Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

TENTANG ANALISIS PERKREDITAN

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Niwana Pulungan (20090037)


2. Regina May Putri (20090045)
3. Riski Khairani (20090050)

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Atikah Darayani Nasution, S.E, M. Si

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
MANDAILING NATAL

T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Mahakuasa karena telah memberikan


kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “
ANALISIS PERKREDITAN”. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas Dosen
pada mata kuliah ANALISIS LAPORAN KEUANGAN di STAIN MADINA.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca.
Penulis pengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Dosen
Pengampu mata kuliah ini. Karena dengan adanya tugas ini penulis dapat belajar
dan bisa menambah wawasan tentang judul makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Aamiin.
Wassalamualaikum wr.wb

Panyabungan, 26 Mei 2023

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
BAB I............................................................................................................................1
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................2
BAB II..........................................................................................................................3
PEMBAHASAN..........................................................................................................3
A. Pengertian Kredit............................................................................................3
B. Jenis-Jenis Kredit............................................................................................7
C. Analisis Kredit.................................................................................................9
D. Kebijakan Kredit Perdagangan...................................................................11
E. Langkah- Langkah Membuat Perkreditan.................................................12
BAB III.......................................................................................................................15
PENUTUP..................................................................................................................15
A. Kesimpulan....................................................................................................15
B. Saran..............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Untuk menjalankan kegiatan operasional perusahaan, kebutuhan akan dana


mutlak harus tersedia karena tanpa ketersediaan dana, tidak akan mungkin kegiatan
perusahaan akan berjalan lancar. Dalam praktiknya dana yang dibutuhkan
perusahaan ada dua macam, yaitu untuk keperluan modal kerja dan investasi.
Apabila kebutuhan dana besar, sementara dana yang dibutuhkan tidak
tersedia, jalan keluar untuk pemenuhan dana tersebut adalah melalui dana pinjaman
(modal asing) dari lembaga keuangan seperti bank. Pemenuhan dana melalui
pinjaman relative lebih mudah dan cepat dibandingkan dari modal sendiri, selama
memenuhi persyaratan yang dipersyaratkan oleh bank. Hanya saja yang perlu
diperhitungkan adalah bahwa pinjaman dana dari pihak perbankan memiliki ongkos
(biaya) yang harus ditanggung, yaitu beban bunga. Besarnya beban bunga ini
tergantung dari perusahaan yang membiayai, jangka waktu pinjaman, jaminan dan
faktor lainnya.
Setiap pengajuan kredit yang disetujui akan dinilai melalui semua
persyaratan. Bagi bank hal ini penting agar dana yang dikucurkan tidak mengalami
kerugian atau macet. Di lain sisi, bank juga tidak ingin pinjaman yang diberikan
justru menjadi beban bagi perusahaan yang pada akhirnya dapat mengancam
kelangsungan hidup perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu, sebelum pinjaman atau kredit dikucurkan, bank terlebih dulu
menganalisis kelayakan usahanya yang salah satunya adalah dengan menganalisis
laporan keuangan perusahaan untuk beberapa priode tertentu. Hasil analisis ini akan
dijadikan pedoman disetujui atau tidaknya usaha tersebut untuk dibiayai, serta besar
pinjaman yang akan diberikan, serta persyaratan lainnya.

1
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disimpulkan rumusan masalah


pada makalah ini yaitu:
1. Apakah arti penting dari kredit?
2. Apasajakah jenis-jenis kredit?
3. Bagaimanakah cara menganalisis kredit?
4. Bagaimanakah kebijakan kredit perdagangan?
5. Apa langkah-langkah yang harus diambil untuk membuat keputusan
perkreditan yang informasional dan efektif ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti penting dari kredit.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis kredit.
3. Untuk mengetahui cara menganalisis kredit.
4. Untuk mengetahui kebijakan kredit perdagangan.
5. Untuk mengetahui langkah-langkah yang harus diambil untuk membuat
keputusan perkreditan yang informasional dan efektif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kredit
Jelas bahwa dana pinjaman atau kredit yang diperoleh oleh perusahaan
memiliki manfaat yang sangat besar dalam hal pemenuhan dana. Pertimbangan
utama perusahaan untuk memperoleh pinjaman tersebut adalah bahwa memang
dana tersebut sangat dibutuhkan (sesuai pemanfaatannya). Artinya jangan sampai
dana yang dibutuhkan melebihi kebutuhan yang sesunggguhnya sehingga ada
dana yang menganggur, sementara beban bunga terus dibayar.
Keuntungan dana kredit adalah jumlah yang dibutuhkan sesuai kebutuhan
perusahaan (biasanya dalam jumlah besar). Kemudian, jangka waktu memperoleh
dana tersebut relatif singkat, tentunya selama memenuhi syarat yang telah
ditetapkan bank. Persyaratan relatif mudah terutama bagi perusahaan yang sudah
berjalan lebih dari tiga tahun dan menunjukkan kinerja yang baik. Selain itu,
penggunaan modal pinjaman dapat memotivasi manajemen untuk bekerja lebih
giat guna memenuhi kewajiban pengembalian dana tersebut.
Secara umum dikatakan bahwa arti kredit adalah kepercayaan. Dalam
bahasa latin disebut "credere". Artinya kepercayaan pihak bank (kreditor) kepada
nasabah (debitur), di mana bank percaya nasabah pasti akan mengembalikan
pinjamannya sesuai kesepakatan yang telah dibuat. Dapat diartikan pula bahwa
debitur memperoleh kepercayaan dari bank untuk memperoleh dana dan untuk
menggunakan dana tersebut sebagaimana mestinya serta mampu untuk
mengembalikan sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati kedua belah pihak.
Di Indonesia pengertian kredit dibagi dua sesuai dengan jenis bank yang
ada saat ini, yaitu:1
a. Kredit Bagi Bank Konvensional
Wiroso (2005:16) menyebutkan bahwa system pemberian kredit pada bank
konvensional dengan bank Syariah mempunyai perbedaan, antara lain meliputi
aspek akad atau perjanjian antara bank dengan nasabah, pemberian balas jasa oleh

1
Dr. Kasmir, S.E., M.M., “Analisis Laporan Keuangan”, Depok: Rajawali Pers, 2019, Hal. 275.

3
nasabah kepada pihak bank, hubungan bank dengan nasabah. Pada system
pemberian kredit bank konvensional, bank akan mengenakan Bunga kredit kepada
debiturnya berdasarkan jumlah kredit yang diajukan oleh debitur, dengan
prosentase bunga yang sudah pasti. Hal ini merupakan pemberian balas jasa dari
debitur kepada pihak bank.
Kasmir (2002:23) menjelaskan bahwa dalam perbankan konvensional,
kredit diperuntukkan bagi siapapun yang memiliki kemampuan untuk melunasi
pinjaman kredit, karena bank konvensional tidak peduli bagaimanapun keadaan
debitur maupun nasabahnya, yang terpenting bagi pihak bank adalah modalnya
kembali dan ditambah keuntungan berupa bunga kredit yang telah dibebankan
kepada nasabahnya sebagai penutup operasional. System bunga yang diterapkan
pada bank konvensional antara lain: penentuan suku bunga dibuat pada waktu
akad dengan pedoman harus selalu untung untuk pihak bank, besarnya prosentase
berdasarkan pada jumlah uang (modal) yang dipinjamkan bank kepada debitur,
jumlah pembayaran bunga tidak mengikat meskipun jumlah keuntungan berlipat
ganda saat keadaan ekonomi sedang baik, eksistensi bunga diragukan
kehalalannya oleh semua agama termasuk agama islam, pembayaran bunga tetap
seperti yang dijanjikan tanpa pertimbangan proyek atau usaha yang dijalankan
oleh pihak debitur.

b. Pembiayaan Bagi Bank Syariah (Islam)


Dalam penerapan prinsip mudharabah pada pemniayaan bank Syariah
Mohammad (2005:17), bank syariah akan memberikan bagi hasil kepada
nasabahnya sesuai dengan keadaan ekonomi bank Syariah yang benar-benar
terjadi, yang didasarkan pada pendapatan (revenue sharing). Nisbah bagi hasil
tabungan Syariah akan ditentukan di awal akad antara bank Syariah dan nasabah.
Sedangkan penerapan prinsip wadi’ah pada tabungan Syariah akan diberikan
bonus, pemberian bonus tidak dapat ditentukan diawal akad dan besarnya sesuai
dengan kebijakan masing-masing bank Syariah.
Pemberian bagi hasil dan bonus kepada nasabah tabungan Syariah
merupakan ciri khas dari bank Syariah. Triyuwono (2001:63) menjelaskan bahwa
bonus dan bagi hasil tersebut merupakan pengganti prinsip bunga tabungan pada

4
bank konvensional. Bunga berdasarkan keputusan fatwa Majelis Ulama Indonesia
(MUI) dan menurut sebagian ulama dan masyarakat muslim termasuk dalam
kategori riba. Pengertian riba secara umum adalah semua tambahan yang
disyaratkan atas harta pokoknya tanpa melalui usaha perdagangan dan tanpa
melakukan sesuatu, maka yang demikian itu termasuk riba, dalam islam hukum
riba adalah haram.
Prinsip bank Syariah secara umum adalah melarang adanya transaksi yang
mengandung unsur-unsur riba, makruh, dan melakukan transaksi dengan cara
haram. Adanya prinsip yang diterapkan pada bank Syariah adalah bertujuan untuk
mengatur dan memberikan arahan tentang dunia perbankan agar sesuai dengan
aturan islam dan dapat membedakan secara jelas antara transaksi halal dan haram.
Muhammad (2005:14) menjelaskan bahwa prinsip yang diterapkan pada bank
Syariah antara lain terdiri dari:
1. Mudharabah
Mudharabah adalah akad atau perjanjian kerjasama usaha antara pemilik
dana dengan para nasabah dengan nisab bagi hasil menurut kesepakatan di awal,
jika usaha mengalami kerugian maka seluruh kerugian ditanggung oleh pengelola
dana, seperti penyelewengan, kecurangan dan penyalahgunaan dana.
Secara umum, mudharabah dibagi menjadi dua jenis, yaitu : (1)
mudharabah muthlaqah, yaitu bentuk kerjasama antara bank dengan nasabah yang
cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu dan
daerah bisnis; (2) mudharabah muqayyadah, yaitu kebalikan dari mudharabah
muthlaqah, nasabah dibatasi dengan Batasan jenis usaha. Adanya pembatasan ini
seringkali mencerminkan kecenderungan umum oihak bank dalam memasuki
jenis dunia usaha.
2. Musyarakah
Musyarakah adalah akad kerja sama atau pencampuran antara dua pihak
atau lebih untuk melakukan suatu usaha tertentu yang halal dan produktif dengan
kesepakatan bahwa keuntungan akan dibagikan sesuai dengan nisab yang
disepakati dan resiko akan ditanggung sesuai dengan porsi kerja sama. Jenis-jenis
musyarakah ada empat, yaitu: (1) musyarakah mufawadhah, yaitu kerjasama dua
orang atau lebih pada suatu objek dengan syarat tiap-tiap pihak memasukkan

