Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN BANK

KONSEP KREDIT

Disusun oleh :

Nama : Cantika Dewi Purnama Putri


NIM : 19.05.51.0037
Kelas : A2 Malam

UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG


2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen
Bank. Penulis menyadari bahwa selama proses dan penyusunan makalah ini tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Makalah yang ada dihadapan pembaca bukanlah karya yang sempurna, karena memiliki
kekurangan baik dalam hal teknik penulisan maupun dalam sistematika, sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan kemajuan makalah
ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca
umumnya. Amin.

Semarang, Mei 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


Penulis ..................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 1
C. TUJUAN PENULISAN .............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
A. Pengertian Kredit .......................................................................................................................... 2
B. Sasaran & Tujuan Kredit ............................................................ Error! Bookmark not defined.
C. Prinsip Perkreditan ....................................................................................................................... 5
D. Sistem Perkreditan ........................................................................................................................ 5
E. Perencanaan Kredit....................................................................................................................... 6
F. Pendekatan dalam Perencanaan Kredit......................................................................................... 8
G. Metode Alokasi Kredit ............................................................................................................... 10
H. Base Lending Rate...................................................................................................................... 12
I. Metode Penghitungan Angsuran Bunga Kredit .......................................................................... 13
J. Strategi Pendanaan & Penempatan Kredit................................................................................. 13
K. Kualitas Kredit ........................................................................................................................... 14
L. Restrukturisasi Kredit ................................................................................................................. 15
M.

BAB III KESIMPULAN....................................................................................................................... 16


DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 16

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang


atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dengan syarat dan
ketentuan yang telah disepakati dan membayarnya kembali dalam jangka waktu
yang ditentukan dengan jumlah margin atau bagi hasil yang telah disepakati.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud Kredit?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui semua masalah tentang Perkreditan

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Kredit

Kredit adalah pemberian penggunaan suatu uang atau barang kepada orang
lain di waktu yang tertentu dengan jaminan atau tidak dengan jaminan, dengan
pemberian jasa atau bunga atau tanpa bunga.Kredit dalam arti ekonomi yang
sederhana yaitu penundaan pembayaran. Artinya, barang atau uang yang diterima
sekarang dikembalikan pada masa yang akan datang. Istilah kredit berasal dari
bahasa Yunani “Credere” yang berarti kepercayaan dan kepercayaanlah yang
terkandung dalam perkreditan si pemberi dan penerima kredit.

Berdasarkan Undang-undang Perbankan RI No. 10 tahun 1998 tentang


perbankan menjelaskan bahwa “kredit adalah penyediaan uang/ tagihan yang
dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan/ kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga”.

Pengertian Kredit Menurut Para Ahli

1. Anwar
Menurut Anwar mengungkapkan bahwa kredit ialah suatu pemberian prestasi
(jasa) dari pihak yang satu kepada pihak lain dan prestasinya akan dikembalikan
lagi dalam jangka waktu tertentu dan uang sebagai kontraprestasinya (balas jasa).

2. Hasibuan
Menurut Hasibuan mengungkapkan bahwa kredit adalah semua jenis pinjaman
yang harus dibayar bersama bunganya oleh sih peminjam seperti perjanjian yang
sudah disepakati bersama.

2
B. Sasaran dan Tujuan Kredit

Tujuan dan Fungsi Kredit

Kasmir dalam buku yang sama (2002:105), memberi defenisi bahwa pemberian
kredit mempunyai beberapa tujuan yang hendak dicapai yang tergantung pada
tujuan bank itu sendiri. Dalam prakteknya tujuan pemberian kredit adalah sebagai
berikut:
1. Mencari Keuntungan
Tujuan utama pemberian kredit adalah untuk memperoleh keuntungan, hasil
keuntungan ini diperoleh dalam bentuk bunga yang diterima bank sebagai balas
jasa dan biaya administrasi kredit yang dibebankan kepada nasabah.

