Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUGAS AKHIR

ANALISIS PENERAPAN AKUNTANSI AKTIVA TETAP


PADA PT. SMITHINDO MITRA MANDIRI CABANG BANJARMASIN

Diajukan sebagai persyaratan menyelesaikan tugas mata kuliah


Teknik Penulisan Laporan

Oleh
Thalia Putri
2100311320026

PROGRAM DIPLOMA III


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Dalam malakah ini kami membahas tentang
Kami sangat berharap, makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
mengenai Pengembangan Bahan Ajar. Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam
tugas ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari apa yang kami harapkan. Untuk
itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan
datang mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun
orang lain yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan di masa depan.

DAFTAR ISI
Halaman Judul ................................................................................i
Halaman Pengesahan Tugas Akhir …….…………………………..…………………ii
Kata Pengantar ……………….………………………………….iii
Daftar Isi …………………………………………………iv
Bab I Pendahuluan ……………….……………………………………1
1.1. Latar Belakang ………………/…………………………………..1
1.2. Rumusan Masalah ……………………..………………...……………..1
1.3. Tujuan Penelitian ……………………………………………………2
1.4. Manfaat Penelitian ………………..…………………………………….
1.5. Metode penelitian …………………….………………………………..
1.5.1 Ruang Lingkup Penelitian ………………………………………………………
1.5.2 Lokasi Penelitian ……………..………………………………………..
1.5.3 Jenis Data Dan Sumber Data ………………………………………………..
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data …………………………….………………….
1.5.5 Teknik Analisa Data ……………………..…………………………
Bab II Landasan Teori ………………………………………………..3
2.1.1 Pengertian Akuntansi Dan Aset Tetap ………………………….……………..3
2.1.2 Klasifikasi atau Pengelompokan Aset Tetap ………………………….
…………….
2.1.3 Harga Perolehan Aset Tetap …………….
………………………….
2.1.4 Penyusutan Aset Tetap ……………………………………….
2.1.5 Pengeluaran Setelah Masa Perolehan Aset Tetap ………………………………..
2.1.6 Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap ………………………………….
2.1.7 Penyajian Aset Tetap di Neraca
………………………………………..
Daftar Pustaka
………………………………………
BAB 1
PENDAHULUAN