5
modal yang sama sehingga tiap-tiap modal pihak dapat melakukan perbuatan
hukum atas nama orang-orang yang bekerjasama itu; (2) musyarakah al inan,
kerjasama dalam modal suatu perdagangan yang dilakukan dua orang atau lebih
dan keuntungan dibagi Bersama dengan jumlah modal yang tidak harus sama
porsinya; (3) musyarakah al wujuh, yaitu kerja sama yang dilakukan dua orang
atau lebih yang tidak punya modal sama sekali dan mereka melakukan suatu
pembelian dengan kredit serta menjualnya dengan harga tunai, sedangkan
keuntungan yang diperoleh dibagi bersama; (4) musyarakah al abdan, yaitu kerja
sama yang dilakukan oleh dua pihak untuk menerima suatu pekerjaan, seperti
pandai besi, servis alat-alat elektronik, laundry, dan tukang jahit. Hasil yang
diterima dari pekerjaan itu dibagi Bersama dengan kesepakatan kedua belah
pihak.
3. Wadiah
Wadiah adalah titipan murni dari satu pihak kepada pihak lain, baik
individu maupun hukum yang harus di jaga dan dikembalikan kepada si penitip
kapan saja si penitip menghendaki. Dengan melihat prinsip dalam Syariah islam,
wadiah dapat digolongkan menjadi dua macam yaitu : (1) amanah, yaitu pihak
yang dititipi tidak boleh menggunakan atau memanfaatkan harta titipan; (2)
dhamanah, yaitu pihak yang di titipi bertanggung jawab penuh terhadap keutuhan
harta titipan, sehingga pihak yang di titipi boleh memanfaatkan harta titipan
tersebut.
Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pemberian suatu kredit adalah
sebagai berikut:
1. Kepercayaan Kepercayaan merupakan suatu keyakinan pemberi kredit (bank)
bahwa kredit yang diberikan berupa uang atau jasa akan benar- benar diterima
kembali di masa tertentu di masa mendatang.
2. Kesepakatan Kesepakatan dituangkan dalam suatu perjanjian di mana
masing- masing pihak menandatangani hak dan kewajiban masing-masing.
3. Jangka waktu Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu
tertentu yang mencakup masa pengembalian kredit yang disepakati.
4. Risiko Faktor risiko dapat disebabkan oleh dua hal : a) Faktor kerugian yang
diakibatkan adanya unsur kesengajaan nasabah untuk tidak membayar

6
kreditnya padahal mampu; dan b) Faktor kerugian yang ditimbulkan oleh
unsur ketidaksengajaan nasabah sehingga mereka tidak mampu membayar
kreditnya, misalnya akibat terjadi musibah bencana alam.2

B. Jenis-Jenis Kredit
1. Dari Segi Kegunaan
a. Kredit Investasi, kredit ini memang dapat mendukung kebutuhan dana
pembiayaan investasi jangka Panjang. Jenis kredit ini umumnya memiliki
masa pengembalian yang cukup lama, sehingga cocok jika ingin
meminjam nominal yang besar untuk keperluan usaha untuk mengajukan
pinjaman ini, dibutuhkan Studi Kelayakan dan Surat Izin Usaha
Perdagangan (SIUP) serta Tanda Daftar Perusahaan (TDP)
b. Kredit modal kerja, adalah pinjaman yang diberikan oleh bank kepada
peminjaman yang ingin meningkatkan kapasitas operasi produksi. Sebuah
bisnis bias mengajukan pinjaman kredit modal kerja untuk membeli bahan
baku, membayar upah karyawan, atau hal lainnya yang terkait operasi
produksi sebuah perusahaan.
2. Dari Segi Tujuan
a. Kredit produktif merupakan kredit yang diberikan untuk menghasilkan
sesuatu (proses produksi), baik barang maupun jasa, misalnya kredit
diberikan untuk industri (pabrik), pertanian, peternakan, pabrik, perhotelan
dan barang dan lainnya.
b. Kredit konsumtif merupakan kredit yang diberikan untuk digunakan secara
pribadi atau dipakai (dikonsumsi) sendiri, misalnya membeli rumah atau
kendaraan yang akan digunakan untuk keperluan pribadi.
c. Kredit perdagangan merupakan kredit yang diberikan kepada para
pedagang. Para pedagang membeli barang yang kemudian barang tersebut
dijual kembali.3

2
https://media.neliti.com/media/publications/284747-tanggung-jawab-direksi-terhadap-terjadin-
382c231f.pdf diakses pada 26 mei 2023
3
Dr. Kasmir, S.E., M.M., “Analisis Laporan Keuangan”, Depok: Rajawali Pers, 2019, Hal. 280.

7
3. Dari Segi Jangka Waktu
a. Kredit jangka pendek, adalah yang jangka waktu peminjamannya kurang
dari satu tahun. Pinjaman ini cenderung lebih mudah didapatkan dibanding
jangka Panjang karena resikonya lebih kecil bagi pemberi pinjaman.
Tentunya, persyaratanpun lebih mudah dipenuhi. Kredit jangka pendek
dapat digunakan untuk usaha maupun kepentingan pribadi.
b. Kredit jangka menengah, adalah pinjaman yang masa cicilannya lebih
lama dari jangka pendek, yaitu kurang lebih tiga tahun. Menutur
pegadaian, kredit jangka menengah sering digunakan usaha kecil dan
menengah (UKM) dibawah 100 juta.
c. Kredit jangka Panjang adalah yang memiliki jangka waku pengembalian
paling lama, yaitu maksimal lima tahun. Peminjaman dapat mengajukan
kredit ini untuk membangun usaha, membeli rumah, maupun kendaraan.
Karena jangka Panjang dan resikonya cukup besar, pengajuan peminjaman
ini membutuhkan dokumen-dokumen khusus agar disetujui bank dan tidak
mudah untuk didapatkan begitu saja.
4. Dari Segi Jaminan
a. Kredit Jaminan orang, pemberian kredit dengan jaminan sesorang, kredit
semacam ini bersifat kekeluargaan. Biasanya hal ini dilakukan pada saat
kita meminjam kepada orang terdekat kita.
b. Kredit jaminan efek, kredit jaminannya berupa saham atau surat berharga
tertentu.
c. Kredit jaminan barang, kredit yang jaminannya berbentuk barang
bergerak, barang tetap, dan logam mulia seperti emas, sepeda motor atau
yang lainnya.
d. Kredit jaminan dokumen, kredit yang menggunakan jaminan berupa
dokumen, seperti L/C (Letter of Credit), surat tanah, dan Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor (BPKB).4
5. Dari Segi Sektor Usaha
a. Kredit sektor pertanian merupakan kredit yang diberikan kepada para
petani, baik tanaman jangka pendek yang kurang atau maksimal satu tahun

4
https://bprwm.co.id/jenis-jenis-pinjaman-yang-ada-di-bank/ diakses 26 Mei 2023

8
maupun jangka panjang (lebih dari satu tahun atau tiga tahun sesuai
persyaratan bank).
b. Kredit sektor industri merupakan kredit yang diberikan kepada industri,
baik industri kecil, menengah, maupun besar.
c. Kredit sektor perumahan merupakan kredit yang diberikan untuk
kepemilikan rumah atau properti lainnya.
d. Kredit sektor profesi, merupakan kredit yang diberikan kepada profesional
seperti dokter, pengacara, dosen, dan lainnya.
e. Kredit sektor pertambangan merupakan kredit yang diberikan untuk
pengusaha yang bergerak dalam bidang pertambangan seperti, emas,
batubara, timah, atau tambang lainnya.
f. Kredit sektor pendidikan merupakan kredit yang diberikan dunia
pendidikan, seperti kredit mahasiswa.

C. Analisis Kredit
Sebelum suatu kredit diputuskan, terlebih dulu perlu dianalisis kelayakan
kredit tersebut. Tujuannya adalah untuk menghindari kredit yang dibiayai
nantinya tidak layak. Kalau ini yang terjadi, kemungkinan besar bank akan
menderita kerugian karena ketidakmampuan nasabah untuk mengembalikan
pinjamannya alias macet. Tidak hanya itu saja, karena ketidakmampuan
membayar angsuran kredit, nasabah juga akan terkena dampak dari beban yang
harus dibayar yang justru dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan lebih
lanjut.
Analisis kredit dapat dilakukan dengan berbagai alat analisis. Dalam
praktiknya terdapat beberapa alat analisis yang dapat digunakan untuk
menentukan kelayakan suatu kredit, yaitu sebagai berikut:
1. Dengan 5 of C
a. Character adalah sifat atau watak nasabah. Analisis ini untuk mengetahui
sifat atau watak seorang nasabah pemohon kredit, apakah memiliki watak
atau sifat yang bertanggung jawab terhadap kredit yang diambilnya.
b. Capacity, yaitu analisis yang digunakan untuk melihat kemampuan nasabah
dalam membayar kredit. Kemampuan ini dapat dilihat dari penghasilan

9
pribadi untuk kredit konsumtif dan usaha yang dibiayai untuk kredit
perdagangan atau produktif.
c. Capital adalah untuk menilai modal yang dimiliki oleh nasabah untuk
membiayai kredit. Hal ini karena bank tidak akan membiayai kredit tersebut
100%.
d. Condition, yaitu kondisi umum saat ini dan yang akan datang tentunya.
Kondisi yang akan dinilai terutama kondisi ekonomi saat ini, apakah layak
untuk membiayai kredit untuk sektor tertentu.
e. Collateral merupakan jaminan yang diberikan nasabah kepada bank dalam
rangka pembiayan kredit yang diajukannya. Jaminan ini digunakan sebagai
alternatif terakhir bank untuk berjaga-jaga kalau terjadi kemacetan terhadap
kredit yang dibiayai.

2. Dengan 7 of P
a. Personality, yaitu kepribadian dari calon peminjam yang mengajukan
kreditnya. Kriteria ini hampir sama dengan kriteria character dari prinsip 5C
yang telah dijelaskan di atas, dimana melihat bagaimana keseluruhan
kepribadian nasabah mencakup sikap dan perilakunya sehari-hari.
b. Party, calon peminjam dimasukkan ke dalam beberapa golongan yang
terkait dengan kondisi keuangannya. Biasanya pihak bank
mengkasifikasikan nasabah berdasarkan modal yang dimiliki kepribadian,
loyalitas, dan lain sebagainya. Dengan adanya perbedaan klasifikasi dan
golongan ini, aka nada perbedaan pula dalam pemberian fasilitas kredit
nantinya.
c. Purpose, yaitu apa tujuan dari calon peminjam dalam mengajukan kreditnya
pada Lembaga keuangan. Pihak bank perlu mengetahui untuk apa dana
tersebut akan digunakan, misalnya untuk modal usaha, investasi, biaya
Pendidikan, atau justru kegiatan konsumtif. Bank atau Lembaga keuangan
tersebut misalnya, jika bank tersebut berfokus pada pengelolaan modal
maka akan tepat bagi nasabah yang mengajukan kredit untuk usaha.

10
d. Prospect, yaitu bagaimana prospect dari usaha yang dijalankan oleh calon
peminjam. Tentu saja prinsip ini berlaku khusus bagi nasabah yang
mengajukan pinjaman untuk modal usaha atau bisnis yang dikelolanya.
e. Payment, bertujuan mengukur bagaimana kemampuan bayar dari calon
peminjam. Prinsip payment dilihat dari sumber pendapatan nasabah,
kelancaran usaha yang dijalankan, hingga prospek dari usaha tersebut .
dengan begitu pihak bank atau Lembaga keuangan dapat menilai apakah
nasabah tersebut memang dapat membayar kreditnya atau tidak.
f. Profitability, dimana pihak bank melihat bagaimana kemampuan calon
peminjam dalam menghasilkan keuntungan. Kriteria ini lebih di khususkan
pada nasabah yang meminjam untuk keperluan usahanya.
g. Protection, mengacu pada jaminan yang dapat di berikan oleh calon
peminjam. Selain jaminan berupa barang seperti asset rumah atau
perusahaan, protection ini juga dapat berupa jaminan asuransi yang dimiliki
oleh nasabah.5
3. Dengan Studi Kelayakan
Adapun yang dinilai pada studi kelayakan yaitu:
A. Penilaian aspek hukum.
B. Penilaian aspek pasar dan pemasaran.
C. Penilaian aspek keuangan.
D. Penilaian aspek teknis\operasi.
E. Penilaian aspek ekonomi sosial.
F. Penilaian aspek organisasi dan manajemen.
G. Penilaian aspek amdal.6

D. Kebijakan Kredit Perdagangan


Kredit perdagangan adalah alat komersial yang kuat untuk menaklukkan
pasar baru dan membangun loyalitas pelanggan. Tetapi di sisi lain, kredit ini juga
merupakan pedang bermata dua yang dapat membebani modal kerja dan arus kas
anda jika dibiarkan tidak tertagih. Sebagai bagian dari strategi manajemen arus

5
https://www.simulasikredit.com/prinsip-5c-dan-7p-dalam-pemberian-kredit-di-lembaga-
keuangan-bank/ diakses pada 26 Mei 2023
6
Dr. Kasmir, S.E., M.M., “Analisis Laporan Keuangan”, Depok: Rajawali Pers, 2019, Hal. 291.

11
kas anda, asuransi kredit perdagangan dapat membantu anda mengendalikan
risiko kredit ini. Jenis perlindungan ini tak hanya memastikan bahwa faktur
dibayar, tetapi juga memungkinkan bahwa faktur dibayar, tetapi juga
memungkinkan anda untuk mengelola risiko komersial dan politik dari
perdagangan.
Perbedaan antara kredit yang diberikan bank dengan penjualan kredit oleh
perusahaan dagang adalah sebagai berikut:
1. Bank menyalurkan kredit dalam bentuk uang maupun barang yang dibiayai
oleh bank. Artinya nasabah bisa memperoleh kredit dalam bentuk uang atau
dalam bentuk barang.
2. Penjualan kredit oleh perusahaan dagang adalah perusahaan menjual barang
dagangannya yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari (kredit)
dengan cara angsuran atau dicicil.7
Terdapat beberapa tujuan perusahaan dagang dalam memberikan kredit
antara lain adalah untuk:
a. Mencari keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan,
dalam bentuk bunga yang dibebankan kepada nasabah.
b. Membantu usaha nasabah
Membantu nasabah yang memerlukan dana, baik dalam bentuk investasi
maupun dana untuk modal kerja atau konsumsi. Dengan harapan nasabah
dapat mengembangan dan memperluas usahanya.
c. Membantu pemerintah
Semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank, maka hal ini akan
menjadi semakin baik, mengingat semakin banyak kredit berarti adanya
kucuran dana dalam rangka peningkatan pembangunan diberbagai sector
terutama sector rill.

E. Langkah- Langkah Membuat Perkreditan


Untuk membuat keputusan perkreditan yang informasional dan efektif,
berikut adalah beberapa langkah yang dapat diambil:8
7
Dr. Kasmir, S.E., M.M., “Analisis Laporan Keuangan”, Depok: Rajawali Pers, 2019, Hal. 295.
8
https://asana.com/id/resources/decision-making-process diakses pada 26 Mei 2023

12
1. Pengumpulan Data
Langkah pertama adalah mengumpulkan data yang relevan dari calon
peminjam. Ini termasuk informasi pribadi, riwayat kredit, laporan keuangan,
dan dokumen-dokumen pendukung lainnya. Data ini dapat diperoleh melalui
formulir aplikasi, wawancara, dan sumber data yang sah.

2. Analisis Kelayakan
Lakukan analisis mendalam terhadap data yang terkumpul untuk menilai
kelayakan kredit calon peminjam. Evaluasi ini mencakup faktor seperti profil
peminjam, kemampuan membayar, riwayat kredit, dan potensi risiko yang
terkait. Gunakan metode dan model analisis yang relevan untuk menghasilkan
penilaian yang obyektif.
3. Penilaian Risiko
Identifikasi dan evaluasi risiko yang terkait dengan kredit yang diajukan. Ini
mencakup risiko kredit (kemampuan peminjam untuk membayar), risiko
bisnis (lingkungan bisnis dan industri), risiko pasar (fluktuasi ekonomi), dan
risiko lainnya yang mungkin mempengaruhi pengembalian dana. Tinjau dan
perhitungkan faktor-faktor risiko ini dalam proses pengambilan keputusan.
4. Evaluasi Jaminan.
Jika kredit dijamin oleh aset, lakukan evaluasi terhadap jaminan yang
diajukan. Tinjau nilai, likuiditas, dan kualitas jaminan yang relevan.
Pertimbangkan kemampuan jaminan untuk melindungi dana yang diberikan
jika peminjam gagal membayar pinjaman.
5. Penetapan Kriteria Keputusan
Tentukan kriteria keputusan yang jelas dan terukur untuk menerima atau
menolak permohonan kredit. Kriteria ini dapat mencakup rasio utang terhadap
pendapatan, skor kredit minimum, sejarah pembayaran, dan persyaratan lain
yang dianggap penting dalam penilaian kredit. Pastikan kriteria ini sesuai
dengan kebijakan lembaga keuangan dan regulasi yang berlaku.

6. Pengambilan Keputusan

13
Berdasarkan analisis dan penilaian yang dilakukan, ambil keputusan yang
informasional dan efektif mengenai pemberian kredit. Keputusan dapat berupa
persetujuan penuh, persetujuan dengan syarat tertentu, penolakan, atau
keputusan lain yang sesuai dengan hasil analisis.
7. Komunikasi Keputusan
Sampaikan keputusan kepada calon peminjam secara jelas dan transparan.
Jelaskan alasan di balik keputusan dan berikan kesempatan bagi calon
peminjam untuk mendapatkan klarifikasi atau memberikan informasi
tambahan jika diperlukan.
8. Pemantauan dan Evaluasi
Setelah keputusan perkreditan diambil, lakukan pemantauan terhadap kinerja
kredit secara berkala. Evaluasi apakah pinjaman dilunasi sesuai dengan jadwal
pembayaran dan apakah ada perubahan yang signifikan dalam profil peminjam
atau kondisi keuangan yang mempengaruhi

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis kredit adalah kajian yang dilakukan untuk mengetahui kelayakan


dari suatu permohonan kredit. Tujuan utama dari analisis kelayakan kredit itu
adalah untuk memperoleh keyakinan, apakah pemohon kredit mempunyai
kemampuan dan kemauan memenuhi kewajibannya mengembalikan pinjaman.
Bahkan bukan sekadar pinjaman pokoknya saja, tetapi juga soal bunganya sesuai
kesepakatan dengan pihak kreditur (pihak bank). Analisis kredit dilakukan pihak
bank dengan tujuan agar kredit yang diberikan mencapai sasaran. Yaitu aman dan
terarah. Aman di sini berarti kredit tersebut harus diterima kembali
pengembaliannya secara tertib, teratur dan tepat waktu. Sesuai perjanjian antara
pihak kreditur dan nasabah pemohon kredit. Sedangkan maksud kata terarah bisa
diartikan bahwa kredit yang diberikan tersebut digunakan untuk tujuan seperti
yang dimaksud dalam permohonan kredit. Dan pastinya semua itu telah sesuai
dengan peraturan dan kesepakatan ketika diisyaratkan dalam akad kredit.
Lazimnya analisis kredit dilakukan pegawai bank yang ditugaskan untuk
menganalisis permohonan kredit. Mereka harus memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aspek ekonomi, keuangan, manajemen, pemasaran, teknis,
hukum, serta memiliki wawasan yang luas mengenai prinsip-prinsip perkreditan.

B. Saran
Penulis menyadari makalah ini jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis
mengharapkan makalah ini dapat bermanfaat dan berguna sebagai pelengkap
belajar. Penilis juga mengharapkan kritik dan saran demi hasil makalah yang lebih
baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

Dr. Kasmir, S.E., M.M. “Analisis Laporan Keuangan”. Depok: Rajawali


Pers, 2019.
Kasmir. S.E., M.M. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
https://media.neliti.com/media/publications/284747-tanggung-jawab-
direksi-terhadap-terjadin-382c231f.pdf diakses pada tanggal 26 Mei 2023 pukul
08.30 WIB.
https://bprwm.co.id/jenis-jenis-pinjaman-yang-ada-di-bank/ diakses pada
tanggal 25 Mei 2023 pukul 20.30 WIB.
https://www.simulasikredit.com/prinsip-5c-dan-7p-dalam-pemberian-
kredit-di-lembaga-keuangan-bank/ diakses pada tanggal 26 Mei 2023 pukul 20.30
WIB.
https://asana.com/id/resources/decision-making-process diakses pada
tanggal 26 Mei 2023 pukul 21.00 WIB.

16

Anda mungkin juga menyukai