2. Membantu Usaha Nasabah


Tujuan selanjutnya adalah untuk membantu nasabah yang memerlukan dana, baik
dan untuk investasi maupun dana untuk modal kerja atau konsumsi. Dengan dana
tersebut, maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas
usahanya. Dalam hal ini baik bank maupun nasabah sama-sama diuntungkan.

3. Membantu Pemerintah
Tujuan lainnya adalah membantu pemerintah dalam berbagai bidang. Bagi
pemerintah semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak bank semakin baik,
mengingat semakin semakin banyak kredit berarti adanya kucuran dana dalam
rangka peningkatan pembangunan diberbagai sektor terutama sektor rill.

Secara garis besar keuntungan bagi pemerintah dalam pemberian kredit


oleh dunia perbankan adalah sebagai berikut :
1. Penerimaan pajak dari keuntungan yang diperoleh nasabah dari bank.
2. Membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan
usaha baru atau perluasan usaha baru, sehingga dapat menyedot tenaga
kerja yang masih menganggur.

3
3. Meningkatkan jumlah barang dan jasa, bahwa sebahagian besar yang
disalurkan akan dapat meningkatkan jumlah produksi barang dan jasa
yang beredar dimasyarakat, sehingga masyarakat memiliki banyak pilihan.
4. Menghemat devisa, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya
diimpor dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan
fasilitas kredit yang ada, jelas akan dapat menghemat devisa negara.
5. Meningkatkan devisa negara apabila kredit yang dibiayai adalah keperluan
ekspor.

C. Prinsip Perkreditan

Dalam memberikan kredit, Bank atau lembaga perkreditan lainnya wajib


mempunyai keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi
utangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. Untuk memperoleh keyakinan
tersebut, maka sebelum memberikan kredit bank harus melakukan penilaian
dengan seksama baik itu terhadap watak, kemampuan, maupun prospek usaha
debitur.

Penilaian yang dilakukan untuk memperkecil kemungkinan


penyimpangan kredit dari yang diperjanjikan adalah melakukan analisis pada
beberapa faktor, salah satu analisis yang popular adalah analisis 5C (Pasha, 2007),
antara lain:
1. Character (Watak)
Merupakan cerminan dari konsistensi dan kemauan calon debitur dalam
memenuhi kewajiban kreditnya. Mengingat unsur karakter bersifat abstrak,
biasanya kreditur menilai dari sisi kejujura, integritas, dan kepercayaan. Sebagai
alat bantu dapat menggunakan referensi dari orang yang dikenal atau berdasarkan
penelusuran track record kredit calon debitur.
2. Capacity (Kemampuan Membayar)
Kemampuan membayar merujuk kepada kemampuan calon debitur untuk
menghasilkan keuntungan dalam memenuhi kewajiban

4
kreditnya. Analisis kemampuan membayar bank melakukan analisis mengenai
jumlah penjualan,tingkat keuntungan,arus kas, dan lain-lain terhadap calon
debitur yang akan dibiayai.
3. Capital (Modal)
Modal mencerminkan besarnya porsi cover resiko yang ikut ditanggung
calon debitur terhadap proyek yang akan dibiayai.
4. Collateral (Agunan)
Agunan merupakan jaminan tambahan yang dipersyaratkan bank sebagai
alat terakhir bila terjadi masalah dengan kredit yang diberikan. Agunan dapat
berupa agunan fisik maupun non-fisik
5. Condition (Kondisi ekonomi dan usaha)
Kondisi ekonomi mencerminkan keadaan dan prospek yang lingkungan
mikro dan makro yang dihadapi oleh calon debitur. Perhatian pada lingkungan
mikro dan makro berguna bagi bank untuk memperkirakan prospek usaha
dikemudian hari.

