Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

MANAJEMEN PERBANKAN
DOSEN PENGAMPUH : MARIA KAOK, SE., M.M

Disusun Oleh : Kelompok (3)

 ELFIRAYANTI KUSUMA WATI (202061201073)


 ULFA DEWIYANTI EKA SAFITRI (202061201043)
 ANDI (201961201114)
 YOSEPHUS .Y. SYARANAMUAL (202061201108)

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE

TAHUN 2022
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirah tuhan yang mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnyalah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul manajemen perbankan dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari ibu MARIA KAOK .SE.,M.M pada mata
kulian manajemen perbankan. Selain itu kami juga berharap agar makalah ini dapat membawa
wawasan bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Merauke 10, Desember 2022

Penulis

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR....................................................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1.Latar belakang............................................................................................ 1

1.2.Rumusan masalah...................................................................................... 1

1.3.Tujuan........................................................................................................ 2

BAB II PEMBAHSAN...................................................................................................... 3

Asimetri Informasi dan konsekuensinya dalam perkreditan........................ 3


Aspek yuridis, pemasaran, jaminan teknis, sosial ekonomi dan keuangan 6

BAB III PENUTUP........................................................................................................... 9

3.1.Kesimpulan................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Bisnis perbankan di Indonesia masih didominasi oleh bisnis perkreditan.


Sebagian besar pendapatan bank berasal dari bisnis perkreditan, meskipun tidak
menutup mata bahwa pada akhir-akhir ini fee base income semakin meningkat akibat
penjualan produk dan jasa perbankan lainnya. Disamping itu, dengan menempatkan
kredit (menyalurkan dana) dan menerima kembali angsuran pokok dan bunga maka
sangat membantu pengelolaan likuiditas bank, bahkan bank dalam memenuhi kewajiban
jangka panjangnya juga tidak lepas dari sumbersumber dana dari pelunasan kredit.

Aktivitas perkreditan yang tepat juga bisa meningkatkan rentabilitas bank.


Semakin besar portofolio kredit semakin besar kemampuan bank dalam memperoleh
penghasilan. Namun demikian pemberian kredit tidak hanya untuk kepentingan bank,
pihak debitur juga sangat terbantu terutama bagi yang akan mengembangkan bisnisnya
atau untuk memelihara keberlanjutan bisnisnya. Bersama bank, melalui perkreditan bisa
berbagi risiko, tidak hanya berbagi pendapatan. Bisnis adalah berbagai risiko dan
berbagi keuntungan. Lebih jauh, bila perkreditan dilakukan oleh banyak lembaga
perbankan dan oleh banyak debitur, maka kredit akan mampu menggerakan
perekonomian masyarakat, peningkatan kegiatan ekonomi masyarakat yang mampu
menyerap tenaga kerja dan pada gilirannya mampu meningkatkan kesejahteraan
masyarakat.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana potensi terjadinya asimetri informasi dalam perkreditan?

2. Apa yang dimaksud dengan informasi dalam perkreditan?

3. Apa saja sistem perkreditan?

1.3. Tujuan
1. Tujuan dan manfaat kredit akan tercapai apabila pemberian kredit itu aman, terarah
dan menghasilkan pendapatan. Aman dalam arti bahwa bank akan dapat menerima

1
kembali nilai ekonomi yang telah diserahkan, terarah dalam arti penggunaan kredit
mesti sesuai dengan perencanaan kredit atau kesepakatan (perkanjian) kredit.
Sasaran kredit itu menghasilkan berarti pemberian kredit memberikan kontribusi
pendapatan bagi bank, debitur dan publik.
2. Untuk mengetahui pengertian informasi dalam perkreditan.
3. Untuk mengetahui apa saja yang dimaksud dengan perkreditan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Asimetri Informasi dan Konsekuensinya Dalam Perkreditan.

1. pengertian asimetri dan konsekuensinya dalam perkreditan.

Pengertian asimetri informasi dalam perkreditan adalah suatu kondisi dimana


terdapatnya satu pihak memiliki informasi lebih dibandingkan dengan pihak lain,
informasi asimerti juga dapat timbul dalam masalah perkreditan pada suatu bank.

Informasi asimetris sangat potensial terjadi pada bisnis perkreditan. Debitur


adalah agen dari kreditur. Sebagai agen perlu menjalankan amanah pihak principal
(kreditur) berdasarkan kontrak kredit yang disepakati antara kreditur dengan debitur.
Namun bila kreditur menghadapi informasi asimetris yang tinggi, maka tidak bisa
mendesain kontrak kredit secara fair. Konsekuensinya konflik keagenan antara kreditur
dengan debitur bisa terjadi, harga kredit menjadi mahal, risiko kredit menjadi tinggi.
Konsekuensi-konskeuensi tersebut perlu dikelola misalnya melalui sistem monitoring
yang efektif, loan covenance, pengetatan regulasi BMPK, Credit Rationing, penjaminan
dan asuransi kredit serta restrukturisasi kredit.
`
2. Kebijakan Perkreditan.

Menetapkan kebijaksanaan perkreditan terdapat 3 (tiga) asa pokok yang harus


diperhatikan:

1. Asas Likuiditas

Suatu asas yang menghasurkan bank untuk tetap dapat menjaga tingkat
likuiditasnya, karena suatu bank yang tidak likuid akibatnya akan sangat parah
yaitu hilangnya kepercayaan dari nasabahnya atau dari masyarakat luas.

2. Asas Solvabilitas

Usaha pokok perbankan yaitu menerima simpanan dana dari masyarakat dan
disalurkan dalam bentuk kredit.

3
3. Asas Rentabilitas

Sebagaimana hanya pada setiap kegiatan usaha akan selalu mengharapkan


akan memperoleh laba, baik untuk mempertahankan eksistensinya maupun
untuk keperluan untuk mengembangkan dirinya.

3. Analisis Kredit dan Sistem Perkreditan.

Analisis kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan
untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon
debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek
yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak. Dengan adanya analisis kredit,
dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya dafault oleh calon debitur. Default
adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk melunasi kredit yang
diterimanya (angsuran pokok) beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah
diperjanjikan bersama, misalnya berdasarkan akad kredit yang dibuat berdasarkan
notaries publik.

Analisis kredit adalah tugas yang sangat menentukan profil risiko kredit di masa
depan suatu bank. Kesalahan dalam analisis kredit akan berakibat bank menempatkan
dananya kepada debitur berisiko tinggi. Kesalahan analisis kredit bisa menimbulkan
kerugian bagi bank maupun debitur yang berkualitas baik. Oleh karena itu dalam
analisis kredit diperlukan kemampuan tinggi analis atau officer dalam menentukan
kelayakan pemberian kredit, diperlukan instrumen penilaian yang memadai dan
dibutuhkan informasi yang komprehensif, lengkap dan benar, tidak ada informasi yang
disembunyikan.

Dalam banyak kejadian, meskipun bank telah menyiapkan tenaga/officer ahli


dan instrumen penilaian yang obyektif dan terukur, tetap saja terjadi kemungkinan
informasi yang disembunyikan oleh pihak atau calon debitur. Jika ini terjadi maka
apapun hebatnya tenaga analis dan instrumen yang digunakan, tidak akan memberikan
keputusan kredit yang berkualitas.

4
Secara umum sistem perkreditan ada 3 (tiga) macam :

1. self liquiditing system.

Self Liquiditing System adalah sistem pemberian kredit yang didasarkan


pada kepastian sumber pelunasan kredit. Pada sistem ini sumber referensinya
adalah sumber penghasilan, jumlah penghasilan debitur dan jangka waktu
pelunasan yang telah diketahui terlebih dahulu oleh bank, dengan demikian ada
kepastian. Dalam sistem ini, bank akan menilai sumber penghasilan, jumlah
penghasilan dan jangka waktu sebagai bagian dari penilaian prospek
kemampuan debitur dimasa depan. Informasi ini relatif mudah didapat, sehingga
asimetri informasi bisa ditekan.

Contoh: Jumlah kredit Rp 100.000.000, nilai angsuran Rp 4.130.000 per


bulan. Jangka waktu 3 tahun. Gaji pegawai per bulan Rp 10.000.000,
penghasilan lainnya Rp 2.000.000 maka bisa diterjemahkan: Perhatikan
referensinya, bahwa nilai kenaikan gaji karyawan terkait prospek lembaga
tempat bekerja, kepangkatan, jabatan karyawan dan usia pensiun. Item tersebut
kaitkan dengan lama atau jangka waktu kredit, apakah selama kontrak kredit
tersebut pihak debitur (karyawan masih bekerja, apakah ada kenaikan sumber
pendapatan ke depan, dan pada usia berapa akan pensiun). Bank perlu
memperhatikan usia pensiun, karena pensiun bisa diidentikkan dengan
penurunan arus kas debitur. Dalam perkreditan, item-item tersebut dilihat
sebagai bagian prospek arus kas debitur untuk pinjaman konsumtif. Sistem ini
umumnya diterapkan untuk kredit konsumtif.

2. anticipated income system.

Pada sistem ini penempatan kredit mendasarkan pada proyeksi sumber


penghasilan, jumlah penghasilan, jumlah pelunasan dan waktu pelunasan.
Sistem ini biasanya terjadi pada kredit investasi. Kredit investasi adalah kredit
yang diberikan untuk membiayai barang-barang modal (memberi manfaat lebih
dari 1 tahun), misalnya dalam rangka pendirian badan usaha, ekspansi usaha,
atau mungkin rehabilitasi pabrik dll. Kredit Investasi ini mengandung risiko yang
besar.

5
3. sistem Kombinasi (mix).

Sistem ini adalah sistem perkreditan untuk pembiayaan usaha atau


investasi/konsumsi yang mengandung kedua kondisi diatas (self liquiditing &
anticipated Income). Penilaian prospek sumber pelunasan kredit bisa saja
dilakukan selain dari informasi prospek bisnis pihak debitur kemungkinan masih
baik, sumber pendapatan usahannya, juga dari pendapatan tetap non bisnis
yang diterima pihak debitur. Seorang debitur bisa saja sebagai pelaku usaha
sekaligus sebagai karyawan atau pekerja pada perusahaan lain. Contoh seorang
guru selain mengajar di sekolah juga bisa melakukan usaha ayam potong, usaha
konfeksi di rumah dll. Mereka selalin mendapatkan gaji setiap bulan juga masih
memperoleh pendapatan dari bisnisnya. Untuk kepentingan kredit, sumber-
sumber pendapatan untuk pelunasan kredit tersebut perlu digali dan menajdi
pertimbangan penting keputusan kredit dan bahkan ketika mengatasi kredit
bermasalah melalui restrukturisasi kredit.

2.2. Aspek yuridis, pemasaran, jaminan teknis, sosial ekonomi dan keuangan.

1. Aspek Yuridis (Hukum) Analisis pada aspek ini bertujuan untuk meneliti ketentuan
legalitas dari perusahaan atau badan hukum yang akan memperoleh bantuan kredit
atau pembiayaan dari bank. Analisis ini meliputi berbagai sub-aspek, sebagai berikut;
 Badan usaha, meliputi Bentuk Usaha, nama badan usaha, pemegang saham,
anggaran dasar perusahaan, penanggung jawab perusahaan, status usaha,
bidang usaga, dan domisili.
 Izin-izin yang harus dimiliki, meliputi persetujuan prinsip,izin penggunaan tanah,
izin gangguan, izin bangunan, izin usaha perdagangan.
 Perjanjian-perjanjian, meiputi perjanjian dalam manajemen, perjanjian lisensi
produk, perjanjian penyediaan bahan bakum perjanjian dagang barang atau jasa,
perjanjian pengalihan saham.

2. Aspek Pasar dan Pemasaran Analisi pada aspek ini bertujuan untuk meneliti
kemungkinan pangsa pasar yang dapat diraih bagi produk atau jasa yang di produksi
dari proyek yang dibiayai dengan kredit bank serta meneliti strategi pemasaran apa
yang digunakan oleh investor atau pengelola proyek agar perusahaan atau proyek

6
dapat memenangkan persaingan yang cukup kompetitif. Analisis ini meliputi berbagai
sub-aspek sebagai berikut;
 Luas dan bentuk pasar.
 Pangsa pasar.
 Saingan usaha.
 Rencana pemasaran.

3. Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenan dengan proses pembangunan
proyek secara teknis meliputi;
 Seperti lokasi.
 Tinggi bangunan.
 Luas bangunan.
 Fasilitas umum.
 Tata ruang.

4. Aspek Jaminan sebagai persyaratan pemberian kredit modal kerja bagi pengusaha
kecil.

5. Aspek Keuangan Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai kemampuan dan
kecakapan dari manajemen pengelola proyek atau manajemen perusahaan di bidang
keuangan. Analisis meliputi berbagai sub aspek sebagai berikut;
 Penilaian data keuangan proyek.
 Sumber pembiayaan.
 Kemampuan proyek.
 Penilaian data keuangan perusahaan atau bisnis yang sudah beroprasi.

6. Aspek Ekonomi Sosial Analisis pada aspek ini bertujuan untuk menilai sejauh mana
proyek yang akan dibangun dan dibiayai dengan kredit bank memiliki value added
yang tinggi dilihat dari sudut pandang sosial maupun makro ekonomis. Analisis ini
meliputi sub-aspek sebagai berikut;
 Kesempatan kerja.
 Penggunaan bahan baku local.
 Menghasilkan devisa.
 Penghematan devisa.

7
 Penerimaan pajak bagi Negara.
 Subsidi dari Negara.
 Tax holiday.
 Backward and forward integration.
 Pemerataan usaha versus konglomerasi.
 Dampang lingkungan.

8
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Informasi asimetris sangat potensial terjadi pada bisnis perkreditan, sebab lemahnya
loan officer, lemahnya asesmen risiko, belum adanya lembaga rating independen yang
memeringkat hutang pihak debitur secara optimal, serta agenda tersembunyi pihak calon
debitur. Asimetri informasi yang tinggi mengakibatkan konflik keagenan antara kreditur dengan
debitur. Debitur adalah agen dari kreditur. Sebagai agen perlu menjalankan amanah pihak
principal (kreditur) berdasarkan kontrak kredit yang disepakati antara kreditur dengan debitur.
Namun bila kreditur menghadapi informasi asimetris yang tinggi, maka tidak bisa mendesain
kontrak kredit secara fair. Konsekuensinya konflik keagenan antara kreditur dengan debitur bisa
terjadi, ada adverse selection, harga kredit menjadi mahal, risiko kredit menjadi tinggi.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://esutomo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/11329/IX+Kredit+Perbankan.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Analisis_kredit

10

Anda mungkin juga menyukai