Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MANAJEMEN BANK

MANAJEMEN AKTIVA DAN PASIVA

Disusun oleh :

Nama : Cantika Dewi Purnama Putri


NIM : 19.05.51.0037
Kelas : A2 Malam

UNIVERSITAS STIKUBANK SEMARANG


2019/2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
memberikan rahmat serta hidayahnya kepada kami, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang ditunjukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bank dan
Lembaga Keuangan Lainny. Penulis menyadari bahwa selama proses dan penyusunan
makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, maka dalam kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Makalah yang ada dihadapan pembaca bukanlah karya yang sempurna, karena memiliki
kekurangan baik dalam hal teknik penulisan maupun dalam sistematika, sehingga saran dan
kritik yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan dan kemajuan makalah
ini, semoga makalah ini dapat bermanfaat, baik bagi penulis sendiri maupun kepada pembaca
umumnya. Amin.

Semarang, April 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................... i
Penulis ..................................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................................. 1
A. LATAR BELAKANG........................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................................................. 1
C. TUJUAN PENULISAN .................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................................... 2
A. Pengertian Aktiva dan Pasiva Bank ............................................................................................. 2
Aktiva .............................................................................................................................................. 2
Pasiva .............................................................................................................................................. 2
B. Penyusunan Manajemen Aktiva dan Pasiva ................................................................................... 3
1. Manajemen Kas....................................................................................................................... 3
2. Manajemen Piutang Dagang ................................................................................................... 4
3. Manajemen Sumber Dana ...................................................................................................... 4
B. Konsep Perhitungan Biaya Sumber Dana ................................................................................... 8
C. Manajemen Penggunaan Dana ................................................................................................... 9
a. Alokasi dana pada Primary Reserve (cadangan primer) ......................................................... 9
b. Alokasi dana pada Secondary Reserve (cadangan sekunder) ............................................... 10
c. Dana yang bersumber dari lembaga lain .............................................................................. 10
d. Kredit ..................................................................................................................................... 11
BAB III KESIMPULAN.............................................................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 16

iii
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan maka jumlah asset juga akan terus
bertambah dari tahun ke tahun. Asset adalah barang tidak habis pakai (non consumable) yang
dimiliki perusahaan yang memiliki umur lebih dari 12 bulan. Asset membutuhkan
manajemen yang baik agar lebih mudah untuk dipantau dan ditelusuri.
Begitu juga dengan sumber pendanaan atau pasiva yang juga membutuhkan manajemen yang
baik agar lebih mudah untuk dipantau dan untuk memaksimal kan dana yang telah dihimpun.
Makalah ini kami susun yang pertama dengan tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah
Bank dan Lembaga Keuangan, tujuan yang kedua adalah setelah membaca makalah ini
pembaca mampu melaksanakan kebijakan manajemen aktiva dan pasiva (ALM) secara
efektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud manajemen aktiva dan pasiva ?
2. Bagaimana manajemen aktiva dan pasiva ?
3. Manfaat menejemen aktiva dan pasiva ?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Mengetahui semua masalah tentang manajemen aktiva dan pasiva
2. Mengetahui manfaat dari manajemen aktiva dan pasiva

1
BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Aktiva dan Pasiva Bank


Aktiva
a. Menurut S Munawir :
Aktiva adalah sarana atau sumber daya ekonomi yang dimiliki oleh suatu kesatuan
usaha atau perusahaan yang harga perolehannya atau nilai wajarnya harus diukur secara
objektif.
b. Menurut Thompson Learning yang diterjemahkan oleh Skoussen dkk :
aktiva adalah kemungkinan keuntungan ekonomi di masa depan yang diperoleh atau
dikontrol oleh entitas tertentu sebagai hasil dari transaksi atau kejadian dimasa lalu.
c. Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia :
Aktiva adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan
dibangun lebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahan, tidak dimaksudkan
untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahan dan mempunyai masa manfaat
lebih dari satu tahun.

Bedasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa aktiva adalah sarana
yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik agar mendapat
keuntungan dimasa depan.

Pasiva
Pasiva adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan pada
masa yang akan datang. Pengorbanan untuk masa yang akan datang ini terjadi akibat kegiatan
usaha kewajiban.kegiatan usaha kewajiban ini dibedakan menjadi utang jangka panjang dan
utang jangka pendek .
Contoh Aktiva dan Pasiva Bank :

2
B. Penyusunan Manajemen Aktiva dan Pasiva
1. Manajemen Kas
Secara umum, kas merupakan asset yang paling tidak produktif dibanding
asset yang lain. Ada 2 hal yang dilakukan untuk mengelola Kas :

