Anda di halaman 1dari 35

MAKALAH

ANJAK PIUTANG DAN MODAL VENTURA

Ditujukan Untuk Memenuhi Tugas Bank dan Lembaga Keuangan

Dosen Pengampu : Dean Subhan Saleh, SE., MM

Oleh :

Chintia Dewi Nurhasanah ( 030122037 )

Deby Apriani ( 030122030 )

Eva Wulandari ( 030122061 )

Halimah Isnaeni ( 030222019 )

Restu Rillahi Sahwal ( 030222023 )

Ziyad Rizky Al-barokah ( 030122033 )

Kelas 01

Kelompok 3

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR.KHEZ MUTTAQIEN

PURWAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya
kami dapat menyelesaikan tugas maklah ini dengan baik dan tepat waktu. Tugas ini
diberikan oleh Bapak Dean Subhan Saleh, SE., MM sebagai dosen pengampu mata
kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Dimana makalah kami berjudul
“Anjak Piutang dan Modal Ventura”

Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Kami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, baik dari teknik
penulisan maupun materi karena mengingat kemampuan yang kami miliki. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami
harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Semoga dengan penyusunan makalah ini memberikan manfaat bagi pembaca


sehingga dapat menambah pengetahuan dan pemahaman diri. Akhir kata, kami
sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
membantu terselesaikannya penyusunan makalah ini. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala urusan kita. Aamiin.

Purwakarta, 02Desember 2023

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB 1 ........................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................ 2
BAB II ........................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Anjak Piutang ................................................................................................. 3
2.1.1 Pengertian Anjak Piutang (Factoring) .................................................... 3
2.1.2 Jenis dan Mekanisme Anjak Piutang ...................................................... 4
2.1.3 Stuktur Organisasi Anjak Piutang ......................................................... 10
2.1.4 Pelaku Anjak Piutang ............................................................................ 12
2.1.5 Biaya Anjak Piutang ............................................................................. 13
2.1.6 Manfaat Anjak Piutang ......................................................................... 13
2.1.7 Kriteria Pemberian Anjak Piutang ........................................................ 15
2.1.8 Penilaian Perusahaan Anjak Piutang dan Klien .................................... 16
2.1.9 Perbedaan Anjak Piutang dan Kredit Bank ........................................... 16
2.2 Modal Ventura .............................................................................................. 18
2.2.1 Pengertian Modal Ventura .................................................................... 18
2.2.2 Sejarah Modal Ventura ......................................................................... 19
2.2.3 Manfaat Modal Vantura ........................................................................ 21
2.2.4 Jenis Modal Ventura ............................................................................. 23
2.2.5 Mekanisme Modal Ventura ................................................................... 25
2.2.6 Perbedaan Modal Ventura dengan Lembaga Debt Financing............... 27
BAB 3 ......................................................................................................................... 29
PENUTUP ................................................................................................................... 29

ii
3.1 Kesimpulan ................................................................................................... 29
3.2 Saran ............................................................................................................. 30
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 31

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anjak piutang (factoring) merupakan suatu transaksi keuangan sewaktu suatu
perusahaan menjual piutangnya (misalnya tagihan) dengan memberikan suatu
diskon. Di negara-negara lain usaha ini masih merupakan industri yang sangat
baru, dimulai sekitar decade 1970-an. Perusahaan anjak piutang di Eropa
mengikuti pola perkembangan usaha anjak piutang di Amerika. Kemudian
menyebar ke Kanada sekitar tahun 1930-an sampe kemudian meluas ke negara-
negara Eropa Barat, Australia, Selandia Baru, Jepang, Filipina. Tiga pihak yang
terlibat dalam anjak piutang adalah penjual, pembeli (customer) dan pihak yang
membiayai (factor).

Istilah ventura berasal dari kata venture, yang secara harfiah bisa berarti
sesuatu yang mengandung risiko atau dapat pula diartikan sebagai usaha. Jadi,
modal ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan pada usaha yang
mengandung risiko.

Pembiayaan modal ventura berbeda dengan bank yang memberikan


pembiayaan berupa pinjaman atau kredit, karena modal ventura memberikan
pembiayaan dengan cara melakukan penyertaan langsung ke dalam perusahaan
yang dibiayainya

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian anjak piutang?
2. Apa saja jenis anjak piutang dan bagaimana mekanismenya anjak piutang?
3. Apa saja struktur organisasi yang ada pada anjak piutang?
4. Siapa saja pelaku utama dalam anjak piutang?
5. Bagaiamana biaya anjak piutang?

1
6. Apa manfaat anjak piutang?
7. Apa saja kriteria pemberian anjak piutang?
8. Bagimana penilaian perusahaan anjak piutang dengan klien?
9. Apa saja perbedaan anjak piutang dan kredit bank?
10. Apa pengertian modal ventura?
11. Bagaimana sejarah modal ventura?
12. Apa manfaat dari modal ventura?
13. Apa saja jenis modal ventura?
14. Bagaimana mekanisme meodal ventura?
15. Apa saja perbedaan modal ventura dengan lembaga debt financing?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengatahui apa itu anjak piutang.
2. Untuk mengatahui jenis anjak piutang dan bagaimana mekanismenya.
3. Untuk mengatahui struktur organisasi yang ada pada anjak piutang.
4. Untuk mengatahui siapa saja pelaku utama dalam anjak piutang.
5. Untuk mengatahui bagaiamana biaya anjak piutang.
6. Untuk mengatahui apa manfaat anjak piutang.
7. Untuk mengatahui apa saja kriteria pemberian anjak piutang.
8. Untuk mengatahui bagimana penilaian perusahaan anjak piutang dengan
klien.
9. Untuk mengatahui apa saja perbedaan anjak piutang dan kredit bank.
10. Untuk mengatahui apa pengertian modal ventura.
11. Untuk mengatahui bagaimana sejarah modal ventura.
12. Untuk mengatahui apa manfaat dari modal ventura.
13. Untuk mengatahui apa saja jenis modal ventura.
14. Untuk mengatahui bagaimana mekanisme meodal ventura.
15. Untuk mengatahui apa saja perbedaan modal ventura dengan lembaga debt
financing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anjak Piutang


2.1.1 Pengertian Anjak Piutang (Factoring)
Anjak piutang (factoring) adalah suatu kontarak di mana perusahaan
anjak piutang menyediakan jasa-jasa sekurang-kurangnya: jasa
pembiayaan, jasa perlindungan terhadap resiko kredit dan untuk klien
berkewajiban kepada perusahaan anjak piutang secara terus menerus
menjual atau menjaminkan piutang yang berasal piutang yang berasal dari
penjualan barang-barang atau pemberian jasa-jasa.
Perusahaan anjak piutang adalah badan usaha yang melakukan
kegiatan pembiayaan dalam bentuk pembelian dan atau pengalihan serta
pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan (debitur)
dari transaksi perdagangan di dalam atau di luar negeri (Keputusan Menteri
Keuangan No.1251/KMK.013/1988 taanggal 20 Desember 1988). Dari
definisi tersebut, dapat dikemukakan bahwa kegiatan anjak piutang
meliputi: Pengambil alihan tagihan suatu perusahaan, baik dengan cara
dibeli atau dengan cara lain sesuai dengan kesepakatan; Mengelola usaha
penjualan kredit pada suatu perusahaan dan Penagihan piutang perusahaan
klien.
Dalam penjelasan pasal 6 huruf 1 UU No. 10 Tahun 1988 adalah
usaha pembiayaan atau teknik pendanaan dalam bentuk pembelian dan
/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek
suatu perusahaan (clien) yang terbit dari suatu transaksi perdagangan dalam
dan luar negeri oleh clien dan nasabah, dengan imbalan biaya administrasi
dan bunga yang diberikan kepada perusahaan factor.

3
Dengan demikian, jelas perusahaan anjak piutang (factoring)
melakukan kegiatan pembiayaan baik secara pembelian, pengelolaan atau
pengambilalihan piutang suatu perusahaan. Kemudian dalam menjalankan
kegiatannya, kegiatan anjak piutang terdiri dari beberapa jenis. Jenis-jenis
ini dilihat dari kemampuan dan keragaman dari produk yang ditawarkan
kepada masyarakat.

2.1.2 Jenis dan Mekanisme Anjak Piutang


• Jenis-Jenis Anjak Piutang (Factoring)
Dalam perkembangan bisnis, anjak piutang muncul beberapa
variasi, bahkan sering dapat mempunyai kombinasi satu sama lain
sebagai berikut:
A. Dari segi jasa yang ditawarkan
Atas dasar jasa yang diberikan oleh factor, anjak piutang
dapat dibedakan menjadi:
1. Full-service factoring
Anjak piutang jenis ini memberikan jasa secara
menyeluruh, baik jasa pembiayaan.
2. Bulk factoring
Anjak piutang jenis ini meberikan jasa pembiayaan dan
pemberitahuan saat jatuh tempo pada nasabah, tanpa
memberikan jasa lain seperti proteksi piutang, administrasi
penjualan, dan penagihan.
3. Maturity factoring
Anjak piuntang jenis ini memberikan jasa proteksi resiko
piutang, administrasi penjualan secara menyeluruh, dan
penagihan.

4
4. Invoice disconting
Anjak piutang jenis ini hanya memberikan jasa
pembiayaan saja, sedangkan jasa nonpembiayaan sama sekali
tidak berikan.
5. Advance Paviment
Transaksi anjak piutang dengan memberikan pembayaran
dimuka oleh perusahaan anjak piutang kepada klien
berdasarkan pada penyerahan faktur yang besarnya berkisar
80% dari nilai faktur.
B. Dari segi distribusi resiko
1. With recourse factoring
kegiatan anjak piutang dimana penjual piutang menanggung
resiko tidak tertagihnya sebagian atau seluruhnya pitang yang
terjual kepada perusahaan pembiayaan. Cara kerja jenis anjak
piutang ini yaitu apabila factor tidak mendapatkan atau tidak
semuanya mendapatkan tagihannya dari pihak nasabah bank
maka klien tetap bertanggungjawab untuk melunasinya.
2. Without Recoutse factoring
kegiatan anjak piutang dimana perusahaan pembiayaan
menanggung seluruh resiko tidak tertagihnya piutang. Cara kerja
jenis anjak piutang ini yaitu yang meletakkan beban tagihan
beserta seluruh resikonya sepenuhnya kepada factor, jika terjadi
kegagalan dalam hal penagihan piutang dalam jenis ini adalah
merupakan tanggungjawab pihak factor sendiri, sementara pihak
klien tidak lagi bertanggungjawab dan tidak dapat dikembalikan
penagihan kepada pihak klien.
C. Dari segi keterlibatan nasabah dan perjanjian
Perjanjian utama yang dibuat untuk pelaksanaan kegiatan ajak
piutang adalah antara Pihak Klien dengan pihak factor. Atas dasar

5
ada atau tidaknya persetujuan pihak nasabah dalam perjanjian,
piutang dapat dapat dibedakan menjadi:
1. Discosed Factoring
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada
faktor dalam disclosed factoring adalah dengan pihak
nasabah.
2. Undisclosed factoring
Penyerahan atau penjualan piutang oleh klien kepada
factor dalam undisclosed factoring adalah tanpa
sepengetahuan pihak nasabah.
D. Dari segi lingkup pelayanan
Pihak-pihak yang terlibat dalam suatu proses anjak piutang
dapat berlokasi dalam suatu wilayah negara yang sama dan dapat
juga berlokasi dalam wilayah yang berbeda. Apabila ditinjau atas
dasar kedudukan geografis dari pihak-pihak yang terlibat dalam
proses anjak piutang tersebut, maka anjak piutang dapat dibedakan
menjadi:
1. Domestic factoring
Pihak-pihak yang terlibat dalam domestik factoring
berkedudukan dalam satu wilayah negara. Apabila dilakukan
dalam lingkup domestik, prosesnya adalah sebagai berikut.
Klien melakan transaksi jual beli dengan pihak konsumen.
Penyerahan barang/jasa diikuti dengan penagihan yang
diwujudkan dalam dokumen berupa faktur (invoice).
2. International factoring
Pihak-pihak yang terlibat dalam international factoring
berkedudukan atara klien atau pemasok dengan kedudukan
nasabah hal pihak nasabahnya berada diluar Negeri (sering
disebut Export Factoring).

6
E. Dari segi Service/jasa
1. Financial Factoring
Yaitu factor yang memberikan jasa atau bantuan financial.
Jasa financial ini diberikan melalui advance paiment oleh factor
klien sebelum jatuh tempo atau sebelum ditagihnya piutang.
2. Nonfinancial Factoring
Factor memberikan jasa nonfinancial sehingga factor
melayani kepentingan credit management dari klien, jasa
nonfinancial dibagi menjadi 4 (empat) bagian yaitu :
1. Credit Investigation
Besarnya resiko yang dihadapi klien sampai sebelum
menyetujui pembelian piutang maka klien meminta factor
untuk menilai kemampuan membayar (credit standing) dari
nasabah dengan sebaik-baiknya.
2. Sales Ledger Administration
Cara kerja dengan melakukan atas penjualan yang
dilanjutkan dengan memberikan laporan posisi utang pada
nasabah Bank.
3. Kredit Control
Dalam hal ini factor memonitor penjualan yang dilakukan
pihak klien dengan baik, aktivitasnya termasuk juga untuk
menetapkan prosedur penagihannya agar piutang dagang
dapat diselesaikan pada waktunya.
4. Protection Against Credit Risk
Dalam hal ini factor mengusahakan cara-cara pengamanan
terhadap resiko bad debs (penagihan).

