JUDUL MATERI :
MANAJEMEN KREDIT
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2
LIDYA ADIPATI
MELVITA TOGIAN
APRILIA LOLOWANG
CHRISTY MASINAMBOW
VILRA PONDALOS
HAMONANGAN SORMIN
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas penyertaannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Manajemen Kredit” beserta segala isinya.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bank dan Lembaga Keuangan”
kami berharap dengan pembuatan makalah ini, dapat menambah wawasan dan pengetahhuan kepada
para pembaca agar dapat mengetahui mengenai bagaimana dan apa itu “Manajemen Kredit” dalam
bank dan lembaga keuangan.
Adapun segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah yang kami kerjakan
bersama ini, sangatlah diharapkan segala kritik dan saran bagi para pembaca, agar dapat menambah
wawasan dan kesempurnaan dari tugas kami ini.
Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan
makalah ini, disampaikan banyak terima kasih.
Kelompok 2
1|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ..............................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI ...........................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KREDIT ....................................................................................5
2.2 PENGERTIAN KREDIT DAN PEMBIAYAAN ...........................................................................5
2.3 PENGERTIAN KREDIT MENURUT PARA AHLI ......................................................................5
3|
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan penggolaannya, bank wajib mematuhi kebijaksanaan
perkreditan yang telah dibuat secara konsekuen dan konsisten. Kebijaksanaan perkreditan tersebut
sudah diterapkan dan dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari 1996. Bagi bank yang telah mempunyai
pedoman tersebut dengan memerhatikan semua aspek-aspek yang telah dijelaskan. Sedangkan bagi
bank yang baru memperoleh izin usaha wajib memiliki dan menerapkan serta melaksanakan
kebijaksanaan perkreditan sejak memulai melakukan usahanya.
Apabila dalam pelaksanaannya ternyata bank memberikan kredit tidak sesuai dengan
kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkannya,
maka BI akan memberikan sanksi yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank dan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang telah berlaku.
Pedoman tersebut wajib dibuat mengingat bahwa sesuai dengan pengertian kredit, maka
lingkup pemberian kredit mencakup banyak aspek dan mengandung resiko yang bervariasi, baik
langsung maupun tidak langsung.
4|
BAB II
PEMBAHASAN
Manajemen Kredit
1. Anwar
Menyatakan bahwa kredit merupakan pemberian prestasi (jasa) atau jasa dari pihak yang
satu kepada pihak yang lain dan prestasinya akan dikembalikan lagi dalam jangka waktu tertentu
beserta uang sebagai kotraprestasinya (balas jasa).
2. Hasibuan
Menjelaskan bahwa kredit ialah semua jenis pinjaman yang harus dibayar bersama
bunganya oleh peminjam seperti perjanjian yang disepakati bersama.
3. Kasmir
Kredit merupaka pembiayaan yang bisa berupa uang maupun tagihan yang nilainya dapat
ditukar dengan uang.
5|
Dewasa ini pengertian pemberian kredit disamping dengan istilah pinjaman oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang digunakan oleh bank
berdasarkan prinsip syariah. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang
artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti
mereka memperoleh kepercayaan. Sementara itu, bagi si pemberi kredit artinya memberikan
kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.
Pengertian kredit menurut undang-undang perbankan No.10 Tahun 1998 adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Sementara itu, pengrtian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Dari pengetian diatas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau pembiayaan dapat berupa
uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk
pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (Kreditur) dengan
nasabah penerima kredit (Debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian
kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing, termasuk jangka waktu serta bunga yang
ditetapkan bersama.
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional
dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada
keuntungan yang diharapkan. Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional keuntungan
yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil berupa
imbalan atau bagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis pemberian kredit beserta
persyaratannya.
Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, yang dilakukan oleh bank adalah berupaya
menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau
penyebab kredit tersebut macet.
C. Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai
berikut.
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang,
barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan
penelitian dan penyelidikan, yang mendalam, tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan
dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang
disalurkan.
2. Kesepakatan
6|
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit
dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank
dan nasabah.
3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan
bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.
4. Risiko
Factor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian yang diakibatkan
nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan risiko kerugian yang
diakibatkan karena nasabah tidak sengaja, yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana
alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar
risikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik
risiko yang disengaja maupun tidak disengaja.
5. Balas jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam
jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang kita kenal
dengan nama bunga bagi bank prinsip konvensional. Balas jasa dalm bentuk bunga, biaya
provisi dan komisi, serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank,
sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi
hasil.