D. Sistem Perkreditan

1. Self Liquidating System


Yaitu pemberian kredit berdasarkan sumber penghasilan, jumlah penghasilan, dan
jangka waktu pelunasan sehingga memiliki kepastian untuk melunasi kredit
tersebut. Kredit ini bersifat untuk pembiayaan usaha.
2. Anticipated Income System
Yaitu pemberian kredit berdasarkan referensi sumber penghasilan, jumlah
penghasilan, dan jangka waktu pelunasan dan pada sistem ini bersifat kredit untuk
investasi yang masih memiliki rasio ketidakpastian. Contohnya pada investasi
pendirian pabrik, renovasi sekolah, jalanraya, dan lain sebagainya yang
mempunyai manfaat lebih dari 1 tahun.
3. Sistem Kombinasi / Gabungan (MIX)
Pada sistem ini terdapat unsur gabungan antara kredit pembiayaan usaha dan
kredit investasi. Seperti pada pendirian sebuah usaha berskala besar yang

5
membutuhkan pabrik, sehingga diperlukan dana pendirian bangunan dan modal
usaha.

E. Perencanaan Kredit

Proses perencanaan merupakan awal dari manajemen perkreditan dimana


tujuan , strategi untuk mencapai tujuan, sasaran, dan program perkreditan
ditentukan melalui perencanaan. Melalui perencanaan, dapat dievaluasi apakah
suatu kegiatan berhasil mencapai tujuan bank atau terjadi sebaliknya, sehingga
tidak ada satu pun kegiatan tanpa diawali dengan perencanaan, meskipun rencana
yang dibuat tersebut bersifat sederhana.
Perkreditan pada umumnya merupakan bisnis utama suatu bank sehingga
perencanaan kredit merupakan kegiatan yang penting dalam bisnis perbankan.
Perencanaan kredit meliputi kegiatan – kegiatan menentukan tujuan pemberi
kredit, bagaimana menetapkan sasaran , program dari sektor-sektor ekonomi mana
yang akan dibiayai.
Dalam perencanaan perkreditan, banyak faktor yang perlu diperhatikan,
antara lain :
a. Kondisi ekonomi dan moneter secara makro.
b. Kegiatan pasar modal dan lembaga keuangan lainnya yang juga
memberikan fasilitas pembiayaan kepada masyarakat.
c. Kondisi bank yang dapat diketahui melalui SWOT Analysis dan bank
Performance Analysis.
d. Kemampuan nasabah dan manajemen bank.
e. Komposisi dana dan kemampuan bank dalam menghimpun dana.
f. Strategi bisnis bank.

a. Fungsi Perencanaan Kredit

1. Sebagai referensi dan pengawasan pada pelaksanaan pemberian kredit agar


sesuai dengan perencanaannya.

6
2. Untuk mengantisipasi terjadinya perubahan perencanaan yang di akibatkan
oleh terjadinya perubahan didalam tubuh bank atau perubahan yang terjadi di
luar bank seperti politik, kebijakan bank, dan lain sebagainya.
3. Perencanaan kredit juga dapat berfungsi sebagai pedoman dalam penentuan
pemberian kredit sehingga terhindar dari spekulasi yang mengandung resilko
kerugian.
4. Perencanaan kredit berfungsi sebagai pedoman pemberian kredit sesuai
dengan segmen pasar, misalnya jika kondisi pasar sedang baik maka strategi
apa yang perlu dilakukan dan sebaliknya.

b. Sifat-sifat Perencanaan Kredit

1. Objektif
2. Fleksibel
3. Lengkap dan Detail
4. Memudahkan Pengawasan Kredit
5. Mengandung resiko

c. Penyusunan Perencanaan Kredit

Untuk melakukan penyusunan perencanaan kredit perlu diperhatikan pada misi


dari sebuah bank tersebut, pada sektor apa bank tersebut berfokus dalam kegiatan
usahanya. Ketika telah ditentukan pada sektor apa bank tersebut berfokus, maka
perlu pendalaman tentang sektor tersebut sehingga dapat memenuhi beberapa
kriteria diantaranya :
1. Dapat di aplikasikan dalam kegiatan nyata
2. Sesuai dengan rencana yang di kehendaki
3. Dapa diterima di kegiatan nyata
4. Memiliki pengaruh terhadap pihak yang terkait
5. Mudah untuk di aplikasikan
6. Hasilnya dapat di evaluasi

Dengan kata lain penyusunan perencanaan kredit adalah sebuah program untuk
mencapai tujuan bank dalam perencanaan kredit.