1,1 Latar Belakang


Perusahaan di bidang ekonomi mengalami kemajuan yang sangat pesat akhir-akhir
ini, terutama dalam lingkungan perusahaan baik yang bergerak disektor bisnis ataupun non
bisnis, hal ini terjadi karena adanya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Maka dari itu, suatu perusahaan harus bisa mengikuti perubahan dan beradaptasi dengan
perubahan tersebut agar mampu bersaing dengan perusahaan lain.untuk menghadapi
persaingan tersebut, banyak cara yang dilakukan perusahaan dengan tujuan agar tetap bisa
bertahan dalam dunia usaha.
Penjualan merupakan salah satu kegiatan rutin yang harus dilakukan perusahaan
perusahaan untuk tujuan mempertahankan kelangsungan operasinya, untuk mendapatkan laba
yang diharapkan,menguasai pasar dan mengembangkan usaha. Untuk mencapai tujuan
tersebut diperlukan adanya analisis penerapan akuntansi yang baik. Tujuan melakukan
analisis laporan keuangan yaitu untuk mengetahui perubahan dalam posisi keuangan di suatu
periode.
Penjualan Perusahaan umumnya membukukan aset tetap sebesar harga perolehannya. Harga
perolehan terdiri dari semua biaya yang diperlukan untuk memperoleh aset sampai aset
tersebut siap untuk digunakan. Aset tetap yang diperoleh dengan cara pembelian angsuran
dan sewa, biaya bunga yang dikeluarkan tidak diakui sebagai penambah harga perolehan aset
tetap tersebut, tetapi diakui sebagai beban bunga selama jangka waktu kredit. Untuk aset
yang diperoleh dengan membangun terlebih dahulu dan menjadikan aset tersebut dengan
sumber pinjaman, bunga pinjaman selama ma sa pembangunan aset tetaptersebut
dikapitalisasi pada harga perolehan aset tetap tersebut. Setelah aktiva selesai, beban bunga
pinjaman dibebankan sebagai beban pada periode terjadinya. Saat menggunakan aset tetap,
ada biaya yang terkait dengan pemeliharaan dan pemeliharaan aset tersebut sehingga
memberikan manfaat yang konstan. Menurut Kieso (2018), ada empat jenis utama
pengeluaran aset tetap, yaitu (1) penambahan, (2) perbaikan dan penggantian, (3) penataan
ulang dan reorganisasi, (4) perbaikan. Catatan belanja tersebut dikelompokkan menjadi dua
kategori yaitu: belanja modal dan belanja pendapatan. Pengeluaran modal adalah biaya yang
dikeluarkan untuk memperpanjang masa manfaat aset. Pengeluaran pendapatan merupakan
biaya yang menghasilkan pendapatan hanya pada periode berjalan, jadi biaya ini tidak
langsung dikapitalisasi di neraca sebagai aset tidak lancar, tetapi dibebankan ke laporan laba
rugi sebagai beban pada periode berjalan, dimana biaya tersebut terjadi. (Herrie, 2016).
Aset tetap yang telah digunakan harus dialokasikan ke biaya yang disebut penyusutan
atau penyusutan. Menurut James M. Reeve (2011), ada tiga faktor dalam menentukan
besarnya beban penyusutan yang harus diakui setiap periodenya: (1) biaya perolehan, (2)
masa manfaat, (3) salvage atau nilai sisa. Metode yang digunakan dalam menghitung
penyusutan aset yang disusutkan meliputi: metode penyusutan garis lurus, metode
penyusutan saldo menurun ganda, dan metode penyusutan unit produksi. Metode ini dipilih
sesuai dengan kebijakan manajemen perusahaan dan penggunaannya harus konsisten selama
masa manfaat aset.
Menurut PSAK 16 (2018), penghentian pengakuan aset tetap terjadi (1) pada saat
pelepasan, (2) ketika tidak ada manfaat ekonomis masa depan yang diharapkan dari
penggunaan atau pelepasan tersebut. Penghapusan aset tetap dapat dilakukan dengan berbagai
cara, seperti: menjual, menyewakan secara finansial dan/atau menghibahkan. Agar tidak
menyesatkan pengguna informasi keuangan, penyajian aset tetap di neraca harus disesuaikan
dengan apa yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan No. 16 tentang aset tetap.
PT Smithindo Mitra Mandiri Mandiri merupakan perusahaan yang mengolah bahan baku
seperti kain untuk menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan seperti T-shirt, celana
jaket, tas, dan aksesoris lain nya. PT Smithindo Mitra Mandiri adalah perusahaan manufaktur
yang bergerak di bidang fashion (konveksi) Banjarmasin. Aset tetap yang dimiliki oleh PT
Smithindo Mitra Mandiri dinilai terlalu tinggi sehingga kesalahan material sekecil apapun
dalam pembukuan akan berdampak langsung pada kewajaran laporan keuangan.
Dalam menentukan harga beli, perusahaan ini tidak membebankan biaya pengiriman selain
harga beli. Sebagai contoh, PT, Smithindo Mitra Mandiri Cabang Banjarmasin membeli baju
busana muslim pada tanggal 1 November 2022. baju tersebut dibeli seharga Rp
1.000.000.00 dan biaya pengiriman sebesar Rp 150.000.00. Pembayaran dilakukan dua kali
oleh perusahaan dengan pembayaran pertama sebesar 90% dari total pembelian dan
pembayaran kedua sebesar 10% dari harga pembelian bersamaan dengan biaya pengiriman.
Perusahaan mencatat harga pembelian transaksi sebesar harga pembelian dan tidak termasuk
biaya pengiriman. Biaya pengiriman diposkan ke akun biaya umum dan administrasi.
Kesalahan dalam menghitung biaya perolehan akan mengakibatkan nilai aset menjadi
undervalued, yang pada gilirannya akan berdampak pada biaya penyusutan dan juga
berdampak pada laba rugi untuk periode yang bersangkutan.
Dalam menghitung penyusutan aset tetap, perusahaan menggunakan metode garis
lurus dengan perhitungan tahunan berdasarkan tarif penyusutan untuk masing-masing aset
tersebut. Untuk pembelian pakaian yang dilakukan pada tanggal 1 November 2022 dimana
terjadi kesalahan dalam penentuan harga beli sehingga mengakibatkan kesalahan dalam
perhitungan penyusutan baju, Sehubungan dengan penyusutan aset-aset tersebut, perseroan
mendepresiasi seluruh aset tetap dengan mengalikan harga perolehan dengan tarif penyusutan
sebesar 10%. Dalam hal pencatatan biaya setelah perolehan aktiva tetap, perusahaan
mengakui biaya tersebut sebagai beban usaha dan disajikan
judul penelitian ini dengan judul Analisis Penerapan Akuntansi Aktiva Tetap Pada
PT. SMITHINDO MITRA MANDIRI CABANG BANJARMASIN.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka permasalahan yang akan dibahas
dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana kesesuaian akuntansi aset tetap yang diterapkan pada PT Smithindo Mitra
Mandiri dengan prinsip akuntansi yang beretrima umum?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan tujuan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
penerapan aset tetap yang ada di PT Smithindo Mitra Mandiri apakah telah sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.

