Anda di halaman 1dari 34

MANAJEMEN KREDIT DAN KLIRING

MAKALAH
Tugas Makalah Mata Kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya
Dosen Pengampu : Dean Subhan Saleh, SE., MM.
Oleh :

Kelompok 5
Ahmad Syibli (030222098)
Dalfa Azzahra (030222005)
Dwi Andini Putri (030222007)
Naura Tria AA (030122012)
Zihan Junyar (030222033)

Manajemen/Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI DR. KHEZ


MUTTAQIEN
PURWAKARTA
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat dan berkah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas
penulisan makalah kelompok ini dengan baik dan tanpa kendala apapun. Pada
kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
membantu sekaligus memberi dukungan dalam penyusunan makalah ini, terutama
dosen pengampu bapak Dean Subhan Saleh, SE., MM.

Makalah berjudul "Manajemen Kredit dan Kliring" ini disusun untuk


memenuhi tugas semester 3 mata kuliah Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya.
Penulis memohon maaf bila masih terdapat kekurangan dalam penyusunan makalah
ini, baik secara materi maupun penyampaian dalam karya tulis ini. Penulis juga
menerima kritik serta saran dari pembaca agar dapat membuat makalah dengan
lebih baik di kesempatan berikutnya.

Purwakarta, 7 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB 1 ................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN ............................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II ................................................................................................................. 4

PEMBAHASAN .................................................................................................. 4

2.1 Pengertian Kredit ....................................................................................... 4

2.2 Unsur-unsur Kredit ..................................................................................... 5

2.2.1 Waktu .................................................................................................. 5

2.2.2 Kepercayaan ........................................................................................ 5

2.2.3 Penyerahan .......................................................................................... 5

2.2.4 Risiko .................................................................................................. 5

2.2.5 Persetujuan atau Perjanjian .................................................................. 5

2.3 Unsur-unsur Berdasarkan UU No.7 tahun 1998 .......................................... 6

2.3.1 Penyediaan uang atau tagihan .............................................................. 6

2.3.2 Persetujuan atau Kesepakatan Antara Bank dan Debitur....................... 6

2.3.3 Kewajiban Debitur............................................................................... 6

2.3.4 Pengenaan Bunga ................................................................................ 6

2.4 Tujuan,fungsi, jenis dan manfaat kredit..................................................... 15

iii
2.4.1 Tujuan Kredit .................................................................................... 15

2.4.2 Fungsi Kredit ..................................................................................... 17

2.4.3 Jenis-jenis Kredit ............................................................................... 15

2.4.4 Manfaat Kredit .................................................................................. 17

2.5 Pinjaman Tunai (Cash Loan) .................................................................. 20

2.6 Pengertian kliring ..................................................................................... 20

2.6.1 Jenis – jenis kliring : .......................................................................... 21

2.6.2 Manfaat Kliring ................................................................................. 21

2.6.3 Sistem Penyelenggaraan Kliring ........................................................ 21

2.6.4 Tujuan Kliring ................................................................................... 22

2.6.5 Biaya kliring ...................................................................................... 22

2.7 Daftar Hitam ............................................................................................ 23

2.7.1 Pengertian Daftar Hitam .................................................................... 23

2.7.2 Kamus Besar Bahasa Indonesia ......................................................... 23

2.7.3 Dalam konteks keuangan ................................................................... 23

BAB III.............................................................................................................. 28

PENUTUP ......................................................................................................... 28

3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 28

3.2 Saran ........................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 30

iv
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam perekonomian, kredit akan mengambil alih sebagian fungsi uang
(yang dipergunakan untuk pembayaran tunai) karena hampir segala hal
dilakukan dengan kredit. Maka peranan kredit dalam perekonomian modern
yang seperti itu adalah:
Kredit ternyata dapat meningkatkan efisiensi penggunaan uang atau modal
dengan meningkatkan produktivitas masyarakat, Kredit dapat meningkatkan
efisiensi penggunaan barang, karena kredit dapat membantu proses produksi
dari bahan hingga barang jadi dan sekaligus juga membantu pemindahan
barang dari produsen kepada konsumen dalam proses marketing kredit ikut
melancarkan arus barang, Kredit dapat meningkatkan arus peredaran lalu lintas
uang, misalnya, melalui penggunaan cek, giro, wesel, promes, dan kartu kredit
yang diterbitkan oleh bank, Kredit dapat menjadi alat stabilitas ekonomi yang
dilakukan melalui kebijaksanaan ekspansi dan kontraksi kredit, misalnya,
dengan politik diskonto oleh bank sentral, Kredit dapat berfungsi sebagai
jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional suatu Negara, Kredit dapat
menciptakan daya beli baru bagi para debitur, meskipun debitur- debitur itu
tidak memiliki uang tunai dalam saldo neracanya.
Kredit oleh bank atau lembaga keuangan lainnya di berikan kepada orang
dan lembagayang memerlukannya dibedakan dalam beberapa jenis kredit.
Pembedaan jenis-jenis kredit sangat diperlukan dalam rangka setting kredit
yang akan dilakukan oleh bank. Terdapat banyak jenis kredit yang diberikan
oleh bank umum dan bank perkreditan rakyat maupun lembaga keuangan
lainnya untuk masyarakat. Salah satu misi bank adalah menyalurkan kredit
kepada masyarakat.

1
2

Peran ini akan sangat penting, karena sebagian besar keuntungan bank
berasal dari pinjaman, khususnya bunga peminjam. Dalam memberikan
pinjaman, bank harus berhati-hati agar tidak menimbulkan kredit macet.
Masalahnya, jika terjadi kredit macet, bank tersebut bisa saja mengalami
kesulitan likuiditas dan bisa saja dibubarkan.
Kliring adalah suatu tata cara penghitungan utang dan piutang dalam bentuk
surat berharga dan letter of credit. Surat berharga dari satu bank ke bank lain,
sehingga pembayaran dapat dilakukan dengan mudah dan keamanan, serta
memperluas dan memperlancar aliran giro. Seiring dengan berkembangnya
teknologi informasi, kebutuhan akan efisiensi dalam kegiatan kliring semakin
meningkat.
Dengan rata-rata volume transaksi harian lebih dari 300.000 transaksi,
penggunaan dokumen kredit untuk transfer uang antar bank melalui kliring dan
penyelesaian merupakan salah satu permasalahan yang perlu mendapat
perhatian terutama terkait dengan biaya, biaya pencetakan dokumen, dan tata
cara pemrosesan dokumen.
Dokumentasikan diri anda sendiri. Sebaliknya, transfer antarbank melalui
sistem BI-RTGS dilakukan secara paperless. Selain itu, beragamnya sistem
kliring yang saat ini digunakan dan terbatasnya ruang lingkup regional untuk
melakukan transfer antar bank melalui kliring masih bersifat lokal (hanya
mencakup transfer antar bank dalam zona kliring lokal), sehingga transfer antar
bank di luar zona kliring harus dilakukan. dilaksanakan oleh bank itu sendiri
melalui mekanisme lain.