7
F. Pendekatan dalam Pereancanaan Kredit

a. Perencanaan Berdasarkan Pendekatan Sumber Dana


Dari dana yang dapat dikumpulkan oleh suatu bank dari berbagai sumber yang
berbeda, ternyata tidak seluruhnya dapat dipasarkan dalam perkreditan karena
untuk menjaga likuiditasnya, bank yang bersangkutan perlu menyediakan suatu
“reserve”, baik berupa uang tunai, surat-surat berharga yang mudah dicairkan,
ataupun cadangan pada rekening bank sentral.

b. Perencanaan Berdasarkan Pendekatan Pasar


 Perlu dipahami bahwa market profile dari pasar kredit ditinjau dari
“economic environment” sesungguhnya dapat diketahui melalui
budaya masyarakat dan pengaruh lingkungan.
 Perlu diketahui “competitive profile” dan berapa jumlah kredit
yang telah dipasarkan ke masyarakat dan berapa market share yang
berhasil diraih.
 Perlu diketahui customer profile. Hal ini sangat berpengaruh dalam
perencanaan kredit. Perlu diketahui apakah customer yang ada saat
ini adalah perusahaan swasta nasional, swasta asing, BUMN,
BUMD, dll.

c. Perencanaan Kredit dengan Pendekatan Anggaran


Maksud dan tujuan penyusunan anggaran antara lain :
 Sebagai alat koordinasi dari berbagai kegiatan yang ada dalam suatu bank.
 Sebagai alat pengawasan karena anggaran merupakan tolok ukur dari
rencana kerja yang akan direalisasi di kemudian hari.
 Sebagai alat pemilihan alternatif-alternatif yang akan ditempuh oleh suatu
bank dalam mewujudkan optimal profit dari pengelolaan faktor-faktor
produksi yang dikuasainya.
d. Perencanaan Kredit Berdasarkan Pendekatan Peraturan-peraturan Moneter
yang Ada.

8
Beberapa model ketentuan moneter di bidang perkreditan yang dapat terjadi dan
cara-cara pemanfaatan dapat diberikan ilustrasi sebagai berikut.
 Pemberian kredit ke sektor-sektor ekonomi yang diprioritaskan akan dapat
memberikan manfaat bagi bank komersil.
 Dalam rangka pembentukan modal tetap domestik , akan tampak dalam
pemberian kredit investasi dengan suku bunga rendah. Dalam rangka
perbaikan neraca pembayaran manifestasi dengan mendorong ekspor melalui
kredit produksi barang ekspor atau produksi substitusi batang impor dengan
suku bunga kedit rendah.
 Dalam rangka perluasan kesempatan kerja dan perbaikan distribusi
pendapatan, pemberian kredit diarahkan kepada perusahaan –perusahaan yang
padat karya.
 Dalam rangka pengembangan usaha golongan ekonomi lemah, arah
pemberian kredit ditujukan kepada pengusaha kecil.

5. Perencanaan Penetapan Suku Bunga Kredit (Base Lending Rate)


a. Faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan base lending
rate adalah sebagai berikut :
 Biaya yang dikeluarkan dalam menghimpun dana, atau yang dikenal dengan
cost of fund, cost of money, cost of loanable fund atau cost of borrowing fund.
 Faktor nasabah, dalam era persaingan yang semakin ketat, perlu ada
kesepakatan antara bank dengan nasabah, karena pada dasarnya nasabah dapat
memilih atau menegoisasikan suku bunga pada level tertentu.

b. Teknik Menetapkan Suku Bunga Kredit


 Cost Plus Pricing
Cara ini merupakan cara yang paling sederhana dalam menetapkan suku
bunga kredit, yaitu sebagai berikut :
“ Suku Bunga Kredit = biaya dana + laba yang diinginkan “

9
 Teknik Marginal Pricing
Suku bunga kredit ditetapkan atas dasar marginal cost. Konsep ini sangat
cocok dalam kebijakan penetapan suku bunga kredit untuk jangka pendek,
terutama untuk menghadapi tingkat persaingan yang sangat ketat, sebagai
upaya merebut minat calon nasabah.