1.4 Manfaat Penelitian

1) Bagi perusahaan sebagai bagian informasi dan masukan bagi perusahaan dalam usaha
perbaikan dan penyempurnaan masalah yang berhubungan dengan akuntansi aset tetap
dimasa yang akan datang.
2) Bagi penulis adalah untuk menambah dan memperluas wawasan mengenai akuntansi
aktiva tetap dalam usaha.
3) Bagi lembaga pendidikan untuk menambah wawasan dan masukan dunia pendidikan.
4) Bagi pihak lain sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti hal
yang sama di masa yang akan datang.
1,5 Metode Penelitian
1..5.1 Ruang Lingkup Penelitian
Adapun ruang lingkup penelitian ini terkait dengan penerapan aktiva tetap dan
analisis pengeluaran kas pada PT Smithindo Mitra Mandiri Cabang Banjarmasin.
1.5.2 Lokasi Penelitian
Adapun lokasi penelitian dalam laporan tugas akhir ini adalah di PT Smithindo Mitra
Mandiri yang beralamatkan di jalan veteran.
1.5.3 Jenis Data dan Sumber Data
a, Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data kuantitatif, yaitu data yang
berupa angka angka atau bilangan yang berhubungan dengan penentuan
harga produksi pada “PT Smithindo Mitra Mandiri”
Sumber Data
b, Sumber data yang digunakan adalah Data Primer yaitu data yang diambil secara langsung
dan diolah sendiri oleh penulis, berupa wawancara lisan pada bagian akuntansi perusahaan
mengenai akuntansi aset tetap dan kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan terkait dengan
aset tetap tersebut .
1.5.4 Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis dalam penulisan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
a. Wawancara (Interview)
Yaitu dengan melakukan wawancara langsung dengan bagian keuangan perusahaan yang
mempunyai wewenang dalam memberikan informasi dan data perusahaan yang berkaitan
dengan masalah yang diteliti.
b, Dokumentasi
Yaitu dengan memfotokopi dokumen dan menyalin dalam bentuk softopy, laporan
keuangan yang diterima dari bagian akuntansi yang terdiri dari Neraca, Laporan Laba Rugi,
Daftar Aset Tetap dan lain sebagainya.
1.5.5 Teknik Analisa Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah analisis
deskriptif yaitu dengan menggunakan landasan teori untuk menarik kesimpulan tentang
pemecahan masalah secara rinci dan jelas serta memberikan saran-saran yang
bermanfaat bagi PT. Smith Indo Mitra Mandiri Cabang Banjarmasin
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Akuntansi dan Aset Tetap


Secara umum, Akuntansi adalah suatu proses mencatat, meringkas, mengklasifikasikan,
mengolah, dan menyajikan data transaksi, serta barbagai aktivitas yang berhubungan dengan
keuangan, sehingga informasi tersebut dapat digunakan oleh seseorang yang ahli di bidang
nya dan menjadi bahan untuk mengsambil suatu keputusan.
Aset tetap dalam akuntsansi adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam
produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif digunakan selama lebih dari satu periode.
Sukrisno (2016:1) menjelaskan akuntansi merupakan suatu sistem informasi, yang
menghasilkan laporan bagi mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi perusahaan kepada
pihak-pihak yang berkepentingan.
Menurut Sasongko, dkk (2016:2) akuntansi berarti aktivitas menganalisis, mencatat,
mengklasifikasikan, mengikhtisarkan, melaporkan, dan menginterpretasikan informasi
keuangan untuk kepentingan para pengguna informasi akuntansi.
Warren (2014:3) mengartikan akuntansi sebagai suatu sistem informasi yang menyediakan
laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan kondisi
perusahaan.
Menurut Mulyadi (2017:497) aset tetap adalah aset perusahaan yang memiliki wujud,
mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karakteristik Transaksi Aset
Tetap:
1. Frekuensi terjadinya transaksi yang mengubah aset tetap relatif sedikit dibandingkan
dengan transaksi yang mengubah aset lancar.
2. Pengendalian aset tetap dilaksanakan pada saat perencanaan perolehan aset tetap
3. Pengeluaran yang terkait dengan aset tetap perlu dibedakan menjadi dua: pengeluaran
pendapatan (revenue expenditure) dan pengeluaran modal (capital expenditure).

Menurut Hery (2016: 148):


Aset tetap (fixed assets) adalah aset yang secara fisik dapat dilihat wujudnya dan memiliki
sifat relatif permanen serta memiliki masa manfaat (useful life) yang panjang.
Menurut Kartikahadi, dkk (2012: 316):
Aset tetap merupakan aset yang berwujud, yang dimiliki perusahaan untuk digunakan
dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, atau untuk disewakan kepada pihak lain,
atau untuk tujuan administratif dan digunakan selama lebih dari satu periode.

Menurut Soemarso S. R (2010: 20):


Aset tetap adalah aset berwujud (tangible fixed assets) yang
1. Masa manfaatnya lebih dari satu periode
2. Digunakan untuk kegiatan perusahaan
3. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan operasional perusahaan
4. Nilainya cukup besar.

Menurut Rudianto (2009: 272):


Aset tetap adalah barang berwujud yang dimiliki oleh perusahaan yang bersifat relatif
permanen dan digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan, bukan untuk diperjual
belikan. Untuk dapat dikelompokkan sebagai aset tetap, aset tetap harus memliki kriteria
yaitu:
1. Berwujud.
2. Umurnya lebih dari satu tahun.
3. Digunakan dalam operasi perusahaan.
4. Tidak diperjual belikan.
5. Material.
6. Dimiliki perusahaan.

Menurut Warren, dkk (2014: 494): Aset tetap (fixed asset) adalah aset yang bersifat
jangka panjang seperti peralatan, mesin, gedung, dan tanah. Aset tetap mempunyai
karakteristikyaitu;
1. Memliki bentuk fisik (berwujud).
2. Dimiliki dan digunakan oleh perusahaan dalam kegiatan operasi.
3. Tidak dimaksudkan untuk dijual sebagai bagian dari kegiatan operasi.

2.1.3 Harga Perolehan Aset Tetap


Menurut PSAK No. 16 biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara kas yang
dibayarkan atau nilai wajar dari imbalan lain yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset
pada saat perolehan atau konstruksi atau, jika dapat diterapkan, jumlah yang dapat
didistribusikan pada aset ketika pertama kali diakui.
Menurut Kartikahadi, dkk (2012: 320) harga pembelian adalah jumlah kas atau setara
kas yang dibayarkan yang diserahkan untuk memperoleh suatu aset tetap pada saat perolehan.
Menurut Nelson Lam dan Peter Lau (2014:48) Unsur biaya dari suatu aset tetap meliputi
berikut ini:
1. Harga pembelian, termasuk bea masuk dan pajak pembelian yang tidak dapat
dikembalikan, setelah dikurangi potongan penjualan dan rabat.
2. Biaya yang dapat langsung diatribusikan.
3. Estimasi biaya pembongkaran. Selain dibeli secara tunai, aset juga dapat diperoleh
melalui;
a. Pembelian Kredit Menurut Hery (2016:154) : Pembelian aset tetap, dapat dilakukan secara
kredit. Dalam hal ini, pembeli biasanya akan menandatangani wesel bayar (promes), yang
secara spesifik menyebutkan persyaratan mengenai penyelesaian kewajiban. Kontrak
pembelian kredit ini memerlukan pembayaran pada satu tanggal tertentu atau serangkaian
pembayaran pada interval periode tertentu yang telah disepakati. Bunga atas saldo kredit
yang belum dibayar akan dicatat dan diakui sebagai beban bunga.
b. Sewa Guna Usaha Modal Menurut Warren, dkk (2014: 498): Sewa (lease) adalah
perjanjian atas penggunaan aset selama periode tertentu. sering kali digunakan dalam bisnis.
Dua pihak dalam perjanjian sewa adalah sebagai berikut.
1. Pemberi sewa (lessor) adalah pihak yang memiliki aset.
2. Penyewa (lessee) adalah pihak yang diberi hak oleh pemberi sewa untuk menggunakan
aset. Di bawah kontrak sewa, penyewa berkewajiban untuk melakukan pembayaran sewa
secara berkala selama masa sewa. Penyewa dapat menjelaskan kontrak sewa dengan satu dari
dua cara tergantung bagaimana kontrak sewa digolongkan. Kontrak sewa dapat digolongkan
sebagai:
1. Sewa modal (capital lease) atau
2. Sewa operasi (operating lease). Sewa modal (capital lease) dicatat ketika penyewa seolah-
olah membeli aset yang bersangkutan. Penyewa mendebit akun aset sebesar nilai pasar aset
dan mengkredit akun liabilitas sewa jangka panjang. Kemudian aset dihapuskan sebagai
beban (diamortisasi) selama masa sewa modal. Sewa operasi (operating lease) dicatat ketika
penyewa seolah-olah menyewa aset untuk masa sewa. Penyewa mencatat pembayaran dalam
sewa operasi dengan mendebit Beban Sewa dan mengkredit Kas. Kewajiban sewa di masa
mendatang tidak diakui dalam akun-akun tersebut. Akan tetapi, kewajiban tersebut harus
diungkapkan di catatan atas laporan keuangan.
3). Pertukaran Aset Tetap Menurut Martani, dkk (2016:278) pertukaran aset tetap
terbagi atas: (a) Pertukaran Memiliki Substansi Komersial (b) Pertukaran Tidak Memiliki
Substansi Komersial. Dalam hal ini biaya perolehan diukur pada nilai wajarnya kecuali jika
pertukaran tidak memiliki nilai substansi komersial dan nilai wajar dari aset tersebut tidak
dapat diukur.
4). Penerbitan Sekuritas Menurut Hery (2016: 157): Ketika saham diterbitkan dalam
pertukaran untuk aset selain kas maka aset yang diperoleh harus dicatat sebesar nilai pasar
wajarnya.
5). Konstruksi (Bangun) Sendiri Menurut Hery (2016:153) : Harga perolehan aset
tetap yang dibangun sendiri meliputi seluruh pengeluaran-pengeluaran yang terjadi
sehubungan dengan pembangunan aset tersebut hingga siap digunakan.
6). Donasi (Sumbangan) Menurut Hery (2016: 164): Aset tetap yang diperoleh dari
sumbangan harus dinilai dan dicatat sebesar nilai pasar wajar nya dimana aset ini akan diakui
sebagai pendapatan dalam periode dimana sumbangan atas aset tersebut diterima.

2.1.4 Penyusutan Aset Tetap


Menurut Hery (2016:168) penyusutan adalah alokasi secara periodik dan sistematis,
dari harga perolehan aset selama periode yang memperoleh manfaat dari penggunaan aset
tersebut.
Menurut Warren (2014:499) Terdapat tiga faktor yang menentukan jumlah beban penyusutan
yang diakui setiap periode. Tiga faktor tersebut adalah sebagai berikut.
1. Biaya perolehan aset tetap,
2. Masa manfaat yang diharapkan,
3. Estimasi nilai pada akhir masa manfaatnya.
Tiga metode yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut:
Tiga metode yang paling sering digunakan adalah sebagai berikut:
1) Penyusutan garis lurus Menurut Hery (2016:174):
Metode garis lurus merupakan metode yang cukup sederhana. Metode ini menghubungkan
alokasi biaya dengan berlalunya waktu mengakui pembebanan periodik yang sama sepanjang
umuraset. Rumus:
Harga Perolehan − Estimasi Nilai Resi
Estimasi Masa Manfaat