D. Jenis-jenis kredit
Pembrian fasilitas kredit oleh bank dikelompokan kedalam jenis yang masing-masing dilihat dari
berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu
mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu . Secara umum jenis-jenis
kredit yang disalurkan olrh bank dan dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut .
7|
b. Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Contoh, kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,
membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses
produksi perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk
mendukung kredit investasi yang sudah ada.
a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini
diberikan untuk menghasil barang atau jasa. Artinya, kredit ini digunakan untuk diusahakan
sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa barang maupun jasa.
b. Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dlam
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk
digunakan atau dipakai oleh sseorang atau badab usaha.
c. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-
agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.
8|
Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus
dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan.
Jenis kredit ini dilihat dari segi jaminan adalah sebagai berikut.
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya, setiap kredit yang dikeluarkan
akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini,
diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon debitur selama
berhubungan dengan bank yang bersangkutan.
E. Jaminan Kredit
Dalam menjalankan suatu usaha apa pun tentu mengandung suatu tingkat kerugian. Adanya
risiko kerugian di mana nasabah tidak sanggup lagi untuk membayar semua kewajibannya baik
untuk sementara waktu atau selamanya harus segera diantisipasi oleh dunia perbankan.
Ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kreditnya, dapat ditutupi dengan suatu jaminan
kredit. Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi bank dari kerugian. Dengan adanya
jaminan kredit di mana nilai jaminan biasanya melebihi nilai kredit, maka bank akan aman. Yang
paling penting dalam jaminan kredit adalah mengikat nasabah untuk segera melunasi utang-
utangnya, nasabah akan terikat baik dengan bank mengingat jaminan kredit akan disita oleh
bank apabila nasabah tidak mampu membayar.
9|
Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah:
a. Jaminan dengan barang-barang seperti:
- Tanah;
- Bangunan;
- Kendaraan bermotor;
- Mesin-mesin/ peralatan;
- Barang dagangan;
- Tanaman/kebun/sawah;
- Dan barang-barang lainnya/
b. Jaminan surat berharga seperti :
- Sertifikat saham
- Sertifikat obligasi
- Sertifikat tanah
- Sertifikat deposito
- Promes
- Wesel
- Dan surat berharga lainnya.
c. Jaminan orang atau perusahaan
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seeorang atau perusahaan kepada bank terhadap fasiitas
kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebur macet, orang atau perusahaan yang
memberikan jaminan itulah yang diminta bertanggung jawab atau menanggung risikonya.
d. Jaminan asuransi
Yaitu, bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, terutama terhadap fisik
objek kredit, seperti kendaraan, gedung, dan lainnya. Jadi, apabila terjadi kehilangan atau
kebakaran, maka pihak asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut.
F. Jenis pembebanan suku bunga kredit
Setiap nasabah yang memperoleh fasilitas kredit dari bank akan dikenakan kewajiban membayar
kembali. Pembayaran ini lebih dikenal dengan nama angsuran. Jumlah angsuran yang dibayar
setiap periode berbeda tergantung dari jenis pembebanan suku bunga yang dilakukan oleh
bank. Pembebanan jenis suku bunga oleh bank adalah dengan memerhatikan jenis kredit yang
dibiayai, kemudian juga menjadi pertimbangan bank dalam menentukan pembebanan suku
bunga adalah tingkat risiko dari masing-masing jenis kredit.
Dewasa ini terdapat tiga jenis model pembebanan suku bunga yang sering dilakukan oleh bank.
Adapun model pembebanan jenis suku bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Flate rate
Falte rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode sehingga jumlah
angsuran (cicilan) setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas. Perhitungan
suku bunga model ini adalah dengan mengalikan persen bunga per periode dikali dengan
pinjaman.
2. Sliding rate
Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalikan persentase suku
bunga per periode dengan sisiah pinjaman, sehingga jumlah suku bunga yang dibayar
debitur semakin menurun, akibatnya angsuran yang dibayar pun menurun jumlahnya.
3. Floating rate
10 |
Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga pada
bulan yang bersangkutan. Dalam perhitungan modal ini suku bunga dapat naik, turun atau
tetap setiap periodenya. Begitu pulah dengan jumlah angsuran yang dibayar sangat
tergantung dari suku bunga pada bulan yang bersangkutan.
11 |
Penilain dengan 7P kredit adalah sebagai berikut.
1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkahlakunya sehari-hari maupun masa
lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkahlaku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan karakter dari 5C.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke
golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.
3. Perpose
Yaitu untuk mengetahiu tujuan nasabah dalam mengambil kredit,termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan
konsumtuf,produktif,atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan dating apakah menguntungkan atau tidak ,
atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.Hal ini penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek,bukan hanya bank yang rugi,tetapi juga
nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur, akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat
ditutupi oleh sector lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari labah. Profitability diukur
dari periode-periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan
tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjangka kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu
perlindungan. Perlindungan dapat berupah jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.
Disamping penilaian dengan 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan
studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah yang relative besar. Adapun penilaian
kredit dengan studi kelayakan meliputi sebagai berikut.
Aspek hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau surat-
surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akta notaris, izin usaha atau sertifikat
tanah, dan dokumen atau surat lainnya.
Aspek pasar dalam pemasaran
Yaitu aspek yang menilai prospek aspek usaha nasabah sekarang dan dimasa yang akan
datang.
12 |
Aspek keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan nasabah dalam membiayai dan mengelola
usahanya. Dari aspek ini akan tergambar beberapa besar biaya dan pendapatan yang
akan dikeluarkan dan diperolehnya. Penilaian aspek inidengan menggunakan rasio-rasio
keuangan.
Aspek Oprasi/teknis
Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha, dan kapasitas produksi
suatu usaha yang tercemin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
Aspek Manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusaahaan,
baik dari segi kuantitas, maupun segi kualiatas.
Aspek ekonomi/sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan
adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau
cost atau sebaliknya.
Apspek AMDAL
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan tibul dengan adanya
suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.
Sebelum dbitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian
melai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian
dokumen, analis kredit, sampai dengan kredit di kucurkan. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit
maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilain mungkin
ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta kembali kenasabah atau bahkan langsung ditolak.
Prosedur pembelian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu
dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak persyaratan
dan ukuran-ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing. Dalam
praktiknya prosedur pembelian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan
dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah
untuk konsumtifatau produktif.
Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut :
1) Pengajuan Proposal
Untuk memperoleh fasilitaas kredit dari bank maka tahap yang pertama pemohon kredit
mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus
dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam
setiap pengajuan proposal suatu kredit, hendaknya yangberisi keterangan tentang :
Riwayat perusahan, seperi riwayat hidup perusahan, jenis bidang usaha, nama pengurus
berikut latar belakang pendidikannya,perkembangan perusahan,serta wilayah
pemasaran induknya.
Tujuan pengambilan kredit dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan kredit. Apakah
untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau untuk
13 |
mendirikan pabrik baru(perluasan)serta tujuan lainnya. Kemudian juga yang perlu
mendapat pertahian adalh kegunaan kredit apakah untuk modal kerja atau infestasi.
Besarnya kredit dan jangka waktu
Dalam proposal permohonan menentukan besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan
jangka waktu kreditnya.
Cara permohonan mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-
cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan
cara lainnya.
Jaminan kredit
Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Penilaian jaminan
kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengkete, palsu, dan sebagainya biasanya
setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.
14 |
3) Penilaian kelayakan kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan, maka perlu dilakukan suatu penilaian
kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan menggunakan 5C atau 7P.
Namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi
kelayakan.
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah :
a. Aspek hukum
Dalam aspek ini tujuannya adalah menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen
yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke
lembaga yang berhak untuk mengeluarkan dokumen tersebut.
Penilaian aspek hukum meliputi :
Akta notaris
Kartu tanda penduduk (KTP)
Tanda daftar perusahaan (TDP)
Izin usaha
Izin mendirikan bangunan (IMB)
Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
Sertifikat-sertifikat yang dimiliki baik sertifikat tanah atau surat berharga
Bukti pemilik kendaraan bermotor (BPKB)
Dll
b. Aspek pasar dan pemasaran
Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku dipasar dan
bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah
prospek usaha sekarang dan dimasa yang akan datang.
c. Aspek keuangan
Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yaitu, neraca
dan laporan rugi dan laba 3 tahun terakhir. Analisis keuangan meliputi analisis dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,
rasio provitabilitas dan analisis peluang pokok.
d. Aspek teknis/ operasi
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan sarana
dan prasarana yang dimiliki, termasuk layout gedung dan ruangan.
e. Aspek manajemen
Untuk menilai pengalaman peminjam dan mengelola usahanya, termasuk SDM yang
dimilikinya.
f. Aspek ekonomi sosial
Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas, baik
ekonomi maupun sosial.
g. Aspek AMDAL
Apek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya sudah memenuhi
kriteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan udara sekitrnya.
4) Wawancara pertama
15 |
Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan
langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah
berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan wawancara ini juga untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
5) Peninjauan ke Lokasi (On the spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil peneyelidikan
dan wawancara maka langka selanjutnya adalah melakukan peninjauan yang menjadi objek
kredit. Kemudian hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara pertama. Tujuan
peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar
ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.
6) Wawancara ke dua
Hasil peninjuan kelapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta hasil
wawancara satu dalam wawancara ke dua. Wawancara ke dua ini merupakan kegiatan
perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the
spot dilapangan.
7) Keputusan kredit
Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen keabsahan dan
keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi aspek studi kelayakan kredit, maka langkah
selanjutnya adalah keputusan kredit. Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak
untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan
kredit akan mencangkup :
- Akad kredti yang akan ditanda tangani
- Jumlah uang yang terima
- Jangka waktu kredit
- Biaya-biaya yang harus dibayar
9) Realisasi kredit
Setelah akad kredit ditanda tangani, maka langksa selanjutnya adalah
merealisasikan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penanda tanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan dibank yang bersangkutan. Pencarian
atau pengambilan uang dari rekening sebagi realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai
ketentuan dan tujuan kredit. Pencarian dana kredit tergantung dari kesepakatan kedua belah
pihak dan dapat dilakukan :
- Sekaligus
16 |
- Atau secara betahap
I. Kualitas kredit
Dalam praktiknya,banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus diikuti oleh kualitas
kredit.Artinya,makin berkualitas kredit yang diberikan atau memang layak untuk disalurkan,akan
memperkevil risiko terhadap kemungkinan kredit tersebut bermasalah.perbankan dihadapkan
kepada prinsip kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit,artinya keputusan pemberian
suatu kredit perlu memerhatikan kualitas kredit.bukan tidak mungkin kredit yang jumlahnya
cukup banyak akan mengakibatkan kerugian apabilah kredit yang disalurkan tersebut ternyata
tidak berkualitas dan mengakibatkan kredit tersebut bermasalah.
Untuk menjaga kredit yang disalurkan tidak menimbulkan masalah, dalam melepas kreditnya
agar berkualitas pihak perbankan perlu memerhatika hal-hal berikut ini :
1. Tingkat perolehan laba (Return). Artinya jumlah laba yang akan diperoleh atas penyaluran
kredit. Jumlah perolehan laba tersebut harus memenuhi ketentuan yang berlaku apabila ingin
dinilai baik kesehatannya.
2. Tingkat risiko (Risk). Artinya tingkat risiko yang akan dihadapi terhadap kemungkinan
melesetnya peroleha laba bank dan kredit yang disalurkan.
Kemudian untuk memenuhi tingkat perolehan laba bank agar kesehatan bank dapat diukur
sesuai ketentuan, perbankan dalam memerhatikan faktor – faktor antara lain :
1. Tingkat Return On Assets (ROA)
2. Return On Equity (ROE)
3. Timing of Return (waktu perolehan laba)
4. Future Prospect (Proses masa yang akan datang)
2. Resiko manajemen
Resiko manajemen merupakan resiko yang berkaitan dengan resiko dari dalam perusahan
(internal) seperti resiko organisasi, resiko kemampuan bank melayani nasaba atau lainnya, dan
resiko kegagalan terhadap usaha yang dijalankan
17 |
3. Resiko penyerahan
Resiko penyerahan juga lebih terpengaruh oleh internal bank seperti resiko oprasional, resiko
perkembangan teknoligi dan lainnya.
4. Resiko keuangan
Resiko keuangan berkaitan erat dengan pengaruh internal dan eksternal bank seperti resiko
kredit, resiko likuiditas, resiko suku bunga dan resiko leverage.
Agar kredit yang di salurkan oleh suatu bank memiliki kualitas kredit yang baik, dalam
praktiknya bank perlu melakukan pemisahan fungsi dalam organisasi kredit. Pemisahan ini
dilakukan agar masing – masing fungsi dapat bekerja secara baik dan memperkecil terjadinya
penilaian yang tidak objektif dengan berbagai sebab sehingga berpotensi untuk terjadinya
penyimpangan yang akhirnya akan menyebabkan kredit yang di salurkan bermasalah.
Seperti diketahui bahwa di dalam manajemen kredit terdapat beberapa fungsi sehingga
memudahkan bank untuk menjalankan aktivitas kreditnya. Oleh karena itu, pemisahan fungsi
organisasi kredit juga harus memerhatikan keberadaan fungsi – fungsi tersebut. Berikut ini
pemisahan fungsi dalam organisasi kredit pada umumnya terdiri dari :
1. Pemasaran kredit
2. Analisis kredit
3. Taksasi jaminan
4. Administrasi kredit
5. Audit kredit
Tujuan pemisahan kredit ini tidaklain adalah agar pengelolaan permohonan kredit dapat di
proses secara benar, lengkap, teliti, dan sempurna sehingga memiliki resiko rendah dan tidak
menimbulkan masalah. Pernilaian di mulai dari pertama sekali permohonan kredit diajukan
sampai dengan kredit berjalan dan berakhir.
Sekalipun terjadi pemisahan fungsi kredit, semua fungsi harus berjalan seiring dengan satu
tujuan sehingga sesuai dengan harapan manajemen sebelumnya. Semua bagian juga harus
bekerja sama guna memenuhi harapan bank sehingga tercapai tujuan penyaluran kredit
tersebut.
Dalam praktiknya banyak cara agar kredit yang diberikan oleh perbankan memiliki kualitas.
Untuk memutuskan suatu permohonan kredit yang akan diberikan kepada nasabah agar
berkualitas, sebaiknya perlu di bentuk komite kredit (loan committees). Komite ini bertugas
memberikan pelayanan hal-hal yang berkaitan dengan kredit yang disalurkan. Secara umum
tugas komite kredit ini adalah sebagai berikut :
- Membuat keputusan dan penelaahan kredit baru. Artinya setiap adanya permohonan kredit
baru perlu di telaah secara benar tentang kelayakan kredit sebelum diambil keputusan.
Penelaahan ini amat penting agar dapat diteruskan ke langkah selanjutnya.
- Memastikan kelengkapan dokumen kredit. Artinya dalam pengajuan kredit apapun, syarat
kelengkapan dokumen mutlak untuk diserahkan. Syarat ini merupakan salah satu aspek
penilaian pengelolaan suatu kredit agatr tidak timbul masalah dikemudian hari. Syarat ini
merupakan salah satu aspek penilaian kelayakan suatu kredit dan harus dipenuhi oleh nasabah.
18 |
Dengan demikian, apabila kredit tersebut sudah layak untuk diberikan dengan syarat-syarat
yang sudah ditentukan, kualitas kredit akan lebih terjamin.
Khusus bagi kredit yang sudah berjalan dan memerlukan penangananlebih lanjut seperti
perpanjangan kredit atau perubahan kondisi kredit, maka hal-hal yang perlu dilakukan komite
adalah sebagai berikut :
- Persetujuan perpanjangan kredit. Artinya bagi kredit yang sudah berakhir masa
pinjamannya dan nasabah tersebut masih ingin memperpanjang kredit karena sesuatu hal,
komiten kembali harus memberikan persetujuan apakah kredit tersebut layak atau tidak
diperpanjang, harus dengan pertimbangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
- Perubahan kondisi dan syarat kredit. Artinya, kalua kondisi nasabah terjadi sesuatu diluar
kemampuannya atau sesuai dengan perkembangan diluar yang menyebabkan nasabah
mengalami kesulitan, pihak perbankan perlu untuk melakukan perubahan tentang kondisi dan
syarat kredit, misalnya perubahan jangka waktu pembayaran, atau bunga yang di bebankan
kepada nasabah.
4. Diragukan (doubtful)
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria berikut antara lain:
19 |
a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 180 hari
b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d) Terjadi kapitalisasi bunga
e) Dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan
jaminan.
5. Macet (loss)
Kualitass kredit dikatakan macet apabila memenughi kriteria berikut antara lain:
a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 270 hari
b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada yang wajar
Untuk mengatasi kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak
akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dapat dilakukan dengan memberikan keringanan
berupa jangka waktu pembayaran atau jumlah angsuran terutama bagi kredit terkena musibah
atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar.
Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :
1. Rescheduling
Yaitu dengan cara :
a) Memperpanjang jangka waktu kredit
20 |
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit,
misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun
sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
b) Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini
jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya, misalnya dari 36
kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah anggsuran pun menjadi mengecil
seiring dengan penambahan jumlah angsuran.
2. Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :
a) Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan utang pokok.
b) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Maksudnya hanya bunga
yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus
dibayar seperti biasa.
c) Penurunan suku bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.
Sebagai contoh, jika bunga pertahun sebelumnya dibebankan 17% diturunkan
menjadi 15%. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank bersangkutan. Penurunan
suku bunga akan memengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga
diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
d) Pembebasan bunga
Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan
nasabah sudah tidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi
nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai
lunas.
3. Restructuring
Yaitu dengan cara :
a) Menambah jumlah kredit
b) Menambah equity yaitu :
- dengan menyetor uang tunai
- tambahan dari pemilik
4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode diatas. Misalnya kombinasi antara
restuctuturing dengan rectonditioning atau rescheduling dengan rescructuring.
5. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar
tidak memiliki iktikad baik atau sudah tidak mampu lagi membayar semua hutang-
hutangnya.
21 |
Manajemen Jasa-jasa Bank Lainnya
22 |
- gaji/pension/honorarium
- pembayaran dividen
- pembayaran kupon
- pembayaran bonus/hadiah
3. Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan/menjadi :
- penjamin emisi (underwriter)
- penjamin (guarantor)
- wali amanat (trustee)
- perantara perdagangan efek/pialang (broker)
- pedagang efek (dealer)
- perusahaan pengelola dana (investment company)
4. Transfer (kiriman uang)
5. Inkaso (collection)
6. Kliring (clearing)
7. Safe deposit box
8. Bank card
9. Bank notes (valas)
10. Bank garansi
11. Referensi bank
12. Bank draft
13. Letter of credit (L/C)
14. Cek wisata (travellers cheque)
15. Jual beli surat-surat berharga
23 |
Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang (transfer), baik jasa transfer luar
negeri maupun jasa transfer dalam negeri.
3. Biaya tagih
Biaya tagih merupakan jasa yang dikenakan untuk menagihkan dokumen-dokumen
milik nasabahnya seperti jasa kliring (penagih dokumen dalam kota) dan inkaso
(penagih dokumen keluar kota). Biaya tagih ini dilakukan baik untuk tagihan
dokumen dalam negeri maupun luar negeri.
4. Biaya provisi dan komisi
Biaya provisi dan komisi biasanya dibebankan kepada jasa kredit dan jasa transfer
serta jasa-jasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas perbankan. Besarnya jasa
provisi dan komisi tergantung dari jasa yang diberikan serta status nasabah yang
bersangkutan
5. Biaya sewa
Jasa sewa dikenakan kepada nasabah yang menggunakan safe deposit box.
Besarnya biaya sewa tergantung dari safe deposit box dan jangka waktu yang
digunakannya.
6. Biaya uraian
Jasa uraian diperoleh dari jasa pelayanan bank card atau kartu kredit, dimana setiap
pemegang kartu dikenakan biaya uraian. Biasanya pembayaran biaya uraian ini
dikenakan per tahun.
7. Biaya lainnya
24 |
1) Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral
2) Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah,
aman dan efisien.
3) Salah satu pelayanan bank kepada nasabahnya
Alasan penolakan kliring terutama untuk cek dan bilyet giro pada saat penerimaan warkat-
warkat kliring disebabkan :
1. Asal cek atau BG bukan dari bank yang bersangkutan.
2. Tanggal cek atau BG belum jatuh tempo.
3. Materai tidak ada atau tidak cukup.
4. Jumlah yang tertulis di angkah dan huruf berbedah.
5. Tanda tangan tidak sama/lengkap.
6. Coretan atau perubahan tidak ditandatangani.
7. Cek atau BG sudah kadaluarsa.
8. Resi cek atau BG belum kembali.
9. Endorsement cek tidak benar.
10. Rekening sudah ditutup.
11. Dibatalkan penarik.
12. Rekening diblokir oleh berwajib
13. Kondisi cek atau BG rusak atau tidak sempurna.
14. Dan alasan lainnya.
Hasil kliring dilakukan setiap hari, untuk mengetahui apakah bank tersebut menang kliring
atau sebaliknya kalah kliring. Bagi bank yang menang kliring artinya jumlah tagihan warkat
kliringnya melebihi pembayaran warkat kliringnya, sehingga terdapat saldo kemenangan.
Sebaliknya bagi bank yang kalah kliring justru pembayaran warkat kliring lebih besar dari
penerimaan warkat kliringnya. Bagi bank yang kalah kliring akan menutup sejumlah kekalahan
kliring pada hari yang bersangkutan dan apabila tidak dapat ditutupi, maka bank yang kalah
kliring tersebut dapat memperoleh pinjaman call money yang waktnya relative singkat.
Pinjaman call money dibayar pada saat bank yang memberikan call money menagihnya.
Apabila pada saat jangka waktu yang telah ditentukan bank yang bersangkutan belum dapat
membayar, maka pinjaman call money tersebut menjadi pinjaman biasa dan hal ini akan
menyebabkan hilangnya kepercayaan bank yang memberikan fasilitan pinjaman call money
tersebut, termasuk bank-bank lainnya.
25 |
Pengertian inkaso adalah warkat-warkat bank yang berasal dari luar kota atau luar negeri.
Contoh jasa inkaso adalah apabila kita memperolah selembar cek yang diterbitkan oleh BANK
BNI di kota Surabaya, maka cek tersebut dapat di cairkan di bank yang berada di Jakarta melalui
jasa inkaso. Dalam hal ini bank di Jakartalah yang menagihkannya ke bank di BNI Surabaya dan
proses penagihannya ini kita sebut inkaso dalam negeri. Sedangkan jika cek atau bilyet giro yang
kita peroleh dan diterbitkan oleh bank diluar negeri, kemudian kita uangkan di Indonesia, maka
proses penagihannya melalui inkaso luar negeri.
Warkat-warkat yang dapat diinkasokan atau dapat ditagihkan adalah warkat-warkat yang
berasal dari luar kota atau luar negeri seperti:
1. Cek
2. Bilyet giro
3. Wesel
4. Dividen
5. Kupon
6. Dan surat berharga lainnya
Lama penagihan warkat dan besarnya biaya tagih yang dibebbankan kepada
nasabah tergantung bank yang bersangkutan. Biasanya lama penagihan berkisar antara 1-4
minggu.
Proses penyelesaian inkaso yang dilakukan oleh bank dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Inkaso berdokumen, dimana surat-surat yang diinkasokan disertai oleh dokumen yang
mewakili surat/barang tersebut.
2. inkaso tidak berdokumen, surat yang diinkasokan tidak disertai dokumen yang mewakili
surat/barang tersebut
Penyelesaian inkaso keluar negeri yang merupakan penagihan warat ke luar negeri dan
merupakan proses inkaso ke luar, sedangkan penerimaan warkat dari luar negeri merupakan
inkaso masuk dari luar negeri. Jika tidak mempunyai cabang diluar negeri, maka inkaso ke luar
dapat dilakukan melalui bank koresponden. Persyaratan untuk inkaso ke luar negeri yang
bersangkutan haruslah berstatus bank devisa.
Surat-surat berharga dan surat-surat penting lainnya yang dapat disimpan dalam SDB adalah
sebagai berikut :
1. Sertifikat deposito
2. Sertifikat tanah
3. Saham
4. Obligasi
26 |
5. Surat perjanjian
6. Akta kelahiran
7. Surat nikah
8. Ijazah
9. Paspor
10. Surat wasiat
11. Dan surat atau dokumen lainnya.
Kemudian SDB dapat pula digunakan untuk menyimpa benda-benda berharga seperti :
1. Emas
2. Mutiara
3. Berlian
4. Intan
5. Permata
6. Dan benda yang dianggap berharga lainnya.
Sedangkan larangan menyimpan barang-barang di SDB adalah seperti :
1. Narkotik dan sejenisnya
2. Bahan yang mudah meledak
3. Dan bahan atau larangan lainnya
Keuntungan bagi bank dengan membuka jasa SDB kepada masyrakat diperoleh dari :
1. Biaya sewa
2. Uang setoran jaminan yang mengendap
3. Memberika layanan kepada nasabah
Keuntungan bagi nasabah pemegang SDM adalah sebagai berikut :
1. Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan kerena pihak bank tidak perlu
tahu isi SDB selama tidak melanggar aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Keamanan dokumen juga terjamin hal ini disebabkan :
a. Peralatan keamana canggih
b. SDM terbuat dari baja tahan api
c. Terdapat 2 anak kunci dimana SDB hanya dapat dibuka dengan kedua kunci tersebut
yang masing-masing dipegang oleh bank dan nasabah.
d. Tidak dapat dibuka oleh salah satu pihak apakah nasabah pemegang SDB maupun
bank.
Nasabah penyewa SDB dikenakan berbagai macam biaya. Biaya-biaya yang
dikenakan kepada nasabah yang menyewa SDB ada dua macam yaitu sebagai berikut:
1. Biaya sewa yang besarnya tergantung ukuran box yang diinginkan serta jangka
waktu sewa. Biasanya biaya sewa dibayar pertahun.
2. Setoran jaminan, merupakan biaya pengganti apabila kunci yang dipegang oleh
nasabah hilang dan box harus dibongka. Akan tatapi, jika tidak terjadi masalah
maka apabila SDB tidak diperpanjang setoran jaminan dapat diambil kembali.
Untuk menjadi pemegang SDB tidaklah terlalu rumit, bahkan sangat sederhana. Sebagai
contoh nasabah cukup menyerahkan foto KTP/SIM/PASPORD serta pas Foto. Begitu pula saat
membuka atau menyimpan barangnya nasabah cukup melaporkan da n menunjukkan kartu
identitas SDBnya.
27 |
G. Jasa Kartu Kredit (bank cord)
Bank cord merupakan “uang plastic” yang dikeluarkan oleh bank. Kegunaannya adalah
sebagai alat pembayaran ditempat-tempat tertentu seperti supermarker, pasar swalayan, hotel,
restaurant, tempat hiburan dan tempat lainnya. Sistem kerja bank cord dimulai dari
permohonan sampai dengan melalukan transaksi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Nasabah mengajukkan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi
segala peraturan yang ada
2. Bank akan menerbitkan kartu apabila disetujui dan diserahkan ke nasabah setelah
melalui proses penelitian kelayakan nasabah.
3. Dengan kartu ini pemegang kartu berbelanja disuatu tempat dengan bukti
pembayarannya
4. Pihak pedagang akan menagikan ke bank dan bank akan bayar sesuai perjanjian.
5. Bank akan menagikan ke pemegang kartu berdasarkan bukti pembelian dengan
disertai suku bunga
6. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai batas
waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan pembayaran maka
nasabah akan dikenakkan denda.
Jenis-jenis bank card yang sudah dikenal luas dimasyarakat dewasa ini adalah sebagai
berikut:
1. Credit card
Adalah suatu sistem dimana pemegang kartu dapat melunasi penagihan yang terjadi
atas dirinya atau secara angsuran dengan minimal pembayaran tertentu.
2. Debet card
Pembayaran atas penagihan nasabah melalui pendebetan atas rekening yang ada
dibank dimana pada saat membuka kartu.
1. Penjamin emisi yaitu bank sebagai penjamin terjualnnya efek (Saham dan obligasi) Sampai
batas waktu tertentu.
2.Wali amanat yaitu bank menjadi amanat dalam emisi obligasi.
3. Perantara perdagangan efek/pialang yaitu bank perantara jual beli efek.
4. Pedagang efek yaitu bank berfungsi sebagai pedagang atau perantara jual beli efek.
5. Perusahan pengelola dana, yaitu bank sebagai pengelola dana nasabah di bursa efek.
1. Pembayaran listrik
2. Pembayaran telepon
3. Pembayaran pajak
29 |
4. Pembayaran rekening air
5. Dan setoran lainnya.
Jasa ini bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam membayar kewajibannya cukup pada
satu tempat.
N. Jasa Pembayaran Dana
Dalam hal ini bank dapat pula memberikan pelayanan bagi jasa pembayaran seperti anatara
lain :
1. Membayar gaji
2. Membayar pension
3. Membayar bonus
4. Membayar hadiah
5. Membayar dividen
6. Dan pembayaran lainnya
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. Pemahaman masing—masing jenis usaha yang akan dibiayai dengan kredit, hal ini dapat
dimengerti bahwa di masyarakat terdapat ribuan usaha yang mengandung permasalahan yang
satu sama lainnya jelas berbeda, sedangkan dilain pihak aparat perbankan tetap dituntut untuk
selalu akrab dengan permasalahan-permasalahan tersebut.
2. masalah perkreditan bersifat ‘kasuasistis’ artinya masalah yang ada pada satu debitur akan
berbeda dengan debitur lainnya, dari kondisi ini maka apparat perbankan harus mempunyai
30 |
daya analisitis yang cukup tajam dan secara cepat harus mampu pula mengadakan identifikasi
dari permasalahan yang dihadapi para nasabahnya.
3. dalam kegiatan perkreditan banyak tersangkut dengan ketentuan-ketentuan perundang-
undangan, peraturan-peraturan pemerintah maupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang
sering berubah ari suatu periode ke periode lainnya.
31 |
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.sepengetahuan.co.id/2015/02/9-pengertian-kredit-menurut-para-ahli-
terlengkap.html.
32 |