c. Cara Perhitungan Bunga Kredit


 Single Interest
Perhitungan bunga kredit dengan cara ini didasarkan pada saldo debet dari
rekening dari satu periode ke periode tertentu dan dikalikan dengan suku bunga
kreditnya.
 Add on Basis
Dalam menghitung bunga kredit dengan cara ini, pada tahap awal bunga dihitung
terlebih dahulu lalu ditambahkan dengan pokok pinjaman dan hasil
perhitungannya dibagi sesuai dengan jangka waktu.
 Component Interest
Perhitungan bunga dengan cara ini prinsipnya sama dengan single interest, yaitu
didasarkan pada saldo debet selama jangka waktu tertentu.
 Single Disconto
Dengan perhitungan cara ini, bunga dibayar dibayar dimuka dan langsung
mengurangi jumlah saldo pinjaman yang seharusnya diterima nasabah.
 Rente
Perhitungan bunga dengan cara ini, jumlah besarnya angsuran dan bunga yang
harus dibayar nasabah pada setiap periode jumlahnya sama

G. Metode Alokasi Kredit

1. Break Even Point


Break-Even Point atau sering disingkat dengan BEP adalah suatu titik atau
keadaan dimana penjualan dan pengeluaran sama atau suatu kondisi dimana

10
penjualan perusahaan cukup untuk menutupi pengeluaran bisnisnya. Break-even
point yang biasanya dalam bahasa Indonesia disebut dengan “Titik Impas” ini
biasanya membandingkan jumlah pendapatan atau jumlah unit yang harus dijual
untuk dapat menutupi biaya tetap dan biaya variabel terkait dalam menghasilkan
suatu penjualan. Dengan kata lain, Titik Impas atau Break Even Point adalah titik
dimana suatu bisnis tidak mengalami kerugian dan juga tidak memperoleh
keuntungan.

2. Metode Statiska
Metode statistika adalah bagaimana cara-cara mengumpulkan data atau fakta,
mengolah, menyajikan, dan menganalisa, penarikan kesimpulan serta pembuatan
keputusan yang cukup beralasan berdasarkan fakta dan penganalisaan yang
dilakukan.

3. Loan To Deposit Ratio (LDR)


Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit
yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber.
pengertian lainnya LDR adalah rasio keuangan perusahaan perbankan yang
berhubungan dengan aspek likuiditas.
LDR adalah suatu pengukuran tradisional yang menunjukkan deposito berjangka,
giro, tabungan, dan lain-lain yang digunakan dalam memenuhi permohonan
pinjaman (loan requests) nasabahnya. Rasio ini digunakan untuk mengukur
tingkat likuiditas. Rasio yang tinggi menunjukkan bahwasuatu bank
meminjamkan seluruh dananya (loan-up) atau realtif tidak likuid (illiquid).
Sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bank yang likuid dengan kelebihan
kapasitas dana yang siap untuk dipinjamkan (Latumaerissa,1999:23). LDR disebut
juga rasio kredit terhadap total dana pihak ketiga yang digunakan untuk mengukur
dana pihak ketiga yang disalurkan dalam bentuk kredit.

11
4. Metode Linear Programing
Linear programming adalah suatu teknis matematika yang dirancang untuk
membantu manajer dalam merencanakan dan membuat keputusan dalain
mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai tujuan perusahaan.

H. Base Lending Rate

1. Cost of Loanable Fund (COLF) adalah biaya yang harus dikeluarkan oleh
perusahaan atas dana yang dihimpun, seperti simpanan dan simpanan berjangka
serta pinjaman yang diterima.

2. Overhead Cost (OHC) adalah biaya-biaya tetap yang timbul dan jumlahnya
tidak tergantung pada jumlah dan jenis dana yang dihimpun. Contoh overhead
cost adalah: biaya gaji/ upah,biaya penyusutan, biaya listrik, air dan telepon, dan
sebagainya.

