Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

EVALUASI KINERJA

DOSEN PENGAMPUH : IRENE IPIJEI. SE.,MM

Disusun Oleh : Kelompok (7)

 Ulfa Dewiyanti Eka S 202061201043


 Ana Wahyuningsi 202061201038
 Hamzinar S 202061201039
 Kholifa Nurul Khasanah 202061201093

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSAMUS MERAUKE
TAHUN 2023
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirah tuhan yang mahakuasa karena telah memberikan kesempatan
pada kami untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayahnyalah kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul Evaluasi kinerja dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas dari ibu IRENE IPIJEI.SE.,M.M pada mata
kulian manajemen kinerja. Selain itu kami juga berharap agar makalah ini dapat membawa
wawasan bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini.

Merauke, 07 januari 2023

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................. i

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1

1.1.Latar belakang..................................................................................................... 1

1.2.Rumusan masalah............................................................................................... 2

1.3.Tujuan.................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHSAN............................................................................................................... 3

2.1. Menjelaskan dan mendeskripsikan evaluasi kinerja dalam manajemen kinerja 3

2.2. Menjelaskan hasil evaluasi kinerja..................................................................... 7

2.3. Menjelaskan perlu adanya motivasi dalam kinerja.............................................13

2.4. Menjelaskan metode evaluasi............................................................................15

BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 17

3.1.Kesimpulan.........................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Evaluasi kinerja merupakan suatu kegiatan yang dilakukan manajemen untuk


menilai kinerja karyawan dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan
membandingkan uraian pekerjaan yang telah ditetapkan sebelumnya. Evaluasi kinerja
biasanya dilakukan dalam suatu priode tertentu yaitu satu tahun sekali, dengan adanya
evaluasi kinerja maka dapat diketahui keberhasilan atau kegagalan seorang karyawan
dalam melaksanakan tugas pokoknya. Menilai kinerja berarti membandingkan kinerja
aktual bawahan dengan standar yang ditetapkan oleh perusahaan. Jika dikerjakan dengan
benar, hal ini akan memberikan manfaat yang penting bagi karyawan, atasan serta
departemen SDM dan perusahaan.

Atasan atau Supervisor atau manajer menilai kinerja karyawan untuk


mengetahui tindakan apa yang sudah dilakukan atau yang akan dilakukan selanjutnya.
Umpan balik yang spesifik dari atasan akan memudahkan karyawan untuk membuat
perencanaan-perencanaan kerja serta keputusan-keputusan yang lebih efektif untuk
kemajuan perusahaan. Manfaat lain dari evaluasi kinerja yaitu sebagai dasar dalam
pengambilan keputusan yang digunakan untuk prestasi, pemberhentian, sebagai indikator
untuk menentukan kebutuhan akan pelatihan bagi karyawan, sebagai kreteria penempatan
karyawan dan juga sebagai dasar untuk memperbaiki atau mengembangkan uraian tugas.
Namun setiap organiasai atau perusahaan memiliki sistem evaluasi yang berbeda-beda
karena organisasi bergerak di bidang yang bermacam-macam, jenis pekerjaan bermacam-
macam, dan perbedaan job description.

1
1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengevaluasi kinerja?


2. Mengapa evaluasi kinerja harus dilakukan?
3. Dari aspek-aspek kinerja yang dinilai meliputi kesetiaan, prestasi kerja, kejujuran,
kedisiplinan, kreativitas, kerjasama, kepemimpinan, kepribadian, prakarsa, kecakapan
dan tanggung jawab. Manakah aspek-aspek kinerja yang perlu di perbaiki?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui tingkat kinerja karyawan.
2. Untuk mengevaluasi indikator kinerja yang membutuhkan perbaikan atau
pengembangan.
3. Untuk menyajikan informasi mengenai aspek-aspek yang dinilai dalam proses
evaluasi kinerja.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Menjelaskan dan mendeskripsikan evaluasi kinerja dalam manajemen kinerja

1. Pengertian Evaluasi Kinerja.

Evaluasi kerja merupakan bentuk penilaian dan peninjauan yang dilakukan secara
berkala terhadap karyawan di tempat kerja. umumnya, penilaian ini dilakukan setiap
tahun atau pada periode-periode tertentu secara regular. Salah satu manfaat penilaian
kinerja bagi perusahaan adalah untuk mengukur keberhasilan karyawan dalam bekerja.
Informasi yang didapatkan dari evaluasi kerja ini nantinya dapat membantu dalam
pengambilan keputusan terkait kenaikan gaji, promosi, dan pemutusan hubungan kerja.
Beberapa perusahaan memiliki sistem evaluasi kerja tersendiri bagi karyawannya.
Evaluasi kerja yang dilakukan secara berkala dan teratur dapat membantu mengingatkan
para karyawan kembali terkait harapan dan tuntutan perusahaan kepada mereka. Pada
umumnya yang melakukan penilaian evaluasi kerja ini adalah manajer. Nantinya manajer
akan menilai kinerja karyawan, tingkah laku karyawan, loyalitas, kejujuran,
kepemimpinan, teamwork, dedikasi dan juga partisipasi karyawan di dalam perusahaan.

2. Manfaat Penilaian Kinerja Bagi Perusahaan

Mengapa evaluasi kerja sangat penting bagi perusahaan? Pada dasarnya setiap
karyawan perlu dinilai terkait kinerja mereka. Apakah mereka sudah bekerja secara
produktif atau belum, sejauh apa karyawan bisa mengembangkan dirinya selama bekerja
di perusahaan, apakah karyawan tersebut pantas diberi apresiasi atau reward atau
mungkin sebuah teguran, dan lain-lain. Selain itu, evaluasi kerja juga dapat
mengidentifikasi kemajuan kinerja karyawan, pencapaian, kolaborasi, dan bahkan
hambatan yang sedang mereka hadapi. Banyak manfaat penilaian kinerja bagi
perusahaan, di antaranya adalah:

 Dapat meningkatkan komunikasi antara manajer dan karyawan


 Dapat meningkatkan kepuasan dan retensi kerja
 Dapat meningkatkan kinerja dan profitabilitas
 Dapat mengidentifikasikan kandidat untuk promosi
 Dapat memberikan bantuan bagi karyawan yang membutuhkan pelatihan
 Dapat meningkatkan budaya perusahaan

Meski memiliki banyak manfaat penilaian kinerja bagi perusahaan, ternyata tidak
sedikit dari mereka yang merasa takut dengan evaluasi kerja ini. Pada umumnya yang
menjadi ketakutan karyawan adalah ketidaksiapan mereka untuk menerima kritik dari
manajer. Padahal seperti yang kita ketahui bersama, kritik yang membangun merupakan
bahan bakar atau amunisi bagi kita untuk dapat menjadi lebih baik lagi. Selain itu, ada
3
beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam memberikan evaluasi kerja
karyawan, yaitu:

1. Hasil Kerja Kuantitatif

Faktor pertama yang harus diperhatikan adalah menilai hasil kerja


karyawan secara kuantitatif. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menghitung
berapa banyak goal yang diselesaikan dalam satu hari kerja. Selain itu,
Anda juga bisa membandingkan dengan rentang waktu yang diberikan.
Apakah karyawan tersebut dapat menyelesaikan tugasnya tepat waktu atau
tidak. Penilaian ini tidak kalah penting dengan kualitas hasil kerja.

2. Tanggapan Internal Perusahaan

Jika Anda merasa tidak yakin pada karyawan yang akan dinilai,
tidak ada salahnya untuk bertanya atau meminta pendapat karyawan lain.
Anda bisa bertanya kepada supervisor tim, teman satu tim, atau pun atasan
lain yang pernah bekerja dengan karyawan tersebut. Hal ini nantinya dapat
membantu dalam melakukan evaluasi kerja. Tapi perlu diingat bahwa
tanggapan tersebut bersifat subjektif. Jadi Anda tetap harus logis, masuk
akal, dan bersikap adil dalam melakukan penilaian.

3. Tanggapan Pelanggan

Tanggapan pelanggan akan sangat berpengaruh untuk melakukan


evaluasi kerja karyawan. Hal ini bisa dilakukan jika perusahaan bergerak di
bidang jasa atau yang berhubungan dengan masyarakat. Untuk melakukan
evaluasi kerja karyawan, manajemen bisa membuat beberapa survey yang
nantinya akan disebarkan ke pelanggan. Sehingga manajemen bisa
mengetahui tanggapan pelanggan terhadap karyawan yang bersangkutan.

4. Efektivitas Waktu

Faktor penting lainnya dalam melakukan evaluasi kerja adalah


efektivitas waktu. Anda bisa mengukur dengan melihat seberapa lama atau
berapa banyak waktu yang dibutuhkan karyawan dalam menyelesaikan
tugasnya. Manajemen juga bisa menilai kegiatan apa yang dilakukan
karyawan pada saat jam kosong. Sehingga manajemen bisa mengetahui
sejauh mana karyawan menggunakan waktunya dengan bijak.

5. Antusiasme Karyawan

Antusiasme karyawan bisa menjadi faktor penilaian pada saat


melakukan evaluasi kerja. Anda bisa mengukur dengan melihat sejauh
mana antusiasme karyawan terhadap tugas yang diberikannya atau terhadap
perusahaan. Jika sikap antusiasmenya tinggi, maka akan semakin tinggi

4
pula kinerjanya. Dan berlaku sebaliknya. Untuk mengukur faktor penting
ini, Anda bisa melihat dari efektivitas waktu karyawan saat menyelesaikan
pekerjaan dan tugasnya. Jika mereka bisa menyelesaikanya dalam tepat
waktu, maka besar kemungkinan mereka memiliki antusiasme yang tinggi
dan berlaku sebaliknya.

6. Gunakan Metode yang Tepat

Saat melakukan evaluasi kerja, gunakanlah metode yang tepat.


Anda bisa melakukan evaluasi kerja dengan menyesuaikan tipe karyawan
di perusahaan. Misalnya, jika perusahaan Anda berisikan karyawan yang
terdiri dari orang-orang muda, maka Anda bisa melakukan evaluasi kerja
dengan menyenangkan dan tidak kaku. Berbeda jika perusahaan Anda
berisikan orang-orang yang sudah memiliki pengalaman banyak dan usia
matang. Maka evaluasi kerja dilakukan dengan formal. Oleh karena itu,
penyesuaian yang tepat akan menghasilkan penilaian kerja yang benar dan
sesuai.

7. Lakukan Secara Teratur

Faktor penting berikutnya adalah dengan melakukan evaluasi kerja


secara teratur. Jika Anda melakukan penilaian secara teratur dan konsisten,
maka karyawan pun akan terbiasa dengan adanya evaluasi kerja. Dan
sebaliknya, jika Anda jarang melakukannya, maka kemungkinan besar
karyawan tidak siap dalam melakukan evaluasi kerja. Salah satu kunci
utama dari kemajuan perusahaan adalah dengan melakukan evaluasi kerja
secara teratur.

8. Bertatap Muka, Bahasa yang Positif, Bersikap Netral dan Jujur

Metode tatap muka adalah salah satu cara evaluasi kerja yang baik.
Sehingga pihak manajemen bisa menjelaskan secara langsung terkait
penilaian karyawan yang bersangkutan. Selain itu, gunakanlah bahasa yang
baik dan positif. Terutama jika Anda sedang memberikan kritikan terkait
kinerja karyawan tersebut. Bahasa dengan muatan kata yang negatif, akan
memperburuk suasana dan membuat karyawan merasa dihakimi.
Selanjutnya adalah dengan bersikap netral dan jujur. Meskipun di luar
perusahaan semua karyawan berteman, akan tetapi di dalam perusahaan
semua harus bersikap profesional. Sehingga karyawan bisa mengetahui apa
kekurangan dan kelebihan mereka.

Faktor Apa Saja yang Bisa Menjadi Evaluasi Kerja?

Semua hal yang dilakukan karyawan mulai dari masuk kerja sampai pulang kerja,
bisa menjadi penilaian untuk evaluasi kerja. Contoh evaluasi kerja yang sederhana
adalah tentang ketepatan waktu masuk dan pulang kerja. Kehadiran karyawan yang rajin

5
dan konsisten bisa menunjukkan bahwa karyawan tersebut patuh pada peraturan
perusahaan terkait jam kerja.Selain itu, kesadaran akan kewajibannya sebagai pekerja
juga akan meningkat. Jika karyawan sering terlambat, maka hal itu akan berdampak
buruk pada produktivitas kerjanya. Contoh evaluasi kerja selanjutnya adalah sikap
karyawan. Anda bisa menilai bagaimana karyawan bersikap kepada rekan kerja, atasan,
dan pada saat menerima tugas. Bagi perusahaan, sikap merupakan faktor penilaian
evaluasi kerja yang tidak bisa diabaikan.

Bahkan beberapa perusahaan menjadikan sikap yang sesuai dengan budaya


perusahaan syarat nomor satu dalam menilai dan mempertahankan karyawannya.
Karyawan dengan sikap positif maka akan membentuk lingkungan kerja yang positif.
Hal ini nantinya akan menjaga produktivitas karyawan dan juga perusahaan. Contoh
evaluasi kerja berikutnya adalah kejujuran karyawan. Perusahaan yang menjunjung
tinggi integritas, maka akan menjadikan kejujuran sebagai syarat utama yang harus
dimiliki setiap karyawannya. Misalnya perusahaan yang bergerak di bidang media.
Untuk dapat memiliki reputasi dan kredibilitas yang kuat di mata publik, maka mereka
harus mengutamakan kejujuran dalam mengutarakan berita dan juga dalam bekerja.

3. Tujuan Evaluasi Kerja Bagi Perusahaan dan Karyawan

Lalu, apa tujuan evaluasi kerja sebenarnya? Melalui penilaian evaluasi kerja,
perusahaan dan karyawan akan mendapatkan keuntungan yang sama sebagai berikut:

1. Memberikan Penghargaan bagi Karyawan dengan Kinerja Terbaik

Pada umumnya, evaluasi kerja menjadi ajang penilaian manajer


untuk mengukur kinerja individu karyawan atau di dalam tim selama jangka
waktu tertentu. Nantinya hasil penilaian akan menunjukkan apakah
karyawan tersebut pantas untuk diberikan apresiasi atau tidak.

2. Mengetahui Aspek yang Harus Diperbaiki

Evaluasi kerja juga bisa menunjukkan berbagai aspek atau kelemahan


yang harus diperbaiki oleh karyawan untuk meningkatkan produktivitas
kerja. Misalnya, ada karyawan yang tidak cakap dalam satu bidang, maka
perusahaan harus menjadikan kesempatan ini untuk memberikan pelatihan.

3. Melindungi Perusahaan Secara Hukum

Perusahaan memiliki hak untuk melakukan pemutusan hubungan


kerja apabila karyawan melakukan kesalahan fatal, tidak mampu memenuhi
kewajiban, atau memiliki dampak negatif bagi perusahaan. Semua hasil
penilaian evaluasi kerja akan dikumpulkan menjadi dokumen. Nantinya,
dokumen ini bisa dijadikan untuk antisipasi jika sewaktu-waktu ada mantan
karyawan yang menggugat perusahaan.

6
4. Menentukan Pelatihan Karyawan

Setelah mengetahui kelemahan dan kelebihan karyawan dari hasil


evaluasi kerja, maka perusahaan bisa merancang program pelatihan yang
tepat. Hal ini dilakukan untuk dapat mendorong kemajuan dan meningkatkan
produktivitas karyawan. Program pelatihan yang tepat akan meningkatkan
keahlian untuk pengembangan karir dan kontribusi maksimal bagi
perusahaan. Penilaian kinerja karyawan merupakan proses dari evaluasi
kerja, penyusunan rencana pengembangan, dan mengkomunikasikan hasil
tersebut kepada karyawan. Lakukan secara berkala dan konsisten, maka akan
memberikan dampak positif bagi perusahaan.

2.2. Menjelaskan hasil evaluasi kinerja.

1. Hasil evaluasi kinerja karyawan.

Evaluasi kinerja karyawan bertujuan untuk mengetahui seberapa baik kinerja


karyawan dalam mencapai target tahunan. Selain menjadi proses penilaian, evaluasi
kinerja juga melibatkan penyusunan rencana pengembangan dan mengomunikasikan
hasil penilaian tersebut.  Adapun yang dimaksud kinerja adalah hasil atau prestasi kerja
yang dicapai seseorang/sekelompok orang dalam sebuah organisasi. Sedangkan, tujuan
evaluasi karyawan adalah memastikan berhasil atau tidaknya pelaksana kegiatan
mencapai goals serta visi-misi perusahaan secara legal dan sesuai etika.  Namun, evaluasi
tahunan sering tidak efektif sehingga diperlukan evaluasi kinerja yang lebih sistematis.
Karena itu, kamu membutuhkan aplikasi penilaian kinerja yang memberikan data terbaru
secara real time. Selain itu, aplikasi personalia juga memberikan manfaat lain untuk
menilai kinerja karyawan. 

Mengukur kinerja karyawan perlu dilakukan berdasarkan kriteria tertentu agar


penilaian berdasar sehingga mendorong karyawan untuk meningkatkan kinerja. Jika
kinerja karyawan baik, kinerja perusahaan juga baik. Jadi, memahami aspek-aspek apa
saja untuk dinilai sangatlah penting. Ada beberapa kriteria umum yang bisa menjadi
contoh dalam mengevaluasi kinerja karyawan. Berikut ini ulasannya.

7
1. Inisiatif
Pada aspek penilaian inisiatif, artinya karyawan siap membantu tanpa
harus diperintah dulu oleh atasan. Biasanya karyawan yang memiliki inisiatif
tinggi merupakan pekerja mandiri yang tidak perlu banyak pengawasan dari
atasannya. Bentuk inisiatif bisa bervariasi, seperti inisiatif memecahkan
masalah, inisiatif untuk menciptakan inovasi, dan lain-lain.

2. Tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran secara tak langsung menunjukkan disiplin dan
komitmen karyawan ketika bekerja. Contohnya, masuk kerja tepat waktu dan
ketepatan menyelesaikan pekerjaan. Jika sering terlambat, otomatis
mengurangi produktivitas dan durasi jam kerja. 

3. Sikap terhadap rekan kerja


Bagaimana sikap karyawan A terhadap rekan kerjanya, terhadap
kamu, dan pekerjaan secara umum? Hal ini juga menjadi kriteria penting
dalam evaluasi kinerja karyawan.  Beberapa perusahaan menganggap sikap
yang kurang cocok dengan budaya kerja di perusahaan menjadi penilaian
utama dalam mempertahankan karyawan. Sebab, sikap positif terhadap
lingkungan kerjanya akan berdampak baik, terutama dalam mempertahankan
produktivitas karyawan dan perusahaan.

4. Kemampuan berkomunikasi
Pada aspek ini, kemampuan karyawan untuk berkomunikasi dengan
partner kerja, manajer, dan klien menjadi bahan evaluasi. Adapun yang
dimaksud kemampuan komunikasi adalah keterampilan karyawan dalam
menyampaikan pesan/ide secara jelas kepada orang lain. Kemampuan
menyampaikan ide secara jelas menjadi nilai lebih bagi karyawan sebab ide
tersebut bisa saja menjadi inovasi baru yang memajukan perusahaan.

5. Pengetahuan teknis dalam melaksanakan tugas

8
Pengetahuan teknis berkaitan dengan mutu pekerjaan dan kecepatan
karyawan dalam menyelesaikan tanggung jawabnya. Selain itu, pengetahuan
yang berhubungan dengan pekerjaan si karyawan juga penting agar tugas
dapat terselesaikan dengan kualitas terbaik. 

6. Orientasi pada perusahaan


Kinerja karyawan juga dapat dievaluasi dari seberapa berorientasi dia
pada divisi dan perusahaan. Artinya, hasil kerjanya dilakukan demi
kemajuan divisi dan tempat kerjanya. 

7. Kejujuran atau integritas


Integritas berarti mutu, sifat, atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki potensi dan kemampuan yang
memancarkan kewibawaan (KBBI daring). Beberapa perusahaan, seperti
media massa, menekankan agar setiap anggotanya mengutamakan integritas.
Sebab, ini dapat menghindarkan hasil kerja yang buruk di mata klien dan
masyarakat. 

8. Fokus pada pekerjaan


Kriteria mendasar dari kinerja yang baik adalah fokus terhadap
pekerjaan. Misalnya, apakah ia mampu memprioritaskan pekerjaan di atas
bisnis sampingan pribadi? Mampukah ia mempertahankan fokus meski
terjadi perubahan pola kerja? 

9. Produktivitas
Produktivitas personal akan mempengaruhi produktivitas
perusahaan. Karena itu, karyawan yang memperlihatkan hasil kerja yang
produktif akan dinilai baik. Ini membuat kecepatan dalam menyelesaikan
pekerjaan masuk ke dalam parameter evaluasi kinerja karyawan. Jadi,
meskipun menghadapi deadline padat karyawan harus bisa menyelesaikan
tugasnya sebaik mungkin.

9
10. Kualitas kerja karyawan
Aspek ini merupakan salah satu indikator yang tak kalah penting
dalam evaluasi kerja. Bukan hanya kuantitas yang harus diperhitungkan,
melainkan juga kualitasnya. Indikator ini menentukan keterampilan,
kompetensi, dan kecakapan karyawan dalam bekerja. 

11. Kerja sama tim


Indikator ini mengukur kontribusi karyawan terhadap keberhasilan
tim. Terkadang, pekerjaan seorang karyawan tidak terbatas pada job
description yang ditentukan. Ada saat dimana ia diberikan tugas dari rekan
kerja di divisi lain dan tugas tambahan dari atasan. Pada saat inilah, HR
dapat menilai aspek kerja sama tim dari karyawan.

Manfaat Menggunakan Aplikasi Personalia untuk Evaluasi Kinerja


Seperti yang sudah disebutkan di atas, aplikasi personalia memiliki sejumlah manfaat
bagi perusahaan untuk evaluasi kinerja karyawan.

1. Penilaian lebih objektif


Dalam menilai prestasi kerja, umumnya atasan akan meeting dan
berdiskusi tentang hasil kerja secara langsung. Cara ini adalah yang paling
simpel dan mudah, tapi hasilnya bisa subjektif dan bias. Apalagi jika atasan
hanya mengandalkan pengamatan dari satu orang. Akibatnya, karyawan
yang disukai secara subjektif bisa mendapatkan promosi, peningkatan gaji,
atau reward yang lebih besar.
Nah, dengan menggunakan metode evaluasi karyawan yang
sistematis penilaian akan mengandalkan data. Misalnya, data kuantitas
pekerjaan, data waktu penyelesaian tugas, data absensi, data produktivitas,
dan sebagainya. 

2. Menggunakan metode evaluasi karyawan yang terukur


Beberapa aplikasi menggunakan metode evaluasi kinerja karyawan dengan
matriks pengukuran, seperti key performance indicator (KPI), objective and

10
key results (OKR), dan sebagainya. Penggunaan indikator yang lebih
terukur ini menunjukkan hasil yang lebih baik daripada evaluasi
berdasarkan opini saja.
Metode evaluasi kinerja terukur memberikan data sehingga dapat
dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan yang adil serta bisa
dipertanggungjawabkan. Misalnya, dalam menentukan apakah seorang
karyawan layak mendapat kenaikan gaji. 

3. Meningkatkan motivasi karyawan


Aplikasi evaluasi kinerja karyawan memiliki dampak pada motivasi
dan kepuasan kerja. Jika penilaian transparan dan terukur, karyawan akan
lebih semangat mencapai sasaran personal ataupun tim. 

4. Menguji efektivitas rekrutmen


Data dari aplikasi evaluasi kinerja karyawan bisa digunakan untuk
menguji efektivitas karyawan yang direkrut. Data ini akan menggambarkan
apakah karyawan tersebut merupakan orang yang tepat untuk peran yang
dibutuhkan perusahaan dalam periode tertentu. Ketika perusahaan
melakukan proses rekrutmen karyawan kontrak misalnya, aplikasi penilaian
kinerja dapat digunakan sebagai alat untuk memantau perkembangan
karyawan setiap hari. Penilaian ini bisa membantu perusahaan untuk
memutuskan apakah ingin melanjutkan hubungan kerja atau tidak.

5. Memonitor kinerja karyawan selama setahun


Monitoring diperlukan untuk menganalisis pencapaian target yang
sedang berjalan tanpa perlu menunggu hingga setahun. Proses ini
memungkinkan atasan untuk mengidentifikasi masalah lebih awal,
memberikan feedback kepada karyawan atas kinerja mereka,
menyelaraskan tindakan dengan tujuan, atau menawarkan pelatihan untuk
memperbaiki kinerja jika diperlukan.

11
2. Cara Evaluasi Kinerja Karyawan 

1. Analisis pekerjaan
Proses analisis jabatan harus menjabarkan pekerjaan,
tanggung jawab, dan kondisi saat bekerja dengan jelas. Dari
analisis ini, kamu akan tahu tujuan dari pekerjaan karyawan
sehingga dapat menentukan kriteria evaluasi karyawan yang
sesuai.

2. Kaitkan dengan tujuan perusahaan


Banyaknya kriteria evaluasi membuatmu harus memilih
kriteria yang sangat berkaitan dengan kemajuan perusahaan.
Karena itu, perlu juga mengenal tujuan umum perusahaanmu
sebelum menentukan kriteria.

3. Kelompokkan kriteria
Kelompok kriteria akan sangat membantumu untuk
mengevaluasi kinerja karyawan. Contoh kelompok kriteria, seperti
ini:

 Behavioral appraisal system: evaluasi kinerja karyawan fokus


pada tingkah lakunya.
 Sifat individu karyawan
 Result-oriented appraisal system: evaluasi kinerja berdasarkan
hasil kerjanya saja.

4. Gunakan aplikasi untuk analisis kinerja karyawan 


Evaluasi kinerja karyawan bisa menjadi rumit mengingat
penilaian harus dilakukan secara objektif. Namun, tidak perlu
khawatir, aplikasi personalia Gadjian dapat membantu menganalisis
kinerja karyawan lebih mudah secara real-time. Mulai dari Data
Demografi Karyawan, Data Kompensasi, hingga Produktivitas dapat
dilihat di satu aplikasi.

12
2.3. Menjelaskan perlu adanya motivasi dalam kinerja.

Motivasi sangat diperlukan dalam suatu organisasi, baik dalam kenyamanan


kerja tim/group maupun dalam kenyamanan kerja individu. Motivasi bagi kenyamanan
kerja tim/group akan memberikan pengaruh sebagai berikut:

1. Saling melengkapi agar bisa mencapai tujuan bersama. Seperti harmoni musik yang
indah, musik ini ditimbulkan dari berbagai bunyi yang berbeda. Begitulah ibaratnya
sebuah tim yang terdiri dari beberapa orang yang memiliki kelebihan berbeda-beda.
Dengan begitu, mereka saling bekerja sama agar tercapai tujuan yang diinginkan.
Jika sebuah tim memiliki kemampuan yang sama, tentunya akan lebih sulit
mencapai suatu keberhasilan. Kita pasti paham bila dalam suatu tim ada jabatan
posisi yang berbeda dengan tugas yang berbeda pula. Masing-masing anggota harus
fokus dan bertanggungjawab akan tugas yang diembannya.
2. Memiliki rasa saling percaya. Dalam kerja tim, masing-masing anggota harus
mengutamakan unsur kepercayaan. Selain itu, setiap anggota harus melakukan apa
yang menjadi tanggungjawabnya sebaik mungkin sehingga rasa percaya yang
diberikan oleh anggota kelompoknya tidak sia-sia.
3. Mampu berikan hasil lebih baik dibandingkan dengan kerja secara individu. Banyak
kelebihan bekerja secara tim. Misalnya ialah pekerjaan menjadi lebih cepat selesai,
dapat menyelesaikan lebih banyak pekerjaan dan hasil pekerjaan lebih berkualitas.
Terbukti banyak pengusaha sukses yang membangun tim untuk membantu
usahanya. Dalam sebuah perusahaan bonafit, ada sebuah tim yang dibentuk untuk
menyokong usaha tersebut.
4. Mampu berikan hasil terbaik. Agar hasil yang didapatkan berkualitas, maka perlu
membentuk tim yang berkualitas. Sebuah tim harus memiliki target tujuan yang
jelas. Lalu, setiap anggota harus memberikan kontribusinya secara aktif. Jangan
mementingkan ego sendiri, namun harus fokus terhadap kepentingan tim.
5. Tidak mudah terpecahkan. Kunci menjadi tim yang solid ialah memiliki komitmen
yang kuat dari setiap anggotanya. Setiap anggota harus mampu melengkapi
kekurangan anggota lain. Misalnya, bila ada satu orang yang kinerjanya menurun,

13
maka anggota lain bisa menyemangatinya. Jangan sampai satu orang mengalami
penurunan semangat kerja,

kemudian berimbas kepada tim yang lain. Tidak membiarkan hal negatif mempengaruhi semua
anggota. Justru sebaliknya, berusaha untuk menebar positif dalam sebuah tim.

6. Mampu menyelesaikan pekerjaan lebih banyak. Apabila pekerjaan dilakukan secara


sendirian, tentu hasilnya hanya bisa sedikit. Berbeda bila dilakukan secara tim.
7. Hasil pekerjaan akan jauh lebih banyak. Banyaknya anggota tim bisa bekerja sama
dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut. Antar anggota tim harus saling
menguatkan. Bila ada yang mengalami kendala, anggota lainnya bisa membantu
ataupun memberikan semangat.
8. Saling Mendukung Satu Sama Lain. Dalam sebuah tim, semua harus saling dukung
tak peduli itu leader maupun anggota biasa. Jika ada salah satu anggota yang
memiliki masalah, semua akan membantunya. Begitu juga ketika seorang leader
yang memiliki kendala, maka semua anggota tim akan berusaha membantunya. Jika
tidak bisa menyelesaikan permasalahan, setidaknya para anggota tim akan
memberikan dukungan semangat kepada leader sehingga masalah bisa teratasi
dengan baik. Sebab, leader menjadi lebih bersemangat sehingga memiliki kekuatan
baru.
9. Membuat bisnis sukses. Salah satu faktor pencapaian kesuksesan sebuah perusahaan
ialah adanya tim yang kompak di dalamnya. Tanpa adanya tim tersebut, perusahaan
akan kesulitan mencapai kesuksesan. Sebab, tidak mungkin semua pekerjaan
dilakukan oleh hanya satu orang. Ada banyak hal yang perlu dilakukan oleh orang
yang ahli di bidang tertentu. Biasanya, sebuah tim terdiri dari beberapa anggota
yang memiliki keahlian berbeda untuk berkolaborasi mencapai visi dan misi yang
sama.
10. Memiliki tanggungjawab yang tinggi bagi setiap anggota tim. Setiap anggota
memiliki tugas dan kewajiban yang berbeda dari anggota yang lain. Jika ada salah
satu anggota yang gagal, maka akan berpengaruh terhadap pencapaian yang

14
ditargetkan. Oleh sebab itu, semua anggota harus melangkah bersama-sama untuk
bisa sukses.
11. Bersatu makin jaya. Sebuah tim terdiri dari beberapa anggota yang punya keahlian
masingmasing sehingga kualitasnya makin tinggi. Berbeda dengan individu yang
memiliki kelebihan dan kekurangan. Tidak mungkin seseorang menguasai segala
bidang sebab pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas.
12. Kesuksesan tercapai dengan kerja sama tim. Kerja sama antar anggota tim mampu
membuat target tujuan lebih mudah dicapai. Pekerjaan pun semakin terasa ringan
dikerjakan. Dari segi jumlah, kerja tim lebih banyak. Lalu, untuk kualitasnya pun
bisa lebih unggul karena dalam tim terdiri dari para anggota yang berkolaborasi
menyumbangkan kecerdasan dan kelebihan yang dimiliki. Teamwork memang
sangat penting dalam bisnis. Tim dapat membantu sebuah usaha mencapai
kesuksesan. Tidak ada bisnis yang sukses dengan dikerjakan sendirian. Tetap harus
ada beberapa orang dengan keahlian masing-masing yang mendukung kesuksesan
tersebut.

2.4. Menjelaskan metode evaluasi.

1. Metode Evaluasi Kinerja Karyawan

Cara untuk melakukan evaluasi dalam kinerja karyawan yang pertama Anda
bisa melakukan dengan menghitung hasil kerja secara kuantitatif. Dengan begitu
maka akan mendapatkan hasil kinerja yang berkualitas. Metode ini sering dipakai
dengan mengukur kemampuan karyawan sehari berhasil berapa banyak pekerjaan
yang telah selesai dikerjakan atau produk sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan
oleh perusahaan.

Cara berikutnya Anda bisa meminta tanggapan pada pihak internal


perusahaan. Pasti setiap perusahaan karyawan tidak bekerja dengan sendiri akan
tetapi mempunyai rekan kerja atau atasan yang bisa dimintai tanggapan mengenai
kinerja karyawan yang sedang Anda evaluasi. Sebaiknya bukan hanya meminta
tanggapan tentang kinerja saja, tetapi tentang perilaku dan sikap karyawan juga
penting guna untuk mendapatkan evaluasi yang baik.

15
2. Metode Evaluasi Kebijakan atau Program
Salah satu metode yang sering dijumpai ialah metode evaluasi pada kebijakan
atau program tujuan dari evaluasi ini supaya bisa mendapatkan program-program
ataupun kebijakan yang layak dan dapat diterima oleh kalangan masyarakat dengan
baik. Adapun cara evaluasi pada kebijakan atau program sebagai berikut:

Evaluasi Kebijakan Semu: Kebijakan ini dilakukan demi mendapatkan data atau fakta
yang dijamin dengan kebernarannya. Dengan menggunakan berbagai grafik, tabel,
angka dan analisis.

Evaluasi Kebijakan Formal: Pada evaluasi ini menggunakan metode deskritif demi
menghasilkan informasi yang valid dan bisa dipercaya pada kebijakan. Dengan
menggunakan teknik pemetaan pada sasaran, klarifikasi pada nilai dan analisis
dampak.

16
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penilaian kinerja memang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pemberian


imbalan/kompensasi. Penilaian kinerja dapat merupakan umpan balik atau masukan bagi
organisasi untuk menentukan langkah selanjutnya, misa;nya memberitahuan kepada karyawan
tentang pandagan organisasi atas kinerja mereka.

Kadang-kadang tujuan ini bisa menimbulkan konflik satu sama lainnya, dan trade-offs harus
terjadi. Misalnya, untuk mempertahankan karyawan dan menjamin keadilan, hasil analisis upah
dan gaji merekomendasikan pembayaran jumlah yang sama untuk pekerjaan-pekerjaan yang
sama.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.talenta.co/blog/insight-talenta/mengenal-definisi-evaluasi-kinerja-beserta-
manfaatnya/

https://www.gadjian.com/blog/2022/10/20/contoh-evaluasi-kinerja-karyawan/

https://www.sodexo.co.id/inilah-pengaruh-motivasi-terhadap-kinerja-karyawan/

https://www.infomase.com/evaluasi/#:~:text=Adapun%20metode%20pada%20evaluasi
%20yaitu,atau%20pada%20program%20dan%20kebijakan

18

Anda mungkin juga menyukai