Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SURAT BEHARGA YANG DITERBITKAN

( Pinjaman yang diterima dan Kewajiban lain-lain )

Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Perbankan

Dosen Pengampu :

Hamdani SE, M.Si, Ak, CA

Disusun Oleh :

Fitria Yulianda (2100311320008)

Miptahul Jannah (2100311320018)

Thalia Puteri (2100311320026)

Tina Puteriani (2100311320024)

PROGRAM STUDI D3 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

BANJARMASIN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang sudah melimpahkan

rahmat, taufik, dan hidayah- Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan

baik serta tepat waktu. Shalawat serta salam senantiasa terlimpah curah kepada

Rasullulah SAW. Dalam membuat makalah ini mempunyai harapan agar dapat

bermanfaat dalam menambah ilmu dan wawasan kita.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Akuntansi

Perbankan. Kegiatan penyusunan makalah ini memberikan kami tambahan ilmu

pengetahuan yang dapat bermanfaat bagi kehidupan kami, dan bagi para pengguna

makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dan kurang

dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat

kami harapkan guna kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih

kepada Ibu Dosen mata kuliah Akuntansi Perbankan. Kepada pihak yang sudah

menolong dan turutdalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya,

kami sampaikan banyak terima kasih.

Banjarmasin, 05 Maret 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………..

BAB I………………………………………………………………………………….

PENDAHULUAN

1.1 Latar

Belakang………………………………………………………………….

1.2 Rumusan

Masalah………………………………………………………………

1.3 Tujuan………………………………………………………………………….

BAB II

…………………………………………………………………………………..

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Surat Beharga yang Diteribitkan, Pinjaman yang diterima, dan

Kewajiban lain-lain ……………………………………………………………

2.2 Macam-Macam Surat

Berharga…………………………………………………

2.3 Akuntansi Surat Berharga Yang

Diterbitkan……………………………………

2.4 Jenis Pinjaman yang

Diterima…………………………………………………..

2.5 Akuntans untuk Pinjaman yang

Diterima……………………………………….
2.6 Pendapatan yang Diterima Dimuka……………………………………………

2.7 Penyajian Dalam

Neraca……………………………………………………….

BAB III…………………………………………………………………………………

PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………

3.2 Saran…………………………………………………………………………..

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Terbitnya surat berharga dilatarbelakangi oleh transaksi antara penjual dan

pembeli yang telah mengadakan kesepakatan bahwa dalam melaksanakan

pembayaran akan dibayar tidak secara tunai, melainkan dengan menerbitkan surat

berharga. Jadi surat berharga yang diterbitkan oleh pembeli sebagai penerbit itu,

mempunyai nilai atau harga sebesar yang diperjanjikan dalam transaksi yang telah

mereka adakan sebelumnya. Timbulnya kewajiban membayar dengan menerbitkan

surat berharga karena adanya perjanjian terlebih dahulu di antara para pihak, yang

mana perjanjian tersebut disebut perikatan dasar. Tanpa adanya perikatan dasar tidak

mungkin diterbitkan surat berharga.

Akuntansi surat berharga merupakan bentuk penanaman dana sementara

sebelum digunakan serta bagaimana prosedur akuntansi dan pencatatan surat berharga

dicatat termasuk perhitungannya pada saat jatuh tempo, tersedia untuk dijual kembali,
diperdagangkan di pasar uang, serta saat terjadi perhitungan bunga dan pemindahan

surat berharga tersebut kepada pihak lain.

Dengan demikian, akuntansi surat berharga yang diterbitkan akan dicatat pada

saat penerbitan, penjualan, dan pelunasan. Sehingga surat berharga yang diterima

bank darinasabah/masyarakat/bank lain akan menjadi sumber dana bank bila dijual di

pasar uang.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Surat Beharga yang Diterbitkan ?

2. Apa yang dimaksud dengan Pinjaman yang Diterima ?

3. Apa yang dimaksud dengan Kewajiban lain-lain ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah agar dapat memahami

secara eksternal tentang surat berharga yang diterima, pinjaman yang diterima, dan

kewajiban lain-lain.
BAB 11

PEMBAHASAN

3.1 Pengertian Surat Beharga yang Diteribitkan, Pinjaman yang diterima,

dan Kewajiban lain-lain

Surat berharga atau commercial paper (negotiable instruments) adalah sebuah

dokumen yang memiliki nilai uang yang diakui dan dilindungi oleh hukum untuk

kepentingan transaksi perdagangan, pembayaran, penagihan atau sejenis lainnya.

Tujuan surat berharga ini merupakan surat-surat berharga yang diterbitkan oleh bank

untuk kemudian dijual kepada pihak lain melalui pasar uang antar bank. Dalam

penerbitan surat berharga terdapat dua pihak penerbit dan penerima surat berharga.