3. Risk adalah perbandingan besarnya piutang ragu-ragu terhadap jumlah rata-rata


dana yang dapat dipinjamkan. Piutang ragu-ragu dapat dihitung berdasarkan
analisis umur piutang,semakin rendah tingkat kolektibilitasnya, maka semakin
tinggi taksiran terhadap kemungkinan timbulnya piutang ragu-ragu.

4. Spread adalah prosentase besarnya keuntungan yang diharapkan dari pinjaman


yangdiberikan. Besarnya bunga pinjaman tersebut dapat dibedakan antara bunga
pinjaman untuk anggota dengan bunga pinjaman untuk non anggota. Bunga
pinjaman untuk non anggota dapat di tetapkan lebih tinggi dari pada bunga
pinjaman untuk anggota tetapi tetap dengan mempertimbangkan persaingan
dengan lembaga keuangan lain.

12
I. Metode Penghitungan Angsuran Bunga Kredit

1. Effective Rate atau Pembayaran Anuitas yaitu yang jumlah angsuran bunga
akan menurun dan jumlah angsuran pokok akan meningkat pada setiap
periode pembayaran selama angsuran kredit.
2. Sliding Rate yaitu jumlah angsuran pokok yang tetap dan angsuran bunga
yang menurun pada setiap periode pembayaran selama angsuran kredit.
3. Flat Rate yaitu angsuran pokok dan bunga yang tetap pada setiap periode
pembayaran selama angsuran kredit.
4. Floating rate yaitu angsuran yang penentuan tingkat suku bunga berdasarkan
tingkat suku bunga pada pasar uang.

J. Strategi Pendanaan & Penempatan Kredit

Pada dasarnya bank melakukan kegiatan perkreditan untuk menghasilkan


pendapatan dengan menetapkan suku bunga yang tinggi. Namun tidak selalu bank
dapat menetapkan suku bunga yang tinggi, bank harus melihat dari kondisi
perekonomian. Apakah sedang baik atau buruk.
1. Masa Perbaikan, dalam kondisi ini pasar masih sepi, maka bank dapat
memberikan kredit jangka pendek dengan suku bunga yang dapat berubah
ubah, dengan harapan ketika kondisi pasar mulai membaik, bank dapat
menaikkan suku bunga.
2. Masa Prospektif, yaitu ketika kondisi pasar mendekati puncak dengan suku
bunga tinggi, maka bank dapt memberikan kredit jangka panjang dengan suku
bunga yang tinggi dan tetap.
3. Masa resesi, ketika suku bunga mulai menurun bank tetap harus memberikan
kredit jangka panjang dengan suku bunga yang tetap.
4. Masa depresi, yaitu ketika suku bunga menurun bank dapat memberikan
kredit jangka panjang sebagai tambahan pendapatan dengan bunga yang dapat
berubah ubah.