1.2 Rumusan Masalah


 Apakah pengertian dari kredit?
 Apakah yang dimaksud dengan pinjaman tunai (cash loan)?
 Apakah yang dimaksud dengan non cash?
 Apakah yang dimaksud dengan kliring?
 Apakah yang dimaksud dengan sistem kliring?
 Apakah yang dimaksud dengan sistem manual?
3

 Apakah yang dimaksud dengan sistem semiotomasi dan kliring


otomatis/elektronik?
 Apakah yang dimaksud dengan Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI)?
 Apakah yang dimaksud dengan biaya kliring?
 Apakah yang dimaksud dengan daftar hitam?

1.3 Tujuan
 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari kredit.
 Untuk mengetahui apa itu pinjaman tunai (Cash Loan).
 Untuk mengetahui apa itu non-cash.
 Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari kliring.
 Untuk mengetahui bagaimana sistem kliring.
 Untuk mengetahui bagaimana sistem manual.
 Untuk mengetahui sistem semi-otomatis dan kliring otomatis/elektronik.
 Untuk mengetahui bagaimana Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia
(SKNBI).
 Untuk mengetahui bagaimana biaya kliring.
 Untuk mengetahui dan memahami apa yang di maksud dengan daftar hitam.
4

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Kredit


2.1.1 Definisi Manajemen Kredit
Manajemen kredit merupakan pengelolaan kredit yang dilakukan oleh
pihak perbankan. Hal ini meliputi perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan, dan pengawasan agar kredit dapat berjalan dengan baik
sesuai kesepakatan antara pihak bank dengan debitur.
2.1.2 Definisi Kredit
Kredit (credit) berasal dari kata credere yang berarti “kepercayaan”.
Kemudian kredit berarti suatu pemberian kepercayaan dimana balas jasa
diberikan pada waktu setelah prestasi dilakukan. Misalnya, kredit
penjualan yang diberikan oleh penjual kepada pembeli dalam suatu
transaksi jual-beli, penjual menyerahkan barang atau jasa terlebih dahulu
kepada pembeli, sedang pembayaran atas barang atau jasa tersebut
dilakukan beberapa waktu kemudian oleh pihak pembeli.

Sedangkan menurut Undang-undang perbankan, yaitu UU no. 7


tahun 1998, bahwa kredit adalah “Penyediaan uang atau tagihan yang bisa
disamakan berdasarkan kesepakatan atau persetujuan pinjam meminjam
antara bank dengan pihak lainnya dan mewajibkan pihak peminjam untuk
melunasi hutangnya dengan jumlah bunga, imbalan atau bagi hasil lainnya
dalam jangka waktu yang disepakati.”

Ada beberapa definisi kredit menurut para ahli diantaranya :

1. Anwar Menyatakan bahwa kredit adalah pemberian prestasi ( jasa ) dari


pihak yang satu ( pihak pemberi kredit ) kepada pihak yang lain ( pihak
yang menerima kredit ) dan prestasinya akan dikembalikan dalam jangka
waktu yang disepakati beserta uang sebagai kontraprestasinya ( balas jasa).
5

2. Hasibuhan Menjelaskan bahwa semua jenis kredit adalah pinjaman


yang harus dibayar bersama bunganya oleh peminjam seperti perjanjian
yang disepakati bersama.

3. Kasmir Menjelaskan bahwa kredit adalah pembiayaan yang bisa berupa


uang, maupun tagihan yang nilainya dapat ditukar dengan uang.

2.2 Unsur-unsur Kredit


Terkait pengertian diatas, terdapat beberapa unsur-unsur dalam kredit yaitu
sebagai berikut:

2.2.1 Waktu
Adalah yang menyatakan bahwa ada jarak antara saat persetujuan
pemberian kredit dan pelunasannya.

2.2.2 Kepercayaan
Adalah yang melandasi pemberian kredit oleh pihak kreditur kepada
debitur, bahwa setelah jangka waktu tertentu bahwa debitur akan
mengembalikannya sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh
kedua belah pihak.

2.2.3 Penyerahan
Adalah yang menyatakan bahwa pihak kreditur akan menyerahkan nilai
ekonomi kepada debitur yang harus dikembalikan sesuai jatuh tempo.

2.2.4 Risiko
Adalah yang menyatakan adanya risiko yang mungkin timbul selama
jangka waktu tertentu antara pemberian dan pelunasannya.

2.2.5 Persetujuan atau Perjanjian


Adalah yang menyatakan bahwa antara kreditur dan debitur terdapat
suatu persetujuan dan dibuktikan dengan adanya suatu perjanjian.
6

2.3 Unsur-unsur Berdasarkan UU No.7 tahun 1998


2.3.1 Penyediaan uang atau tagihan
Adalah yang dapat dipersamakan dengan itu; uang disini seyogyanya
ditafsirkan sebagai sejumlah dana (tunai dan saldo rekening giro) baik
dalam mata uang rupiah maupun dalam valuta asing. Dalam pengertian “
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu “
adalah cerukan (overdraft) , yaitu saldo negatif pada rekening giro nasabah
yang tidak dapat dibayar lunas pada akhir hari, pengambilalihan tagihan
dalam rangka kegiatan anjak piutang (factoring) dan pengambilalihan
(pembelian) kredit atau piutang dari pihak lain seperti negoisasihasil
ekspor.

2.3.2 Persetujuan atau Kesepakatan Antara Bank dan Debitur


Sesuai dengan pasal 1320 KUH Perdata, agar suatu perjanjian menjadi
sah diperlukan empat syarat, yaitu kesepakatan para pihak, kecakapan
untuk membuat perjanjian, terdapat obyek tertentu dan ada suatu kausa (
cause ) yang halal. Selain kesepakatan antara debitur dan kreditur juga
diperlukan ketiga syarat lain tersebut diatas sebagai dasar untuk
menyatakan sahnya suatu perjanjian.

2.3.3 Kewajiban Debitur


Debitur untuk mengembalikan jumlah keseluruhan kredit yang dipinjam
kepada kreditur dalam jangka waktu tertentu. Hal ini merupakan
konsekuensi logis dari adanya hubungan pinjam-meminjam antara debitur
dan kreditur.