Kedua pihak terikat pada perikatan atau perjanjian kontrak.

Selain dana masyarakat yang lazimnya diserap oleh bank, seringkali suatu

bank menerima pinjaman dari pihak ketiga yang bukan nasabah perorangan, seperti

lembaga keuangan didalam atau luar negeri, pemerintah atau lembaga lainnya.

Pinjaman ini akan menambah komponen dana suatu bank disisi passiva.
Jenis kewajiban lain-lain antara lain adalah pendapatan yang diterima dimuka,

biaya-biaya listrik, telepon, dan lain sebagainya yang belum dibayar, setoran jaminan

L/C atau garansi bank yang jumlahnya relatif kecil, hutang pajak penghasilan yang

dihitung berdasarkan laba akuntansi yang disebabkan oleh pos tidak lancar (saldo

kredit) disajikan kedalam kelompok kewajiban lain-lain.

3.2 Macam-Macam Surat Berharga

Ada beberapa macam surat berharga yang masing-masing surat berharga

tersebut memiliki ciri dan syarat yang mirip secara umum, namun kegunaan dan

fungsinya berbeda-beda :

1. Wesel.

Wesel merupakan surat berharga yang di dalamnya memuat kata wesel,

tanggal, dan ditandatangani oleh penerbit yang memberikan perintah tanda syarat

kepada pihak terkait perihal hari pembayaran kepada penerima yang telah ditunjuk

penerbit maupun penggantinya di suatu tempat.

2. Cek

Cek merupakan suatu surat yang sifatnya sebagai alat bayar dan di dalamnya

terdapat kata cek dan dikeluarkan pada tanggal dan tempat tertentu serta memiliki

perintah tanpa syarat dari pihak nasabah kepada bank untuk membayar sejumlah uang

yang sudah tertulis di dalamnya atau kepada pihak pembawa cek tersebut.

3. Surat Sanggup (Surat Promes)

Surat sanggup adalah surat kontrak yang didalamnya terdapat janji yang detail

dari suatu pihak atau pembayar guna membayarkan sejumlah uangnya kepada pihak

lain. Kewajiban ini bisa timbul karena adanya kewajiban pelunasan atas suatu utang.

Surat sanggup ini memiliki jatuh tempo paling lama satu tahun, sehingga dinilai
sebagai salah satu instrumen investasi jangka pendek. Surat ini merupakan janji

kesanggupan untuk melakukan pembayaran. Bedanya dengan wesel, pada surat

sanggup, tidak ada perintah melainkan pernyataan menyanggupi.

4. Saham

Saham diatur dalam 40 KUHD yang berarti modal perseroan dibagi atas

saham-saham atau sero-sero atau nama atau blanko. Saham juga dapat didefinisikan

sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang maupun badan dalam suatu

perusahaan atau perseroan terbatas.

5. Obligasi

Obligasi adalah jenis sertifikat bukti utang yang dikeluarkan oleh suatu

perusahaan atau badan pemerintah sebagai pihak yang nantinya akan berhutang dan

berjanji untuk membayarnya dengan bunga dan pokok utang dalam kurun waktu

tertentu kepada pemilik obligasi.

6. Surat Berharga Pasar Uang (SBPU)

SBPU adalah surat berharga yang diterbitkan dan ditandatangani oleh nasabah

yang pada umumnya dilakukan sebagai jaminan atas pelunasan hutang nasabah

kepada bank yang bersangkutan. Surat berharga yang diterima bank dari

nasabah/bank akan menjadi sumber dana bank bila dijual di pasar uang.

3.3 Akuntansi Surat Berharga Yang Diterbitkan

Akuntansi surat berharga diterbitkan dicatat pada saat penerbitan, penjualan dan

pelunasan. Saat penerbitan bank sebernarnya baru mendapat pengakuan hutang dari

nasabah atau bank lain yang selanjutnya menjadi asset bank yang sewaktu-waktu

dapat dijual untuk memenuhi likuiditas bank. Sebagai asset bank, maka bank
mencatat sebesar harga nominal. Harga nominal ini sebesar nilai kewajiban nasabah

kepada bank.

Surat berharga yang diterima bank dari nasabah/bank lain akan menjadi

sumber dana bank bila dijual di pasar uang. Penjualan surat berharga ini akan diterima

sebesar harga jualnya (nilai tunai). Bila terdapat selisih nilai tunai dan nilai nominal

dicatat sebagai diskonto SBPU yang belum diamortisasi (disusutkan). Diskonto yang

telah diperhitungkan harus diamortisasi setiap akhir bulan sehingga SBPU itu jatuh

tempo serta dikenakan pajak sebesar 15%.