13
K. Kualitas Kredit
Kualitas kredit terdiri atas 5 kategori; dikenal dengan sebutan
kolektibilitas. Koletibilitas terbaik diberi angka 1: kredit lancar. Kemudian
berturut-turut koletibilitas menurun menjadi kategori: 2 (Dalam Perhatian
Khusus), 3 (Kurang Lancar), 4 (Diragukan) dan 5 (Macet). Kredit dengan
koletibilitas 1 dan 2 dikategorikan sebagai kredit lancar. Sedangkan kredit dengan
kolektibilitas 3 sampai dengan 5 dikategorikan sebagai kredit bermasalah
atau Non-Performing Loan (NPL).
Kriteria menempatkan suatu kredit pada suatu kolektibilitas cukup
kompleks. Berdasarkan POJK No. 40 Tahun 2019, penilaian kolektibilitas kredit
dilakukan dengan mengacu pada tiga faktor: prospek usaha, kinerja debitur dan
kemampuan membayar. Pengaturan POJK ini telah mengadosi standar akuntansi
internasional (IFRS 9) yang ditranslasikan ke standar nasional via PSAK 71.
Kolektibilitas kredit menunjukkan risiko kredit dari dimensi probabilitas:
kemungkinan macet. Sedangkan Loss Given Default (LGD) menunjukkan besaran
risiko dari dimensi dampak. Diatas buku suatu kredit dapat saja dinilai Rp. 100
tetapi jika macet, sangat mungkin nilainya jauh dibawah itu. Data Bank
Dunia, Ease of Doing Business (2020) menunjukkan bahwa rata-rata LGD bagi
kreditur pada event kebangkrutan adalah sebesar 34.5%. Setiap Rp. 100 kredit
yang dikucurkan, bankir tersebut harus “siap” kehilangan Rp. 34.5 jika kredit
tersebut macet. Hal ini bisa terjadi karena berbagai sebab seperti pengikatan
agunan yang kurang baik, fraud dan permasalahan hukum.
Perkalian dimensi probabilitas dan besaran dampak risiko kredit
disebut Expected Loss; digunakan bank untuk membentuk pencadangan terhadap
penurunan kualitas aset kredit. Jumlah ini yang harus sudah dicadangkan pada
modal; dan menjadi salah satu elemen penilaian kesehatan bank. Semakin tinggi
pencadangan, berarti makin baik pengelolaan manajemen risiko kreditnya.
Pengaturan kualitas kredit terkini memiliki karakter forward looking. Bank
melakukan pencadangan tidak hanya berdasarkan terjadinya credit event (seperti
telat bayar cicilan). Pencadangan juga dilakukan jika terdapat informasi atau hasil
analisis yang mengindikasikan potensi gangguan yang signifikan atas kemampuan
14
membayar debitur kedepan. Hal ini dapat bersumber dari berbagai hal seperti
prospek penjualan, dispute dengan supplier, resign nya pejabat kunci
serta strike pegawai.

L. Restrukturalisasi Kredit
Ketika kreditur menghadapi masalah dalam hal pembayaran cicilan kredit,
maka pihak bank atau lembaga keuangan melakukan Restrukturisasi
Kredit.Restrukturisasi tsb antara lain dilakukan dalam bentuk[2]:
1. Penurunan suku bunga kredit;
2. Perpanjangan jangka waktu kredit;
3. Pengurangan tunggakan bunga kredit;
4. Pengurangan tunggakan pokok kredit;
5. Penambahan fasilitas kredit; dan/atau
6. Konversi kredit menjadi Penyertaan Modal Sementara.

Terdapat beberapa persyaratan untuk mengajukan restrukturisasi kredit


kepada bank yaitu:
1. Debitur mengalami kesulitan pembayaran pokok dan/ atau bunga kredit;
dan
2. Debitur memiliki prospek usaha yang baik dan dinilai mampu memenuhi
kewajiban setelah kredit direstrukturisasi.

15
BAB III KESIMPULAN

Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang


atau badan usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dengan syarat dan
ketentuan yang telah disepakati dan membayarnya kembali dalam jangka waktu
yang ditentukan dengan jumlah margin atau bagi hasil yang telah disepakati.
Sasaran dari kegiatan kredit yang dilakukan oleh bank ialah keamanan
dan terjaminnya dana yang di kreditkan agar dapat kembali kepada bank dengan
nilai tambah yang di harapkan.
Tujuan dari kegiatan kredit yaitu pertama bagi bank sebagai sumber pendapatan,
kedua bagi debitur untuk kelancaran suatu usaha, dan yang ketiga bagi negara dan
masyarakat sebagai penggerak perekonomian.
Prinsip Perkreditan
1. Character / Karakter
2. Capacity / Kapasitas
3. Capital / Modal
4. Collateral / Jaminan
5. Condition of Economic / Kondsi Ekonomi

DAFTAR PUSTAKA

https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-kredit/
http://pustakabakul.blogspot.com/2013/07/prinsip-prinsip-perkreditan.html
http://kumpulanmakalah94.blogspot.com/2016/02/kebijakan-dan-perencanaan-
kredit.html
http://blog.umy.ac.id/cahaya/sem2/manajemen-perbankan/perkreditan-dan-
penjaminan-kredit/
https://id.wikipedia.org/wiki/Kredit_(keuangan)

16

Anda mungkin juga menyukai