Anda di halaman 1dari 33

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

JUDUL MATERI :

MANAJEMEN KREDIT

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 2

LIDYA ADIPATI

MELVITA TOGIAN

APRILIA LOLOWANG

CHRISTY MASINAMBOW

VILRA PONDALOS

HAMONANGAN SORMIN

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI PARIWISATA MANADO


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan yang maha Esa, karena atas penyertaannya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “Manajemen Kredit” beserta segala isinya.
Penyusunan makalah ini untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Bank dan Lembaga Keuangan”
kami berharap dengan pembuatan makalah ini, dapat menambah wawasan dan pengetahhuan kepada
para pembaca agar dapat mengetahui mengenai bagaimana dan apa itu “Manajemen Kredit” dalam
bank dan lembaga keuangan.

Adapun segala kekurangan dan kesalahan yang terdapat dalam makalah yang kami kerjakan
bersama ini, sangatlah diharapkan segala kritik dan saran bagi para pembaca, agar dapat menambah
wawasan dan kesempurnaan dari tugas kami ini.

Kami juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah terlibat dalam proses penyusunan
makalah ini, disampaikan banyak terima kasih.

Manado, 14 november 2018

Kelompok 2

1|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................................................................................................1
DAFTAR ISI ..........................................................................................................................................2
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG ..............................................................................................................4
BAB II KAJIAN TEORI ...........................................................................................................................5
2.1 PENGERTIAN MANAJEMEN KREDIT ....................................................................................5
2.2 PENGERTIAN KREDIT DAN PEMBIAYAAN ...........................................................................5
2.3 PENGERTIAN KREDIT MENURUT PARA AHLI ......................................................................5

2.4 UNSUR-UNSUR KREDIT ......................................................................................................6


2.5 JENIS-JENIS KREDIT ............................................................................................................7
2.6 JAMINAN KREDIT ...............................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN
3.1 JENIS PEMBEBANAN SUKU BUNGA KREDIT ........................................................................10
3.2 PRINSIP-PRINSIP PEMBERIAN KREDIT ................................................................................10
3.3 PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT .........................................................................................13
3.4 KUALITAS KREDIT ...............................................................................................................16
3.5 TEKNIK PENYELESAIAN KREDIT MACET ..............................................................................19
3.6 PENGERTIAN DAN JENIS JASA BANK LAINNYA ...................................................................21
3.7 KEUNTUNGAN JASA-JASA BANK LAINNYA .........................................................................22
3.8 JASA PENGIRIMAN UANG (TRANSFER) ...............................................................................23
3.9 JASA KLIRING (CLEARING) ..................................................................................................24
3.10 JASA INKASO (COLLECTION) .............................................................................................25
3.11 JASA PENYIMPANAN DOKUMEN (SAFE DEPOSIT BOX) .....................................................25
3.12 JASA KARTU KREDIT (BANK CARD) ...................................................................................27
3.13 JASA VALUTA ASING (BANK NOTES) ................................................................................27
3.14 JASA CEK WISATA (TRAVELLERS CHEQUE) ........................................................................28
3.15 JASA LETTER OF CREDIT (L/C) ...........................................................................................28

3.16 JASA BANK GARANSI .......................................................................................................28

3.17 JASA-JASA PASAR MODAL ...............................................................................................29


2|
3.18 JASA PENYETORAN DANA ................................................................................................29

3.19 JASA PEMBAYARAN DANA ...............................................................................................29

BAB IV PENUTUP ................................................................................................................................30

4.1 KESIMPULAN .....................................................................................................................30

4.2 DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................31

3|
BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang

Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan penggolaannya, bank wajib mematuhi kebijaksanaan
perkreditan yang telah dibuat secara konsekuen dan konsisten. Kebijaksanaan perkreditan tersebut
sudah diterapkan dan dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari 1996. Bagi bank yang telah mempunyai
pedoman tersebut dengan memerhatikan semua aspek-aspek yang telah dijelaskan. Sedangkan bagi
bank yang baru memperoleh izin usaha wajib memiliki dan menerapkan serta melaksanakan
kebijaksanaan perkreditan sejak memulai melakukan usahanya.

Apabila dalam pelaksanaannya ternyata bank memberikan kredit tidak sesuai dengan
kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkannya,

maka BI akan memberikan sanksi yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank dan sanksi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang telah berlaku.

Pedoman tersebut wajib dibuat mengingat bahwa sesuai dengan pengertian kredit, maka
lingkup pemberian kredit mencakup banyak aspek dan mengandung resiko yang bervariasi, baik
langsung maupun tidak langsung.

4|
BAB II

PEMBAHASAN

Manajemen Kredit

A. Pengertian Manajemen Kredit


Dalam kegiatan sehari-hari, kita sudah mengenal kata kredit, mulai dari kredir barang pecah
belah yang dijajankan oleh tukang kredit dari rumah atau kredit bentuk uang yang diberikan
oleh tukang-tukang ijon. Para pengambil kredit juga sudah paham bahwa dalam cicilan kredit
sudah mengandung pokok pinjaman dan bunga yang harus dibayar. Istilah yang digunakan
kepada para pengambil kredit adalah dengan sebutan debitur dan pihak pemberi kredit(bank)
kita sebut kreditur atau dengan arti lain debitur adalah penerima dana sedangkan kreditur
adalah penyedia dana.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Jika bank tidak
mampu menyalurkan kredit, sementara dana yang terhimpun dari simpanan banyak, akan
menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena itu, pengelolaan kredit harus dilakukan dengan
sebaik-baiknya mulai dari perencanaan jumlah kredit, penentuan suku bunga, prosedur
pemberian kredit, analisis pemberian kredit sampai pada pengendalian kredit yang macet.
Kegiatan pengelola kredit kita kenal istilah manajemen kredit.
Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa pengertian manajemen kredit adalah bagaimana
mengelola pemberian kredit mulai dari kredit tersebut diberikan sampai dengan kredit tersebut
lunas. Agar pengelolaan kredit dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, kita terlebih dahulu
harus mengenal segala sesuatu yang berhubungan dengan kredit.

Pengertian Kredit Menurut Para Ahli :

1. Anwar
Menyatakan bahwa kredit merupakan pemberian prestasi (jasa) atau jasa dari pihak yang
satu kepada pihak yang lain dan prestasinya akan dikembalikan lagi dalam jangka waktu tertentu
beserta uang sebagai kotraprestasinya (balas jasa).

2. Hasibuan
Menjelaskan bahwa kredit ialah semua jenis pinjaman yang harus dibayar bersama
bunganya oleh peminjam seperti perjanjian yang disepakati bersama.

3. Kasmir
Kredit merupaka pembiayaan yang bisa berupa uang maupun tagihan yang nilainya dapat
ditukar dengan uang.

B. Pengertian kredit dan pembiayaan

5|
Dewasa ini pengertian pemberian kredit disamping dengan istilah pinjaman oleh bank yang
berdasarkan prinsip konvensional adalah istilah pembiayaan yang digunakan oleh bank
berdasarkan prinsip syariah. Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang
artinya adalah kepercayaan, maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti
mereka memperoleh kepercayaan. Sementara itu, bagi si pemberi kredit artinya memberikan
kepercayaan kepada seseorang bahwa uang yang dipinjamkan pasti kembali.

Pengertian kredit menurut undang-undang perbankan No.10 Tahun 1998 adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Sementara itu, pengrtian pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak
lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

Dari pengetian diatas dapatlah dijelaskan bahwa baik kredit atau pembiayaan dapat berupa
uang atau tagihan yang nilainya diukur dengan uang, misalnya bank membiayai kredit untuk
pembelian rumah atau mobil. Kemudian adanya kesepakatan antara bank (Kreditur) dengan
nasabah penerima kredit (Debitur), dengan perjanjian yang telah dibuatnya. Dalam perjanjian
kredit tercakup hak dan kewajiban masing-masing, termasuk jangka waktu serta bunga yang
ditetapkan bersama.

Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan oleh bank berdasarkan konvensional
dengan pembiayaan yang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip syariah adalah terletak pada
keuntungan yang diharapkan. Bagi bank yang berdasarkan prinsip konvensional keuntungan
yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip bagi hasil berupa
imbalan atau bagi hasil. Perbedaan lainnya terdiri dari analisis pemberian kredit beserta
persyaratannya.

Jika kredit yang disalurkan mengalami kemacetan, yang dilakukan oleh bank adalah berupaya
menyelamatkan kredit tersebut dengan berbagai cara tergantung dari kondisi nasabah atau
penyebab kredit tersebut macet.

C. Unsur-unsur Kredit
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai
berikut.
1. Kepercayaan
Yaitu suatu keyakinan pemberi kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang,
barang, atau jasa akan benar-benar diterima kembali di masa tertentu di masa datang.
Kepercayaan ini diberikan oleh bank karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan
penelitian dan penyelidikan, yang mendalam, tentang nasabah. Penelitian dan penyelidikan
dilakukan untuk mengetahui kemauan dan kemampuannya dalam membayar kredit yang
disalurkan.