Sebagai contoh, apabila seorang nasabah Bank Omega membuat surat

pengakuan hutang atas pinjaman yang telah diterima sebesar Rp. 80 juta beserta

bunga Rp. 20 juta atau keseluruhan sebesar Rp. 100 juta dengan suku bunga 14%

setahun jangka waktu 6 bulan, kemudian pada hari yang sama dijual oleh Bank

Omega kepada bank Indonesia dan dibebankan diskonto 13,5% setahun. Hasil

penjualan dibukukan untuk rekening giro Bank Omega pada Bank Indonesia.

Transaksi ini akan dicatat oleh bank Omega sebagai berikut.

D : Surat Berharga Rp. 100.000.000

K : Debitur Rp. 80.000.000

K : Pendapatan Bunga Debitur yang diterima dimuka Rp. 20.000.000

Surat berharga yang diterima dari nasabah sebagai pelunasan debitur dapat dijual ke

salah satu bank untuk mendapatkan alat likuid bagi bank yang sedang memilikinya.

Sebagai contoh, apabila surat berharga tersebut akan diterbitkan dan dijual ke Bank

Indonesia, oleh Bank Indonesia akan dikenakan diskonto. Proses ini dibuat dengan

rediskonto ke Bank Indonesia. Pada waktu rediskonto ke Bl akan terjadi hutang atau
kewajiban Bank Omega kepada BI atas surat berharga yang telah dijual tersebut.

Kewajiban ini dicatat dalam rekening Surat Berharga - SBPU. Sifat dari rekening ini

adalah sama dengan notes receivable discounted dimana Bank Omega tetap

berkewajiban melunasi surat berharga tersebut.

Diskonto : 13,5% x 6/12 x Rp. 100.000.000 = Rp. 6.750.000

D : BI - Giro Rp. 93.250.000

D : Diskonto SBPU Yang Belum Diamortisasi Rp. 6.750.000

K : Surat Berharga - SBPU Rp. 100.000.000

Diskonto SBPU tersebut akan dialokasikan setiap bulannya kedalam rekening

biaya dengan ayat jurnal sebagai berikut.

3.4 Jenis Pinjaman yang Diterima

Jenis pinjaman yang diterima oleh suatu bank dapat terdiri dari beberapa

ragam pinjaman antara lain Pinjaman jangka panjang dari bank lain, pinjaman dari

luar negeri yang disalurkan kepada pemerintah untuk kemudian diteruskan kepada

bank pelaksana, obligasi, maupun pinjaman dalam rangka pembiayaan bersama satu

atau beberapa proyek.

Pinjaman dari bank lain yang sifatnya jangka panjang lazimnya berupa

penerbitan surat berharga dari bank yang menerima pinjaman, baik dalam bentuk

Sertifikat Deposito, Commercial Paper, atau bentuk lainnya.

Pinjaman yang diterima dari suatu lembaga di luar negeri yang disalurkan

melelui pemerintah sebelum diterima oleh bank pelaksana lazimnya dikenal dengan

nama Two Step Loan, biasanya disingkat TSL. Disebut Two Step Loan karena

pinjaman yang diberikan oleh kreditur luar negeri ini akan diterima oleh pemerintah
sebagai penjamin pinjaman tersebut untuk kemudian disalurkan kepada bank-bank

pelaksana untuk dipergunakan menyalurkan kredit perbankan.

3.5 Akuntans untuk Pinjaman yang Diterima

Pengadministrasian pinjaman jangka panjang yang diterima oleh suatu bank

harus mendapatkan kontrol yang baik dan cermat. Lazimnya, persetujuan untuk

memndapatkan pinjaman yang diterima jangka panjang ini harus disetujui dan

diadministrasikan oleh kantor pusat. Pelaksanaanya dapat saja dilakukan oleh cabang-

cabang. Berikut ini akan dibahas perlakuan akuntansi untuk beberapa jenis pinjaman

yang telah dibahas diatas.

Pinjaman Two Step Loan.

Pinjaman yang diterima dalam two-step-loan akan diadministrasikan kedalam

rekening Pinjaman Yang Diterima.

Two Step Loan menurut UUD No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia

(Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Nomor

3843) adalah pinjaman yang diterima oleh Pemerintah Republik Indonesia dari

Lembaga Keuangan Internasional yang diteruskan kepada Bank Umum dan Bank

Perkreditan Rakyat melalui Bank Indonesia, dalam rangka menunjang program

Pemerintah, termasuk bantuan teknis yang terkait dengan pinjaman tersebut.