2.3.4 Pengenaan Bunga


Terhadap kredit yang dipinjamkan. Bunga merupakan nilai tambah yang
diterima kreditur dari debitur atas sejumlah uang yang dipinjamkan
kepada debitur dimaksud.
7

2.4 Sistem Pemberian Kredit


Sistem dan prosedur Bank dalam pemberian kredit kepada nasabah
dihadapkan pada masalah yang kompleks. Perkreditan mempunyai sifat
kasuastis yang artinya masing -masing calon debitur mempunyai permasalahan
spesifik berbeda secara materil antara satu nasabah dengan nasabah lain.

Oleh karena itu diperlukan pendekatan dan penanganan yang secara berbeda
dan memperhatikan ciri-ciri khusus dari kredit sistem dan prosedur dalam
pemberian kredit dibagi atas beberapa tahap yaitu:

1) Tahap Persiapan

Tahap ini merupakan persyaratan awal yang harus dipenuhi nasabah apabila
hendak mengajukan kredit, yaitu antara lain:

 Mengajukan permohonan / mengisi daftar isian yang disediakan bank dan


ditandatangani secara lengkap dan sah.
 Daftar lampiran lainnya yang diperlukan menurut jenis kredit ( perijinan
perusahaan, NPWP untuk kredit sepuluh juta keataas).
 Persyaratan khusus lainnya (misalnya telah menjadi nasabah giro
sekurang-kurangnya 3 bulan

Permohonan kredit akan berupa :

a. Permohonan baru untuk mendapat suatu jenis fasilitas kredit

b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan

c. Permohonan perpanjangan pembaharuan masa laku kredit yang telah


berakhir.

d. Permohonan lainnya untuk perubahan syarat-syarat fasilitas kredit yang


sedang berjalan, antara lain penukaran jaminan perubahan/pengunduran
jadwal angsuran tersebut. Setiap permohonan kredit harus dicatat dalam
register yang tersedia. Permohonan kredit harus lengkap sesuai persyaratan
yang ditetapkan.
8

2) Tahap Penilaian / analisis

Pada tahap ini merupakan persiapan pemutusan kredit, pengumpulan data,


penilaian data beserta memeriksa kelapangan yang sebaiknya tidak
diberitahukan kepada nasabah sehingga pada saat meninjau dapat dilihat
kondisi keadaan di lapangan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Analisis kredit pada dasmya dapat dilakukan dengan menggunakan prinsip 5 C

(5C Credit Analysis) yang meliputi :

1. CHARACTER

Penilaian watak atau kepribadian calon debitur dimaksudkan untuk


mengetahui kejujuran dan itikad baik calon debitur untuk melunasi atau
mengembalikan pinjamannya, sehingga tidak akan menyulitkan bank di
kemudian hari. Hal ini dapat diperoleh terutama didasarkan kepada hubungan
yang telah terjalin antara Bank dan calon debitur atau informasi yang diperoleh
dari pihak lain yang mengetahui moral, kepribadian dan perilaku calon debitur
dalam kehidupan kesehariaannya.

2. CAPACITY

Penilaian kemampuan disini adalah bahwa bank harus meneliti


keahlian calon debitur dalam bidang usahanya dan kemampuan manajerialnya,
sehingga bank yakin bahwa usaha yang akan dibiayai dikelola oleh orang-
orang yang tepat, sehingga calon debiturnya dalam jangka waktu tertentu dapat
melunasi atau mengembalikan pinjamannya.

3. CAPITAL

Bank harus melakukan analisis terhadap posisi keuangan secara


menyeluruh mengenai masa lalu dan masa yang akan datang, sehingga dapat
diketahui kemampuan permodalan calon debitur dalam menunjang
pembiayaan proyek atau usaha calon debitur yang bersangkutan untuk
9

memastikan bahwa nasabah mempunyai modal yang cukup apabila terjadi


kerugian.

4. COLLATERAL

Penilaian terhadap agunan juga perlu diperhatikan untuk memastikan


bahwa agunan yang diserahkan cukup untuk menutup risiko kredit yaitu
apabila tidak dapat melunasi kredit yang diberikan.

5. CONDITION OF ECONOMIC

Dalam memberikan kredit Bank juga harus menganalisis keadaan pasar


di dalam dan di luar negeri baik masa lalu maupun masa yang akan datang
sehingga dapat memastikan apakah keadan perekonomian bersifat menunjang
atau menghambat usaha nasabah yang dapat berpengaruh atas kelancaran
kredit yang diberikan.

Selain memperhatikan Prinsip 5 C's, dalam memberikan kredit juga


menerapkan apa yang dinamakan dengan prinsip 5 P yaitu:

a. Party (para pihak )

Para pihak merupakan titik sentral yang diperhatikan dalam setiap


pemberian kredit. Untuk itu pihak pemberi kredit harus memperoleh suatu
kepercayaan terhadap para pihak, dalam hal ini debitur yaitu bagaimana
karakternya dan kemampuannya.

b. Purpose (tujuan)

Tujuan dan pemberian kredit juga sangat penting diketahui oleh pihak
kreditur harus dilihat apakah kredit akan digunakan untuk hal-hal yang positif
yang benar-benar dapat menaikkan income perusahaan dan harus pula diawasi
agar kredit tersebut benar-benar diperuntukkan untuk tujuan seperti
diperjanjikan dalam suatu perjanjian kredit.
10

c. Payment (pembayaran)

Dalam pemberian kredit juga harus diperhatikan apakah sumber


pembayaran kredit dan calon debitur cukup tersedia dan cukup aman, sehingga
dengan demikian diharapkan bahwa kredit yang akan diluncurkan tersebut
dapat dibayar kembali oleh debitur yang bersangkutan jadi harus diihat dan
dianalisis apakah setelah pemberian kredit nanti debitur punya sumber
pendapatan dan apakah pendapatan tersebut mencukupi untuk membayar
kembali kreditnya.

d. Profitability (perolehan laba)

Unsur perolehan laba oleh debitur tidak kurang pula pentingnya dalam
suatu pemberian kredit. Untuk itu kreditur harus berpartisipasi apakah laba
yang akan diperoleh oleh perusahaan lebih besar daripada bunga pinjaman dan
apakah pendapatan perusahaan dapat menutupi pembayaran kembali kredit,
cash flow dan sebagainya.

e. Protection (Perlindungan)

Dalam pemberian suatu kredit diperlukan perlindungan oleh


perusahaan debitur, untuk itu perlindungan dan kelompok perusahaan, atau
jaminan dan holding atau jaminan pribadi pemilik perusahaan penting
diperhatikan terutama untuk berjaga-jaga sekiranya terjadi hal-hal diluar
prediksi semula.

Disamping menggunakan prinsip pembelan kredit diatas, dalam


memberikan kredit juga harus menggunakan prinsip 3 R, yaitu:

a) Returns (hasil yang diharapkan)

Return, yakni hasil yang diperoleh oleh debitur, dalam hal ini ketika
kredit telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur artinya
perolehan tersebut mencukupi untuk membayar kembali kredit beserta bunga,
ongkos-ongkos, disamping membayar keperluan perusahaan yang lain seperti
untuk cash flow, kredit lain jika ada dan sebagainya.
11

b) Repayment (pembayaran kembali)

Kemampuan bayar dan pihak debitur tentu saja juga mesti


dipertimbangkan.

Dan apakah kemampuan bayar tersebut match dengan schedule


pembayaran kembali dan kredit yang akan diberikan itu.

c) Risk bearing ability (kemampuan menanggung resiko)

Sejauh mana terdapatnya kemampuan debitur untuk menanggung


resiko. Misalnya dalam hal terjadi hal-hal diluar antisipasi kedua belah pihak.
Terutama yang menyebabkan timbulnya kredit macet

3) Tahap Pemutusan kredit

Setiap pemberian kredit harus dibuat suatu perjanjian tertulis anatara


bank dan si penerima kredit. Isi perjanjian kredit mencantumkan segala hak
dan kewajiban kedua belah pihak. Hal-hal yang tertera dalam perjanjian kredit
adalah:

a. Maksimum Kredit

Jumlah yang tertera dalam maksimum kredit (line of credit) adalah jumlah
tertinggi yang diizinkan kepada si penerima kredit. Jumlah ini berdasarkan

perhitungan kalkulasi kredit dalam aspek finansial.

b. Jangka Waktu

Sesuai dengan persetujuan antara pihak bank dan dibitur,maka ada kredit
yang jangka waktu pendek, menengah, dan panjang.

c. Keperluan Kredit

Isi perjanjian kredit dicantumkan tujuan keperluan kredit sesuai dengan


bidang usaha debitur berdasarkan target produktivitas yang akan dicapainya
12

d. Bunga (propisi)

Propisi kredit adalah suatu beban yang dikenakan kepada debitur sebagai
akibat dari perjanjian kredit yang dibuat. Propisi harus dibayar secara kontan
oleh debitur pada saat pencairan kredit

e. Bea Materai

Sesuai dengan aturan bea materai maka setiap pemberian kredit dikenakan
bea materai % (setengah per seratus) dan maksimum kredit yang diberikan
jumlah tersebut kemudian disetorkan ke kas negara

f. Bentuk Kredit

Berdasarkan perjanjian antara pihak bank dan debitur, dapat memilih


rekening koran bebas, rekening koran terbaru atau afic feend rekening Koran.

g. Cara Penarikannya dan Cara Pelunasannya

Penarikan dan pelunasan ditetapkan dalam suatu jadwal tertentu


berdasarkan persetujuan bersama.

h. Jaminan Kredit

Isi perjanjian kredit harus dikemukakan secara terperinci mengenai


Jaminan, baik jumlah jaminan,nilai jaminan dan status kepemilikannya,nilai
jaminan harus sesuai dengan penetapan transaksi bank

i. Asuransi

Setiap jaminan diasuransikan sesuai dengan sifat jaminan tersebut. Hal ini
dimaksudkan untuk mengamankan resiko bilamana terjadi hal-hal yang
diinginkan.
13

j. Ketentuan-ketentuan Tambahan

Bank dapat menentukan ketentuan-ketentuan tambahan diluar ketentuan


pokok dan ketentuan tersebut dicantumkan dalam pasal tambahan didalam
permohonan kredit.

4) Tahap Pengawasan kredit

Pengawasan kredit bertujuan untuk memastikan apakah prosedur kredit


telah menggunakan azas pemberian kredit yang sehat dan telah ada pengaman
resiko dan tujuan kredit sehingga kredit yang diberikan telah sesuai dengan
ketentuan bank dan ketentuan bank Indonesia. Pengawsan kredit ini dilakukan
oleh bagian pengawasan bank atau bank indonesia.

Pengawasan kredit dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu :

1. Pengawasan Pasif, Pengawasan pasif dapat dilakukan dengan cara :


 Preventif, Pengawasan dilakukan dengan cara membuat ketentuan
agar nasabah tidak melakukan suatu kegiatan tertentu (misalnya
dilarang overdraft untuk nasabah tertentu).
 Represif, Memberikan penalty untuk suatu nasabah yang terlambat
membayar bunga atau angsuran

2. Berdasarkan pada kegiatan rekening, Dengan melihat aktifitas rekening


nasabah baik penyetoran maupun penarikan tabungan nasabah tersebut dan
melihat kelancaran pembayaran angsuran kredimya.

3. Mendasarkan pada analisis laporan wajib yang disampaikan nasabah


Pengawasan disini, bank memantau laporan stock dan piutang. progress report
dari proyek yang dibiayai kredit serta laporan keadaan keuangan dan usahanya
yang meliputi: tingkat produksi, penjualan, pembelian dan sebagainya.
14

5) Tahap Penyelamatan Kredit

Pada tahap penyelamatan kredit ini kredit yang semulanya tergolong


diragukan atau macet kemudian diusahakan untuk diperbaiki sebagai mana
tercermin dalam akad penyelamatan kredit.

Bentuk dari penyelamatan kredit :

a. Penjadwalan kembali (Reshedulling)

Yaitu perubahan syarat kredit yang hanya menyangkut jadwal


pembayaran atau jangka waktu termasuk masa tenggang baik yang meliputi
perubahan besamya angsuran maupun tidak.

b. Persyaratan kembali (Reconditioning)

Yaitu perubahan sebahagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak


terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu dan atau
persyaratan lainnya sepanjang tidak menyangkut perubahan maksimum saldo
kredit.

c. Penataan kembali ( Restructuring)

Yaitu perubahan syarat-syarat kredit yang menyangkut penambahan


dana bank atau konversi seluruh atau sebahagian dari kredit menjadi
penyertaan dalam perusahaan. Penyelamatan kredit dengan cara ini dapat
disertai dengan penjadwalan kembali dan atau persyaratan kembali

d. Cerukan (overdraft)

Merupakan pemberian fasilitas pelampauan penarikan atas saldo


rekening giro yang efektif yang belum dibuat akad kreditnya atau pelampauan
pemberian kredit diatas plafond yang ditetapkan berdasarkan akad kredit.
15

2.5 Tujuan,fungsi, jenis dan manfaat kredit


2.5.1 Jenis-jenis Kredit
1. Menurut jangka waktunya, kredit dibedakan menjadi :

A. Kredit jangka pendek,


yaitu kredit yang jangka waktu pelunasannya maksimum 1 tahun.
Biasanya kredit jangka pendek ini cocok digunakan untuk
membiayai kebutuhan modal kerja yang dalam kurun waktu
kurangdari 1 tahun sudah terlihat keuntungannya.
B. Kredit jangka menengah,
yaitu kredit yang jangka waktu pelunasannya kurang lebih 3
tahun. Seringkali kredit jangka menengah ini digunakan oleh
pengusaha yang bergerak disektor usaha kecil menengah atau
yangakrab dikenal sebagai UKM.
C. Kredit jangka panjang,
yaitu kredit yang jangka waktu pelunasannya lebihdari 5 tahun
bahkan lebih. Kredit jenis ini biasanya lebih cocok digunakan
untuk kredit investasi pada pembelian mesin-mesin atau alat-alat
berat perusahaan.
2. Menurut sifat penggunaannya, kredit dibedakan menjadi :

A. Kredit konsumtif,

Kredit yang akan digunakan untuk keperluan konsumsi atau kredit


yang semata-mata dipergunakan untuk memperoleh barang-barang
yang akan dipakai.

B. Kredit produktif,

yaitu kredit yang akan digunakan untuk usaha produksiatau kredit


yang digunakan untuk memperoleh tambahan penghasilan. Kredit
produktif ini dibedakan menjadi kredit :

a) Kredit modal kerja, yaitu kredit yang akan digunakan


16

untuk menjalankan usaha sehari, misalnya untuk membeli


bahan baku, membayar upah pegawai dan sebagainya.
b) Kredit investasi, yaitu kredit yang akan digunakan untuk
memperoleh alat-alat produksi yang akan dipakai dalam
jangkawaktu yang lama, misalnya mesin.
c) Kredit perdagangan, yaitu kredit yang diberikan untuk
pengembangan usaha perdagangan, seperti untuk
supplier ataupemasok barang.
3. Jenis kredit menurut jaminan atas kredit, terdiri atas:

A. Unsecured Loans (kredit tanpa jaminan atau kredit blanko)


kredit yangdiberikan tanpa adanya jaminan dari calon debitur.
B. Secured Loans (kredit dengan jaminan)
kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu, biasanya
dalam bentuk jaminan barang atau selain barang.
4. Kredit berdasarkan jenis usaha

Beberapa jenis kredit berdasarkan jenis usaha untuk usaha otomotif,


usaha bengkel, usaha tekstil dll.

2.5.2 Tujuan Kredit


Kredit memiliki beberapa tujuan yang berguna baik bagi kreditur (bank)
dan debitur(nasabah), tujuan-tujuan kredit antara lain:
1. Mendapatkan Keuntungan
Bentuk bunga yang diterima oleh bank sebagai balas jasa dan
biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah
menjadi sektor keuntungan yang menjadi prioritas bagi bank
untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya. Keuntungan dari
bunga ini merupakan dana yang digunakan untuk kelangsungan
atau operasinya kegiatan usaha bank. Jika bank mengalami
kerugian secara terus menerus, maka tidak menutup kemungkinan
kegiatan bankakan dilikuidasi atau ditutup.
2. Membantu Usaha Nasabah
17

Kredit yang diberikan oleh kreditur kepada debitur, baik


dalam bentuk dana investasi maupun modal kerja, sesungguhnya
dapat membantu usaha nasabah (debitur) sehingga debitur
(nasabah) dapat mengembangkan usahanya serta memperluas
usahanya. Disamping itu, bank dapat mendorong juga usaha
masyarakat dengan memberikan fasilitas kredit. Kredit yang
dikucurkan dapat berupa kredit untuk dana investasi maupun untuk
modal kerja.
3. Membantu Pemerintah

Dengan adanya kredit dari kreditur (bank) dapat membantu


pemerintah dalam melaksanakan program pembangunan. Karena
dengan adanya kredit dari bank, perkembangan baik usaha mikro
kecil dan Menengah ( UMKM ) maupun sektor usaha kredit
menengah ( UKM ) dapat mengembangkan serta memperluas
usahanya sehingga dari langkah ini akan tercipta perputaran arus
barang dan jasa yang dapat memenuhi kebutuhan hidup
masyarakat luas.
2.5.3 Fungsi Kredit
Berikut beberapa fugsi dalam kredit yaitu:
2. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari uang.
3. Kredit dapat meningkatkan daya guna (utility) dari barang.
4. Kredit meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.
5. Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi.
6. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha bagi masyarakat.
7. Kredit adalah jembatan untuk mmeningkatkan pendapatan nasional

2.5.4 Manfaat Kredit


kredit juga memiliki manfaat. Manfaat kredit bagi nasabah dan bank
dapat menjadi suatu pertimbangan penting dalam mengambil keputusan
terkait penggunaan layanan kredit.
18

Bagi nasabah, kredit dapat memberikan berbagai manfaat, seperti:


1. Akses ke Dana Tambahan: Salah satu manfaat utama penggunaan
kredit adalah memberikan akses kepada nasabah untuk mendapatkan
dana tambahan yang mungkin tidak tersedia saat ini. Ini bisa menjadi
solusi dalam situasi keuangan yang mendesak atau ketika ingin
melakukan pembelian besar seperti rumah, mobil, atau pendidikan.
2. Kemudahan Pembayaran: Kredit memberikan kemudahan
pembayaran dengan memungkinkan nasabah untuk membayar secara
bertahap sesuai dengan kesepakatan yang telah ditentukan. Ini membantu
meringankan beban keuangan sekaligus memberikan fleksibilitas dalam
mengatur anggaran pribadi.
3. Meningkatkan Kemampuan Membeli: Dengan kredit, nasabah dapat
memperoleh kebutuhan atau keinginan yang mungkin sulit untuk dibeli
secara langsung dengan uang tunai. Misalnya, membeli rumah atau mobil
yang mungkin membutuhkan jumlah dana yang besar dan tidak dapat
dibiayai secara penuh dalam waktu singkat.
4. Membantu Membangun History Kredit: Penggunaan kredit secara
bertanggung jawab dapat membantu nasabah membangun history kredit
yang baik. Ini adalah faktor penting ketika ingin memperoleh pinjaman
atau kredit di masa depan, seperti pinjaman rumah atau pinjaman usaha.
Jika nasabah memiliki catatan pembayaran yang baik dan mematuhi
ketentuan kredit, hal ini dapat meningkatkan kepercayaan bank atau
lembaga keuangan lainnya untuk memberikan pinjaman di masa
mendatang.
Di sisi lain, bank juga mendapatkan manfaat dari memberikan
layanan kredit kepada nasabah, seperti:
1. Pendapatan Bunga: Bank memperoleh pendapatan dari biaya bunga
yang dibayarkan oleh nasabah pemilik kredit. Pendapatan ini menjadi
salah satu sumber utama profitabilitas bank dalam menjalankan
bisnisnya.
19

2. Diversifikasi Sumber Pendapatan: Kredit memberikan bank


diversifikasi sumber pendapatan. Selain dari pendapatan bunga, bank
juga dapat mengenakan biaya administrasi, biaya keterlambatan
pembayaran, atau biaya lainnya terkait dengan penggunaan layanan
kredit. Diversifikasi sumber pendapatan ini membantu mengurangi risiko
dan meningkatkan stabilitas finansial bank.
3. Peningkatan Efisiensi: Layanan kredit memberikan dorongan bagi
bank untuk meningkatkan efisiensi dan pengelolaan risiko. Bank perlu
melakukan pengecekan kelayakan kredit dan menganalisis kemampuan
bayar nasabah sebelum memberikan pinjaman. Hal ini memperkuat
pengelolaan risiko bank dan mendorong terciptanya pengelolaan yang
lebih efisien.
4. Hubungan Jangka Panjang: Melalui layanan kredit, bank dapat
membangun hubungan jangka panjang dengan nasabah. Dalam jangka
waktu yang lama, nasabah mungkin akan menggunakan layanan yang
lebih luas yang ditawarkan oleh bank, seperti tabungan, investasi, atau
layanan perbankan lainnya. Hubungan jangka panjang ini memberikan
keuntungan bagi bank untuk memperluas jaringan nasabah dan
meningkatkan loyalitas pelanggan.

Meskipun memberikan manfaat, penggunaan layanan kredit juga


memiliki risiko, baik bagi nasabah maupun bank. Oleh karena itu,
penting bagi nasabah untuk mempertimbangkan secara matang sebelum
menggunakan layanan kredit dan melakukan pengelolaan keuangan yang
bijak. Di sisi lain, bank juga perlu melakukan pengecekan yang ketat
serta pengelolaan risiko yang baik dalam menentukan persetujuan kredit
guna menjaga stabilitas dan keberlanjutan bisnis perbankan.
20

2.6 Pinjaman Tunai (Cash Loan)

1. Cash Loan
Cash Loan atau kredit tunai ini adalah fasilitas kredit yang berupa
penyediaan dana tunai yang dipindahbukukan ke rekening nasabah untuk
digunakan sesuai dengan tujuan kreditnya.Contoh dari cash loan ini sendiri
adalah Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit Investasi (KI), Kredit
Pemilikan Rumah (KPR) dan kredit lainnya. Dalam pembiayaan sendiri,
tujuan utama mengadakan cash loan ini adalah untuk mendapat
pendapatan bunga.Meskipun dalam kenyataannya, bank juga memperoleh
pendapatan lainnya, seperti Fee Based Income dari Biaya administrasi,
Biaya provisi dan Biaya lainnya terkait proses danpencairan kredit yang
diterima bank.
2. Non Cash Loan

Non-Cash Loan atau kredit non tunai ini merupakan pemberian


garansi dibayar oleh bank jika nasabah mengalami default dalam
transaksi atau pekerjaannya.Contoh dari produk kredit non-cash loan
adalah bank garansi, Letter of Credit impor, Surat Kredit Berdokumen
Dalam Negeri (SKBDN), Foreign Exchange Credit Line, dan lain-
lain.Dalam pemberian fasilitas non-cash loan bank ini bertujuan untuk
mendapatkan fee based income dari biaya yang diperoleh dari pemberian
fasilitas tersebut.

2.7 Pengertian kliring

Pengertian kliring adalah bentuk penyelesaian transaksi dan juga


pembukuan dengan cara memindahkan sejumlah saldo kepada pihak yang
berhak menerimanya. Tapi, secara umum kliring bank adalah sebagai salah
satu sarana perhitungan utang- piutang dalam bentuk surat berharga maupun
surat dagang dari bank milik nasabah yang sudah digelar oleh Bank Indonesia
atau pihak resmi lainnya.
21

2.7.1 Jenis – jenis kliring :

Ada 3 jenis kliring yaitu sebagai berikut.

1. Kliring lokal, adalah sarana perhitungan warkat yang dikerjakan antar


bank danproses pelaksanaanya diatur serta diawasi oleh Bank Indonesia.

2. Kliring umum, adalah sarana perhitungan warkat antar bank dalam


suatu wilayahkliring yang sudah ditentukan sebelumnya.

3. Kliring antar cabang, adalah sarana perhitungan warkat antar bank


yang berada dalamsatu wilayah. Kliring antar cabang dilakukan dengan
cara mengumpulkan segala perhitungan dari suatu kantor cabang.
2.7.2 Manfaat Kliring
Meningkatkan efisiensi terhadap sistem pembayaran nasional
2.7.3 Sistem Penyelenggaraan Kliring

Berikut beberapa sistem yang dapat digunakan dalam penyelenggaraan


kliring, yaitu:

1. Sistem manual, merupakan sistem yang proses pelaksanaannya


dilakukan manual olehsetiap bank, baik dalam hal membuat bilyet saldo
kliring maupun dalam pemilihan warkat.

2. Sistem semi otomasi, merupakan sistem yang penyelenggaraan kliring


lokal dilakukansecara otomasi, namun proses pelaksanaan perhitungan
di dalamnya akan dilakukan secara manual.

3. Sistem otomasi, merupakan sistem yang proses penyelenggaraannya


dilakukan secara otomasi dalam melaksanakan pemilihan warkat dan
pembuatan bilyet saldo kliring.

4. Sistem kliring elektronik, merupakan sistem yang penyelenggaraan


kliring di mana proses perhitungan dan rekapitulasi perhitungannya
dilakukan secara elektronik.
22

5. Sistem Kliring Bank Nasional Indonesia (SKBNI) adalah dua jenis


kliring berjangka Indonesia yang digunakan oleh Bank Indonesia dalam
penyelenggaraan transfer dana melalui kliring.

1) Kliring Debit
Pertama adalah sistem kliring debit. Volume debit kliring adalah
jumlah frekuensi debit Data Keuangan Elektronik pada penyerahan
yang diproses melalui SKNBI untuk periode waktu tertentu.
Sedangkan nilai debit pada kliring adalah nilai transaksi debit dalam
satuan mata uang Rupiah dari DKE pada penyerahan yang diproses
SKNBI pada periode waktu tertentu.
2) Kliring Kredit
Kedua adalah sistem kliring kredit. Volume kredit kliring adalah
jumlah aktivitas Data Keuangan Elektronik pada penyerahan yang
diproses dalam SKNBI selama periode waktu tertentu. Sedangkan
nilai kredit kliring adalah nominal transaksi kredit dalam satuan mata
uang Rupiah dari DKE pada penyerahan yang diproses melalui
SKNBI untuk periode waktu tertentu.
2.7.4 Tujuan Kliring
Kliring bertujuan sebagai salah satu bentuk pelayanan bank kepada
nasabahnya, khususnya terkait keamanan dan besaran biaya yang
dikeluarkanAgar perhitungan penyelesaian utang-piutang dapat
dijalankan dengan mudah, efisien, serta amanMemperlancar dan
memajukan lalu lintas pembayaran giral antar bank.
2.7.5 Biaya kliring
Biaya transfer dana sistem kliring nasional dari nasabah ke bank
atau juga sering disebut Lalu Lintas Giro (LLG) akan diturunkan dari
semula maksimum Rp 3.500 menjadi Rp 2.900 dan biaya transfer kliring
dari perbankan ke BI diturunkan dari semula Rp 600 menjadi Rp 1.
Penurunan biaya transaksi tersebut berlaku pertama kali pada 1 April
hingga31 Desember 2020. Dalam perkembangannya, bank sentral sudah
23

berkali-kali memperpanjang kebijakan hingga hingga penghujung 2022.


Asal tahu saja, Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi
sistem pembayaran untuk memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan
guna mendukung pemulihan ekonomi. Transaksi ekonomi dan keuangan
digital berkembang pesat seiring meningkatnya akseptasi dan preferensi
masyarakat dalam berbelanja daring, perluasan dan kemudahan sistem
pembayaran digital, serta akselerasi digital banking. “Nilai transaksi
uang elektronik (UE) pada Mei 2022 tumbuh35,25% year on year (yoy)
mencapai Rp 32 triliun. Sedangkan nilai transaksi digital banking
meningkat 20,82% (yoy) menjadi Rp3.766,7 triliun,” jelasnya.

2.8 Daftar Hitam


2.8.1 Pengertian Daftar Hitam
Daftar hitam adalah tindakan sekelompok atau otoritas yang
mencantumkan orang, negara atau entitas lainnya untuk menghindari
atau menghalangi hal-hal yang tak diinginkan orang-orang yang
membuat daftar tersebut. Daftar hitam dapat mencantumkan orang-
orang yang didiskriminasi, dikeluarkan dari pekerjaan, atau dikecam.
2.8.2 Kamus Besar Bahasa Indonesia
Daftar nama nasabah perseorangan atau perusahaan yang terkena
sanksi karena telah melakukan tindakan tertentu yang merugikan bank
dan masyarakat, misalnya seseorang atau perusahaan yang melakukan
penarikan cek kosong (black list).Otoritas Jasa Keuangan.
2.8.3 Dalam konteks keuangan
Daftar hitam adalah daftar yang dibuat oleh Bank Indonesia jika
seorang nasabah melakukan penarikan cek kosong. Nama mereka akan
dicatat dalam Daftar Hitam Nasional (DHN). Jika tercatat dalam DHN,
maka nasabah tersebut terkena sanksi penutupan rekening, atau bahkan
bisa dituntut tindakan pidana. Kini, masyarakat lebih familiar dengan BI
Checking atau Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang
24

mencatat data para debitur yang bermasalah. SLIK merupakan suatu


sistem yang dapat mengumpulkan berbagai informasi mengenai fasilitas
kredit yang dilaporkan secara rutin dari beberapa lembaga keuangan.
SLIK dapat mengetahui informasi dan profil dari calon nasabah yang
akan mengajukan kredit, apakah nasabah tersebut menunggak pada bank
lainnya atau tidak.

2.9 Ilustrasi Perhitungan Lending


2.9.1 Kredit Investasi
Kredit investasi adalah pembiayaan dalam bentuk pinjaman modal yang

diberikan oleh lembaga keuangan, seperti bank, kepada individu atau

perusahaan untuk keperluan bisnis. Kredit ini biasanya digunakan untuk

mendanai pembangunan proyek baru atau perluasan proyek yang sudah ada.

1) Contoh Soal Perhitungan Kredit Investasi dengan Suku Bunga Tetap (Flat
Rate)
Seorang pengusaha ingin mengajukan kredit investasi sebesar Rp 500 juta
dengan suku bunga tetap 12% per tahun selama 5 tahun. Berapa besar cicilan
bulanan yang harus dibayarkan?
Pembahasan:
- Pokok pinjaman: Rp 500 juta
- Suku bunga tetap: 12% per tahun
- Jangka waktu kredit: 5 tahun
Langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung bunga per tahun: Rp 500 juta x 12% = Rp 60 juta
2. Hitung bunga per bulan: Rp 60 juta / 12 bulan = Rp 5 juta
3. Hitung cicilan bulanan: (Rp 500 juta + Rp 60 juta) / (5 tahun x 12 bulan)
= Rp 9,166,667
Jadi, cicilan bulanan yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 9,166,667
2) Contoh Soal Perhitungan Kredit Investasi dengan Suku Bunga Efektif
(Effective Rate)
25

Seorang investor ingin mengajukan kredit investasi sebesar Rp 1 miliar


dengan suku bunga efektif 10% per tahun selama 3 tahun. Berapa besar
cicilan bulanan yang harus dibayarkan?
Pembahasan:
- Pokok pinjaman: Rp 1 miliar
- Suku bunga efektif: 10% per tahun
- Jangka waktu kredit: 3 tahun
Langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung bunga per tahun: Rp 1 miliar x 10% = Rp 100 juta
2. Hitung bunga per bulan: Rp 100 juta / (3 tahun x 12 bulan) = Rp 2,777,778
3. Hitung cicilan bulanan: (Rp 1 miliar + Rp 100 juta) / (3 tahun x 12 bulan)
= Rp 30,555,556
Jadi, cicilan bulanan yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 30,555,556

2.9.2 Kredit Modal Kerja


Kredit Modal Kerja (KMK) adalah suatu program pembiayaan yang
diberikan oleh lembaga keuangan, umumnya bank, kepada kreditur dalam
bentuk pinjaman untuk modal usaha. KMK merupakan jenis kredit yang
khusus digunakan untuk membiayai usaha, terutama bagi pelaku Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) serta bisnis perorangan.
Contoh soal :
PT ABC memiliki aset lancar sebesar Rp 500.000.000 dan kewajiban lancar
sebesar Rp 300.000.000. Berapa besar modal kerja perusahaan tersebut?
Jawaban:
Modal kerja = Aset lancar - Kewajiban lancar
Modal kerja = Rp 500.000.000 - Rp 300.000.000
Modal kerja = Rp 200.000.000

2.9.3 Kredit Konsumtif


Kredit konsumtif adalah jenis pinjaman yang digunakan untuk
26

memenuhi kebutuhan mendesak atau sehari-hari yang bersifat konsumtif. Ciri


khas dari kredit konsumtif adalah Anda tidak perlu kartu kredit ketika
mengajukan pinjaman, jangka waktu kredit yang cenderung singkat, dan
biasanya uang dari kredit habis terpakai karena Anda tidak memutarnya untuk
menghasilkan keuntungan.
1) Contoh Soal Perhitungan Kredit Konsumtif dengan Suku Bunga Flat
Seorang nasabah mengajukan pinjaman konsumtif sebesar Rp 10 juta
dengan suku bunga flat 15% per tahun selama 12 bulan. Berapa besar cicilan
bulanan yang harus dibayarkan?
Pembahasan:
- Pokok pinjaman: Rp 10 juta
- Suku bunga flat: 15% per tahun
- Jangka waktu kredit: 12 bulan
Langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung bunga per tahun: Rp 10 juta x 15% = Rp 1,5 juta
2. Hitung bunga per bulan: Rp 1,5 juta / 12 bulan = Rp 125 ribu
3. Hitung cicilan bulanan: (Rp 10 juta + Rp 1,5 juta) / 12 bulan = Rp 925
ribu.
Jadi, cicilan bulanan yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 925 ribu.
2) Contoh Soal Perhitungan Kredit Konsumtif dengan Suku Bunga Efektif
Seorang nasabah mengajukan pinjaman konsumtif sebesar Rp 5 juta dengan
suku bunga efektif 12% per tahun selama 6 bulan. Berapa besar cicilan
bulanan yang harus dibayarkan?
Pembahasan:
- Pokok pinjaman: Rp 5 juta
- Suku bunga efektif: 12% per tahun
- Jangka waktu kredit: 6 bulan
Langkah-langkah perhitungan:
1. Hitung bunga per tahun: Rp 5 juta x 12% = Rp 600 ribu
2. Hitung bunga per bulan: Rp 600 ribu / 12 bulan = Rp 50 ribu
27

3. Hitung cicilan bulanan: (Rp 5 juta + Rp 600 ribu) / 6 bulan = Rp 933,333


Jadi, cicilan bulanan yang harus dibayarkan adalah sebesar Rp 933,333.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kredit (kredit) berasal dari kata credere yang berarti "kepercayaan" dan
berarti pemberian kepercayaan dimana balas jasa diberikan pada waktu setelah
prestasi dilakukan. UU No. 7 tahun 1998 adalah bahwa kredit adalah
“penyediaan uang atau tagihan yang bisa disamakan berdasarkan kesepakatan
atau persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain dan
mewajibkan pihak yang meminjamkan untuk melunasi hutangnya dengan
jumlah bunga, ketidakseimbangan atau bagi hasil lainnya dalam jangka waktu
yang disepakati.” Kepercayaan adalah pemberian kredit oleh pihak kreditur
kepada debitur, yang setelah jangka waktu tertentu bahwa debitur akan
mengembalikannya sesuai dengan kesepakatan yang telah disetujui oleh kedua
pihak. Penyediaan uang atau tagihan adalah yang dapat dipersamakan dengan
itu, yang disini seyogyanya mencatat sebagi sejumlah dana (tunai dan saldo
rekening giro) baik dalam mata uang rupiah maupun valuta asing. Kewajiban
Debitur agar untuk mengembalikan jumlah keseluruhan kredit yang
dipinjamkan dalam jangka waktu tertentu.
Daftar hitam adalah tindakan sekelompok otoritas yang mencantumkan
orang, negara, atau entitas lainnya untuk menghindari atau menghalangi hal-
hal. Nama nasabah perseorangan atau perusahaan terkena sanksi karena telah
melakukan tindakan yang merugikan bank dan masyarakat, meskipun BI
Checking dan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) yang mencatat data
para debitur yang bermasalah.

28
29

3.2 Saran
Manajemen kredit dan kliring merupakan dua aspek penting dalam dunia
keuangan. Maka dari itu, Selalu pantau dan evaluasi kualitas kredit yang akan
di berikan kepada pelanggan atau mitra bisnis. Lakukan analisis keuangan yang
cermat terhadap peminjam sebelum memberikan kredit.

Kelola biaya kliring dan manajemen kredit dengan efisien. Lakukan


pemantauan terus-menerus terhadap portofolio kredit. Jika ada perubahan
dalam situasi keuangan pelanggan, segera ambil tindakan. Pastikan untuk
selalu mematuhi semua regulasi terkait kredit dan kliring yang berlaku di
wilayah yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA

Amarilisya, Aliftya. Mengenal Kliring . Oktober 2021.


https://m.bisnis.com/amp/read/20211001/90/1449262/mengenal-
kliringpengertian-jenis-sistem-.
Andrianto. Manajemen Kredit, Teori dan Konsep Bagi Bank Umum. Qiara Media,
2020.
Indarto, A. Mengenal tentang manajemen kredit . 2021.
https://charindoconsulting.co.id/blog/2021/03/01/manajemen-kredit/amp/.
https://katadata.co.id/intan/berita/62d63ed27a852/4-cara-menghitung-bunga-
bank-hingga-contoh-soal-dan-penjelasannya

https://www.pinterpandai.com/modal-kerja-working-capital-rumus-akuntansi-
penjelasan-contoh-soal-jawaban/

https://blog.amartha.com/cara-menghitung-bunga-pinjaman-yang-efektif-dan-
mudah/

https://www.rumah123.com/panduan-properti/bunga-efektif/

30

Anda mungkin juga menyukai