2. Kesepakatan
6|
Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-masing pihak
menandatangani hak dan kewajiban masing-masing. Kesepakatan penyaluran kredit
dituangkan dalam akad kredit yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank
dan nasabah.

3. Jangka waktu
Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini
mencangkup masa pengembalian kredit yang telah disepakati. Hampir dapat dipastikan
bahwa tidak ada kredit yang tidak memiliki jangka waktu.

4. Risiko
Factor risiko kerugian dapat diakibatkan dua hal, yaitu risiko kerugian yang diakibatkan
nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan risiko kerugian yang
diakibatkan karena nasabah tidak sengaja, yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana
alam. Penyebab tidak tertagih sebenarnya dikarenakan adanya suatu tenggang waktu
pengembalian (jangka waktu). Semakin panjang jangka waktu suatu kredit semakin besar
risikonya tidak tertagih, demikian pula sebaliknya. Risiko ini menjadi tanggungan bank, baik
risiko yang disengaja maupun tidak disengaja.

5. Balas jasa
Akibat dari pemberian fasilitas kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan dalam
jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian kredit atau jasa tersebut yang kita kenal
dengan nama bunga bagi bank prinsip konvensional. Balas jasa dalm bentuk bunga, biaya
provisi dan komisi, serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank,
sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasanya ditentukan dengan bagi
hasil.

D. Jenis-jenis kredit
Pembrian fasilitas kredit oleh bank dikelompokan kedalam jenis yang masing-masing dilihat dari
berbagai segi. Pembagian jenis ini ditujukan untuk mencapai sasaran atau tujuan tertentu
mengingat setiap jenis usaha memiliki berbagai karakteristik tertentu . Secara umum jenis-jenis
kredit yang disalurkan olrh bank dan dilihat dari berbagai segi adalah sebagai berikut .

1. Dilihat dari segi kegunaan


Maksud jenis kredit dilihat dari segi kegunaanya adalah untuk melihat penggunaan uang
tersebut apakah untuk digunakan dalam kegiatan utama atau hanya kegiatan tambahan. Jika
ditinjau dari segi kegunaan terdapat dua jenis kredit , yaitu :
a. Kredit investasi
Yaitu kredit yang biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek /pabrik baru dimana masa pemakaiannya untuk suatu periode yang
relative lebih lama dan biasanya kegunaan kredit ini adalah untuk kegiatan utama suatu
perusahan.

7|
b. Kredit modal kerja
Merupakan kredit yang digunakan untuk keperluan meningkatkan produksi dalam
operasionalnya. Contoh, kredit modal kerja diberikan untuk membeli bahan baku,
membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya lainnya yang berkaitan dengan proses
produksi perusahaan. Kredit modal kerja merupakan kredit yang dicarikan untuk
mendukung kredit investasi yang sudah ada.

2. Dillihat dari segi tujuan kredit


Kredit jenis ini dilihat dari tujuan pemakaian suatu kredit, apakah bertujuan untuk diusahakan
kembali atau dipakai untuk keperluan pribadi. Jenis kredit dilihat dari segi tujuan adalah sebagai
berikut.

a. Kredit produktif
Kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau produksi atau investasi. Kredit ini
diberikan untuk menghasil barang atau jasa. Artinya, kredit ini digunakan untuk diusahakan
sehingga menghasilkan sesuatu baik berupa barang maupun jasa.
b. Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang digunakan untuk dikonsumsi atau dipakai secara pribadi. Dlam
kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang dihasilkan karena memang untuk
digunakan atau dipakai oleh sseorang atau badab usaha.
c. Kredit perdagangan
Kredit perdagangan merupakan kredit yang digunakan untuk kegiatan perdagangan dan
biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya diharapkan dari hasil
penjualan barang dagangan tersebut. Kredit ini sering diberikan kepada suplier atau agen-
agen perdagangan yang akan membeli barang dalam jumlah tertentu.

3. Dilihat dari segi jangka waktu


Dilihat dari segi jangka waktu, artinya lamanya masa pemberian kredit mulai dari pertama kali
diberikan sampai masa pelunasannya jenis kredit ini adalah sebagai berikut:
a. Kredit jangka pendek
Kredit ini merupakan kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama
satu tahun dan biasanya digunakan untuk keperluan modal kerja.
b. Kredit jangka menengah
Jangka waktu kreditnya berkisar antara satu tahun sampai dengan tiga tahun, kredit jenis ini
dapat diberikan untuk modal kerja. Beberapa bank mengklasifikasikan kredit menengah menjadi
kredit jangka panjang.
c. Kredit jangka panjang
Merupakan kredit yang masa pengembaliannya paling panjang, yaitu diatas 3 tahun atau 5
tahun. Bisanya kredit ini digunakan untuk investasi jangka panjang seperti perkebunan karet,
kelapa sawit, atau manufaktur dan juga untuk kredit konsumtif seperti kredit perumahan.

4. Diihat dari segi jaminan

8|
Dilihat dari segi jaminan maksudnya adalah setiap pemberian suatu fasilitas kredit harus
dilindungi dengan suatu barang atau surat-surat berharga minimal senilai kredit yang diberikan.
Jenis kredit ini dilihat dari segi jaminan adalah sebagai berikut.
a. Kredit dengan jaminan
Merupakan kredit yang diberikan dengan suatu jaminan tertentu. Jaminan tersebut dapat
berbentuk barang berwujud atau tidak berwujud. Artinya, setiap kredit yang dikeluarkan
akan dilindungi senilai jaminan yang diberikan si calon debitur.
b. Kredit tanpa jaminan
Yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini,
diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter, serta loyalitas si calon debitur selama
berhubungan dengan bank yang bersangkutan.

5. Dilihat dari segi sektor usaha


Setiap sector uasaha memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Oleh karena itu, pemberian
fasilistas kreditpun berbeda pula. Jenis kredit jika dilihat dari sector usaha sebagai berikit.
a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang dibiayai untuk sektor perkebunan atau pertanian
rakyat. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau jangka panjang.
b. Kredit peternakan, dalam hal ini kredit diberikan untuk jangka waktu yang relative pendek
misalnya peternakan ayam dan untuk kredit jangka panjang seperti kambing atau sapi.
c. Kredit industry, yaitu kredit untuk membiayai industri pengolahan baik untuk industri kecil,
menengah atau besar.
d. Kredit pertambangan, yaitu jenis kredit untuk usaha tambang yang dibiayainya, biasanya
dalam jangka panjang, seperti tmbang emas, minyak, atau tambang timah.
e. Kredit pendidikan, merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan
prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa yang sedang
belajar.
f. Kredit profesi, diberikan kepada kalangan para profesional seperti, Dosen, Dokter, atau
pengacara.
g. Kredit perumahan, yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian
perumahan.
h. Dan sektor-sektor usaha lainnya.

E. Jaminan Kredit
Dalam menjalankan suatu usaha apa pun tentu mengandung suatu tingkat kerugian. Adanya
risiko kerugian di mana nasabah tidak sanggup lagi untuk membayar semua kewajibannya baik
untuk sementara waktu atau selamanya harus segera diantisipasi oleh dunia perbankan.
Ketidakmampuan nasabah dalam melunasi kreditnya, dapat ditutupi dengan suatu jaminan
kredit. Fungsi jaminan kredit adalah untuk melindungi bank dari kerugian. Dengan adanya
jaminan kredit di mana nilai jaminan biasanya melebihi nilai kredit, maka bank akan aman. Yang
paling penting dalam jaminan kredit adalah mengikat nasabah untuk segera melunasi utang-
utangnya, nasabah akan terikat baik dengan bank mengingat jaminan kredit akan disita oleh
bank apabila nasabah tidak mampu membayar.

9|
Dalam praktiknya yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon debitur adalah:
a. Jaminan dengan barang-barang seperti:
- Tanah;
- Bangunan;
- Kendaraan bermotor;
- Mesin-mesin/ peralatan;
- Barang dagangan;
- Tanaman/kebun/sawah;
- Dan barang-barang lainnya/
b. Jaminan surat berharga seperti :
- Sertifikat saham
- Sertifikat obligasi
- Sertifikat tanah
- Sertifikat deposito
- Promes
- Wesel
- Dan surat berharga lainnya.
c. Jaminan orang atau perusahaan
Yaitu jaminan yang diberikan oleh seeorang atau perusahaan kepada bank terhadap fasiitas
kredit yang diberikan. Apabila kredit tersebur macet, orang atau perusahaan yang
memberikan jaminan itulah yang diminta bertanggung jawab atau menanggung risikonya.
d. Jaminan asuransi
Yaitu, bank menjaminkan kredit tersebut kepada pihak asuransi, terutama terhadap fisik
objek kredit, seperti kendaraan, gedung, dan lainnya. Jadi, apabila terjadi kehilangan atau
kebakaran, maka pihak asuransilah yang akan menanggung kerugian tersebut.
F. Jenis pembebanan suku bunga kredit
Setiap nasabah yang memperoleh fasilitas kredit dari bank akan dikenakan kewajiban membayar
kembali. Pembayaran ini lebih dikenal dengan nama angsuran. Jumlah angsuran yang dibayar
setiap periode berbeda tergantung dari jenis pembebanan suku bunga yang dilakukan oleh
bank. Pembebanan jenis suku bunga oleh bank adalah dengan memerhatikan jenis kredit yang
dibiayai, kemudian juga menjadi pertimbangan bank dalam menentukan pembebanan suku
bunga adalah tingkat risiko dari masing-masing jenis kredit.
Dewasa ini terdapat tiga jenis model pembebanan suku bunga yang sering dilakukan oleh bank.
Adapun model pembebanan jenis suku bunga yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1. Flate rate
Falte rate merupakan perhitungan suku bunga yang tetap setiap periode sehingga jumlah
angsuran (cicilan) setiap periode pun tetap sampai pinjaman tersebut lunas. Perhitungan
suku bunga model ini adalah dengan mengalikan persen bunga per periode dikali dengan
pinjaman.
2. Sliding rate
Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan dengan mengalikan persentase suku
bunga per periode dengan sisiah pinjaman, sehingga jumlah suku bunga yang dibayar
debitur semakin menurun, akibatnya angsuran yang dibayar pun menurun jumlahnya.
3. Floating rate

10 |
Merupakan perhitungan suku bunga yang dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga pada
bulan yang bersangkutan. Dalam perhitungan modal ini suku bunga dapat naik, turun atau
tetap setiap periodenya. Begitu pulah dengan jumlah angsuran yang dibayar sangat
tergantung dari suku bunga pada bulan yang bersangkutan.

G. Prinsip-prinsip pemberian kredit


Dalam pemberian kredit bank harus memerhatikan prinsip-prinsip pemberian kredit yang benar.
Artinya, sebelum semua fasilitas krdit diberikan, maka bank harus merasa yakin terlebih dahulu
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil
penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh bank dapat dilakukan
dengan berbagai prinsip untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya.
Ada beberapa prinsip peneilaian kredit yang sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C, analisis
7P dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini mempunyai persamaan yaitu, apa-apa yang
terkandung dalam 5C dirinci lebih lanjut dalm prinsip 7P dan didalam prinsip 7P disamping lebih
terinci juga jangkauan analiisnya lebih luas dari 5C.
Prinsip pemberian kredit dengan analisis 5C krdit dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Character
Pengertian character adalah sifat atau watak sesorang dalam hal ini calon debitur.
Tujuannya adalah memberikan keyakinan kapada bank bahwa sifat atau watak dari orang-
orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapt dipercaya. Character merupakan ukuran
untuk menilai “kemauan” nasabah membayar kreditnya. Orang yang memiiki karakter yang
baik akan berusaha untuk membayar kreditnya dengan berbagai cara.
2. Capacity (capability)
Untuk memilhat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan
dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga
pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
Semakin banyak sumber pendapatan seseorang, semakin besar kemampuannya untuk
membayar kredit.
3. Capital
Biasanya bank tidak akan bersedia untuk membiayai suatu usaha 100%, artinya setiap
nasabah yang mengajukan permohonan kredit harus pula menyediakan dana dari sumber
lainnya atau modal sendiri dengan kata lain, capital adalah untuk mengetahui sumber-
sumber pembiayaan yang dimilki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank.
4. Collateral
Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai
pelindung bank dari risiko kerugian.
5. Condition
Dalam menilai kredit hendaknya juga nilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk masa yang
akan datang sesuai sektor masing-masing. Dalam konsisi ekonomi yang kurang stabil.
Sebaiknya pemberian kredit untuk sektor tertentu jangan diberikan terlebih dahulu dan
kalaupun jadi diberikan sebaiknya juga dengan melihat prospek usaha tersebut dimasa yang
akan datang.

11 |
Penilain dengan 7P kredit adalah sebagai berikut.

1. Personality
Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkahlakunya sehari-hari maupun masa
lalunya. Personality juga mencangkup sikap, emosi, tingkahlaku dan tindakan nasabah dalam
menghadapi suatu masalah. Personality hampir sama dengan karakter dari 5C.
2. Party
Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya, sehingga nasabah dapat digolongkan ke
golongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas kredit yang berbeda pula dari bank.

3. Perpose
Yaitu untuk mengetahiu tujuan nasabah dalam mengambil kredit,termasuk jenis kredit yang
diinginkan nasabah.Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-macam apakah untuk tujuan
konsumtuf,produktif,atau perdagangan.
4. Prospect
Yaitu untuk menilai usaha nasabah dimasa yang akan dating apakah menguntungkan atau tidak ,
atau dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya.Hal ini penting mengingat jika suatu
fasilitas kredit yang dibiayai tanpa mempunyai prospek,bukan hanya bank yang rugi,tetapi juga
nasabah.
5. Payment
Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari
sumber mana saja dana untuk pengembalian kredit yang diperolehnya. Semakin banyak sumber
penghasilan debitur, akan semakin baik sehingga jika salah satu usahanya merugi akan dapat
ditutupi oleh sector lainnya.
6. Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari labah. Profitability diukur
dari periode-periode apakah akan tetap sama atau akan semakin meningkat, apalagi dengan
tambahan kredit yang akan diperolehnya dari bank.
7. Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjangka kredit yang dikucurkan oleh bank, tetapi melalui suatu
perlindungan. Perlindungan dapat berupah jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi.

Disamping penilaian dengan 5C dan 7P, prinsip penilaian kredit dapat pula dilakukan dengan
studi kelayakan, terutama untuk kredit dalam jumlah yang relative besar. Adapun penilaian
kredit dengan studi kelayakan meliputi sebagai berikut.
 Aspek hukum
Merupakan aspek untuk menilai keabsahan dan keaslian dokumen-dokumen atau surat-
surat yang dimiliki oleh calon debitur, seperti akta notaris, izin usaha atau sertifikat
tanah, dan dokumen atau surat lainnya.
 Aspek pasar dalam pemasaran
Yaitu aspek yang menilai prospek aspek usaha nasabah sekarang dan dimasa yang akan
datang.
12 |
 Aspek keuangan
Merupakan aspek untuk menilai kemampuan nasabah dalam membiayai dan mengelola
usahanya. Dari aspek ini akan tergambar beberapa besar biaya dan pendapatan yang
akan dikeluarkan dan diperolehnya. Penilaian aspek inidengan menggunakan rasio-rasio
keuangan.
 Aspek Oprasi/teknis
Merupakan aspek untuk menilai tata letak ruangan, lokasi usaha, dan kapasitas produksi
suatu usaha yang tercemin dari sarana dan prasarana yang dimilikinya.
 Aspek Manajemen
Merupakan aspek untuk menilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh perusaahaan,
baik dari segi kuantitas, maupun segi kualiatas.
 Aspek ekonomi/sosial
Merupakan aspek untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang ditimbulkan dengan
adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat, apakah lebih banyak benefit atau
cost atau sebaliknya.
 Apspek AMDAL
Merupakan aspek yang menilai dampak lingkungan yang akan tibul dengan adanya
suatu usaha, kemudian cara-cara pencegahan terhadap dampak tersebut.

H. Prosedur pembelian kredit

Sebelum dbitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan penilaian
melai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan, pemeriksaan keaslian
dokumen, analis kredit, sampai dengan kredit di kucurkan. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit
maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Apabila dalam penilain mungkin
ada kekurangan maka pihak bank dapat meminta kembali kenasabah atau bahkan langsung ditolak.
Prosedur pembelian dan penilaian kredit oleh dunia perbankan secara umum antar bank yang satu
dengan bank yang lain tidak jauh berbeda. Yang menjadi perbedaan mungkin hanya terletak persyaratan
dan ukuran-ukuran penilaian yang ditetapkan oleh bank dengan pertimbangan masing-masing. Dalam
praktiknya prosedur pembelian kredit secara umum dapat dibedakan antara pinjaman perseorangan
dengan pinjaman oleh suatu badan hukum, kemudian dapat pula ditinjau dari segi tujuannya apakah
untuk konsumtifatau produktif.

Secara umum akan dijelaskan prosedur pemberian kredit oleh badan hukum sebagai berikut :

1) Pengajuan Proposal
Untuk memperoleh fasilitaas kredit dari bank maka tahap yang pertama pemohon kredit
mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus
dilampiri dengan dokumen-dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Yang perlu diperhatikan dalam
setiap pengajuan proposal suatu kredit, hendaknya yangberisi keterangan tentang :
 Riwayat perusahan, seperi riwayat hidup perusahan, jenis bidang usaha, nama pengurus
berikut latar belakang pendidikannya,perkembangan perusahan,serta wilayah
pemasaran induknya.
 Tujuan pengambilan kredit dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan kredit. Apakah
untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau untuk

13 |
mendirikan pabrik baru(perluasan)serta tujuan lainnya. Kemudian juga yang perlu
mendapat pertahian adalh kegunaan kredit apakah untuk modal kerja atau infestasi.
 Besarnya kredit dan jangka waktu
Dalam proposal permohonan menentukan besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan
jangka waktu kreditnya.
 Cara permohonan mengembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-
cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil penjualan atau dengan
cara lainnya.

 Jaminan kredit
Jaminan kredit yang diberikan dalam bentuk surat atau sertifikat. Penilaian jaminan
kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengkete, palsu, dan sebagainya biasanya
setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.

Selanjutnya proposal ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan


seperti :
a. Akta pendirian perusahan
Dipergunakan untuk perusahan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas) atau
yayasan yang dikeluarkan oleh nataris dan disahkan oleh Departemen
Kehakiman.
b. Bukti diri (KTP) Para pengurus dan pemohon kredit.
c. TDP (Tanda daftar perusahan) adalah selembar sertifikat yang dikeluarkan oleh
Departemen perindustrian dan perdagangan dan biasanya berlaku 5 tahun dan
jika masa berlakunya habis dan dapat diperpanjang kembali.
d. NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak). Merupakan surat tentang wajib pajak yang
dikeluarkan oleh Departemen Keuangan.
e. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir
f. Fotokopi sertifikat yang dijadikan jaminan
g. Daftar penghasilan bagi perseorangan
h. Kartu Keluarga (KK) bagi perseorangan.

2) Penyelidikan Berkas Keluarga


Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukkan pemohon kredit.
Tujuannya adalah mengetahui apakah berkas yang diajukkan sudah lengkap sesuai persyaratan
yang telah ditetapkan.
Dalam penyelidikan berkas hal-hal yang perlu diperhatikan adalah membuktikan kebenaran dan
keasliannya dari berkas-berkas yang ada, seperti kebenaran dan keaslian akta notaris, TDP, KTP
dan surat-surat jaminan seperti sertifikat tanah, BPKB mobil ke instansi yang berwenang
mengeluarkannya kemudian jika asli dan benar maka pihak bank mencoba mengkalkulasi
apakah jumlah kredit yang diminta memang relevan dan kemampuan nasabah untuk
membayar. Semua ini dengan menggunakan perhitungan terhadap angka-angka yang dilaporkan
keuangan dengan berbagai rasio keuangan yang ada.

14 |
3) Penilaian kelayakan kredit
Dalam penilaian layak atau tidak suatu kredit disalurkan, maka perlu dilakukan suatu penilaian
kredit. Penilaian kelayakan suatu kredit dapat dilakukan dengan menggunakan 5C atau 7P.
Namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan studi
kelayakan.
Adapun aspek-aspek yang perlu dinilai dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah :
a. Aspek hukum
Dalam aspek ini tujuannya adalah menilai keaslian dan keabsahan dokumen-dokumen
yang diajukan oleh pemohon kredit. Penilaian dokumen-dokumen ini dilakukan ke
lembaga yang berhak untuk mengeluarkan dokumen tersebut.
Penilaian aspek hukum meliputi :
 Akta notaris
 Kartu tanda penduduk (KTP)
 Tanda daftar perusahaan (TDP)
 Izin usaha
 Izin mendirikan bangunan (IMB)
 Nomor pokok wajib pajak (NPWP)
 Sertifikat-sertifikat yang dimiliki baik sertifikat tanah atau surat berharga
 Bukti pemilik kendaraan bermotor (BPKB)
 Dll
b. Aspek pasar dan pemasaran
Merupakan aspek untuk menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku dipasar dan
bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan. Dalam aspek ini yang akan dinilai adalah
prospek usaha sekarang dan dimasa yang akan datang.
c. Aspek keuangan
Untuk menilai keuangan perusahaan yang dilihat dari laporan keuangan yaitu, neraca
dan laporan rugi dan laba 3 tahun terakhir. Analisis keuangan meliputi analisis dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan seperti rasio likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas,
rasio provitabilitas dan analisis peluang pokok.
d. Aspek teknis/ operasi
Dalam aspek ini yang dinilai adalah masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan sarana
dan prasarana yang dimiliki, termasuk layout gedung dan ruangan.
e. Aspek manajemen
Untuk menilai pengalaman peminjam dan mengelola usahanya, termasuk SDM yang
dimilikinya.
f. Aspek ekonomi sosial
Untuk menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas, baik
ekonomi maupun sosial.
g. Aspek AMDAL
Apek ini sangat penting dalam rangka apakah usaha yang dibuatnya sudah memenuhi
kriteria analisis dampak lingkungan terhadap darat, air, dan udara sekitrnya.

4) Wawancara pertama

15 |
Tahap ini merupakan penyidikan kepada calon peminjam dengan cara berhadapan
langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan apakah
berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan wawancara ini juga untuk
mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya.
5) Peninjauan ke Lokasi (On the spot)
Setelah memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari hasil peneyelidikan
dan wawancara maka langka selanjutnya adalah melakukan peninjauan yang menjadi objek
kredit. Kemudian hasil on the spot dicocokan dengan hasil wawancara pertama. Tujuan
peninjauan kelapangan adalah untuk memastikan bahwa objek yang akan dibiayai benar-benar
ada dan sesuai dengan apa yang tertulis dalam proposal.

6) Wawancara ke dua
Hasil peninjuan kelapangan dicocokan dengan dokumen yang ada serta hasil
wawancara satu dalam wawancara ke dua. Wawancara ke dua ini merupakan kegiatan
perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the
spot dilapangan.

7) Keputusan kredit
Setelah melalui berbagai penilaian mulai dari kelengkapan dokumen keabsahan dan
keaslian dokumen serta penilaian yang meliputi aspek studi kelayakan kredit, maka langkah
selanjutnya adalah keputusan kredit. Keputusan kredit adalah menentukan apakah kredit layak
untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan
kredit akan mencangkup :
- Akad kredti yang akan ditanda tangani
- Jumlah uang yang terima
- Jangka waktu kredit
- Biaya-biaya yang harus dibayar

8) Penanda tanganan akad kredit/perjanjian lainnya


Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, sebelum kredit
dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menanda tangani akad kredit kemudian mengikat
jaminan kredit denan hipotet atau surat perjanjian yang dianggap perlu. Penanda tangan
dilaksanakan :
- Antara bank dengan debitur secara langsung atau
- Melaui notaris

9) Realisasi kredit
Setelah akad kredit ditanda tangani, maka langksa selanjutnya adalah
merealisasikan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penanda tanganan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan dibank yang bersangkutan. Pencarian
atau pengambilan uang dari rekening sebagi realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai
ketentuan dan tujuan kredit. Pencarian dana kredit tergantung dari kesepakatan kedua belah
pihak dan dapat dilakukan :
- Sekaligus

16 |
- Atau secara betahap

I. Kualitas kredit
Dalam praktiknya,banyaknya jumlah kredit yang disalurkan juga harus diikuti oleh kualitas
kredit.Artinya,makin berkualitas kredit yang diberikan atau memang layak untuk disalurkan,akan
memperkevil risiko terhadap kemungkinan kredit tersebut bermasalah.perbankan dihadapkan
kepada prinsip kehati-hatian bank dalam menyalurkan kredit,artinya keputusan pemberian
suatu kredit perlu memerhatikan kualitas kredit.bukan tidak mungkin kredit yang jumlahnya
cukup banyak akan mengakibatkan kerugian apabilah kredit yang disalurkan tersebut ternyata
tidak berkualitas dan mengakibatkan kredit tersebut bermasalah.
Untuk menjaga kredit yang disalurkan tidak menimbulkan masalah, dalam melepas kreditnya
agar berkualitas pihak perbankan perlu memerhatika hal-hal berikut ini :
1. Tingkat perolehan laba (Return). Artinya jumlah laba yang akan diperoleh atas penyaluran
kredit. Jumlah perolehan laba tersebut harus memenuhi ketentuan yang berlaku apabila ingin
dinilai baik kesehatannya.
2. Tingkat risiko (Risk). Artinya tingkat risiko yang akan dihadapi terhadap kemungkinan
melesetnya peroleha laba bank dan kredit yang disalurkan.

Kemudian untuk memenuhi tingkat perolehan laba bank agar kesehatan bank dapat diukur
sesuai ketentuan, perbankan dalam memerhatikan faktor – faktor antara lain :
1. Tingkat Return On Assets (ROA)
2. Return On Equity (ROE)
3. Timing of Return (waktu perolehan laba)
4. Future Prospect (Proses masa yang akan datang)

Selanjutnya dalam rangka meningkatkan perolehan laba perbankan perlu mengetahui


resiko – resiko yang akan dihadapinya. Resiko ini merupakan kondisi dan situasi yang akan
dihadapi dimasa yang akan datang yang sangat besar pengaruhnya terhadap perolehan laba
bank. Secara umum jenis – jenis resiko yang mungkin atau bakal dihadapi meliputi sebagai
berikut :
1. Resiko lingkungan
Resiko lingkungan artinya resiko yang berkaitan dengan lingkungan perbankan terutama yang
berkaitan dengan lingkungan luar (eksternal) perbankan. Resiko lingkungan terdiri dari beberapa
resiko antara lain :
 Resiko ekonomi (inflasi, daya beli)
 Resiko kompetisi (pesaing dalam dana sing)
 Resiko peraturan yang dibuat pemerintah

2. Resiko manajemen
Resiko manajemen merupakan resiko yang berkaitan dengan resiko dari dalam perusahan
(internal) seperti resiko organisasi, resiko kemampuan bank melayani nasaba atau lainnya, dan
resiko kegagalan terhadap usaha yang dijalankan

17 |
3. Resiko penyerahan
Resiko penyerahan juga lebih terpengaruh oleh internal bank seperti resiko oprasional, resiko
perkembangan teknoligi dan lainnya.

4. Resiko keuangan
Resiko keuangan berkaitan erat dengan pengaruh internal dan eksternal bank seperti resiko
kredit, resiko likuiditas, resiko suku bunga dan resiko leverage.

Agar kredit yang di salurkan oleh suatu bank memiliki kualitas kredit yang baik, dalam
praktiknya bank perlu melakukan pemisahan fungsi dalam organisasi kredit. Pemisahan ini
dilakukan agar masing – masing fungsi dapat bekerja secara baik dan memperkecil terjadinya
penilaian yang tidak objektif dengan berbagai sebab sehingga berpotensi untuk terjadinya
penyimpangan yang akhirnya akan menyebabkan kredit yang di salurkan bermasalah.

Seperti diketahui bahwa di dalam manajemen kredit terdapat beberapa fungsi sehingga
memudahkan bank untuk menjalankan aktivitas kreditnya. Oleh karena itu, pemisahan fungsi
organisasi kredit juga harus memerhatikan keberadaan fungsi – fungsi tersebut. Berikut ini
pemisahan fungsi dalam organisasi kredit pada umumnya terdiri dari :
1. Pemasaran kredit
2. Analisis kredit
3. Taksasi jaminan
4. Administrasi kredit
5. Audit kredit

Tujuan pemisahan kredit ini tidaklain adalah agar pengelolaan permohonan kredit dapat di
proses secara benar, lengkap, teliti, dan sempurna sehingga memiliki resiko rendah dan tidak
menimbulkan masalah. Pernilaian di mulai dari pertama sekali permohonan kredit diajukan
sampai dengan kredit berjalan dan berakhir.
Sekalipun terjadi pemisahan fungsi kredit, semua fungsi harus berjalan seiring dengan satu
tujuan sehingga sesuai dengan harapan manajemen sebelumnya. Semua bagian juga harus
bekerja sama guna memenuhi harapan bank sehingga tercapai tujuan penyaluran kredit
tersebut.
Dalam praktiknya banyak cara agar kredit yang diberikan oleh perbankan memiliki kualitas.
Untuk memutuskan suatu permohonan kredit yang akan diberikan kepada nasabah agar
berkualitas, sebaiknya perlu di bentuk komite kredit (loan committees). Komite ini bertugas
memberikan pelayanan hal-hal yang berkaitan dengan kredit yang disalurkan. Secara umum
tugas komite kredit ini adalah sebagai berikut :
- Membuat keputusan dan penelaahan kredit baru. Artinya setiap adanya permohonan kredit
baru perlu di telaah secara benar tentang kelayakan kredit sebelum diambil keputusan.
Penelaahan ini amat penting agar dapat diteruskan ke langkah selanjutnya.
- Memastikan kelengkapan dokumen kredit. Artinya dalam pengajuan kredit apapun, syarat
kelengkapan dokumen mutlak untuk diserahkan. Syarat ini merupakan salah satu aspek
penilaian pengelolaan suatu kredit agatr tidak timbul masalah dikemudian hari. Syarat ini
merupakan salah satu aspek penilaian kelayakan suatu kredit dan harus dipenuhi oleh nasabah.

18 |
Dengan demikian, apabila kredit tersebut sudah layak untuk diberikan dengan syarat-syarat
yang sudah ditentukan, kualitas kredit akan lebih terjamin.

Khusus bagi kredit yang sudah berjalan dan memerlukan penangananlebih lanjut seperti
perpanjangan kredit atau perubahan kondisi kredit, maka hal-hal yang perlu dilakukan komite
adalah sebagai berikut :
- Persetujuan perpanjangan kredit. Artinya bagi kredit yang sudah berakhir masa
pinjamannya dan nasabah tersebut masih ingin memperpanjang kredit karena sesuatu hal,
komiten kembali harus memberikan persetujuan apakah kredit tersebut layak atau tidak
diperpanjang, harus dengan pertimbangan yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku
- Perubahan kondisi dan syarat kredit. Artinya, kalua kondisi nasabah terjadi sesuatu diluar
kemampuannya atau sesuai dengan perkembangan diluar yang menyebabkan nasabah
mengalami kesulitan, pihak perbankan perlu untuk melakukan perubahan tentang kondisi dan
syarat kredit, misalnya perubahan jangka waktu pembayaran, atau bunga yang di bebankan
kepada nasabah.

Untuk menentukan berkualitas tidaknya suatu kredit perlu diberikan ukuran-ukuran


tertentu. Bank Indonesia menggolongkan kualitas kredit menurut ketentuan sebagai berikut :
1. Lancar (pas)
Kriteria atau ukuran suatu kredit dapat dikatakan lancar apabila :
a) Pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga tepat waktu
b) Memiliki mutase rekening yang aktif
c) Bagian dari kredit yang dijamin dengan agunan tunai (cash collateral).

2. Dalam Perhatian Khusus (special mention)


Artinya suatu kredit dikatakan dalam perhatian khusus apabila memenuhi kriteria antara
lain:
a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang belum
melampaui 90 hari
b) Kadang-kadang terjadi cerukan
c) Jarang terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang diperjanjikan
d) Mutase rekening relkative aktif
e) Didukung dengan pinjaman baru.

3. Kurang Lancar (substandard)


Suatu kredit dikatakan kurang lancar apabila memenuhi kriteria antara lain:
a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 90 hari
b) Sering terjadi cerukan
c) Terjadi pelanggaran terhadap kontrak yang perjanjikan lebih dari 90 hari
d) Frekuensi mutasi rekening relative rendah
e) Terdapat indikasi masalah keuangan yang dihadapi debitur
f) Dokumen pinjaman yang lemah

4. Diragukan (doubtful)
Dikatakan diragukan apabila memenuhi kriteria berikut antara lain:

19 |
a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 180 hari
b) Terjadi cerukan yang bersifat permanen
c) Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari
d) Terjadi kapitalisasi bunga
e) Dokumen hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun pengikatan
jaminan.

5. Macet (loss)
Kualitass kredit dikatakan macet apabila memenughi kriteria berikut antara lain:
a) Terdapat tunggakan pembayaran angsuran pokok dan/atau bunga yang telah
melampaui 270 hari
b) Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru
c) Dari segi hukum dan kondisi pasar, jaminan tidak dapat dicairkan pada yang wajar

J. Teknik penyelesaian kredit macet


Hampir setiap bank mengalami kredit macet alias nasabah tidak mampu lagi untuk melunasi
kreditnya. Kemacetan suatu fasilitas kredit disebabkan oleh dua faktor, yaitu :
1. Dari pihak perbankan
Dalam hal ini pihak analisis kredit kurang teliti baik dalam mengecek kebenaran dan
keaslian dokumen maupun salah dalam melakukan perhitungan dengan rasio-rasio yang
ada. Akibatnya apa yang seharusnya terjadi, tidak diprediksi sebelumnya. Kemacetan
suatu kredit dapat pula terjadi akibat kondisi dari pihak analisis kredit dengan pihak
debitur sehingga dalam analisisnya dilakukan secara tidak objektif.
2. Dari pihak nasabah
Kemacetan kredit yang disebabkan oleh nasabah, disebabkan oleh dua hal berikut :
a) adanya unsur kesengajaan. Artinya nasabah sengaja tidak mau membayar
kewajibannya kepada bank sehingga kredit yang diberikan dengan sendirinya
macet.
b) Adanya unsur tidak sengaja. Artinya nasabah memiliki kemauan untuk membayar,
tetapi tidak mampu dikarenakan usaha dibiayai terkena musibah misalnya
kebanjiran atau kebakaran.

Untuk mengatasi kredit macet pihak bank perlu melakukan penyelamatan, sehingga tidak
akan menimbulkan kerugian. Penyelamatan dapat dilakukan dengan memberikan keringanan
berupa jangka waktu pembayaran atau jumlah angsuran terutama bagi kredit terkena musibah
atau dengan melakukan penyitaan bagi kredit yang sengaja lalai untuk membayar.
Penyelamatan terhadap kredit macet dilakukan dengan beberapa metode, yaitu :

1. Rescheduling
Yaitu dengan cara :
a) Memperpanjang jangka waktu kredit

20 |
Dalam hal ini si debitur diberikan keringanan dalam masalah jangka waktu kredit,
misalnya perpanjangan jangka waktu kredit dari 6 bulan menjadi satu tahun
sehingga si debitur mempunyai waktu yang lebih lama untuk mengembalikannya.
b) Memperpanjang jangka waktu angsuran
Memperpanjang angsuran hampir sama dengan jangka waktu kredit. Dalam hal ini
jangka waktu angsuran kreditnya diperpanjang pembayarannya, misalnya dari 36
kali menjadi 48 kali dan hal ini tentu saja jumlah anggsuran pun menjadi mengecil
seiring dengan penambahan jumlah angsuran.

2. Reconditioning
Dengan cara mengubah berbagai persyaratan yang ada seperti :
a) Kapitalisasi bunga, yaitu dengan cara bunga dijadikan utang pokok.
b) Penundaan pembayaran bunga sampai waktu tertentu. Maksudnya hanya bunga
yang dapat ditunda pembayarannya, sedangkan pokok pinjamannya tetap harus
dibayar seperti biasa.
c) Penurunan suku bunga
Penurunan suku bunga dimaksudkan agar lebih meringankan beban nasabah.
Sebagai contoh, jika bunga pertahun sebelumnya dibebankan 17% diturunkan
menjadi 15%. Hal ini tergantung dari pertimbangan bank bersangkutan. Penurunan
suku bunga akan memengaruhi jumlah angsuran yang semakin mengecil, sehingga
diharapkan dapat membantu meringankan nasabah.
d) Pembebasan bunga
Dalam pembebasan suku bunga diberikan kepada nasabah dengan pertimbangan
nasabah sudah tidak akan mampu lagi membayar kredit tersebut. Akan tetapi
nasabah tetap mempunyai kewajiban untuk membayar pokok pinjamannya sampai
lunas.

3. Restructuring
Yaitu dengan cara :
a) Menambah jumlah kredit
b) Menambah equity yaitu :
- dengan menyetor uang tunai
- tambahan dari pemilik

4. Kombinasi
Merupakan kombinasi dari ketiga jenis metode diatas. Misalnya kombinasi antara
restuctuturing dengan rectonditioning atau rescheduling dengan rescructuring.

5. Penyitaan Jaminan
Penyitaan jaminan merupakan jalan terakhir apabila nasabah sudah benar-benar
tidak memiliki iktikad baik atau sudah tidak mampu lagi membayar semua hutang-
hutangnya.

21 |
Manajemen Jasa-jasa Bank Lainnya

A. Pengertian dan Jenis Jasa Bank Lainnya


Tujuan memberikan jasa-jasa bank ini adalah untuk mendukung dan memperlancar
kedua kegiatan sebelumnya, yaitu kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana.
Semakin lengkap jasa bank yang di berikan, maka semakin baik, hal ini disebabkan jika
nasabah hendak melakukan suatu transaksi perbankan, cukup berhenti disatu bank saja.
Demikian pula sebaliknya, jika jasa bank yang diberikan kurang lengkap, maka nasabah
terpaksa untuk mencari bank yang lain yang menyediakan jasa yang mereka butuhkan.
Kelengkapan jasa bank yang diberikan sangat tergantung dari kemampuan bank
tersebut, baik dari segi modal, perlengkapan fasilitas sampai kepada karwanan yang
mengoperasikannya. Semakin lengkap tetunya semakin banyak modal yang dibutuhkan
untuk melengkapi peralatan dan personelnya. Disamping itu, kelengkapan jasa bank ini juga
tergantung dari jenis bank apakah bank umum atau bank perkreditan rakyat. Kemudian
kelengkapan jasa bank dapat pula dilihat dari segi status bank tersebut apakah bank devisa
atau non devisa. Jika berstatus bank devisa, maka jenis bank yang ditawarkan akan lebih
lengkap dibandingkan dengan non devisa. Selanjutnya kelengkapan jasa bank dapat pula
dilihat dari status cabangnya, apakah cabang penuh cabang pembantu atau kantor kas.
Kelebihan dari bank yang berstatus bank devisa adalah mereka dapat menawarkan
jasa-jasa bank yang berkaitan dengan mata uang asing seperti transfer keluar negeri, jual
beli valuta asing, transaksi ekspor impor, dan jasa-jasa valuta asing lainnya. Demikian pula
perbedaan status cabang bank yang melayani nasabah. Dalam hal ini, bank yang berstatus
cabang penuh memberikan seluruh jasa-jasa bank yang dimilikinya. Kemudian cabang
pembantu hanya membantu melayani beberapa bagian dari jasa bank yang ada. Sedangkan
kantor kas merupakan cabang bank yang hanya melayani penyetoran dan pengambilan
uang. Kantor seperti ini hanya memberikan jasa kasir atau teller.
Secara lengkap, jenis-jenis jasa bank lainnya yang ada di Indonesia, adalah sebagai
berikut :
1. Menerima setoran-setoran seperti :
- pembayaran pajak
- pembayaran telepon
- pembayaran air
- pembayaran listrik
- pembayaran uang kuliah
2. Melayani pembayaran-pembayaran seperti :

22 |
- gaji/pension/honorarium
- pembayaran dividen
- pembayaran kupon
- pembayaran bonus/hadiah
3. Didalam pasar modal perbankan dapat memberikan/menjadi :
- penjamin emisi (underwriter)
- penjamin (guarantor)
- wali amanat (trustee)
- perantara perdagangan efek/pialang (broker)
- pedagang efek (dealer)
- perusahaan pengelola dana (investment company)
4. Transfer (kiriman uang)
5. Inkaso (collection)
6. Kliring (clearing)
7. Safe deposit box
8. Bank card
9. Bank notes (valas)
10. Bank garansi
11. Referensi bank
12. Bank draft
13. Letter of credit (L/C)
14. Cek wisata (travellers cheque)
15. Jual beli surat-surat berharga

B. Keuntungan Jasa-jasa Bank Lainnya


Disamping keuntungan utama dari kegiatan pokok perbankan, yaitu dari selisih
bunga simpanan dengan bunga pinjaman (spread based) maka pihak perbankan juga dapat
memperoleh keuntungan lainnya, yaitu transaksi yang diberikannya dalam jasa-jasa bank
lainnya. Keuntungan dari transaksi dalam jasa-jasa bank ini disebut fee based. Semakin
banyak bank yang mencari keuntungan lewat jasa-jasa bank lainnya. Mengingat keuntunga
yang diperoleh dari spread based semakin sulit akibat berbagai faktor. Sedangkan perolehan
keuntungan dari jasa-jasa bank lainnya ini walaupun masih relatif kecil, namun mengandung
suatu kepastian. Disisi lain, resiko kerugian terhadap jasa-jasa bank lainnya ini lebih kecil jika
dibandingkan dengan resiko dalam pemberian fasilitas kredit.
Penghasilan dari jasa ini pun cukup beragam sehingga pihak perbankan dapat lebih
meningkatkan jasa-jasa bank lainnya. Yang paling penting bahwa jasa-jasa bank lainnya ini
sangat berperan besar dalam memperlancar transaksi simpanan dan pinjaman.
Adapun keuntungan yang diperoleh dari jasa-jasa bank lainnya ini, antara lain
diperoleh dari :
1. Biaya administrasi
Biaya administrasi dikenakan untuk jasa-jasa yang memerlukan administrasi
tertentu. Pembebanan biaya administrasi biasanya dikenakan untuk pengelolan
suatu fasilitas tertentu. Seperti biaya administrasi simpanan, biaya asministrasi
kredit dan biaya administrasi lainnya.
2. Biaya kirim

23 |
Biaya kirim diperoleh dari jasa pengiriman uang (transfer), baik jasa transfer luar
negeri maupun jasa transfer dalam negeri.
3. Biaya tagih
Biaya tagih merupakan jasa yang dikenakan untuk menagihkan dokumen-dokumen
milik nasabahnya seperti jasa kliring (penagih dokumen dalam kota) dan inkaso
(penagih dokumen keluar kota). Biaya tagih ini dilakukan baik untuk tagihan
dokumen dalam negeri maupun luar negeri.
4. Biaya provisi dan komisi
Biaya provisi dan komisi biasanya dibebankan kepada jasa kredit dan jasa transfer
serta jasa-jasa atas bantuan bank terhadap suatu fasilitas perbankan. Besarnya jasa
provisi dan komisi tergantung dari jasa yang diberikan serta status nasabah yang
bersangkutan
5. Biaya sewa
Jasa sewa dikenakan kepada nasabah yang menggunakan safe deposit box.
Besarnya biaya sewa tergantung dari safe deposit box dan jangka waktu yang
digunakannya.
6. Biaya uraian
Jasa uraian diperoleh dari jasa pelayanan bank card atau kartu kredit, dimana setiap
pemegang kartu dikenakan biaya uraian. Biasanya pembayaran biaya uraian ini
dikenakan per tahun.
7. Biaya lainnya

Besar kecilnya penetapan biaya-biaya diatas terhadap nasabahn ya tergantung dari


banknya. Masing-masing bank dapat menggunakan metode tertentu, misalnya jangkauan
wilayah untuk biaya kirim dan biaya tagih, jangka waktu untuk sewa dan iuran serta jumlah
uang untuk biaya administrasi serta biaya provisi dan komisi.

C. Jasa pengiriman uang (transfer)


Transfer merupakan jasa pengiriman uang atau pemindahan uang lewat bank baik
pengiriman uang dalam kota, luar kota atau keluar negeri. Lama pengiriman dan besarnya biaya
kirim sanggat tergantung dari sarana yang digunakan.
Pemilihan sarana yang akan digunakan dalam jasa transfer ini tergantung kemauan nasabah
apakah lewat Telex,Telepon atau On line computer. Sarana yang dipilih akan memengaruhi
kecepatan pengiriman dan besar kecilnya biaya pengiriman.
Keuntungan yang diperoleh bank lewat pengiriman uang atau transfer lewat bank, jika
dibandingkan dengan jasa pengiriman lainnya, adalah sebagai berikut :
- pengiriman uang lebih cepat
- aman sampai tujuan
- pengiriman dapat dilakukan lewat telepon melalui pembebanan rekening
- prosedur mudah dan murah

D. Jasa kliring (clearing)


Pengertian kliring adalah penagihan warkat bank yang berasal dari dalam kota
melalui lembaga kliring. Kliring merupakan jasa penyelesaian utang piutang antar bank dengan
cara saling menyerahkan warkat-warkat yang akan dikliringkan di lembaga kliring. Lembaga
kliring dibentuk dan dikoordinir oleh Bank Indonesia setiap hari kerja.
Tujuan dilaksanakan kliring oleh bank Indonesia antara lain :

24 |
1) Untuk memajukan dan memperlancar lalu lintas pembayaran giral
2) Agar perhitungan penyelesaian utang piutang dapat dilaksanakan lebih mudah,
aman dan efisien.
3) Salah satu pelayanan bank kepada nasabahnya

Warkat-warkat yang dapat dikliringkan atau diselesaikan dilembaga kliring adalah


warkat-warkat yang berasal dari dalam kota seperti :
1. Cek
2. Bilyet Giro (BG)
3. Surat bukti penerimaan transfer dari luar kota
4. Lalu Lintas Giral (LLG)

Warkat-warkat yang dikliiringkan tidak selamanya tertagih, bahkan setiap kali


transaksi kliring terdapat beberapa warkat yang ditolak pembayarannya.

Alasan penolakan kliring terutama untuk cek dan bilyet giro pada saat penerimaan warkat-
warkat kliring disebabkan :
1. Asal cek atau BG bukan dari bank yang bersangkutan.
2. Tanggal cek atau BG belum jatuh tempo.
3. Materai tidak ada atau tidak cukup.
4. Jumlah yang tertulis di angkah dan huruf berbedah.
5. Tanda tangan tidak sama/lengkap.
6. Coretan atau perubahan tidak ditandatangani.
7. Cek atau BG sudah kadaluarsa.
8. Resi cek atau BG belum kembali.
9. Endorsement cek tidak benar.
10. Rekening sudah ditutup.
11. Dibatalkan penarik.
12. Rekening diblokir oleh berwajib
13. Kondisi cek atau BG rusak atau tidak sempurna.
14. Dan alasan lainnya.

Hasil kliring dilakukan setiap hari, untuk mengetahui apakah bank tersebut menang kliring
atau sebaliknya kalah kliring. Bagi bank yang menang kliring artinya jumlah tagihan warkat
kliringnya melebihi pembayaran warkat kliringnya, sehingga terdapat saldo kemenangan.
Sebaliknya bagi bank yang kalah kliring justru pembayaran warkat kliring lebih besar dari
penerimaan warkat kliringnya. Bagi bank yang kalah kliring akan menutup sejumlah kekalahan
kliring pada hari yang bersangkutan dan apabila tidak dapat ditutupi, maka bank yang kalah
kliring tersebut dapat memperoleh pinjaman call money yang waktnya relative singkat.

Pinjaman call money dibayar pada saat bank yang memberikan call money menagihnya.
Apabila pada saat jangka waktu yang telah ditentukan bank yang bersangkutan belum dapat
membayar, maka pinjaman call money tersebut menjadi pinjaman biasa dan hal ini akan
menyebabkan hilangnya kepercayaan bank yang memberikan fasilitan pinjaman call money
tersebut, termasuk bank-bank lainnya.

E. Jasa Inkaso (collection)

25 |
Pengertian inkaso adalah warkat-warkat bank yang berasal dari luar kota atau luar negeri.
Contoh jasa inkaso adalah apabila kita memperolah selembar cek yang diterbitkan oleh BANK
BNI di kota Surabaya, maka cek tersebut dapat di cairkan di bank yang berada di Jakarta melalui
jasa inkaso. Dalam hal ini bank di Jakartalah yang menagihkannya ke bank di BNI Surabaya dan
proses penagihannya ini kita sebut inkaso dalam negeri. Sedangkan jika cek atau bilyet giro yang
kita peroleh dan diterbitkan oleh bank diluar negeri, kemudian kita uangkan di Indonesia, maka
proses penagihannya melalui inkaso luar negeri.

Warkat-warkat yang dapat diinkasokan atau dapat ditagihkan adalah warkat-warkat yang
berasal dari luar kota atau luar negeri seperti:
1. Cek
2. Bilyet giro
3. Wesel
4. Dividen
5. Kupon
6. Dan surat berharga lainnya

Lama penagihan warkat dan besarnya biaya tagih yang dibebbankan kepada
nasabah tergantung bank yang bersangkutan. Biasanya lama penagihan berkisar antara 1-4
minggu.
Proses penyelesaian inkaso yang dilakukan oleh bank dibagi ke dalam dua bagian, yaitu:
1. Inkaso berdokumen, dimana surat-surat yang diinkasokan disertai oleh dokumen yang
mewakili surat/barang tersebut.
2. inkaso tidak berdokumen, surat yang diinkasokan tidak disertai dokumen yang mewakili
surat/barang tersebut
Penyelesaian inkaso keluar negeri yang merupakan penagihan warat ke luar negeri dan
merupakan proses inkaso ke luar, sedangkan penerimaan warkat dari luar negeri merupakan
inkaso masuk dari luar negeri. Jika tidak mempunyai cabang diluar negeri, maka inkaso ke luar
dapat dilakukan melalui bank koresponden. Persyaratan untuk inkaso ke luar negeri yang
bersangkutan haruslah berstatus bank devisa.

F. Jasa Penyimpanan Dokumen (Safe Deposit Box)


Safe deposit box (SDB) Merupakan jasa-jasa persewaan kotak untuk menyimpan dokumen
atau surat-surat berharga. Jasa ini dikenal juga nama safe loket. SDB berbentuk kotak dengan
ukuran tertentu dan disewakan kepada nasabah yang berkepentingan untuk menyimpan
dokumen-dokumen atau benda-benda berharga miliknya. Pembukaan SDB dilakukan dengan 2
buah anak kunci dimana satu dipegang bank dan satu lagi dipegang oleh nasabah.

Surat-surat berharga dan surat-surat penting lainnya yang dapat disimpan dalam SDB adalah
sebagai berikut :
1. Sertifikat deposito
2. Sertifikat tanah
3. Saham
4. Obligasi

26 |
5. Surat perjanjian
6. Akta kelahiran
7. Surat nikah
8. Ijazah
9. Paspor
10. Surat wasiat
11. Dan surat atau dokumen lainnya.

Kemudian SDB dapat pula digunakan untuk menyimpa benda-benda berharga seperti :
1. Emas
2. Mutiara
3. Berlian
4. Intan
5. Permata
6. Dan benda yang dianggap berharga lainnya.
Sedangkan larangan menyimpan barang-barang di SDB adalah seperti :
1. Narkotik dan sejenisnya
2. Bahan yang mudah meledak
3. Dan bahan atau larangan lainnya
Keuntungan bagi bank dengan membuka jasa SDB kepada masyrakat diperoleh dari :
1. Biaya sewa
2. Uang setoran jaminan yang mengendap
3. Memberika layanan kepada nasabah
Keuntungan bagi nasabah pemegang SDM adalah sebagai berikut :
1. Menjamin kerahasiaan barang-barang yang disimpan kerena pihak bank tidak perlu
tahu isi SDB selama tidak melanggar aturan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Keamanan dokumen juga terjamin hal ini disebabkan :
a. Peralatan keamana canggih
b. SDM terbuat dari baja tahan api
c. Terdapat 2 anak kunci dimana SDB hanya dapat dibuka dengan kedua kunci tersebut
yang masing-masing dipegang oleh bank dan nasabah.
d. Tidak dapat dibuka oleh salah satu pihak apakah nasabah pemegang SDB maupun
bank.
Nasabah penyewa SDB dikenakan berbagai macam biaya. Biaya-biaya yang
dikenakan kepada nasabah yang menyewa SDB ada dua macam yaitu sebagai berikut:
1. Biaya sewa yang besarnya tergantung ukuran box yang diinginkan serta jangka
waktu sewa. Biasanya biaya sewa dibayar pertahun.
2. Setoran jaminan, merupakan biaya pengganti apabila kunci yang dipegang oleh
nasabah hilang dan box harus dibongka. Akan tatapi, jika tidak terjadi masalah
maka apabila SDB tidak diperpanjang setoran jaminan dapat diambil kembali.
Untuk menjadi pemegang SDB tidaklah terlalu rumit, bahkan sangat sederhana. Sebagai
contoh nasabah cukup menyerahkan foto KTP/SIM/PASPORD serta pas Foto. Begitu pula saat
membuka atau menyimpan barangnya nasabah cukup melaporkan da n menunjukkan kartu
identitas SDBnya.

27 |
G. Jasa Kartu Kredit (bank cord)
Bank cord merupakan “uang plastic” yang dikeluarkan oleh bank. Kegunaannya adalah
sebagai alat pembayaran ditempat-tempat tertentu seperti supermarker, pasar swalayan, hotel,
restaurant, tempat hiburan dan tempat lainnya. Sistem kerja bank cord dimulai dari
permohonan sampai dengan melalukan transaksi dapat dijelaskan sebagai berikut.
1. Nasabah mengajukkan permohonan sebagai pemegang kartu dengan memenuhi
segala peraturan yang ada
2. Bank akan menerbitkan kartu apabila disetujui dan diserahkan ke nasabah setelah
melalui proses penelitian kelayakan nasabah.
3. Dengan kartu ini pemegang kartu berbelanja disuatu tempat dengan bukti
pembayarannya
4. Pihak pedagang akan menagikan ke bank dan bank akan bayar sesuai perjanjian.
5. Bank akan menagikan ke pemegang kartu berdasarkan bukti pembelian dengan
disertai suku bunga
6. Pemegang kartu akan membayar sejumlah nominal yang tertera sampai batas
waktu yang telah ditentukan dan apabila terjadi keterlambatan pembayaran maka
nasabah akan dikenakkan denda.
Jenis-jenis bank card yang sudah dikenal luas dimasyarakat dewasa ini adalah sebagai
berikut:
1. Credit card
Adalah suatu sistem dimana pemegang kartu dapat melunasi penagihan yang terjadi
atas dirinya atau secara angsuran dengan minimal pembayaran tertentu.
2. Debet card
Pembayaran atas penagihan nasabah melalui pendebetan atas rekening yang ada
dibank dimana pada saat membuka kartu.

H. Jasa Valuta Asing (bank notes)


Merupakan uang kartal asing yang dikeluarkan dan diterbitkan oleh bank diluar negeri.
Bank notes dikenal juga dengan istilah “devisa tunai” yang mempunyai sifat-sifat seperti: uang
tunai. Dalam transaksi jual beli bank notes bank mengelompokkan bank notes ke dalam 2
klasifikasi yaitu bank notes yang lemah dan bank notes yang kuat.

Pengelompokkan bank notes yangt kuat berdasarkan keterangan sebagai berikut


 Bank notes tersebut mudah diperjual belikan
 Nilai tukar terkendali/stabil
 Frekuensi penjualan sering terjadi
I. Jasa Cek Wisata (Traveles cheque)
Adalah cek wisata atau cek perjalanan yang biasanya digunakkan oleh mereka yang hendak
berpergian atau sering dibawah oleh wisatawan.
Keuntungan serta manfaat penggunaan traveller cheque terutama bagi mereka yang suka
berpergian/berwisata antara lain:
 Meberikan kemudahan berbelanja karena travels cheque dapat dibelanjakan atau
diuangkan diberbagai tempat
 Mengurangi resiko keuangan uang karna setiap treveles cheque yang hilang dapat
diganti
 Memberikan rasa percya diri karena si pemakai treves cheque dilayani secara prima
 Dapat dijadikan cendra mata ataupun hadia buat teman, kolega atau nasabah
28 |
 Biasanya untuk pengguna travels cheque tidak dikenakkan biaya.

J. Jasa Letter of Credit (L/C)


Letter of credit merupakan salah satu jasa bank yang diberikan kepada masyakat untuk
memperlancar arus barang (ekspor/impor) termasuk barang dalam negeri (antar pulau).
Pebukaan L/C oleh importir dilakukan nasabah melalui bank yang disebut opening bank atau
issuing bank. Sedangkan bank eksportir merupakan bank pembayar terhadap barang yang
diperdagangkan.

K. Jasa Bank Garansi


Yaitu jaminan pembayaran yang diberikan oleh bank kepada suatu pihak baik perorangan
perusahan atau badan atau lembaga lainnya dalam bentuk surat jaminan. Didalam pemberian
fasilitas bank garansi ada tiga pihak terlibat yaitu :
1 Pihak penjamin (bank)
2 Pihak terjamin (nasabah)
3 Pihak penerima jaminan (pihak ketiga)
Disamping biaya yang dikenakan terhadap nasabahnya permohonan bank garansi juga
harus diserta jaminan lawan yang sepadan. Dalam menentukkan besarnya jaminan pihak bank
selalu berpedoman kepada ketentuan bank sentral dan kelaziman yang berlaku didunia
perbankan.
Adapun bentuk jaminan lawan yang diberikan antara lain:
1. uang tunai
2. giro yang dibutuhkan
3. sertifikat deposito
4.surat-surat berharga seperti saham dan obligasi
5. sertifikat tanah
6. jaminan lawan lainnya

L. Jasa-jasa di Pasar Modal


Didalam pasa modal pihak perbankan mempunyai peranan yang sangat besar dalam rangka
memajukan perkembangan pasar modal. Jasa-jasa bank yang diberikan dalam rangka
mendukung kelancaran transaksi dipasar modal antara lain sebagai berikut :

1. Penjamin emisi yaitu bank sebagai penjamin terjualnnya efek (Saham dan obligasi) Sampai
batas waktu tertentu.
2.Wali amanat yaitu bank menjadi amanat dalam emisi obligasi.
3. Perantara perdagangan efek/pialang yaitu bank perantara jual beli efek.
4. Pedagang efek yaitu bank berfungsi sebagai pedagang atau perantara jual beli efek.
5. Perusahan pengelola dana, yaitu bank sebagai pengelola dana nasabah di bursa efek.

M. Jasa Penyetoran Dana


Jasa ini diutamakan untuk membantu nasabaahnya dalam mengumpulkan setoran atau
pembayaran lewat bank. Setoran atau pembayaran yang biasa diterima oleh bank antara lain :

1. Pembayaran listrik
2. Pembayaran telepon
3. Pembayaran pajak

29 |
4. Pembayaran rekening air
5. Dan setoran lainnya.

Jasa ini bertujuan untuk memudahkan nasabah dalam membayar kewajibannya cukup pada
satu tempat.
N. Jasa Pembayaran Dana
Dalam hal ini bank dapat pula memberikan pelayanan bagi jasa pembayaran seperti anatara
lain :
1. Membayar gaji
2. Membayar pension
3. Membayar bonus
4. Membayar hadiah
5. Membayar dividen
6. Dan pembayaran lainnya

BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan
1. Pemahaman masing—masing jenis usaha yang akan dibiayai dengan kredit, hal ini dapat
dimengerti bahwa di masyarakat terdapat ribuan usaha yang mengandung permasalahan yang
satu sama lainnya jelas berbeda, sedangkan dilain pihak aparat perbankan tetap dituntut untuk
selalu akrab dengan permasalahan-permasalahan tersebut.
2. masalah perkreditan bersifat ‘kasuasistis’ artinya masalah yang ada pada satu debitur akan
berbeda dengan debitur lainnya, dari kondisi ini maka apparat perbankan harus mempunyai

30 |
daya analisitis yang cukup tajam dan secara cepat harus mampu pula mengadakan identifikasi
dari permasalahan yang dihadapi para nasabahnya.
3. dalam kegiatan perkreditan banyak tersangkut dengan ketentuan-ketentuan perundang-
undangan, peraturan-peraturan pemerintah maupun kebijakan-kebijakan pemerintah yang
sering berubah ari suatu periode ke periode lainnya.

31 |
DAFTAR PUSTAKA
Https://www.sepengetahuan.co.id/2015/02/9-pengertian-kredit-menurut-para-ahli-
terlengkap.html.

32 |

Anda mungkin juga menyukai