7
• Mekanisme Anjak Piutang (Factoring)

Pada umumnya kegiatan usaha anjak piutang sering dilakukan dalam


bentuk pembelian tagihan milik klien (supplier). Proes kegiatan anjak
piutang dapat dibedakan dalam bentuk transaksi untuk tagihan (account
receivable) dan promes (promissory notes):

1. Anjak Piutang untuk Suatu Tagihan


Didasarkan pada suatu transaksi jual beli secara kredit jangka
pendek dan menengah. Tagihan tersebut selanjutnya dijual kepada
perusahaan anjak piutang dengan kontrak pengambilalihan tagihan
dari penjual atau supplier kepada perusahaan anjak piutang.
Pengalihan tagihan tersebut atas sepengetahuan pembeli (customer)
di mana saat tagihan jatuh tempo, pembeli membayar utangnya
langsung kepada perusahaan anjak piutang. Proses anjak piutang
untuk tagihan dapat dilihat gambar sebagai berikut:

Keterangan:

1) Supplier (klien) menjual barang atau jasa kepada pembeli


(customer). Penyerahan barang dengan D/O yang
ditandatangani pembeli. Asli D/O kembali kepada supplier.

8
2) Karena alasan cash flow, supplier atau klien kemudian
menjual tagihannya kepada perusahaan anjak piutang atas
persetujuan pembeli (customer).
3) Klien menyerahkan data tagihan, termasuk faktur-faktur atau
D/O kepada perusahaan anjak piutang.
4) Kontrak persetujuan dan pengambilalihan tagihan antara klien
dengan perusahaan anjak piutang.
5) Pembayaran kepada klien atas penjualan tagihan.
6) Pada saat jath tempo perusahaan anjak piutang melakukan
penagihan kepada pembeli (customer).
7) Pelunasan utang oleh pembeli.
2. Anjak Piutang Untuk Promes
Proses anjak piutang untuk promes melibatkan pihak lain,
biasanya bank dalam mekanisme pembayaran. Transaksi jual beli
dilakukan dengan penerbitan promes oleh pembeli sebagai surat
bukti kepada penjual yang selanjutnya dapat didiskontokan kepada
perusahaan anjak piutang. Proses anjak piutang untuk promes dapat
dilihat gambar sebagai berikut:

9
Keterangan:

1) Penjualan barang atau jasa kepada pembeli secara kredit.


2) Sebagai bukti utang atas transaksi jual beli, pembeli
mengeluarkan promes kemudian diserahkan kepada supplier.
3) Supplier kemudian meng-endors promes tersebut kemudian
dijual kepada perusahaan anjak piutang secara diskonto.
4) Perusahaan anjak piutang membayar promes atas dasar
diskonto.
5) Setelah jatuh tempo, perusahaan najak piutang menyerahkan
promes tersebut kepada bank untuk ditagihkan
pembayarannya dari pembeli.
6) Pembayarannya diteruskan kepada perusahaan anjak piutang
setelah dilakukan penagihan.

2.1.3 Stuktur Organisasi Anjak Piutang


Struktur Organisasi Anjak Piutang Perusahaan Anjak Piutang Kecil &
Besar

1. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala kecil


a) Departemen Kredit,
Adalah bagian dari perusahaan yang bertugas melakukan
analisis terhadap bonafiditas calon klien dan kolektibilitas atau
kualitas piutang yang akan dibiayai. Bidang usaha calon klien
sangat beragam, maka analisis pada bagian ini biasanya sudah.
merujuk pada spealisasi pada bidang tertentu. Atas dasar
pertimbangan serta untuk meningkatkan efisiensinya, masing-
masing perusahaan jasa anjak piutang kecil biasanya mengacu
pada bidang tertentu saja.

10
b) Departemen Faktur
Adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan
administrasi dokumen piutang agar dapat secara tepat dan cepat
digunakan untuk perhitungan biaya, diskonto atau bunga dan jatuh
tempo.
c) Departemen Penyesuaian
Adalah bagian perusahaan yang bertugas melakukan
administrasi dan pengelolaan perubahan-perubahan terhadap
persyaratan perjanjian, jumlah piutang, dan hal-hal lain yang
berhubungan dengan hak dan kewajiban pihak-pihak terkait dalam
anjak piutang.
d) Departemen Penagihan
Adalah bagian perusahaan yang bertugas untuk melakukan
penagihan piutang yang jatuh tempo. Departemen Rekening Klien
adalah bagian dari perusahaan yang bertugas melakukan seluruh
pencatatan terhadap semua transaksi atau kegiatan yang
memengaruhi kewajiban dan hak klien.
e) Departemen Legal
Adalah bagian dari perusahaan yang bertugas memberikan.
pertimbangan dan saran yuridis mengenai kegiatan-kegiatan
perusahaan.
2. Struktur organisasi perusahaan anjak piutang berskala besar
Di samping memberikan jasa pembiayaan, perusahaan anjak
piutang berskala besar juga menawarkan jasa nonpembiayaan,
sehingga selain bagian-bagian lain seperti bagian umum, bagian
komputer, bagian treasury, bagian relasi, bagian pengelolaan kredit,
dan lain-lain. Tanggung jawab yang dimiliki oleh masing-masing
bagian cenderung lebih spesifik, sehingga secara umum jumlah
bagian-bagiannya menjadi lebih banyak. Bagian atau departemen yang

11
menjadi sangat banyak biasanya dikelompokan menjadi hanya 3
sampai 5 divisi saja.

2.1.4 Pelaku Anjak Piutang


Dalam kegiatan anjak piutang terdapat tiga (3) pelaku utama yang
terkait yaitu:

a. Kreditur atau klien


Merupakan perusahaan yang menjual piutang dagang jangka
pendek kepada perusahaan pembiayaan sepert menyerahkan
tagihannya untuk ditagih atau dikelola atau diambil alih dengan
cara dikelola atau dibeli sesuai perjanjian dan kesepakatan yang
telah dibuat.
b. Perusahaan anjak piutang (factoring)
Merupakan perusahaan yang mengambil alih atau dikelola
piutang atau penjualan kredit debiturnya.
c. Debitur atau nasabah
Merupakan pihak yang mempunyai masalah (utang) kepada
kreditur atau klien.
Transaksi anjak piutang (factoring) yang terjadi antara ketiga
pihak diatas dimulai dari adanya transaksi penjualan produk
antara Klien dengan nasabah secara kredit yang menimbulkan
adanya utang-piutang diantara kedua belah pihak. Karena Klien
membutuhkan perputaran uang yang cepat sehingga piutang atau
tagihan tersebut dapat dijual sebagian atau selurahnya dengan
potongan kepada pihak ketiga atau Perusahaan Anjak piutang
(factoring) sehingga debitur akan membayar lansung kepada
Perusahaan anjak piutang (factoring) dengan jumlah penuh sesuai
dengan nilai tagihan.

12
2.1.5 Biaya Anjak Piutang
1. Biaya diskon
Biaya diskon (kadang-kadang dikenal sebagai tingkat diskonto
atau tingkat faktor) adalah biaya yang dibebankan oleh perusahaan
anjak piutang untuk memfaktorkan faktur.
Ini dihitung sebagai persentase dari nilai faktur dan biasanya
berkisar antara 1,5 – 5% . Tingkat diskonto hanya berlaku untuk dana di
muka. Seringkali dihitung sebagai tarif tahunan kemudian dibebankan
secara mingguan atau bulanan.
Misalnya, jika jumlah tersebut adalah 5% dari total nilai faktur, dan
Anda menggunakan anjak piutang untuk satu faktur senilai $100.000
dengan jangka waktu 30 hari setiap tahunnya, Anda akan membayar
$410,95 ((5.000 365) x 30).
Ini pada dasarnya dapat dianggap sebagai tingkat bunga atas uang
muka yang diberikan oleh perusahaan anjak piutang.
2. Biaya jasa
Biaya layanan pada dasarnya adalah biaya administrasi yang
dibebankan oleh penyedia anjak piutang untuk berbagai layanan seputar
pemrosesan dan pengelolaan faktur.
Biasanya terletak pada kisaran 0,5 – 2,5% dari nilai faktur yang
diperhitungkan. Seperti halnya biaya diskon di atas, angka pastinya
bergantung pada banyak faktor.

2.1.6 Manfaat Anjak Piutang


1. Bagi Klien
A. Jasa Pembiayaan
1. Peningkatan penjualan. Adanya jasa pembaiayaan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan cara kredit

13
namun sulit untuk dilakukan apabila klien mengalami kesulitan
modal. Dengan adanya jasa anjak piutang, klien mampu
menjual secara kredit.
2. Kelancaran modal kerja. Jasa anjak piutang memungkinkan
klien untuk mengonversikan piutangnya yang belum jatuh
tempo menjadi dana tunai dengan prosedur yang relatif lebih
cepat.
3. Pengurangan resiko tidak tertagihnya piutang. Pembiayaan
dengan skema without recourse memungkinkan adanya
pengalihan sebagian resiko tidak tertagihnya piutang kepada
factor. Pengalihan resiko ini sangat menguntungkan bagi
kelancaran dan kepastian usaha bagi pihak klien.
B. Jasa Non-pembiayaan
1. Memudahkan penagihan piutang. Jasa penagihan piutang yang
diberikan oleh factor menyebabkan klien tidak perlu secara
langsung melakukan penagihan piutang kepada nasabah,
sehingga waktu dan tenaga karyawan dapat dimanfaatkan
untuk melakukan kegiatan lain yang lebih produktif.
2. Efisiensi usaha. Jasa administrasi penjualan memungkinkan
klien untuk mengelola kegiatan penjualannya secara lebih rapi
dan efisien karena administrasinya dikelola oleh pihak (factor)
yang lebih berpengalaman.
3. Peningkatan kualitas piutang. Jasa administrasi penjualan
memugkinkan pemberian fasilitas kredit kepada pembeli secara
lebih selektif sehingga kemungkinan tertagihnya [piutang
menjadi lebih tinggi.
4. Memudahkan perencanaan arus kas (cash-flow). Jasa
investigasi kredit / piutang memungkinkan klien untuk
melakukan perkiraan waktu dan jumlah piutang yang dapat

14
ditagih, sehingga memudahkan proyeksi arus kas usaha secara
keseluruhan.
2. Bagi Factor
Manfaat utama yang diterima factor adalah penerimaan dalam
bentuk fee dari pihak klien. Fee tersebut terdiri dari:
1. Discount fee/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa pembiayaan (uang muka) atas piutang yang
diberikan oleh factor.
2. Service/charge. Fee ini dibayarkan oleh klien karena factor
memberikan jasa nonpembiayaan yang nilainya ditentukan sebesar
presentase tertentu dari piutang atas dasar beban kerja yang akan
dilakukan oleh factor.
3. Bagi Nasabah
Nasabah memperoleh manfaat berupa:
1. Kesempatan untuk melakikan pembelian secara kredit. Kehadiran
jasa pembiayaan memungkinkan klien untuk melakukan penjualan
secara kredit.
2. Layanan penjualan yang lebih baik. Jasa administrasi penjualan
memungkinkan klien melakukan penjualan dengan lebih cepat dan
tepat.

2.1.7 Kriteria Pemberian Anjak Piutang


Ada beberapa kriteria yang harus dinilai sebelum memberikan jasa
anjak piutang, yaitu:

1. Bonafiditas Perusahaan.
2. Kualitas Piutang Yang Bersangkutan.
3. Jangka Waktu Piutang.
4. Besarnya Nominal Piutang.
5. Hubungan Antara Yang Berhutang Dan Yang Berpiutang.

15
6. Karakter Dari Kedua Pihak Yang Berhutang Dan Yang Berpiutang.
7. Nilai Agunan Yang Cukup (Apabila Diperlukan).

2.1.8 Penilaian Perusahaan Anjak Piutang dan Klien


Sebelum melakukan jasa anjak piutang, ada kriteria-kriteria dari
perusahaan anjak piutang dan kliennya.

1. Kriteria Penilaian Perusahaan Anjak Piutang


Sebagai perusahaan anjak piutang, ada beberapa kriteria yang
dinilai oleh klien sebelumnya meminta jasa anjak piutang.
a. pengalaman praktik dagang dan indusri yang dibidangi,
b. kualitas dan kuantitas manajemen kredit.
c. sistem informasi pelayanan klien maupun nasabah,
d. kemampuan menyediakan laporan-laporan secara akurat
e. kemampuan permodalan sebagai antisipasi.
2. Kriteria Penilian Klien
Berikut kriteria penelian bagi perusahaan anjak piutang sebelum
menerima kliennya.
a. Riwayat piutang maret, minimal 3 tahun sebelumnya.
b. Prosedur dan manajemen kredit yang dilakukan.
c. Tingkat risiko kredit macet perusahaan klien.
d. Karakteristik, customer profile, dan pola pembelian.
e. Prospek bisnis perusahaan klien.

2.1.9 Perbedaan Anjak Piutang dan Kredit Bank


Anjak piutang pada prinsipnya merupakan proses pemberian kredit
kepada supplier dengan cara membeli piutang atas tagihannya kepada
nasabahnya. Selanjutnya dapat kita lihat bahwa sesungguhnya pemberian
kredit tersebut diberikan oleh supplier kepada pembeli. Hanya proses
penagihan piutang tersebut dilimpahkakn kepada perusahaan anjak piutang

16
yang sebelumnya telah mengambil alih hak penagih dari supplier. Berbeda
halnya dengan kredit bank, proses kredit tersebut pada dasarnya hanya
melibatkan dua pihak yaitu bank dan debitor. Disamping itu penekanan
dalam proses penilaian atau analisis kredit adalah agunan dan prospek
usaha debitor disamping prinsip-prinsip kredit lainnya. Perbedaan anjak
piutang dengan kredit bank antara lain sebagai berikut:

a. Kredit bank melibatkan 2 pihak. Sedangkan anjak piutang melibatkan 3


pihak.
b. Kredit bank melibatkan praktik-praktik dalam perkreditan umum.
termasuk mengenai jaminan. Sedangkan anjak piutang pada prinsipnya
merupakan transaksi jual beli piutang.
c. Kredit bank dimulai dari timbulnya utang melalui mobilisasi dana
kemudian dialihkan menjadi aktiva produktif. Sementara anjak piutang
berkaitan dengan pengalihan dari suatu aktiva produktif, yaitu tagihan
menjadi kas pada saat jatuh tempo.
d. Kredit bank memberikan tambahan aktiva dalam bentuk kas pada
debitor. Anjak piutang tidak memberikan tambahan kas akan tetapi
hanya memperlancar arus kas dengan menggunakan piutang yang
belum jatuh tempo.
e. Kredit bank biasanya dalam jumlah tetap dan memiliki syarat
pelunasan tetap. Sedangkan fasilitas anjak piutang mengubah penjualan
kredit menjadi uang tunai.
f. Kredit bank hampir selalu dikaitkan dengan agunan. Sementara bagi
anjak piutang agunan bukan merupakan hal mutlak.
g. Keahlian perusahaan anjak piutang dalam memelihara atau mengurus
pembukuan penjualan klien dan penyediaan informasi manajemen.
menjadikan anjak piutang lebih sebagai mitra usaha.

17
h. Kontrak anjak piutang dilaksanakan berkesinambungan, berbeda
dengan kredit bank yang putus kontrak setelah angsuran lunas.

2.2 Modal Ventura


2.2.1 Pengertian Modal Ventura
Istilah ventura berasal dari kata venture, yang secara harfiah bisa
berarti sesuatu yang mengandung risiko atau dapat pula diartikan sebagai
usaha. Jadi, modal ventura (venture capital) adalah modal yang ditanamkan
pada usaha yang mengandung risiko.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa modal ventura


merupakan pembiayaan yang memiliki risiko tinggi. Pembiayaan modal
ventura berbeda dengan bank yang memberikan pembiayaan berupa
pinjaman atau kredit, karena modal ventura memberikan pembiayaan
dengan cara melakukan penyertaan langsung ke dalam perusahaan yang
dibiayainya. Perusahaan yang memperoleh pembiayaan modal ventura
disebut Perusahaan Pasangan Usaha (PPU) atau investee company.
Instrumen lain yang dapat digunakan dalam rangka modal ventura adalah
obligasi konversi (convertible bond) yang memiliki hak opsi untuk
ditukarkan dengan saham PPU. Umumnya, pembiayaan modal ventura
hampir selalu disertai dengan persyaratan keterlibatan dalam manajemen
PPU, yang biasanya disepakati dalam perjanjian modal ventura.

Jangka waktu penyertaan saham modal ventura bersifat sementara. Di


beberapa negara jangka waktu pembiayaan modal ventura berada diantara
3 – 10 tahun. Di Indonesia sendiri, jangka waktu tersebut menurut Keppres
No. 61/1988 adalah sudah harus diinvestasi maksimum 40 tahun. Ciri
inilah pula yang membuat unik dan membedakannya dengan investasi
biasa.

18
2.2.2 Sejarah Modal Ventura
Sejarah Perkembangan Modal Ventura di Indonesia.

Perkembangan modal ventura di Indonesia sarat dengan unsur


idealisme, yaitu idealisme untuk memperkecil perbedaan antara pengusaha
berpendapatan besar dan pengusaha berpendapatan kecil. Sejarah
perkembangan modal ventura di Indonesia dapat dibagi dalam tiga periode,
yaitu :

a. Ventura dalam Periode Informalistik.


Periode informalistik ini sudah lama ada dalam masyarakat
Indonesia. Hal ini terlihat dalam masyarakat Indonesia, baik masyarakat
asli atau keturunan seperti China dan India, yang sudah terbiasa saling
membantu antar sesama anggota keluarga dalam arti luas. Misalnya,
seseorang yang mempunyai modal, kemudian membantu bisnis
kerabatnya dengan jalan memberikan bantuan modal, dengan
kesepakatan bahwa hasil dari bisnis yang bersangkutan akan dibagi di
antara mereka. Kesepakatan seperti itu sudah meresap dalam masyarakat
Indonesia, yang mirip dengan kesepakatan bisnis modal ventura.
b. Modal Ventura dalam Periode Formatif.
Dalam masa formatif ini, bisnis modal ventura sudah mulai
memperlihatkan bentuknya, sudah mulai melembaga, terencana dan
dengan target tertentu. Sering disebutkan bahwa ragam modal ventura
pada masa formatif inilah yang merupakan prototipe dari perusahaan
modal ventura di Indonesia.Sejarah lahirnya modal ventura di Indonesia
tidak bisa dipisahkan dengan kelahiran suatu badan usaha milik negara,
yang bernama P.T. Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Bahana), yang
didirikan pada tahun 1973, dengan modal dipegang oleh Departemen
Keuangan dan Bank Indonesia. Pendirian P.T. Bahana ini ditujukan
untuk membantu perusahaan berskala kecil dan menengah di Indonesia,

19
yang kebanyakan bergerak dalam bidang industri manufaktur,
pengolahan perikanan, pengolahan hasil-hasil pertanian, industri jasa,
dan sebagainya.
c. Modal Ventura dalam Periode Legalistik.
Masa perkembangan modal ventura yang legalistik ini ditandai
dengan dikeluarkannya peraturan yang mengatur tentang lembaga
pembiayaan, termasuk modal ventura ini. Yaitu dengan keluarnya :
- Keputusan Presiden RI Nomor : 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan, di mana dalam Pasal 2 disebutkan bahwa modal
ventura merupakan salah satu kegiatan dari lembaga pembiayaan.
- Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Lembaga Pembiayaan. Dalam Pasal 4 peraturan ini antara lain
ditentukan bahwa masa divestasi terhadap saham dari perusahaan
modal ventura dari perusahaan pasangan usaha maksimum 10 tahun.
- Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor :
1251/KMK.013/1988 tersebut merupakan aturan pelaksanaan dari
Keputusan Presiden Nomor : 61 Tahun 1988 kemudian
diejawantahkan lebih lanjut dengan

Setelah keluarnya dua peraturan perundang-undangan tersebut,


mulai bermunculanlah perusahaan yang bergerak dalam bidang
pembiayaan, termasuk modal ventura. Salah satu karakteristik dari
perkembangan lembaga modal ventura di masa legalistik ini adalah
semakin kental motif bisnisnya, dibandingkan periode sebelumnya
yang lebih ditujukan untuk mengayomi perusahaan kecil. Dengan
demikian, modal ventura dalam bentuk stereotype-nya semakin
menempatkan dirinya dalam dunia bisnis seperti juga lembaga-
lembaga finansial lainnya.

20
2.2.3 Manfaat Modal Vantura
Masuknya modal ventura sebagai sumber pembiayaan pada
perusahaan akan memberi manfaat bagi perusahaan yang bersangkutan
antara lain sebagai berikut :

1. Kemungkinan Berhasilnya Usaha Lebih Besar


Dengan masuknya modal ventura, maka hasil temuan akan
terjamin kelancaran produknya. Karena dalam kenyataannya,
seseorang yang menemukan suatu ciptaan baru belum tentu mampu
memproduksi dan sekaligus memasarkan produknya tersebut dengan
berhasil, atau dengan kata lain, ia belum tentu memiliki kemampuan
sebagai seorang pengusaha. Pelaksanaan produksi dan pemasaran
membutuhkan suatu keahlian, pengalaman, dan jaringan yang
memadai sehingga akan menjamin kelancaran usaha.
2. Meningkatkan Efesiensi Pendistribusian Produk
Pada awal dilakukannya produksi, biasanya jumlah produksi tidak
akan efesien apabila pendistribusian ditangani sendiri karena volume
produksi belum ekonomis untuk dilakukan distribusi sendiri. Untuk
mengatasi keterbatasan ini, perusahaan modal ventura, yang memiliki
jaringan distribusi atau pemasaran yang luas, dapat diajak serta untuk
memberi pembiayaan dengan cara melakukan penyertaan pada
perusahaan pasangan usaha.
3. Meningkatkan Bankabilitas
Perusahaan baru sering mengalami kesulitan untuk memperoleh
pembiayaan, antara lain karena perusahaan bersangkutan biasanya
memiliki tim manajemen yang lemah, di samping struktur permodalan
yang kurang kuat. Alasan tersebut menyebabkan bank menjadi kurang
berminat untuk memberi pinjaman kepada perusahaan baru.
Selanjutnya, masuknya perusahaan modal ventura ke dalam

21
perusahaan tersebut jelas akan meningkatkan kepercayaan para calon
kreditor pada perusahaan tersebut, disamping adanya perbaikan dalam
struktur permodalan.
4. Meningkatkan Kemampuan Memperoleh Keuntungan
Berbeda dengan kredit bank, pembiayaan modal ventura
merupakan pembiayaan dalam bentuk penyertaan modal sehingga
perusahaan tidak perlu mengeluarkan biaya rutin dalam bentuk bunga
dan cicilan pokok, yang tentunya akan mempengaruhi arus kas
perusahaan. Di samping itu, jangka waktu pembiayaan modal ventura
relatif berjangka panjang sehingga perusahaan akan dapat
menggunakan dana tersebut untuk investasi jangka panjang pula.
Penambahan modal sendiri perusahaan yang bersumber dari
penyertaan saham modal ventura akan semakin memperkecil debt
equity ratio perusahaa, yang tentunya secara langsung akan
mengurangi atau memperkecil beban biaya bunga. Kecilnya beban
biaya bunga yang ditanggung tersebut jelas akan meningkatkan
kemampuan perusahaan untuk memperbesar perolehan laba
operasinya.
5. Meningkatkan Likuiditas
Pembiayaan modal ventura dengan cara penyertaan modal, seperti
disebutkan di atas, akan mengurangi beban biaya perusahaan. Di
samping itu, likuiditas perusahaan tidak perlu terganggu karena
perusahaan tidak memiliki beban pembayaran bunga dan cicilan pokok
pinjaman seperti halnya dalam kredit bank sebagaimana telah
disebutkan di atas. Oleh karena itu, penyertaan modal ventura, secara
langsung, memiliki dampak positif terhadap meningkatnya likuiditas
perusahaan.

22
2.2.4 Jenis Modal Ventura
Pembiayaan yang diberikan oleh perusahaan modal ventra dapat
dikelompokan sebagai berikut;

A. Berdasarkan Cara Pemberian Bantuan, dapat dibagi dua yaitu ;


1. Pendekatan satu tingkat (single tier approach)
Pendekatan ini menempatkan sebuah Perusahaan Modal
Ventura (PMV) dalam dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai pemberi
bantuan pembiayaan (fund company) dan juga sebagai pemberi
bantuan manajemen atau pengelolaan dana (management
company). Jadi dalam hal ini, modal ventura dibentuk dan
langsung dikelola oleh manajemen perusahaan modal ventura itu
sendiri.
2. Pendekatan dua tingkat (two tier approach)
Pendekatan ini memungkinkan sebuah Perusahaan Pasangan
Usaha untkuk menerima bantuan pembiayaan dan bantuan
manajemen dari PMV yang berbeda. Jadi dalam hal ini, modal
ventura dibentuk kemudian pengelolaannya diserahkan kepada
perusahaan manajemen investasi yang memang memiliki kelebihan
di bidang modal ventura.
B. Berdasarkan cara Penghimpunan Dana, dapat dibagi dua yaitu;
1. Leverage venture capital, modal ventura yang bersumber dari
suatu Perusahaan Modal Ventura dengan sebagian besar
penghimpunan dananya dalam bentuk pinjaman dari berbagai
macam pihak.
2. Equity venture capital, modal ventura yang bersumber dari suatu
perusahaan modal ventura dengan sebagian besar penghimpunan
dananya dalam bentuk modal sendiri dalam berbagai bentuk.

23
C. Berdasarkan Kepemilikan, dapat dibagi empat yaitu ;
1. Private ‘Venture-Capital’ Company, perusahaan ventura yang
belum go publicatau belum menjual sahamnya melalui bursa efek.
2. Public ‘Venture-Capital’ Company, perusahaan modal ventura
yang telah go public atau telah menjual sahamnya melalui bursa
efek.
3. Bank Affiliate ‘Venture-Capital’ Company, perusahaan modal
ventura yang didirikan oleh bank-bank yang mengalami surples
dana atau memang mempunyai misi khusus dalam hal modal
ventura
4. Conglomerate ‘Venture-Capital’ Company, perusahaan modal
ventura yang didirikan atau dimiliki oleh sejumlah perusaahaan
besar.

Sementara itu Pembiayaan oleh perusahaan modal ventura dapat


dilakukan dalam tiga cara yang secara umum bersesuaian dengan
prinsip-prinsip syari’ah:

1. Penyertaan Modal Langsung (Equity Financing)


Adalah penyertaan modal PMV pada perusahaan pasangan
dengan cara mengambil bagian sejumlah tertentu saham
Perusahaan Pasangan Usaha (PPU). Pola pembiayaan ini
merupakan pembiayaan berupa penyertaan saham, maka PPU
harus berbentuk badan hukum perseroan terbatas.Bagian saham
yang diambil PMV berasal dari saham-saham yang masih dalam
portofolio, yaitu saham yang masih belum diambil bagian dan
disetor oleh pemegang saham lama. Dasar penyertaan modal
langsung ini adalah Fatwa Dewan Syari’ah Nasional No.20/DSN-
MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa
Dana Syari’ah dan fatwa DSN MUI No. 40/DSN-MUI/X/2003

24
tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip
Syayri’ah di Bidang Pasar Modal yang mengakui saham sebagai
salah satu instrumen penyertaan modal di lembaga keuangan
syari’ah.
2. Penyertaan Modal Tidak Langsung (Semi Equity Financing)
Dilakukan dengan membeli obligasi konversi yang diterbitkan
oleh PPU. Obligasi konversi lebih menarik bagi PMV karena
dalam periode pembiayaan tersebut PMV memiliki pendapatan
tetap dalam bentuk bunga sementara apabila kinerja perusahaan
semakin membaik sehingga nilai perusahaan yang dibiayai tersebut
semakin baik, maka PMV akan menggunakan hak konversinya
(call option). Dasar penyertaan ini adalah fatwa DSN MUI No.
59/DSN-MUI/V/2007 tentang Obligasi Syari’ah Mudharabah
Konversi.
3. Pembiayaan Bagi Hasil
Dilakukan dalam hal usaha yang akan dibiayai tidak
berbentuk badan hukum atau syarat-syarat yang harus dipenuhi
untuk penyertaan langsung belum atau tidak dipenuhi oleh PPU.
Bentuk instrumen pembiayaan ini menekankan pada aspek-aspek
bagi hasil dari keuntungan yang diperoleh dari usaha yang dibiayai,
oleh karena itu bentuk pembiayaan ini adalah kewenangan
bertindak pihak yang mewakili PPU, objek usaha serta jaminan
atas pemberian bantuan dana. Pembiayaan bagi hasil dapat
dilakukan berdasarkan akad musyarakah ataumudharabah.

2.2.5 Mekanisme Modal Ventura


Pada prinsipnya mekanisme modal ventura merupakan suatu proses
yang menggambarkan arus investasi yang dimulai dari masuknya pemodal
dengan membentuk suatu pool of funds, proses pembiayaan pada

25
perusahaan pasangan usaha sampai proses penarikan kembali penyertaan
tersebut (divestasi). Oleh karena itu, dalam mekanisme modal ventura
terdapat paling sedikit tiga unsur yang terlibat secara langsung, yaitu:

1. Pihak perusahaan modal ventura (venture capital company)


2. Pihak perusahaan pasangan usaha
3. Pihak penyandang dana

Untuk mendapatkan keberhasilan atau yang tinggi maka pada tahap


permodalan perusahaan pasangan usaha (PPU) perlu melakukan hal-hal
sebagai berikut ;

1. Prestart-up, tahap dimana baru dilakukan pengujian produk atau jasa


sebelum bisnisnya dimulai. PPU dapat mengundang investor yang
membiayainya.
2. Start-up, tahap dimana produk atau jasa siap dipasarkan. PPU
mengundang investor untuk turut mengembangkan bisnisnya.
3. Early Development, tahap dimana PPU telah mengalami pertumbuhan
awal dan mulai menampakkan keberhasilan sehingga dibutuhkan
modal kerja yang semakin banyak serta untuk meningkatkan promosi.
4. Financing, tahap dimana PPU memerlukan modal untuk ekspansi atau
penambahan kapasitas pabrik baru agar kapasitas produknya
meningkat.
5. Replacement capital, kondisi dimana PPU telah meminjam pada bank
dalam jumlah yang cukup besar, tetapi mengalami kesulitan untuk
mendapatkan tambahan pinjaman, sementara prospek pertumbuhan
usaha masih dapat ditingkatkan. Oleh karena itu, PPU dapat
mengundang PMV untuk memenuhi kebutuhan modalnya sebagai
pengganti pinjaman.

26
6. Turn Arround, tahap dimana PPU menghadapi persaingan usaha yang
semakin ketat di sektor industri yang sudah bertumbuh. PPU bertujuan
memperbaiki posisi keuangannya dengan resiko meningkatkan
efisiensi dan memperbanyak jenis produk yang akan dijual.
7. Buy in atau buy out, tahap dimana PPU telah mampu berdiri sendiri
dan ingin membeli saham dari PMV (buy in). Namun PMV ingin
menjual saham tersebut kepada PMV lain (buy out), dengan
mempertimbangkan apresiasi modal saham yang akan diterima PMV

2.2.6 Perbedaan Modal Ventura dengan Lembaga Debt Financing


Karakteristik pembiayaan modal ventura sebagaimana dengan
pembiayaan yang diberikan oleh jenis pembiayaan, misalnya: perbankan,
factoring, leasing, dan sebagainya yang pada dasarnya merupakan bentuk
pinjaman. Disamping itu, pembiayaan modal ventura berbeda dengan
kegiatan penyertaan modal dalam rangka holding company, terutama
dalam hal tujuan dan sifat penyertaannya.
Pada dasarnya keberhasilan suatu perusahaan modal ventura sangat
tergantung pada keberhasilan pasangan usaha yang dibiayainya.
Selanjutnya, mengingat jangka waktu penyertaan modal ventura bersifat
sementara, maka perusahaan modal ventura harus mempertimbangkan agar
penarikan kembali penyertaannya tersebut benar- benar dapat dilakukan
secara tepat waktu dan tepat sasaran.Perbedaan pembiayaan modal ventura
dengan pembiayaan dalam bentuk pinjaman (debtfinancing) dapat pula
dijelaskan dalam Tabel dibawah ini.
Tabel Pembiayaan Modal Ventura Vs Debt Financing
No. Keterangan Modal Ventura Debt Financing
1. Tujuan Memaksimalkan capital gain Memperoleh bunga
Jangka Waktu (holding Jangka panjang Jangka pendek/menengah
2.
period) Maksimum 10 tahun
3. Instrument Saham biasa, obligasi, warrans Credit, facturing leasing
konvensi

27
4. Pricing PER, netangible asset basis Interest spread
5. Jaminan (collateral) Tidak ada Ada
Pengendalian Minority shareholders right Covenants
6. (control) protection
7. Pengaruh pada :
a. Neraca Mengurangi laverage Meningkatkan laverage
b. Cash flow Bertambah baik Bertambah baik
c. Laba Meningkat Meningkat
Mekanisme IPO, Private placement, buy back Pelunasan utang
8.
divestasi

Dari pembahasan yang telah dilakukan mengenai mekanisme modal


ventura, perusahaan modal ventura pada prinsipnya melakukan perannya
sebagai lembaga intermediasi antara pemodal, yang mengharapkan
penghasilan (expected return) yang tinggi dengan perusahaan pasangan usaha,
yang memerlukan modal jangka panjang dalam rangka meningkatkan kinerja
usahanya. Peranan tersebut dapat dilihat secara jelas pada kegiatan modal
ventura yang menganut system kelembagaan terpisah antara perusahaan
pengelola (venture capital management company) dan perusahaan penyedia
dana (venture capital fund company).

28
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perusahaan Modal Ventura (Venture Capital Company) adalah badan usaha
yang melakukan usaha pembiayaan / penyertaan modal ke dalam suatu
Perusahaan yang menerima bantuan pembiayaan (Investee Company) / Sebagai
pasangan usahanya untuk jangka waktu tertentu dalam bentuk penyertaan saham,
penyertaan melalui pembelian obligasi konversi, dan/atau pembiayaan
berdasarkan pembagian atas hasil usaha. Investasi modal ventura ini biasanya
memiliki suatu resiko yang tinggi, meskipun resiko yang dihadapi tinggi, pihak
modal ventura mengharapkan suatu keuntungan yang tinggi pula dari penyertaan
modalnya berupa capital gain atau deviden. Penyertaan modal yang dilakukan
oleh modal ventura ini kebanyakan dilakukan terhadap perusahaan-perusahaan
baru berdiri sehingga belum memiliki suatu riwayat operasionil yang dapat
menjadi catatan guna memperoleh suatu pinjaman.

Anjak Piutang menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 adalah Anjak kegiatan
pembiayaan dalam bentuk pembelian piutang dagang jangka pendek suatu
Perusahaan berikut pengurusan atas piutang tersebut. Menurut Kasmir dalam
"Bank dan Lembaga Keuangan lainnya" (2002) menjelaskan bahwa anjak
piutang atau yang lebih dikenal dengan factoring adalah perusahaan yang
kegiatannya melakukan penagihan atau pembelian atau pengambilalihan atau
pengelolaan hutang piutang suatu perusahaandengan imbalan atau pembayaran
tertentu dari perusahaan (klien). Kemudian pengertian anjak piutang menurut
Keputusan Menteri Keuangan Nomor 125/KM.013/1988 tanggal 20 Desember
1988 adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka
pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri.

29
3.2 Saran
Saran untuk perusahaan atau individu yang berencana menggunakan anjak
piutang atau modal ventura. Tekankan pentingnya melakukan penilaian risiko
yang komprehensif sebelum mengambil keputusan. Berikan panduan tentang
faktor-faktor yang harus dipertimbangkan, seperti kualitas piutang, keberlanjutan
model bisnis, dan kondisi pasar juga tekankan pentingnya memilih mitra anjak
piutang atau modal ventura yang tepat. Sarankan agar perusahaan melakukan due
diligence yang cermat terhadap calon mitra, termasuk melihat rekam jejak,
reputasi, dan pengalaman mereka. Jelaskan bahwa kemitraan yang baik dapat
memberikan manfaat jangka panjang, termasuk akses ke jaringan dan sumber
daya yang lebih luas dan melakukan penelitian dan eksplorasi lebih lanjut tentang
topik ini, agar menggali lebih dalam tentang strategi anjak piutang dan modal
ventura yang inovatif, tren pasar terkini, atau perkembangan terbaru dalam
regulasi yang dapat mempengaruhi penggunaan kedua metode pendanaan ini.

30
DAFTAR PUSTAKA

Ajeng, Hanifah. Makalah Anjak Piutang BAB 16. Diakeses 3 Desember 2023, dari
https://id.scribd.com/document/453940623/MAKALAH-ANJAK-PIUTANG-
BAB-16-docx

Amanitanovi, (16 April 2015). Anjak Piutang. Diakses 3 Desember 2023, dari
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/anjak-piutang.pdf

Amanitanovi, (16 April 2015). Modal Ventura. Diakses 3 Desember 2023, dari
https://staffnew.uny.ac.id/upload/132318570/pendidikan/modal-ventura.pdf

Fahri, Muhammad, Farid. HRD Syariah Teori dan Implementasi Manajemen Sumber
Daya Manusia Berbasis Syariah. Jakarta: PT Gramedia, 2020, hlmn 188.

Renny, Vie (November 2016). Anjak Piutang : Sebuah Solusi Pembiayaan. Diakses 3
Desember 2023, dari
https://www.academia.edu/34678472/Pak_Petrus_loo_anjak_piutang_

Sigit Triandaru & Totok Budisantoso. Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salembat
Empat, Jakarta, 2006. hlm. 227

Soemitra, Andri. Bank Lembaga Keuangan Syariah, (Jakarta: Kencana, 2009), hlmn
315.

Syahputra, Wahyu. Modal Ventura. Diakses 3 Desember 2023, dari


https://www.academia.edu/9185362/Modal_ventura

Unknown. (27 Mei 2022). Modal Ventura. Diakses 3 Desember 2023, dari
https://elearning.cendekiaku.com/storage/materi/file/1655390922.pdf

Unknown. Sejarah Perkembangan Modal Ventura. Diakses 3 Desember 2023, dari


https://legalstudies71.blogspot.com/2015/11/sejarah-perkembangan-modal-
ventura.html?m=1

31

Anda mungkin juga menyukai