Penyusutan Unit Produksi (units of production method). Menurut James M. Reeve (2011: 11)
Metode unit produksi (units-of-production method) menghasilkan jumlah beban penyusutan
yang sama untuk setiap unit yang diproduksi atau setiap unit kapasitas yang digunakan oleh
aset.
3) Penyusutan Saldo Menurun Ganda Hery (2016:173) Metode penyusutan ini menghasilkan
suatu beban penyusutan periodik, yang menurun selama estimasi umur ekonomis aset. Beban
penyusutan periodik dihitung dengan cara mengalikan suatu tarif presentase kenilai buku aset
yang terus menurun. Besarnya tarif penyusutan yang umum dipakai adalah dua kali tarif
penyusutan garis lurus, sehingga dinamakan sebagai metode saldo menurun ganda. Selain
tiga metode di atas terdapat dua metode penyusutan lainnya yaitu metode penyusutan
berdasarkan penggunaan yang terdiri atas metode jam jasa dan metode unit produksi.

Berdasarkan Penggunaa;
a. Metode Jam Jasa Dalam menghitung beban penyusutan, metode ini membutuhkan estimasi
umur aset berupa jumlah jam jasa yang dapat diberikan oleh aset bersangkutan. Harga
perolehan yang dapat disusutkan (harga perole han dikurangi dengan estimasi nilai residu)
dibagi dengan estimasi total jam jasa, menghasilkan besarnya tarif penyusutan untuk setiap
jam pemakaian aset.
b. Metode Unit Produksi Metode ini memerlukan estimasi mengenai total unit output yang
dapat dihasilkan oleh aset. Harga perolehan yang dapat disusutkan dibagi dengan estimasi
total output, menghasilkan besarnya tarif penyusutan aset untuk setiap unit produksinya.
Jumlah unit produksi yang dihasilkan selama suatu periode, dikalikan dengan tarif
penyusutan per unit menghasilkan besarnya beban penyusutan periodik. Besarnya beban
penyusutan ini, berfluktuasi setiap periodenya tergantung pada kontribusi yang dibuat oleh
aset dalam unit yang dihasilkannya.

2.1.5 Pengeluaran Setelah Masa Perolehan Aset Tetap


Kieso (2018:655) menjelaskan biaya setetlah perolehan diakui oleh perusahaan sebagai aset,
ketika biaya tersebut dapat diukur secara andal, dan perusahaan mendapatkan manfaat di
masa yang akan datang. Empat jenis pengeluaran utama:
Jenis Pengeluaran Perlakuan Akuntansi Normal Penambahan Mengapitalisasi biaya
penambahan pada akun aset. Perbaikan dan penggantian;
1. Menghapus biaya perolehan dan akumulasi penyusutan aset tua
2. Mengakui keuntungan atau kerugian
3. Mengapitalisasi biaya perbaikan atau penggantian. Pengaturan ulang dan reorganisasi
Membebankan biaya pengaturan ulang dan reorganisasi sebagai beban. Perbaikan kembali
a. Biasa: Membebankan biaya perbaikan pada saat terjadinya.
b. Besar: Menghapus biaya perolehan dan akumulasi penyusutan aset tua, mengakui
keuntungan atau kerugian, mengapitalisasi biay aperbaikan besar.

Jenis Pengeluaran Perlakuan Akuntasi Normal


Penambahan Mengapitalisasi biaya penambahan pada
akun aset.
Perbaikan dan penggantian Menghapus biaya perolehan dan akumulasi
penyusutan aset tua,
Mengakui keuntungan atau kerugian
Mengapitalisasi biaya perbaikan atau
penggatian.
Pengaturan ulang dan reorginisasi Membebankan biaya pengaturan ulang dan
reorganisasi sebagai beban.
Perbaikan kembali Biasa: Membebankan biaya perbaikan pada
saat terjadinya.
Besar: Menghapus biaya perolehan dan
akumulasi penyusutan aset tua, mengakui
keuntungan atau kerugian, mengapitalisasi
biaya perbaikan besar.

2.1.6 Berakhirnya Masa Manfaat Aset Tetap


Juan dan Ersa Tri Wahyuni (2012: 359) telah menjelaskan bahwa berakhirnya masa
manfaat aset ttap terjadi pada saat dilepaskan; atau pada saat tidak ada manfaat ekonomis
masa depan yang diharapkan dari aset tetap. PSAK 16 juga menyatakan bahwa laba atau rugi
yang timbul dari penghentian pengakuan aset tetap, harus dimasukkan sebagai selisih antara
hasil pelepasan neto dan jumlah tercatat aset. dan harus diakui sebagai penghasilan atau
beban dalam laporan laba rugi komprehensif.

2.1.7 Penyajian Aset Tetap di Neraca


Adapun tujuan dari penyusunan laporan keuangan menurut Kasmir (2013: 10) adalah;
1, Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aset yang dimiliki perusahaan pada saat
ini.
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada suatu periode tertentu.
3. Memberikan informasi tentang jenis, jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan oleh
perusahaan pada suatu periode tertentu.
4. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva
dan modal perusahaan.
5. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan pada suatu periode tertentu.
6. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan dan informasi
keuangan lainnya.

Menurut Martani, dkk (2016: 290): Laporan keuangan mengungkapkan, untuk setiap
kelompok aset tetap, antara lain:
1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto
2. Metode penyusutan yang digunakan
3. Umur manfaat atau tarif peryusutan yang digunakan
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan (dijumlahkan dengan akumulasi rugi
penurunan nilai) pada awal dan akhir periode dan
5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode.

2.2 Hipotesis
Hipotesis berdasarkan latar belakang masalah dan teori yang telah dikemukakan adalah
sebagai berikut: Penerapan akuntansi aset tetap pada PT Smithindo Mitra Mandiri belum
sesuai dengan Prinsip Akuntansi Berterima Umum.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno. 2012. “Auditing: Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan oleh Akuntan
Publik”. Jakarta: Salemba Empat.
Agoes, Sukrisno. 2016. Akuntansi Perpajakan Edisi Ketiga. Jakarta: Salemba Empat. Hans
Kartikahadi, R. U. 2012. “Akutansi Keuangan berdasarkan SAK berbasis IFRS”. Jakarta:
Salemba Empat.
Hery. 2016. “Akuntasi: Aktiva, Utang, dan Modal”. Yogyakarka: Gava Media. Juan, Ng Eng
dan Ersa Tri Wahyuni. 2012. “Panduan Praktis Standar Akuntansi Keuangan Edisi 2”.
Jakarta: Salemba Empat Kasmir.
2013. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: Salemba Empat.
Kieso, Donald E. Jerry J.W. Terry D.W. 2018. “Akuntansi Keuangan Menengah Edisi IFRS”.
Jakarta: Salemba Empat.
Lam, Nelson dan Peter Lau. 2014. “Akuntansi Keuangan Perspektif IFRS”.Jakarta: Salemba
Empat.
Martani, Dwi dkk. 2016. “Akuntansi Keungangan Menengah Berbasis PSAK”. Jakarta:
Salemba Empat.
Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.
Reeve, J. M dkk. 2011. “Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia”. Jakarta: Salemba Empat.
Rudianto. 2009. “Pengantar Akuntansi”. Jakarta: Erlangga Sasongko, Catur. 2016.
“Akuntansi Suatu Pengantar”. Jakarta: Salemba Empat.
Soemarso. 2010. “Revisi Akuntansi Suatu Pengantar”. Jakarta: Salemba Empat.
Warren, Carl S dkk. 2014. “Pengantar Akuntansi Adaptasi Indonesia”.Jakarta: Salemba
Empat.
Waygandt, Jerry J., Kimmel, Paul D., dan Kieso, Donald E. 2018. “Pengantar Akuntansi I
Berbasis IFRS Edisi 2”. Jakarta: Salema Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2018. “PSAK 16: Aset Tetap”. Jakarta: Ikatan Akuntan
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai