Anda di halaman 1dari 71

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN

KREDIT DAN PENANGANAN KREDIT MACET PADA KOPERASI

SIMPAN PINJAM BAHTERA ENDE

SKRIPSI

OLEH

ANASTASIUS K. SOROMAKING
2017440063

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS FLORES

ENDE

2023
1
2

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................... ii

KATA PENGANTAR......................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................... 7

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................ 7

1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI.............................................................................. 9

2.1 Sistem Pengendalian Internal..................................................................... 9

2.1.1 Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal........................................ 10

2.1.2 Komponen-Komponen Sistem Pengendalian Internal........................ 11

2.2 Kredit.......................................................................................................... 15

2.2.1 Pengertian Kredit................................................................................ 15

2.2.2 Jenis-Jenis Kredit................................................................................ 15

2.2.3 Unsur-Unsur Kredit............................................................................. 17

2.2.4 Tujuan Pemberian Kredit.................................................................... 20

2.2.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit....................................................... 21

2.2.6 Sistem Pemberian Kredit.................................................................... 24


3

2.3 Kredit Macet............................................................................................... 27

2.3.1 Pengertian Kredit Macet..................................................................... 27

2.3.2 Pencegahan Kredit Macet................................................................... 27

2.3.3 Prosedur Penanganan Kredit Macet.................................................... 28

2.4 Rerangka Berpikir....................................................................................... 30

BAB III METODE PENELITIAN..................................................................... 31

3.1 Pendekatan Penelitian................................................................................. 31

3.2 Lokasi Penelitian........................................................................................ 31

3.3 Jenis Dan Sumber Data............................................................................... 32

3.3.1 Jenis Data............................................................................................ 32

3.3.2 Sumber Data........................................................................................ 32

3.4 Teknik Pengumpulan Data......................................................................... 33

3.5 Teknik Analisis Data.................................................................................. 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN...................................36

4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian..............................................................36

4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Kredit Bahtera Ende..................................36

4.1.2 Visi, Misi Dan Strategi........................................................................37

4.1.3 Kepengurusan Koperasi Kredit (Kopdit) Bahtera...............................39

4.1.4 Sruktur Organisasi...............................................................................40

4.1.5 Uraian Tugas Berdasarkan Struktur Organisasi Pada Koperasi


Bahtera Ende.......................................................................................40

4.2 Pembahasan Hasil penelitian.......................................................................53

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit pada Kopdit Bahtera...............................53


4

4.2.2 Analisis Sistem Pengendalian Internal Dalam Pemberian Kredit


Pada Kopdit Bahtera Ende..................................................................54

4.2.3 Penanganan Kredit Macet Pada Koperasi Bahtera Ende.....................60

BAB V PENUTUP...............................................................................................62

5.1 Kesimpulan.................................................................................................62

5.2 Saran............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN
5

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koperasi merupakan lembaga keuangan yang didirikan oleh orang

perseorangan atau badan hukum koperasi, yang menghimpun dana dari setiap

anggotanya sebagai modal usaha untuk menjalankan kegiatan di bidang

ekonomi yang sesuai dengan nilai dan prinsip – prinsip koperasi (Nawangsari

dan Putra, 2016). Masalah keamanan kredit merupakan masalah utama yang

harus diperhatikan, karena adanya resiko yang mungkin akan timbul dalam

sistem pemberian kredit. Oleh karena itu diperlukan suatu pengendalian

intern dan sistem pemberian kredit yang baik agar kredit yang disalurkan

berjalan dengan sesuai yang diharapkan dan terhindar dari segala bentuk

penyelewengan.

Koperasi sebagai salah satu wadah ekonomi rakyat, koperasi

merupakan organisasi ekonomi yang berusaha menggerakkan potensi sumber

daya ekonomi demi memajukan kesejahteraan anggota (Utami, 2014). Karena

sumber daya ekonomi tersebut terbatas, dan dalam mengembangkan koperasi

harus mengutamakan kepentingan anggota, maka koperasi harus mampu

bekerja sebaik mungkin dan mengikuti prinsip-prinsip koperasi dan kaidah-

kaidah ekonomi.
6

Menurut Mulyadi (2013) dalam Ginting (2019) sistem pengendalian

internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian,

keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya

kebijakan manajemen. Pengendalian internal tidak terlepas dari penjagaan

pada prosedur pemberian kredit usaha dan tidak dimaksudkan menghilangkan

semua kemungkinan terjadi kesalahan dan penyelewengan, tetapi bagaimana

cara usaha-usaha pengkreditan dapat dihindarkan dari keborosan waktu,

tenaga ataupun dana serta tidak tergantung pada sedikit dan banyaknya

tahapan yang dilalui oleh debitur, tetapi pada tahapan yang telah dilakukan

dengan baik dan benar.

Kredit menurut Novitasari (2017) adalah penyedian uang atau tagihan

yang dapat dipersamakan dengan itu antara pihak kreditur dengan pihak

debitur yang berdasarkan bahwa pihak debitur akan melunasi kewajibannya

berdasarkan perjanjian yang telah disepakati. Kredit macet adalah suatu

keadaan dimana nasabah sudah tidak sanggup membayar sebagian atau

seluruh kewajibannya kepada bank seperti yang telah diperjanjikan,

timbulnya kredit macet pada dunia perbankan disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya karena adanya unsur kesengajaan untuk melanggar kebijakan dan

prosedur yang telah ditetapkan oleh bank (Utami, 2014). Adanya kredit macet

akan menimbulkan kerugian yang besar, dan kerugian ini akan menghambat

operasi perusahaan.
7

Menurut Nawangsari dan Putra (2016) pendapatan terbesar bagi

lembaga pemberi kredit berasal dari bunga kredit yang diberikan. Namun

demikian pemberian kredit memiliki resiko yang cukup besar bagi

perusahaan, seperti yang terjadi pada Koperasi Simpan Pinjam Bahtera Ende,

kredit yang disalurkan kepada nasabahnya mengalami masalah.

Faktor lain juga terjadi karena dari pihak debitur mengalami

kegagalan dalam usahanya yang mengakibatkan kurangnya dana untuk

membayar angsuran. Apabila kredit macet tidak ditangani dengan baik, maka

akan terjadi kerugian materi bagi koperasi, kerugian yang timbul akibat kredit

macet diantaranya meliputi faktor eksternal dan faktor internal dari lembaga

keuangan tersebut. Faktor eksternal seperti pihak nasabah dapat

mempengaruhi terjadinya kredit macet, misalnya hal ini disebabkan karena

debitur meninggal dunia, perpindahan debitur, atau debitur diberhentikan atau

dikeluarkan oleh dinas atau perusahaan. Adapun faktor internal berasal dari

karyawan yaitu dalam melakukan analisisnya, pihak analisis kurang teliti

sehingga apa yang seharusnya terjadi tidak diprediksi sebelumnya. Untuk

mengurangi faktor – faktor yang dapat menyebabkan kredit macet atau

bermasalah maka diperlukan adanya pengendalian internal yang baik

(Novitasari, 2017).

Koperasi Kredit Bahtera Ende adalah koperasi yang mempunyai usaha

simpan pinjam sebagai usaha atau bisnis utamanya dan memberikan pinjaman

(kredit) kepada anggota yang memerlukan dana. Koperasi Kredit Bahtera

didirikan pada tahun 1982 dengan nama KST (Kelompok Studi Tabung),
8

pada tahun tanggal 31 Desember 1988 berubah menjadi kopdit Bahtera Ende

dengan Nomor Badan Hukum 490a /BH/XIV. Koperasi Bahtera selalu

berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada anggota dengan

menyediakan simpanan dan kredit.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Theodorus valentinus

Yankiter jawa selaku Staf bagian Perkreditan pada Koperasi Kredit Bahtera

Ende bahwa permasalahan dari penelitian ini ialah adanya pembayaran

anggota pada Koperasi Simpan Pinjam Bahtera Ende yang tidak tepat pada

waktunya, dikarenakan faktor ekonomi dari anggota, kesulitan dalam

membayar angsuran dan kegagalan usaha akibat terdampak covid-19. Apabila

kredit macet tidak ditangani dengan baik, maka akan terjadi kerugian materi

bagi koperasi, kerugian yang timbul akibat kredit macet diantaranya ialah

aliran kas yang terganggu, kesempatan bisnis yang hilang, berkurangnya

alokasi sumber daya, dan kerugian materi misalnya nilai jaminan sudah tidak

cukup lagi untuk menutup seluruh kewajiban debitur akibat biaya denda yang

terus meningkat.

Begitu pula halnya dengan penerapan sistem pengendalian internal

pada Koperasi Simpan Pinjam Bahtera Ende ditemukan mengalami

permasalahan, salah satunya dalam sistem pengendalian kredit seperti proses

pemberian kredit yang akan diberikan kreditur kepada debitur dengan tingkat

kelalaian dari pinjaman kredit macet mencapai 40%. Oleh karena itu, sistem

pengendalian internal yang diterapkan pada koperasi Bahtera Ende belum

memenuhi komponen pengendalian internal karena dalam penerapannya masi


9

terdapat sedikit kelemahan yaitu, dalam menjalankan proses pemberian kredit

tidak semuanya prosedur itu dilakukan salah satunya seperti, membuat

laporan mengenai latar belakang peminjam. Agar kegiatan perkreditan dapat

berjalan dengan lancar dan baik, maka Koperasi Simpan Pinjam Bahtera Ende

memerlukan perbaikan dalam sistem pengendalian internal pemberian kredit,

dan penanganan kredit macet yang baik.

Berikut merupakan laporan jumlah kredit macet pada Koperasi Kredit

Bahtera Ende Di Kabupaten Ende pada Tahun 2018-2020 sebagai berikut:

Tabel 1.1
Data Kredit Macet Kopdit Bahtera Ende
Tahun 2018-2020

KREDIT MACET
No Tahun Jumlah Orang Jumlah Kredit Macet(Rp)
1 2018 267 2.439.059.211
2 2019 235 2.245.428.432
3 2020 242 2.347.389.545
Sumber: Data Koperasi Kredit Bahtera

Ada beberapa penelitian yang menjadi rujukan penelitian dari

penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Utami (2014) menunjukan bahwa

penerapan sistem pengendalian intern khususnya terhadap pemberian kredit

pada Koperasi Kredit Swastiastu Singaraja belum dapat berjalan dengan

efektif adanya gejala-gejala yang mengakibatkan kredit macet. Koperasi

Kredit Swastiastu Singaraja dalam mengatasi kredit-kredit bermasalahnya,

koperasi ini tidak terlalu berpatokan dan menerapkan sepenuhnya teori yang

mengenai cara mengatasi kredit macet.


10

Menurut Nawangsari (2016) memberikan kesimpulan bahwa

penerapan sistem pengendalian intern pemberian kredit pada Koperasi

Simpan Pinjam Kharisma Mitra Karya kurang efektif, hal tersebut terlihat

dari hasil survei dimana prinsip – prinsip pemberian kredit yang sudah ada

dalam lembaga kurang diterapkan dengan baik, persetujuan kredit belum

dilakukan secara tertulis dan jelas serta pemisahan fungsi dan tugas pada

struktur organisasi yang kurang jelas.

Berikutnya adalah penelitian yang dilakukan (Rizal, 2019). Koperasi -

Artha Usaha sudah melakukan prosedur pemberian kredit. Namun masih ada

kelemahan dalam penerapannya, yaitu masih ada perangkapan tugas pada

bagian kasir dan manajer. Untuk meminimalisir terjadinya kredit macet atau

bermasalah, hendaknya koperasi menunjuk atau menambah karyawan baru

pada bagian administrasi kredit dan analisis kredit.

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah di

lakukan oleh (Utami et al, 2014). Persamaan penelitian ini dengan penelitian

sebelumnya adalah sama-sama mengunakan pendekatan kualitatif dan

membahas tentang Sistem Pengendalian Internal, sedangkan perbedaan

penelitian ini dengan penelitiannya adalah terletak pada waktu dan objek

penelitian.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Analisis Sistem Pengendalian

Internal Dalam Pemberian Kredit Dan Penanganan Kredit Macet Pada

Koperasi Simpan Pinjam Bahtera Ende”.


11

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan oleh penulis, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah sistem

pengendalian internal dalam pemberian kredit dan penanganan kredit macet

pada Koperasi Kredit Bahtera Ende?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka

Tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisis sistem pengendalian internal

dalam pemberian kredit dan penanganan kredit macet pada Koperasi Kredit

Bahtera Ende.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengalaman baru bagi peneliti

tentang sistem pengendalian internal dalam pemberian kredit dan

penanganan kredit macet.

2. Bagi Koperasi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi Koperasi

Kredit Bahtera Ende dalam perkembangan untuk mengetahui dan

mempelajari, sehingga dengan hasil penelitian ini dapat meningkatkan

sistem pengendalian internal dalam pemberian kredit dan penanganan

kredit macet.
12

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai bahan tambahan informasi dan bermanfaat

sebagai sumber referensi untuk penelitian selanjutnya, terutama yang

berminat untuk mengkaji tentang Analisis sistem pengendalian internal

dalam pemberian kredit dan penanganan kredit macet.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Pengendalian Internal

Setiap perusahaan harus menggunakan sistem untuk mengatur

kegiatan operasional perusahaan. Dengan menggunakan sistem yang baik,

maka perusahaan bisa mencegah kecurangan-kecurangan yang akan terjadi.

Salah satu sistem yang baik bagi perusahaan adalah sistem pengendalian

internal.

Menurut Mulyadi (2013:163) dalam Ginting (2019) sistem

pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran

yang dikoordinasikan untuk menjaga asset organisasi, mengecek ketelitian

dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong

dipatuhinya kebijakan manajemen. Pengertian sistem pengendalian internal

menurut Jason Scott (2014:226) dalam Fatmawati (2020) adalah proses yang

dijalankan untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan

pengendalian telah dicapai.

Sistem pengendalian internal menurut IAPI (2011:319.2) dalam Dewi

(2021) sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,

manajemen dan entitas lain yang didesain untuk memberikan keyakinan

memadai tentang pencapaian dalam keandalan pelaporan keuangan,

efektivitas dan efisiensi operasi dan kepatuhan terhadap hukum dan peraturan

yang berlaku.

1
2

Berdasarkan pengertian sistem pengendalian intenal menurut para ahli

diatas, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian internal adalah

suatu proses yang dibuat untuk memberikan jaminan keamanan bagi unsur-

unsur yang ada di dalam perusahaan.

2.1.1 Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal

Menurut Mulyadi (2017:130) dalam Ledatu (2022) unsur pokok

sistem pengendalian internal ada 4 unsur, yaitu:

1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan wewenang

secara tegas.

2. Sistem otorisasi dan prosedur pencatatan. Dalam organisasi, setiap

transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki

wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut.

3. Praktik yang sehat. Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem

wewenang dan prosedur pencatatan yang telah diterapkan tidak akan

terlaksana dengan baik jika tidak diciptakan cara-cara untuk menjamin

praktik yang sehat dalam pelaksanaannya.

4. Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. Unsur

mutu karyawan merupakan unsur sistem pengendalian internal yang

sangat penting. Jika perusahaan memiliki karyawan yang kompeten

dan jujur, unsur pengendalian yang lain dapat dikurangi sampai batas

yang minimum dan perusahaan tetap mampu menghasilkan

pertanggungjawaban keuangan yang dapat diandalkan.


3

2.1.2 Komponen-komponen Sistem Pengendalian Internal

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2015:71) dalam Fengky (2019)

sistem pengendalian internal memiliki 5 komponen utama sebagai

berikut:

1. Lingkungan Pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan sarana dan prasarana yang

ada di dalam organisasi atau perusahaan untuk menjalankan struktur

pengendalian internal yang baik. Beberapa komponen yang

mempengaruhi lingkungan pengendalian internal adalah:

a. Komitmen manajemen terhadap integritas dan nilai-nilai

etika.Dalam perusahaan harus selalu ditanamkan etika di mana jika

etika itu dilanggar itu merupakan penyimpangan.

b. Filosofi yang dianut oleh manajemen dan gaya operasional yang

dipakai oleh manajemen, artinya di sini bahwa manajemen akan

menegakkan peraturan.

c. Struktur Organisasi

a) Metode pembagian tugas dan tanggung jawab.

Dalam perusahaan harus jelas dan tegas dalam melaksanakan

tugas dan tanggung jawabnya.

b) Kebijakan dan praktik yang menyangkut sumber daya manusia.

Perusahaan dalam memilih karyawan harus selektif dan melalui

prosedur tes yang semestinya bukan nepotisme dan sejenisnya.


4

c) Pengaruh dari luar.

Apabila lingkungan dalam perusahaan sudah baik, maka

pengaruh dari luar yang buruk akan mudah bersama-sama

ditangkal dan pengaruh yang baik akan lebih mudah diterima.

2. Penaksiran Risiko.

Manajemen perusahaan harus dapat mengidentifikasi berbagai

risiko yang dihadapi oleh perusahaan. Dengan memahami risiko,

manajemen dapat mengambil tindakan pencegahan, sehingga

perusahaan dapat menghindari kerugian yang besar. Ada tiga

kelompok risiko yang dihadapi perusahaan, yaitu:

a. Risiko strategis, yaitu mengerjakan sesuatu dengan cara yang salah

(misalnya: harusnya dikerjakan dengan computer ternyata

dikerjakan secara manual).

b. Risiko finansial, yaitu risiko menghadapi kerugian keuangan. Hal

ini dapat disebabkan karena uang hilang, dihambur hamburkan,

atau dicuri.

c. Risiko informasi, yaitu menghasilkan informasi yang tidak relevan

atau informasi yang keliru, atau bahkan system informasinya tidak

dapat dipercaya.

3. Aktivitas Pengendalian.

Kegiatan pengawasan merupakan berbagai proses dan upaya

yang dilakukan oleh manajemen perusahaan untuk menegakkan


5

pengawasan atau pengendalian operasi perusahaan. Committee of

Sponsoring Organizations (COSO) mengidentifikasi setidak-tidaknya

ada 5 hal yang dapat diterapkan oleh perusahaan, yaitu:

a. Pemberian otorisasi atas transaksi dan kegiatan.

Otorisasi dengan cara membubuhkan tanda tangan sebagai bentuk

persetujuan dari atasan.

b. Pembagian tugas dan tanggung jawab.

Pembagian tugas dan tanggung jawab berdasarkan struktur

organisasi yang telah dibuat perusahaan.

c. Rancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang baik.

Dokumen sebaiknya mudah dipakai oleh karyawan, dokumen

dibuat dengan bahan yang berkualitas agar bertahan lama jika

disimpan.

d. Perlindungan yang cukup terhadap kekayaan dan catatan

perusahaan.

e. Pemeriksaan terhadap kinerja perusahaan.

4. Informasi dan Komunikasi.

Merancang sistem informasi perusahaan dan manajemen puncak

harus mengetahui hal-hal berikut ini:

a. Bagaimana transaksi diawali.

b. Bagaimana data dicatat ke dalam formulir yang siap dimasukkan ke

sistem komputer.
6

c. Bagaimana fail data dibaca, diorganisasi, dan diperbaharui isinya.

d. Bagaimana data diproses agar menjadi informasi dan informasi

diproses lagi menjadi informasi yang lebih berguna bagi pembuat

keputusan.

e. Bagimana informasi yang baik dilakukan.

f. Bagaimana transaksi berhasil.

5. Pemantauan

Pemantauan adalah kegiatan untuk mengikuti jalannya sistem

informasi akuntansi, sehingga apabila ada sesuatu berjalan tidak

seperti yang diharapkan, dapat segera diambil tindakan.

Berbagai bentuk pemantauan di dalam perusahaan dapat dilaksanakan

dengan salah satu atau semua proses berikut ini:

a. Supervisi yang efektif, yaitu manajemen yang lebih atas dapat

mengawasi manajemen dan karyawan di bawahnya.

b. Akuntansi pertanggungjawaban yaitu perusahaan menerapkan suatu

sistem akuntansi yang dapat digunakan untuk menilai kinerja

masing-masing manajer, masing-masing departemen, dan masing-

masing proses yang dijalankan oleh perusahaan.

c. Audit internal yaitu pengauditan yang dilakukan oleh auditor di

dalam perusahaan.
7

2.2 Kredit

2.2.1 Pengertian Kredit

Istilah kredit berasal dari bahasa Yunani “credere” yang berarti

kepercayaan (Gunawan, 2020). Oleh karena itu dasar arti kredit adalah

percaya atau kepercayaan, kredit akan diberikan kepada seseorang

apabila kepercayaan sudah disepakati.

Menurut Fahmi dan Hadi (2010:3) dalam Tilung (2015), kredit

adalah penyediaan uang atau tagihan-tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam

antara bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak pinjaman melunasi

utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

2.2.2 Jenis-jenis Kredit

Menurut Hafa (2019) beragam jenis usaha menyebabkan beragam

pula kebutuhan akan dana. Prakteknya kredit yang diberikan kepada

nasabah/ masyarakat terdiri dari beberapa jenis dan dilihat dari beberapa

segi, antara lain sebagai berikut:

1. Dilihat Dari Segi Kegunaannya

a. Kredit Investasi adalah Kredit yang jangka panjang yang biasanya

digunakan untuk keperluan usaha atau membangun proyek/pabrik

baru atau keperluan rehabilitasi.

b. Kredit Modal Kerja adalah Kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasional.


8

2. Dilihat Dari Segi Tujuan Kredit

a. Kredit Produktif: digunakan untuk peningkat usaha atau produksi

atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilkan barang atau

jasa.

b. Kredit Konsumtif: digunakan untuk dikonsumsikan secara kredit.

Dalam kredit ini tidak ada penambahan barang atau jasa yang

dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau badan usaha.

c. Kredit Perdagangan: diberikan kepada pedagang dan digunakan

untuk biaya aktivitas perdagangan. Kredit ini sering diberikan

kepada supplier atau agen-agen perdagangan yang akan membeli

barang dalam jumlah yang besar.

3. Dilihat Dari Segi Jangka Waktu

a. Kredit Jangka Pendek adalah Kredit yang mempunyai jangka waktu

kurang dari 1 tahun.

b. Kredit Jangka Menengah adalah kredit yang mempunyai jangka

waktu 1 sampai 3 tahun dan biasanya kredit ini digunakan untuk

melakukan investasi.

c. Kredit Jangka Panjang adalah kredit yang masa pengembaliannya

paling panjang. Kredit jangka panjang ini berkisar antara 3 sampai

5 tahun.
9

4. Dilihat Dari Segi Jaminan

a. Kredit Dengan Jaminan: kredit diberikan dengan jaminan. Jaminan

dapat berupa barang berwujud atau tidak berwujud atau jaminan

orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi

minimal senilai jaminan atau kredit tertentu jaminan harus melebihi

jumlah kredit yang diajukan oleh sidebitur.

b. Kredit Tanpa Jaminan: kredit yang diberikan tanpa jaminan atau

orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek

usaha, karakter dan loyalitas calon debitur terhadap pihak pemberi

kredit.

2.2.3 Unsur-unsur Kredit

Kredit yang diberikan oleh suatu lembaga kredit didasarkan atas

kepercayaan sehingga dengan demikian pemberian kredit merupakan

pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa kredit baru akan diberikan

jika kreditur benar-benar yakin bahwa debitur akan mengembalikan

pinjaman yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat

yang telah disetujui oleh kedua pihak. Tanpa keyakinan tersebut, suatu

lembaga kredit tidak akan dapat memberikan kredit.

Menurut Kasmir (2014:114) dalam Primagama (2018) unsur-unsur

yang terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit antara lain:

1. Kepercayaan

Suatu keyakinan pemberi kredit bahwa kredit yang diberikan (berupa

uang, barang atau jasa) akan benar-benar diterima kembali dimasa


10

tertentu dimasa yang akan datang. Kepercayaan ini diberikan pleh

koperasi, dimana sebelumnya sudah dilakukan penelitian penyelidikan

tentang nasabah baik secara intern maupun ekstern. Penelitian tentang

kondisi masa lalu dan sekarang terhadap nasabah pemohon kredit.

2. Kesepakatan

Disamping unsur percaya didalam kredit juga mengandung unsur

kesepakatan antara pemberi kredit dengan penerima kredit.

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya.

3. Jangka waktu

Merupakan masa pengambilan kredit yang telah disepakati bersama.

Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu,

jangka waktu ini mencakup masa pengambilan kredit yang telah

disepakati.

4. Resiko

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian akan menyebabkan

resiko tidak tertagihnya/macet pemberian kredit. Semakin panjang

suatu kredit semakin besar resikonya demikian pula sebaliknya.

5. Balas jasa

Merupakan keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut

yang kita kenal dengan nama bunga.


11

6. Prestasi

Atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi

juga dalam bentuk barang atau jasa, karena kehidupan modern

sekarang ini didasarkan pada uang, maka transaksi kredit yang

menyangkut uang yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

7. Pemberian kredit

Mekanisme pemberian kredit anggota dibawahi dengan mengajukan

permohonan pinjaman kepada bagian seksi simpan pinjam.

Menurut Ginting (2019) adapun hal yang harus diperhatikan

oleh petugas dan calon nasabah pinjaman kredit tersebut adalah

sebagai berikut:

a. Pemohon meminta blanko kepada seksi simpan pinjam dan mengisi

permohonan pinjaman.

b. Seksi simpan pinjam akan memperhitungkan pinjaman tersebut

dengan saldo pinjaman jika masih ada kewajiban.

c. Formulir tersebut akan diajukan kepada ketua koperasi untuk

persetujuan.

d. Formulir yang telah disetujui ketua koperasi diberikan kepada

bendahara koperasi untuk pencairan uangnya.

e. Tujuan pemberian kredit suatu fasilitas kredit mempunyai tujuan

tertentu. Tujuan pemberian kredit tersebut tidak akan terlepas dari

misi koperasi tersebut didirikan.


12

2.2.4 Tujuan Pemberian Kredit

Adapun tujuan utama pemberian kredit menurut Thamrin Abdullah

dan Francis Tantri (2013:166) dalam Hutauruk (2020) antara lain:

1. Mencari keuntungan

Bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut

hasilnya terutama dalam bentuk bunga yang diterima oleh koperasi

sebagai balas jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan

kepada nasabah. Kemudian hasil lainnya bahwa nasabah yang

memperoleh kredit bertambah maju dalam usahanya.

2. Membantu Usaha Nasabah

Tujuan lain dari pemberian kredit adalah untuk membantu usaha

nasabah yang memerlukan dana, baik dana investasi maupun dana

untuk modal kerja. Dengan dana tersebut, maka pihak debitur akan

dapat mengembangkan dan memperluaskan usahanya.

3. Membantu Pemerintah

Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak

perbankan maka semakin baik, mengingat semakin banyak kredit

berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor,

keuntungan bagi pemerintah dengan menyebarnya pemberian kredit

adalah:
13

a. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit

pembangunan usaha akan membutuhkam tenaga kerja baru

sehingga dapat menyedot tenaga kerja yang masih menganggur.

b. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, jelas sekali bahwa sebagian

besar kredit yang disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah

barang dan jasa yang beredar dimasyarakat.

c. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang

sebelumnya di impor dan apabila sudah dapat diproduksi didalam

negeri dengan fasilitas kredit yang ada jelas akan dapat menghemat

devisa negara.

d. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari kredit yang

dibiayai untuk keperluan ekspor, penerimaan pajak, dari

keuntungan yang diperoleh nasabah dan lembaga keuangan.

2.2.5 Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

Sebelum fasilitas kredit diberikan, maka bank harus yakin bahwa

kredit yang diberikan akan kembali. Jaminan kredit yang diberikan

nasabah kepada bank hanyalah merupakan tambahan, terutama untuk

melindungi kredit macet. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil

penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Menurut Kasmir

(2012:136) dalam Anggraini (2020) kriteria penilaian kredit yang harus

dilakukan oleh bank dengan analisis 5C dan 7P yaitu:

1. Watak (character) adalah sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak

dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus dapat


14

dipercaya. Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat

dilihat dari latar belakang pekerjaan maupun bersifat pribadi.

2. Kapasitas (capacity) adalah analisis untuk mengetahui kemampuan

nasabah dalam membayar kredit. Dari penilaian ini terlihat

kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini

dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya

selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat

“kemampuannya” dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.

3. Modal (capital) digunakan untuk melihat penggunaan modal, apakah

efektif atau tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan

laporan laba-rugi) yang disajikan dengan melakukan pengukuran

seperti dari segi likuiditas dan solfabilitasnya, rentabilitas dan ukuran

lainnya. Analisis capital juga harus menganalisis dari sumber mana

saja modal yang ada sekarang ini, termasuk presentasi modal yang

digunakan untuk membiayai proyek yang akan dijalankan, berapa

modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

4. Kondisi (condition) untuk menilai kredit hendaknya juga dinilai

kondisi ekonomi, sosial dan politik yang ada sekarang dan predikasi

untuk di masa yang akan datang. Penilaian kondisi atau prospek

bidang usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar memiliki prospek

yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif

kecil.
15

5. Jaminan (collateral) merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah

baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya

melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti

keabsahan dan kesempurnaannya, sehingga jika terjadi suatu masalah,

maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan secepat

mungkin.

Penilaian suatu kredit dapat pula dilakukan dengan analisis 7P

kredit dengan unsur penilaian sebagai berikut:

1. Kepribadian (personality) yaitu menilai nasabah dari segi

kepribadiannya dan tingkah lakunya sehari-hari maupun

kepribadiannya masa lalu. Penilaian personality juga mencakup sikap,

emosi, tingkah laku dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu

masalah dan menyelesaikannya.

2. Kelompok (party) yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam

klasifikasi tertentu atau golongan-golongan tertentu, berdasarkan

modal, loyalitas serta karakternya. Nasabah yang digolongkan ke

dalam golongan tertentu akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari

bank.

3. Maksud atau tujuan (purpose) yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah

dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan

nasabah. Tujuan pengembalian kredit dapat bermacam-macam sesuai

kebutuhan.
16

4. Kemungkinan atau harapan (prospect) yaitu untuk menilai usaha

nasabah dimasa yang akan datang menguntungkan atau tidak atau

dengan kata lain mempunyai prospek atau sebaliknya. Hal ini penting

mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa prospek,

bahkan hanya bank yang rugi, akan tetapi juga nasabah.

5. Pembayaran (payment) merupakan ukuran bagaimana nasabah

mengembalikan kredit yang telah diambil atau dari sumber mana saja

dana untuk pengembalian kredit. Semakin banyak sumber penghasilan

debitur, maka akan semakin baik. Sehingga jika salah satu usahanya

merugi akan dapat ditutupi oleh usaha lainnya.

6. Profitabilitas (profitability) untuk menganalisi bagaimana kemampuan

nasabah dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke

periode, apakah akan tetap sama atau semakin meningkat, dengan

tambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Perlindungan (potection) tujuannya adalah bagaimana menjaga agar

kredit yang diberikan mendapatkan jaminan perlindungan, sehingga

kredit yang diberikan benar-benar aman. Perlindungan yang diberikan

oleh debitur dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan

asuransi.

2.2.6 Sistem Pemberian Kredit

Menurut Wulandari (2019) penerapan Prosedur Pemberian Kredit

di Koperasi Simpan Pinjam yaitu:


17

1. Bagian Kredit

a. Menerima formulir permintaan kredit (FPK) dan meneliti

kelengkapan berkas administrasinya.

b. Diregister di buku pengajuan kredit.

c. Diberikan ke petugas analisis untuk dianalisis sesuai wilayah

masing- masing, jika ditolak, maka proses selesai.

d. Jika diterima, maka dimintakan persetujuan bagian, Marketing.

e. Formulir permintaan kredit dikirim ke bagian administrasi kredit.

2. Staf Administrasi Kredit

a. Menerima formulir permintaan kredit dan melakukan pengetikan,

kemudian menyimpan formulir permintaan kredit sesuai abjad.

b. Dimintakan verifikasi dan paraf kepada administrasi kredit atau

petugas yang ditunjuk.

c. Dimintakan tanda tangan kepada Direksi dan paraf kepada Kabag

Marketing.

d. Nasabah menunjukkan KTP asli, menyerahkan barang jaminan dan

diterima oleh bagian administrasi kredit.

e. Nasabah menandatangani perjanjian kredit dan berkas lain yang

diperlukan.

f. Bagian administrasi kredit meneliti kebenaran atas jaminan dan

kartu identitas tersebut.

g. Bagian administrasi kredit membukukan ke buku mutasi kredit.

h. Bagian administrasi memberikan kepada kasir kartu identitas, kartu


18

angsuran (2 lembar) dan tanda terima barang jaminan.

3. Kasir

a. Bagian kasir membuat kuitansi (rangkap 3) berdasarkan kartu

identitas, kartu angsuran dan tanda terima barang jaminan, serta

setelah mengecek KTP asli nasabah.

b. Bagian kasir membuat bukti pengeluaran kas (rangkap 2).

c. Bagian kasir mengirimkan kwitansi lembar III ke bagian

administrasi kredit yang kemudian disimpan menurut nomor.

d. Bagian kasir memberikan kwitansi lembar II, bukti pengeluaran kas

lembar I, dan kartu angsuran I kepada nasabah.

e. Nasabah menandatangani kwitansi pinjaman, menerima uang, bukti

pengeluaran kas lembar I, dan kartu angsuran lembar I.

f. Bagian kasir mengirimkan kwitansi lembar I, bukti pengeluaran

kas lembar II, kartu angsuran lembar II, kartu identitas, dan tanda

terima barang jaminan ke bagian pembukuan.

4. Bagian Pembukuan

a. Berdasarkan kwitansi lembar I, bukti pengeluaran kas lembar II,

kartu angsuran lembar II, kartu identitas, dan tanda terima barang

jaminan, bagian pembukuan mencatatnya ke jurnal.

b. Setelah itu diposting ke buku besar dan ke buku bantu harian

kredit.

c. Kemudian bagian pembukuan membuat neraca.


1

2.3 Kredit Macet

2.3.1 Pengertian Kredit Macet

Menurut Ismail (2010:125) dalam Verawati (2016) kredit macet

merupakan melampui 270 hari atau lebih. Bank akan mengalami

kerugian atas kredit macet tersebut.

Menurut Prastiwi (2020) kredit macet adalah suat melunasi

sebagian atau seluruh kewajibannya kepada pihak bank seperti pada

perjanjian yang telah dibuat sebelumnya.

2.3.2 Pencegahan Kredit Macet

Menurut Azisri (2017) untuk melakukan pencegahan kredit yang

dikategorikan macet, dapat ditempuh dengan beberapa cara sebagai

berikut:

1. Rescheduling (Penjadwalan Ulang)

Perubahan syarat kredit hanya menyangkut jadwal pembayaran atau

jangka waktu termasuk masa tenggang dan perubahan angsuran kredit.

Tentu tidak kepada semua debitur dapat diberikan kebijakan ini oleh

koperasi, melainkan hanya kepada debitur yang menunjukan itikad

dan karakter yang jujur dan memiliki kemauan untuk membayar.

2. Reconditioning (Persyaratan Ulang)

Perubahan sebagian atau seluruh syarat-syarat kredit yang tidak

terbatas pada perubahan jadwal pembayaran, jangka waktu, tingkat

suku bunga, penundaan pembayaran sebagian atau seluruh bunga dan


2

persyaratan lainnya. Perubahan syarat kredit tersebut tidak termasuk

penambahan dana.

3. Restructuring (Penataan Ulang)

Perubahan syarat kredit yang menyangkut penambahan dana koperasi

atau konversi seluruh atau sebagian tunggakan bunga menjadi pokok

kredit baru, dan konversi seluruh atau sebagian dari kredit menjadi

penyertaan koperasi atau mengambil partner yang lain untuk

menambah penyertaan.

4. Liquidation (Likuidasi)

2.3.3 Prosedur Penanganan Kredit Macet

Menurut Febriana (2018) langkah-langkah Penanganan Kredit

Macet pada Koperasi Simpan Pinjam adalah sebagai berikut :

1. Dengan penanganan langsung yaitu :

a. Untuk anggota yang mengalami keterlambatan sebanyak tiga bulan

diberikan surat peringatan yang berisikan rincian jumlah yang harus

dibayar berserta denda.

b. Pengurus Koperasi Simpan Pinjam mendatangi anggota secara

langsung untuk menagih pembayaran dari anggota.

2. Jika setelah melalui langkah diatas tetapi anggota belum juga

membayar atau membayar sebagian yang dilakukan yaitu:


3

a. Restructuring

Hal ini dilakukan untuk anggota yang masih mempunyai itikad

baik yang ingin menyelesaikan kewajibannya terhadap Koperasi

Simpan Pinjam.

b. Memberikan Batas Waktu Mengangsur

Sebelum melakukan penarikan pinjaman pihak Koperasi Simpan

Pinjam memberikan kesempatan kepada anggota untuk melunasi

kewajibannya dalam jangka waktu satu bulan.

c. Apabila memang tidak menemukan kata sepakat antara pihak

koperasi dan anggota simpanan berupa (simpanan wajib, simpanan

pokok, dan simpanan sukarela) akan ditarik untuk melunasi

pinjamnnya.

d. Menarik jaminan pinjaman

Apabila dalam batas waktu yang diberikan pihak koperasi

peminjam belum juga membayar maka pihak koperasi akan

memberikan surat bermaterai yang harus ditanda tangani berisi

penarikan surat jaminan untuk menjamin pinjaman dari koperasi

e. Menjual barang pinjaman

Apabila simpanan berupa (simpanan wajib, simpanan sukarela, dan

simpanan pokok) tidak cukup untuk melunasi pinjaman maka hasil

penjualan tersebut akan digunakan untuk melunasi kewajiban

anggota.
4

2.4 Rerangka Berpikir

Gambar 2.1
Rerangka Berpikir

Koperasi Kredit Bahtera


Ende

Sistem Pengendalian
Internal

Pemberian Kredit Penanganan Kredit Macet

Analisis

Simpulan

Sumber: Data Olahan Peneliti, 2022


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Metode penelitian

deskriptif objek penelitian akan dianalisis, dijelaskan dan digambarkan sesuai

dengan teori yang telah terkumpul yang nantinya teori tersebut akan

menghasilkan sebuah kesimpulan. Metode penelitian ini menguraikan

keadaan yang sebenarnya dari suatu objek penelitian. Kemudian

dibandingkan dengan teori yang telah ada. Menurut Sugiyono (2013: 206),

metode deskriptif merupakan metode penelitian dengan menganalisis data

dan mendeskripsikan data yang telah terkumpul sesuai dengan fakta yang

telah ada.

Penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui sistem pengendalian

internal dalam pemberian kredit dan penanganan kredit macet pada Kopdit

Bahtera Ende yang akan dianalisa, dijelaskan, dan digambarkan dari suatu

obyek dengan teori yang ada.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana suatu penelitian tersebut

dilakukan. Penelitian ini dilakukan di Koperasi Kredit Bahtera Ende, yang

beralamatkan di Jalan. Prof. W. Z. Yohanes, Kelurahan Paupire - Kabupaten

Ende.

1
2

3.3 Jenis Dan Sumber Data

3.3.1 Jenis Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah jenis data yang dapat diukur atau

dihitung secara langsung sebagai variabel angka atau bilangan. Data

kuantitatif dalam penelitian ini berupa Laporan Data Kredit Macet

Kopdit Bahtera Ende periode Tahun 2018-2020.

2. Data Kualitatif

Data kualitatif menurut Sugiyono (2013) data yang terkumpul

dan analisisnya bersifat kualitatif. Data Kualitatif yang digunakan

berupa data gambaran umum tentang Kopdit Bahtera Ende, berupa

sejarah berdirinya Kopdit Bahtera Ende, struktur organisasi, dan

informasi pendukung lainnya.

3.3.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer

Data primer merupakan jenis data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013: 193). Data primer pada

penelitian ini berisikan tentang produk, profil, prosedur pemberian

kredit serta penanganan kredit macet pada Koperasi Kredit Bahtera

Ende secara langsung atau sumber yang akurat.


3

2. Data sekunder

Data sekunder merupakan data lain yang diperoleh secara tidak

langsung yaitu dari buku, internet atau sumber - sumber lain yang

berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti (Sugiyono, 2013).

Dalam penelitian ini adalah teori mengenai sistem pengendalian dalam

pemberian kredit dan penanganan kredit macet.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara

observasi, wawancara, dokumentasi dan daftar pustaka sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi merupakan kegiatan mengamati, melihat, dan

mencermati suatu kegiatan atau apa yang sedang terjadi. Menurut

(Suharsaputra 2012: 209) dalam Putri (2020) observasi adalah suatu

kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk memberikan suatu

kesimpulan atau diagnosis. Sehingga penelitian ini melakukan observasi

terhadap sistem pengendalian internal dalam pemberian kredit dan

penanganan kredit macet pada koperasi bahtera ende dalam bentuk

Wawancara (Interview).

2. Wawancara

Wawancara dilakukan oleh peneliti untuk memperoleh data atau

informasi secara langsung berhadapan atau berkomunikasi dengan Pak

Yan selaku staf bagian perkreditan berkaitan masalah yang diteliti.

Wawancara yang digunakan adalah wawancara semi terstruktur, terdapat


4

pokok-pokok masalah dimana pernyataan ditentukan terlebih dahulu

sebelum melakukan wawancara, namun ada bebrapa pertanyaan umum

untuk mengejar cakupan topik yang luas.

3. Dokumentasi

Selain dari wawancara sumber data dapat di peroleh dari dokumen.

Menurut (Suharsaputra 2012: 215) dalam Putri (2020), dokumen

merupakan rekaman kejadian masa lalu baik yang tertulis maupun yang

tercetak. Dokumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumen

yang dimiliki oleh Koperasi Kredit Bahtera Ende seperti:

a. Sejarah berdirinya Koperasi Kredit Bahtera Ende.

b. Struktur organisasi Koperasi Kredit Bahtera Ende.

c. Prosedur pemberian kredit pada koperasi Kredit Bahtera Ende.

d. Sistem pengendalian internal di Koperasi Kredit Bahtera Ende.

e. Penanganan Kredit Macet pada Koperasi Kredit Bahtera Ende.

f. Formulir-formulir yang digunakan dalam pemberian kredit di

Koperasi Kredit Bahtera Ende.

4. Studi Pustaka

Peneliti mengumpulkan data dengan cara mempelajari teori-teori

yang ada pada literatur yang berkaitan dengan masalah yang ditemukan

dalam penelitian ini.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan dalam penelitian ini selanjutnya

digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat analisis deskriptif kualitatif


5

yaitu analisis data yang dilakukan dengan membandingkan aantara teori-

teori yang telah ada dengan data-data yang didapat dari studi kasus.

Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Mengumpulkan data, yaitu data yang dikumpulkan berasal dari hasil

wawancara dokumentasi pada Kopdit Bahtera Ende.

2. Mengklarifikasikan materi data, langkah ini digunakan untuk memilih

data yang dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

Mengklarifikasikan materi data dilakukan dengan mengelompokkan

data yang diperoleh dari hasil wawancara dan studi dokumentasi Kopdit

Bahtera Ende.

3. Pengeditan, yaitu melakukan penelaan terhadap data yang terkumpul

melalui teknik-teknik yang digunakan kemudian dilakukan penelitian

dan pemeriksaan kebenaran serta perbaikan apabila ada kesalahan

sehingga mempermudah proses penelitian selanjutnya.

4. Menyajikan data yaitu memberikan penjelasan dan uraian secara logis

dan memberikan argumentasi serta dapat menarik kesimpulan.

5. Melakukan analisis sistem pengendalian internal dalam pemberian

kredit dan penanganan kredit macet pada Kopdit Bahtera Ende.

6. Membuat kesimpulan dari analisis sistem pengendalian internal dalam

pemberian kredit dan penanganan kredit macet pada Kopdit Bahtera

Ende.
6

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Hasil Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat Koperasi Kredit Bahtera Ende

Koperasi Kredit Bahtera, lahir dari kesadaran pengurus Yayasan

Persekolahan Umat Katolik Ende Lio (YASUKEL). Yasukel berinisiatif,

sangat memperhatikan nasib guru-guru yayasan yang memiliki gaji rata-

rata yang minim dibandingkan dengan kebutuhan hidup, seperti: biaya

pendidikan anak, biaya kesehatan, biaya perumahan dan biaya lainnya.

Kondisi itulah yang menjadi peluang untuk para rentenir yang senantiasa

menawarkan diri sebagai sang penyelamatan.

Tahun 1982, melalui rapat yang diselenggarakan oleh pengurus

yayasan memperoleh ide untuk menggalang solidaritas antar sesama guru

yayasan melalui sebuah wadah yang dinamakan Kelompok Studi

Tabungan (KST). Seiring dengan berjalannya waktu, benih KST terus

bertumbuh dan berkembang semakin membesar sehingga berubah

tingkatnya menjadi Credit Union atau Koperasi Kredit (Kopdit) pada

tanggal 24 Februari 1983 dengan nama Koperasi Kredit Bahtera Yasukel.

Dalam perjalanan selanjutnya, ternyata terdapat perbedaan pendapat di

antara para pengurus kopdit yang tidak dapat dipersatukan mengenai

kemandirian Yayasan dan kopdit. Pada tahun 1983- 1984, Kopdit ini

terpecah menjadi dua dimana satu kubu tetap mempertahankan nama

Kopdit Bahtera Yasukel dan kubu lain memilih nama Kopdit Bahtera.

40
7

Sejak melakukan proses di Pengadilan Negeri Ende sampai dengan

pengadilan tinggi, pihak tergugat tetap menyatakan naik banding,

sehingga prosesnya dilanjutkan di tingkat Mahkamah Agung (MA) dan

pada akhir juni 2001 keluar putusan MA yang menguatkan putusan

sebelumnya sehingga dalam tahun yang sama ada tindakan eksekusi

untuk kemenangan Kopdit Bahtera. Kopdit Bahatera juga memperoleh

badan hukum Nomor 490a/BH/XIV pada tanggal 31 Desember 1988 dari

pemerintah Cq Kanwil Departemen Koperasi Propinsi Nusa Tenggara

Timur dan mengalami perubahan dengan Nomor : 291/PAD/KWK

24/X/1996 pada tanggal 9 Oktober 1996. Pernah mendapat penghargaan

dari pemerintah sebagai Koperasi Terbaik Perkotaan Tahun 1996, 1998,

1999 dan mendapat penghargaan koperasi terbaik untuk Unit Simpan.

Pinjam Tahun 2001, 2002, 2004, 2005 serta memperoleh penghargaan

sebagai koperasi mandiri dari Menteri Koperasi Usaha Kecil dan

Menengah Republik Indonesia.

4.1.2 Visi, Misi Dan Strategi

1. Visi

“ Menjadi Koperasi Primer Berbasis Masyarakat Yang Unggul Dan

Terpercaya”

2. Misi

a. Mewujudnyatakan Trilogi Kopdit: Pendidikan, Swadaya,

Solidaritas, Secara Konsisten.


8

b. Mengembangkan Pelayanan Keuangan Yang Aman, Sehat Dan

Profesional.

c. Merintis Dan Mengembangkan Ekonomi Anggota Melalui Usaha

Produktif.

3. Strategi

1. Meningkatkan kapasitas staf, pengurus, pengawas melalui

kegiatan pelatihan berbasis kompetensi

2. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan anggota melalui

pendidikan dan pelatihan

3. Memperbaiki sistem tata kelola internal kopdit

4. Menata administrasi kopdit berbasis IT (MIS)

5. Melakukan akreditasi /audit mengunakan Acces Branding

6. Mengembangkan produk dan kualitas pelayanan kepada anggota

7. Meningkatkan jumlah dan mutu anggota

8. Meningkatkan pertumbuhan keuangan yang sehat dan aman.


9

4.1.3 Kepengurusan Koperasi Kredit (Kopdit) Bahtera

Struktur Pengurus Koperasi Kredit Bahtera dapat dilihat pada

tabel 4.1 sebagai berikut:

Tabel 4.1
Struktur Pengurus Koperasi Kredit Bahtera
No Nama Jabatan
1. Wilfridus A. L Ketua Pengurus
2. Kanisius R Wakil Ketua
3. Abdon Mae Sekretaris
4. Vilomena Pety Bendahara I
5. Ambrosius Sewe Bendahara II
6. Donatus Tato Ketua Pengawas
7. Robertus Roi Sekretaris
8. Josep L. Reku Anggota
9. Teodorus V. Y.J Manajer
10. Yosep Meda Korwil (Welamosa)
11. Aleksius Wangge Korwil (Kota Baru)
12. Kristina Ika Keuangan
13. Kristina Ipa Keuangan
14. Emerensiana M. Perkreditan
15 Getrudis Sare Perkreditan
16. Victoria Welu Koord. TP (Detusoko)
17. Karolinus Kawe Koord. TP (Wolowaru)
18. Epifanus Kasi Petugas Lapangan
19. Kristoforus Sale Petugas Lapangan
20. Moses Mamo Adum
21. Yohanes Kebu Adum
Sumber : Koperasi Kredit Bahtera Ende
10

4.1.4 Sruktur Organisasi

Bagan sruktur organisasi Koperasi Kredit Bahtera Ende:

Gambar 4.1
Struktur Keorganisasian Koperasi
(Koperasi Kredit Bahtera)

Penasihat RAT

PENGURUS

Ketua PENGAWAS
Wkl Ketua Ketua
Sekretaris Sekretaris
Bendahara Anggota
Anggota
Pembuat Kebijakan

Operasional
MANAJER

Korwil

Keuangan / Diklat/
Perkreditan Koord. TP
Akunting Adum

Sumber: Koperasi Kredit Bahtera Ende, 2022

4.1.4 Uraian Tugas Berdasarkan Struktur Organisasi Pada Koperasi


Bahtera Ende
1. Pengurus
a. Ketua
Ketua Koperasi Kredit Bahtera dalam organisasi melaksanakan fungsi

sebagai penangung jawab umum. Tugas yang dijalankan oleh ketua

Koperasi Kredit Bahtera adalah sebagai berikut:


11

a) Memimpin organisasi Kopdit Bahtera

b) Melakukan segala perbuatan hukum dan atas nama Kopdit

Bahtera

c) Mewakili Kopdit Bahtera dihadapan maupun diluar pengadilan

d) Memimpin rapat anggota maupun rapat pengurus

e) Menandatangani surat berharga dan surat lainnya yang berkaitan

dengan organisasi Kopdit Bahtera

f) Melaksanakan keputusan rapat anggota, rapat pengurus serta

rapat gabungan kepengurusan

g) Bertanggung jawab atas kelangsungan hidup kopdit bahtera

h) Bersama manajer menyusun rancangan program kerja

i) Bertindak untuk dan atas nama anggota dapat mengambil

keputusan yang bersifat mendesak demi kelancaran dan

keselamatan Kopdit Bahtera

j) Membuat rancangan pola kebijakan umum

k) Memberikan laporan tertulis kepada anggota secara berkala

b. Wakil Ketua

Wakil ketua berfungsi sebagai penanggung jawab bidang pendidikan

dan pengembangan sumber daya fungsionaris dan anggota. Adapun

tugas wakil ketua Koperasi Kredit Bahtera meliputi:

a) Mewakili tugas ketua baik intern maupun ekstern bila ketua

berhalangan
12

b) Mengkordinasi kegiatan dibidang pendidikan bagi pengurus,

eksekutif dan anggota

c) Melaksanakan keputusan rapat anggota, rapat pengurus dan

rapat gabungan kepengurusan

c. Sekretaris

Sekretaris berfungsi sebagai penanggung jawab administrasi dan

dokumentasi organisasi. Adapun tugas sekretaris Koperasi Kredit

Bahtera meliputi:

a) Mempersiapkan rapat anggota, rapat pengurus dan rapat

gabungan kepengurusan

b) Menyusun dan memelihara berita acara dan notulen rapat

c) Mengkoordinasikan pengelolaan, pengembangan dan

pembinaan organisasi

d) Melaksanakan keputusan rapat anggota, rapat pengurus dan

rapat gabungan kepengurusan

e) Membuat surat-surat baik internal maupun internal

f) Menyiapkan konsep surat keputusan dan kontrak kerja bagi

eksekutif

g) Menyusun konsep laporan pertanggungjawaban pengurus

kepala anggota dalam RAT

d. Bendahara I
13

Berfungsi sebagai penanggung jawab usaha keuangan Kopdit Bahtera

dengan tugas-tugas yang diemban dan dijalankan sebagai berikut:

a) Mengembangkan pelayanan usaha organisasi dan permodalan

b) Memelihara harta kekayaan Kopdit Bahtera termaksud surat

berharga

c) Mempertanggungjawabkan laporan keuangan

d) Mengkoordinasikan penyusunan rancangan rencana anggaran

pendapatan dan belanja Kopdit Bahtera

e) Mengkoordinasikan penyusunan rancangan pola kebijakan

simpan dan pinjam Kopdit Bahtera

f) Menganalisis sumber dan penggunaan dana

g) Mengkroscek uang tunai (kas, bank, surat berharga lainnya)

secara rutin

h) Menyusun rancangan dan menganalisis sistem penggajian

eksekutif

i) Melaksanakan keputusan rapat anggota, rapat pengurus dan

rapat gabungan kepengurusan.

e. Bendahara II

Berfungsi sebagai penanggung jawab perkreditan dan membantu tugas

bendahara I, dengan spesifikasi tugas sebagai berikut:

a) Mengkoordinasi penyusunan rancangan pola kebijakan pinjaman

b) Menganalisis dan memutuskan pinjaman

c) Sama dengan tugas wakil ketua kecuali point I.


14

2. Pengawas

a. Ketua

Berfungsi mengawasi jalannya organisasi, usaha dan kekayaan Kopdit

Bahtera dengan spesifikasi tugas sebagai berikut:

a) Memimpin rapat pengawas serta pelaksanaan tugas pengawasan

dan pemeriksaan

b) Menganalisis rencana kegiatan dan rencana usaha yang telah

ditetapkan

c) Menganalisis pelaksanaan poljak-poljak

d) Memeriksa keadaan kas dan dokumen berharga

e) Memeriksa pembukuan Kopdit

f) Menyampaikan secara lisan maupun tertulis tentang hasil

pengawasan kepada pengurus dalan rapat gabungan

g) Mempertanggungjawabkan laporan hasil pengawasan RA

b. Sekretaris

Tugas yang dijalankan oleh sekretaris pengawas sebagai berikut:

a) Membuat dan menyimpan berita acara hasil pemeriksaan dan

pengawas

b) Mengevaluasi rencana kegiatan dan usaha yang telah

ditetapkan

c) Memeriksa pembukuan Kopdit Bahtera

d) Membuat surat undangan untuk rapat pengawas

c. Anggota
15

Tugas anggota Koperasi Kredit Bahtera adalah sebagai berikut:

a) Mengevaluasi rencana kegiatan dan usaha yang telah

ditetapkan

b) Memeriksa Pembukuan Kopdit Bahtera

c) Memeriksa daftar inventaris Kopdit Bahtera

d) Memeriksa notulen rapat, buku-buku dan dokumen organisasi

3. Manajer

Berfungsi sebagai penanggung jawab kegiatan operasional Kopdit

Bahtera. Adapun wewenang yang dimiliki oleh manajer Koperasi Kredit

Bahtera sebagai berikut:

a) Memimpin dan menyelenggarakan kegiatan operasional Koperasi

Kredit Bahtera Ende guna tercapai keharmonisan dalam upaya

pelayanan yang cepat, tepat mudah untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan

b) Mengangkat kepala bidang dan memposisikan karyawan pada bidang

tugas yang sesuai dengan kecakapan dan keahliannya

c) Merumuskan dan menetapkan uraian tugas dan tata kerja kepala

bidang dan masing-masing karyawan

d) Mengkoordinasikan seluruh kegiatan operasional Koperasi Kredit

Bahtera Ende

e) Mengevaluasi kinerja karyawan setiap minggu, bulan, triwulan,

semester dan tahunan

f) Melakukan reposisi atau mutasi bidang kerja karyawan


16

g) Mengusulkan perekrutan dan mengangkat karyawan kontrak dan

karyawan tetap

h) Mengusulkan kesejahteraan karyawan

Sedangkan sebagai tugas manajer Koperasi Kredit Bahtera Ende

adalah sebagai berikut:

a) Memimpin, melaksanakan dan mengawasi kegiatan operasional

b) Memelihara seluruh harta kekayaan Koperasi Kredit Bahtera Ende

c) Mengkoordinir fungsi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian

kebijakan operasional serta program kerja dan pencapaian usaha

keuangan

d) Mengatur sirkulasi keuangan untuk meningkatkan mutu pelayanan

kepada anggota sekaligus mengusahakan agar setiap rupiah yang

dikorbankan memperoleh keuntungan maksimum

e) Mengembangkan kemampuan sumber daya staf dan sumber daya

anggota

f) Melaksanakan kebijakan pengurus Koperasi Kredit Bahtera Ende

g) Meningkatkan mutu pelayanan usaha keuangan serta kualitas dan

jumlah anggota

h) Menyusun rencana kerja dan RAPBKOP untuk disampaikan kepada

pengurus

i) Membuat laporan tertulis tentang seluruh kegiatan yang

berhubungan dengan pengelolaan koperasi kredit untuk disampaikan


17

kepada pengurus setiap akhir bulan, serta setiap triwulan dan

tahunan kepada pengurus, pengawas dan penasihat.

4. Kordinator Wilayah (Korwil)

Tugas yang dijalankan oleh kabit kordinator wilayah dirincikan sebagai

berikut:

a. Menginformasikan kepada masyarakat tentang koperasi sebagai

media alternatif bagi masyarakat dalam menata kehidupan dan

keuangan mereka

b. Menginformasikan kepada koperasi tempat-tempat yang dapat

dikunjungi untuk dilakukan sosialisasi.

5. Bidang Keuangan

a. Kasir

Tugas-tugas:

a) Menarik uang di bank atau puskopdit dan menyetor dengan

persetujuan kepala bidang keuangan dan manajer

b) Menyerahkan dan menerima sejumlah uang kepada/dari teller

serta berita acara penyerahan dan penerimaan

c) Mengeluarkan uang sesuai batas kewenangan dan membuat bukti

pengeluaran

d) Membuat memo klaim dan dansos ke accounting dan perincian

pembayaran ke teller

e) Mencocokan uang cash dalam brankas dengan buku kas harian

pada waktu tutup buku harian


18

f) Membuat laporan kas harian berdasarkan bukti penerimaan dan

pengeluaran serta mencocokannya dengan buku besar kas

g) Mengamankan uang dan kunci brankas sesuai ketentuan

b. Accounting

Tugas-tugas:

a) Melakukan pencatatan transaksi kas dan non kas keprogram

sikopdit cs

b) Mencetak buku simpanan dan pinjaman anggota serta sertifikat non

saham

c) Mencocokan buku besar kas dengan buku besar harian

d) Mencocokan saldo simpan pinjam anggota (neraca) dengan laporan

simpan pinjam anggota pada program sikopdit cs

e) Melakukan perhitungan bulan saham, tunggakan simpanan wajib

dan pinjaman

f) Melakukan perhitungan bunga sisuka yang jatuh tempo bulanan

dan perhitungan bunga simpanan non saham pada akhir bulan

g) Melakukan proses tutup buku setelah memastikan bahwa semua

data telah dilakukan secara benar dan termaksud back dana

h) Melakukan jurnal penyesuaian berdasarkan memo yang dibuat oleh

kasir

i) Menverifikasi daftar potongan gaji dari instansi terkait dan setoran

dari para motivator.


19

c. Teller

Tugas-tugas:

a) Menerima dan menyerahkan sejumlah uang kontan dari dan ke

kasir disertai penandatangan berita acara

b) Menerima setoran dari anggota dan melakukan pencatatan

transaksi kas ke program sikopdit cs

c) Melayani penarikan simpanan non saham, pembayaran

pinjaman, dividen, klaim diperma, SKP dan Dansos

d) Memastikan bahwa pengisian data keuangan dari sum-suk

cocok dengan program sikopdit cs

e) Melakukan validasi bukti sum-suk

f) Mencetak semua buku simpanan

g) Mengamankan semua data-data keuangan yang ada dalam

komputer termasuk program sikopdit

h) Membuat laporan kas harian sesuai transaksi sum-suk yang

dilayaninya ke kasir

6. Bidang Perkreditan

Tugas yang dilaksanakan oleh kabit kredit sebagai berikut:

a. Menyiapkan data simpanan dan pinjaman anggota keadaan terakhir

b. Melakukan pemetaan anggota: potensial, semi potensial dan tidak

potensial perwilayah

c. Melakukan koordinasi pelaksanaan tata aturan perkreditan

d. Melakukan kontrak kinerja dengan stafnya


20

e. Melakukan koordinasi proses pelayanan kredit

f. Melakukan penilaian agunan (mudah diproses dan diuangkan)

g. Mengamankan barang-barang jaminan milik anggota

h. Memantau dan mengecek anggota lalai yang terdaftar dalam JIK

i. Merekomendasikan pencairan pinjaman kepada manajer

j. Melaporkan pemberian kredit setiap hari, minggu, bulan dan akhir

tahun kepada manajer

7. Bidang Koord. TP

Tugas yang dijalankan oleh bidang kordinator TP sebagai berikut:

a. Memeriksa, menyusun serta membuat laporan keuangan semua

transaksi keuangan secara akurat baik secara harian, minguan

maupun bulanan

b. Membuat dan bertanggungjawab atas laporan keuangan bulanan

dan statistik bulanan (LKSB), serta menjaga analisa rasio

keuangan (PEARLS) dan melaporkannya kepada kantor pusat

paling lambat tanggal 5 setiap bulan

c. Bersama bagian kasir melakukan perhitungan kas fisik minimal

1 kali dalam seminggu dan dibuat berita acara yang diketahui

oleh penanggungjawab tempat pelayanan

d. Memberikan persetujuan atas proses pencairan pinjaman di

tingkat cabang dalam jumlah yang menjadi wewenangnya

setelah dibicarakan bersama bagian kredit


21

e. Melakukan pemantauan terhadap pinjaman lalai dari anggota

dan bekerja sama dengan bagian kredit, dalam hal ini kasir

dalam mencari solusi guna menekan angka pinjaman lalai

f. Bersama bagian kredit melaksanakan penyitaan angunan kredit

lalai dan mengeksekusinya

g. Memastikan hasil dari eksekusi kredit lalai di tingkat tempat

pelayanan dapat menekan tingginya angka kredit lalai (analisa

rasio keuangan PEARLS)

h. Memberikan persetujuan sehubungan dengan permohonan cuti,

izin dan absensi staf dimasing-masing tempat pelayanan

i. Melakukan penilaian kinerja staf di tingkat tempat pelayanan

yang bertujuan untuk pengembangan staf dan sebagai

rekomendasi kepada manager untuk proses penyesuaian gaji

j. Membangun dan mengembangkan sistem/mekanisme kerja yang

efektif dan efisien di unit pelayanan

k. Memotivasi staf agar bekerja penuh semangat,

bertanggungjawab, berdedikasi, jujur, loyal, penuh keberanian,

kreatif dan berinisiatif untuk kemajuan tempat pelayanan

l. Menyusun dan melaksanakan perencanaan kegiatan Kopdit

(RKAPB) dimasing-masing tempat pelayanan setiap tahun agar

berjalan dengan baik dan berkelanjutan

m. Menjalankan intruksi dari atasan


22

Adapun wewenang dan tanggung jawab:

a. LKSB sudah selesai paling lama 5 hari setelah tutup buku

b. Mengusahakan agar modal lembaga minimal 10% dari pasiva

c. Menjaga agar pinjaman lalai berada dibawah 5% dari pinjaman

beredar

d. Membuka akses yang seluas-luasnya untuk audit/pengawasan

e. Memberikan laporan yang diperlukan oleh manager

f. Menjaga dan memelihara semua kekayaan lembaga.

8. Petugas Lapangan

Mempunyai fungsi memberi motivasi atau informasi tentang Kopdit

Bahtera kepada masyarakat. Adapun spesifikasi tugas yang

dijalankan adalah sebagai berikut:

a. Merekrut anggota baru baik perorangan maupun kelompok

b. Menjemput/menagih pada anggota setoran sendiri

c. Menangani kredit macet

9. Bagian Adum

Tugas yang dijalankan oleh bagian administrasi umum dirincikan

sebagai berikut:

a. Bertanggung jawab penuh terhadap bidang tugas administrasi

dan umum, personalia, pendidikan dan pelatihan

b. Mengagendakan surat masuk dan surat keluar serta

mengarsipkannya
23

c. Menyimpan daftar hadir segala jenis kegiatan Koperasi Kredit

Bahtera

d. Membuat konsep surat keluar, baik untuk pihak internal maupun

eksternal serta mengkoordinir sistem dan mekanisme

pendistribusiannya

4.2 Pembahasan Hasil penelitian

4.2.1 Prosedur Pemberian Kredit Pada Kopdit Bahtera Ende

Salah satu usaha pada Koperasi Bahtera Ende adalah pemberian

kredit pada anggotanya. Dalam hal prosedur pemberian kredit ini, pihak-

pihak yang terlibat adalah: Peminjam, bidang administrasi keuangan dan

umum, analisis kredit dan kasir. Pertama yaitu peminjam (berstatus

anggota koperasi)/ calon debitur datang kekantor mengisi berkas-berkas

permohonan pinjaman (Formulir permohonan kredit, Foto copy KTP,

foto copy Kartu Keluarga) serta Keberadaan angunan terdiri dari,

sertifikat tanah, surat-surat berharga lainnya bisa berupa Giro,

Deposito/bukti kepemilikan simpanan dibank, BPKB sepeda

motor/mobil pada bagian administrasi. Setelah itu bagian administrasi

menganalisa identitas pemohon, melakukan wawancara dan meregister

permohonan apakah disetujui atau ditolak untuk diberikan. Sebelum

memutuskan untuk menyetujui atau menolak permohonan kredit,

pimpinan terlebih dahulu memeriksa hasil bagian analisis kredit dan

meneliti kelengkapan persyaratan kredit sesuai check lirt. Jika disetujui,

pimpinan akan menyerahkan dokumen disertai disposisi pencairan kredit


24

atau surat keputusan pemberian kredit pada bagian administrasi. Bila

rekomondasi pemberian kredit ditolak, maka Manajer akan menyerahkan

semua berkas kepada bagian analisis kredit kepada untuk dikembalikan

kepada pemohon. Jika nasabah diterima akan dibuatkan surat perjanjian

kredit tersebut harus ditandatangani oleh manajer. Bagian administrasi

membuat kartu monitoring kredit yang meliputi kartu angsuran, buku

simpanan dan bukti penerimaan jaminan dan mencatat dalam registrasi

pinjaman. Kartu angsuran, buku simpanan dan bukti penerimaan

jaminan kemudian diserahkan pada bagian kasir. Selanjutnya bagian

kasir akan menerima nota pinjaman dan buku angsuran untuk diteliti lagi

, jika semua sudah sesuai serahkan uang dan buku angsuran kepada

nasabah

4.2.2 Analisis Sistem Pengendalian Internal dalam pemberian kredit pada

Kopdit Bahtera

Sistem pengendalian internal yang memadai akan membantu

manajemen dalam meningkatkan efisiensi kegiatan operasionalnya,

keandalan laporan keuangan, dan meningkatkan kepatuhan terhadap

hukum dan peraturan-peraturan yang berlaku. Setelah melakukan

wawancara, observasi dan mempelajari dokumen yang ada. Berikut

analisis sistem pengendalian internal yang terdiri dari: lingkungan

pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan

komunikasi, dan pemantauan.

1. Lingkungan Pengendalian
25

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan penulis mengenai

lingkungan pengendalian, Koperasi Kredit Bahtera Ende mempunyai

komitmen bahwa pengendalian internal merupakan hal penting dalam

pemberian kredit. Untuk mewujudkan pengendalian internal tersebut

maka diterapkan unsur-unsur sebagai berikut:

a. Integritas dan etika

Koperasi Kredit Bahtera Ende menerapkan integritas dan nilai

etika pada seluruh karyawannya. Hal ini dapat dilihat dengan

adanya peraturan-peraturan yang ditetapkan manajemen berupa

tata cara kepegawaian mengenai etika dan perilaku. Aturan-aturan

tersebut kemudian dikomunikasikan pada setiap karyawan yang

harus dilaksanakan oleh setiap karyawan. Namun dalam

melakukan transaksi pemberian kredit integritas dan etika

karyawannya tidak cukup baik, adanya ketidakjujuran karyawan

dalam proses pengembalian dan pemberian kredit. Dalam hal ini

ada bagian yang terkait tidak menjalankan sesuai dengan prosedur

yang ditetapkan yang mengakibatkan kredit macet.

b. Komitmen terhadap kompetensi

Komitmen terhadap kompetensi Kopdit Bahtera Ende sudah baik,

hal ini dapat dilihat dari setiap karyawan yang ditempatkan sesuai

dengan pendidikan, pengetahuan, keterampilan ataupun

pengalaman

c. Filosofi dan gaya operasional


26

Dengan adanya filosofi yang dianut oleh Kopdit Bahtera yaitu

kejujuran, kerjasama, keswadayaan, kedisiplinan dan kepercayaan

menunjukan adanya pengendalian terhadap pelaksanaan

pemberian kredit. Namun dilihat dari hasil wawancara, pemberian

kredit diterapkan kurang baik, dan pada laporan hasil survei dan

analisis kredit belum dilakukan pengecekan secara teliti, sehingga

bisa terjadi penipuan dan tidak dilakukan survei karena dalam hal

ini didasari unsur kepercayaan. Hal ini lebih baik prinsip 5C, yang

sudah diterapkan dalam analisis kredit lebih ditekankan lagi untuk

dilakukan dan diterapkan lebih baik, dan pimpinan yang

berwewenang (manager) bisa melakukan pengecekan hasil survei

dan analisa kredit lebih teliti lagi, agar tidak disalah gunakan dan

dapat mengurangi terjadinya kredit macet.

d. Struktur organisasi

Jika dilihat dari struktur organisasinya Kopdit Bahtera Ende

menganut sistem organisasi garis, dimana alir wewenang

meengalir dari atas kebawah sebaliknya alir tanggung jawab dari

bawah keatas sampai jenjang tertinggi yaitu RAT. Struktur

organisasi pada Kopdit sudah terlihat jelas adanya tanggung

jawab fungsional secara tegas

e. Pembagian wewenang dan tanggung jawab

Pemisahan tugas dapat mendukung terciptanya pengendalian yang

memadai, pemisahan tugasnya dalam bentuk uraian pembagian


27

tugas, wewenang dan tanggung jawab

f. Kebijakan dan praktik sumber daya manusia

Kebijakan dan prosedur kepegawaian ini berkaitan dengan

komitmen terhadap kompetensi terhadap karyawan. Koperasi

kredit Bahtera Ende mempunyai kebijakan dan prosedur

kepegawaian yang dimulai dari adanya prosedur penerimaan

karyawan, pemberian penghargaan dan saksi.

Dari analisa diatas, dapat disimpulkan bahwa dalam lingkungan

pengendalian pada unsur intergritas dan etika belum sesuai dengan

teori, karena ada bagian yang terkait tidak menjalankan semua

prosedur yang ditetapkan yang mengakibatkan kredit macet.

2. Penaksiran Resiko

Untuk mencegah atau minimal mengurangi masalah-masalah

kredit, dilakukan penaksiran resiko pada Koperasi Kredit Bahtera

Ende dilihat dari sudut pandang:

a. Karyawan baru

Untuk mengurangi terjadinya resiko akibat adanya karyawan yang

baru, manajemen dalam menerima karyawan baru mengadakan

Job Trainning selama sebulan. Dilanjutkan masa percobaan

dengan pelatihan selama 3 bulan terhadap karyawan baru

b. Teknologi baru

Koperasi Kredit Bahtera Ende dalam pembuatan laporan dan

informasi memanfaatkan kemajuan teknologi. Kopdit Bahtera


28

Ende pun telah menerapkan perhitungan komputerisasi

c. Perubahan struktur organisasi

Rekturisasi karyawan diadakan secara bertahap dalam proses

pengendalian di Koperasi Kredit Bahtera Ende

Berdasarkan analisa diatas, maka pihak penaksiran resiko pada

Kopdit Bahtera Ende sudah menjalankan peran dalam mencegah

masalah-masalah kredit.

3. Aktivitas Pengendalian

Aktivitas pengendalian dibuat untuk memberikan keyakinan

bahwa petunjuk yang dibuat oleh manajemen telah dilaksanakan.

Unsur-unsur pengendalian internal yang menyangkut aktivitas

pengendalian pada Kopdit Bahtera adalah sebagai berikut:

a. Pemberian otorisasi harus diperhatikan dan harus diperlukan untuk

melakukan pengesahan dokumen-dokumen dalam proses

pemberian kredit.

b. Pemisahan tugas dapat mendukung terciptanya pengendalian intern

yang memadai. Pemisahan tugasnya dalam bentuk uraian

pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab.

c. Melakukan penjagaan catatan dan dokumen. Dokumen-dokumen

telah disusun rapi namun belum terdapat sistem pengkodean untuk

memudahkan dalam pencarian dokumen. Dokumen- dokumen juga

belum tersusun sesuai dengan bagian tugas karyawan sehingga,

keberadaan dokumen hanya diketahui oleh karyawan tertentu.


29

Dari hasil analisa diatas, dalam pendistribusian dokumen

permohonan kredit pada Kopdit Bahtera telah terkontrol dengan baik,

sehingga kecurangan pada pendistribusian tidak akan terjadi.

4. Informasi dan Komunikasi

Informasi pada Koperasi Kredit Bahtera Ende mulai dari di-

entry data-data yang berhubungan dengan anggota, pokok pinjaman,

tanggal pinjaman, penilaian jaminan dan laporan reputasi anggota.

Sedangkan Komunikasi merupakan pemberian informasi yang harus

disampaikan karyawan kepada manager dan manager merespon

pemberian informasi tersebut. Komunikasi ini berupa pemberian

laporan mengenai proses kredit dan manager melakukan tanya jawab

kepada staf karyawan jika laporan tersebut tidak dipahami.

Berdasarkan analisa diatas, informasi dan komunikasi yang

terjalin pada Kopdit Bahtera antara satu bagian dengan bagian lain

yang saling berhubungan dapat dikatakan sesuai.

5. Pemantauan

Mendeteksi secara dini adanya penyimpangan yang telah

ditetapkan sebelumnya dalam persetujuan kredit (pihak koperasi dan

anggota koperasi).

Sistem pengawasan ini belum dijalankan secara baik, dalam

mengawasi jalannya operasi yang mempunyai tugas untuk mengecek

kegiatan yang terjadi pada perusahan, secara periodik dan akan

membuat laporan tentang hasil pengawasan yang kemudian


30

diserahkan kembali kepada pimpinan untuk menganalisa kembali dan

mengambil tindakan lebih lanjut.

Berdasarkan analisa diatas, pemantauan yang dilakukan pada

Kopdit Bahtera belum sesuai dengan teori, pemantauan dilakukan

sesering mungkin oleh bagian pengawas yang secara langsung

mengawasi, mengecek dan mengevaluasi kegiatan yang terjadi pada

perusahan. Dengan tujuan kegiatan yang dilakukan telah sesuai

dengan prosedur yang ada pada perusahan.

4.2.3 Penanganan Kredit Macet Pada Koperasi Bahtera Ende

untuk mengatasi permasalahan kredit macet pada Koperasi Kredit

Bahtera Ende Sebagai Berikut:

a. Melakukan kunjungan secara kekeluargaan, hal ini dapat dilakukan

dengan cara mendekati debitur atau mendatangi rumahnya dan

menanyakan permasalahan yang dihadapi nasabah tersebut

sehingga tidak melaksanakan kewajibannya,

b. Mengadakan pengawasan kepada debitur, pengawasan ini

dilaksanakan oleh bagian perkreditan Koperasi Kredit Bahtera

Ende, dengan jadwal tergantung kapan nasabah menunjukkan

gejala-gejala bermasalah. Cara ini hampir sama dengan cara

penagihan intensif yaitu terhadap anggota/ debitur yang usahanya

masih berprospek dan dianggap masih mempunyai itikad baik.


31

c. Memberikan surat peringatan, apabila dalam jangka waktu yang

ditentukan debitur tidak melunasi kewajibannya maka akan

diselesaikan dengan jalur hukum yang berlaku.

d. Memberikan batas waktu mengangsur, sebelum melakukan

penarikan pinjaman pihak koperasi memberikan kesempatan

kepada anggota untuk melunasi kewajibannya dalam waktu satu

bulan. Apabila memang tidak menemukan kata sepakat antara

pihak koperasi dan anggota simpanan berupa (simpanan wajib,

simpanan pokok, dan simpanan sukarela) akan ditarik untuk

melunasi pinjamannya.

e. Menarik jaminan pinjaman, apabila dalam batas waktu yang

diberikan pihak koperasi peminjam belum juga membayar maka

pihak koperasi akan memberikan surat bermatrai yang harus

ditanda tangani berisi penarikan surat jaminan untuk menjamin

pinjaman dari koperasi, serta menjual barang pinjaman berupa

(simpanan wajib, simpanan sukarela, dan simpanan pokok) tidak

cukup untuk melunasi pinjaman maka hasil penjualan tersebut akan

digunakan untuk melunasi kewajiban anggota.


32

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan yang telah peneliti lakukan dapat

disimpulkan bahwa, sistem pengendalian internal yang diterapkan pada

Kopdit Bahtera Ende belum sesuai dengan komponen-komponen

pengendalian internal, karena dalam menjalankan proses pemberian kredit

tidak semuanya prosedur dilakukan, adanya ketidakjujuran karyawan dalam

proses pengembalian dan pemberian pinjaman. hal tersebut dapat dilihat dari

sisi lingkungan pengendalian dan sisi pemantauan (monitoring), sehingga

perluhnya perbaikan dalam system tata kelola internal.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas, maka dapat diberikan saran-saran

yang bermanfaat bagi pengawas Koperasi Kredit Bahtera Ende, yaitu:

1. Pada saat pemberian kredit seharusnya bagian analisis kredit meminta

pengesahan dari pimpinan (manajer) sehingga tidak terjadi pendobelan

dalam pemberian pinjaman yang mengakibatkan piutang pada anggota.

Dalam hal ini peminjam yang masi mempunyai pinjaman lama yang

belum dilunasi tidak seharusnya diberikan pinjaman kembali sebelum

melunasi pinjaman yang lama.

2. Seharusnya pemantauan kredit sesering mungkin terhadap peminjam

dilakukan oleh pihak kopdit Bahtera Ende. Pemantauan ini berguna


33

untuk mendeteksi gejala dini terjadinya indikasi-indikasinya yang

merupakan potensial kredit bermasalah, sehigga dapat segera ditangani.

3. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan untuk meneliti dalam jangka

waktu yang lebih lama dalam proses penelitian agar dapat mendapatkan

informasi secara mendetail terkait Sistem pengendalian internal dalam

pemberian kredit dan penanganan kredit macet pada kopdit Bahtera

Ende.
34

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini, Dewi, Nurhayati, Yuli, dan Agusman, Muhammad Rio. 2020. Analisis
Sistem Pengendalian Intern Atas Persediaan Beras Pada Perum Bulog
Kansilog Lubulinggau. Jurnal AkunStie (JAS), 6(1), 62–75.

Azisri, Yuldiana Zesa. 2017. Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Kredit


Macet bagi Nasabah Perbankan di Kampung Sidomulyo Kabupaten
Marauke. Jurnal Al-Qadau: Peradilan dan Hukum Keluarga Islam, 4(2),
345–356.

Dewi, Ni Kadek Sanchi Krisna, dan Yasa, I. Nyoman Putra. 2021. Sistem
Pengendalian Internal Sanksi Adat Pada Tradisi Mutranin. JIMAT (Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Akuntansi) Undiksha, 12(2), 514–522.

Fatmawati, Amanda. 2020. Analisis Peranan Sistem Pengendalian Internal Dalam


Meningkatkan Efektivitas Dan Efisiensi Kegiatan Operasional Drive Test
Engineering PT GCI INDONESIA SURABAYA.

Febriana, Septi. 2018. Analisis Penyelesaian Kredit Macet Pada Koperasi.

Fengky, Hendrik, Sabijono, Harijanto, dan Kalalo, Meily. 2019. Evaluasi


penerapan sistem pengendalian internal penerimaan kas pada Hotel Yuta
Manado. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan
Akuntansi, 7(1).

Ginting, Barel Dwi Artha. 2019. Analisis Efektivitas Pengendalian Intern dalam
Menekan Kredit Macet pada Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Karya Mulya
Kota Medan. Universitas Medan Area.

Gunawan, Mohammad Iqbal. 2020. Analisis Kebijakan Pemberian Kredit Pada


Koperasi Cv Distri Tujuh Bandung.

Hafa, Abdul Rahim. 2019. Analisis Penilaian Barang Jaminan Dalam Pemberian
Kredit Modal Kerja pada PT. Bank Perkreditan Rakyat Sulawesi Mandiri.
Jurnal Ekonomi, 15(2), 84–92.

Hutauruk, Yohana. 2020. Analisis Pengawasan Pemberian Kredit Modal Kerja


pada PT. Bank Sumut KCP Marendal.

Ledatu, Lidia Rante, dan Suryantari, Eka Putri. 2022. Tinjauan Prosedur Utang
Usaha pada PT. Massindo Solaris Nusantara Cabang Bali. Seminar Ilmiah
Nasional Teknologi, Sains, dan Sosial Humaniora (SINTESA), 4.

68
35

Nawangsari, Yesti, dan Putra, Iwan Setya. 2016. Analisis Sistem Pengendalian
Intern Pemberian Kredit Dalam Menurunkan Tingkat Kredit Macet Pada
Koperasi Simpan Pinjam “Kharisma Mitra Karya “. Jurnal Kompilasi Ilmu
Ekonomi (KOMPILEK), 8(1), 67–80.

Novitasari, Diah Putri. 2017. Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas


Pemberian Kredit Multi Guna pada PT. Bank Sumut Cabang Utama Medan.
Skripsi. Medan.

Prastiwi, Iin Emy, dan Anik, Anik Anik. 2020. Diversifikasi Kredit, Monitoring
dan Kinerja Perbankan di Indonesia. Jurnal Ilmiah Ekonomi Islam, 6(1), 80–
86.

Primagama, Mulyati, Nangoi, Grace B., dan Runtu, Treesje. 2018. Analisis
Penerapan Sistem Pengendalian Internal Pemberian Kredit Usaha Kecil
Menengah pada PT. Bank Tabungan Negara Cabang Ternate. Going
Concern: Jurnal Riset Akuntansi, 13(04).

Putri, Agustina Radia. 2020. Perlakuan Akuntansi Atas Pendapatan Berdasarkan


PSAK 23 pada PT. Sariagung Anugrah Sejahtera. STIESIA SURABAYA.

Rizal, Noviansyah. 2019. Analisis Pengendalian Internal Terhadap Prosedur


Pemberian Kredit Pada Koperasi Karyawan “Artha Usaha” Bank Jatim
Lumajang. Counting Journal of Accounting, 2(4), 331–336.

Sidiq, Umar, Choiri, Miftachul, dan Mujahidin, Anwar. 2019. Metode Penelitian
Kualitatif di Bidang Pendidikan. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1–228.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Tilung, Gland Mark, Parengkuan, Tommy, dan Van Rate, Paulina. 2015.
Pengaruh Modal Kerja dan Profitabilitas Terhadap Realisasi Kredit Pada
Calon Debitur PT. Bank Mandiri (Persero) TBK Cabang Manado. Jurnal
EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi, 3(3).

Utami, Putu Sri, Zukhri, Anjuman, dan Cipta, Wayan. 2014. Analisis Sistem
Pengendalian Intern Dan Penanganan Kredit Macet Pada Koperasi Kredit
Swastiastu Singaraja Tahun 2012. Jurnal Pendidikan Ekonomi Undiksha,
4(1).

Verawati, Verawati, dan Susanti, Elly. 2016. Pengaruh Kualitas Kredit dan
36

Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas pada PT Bank Central Asia TBK.


yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Financial: Jurnal Akuntansi, 2(2),
37–43.

Wulandari, Desi Catur, dan Luhsasi, Dwi Iga. 2019. Analisis prosedur pemberian
kredit pada koperasi simpan pinjam Asa Mandiri Ampel. Ecodunamika, 2(1).
1

Anda mungkin juga menyukai