Proses terjadinya TSL ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

Bank Penerima Bank Pemberi

Pinjaman Pemerintah Pinjaman di

Dalam negeri R.I. Luar Negeri

Bank LN
Sebagai bank Sebagai
penerima kredit penjamin dan Lembaga LN
TSL Penyalur TSL Pemerintah
Akuntansi untuk penerimaan dana TSL ini harus diadministrasikan oleh

Kantor Pusat dan akan dibukukan kedalam rekering Pinjaman Yang Diterima - TSL.

Rekening ini merupakan hutang jangka panjang bagi bank yang bersangkutan.

Sebagai contoh, apabila Bank Omega mendapatkan pinjaman melalui

Pemerintah Republik Indonesia dari Bank Of Japan sebesar Rp. 12 milyar yang

disalurkanmelalui Bank Indonesia. Oleh kantor pusat akan dibukukan dengan ayat

jurnal sebagai berikut:

D : Bank Indonesia - Giro Rp. 12.000.000

K : Pinjaman Yang Diterima - TSL Rp. 12.000.000

Pada jatuh waktu pinjaman TSL ini, rekening TSL akan didebetkan dengan

jumlah yang sama dan tidak akan tampak lagi pada neraca Bank Omega.

3.6 Pendapatan yang Diterima Dimuka

Pendapatan yang diterima dimuka akan dibukukan sebagai kewajiban bank

pada sisi passiva. Pendapatan yang diterima dimuka ini akan dialokasikan secara

berangsur-angsur selama umur dari pos tersebut.

Pendapatan yang diterima dimuka, yang meliputi jumlah uang atau aktiva lain

yang diperoleh tetapi belum diakui sebagai pendapatan untuk periode yang

bersangkutan, seperti pendapatan sewa jangka panjang yang diterima dimuka, uang

muka kontrak pemberian jasa jangka panjang dan lain sebagainya.


Penyajian pendapatan yang ditangguhkan atau diterima dimuka ini akan

disajikan kedalam hutang lancar.

Sebagai contoh, apabila Bank Omega menempatkan dananya pada Bank ABC dalam

bentuk Sertifikat Berjangka yang bunganya diterima dimuka sebesar Rp. 200 juta

suku bunga 14,4 persen setahun dengan jangka waktu 6 bulan. Pembayaran dilakukan

dengan bilyet giro Bank Indonesia. Ayat jurnal untuk mencatat transaksi ini adalah

sebagai berikut:

D : Bank Lain - Sertifikat Berjangka Rp. 200.000.000

K : Bunga Sertifikat Berjangka yang Diterima Dimuka Rp. 14.400.000

K : Bank Indonesia Rp. 185.600.000

Karena penerimaan bunga dimuka selama 6 bulan mendatang telah diterima

sekarang sebasar Rp. 14.400.000, maka setiap bulannya harus dialokasikan sebesar

Rp. 2.400.000 kedalam rekening pendapatan. Ayat jurnal untuk mencatat alokasi

pendapatan ini adalah sebagai berikut:

D : Bunga Sertifikat Berjangka yang Dibayar Dimuka Rp. 2.400.000

K : Pendapatan Bunga Sertifikat Berjk Rp. 2.400.000

Ayat jurnal ini dibuat setiap bulan hingga saldo kewajiban tersebut nihil.

3.7 Penyajian Dalam Neraca

Penyajian kewajiban lain-lain dineraca dikelompokan kedalam hutang atau

kewajiban lancar mengingat jangka waktu dan sifat dari kewajiban tersebut yang

relatif akan diselesaikan dalam tempo paling lama kurang dari setahun.
BAB 111

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Surat berharga adalah surat pengakuan utang, wesel, saham, obligasi, sekuritas

kredit, atau setiap derivatifnya, atau kepentingan lain, atau suatu kewajiban dari

penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan dalam pasar modal dan pasar uang.

Jenis-jenis surat berharga yaitu :wesel, surat cek, surat sanggup/surat aksep, kuitansi

dan promes atas tunjuk,bilyet giro, konosemen, saham, obligasi, deposito. Penerbitan

Surat Berharga adalah sebagai pelaksanaan dari kewajiban membayar dengan kata

lain, perjanjian adalah perikatan dasar, tanpa ada perikatan dasar tidak mungkin

diterbitkan Surat Berharga. Jadi, penerbitan Surat Berharga, bukan perbuatan yang

berdiri sendiri lepas dari perikatan dasarnya.

3.2 Saran

Setelah membaca makalah ini diharapkan dapat memahami tentang surat

berharga yang diterbitkan. Jika ada yang kurang berkenan bagi para pembaca, maka

kami berharap agar mendapat kritikan dan saran yang bersifat relevan atau masukan

untuk dapat membuat makalah ini menjadi bermanfaat. Dari makalah ini penulis
mengharapkan agar para pembaca dapat memahami dari isi makalah yang telah

disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai