MAKALAH
Disusun Oleh :
Kelompok 3
KELAS D
APRIL 2023
DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
KATA PENGANTAR............................................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan..........................................................................................................................16
B. Saran....................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu catatan penting dalam konteks pengelolaan sumber daya manusia
adalah menyangkut dengan aspek kinerja. Kinerja merupakan sebuah proses yang
dilakukan oleh sekelompok orang dalam sebuah perusahaan dalam upayanya untuk
menciptakan suatu produk atau jasa. Kinerja biasanya identik dengan proses pekerjaan
dikalangan karyawan suatu perusahaan. Karena kinerja inilah yang akan memberikan
suatu hasil bagi perusahaan tersebut. Kinerja karyawan merupakan aspek penting dalam
sebuah perusahaan. Karena hal inilah yang akan menentukan maju atau mundurnya suatu
perusahaan. Apabila para karyawannya berkinerja buruk maka yang terjadi adalah
kemerosotan pada perusahaannya. Hal ini juga akan berlaku sebaliknya, apabila para
karyawannya merupakan para karyawan yang rajin dan senang berinovasi maka yang
terjadi adalah kemajuan yang positif bagi perusahaan tersebut.
Berbagai program telah digunakan dan diterapkan diberbagai perusahaan untuk
mendapatkan sebuah nilai yang lebih dihadapan para konsumennya dalam rangka untuk
meningkatkan mutu produk dan jasa yang dihasilkan perusahaan seperti melalui
penerapan program TQM (Total Quality Management) dan Penerapan program ISO
(Internasional Standart Organization) yang sekarang memang harus diterapkan pada
perusahaan-perusahaan swasta. Untuk menunjang program tersebut, karyawan
diharuskan untuk mengikuti pelatihan dan menerapkannya dalam pekerjaannya. Dengan
demikian akan mendorong munculnya produk baru dengan mutu yang baik dan harga
yang terjangkau, khususnya untuk produk-produk yang banyak dibutuhkan oleh
masyarakat Indonesia.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan
yang akan dibahas pada penulisan ini,sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan penilaian kinerja karyawan?
2. Apa saja tujuan dari penilaian kinerja karyawan?
3. Apa saja hambatan/masalah dan solusi penilaian kinerja?
4. Bagaimana proses penilaian kinerja?
5. Apa saja metode penilaian kinerja?
6. Bagaimana langkah-langkah dalam menentukan penilaian kinerja?
C. Tujuan Penulisan
PEMBAHASAN
Menurut Iqbal, Ahmad, Haider, Batool dan Ain (2011), kinerja organisasi yang
baik mengacu pada kinerja karyawan yang baik pula. Kinerja karyawan yang baik tidak
terjadi secara otomatis begitu saja. Aspek-aspek seperti standar manajerial, pengetahuan
dan keterampilan, komitmen dan penilaian kinerja dapat mempengaruhi kinerja
karyawan. Untuk menilai, dapat menggunakan Penilaian Kinerja atau Performance
Appraisal (PA) sebagai salah satu metode dalam melakukan tolak ukur.1
Penilaian Kinerja atau Performance Appraisal (PA) adalah sebuah sistem yang
formal digunakan dalam beberapa periode waktu tertentu untuk menilai prestasi kerja
seorang karyawan. Selain itu, penilaian kinerja dapat berfungsi untuk mengidentifikasi,
mengobservasi, mengukur, mendata, serta melihat kekuatan dan kelemahan dari karyawan
dalam melakukan pekerjaan. Penggunaan penilaian kinerja ini da p a t meningkatkan
performa kerjakaryawan. Penilaian kinerja benar-benar didesain sedemikian rupa untuk
membantu perusahaan mencapai tujuan organisasi dan memotivasi performa karyawan.
Kegunaan dalam penggunaan penilaian kinerja ini adalah untuk meningkatkan performa
kerja dari karyawan. Penilaian kinerja benar-benar didesain sedemikian rupa untuk
membantu perusahaan mencapai tujuan organisasi dan memotivasi performa karyawan.
Sementara itu, menurut Latham dan Weley, Mondy,W. dan Noe, R.M. (2005),
penilaian kinerja adalah seperangkat interaksi formal yang terstruktur antara bawahan dan
atasan, biasanya dalam bentuk wawancara periodik, dimana kinerja bawahan ditinjau dan
dibahas, dengan penekanan pada identifikasi kelemahan dan kekuatan serta sebagai
peluang untuk perbaikan kinerja dan pengembangan keterampilan.2
B. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Simamora (1995), penilaian kinerja memiliki tujuan yang dibedakan
dalam dua hal yaitu tujuan pokok dan tujuan khusus. Tujuan pokok dari penilaian kinerja
adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan valid berkenaan dengan perilaku
dan kinerja setiap karyawan di perusahaan. Adapun tujuan-tujuan khusus dari penilaian
kinerja karyawan digolongkan dalam dua bagian besar yaitu:3
1. Tujuan Evaluasi (Evaluation)
1
Nadeem Iqbal, Naveed Admad, Zeeshan Haider, Dan Yumna Batooland Qurat-ul-ain, “Impact of Performence
Appraisal on Employee’s Performance Involving Moderating Role Of Motivation”, Arabian Journal Of Business and
Management Review, Vol 3, No. 1, (2011), 37-56.
2
Latham Dan Weley, Mondy W Dan Noer, R.M, Human Resource Management, (USA: Prentice Hall, 2005), 65.
3
Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: YKPN, 1995), 101.
Tujuan evaluasi dari penilaian kinerja yaitu seorang manajer menilai
evaluatif yaitu membandingkan semua karyawan satu dengan yang lain atau
karyawan serta dapat menentukan arah apa yang harus diambil untuk
memperbaikinya.
c. Terpusat pada hal-hal yang vital dan penting bagi pengambilan keputusan
Pelaksanaan proses penilaian kinerja harus memiliki format yang sah dan
dapat dipercaya (bebas dari diskriminasi). Jika hal tersebut tidak terjadi maka
akan melanggar hukum ketenagakerjaan atau hukum lainnya yang bisa
mempengaruhi keputusan dari atasan. Oleh karena itu, setiap keputusan
hendaknya obyektif dan sesuai dengan hukum sehingga bisa menghindari
aspek hukum yang berakibat negatif. Akibat negatif yang bisa dilakukan oleh
karyawan yaitu melakukan penuntutan perkara terkait dengan hasil penilaian
kinerja, diantaranya perbedaan jenis kelamin, ras bangsa, dan diskriminasi
4
Rivai, dkk, Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Ppraktik, (Jakarta: Rajawali Press,
2011), 56.
5
Ibid, 60.
umur dalam pemutusan hubungan kerja, promosi, dan pemberhentian
sementara.
3. Hambatan Politis
4. Hambatan Pribadi
formalitas saja dan suatu hal yang sangat membosankan. Kondisi tersebut
terjadi karena berdasarkan masa lalu, hasil penilaiannya tidak diikuti dengan
5. Bias Penilaian
Hambatan berikutnya dalam penilaian kinerja secara efektif adalah
perspektif berbeda-beda yang telah dibawa sejak semua pihak terlibat ke
dalam proses. Bias persepsi pada diri sendiri mungkin juga akan mengurangi
efek-efek yang diinginkan dari penilaian positif. Misalnya ketika seseorang
mempunyai kinerja yang baik, kecenderungannya adalah mengakui
sepenuhnya kinerja orang tersebut. Apabila sebaliknya, jika prestasi
kinerjanya sedang buruk maka kecenderungannya adalah menyalahkan siapa
yang melakukan evaluasi (penilaian) bahkan sering juga menghubungkan
terhadap kekondusifan suasana kerja dengan membandingkan sarana dan
prasarana yang dimiliki oleh perusahaan lain.
Menurut Hariandja (2007) beberapa cara mengatasi hambatan dalam
evaluasi penilaian kinerja, yaitu :6
1. Memberikan latihan kepada penilai.
2. Melibatkan penilai dalam penentuan formulir penilaian.
3. Menekankan pada manajer akan pentingnya penilaian untuk kerja.
4. Memberikan penghargaan kepada manajer penilai.
5. Memilih penilai yang tepat.
1. Perencanaan, dalam fase ini atasan dan bawahan mengadakan pertemuan untuk
6
Marihot Tua Efendi Hariandja, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), 111.
7
Kane Bodie Z. Dan Marcus, AJ, Investment And Portofolio Management, (New York: The McGraw-Hill
Companies, 2011), 78.
8
Grote D, Buku Pertanyaan Dan Jawaban Penilaian Kinerja Panduan Bertahan Hidup Bagi Para Manajer, (Broadway:
Amacom, 2002), 66.
membahas dan menetapkan tujuan, serta hal-hal lain yang berkaitan dengan pekerjaan
seperti kompetensi, perilaku dan tanggung jawab kerja yang harus dimiliki.
2. Pelaksanaan, pada fase ini karyawan be- kerja untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, peran atasan sebagai pem- bimbing dapat memotivasi karyawan untuk
meningkatkan kinerja mereka sehing- ga tujuan dapat tercapai.
3. Pengukuran, pada fase ini atasan memberikan refleksi terhadap tugas-tugas yang
telah dikerjakan karyawan dan hasil dari fase ini dapat mempengaruhi karyawan
tersebut baik dalam kom- pensasi atau bentuk penghargaan- penghargaan lainnya
4. Peninjauan, fase ini merupakan review yaitu mempertemukan kembali atasan dan
bawahan untuk memberikan dan membahas hasil kinerja karyawan secara mendalam,
dan di akhir pertemuan keduanya kembali membuat dan mene- tapkan tujuan serta
tugas-tugas untuk masa yang akan datang.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi proses penilaian kinerja, yaitu :9
1. Indikator penilaian kinerja
Kriteria kinerja berdasarkan sifat, kriteria berdasarkan perilaku, dan kriteria
berdasarkan hasil
2. Metode penilaian kinerja
Metode penilaian kinerja harus mencakup lima hal, yaitu relevance (kesesuain
hasil dan tujuan), acceptability (dapat diterima), reliability (dapat dipercaya),
sensitivity (dapat membedakan hasil kerja), dan practically (meningkatkan
produktivitas).
3. Penilai
Penetapan penilai sangat erat hubungannya dengan persoalan apakah hasil penilaian
obyektif atau tidak.
4. Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Pelaksanaan penilaian kinerja harus mencakup dua hal, yaitu: waktu
pelaksanaan dan konteks penilaian.
E. Metode Penilaian Kinerja
Pada proses penilaian kinerja karyawan memiliki beberapa metode yang
digunakan sebagai pedoman untuk menilai kinerja masing-masing karyawannya.
Menurut Mondy (2008), terdapat beberapa metode penilaian yang bisa digunakan
sebagai pedoman penilaian yaitu:10
1. Umpan Balik 360 Derajat (360-Degree)
9
Ibid, 69.
10
Mondy R Wayney, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta; Erlangga, 2008), 106.
Meliputi masukan evaluasi dari banyak level dalam perusahaan
sebagaimana pula dari sumber-sumber eksternal. Dalam metode ini, orang- orang di
sekitar karyawan yang dinilai bisa memberikan nilai, termasuk manajer senior,
karyawan itu sendiri, atasan, bawahan, anggota tim, dan pelanggan internal atau
eksternal
2. Skala Penilaian Grafis (Graphic Rating Scales)
Menilai kinerja pegawai dengan menggunakan skala untuk mengukur
faktor-faktor kinerja (performance factor). Misalnya dalam mengukur tingkat
inisiatif dan tanggung jawab pegawai. Skala yang digunakan adalah 1 sampai 5,
yaitu:
a. 1 adalah yang terburuk
b. 2 adalah buruk
3. Critical Incident
Evaluator mencatat mengenai apa saja perilaku atau pencapaian terbaik dan
terburuk (extremely good or bad behaviour) pegawai. Dalam metode ini, penilai
harus menyimpan catatan tertulis tentang tindakan- tindakan atau prilaku kerja yang
sangat positif (high favorable) dan perilaku kerja yang sangat negatif (high
unfavorable) selama periode penilaian.
4. Essay
11
Simamora, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: YKPN, 1995), 110.
12
Mondy R Wayney, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta; Erlangga, 2008), 107.
Menurut Wirawan (2009), langkah langkah dalam melakukan penilaian kinerja
adalah sebagai berikut:13
1. Membentuk Tim
Pengembangan sistem penilaian kinerja perlu dilakukan dengan hati-hati karena
akan menentukan kinerja pegawai dan kinerja organisasi. Langkah pertama dalam
mengembangkan penilaian kinerja adalah menyusun suatu tim pengembangan evaluasi
kinerja yang terdiri dari:
a. Profesionalis sumber daya manusia
Yaitu pakar atau konsultan manajemen SDM. Profesional manajemen
SDM adalah pakar yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman
dalam menyusun sistem evaluasi kinerja
13
Wirawan, Evaluasi Kinerja Sumber Daya Manusia Teori Aplikasi Dan Penelitian, (Jakarta: Salemba Empat, 2009),
89.
a. Kewajiban dan tanggung jawab dalam suatu pekerjaan, adalah tujuan pekerjaan,
kewajiban apa saja yang dilakukan, bagaimana melakukannya, tanggung jawab apa
saja yang dimiliki oleh pelaksana pekerjaan.
b. Karakteristik yang diisyaratkan untuk melaksanakan pekerjaan, adalah kualifikasi
yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan yang terdiri atas pengetahuan,
ketrampilan, kemampuan, pelatihan, pendidikan, dan pengalaman yang diperlukan
untuk melaksanakan pekerjaan. Persyaratan fisik dan kejiwaan juga diperlukan
agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
c. Kondisi kerja, adalah keadaan lingkungan kerja ketika pekerjaan dilaksanakan dan
peralatan yang diperlukan untuk melaksanakan suatu pekerjaan.
d. Keluaran Kerja, adalah keluaran atau hasil kerja yang diharapkan setelah pekerjaan
dilaksanakan dengan baik.
c. Waktu penilaian
Penilaian ini dilakukan oleh bawahan kepada atasannya, proses ini dapat
membantu atasan untuk mendiagnosis gaya manajemen , mengidentifikasi
masalah dan mengambil tindakan perbaikan dengan para manajer sebagaimana
yang diharapkan.
Penilaian ini dilakukan oleh ahli sumber daya manusia yang ditunjuk
oleh perusahaan.
14
Melayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT umi Perkasa, 2002), 56.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penilaian Kinerja atau Performance Appraisal (PA) adalah sebuah sistem yang formal
digunakan dalam beberapa periode waktu tertentu untuk menilai prestasi kerja seorang karyawan.
Selain itu, penilaian kinerja dapat berfungsi untuk mengidentifikasi, mengobservasi, mengukur,
mendata, serta melihat kekuatan dan kelemahan dari karyawan dalam melakukan pekerjaan.
Penilaian kinerja benar-benar didesain sedemikian rupa untuk membantu perusahaan mencapai
tujuan organisasi dan memotivasi performa karyawan. Kegunaan dalam penggunaan penilaian
kinerja ini adalah untuk meningkatkan performa kerja dari karyawan. Penilaian kinerja benar-
benar didesain sedemikian rupa untuk membantu perusahaan mencapai tujuan organisasi dan
memotivasi performa karyawan.
Tujuan pokok dari penilaian kinerja adalah untuk menghasilkan informasi yang akurat dan
valid berkenaan dengan perilaku dan kinerja setiap karyawan di perusahaan. Tujuan evaluasi dari
penilaian kinerja yaitu seorang manajer menilai kinerja masa lalu seorang karyawannya. Evaluator
menggunakan rating deskriptif untuk menilai kinerja dan kemudian menggunakan data tersebut
dalam keputusan-keputusan tertentu. Sedangkan Tujuan pengembangan dari penilaian kinerja
dilakukan seorang manajer untuk meningkatkan kinerja seorang individu di masa mendatang.
Manajer memberikan saran kepada karyawan mengenai pengembangan karirnya dan membantu
bawahannya untuk menentukan tujuan kinerjanya.
B. Saran
Semoga setelah mempelajari dan memahami makalah ini, kita dapat mengerti akan
Penilaian Kinerja Karyawan. Untuk itu, kita sebagai generasi penerus mampu memahami dan
menelaah berbagai kesalahan yang tidak sesuai dengan aturan.
Kami menyadari makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang
membangun kami butuhkan dari teman-teman ataupun Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen
SDI.
DAFTAR PUSTAKA
Bodie Z, Kane. Dan Marcus, AJ, Investment And Portofolio Management, (New York: The
McGraw-Hill Companies, 2011).
Grote D. Buku Pertanyaan Dan Jawaban Penilaian Kinerja Panduan Bertahan Hidup Bagi Para
Manajer. (Broadway: Amacom, 2002).
Hariandja, Marihot Tua Efendi. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: Salemba Empat,
2007).
Hasibuan, Melayu S.P. Hasibuan. Manajemen Sumber Daya Manusia. (Jakarta: PT umi Perkasa,
2002).
Iqbal, Nadeem. Naveed Admad, Zeeshan Haider, Dan Yumna Batooland Qurat-ul-ain. “Impact of
Performence Appraisal on Employee’s Performance Involving Moderating Role Of
Motivation”. Arabian Journal Of Business and Management Review. Vol 3. No. 1. (2011).
Latham Dan Weley, Mondy W Dan Noer, R.M. Human Resource Management. (USA: Prentice
Hall, 2005).
Rivai, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Ppraktik.
(Jakarta: Rajawali Press, 2011).