesuaian tersebut, yang berdasarkan penyesuaian
tersebut tingkat bunga efektif menjadi 8,4433%.

Tabel 12.4 Tabel Amortisasi Modifikasi Persyaratan Utang-Tidak Substansial

Tanggal Pembayaran Bunga dan Pokok Beban Bunga Nilai Kini


Nilai kini utang lama 1.966.743.977
Fee (25.000.000)
1 Januari 2020 1.941.743.977
31 Desember 2020 171.000.000 163.947.078 1.934.691.055
31 Desember 2021 171.000.000 163.351.580 1.927.042.635
31 Desember 2022 171.000.000 162.705.801 1.918.748.436
31 Desember 2023 171.000.000 162.005.498 1.909.753.934
31 Desember 2024 2.071.000.000 161.246.066 0
20

1.5 PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN


1.5.1 Penyajian
Berikut adalah contoh penyajian Liabilitas Jangka Panjang di Laporan Posisi
Keuangan (Neraca) Konsolidasian PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Anak
Perusahaan 31 Desember 2013 dan 2012

1.5.2 Pengungkapan
Liabilitas jangka panjang yang di bahas di bab ini adalah liabilitas yang termasuk
dalam liabilitas keuangan. PSAK 60 Instrumen Keuangan: Pengungkapan
mengatur dengan rinci persyaratan pengungkapan untuk instrumen keuangan.
Beberapa persyaratan pengungkapan yang terkait dengan liabilitas jangka panjang
adalah:
21

1. Menyediakan informasi yang cukup untuk memungkinkan rekonsiliasi


terhadap setiap baris pos liabilitas jangka panjang yang disajikan dalam
laporan posisi keuangan.
2. Nilai tercatat liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan
diamortisasi.
3. Mengungkapkan dalam ikhtisar kebijakan akuntansi yang signifikan,
kebijakan akuntansi yang digunakan.
4. Analisis jatuh tempo untuk liabilitas keuangan jangka panjang yang
menunjukkan sisa jatuh tempo kontraktual.

Berikut adalah ilustrasi pengungkapan Liabilitas Jangka Panjang di Catatan atas


Laporan Keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dan Anak Perusahaan Tahun
2013 dan 2012.
22
23
24
25
26

1.6 ANALISIS LAPORAN KEUANGAN


Berikut adalah beberapa rasio keuangan yang terkait dengan liabilitas jangka
panjang:

Total Utang
Debt to equity ratio = Total Ekuitas

Total Utang
Debt to asset ratio = Total Aset

Total utang mencakup utang jangka pendek dan utang jangka panjang.
Rasio utang yang lebih besar dibandingkan ekuitas maupun aset meningkatkan
risiko suatu perusahaan. Rasio keuangan lain terkait utang jangka panjang adalah
Times Interest Earned:

Laba sebelum Bunga dan Pajak


Times Interest Earned = 𝐵𝑒𝑏𝑎𝑛 𝐵𝑢𝑛𝑔𝑎

Rasio inimengukur sejauh mana laba tersedia untuk menutupi beban bunga,
yang mencerminkan perlindungan bagi kreditur. Semakin tinggi rasio ini berarti
semakin tinggi perlindungan bagi kreditur terkait pembayaran bunga.
DAFTAR PUSTAKA
Martani, D., Siregar, S. V., Wardhani, R., Farahmita, A., Tanujaya, E., & Hidayat,
T. (2019). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasi PSAK. Jakarta Selatan:
Penerbit Salemba Empat.

iii

Anda mungkin juga menyukai