a. Mempercepat pemasukan kas


Pemasukan kas bertujuan untuk menaikkan ketersediaan kas sehingga
perusahaan mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk memanfaatkan kas
tersebut, tanpa mengurangi reputasi perusahaan tersebut. Penjualan kas , cara ini
merupakan cara yang paling langsung. Dengan penjualan secara kas, tanpa piutang,
manajer keuangan memperoleh kas. Apabila pesaing-pesaing perusahaan menawarkan
penjualan kredit, maka perusahaan yang menawarkan penjualan secara tunai akan
kalah dalam persaingan ini, maka pihak perusahaan juga diperlukan penjualan secara
kredit, tapi harus ada cara-cara untuk mempercepat kembalinya kas. Potongan kas ,
potongan kas bertujuan untuk mempercepat kembalinya piutang oleh
pembeli/pelanggan. Persyaratan potongan kas biasanya adalah 1/10-n/30. Penawaran
semacam itu bisa dibaca sebagai “perusahaan menawarkan potongan (discount)
sebesar 1% apabila pelanggan bersedia membayar dalam jangka 10 hari. Jika
pelanggan tidak mampu melunasi pada 10 hari tersebut maka pelanggan harus
melunasi utangnya dalam waktu 30 hari, dan pelanggan tidak mendapatkan potongan
tersebut.
Desentralisasi pusat penerimaan pembayaran missal pelanggan mempunyai kebiasaan
menggunakan poswesel sebagai alat pembayaran atau cek pribadi pada Negara-negara
maju. Pusat pembayaran ada di Jakarta. Poswessell dari pelanggan di banyuwangi
misalnya, barangkali membutuh kan waktu 7 hari untuk sampai di Jakarta, apabila
uang yang yang beredar mencapai 7 M, setiap harinya maka 1M x 7 = 7M uang yang
tidak bias dipakai karena masih dalam perjalanan, untuk mempercepat perjalanan
perusahaan bisa membuka rekening pembayaran di 3 kota ; Surabaya, Semarang, dan
Jakarta, sekarang pelanggan di Banyuwangi tidak perlu mengirim poswesel ke Jakarta
tapi cukup ke Surabaya sehingga lebih cepat.

Lockboxes, misalkan pembeli tersebar kedalam plosok-plosok kota, maka cara


mempercepat pembayaran adalah dengan mendirikan kotak-kotak penerimaan yang
ditaruh di kantor pos. pelanggan cukup memasukkan di kotak di kantor pos terdekat,
kemudian setiap periode sehari sekali atau dua hari sekali petugas perusahaan
berkeliling mengumpulkan pembayaran dalam kotak-kotak tersebut, sehingga dapat
mempercepat pembayaran.

b. Memperlambat Pengeluaran Kas


Yaitu agar perusahaan mempunyai kesempatan lebih lama untuk
menggunakan kas. Pembelian dengan kredit pembelian dengan kredit berarti supplier
menandai terlebih dahulu pembelian yang dilakukan oleh perusahaan.
Memanfaatkan float. Float merupakan selisih perbedaan saldo bank dengan saldo kas
perusahaan. Misalkan perusahaan mempunyai saldo 1juta kemudian perusahaan
3
mengeluarkan cek 300ribu , dalam kas perusahaan di catat kas adalah 700ribu
sedangkan di bank masih tercatat 1juta karena cek tidak langsung diambil.
Menggunakan draft, draft merupakan tanda bayar yang harus diotorisasi oleh pihak
perusahaan untuk kemudian dibayarkan. Apabila ada tagihan datang akan dibuatkan
surat pembayaran, yang kemudian baru bisa diuangkan beberapa hari kemudian.
Pembayaran secara sentral. Dalam cara ini setiap tagihan yang datang kecabang
perusahaan harus diotorisasi dari pusat, setelah mencapai dipusat dan pusat telah
memberikan otorisasi, baru kemudian diserahkan lagi ke cabang dan kemudian baru
bisa dibayarkan.
Cek dibayar pada hari tertentu. Missal gaji pegawai dibayar dengan cek, yang dibayar
pda hari jum’at. Biasanya cek tidak langsung di uangkan, apalagi hari jum’at adalah
hari pendek.

2. Manajemen Piutang Dagang


Piutang dagang merupakan aktiva lancar yang cukup penting. Secara umum
perusahaan senang menjual secara tunai, karena akan mempercepat penerimaan kas
dan memperpendek siklus pendek kas. Tetapi tekanan persaingan yang menyebabkan
penjualan secara kredit, terjadilah piutang jika penjualan secara kredit itu dilakukan.
Piutang muncul ketika penjualan terjadi tetapi perusahaan belum menerima kas.

Kebijakan piutang yang baik adalah trade off keuntungan dan resiko
(kerugian) dari piutang tersebut. Pada akhirnya para pembeli akan melunasi utang-
utangnya. Semakain tinggi piutang semakin besar tingkat penjualannya itu yang
diharapkan perusahaan. Jika posisi piutang dagang lebih besar dari yang seharusnya,
manajer keuangan perlu melakukan tindakan perbaikan.

Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan kredit per periode dan
lamanya periode pengumpulan piutang. Sebagai contoh : jika suatu perusahaan
mempunyai tingkat penjualan secara kredit sebesar 1 juta per hari,dan pengumpulan
piutang adalah 30 hari, maka piutang perusahaan tersebut ketika sudah setabil adalah:
Rp 1 juta x 30 hari = Rp 30 juta. Piutang dagang merupakan suatu bentuk investasi.
Karena itu piutang harus didanai menggunakan sumber dana tersendiri. Jika
keuntungn (margin) perusahaan adalah 25%, maka 75% dari piutang dagang harus di
danai. Dalam contoh di atas, bagian piutang dagang yang harus di danai adalah 0,75 x
Rp 30 juta = Rp 22,5 juta. Rp 7,5 juta adalah bagian dari laba (profit) yang dengan
demikian tidak perlu didanai.

3. Manajemen Sumber Dana


Manajemen sumber dana adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari
masyarakat, perolehan ini tergantung pada bank itu sendiri, apakah dari simpanan
masyarakat atau dari lembaga lainnya. Pemilihan sumber dana akan menentukan

4
besar kecilnya biaya yang ditanggung. Oleh karena itu, pemilihan sumber dana harus
dilakukan secara tepat. Manajemen Sumber Dana terdiri dari :
a. Dana yang bersumber dari Bank itu sendiri.
Perolehan dana dari sumber bank itu sendiri (modal sendiri) adalah dana yang
diperoleh dari dana bank. salah satu jenis dana yang bersumber dari bank itu
sendiri adalah modal setor dari para pemegang saham. Dana sendiri adalah dana
yang berasal dari para pemegang saham bank atau pemilik saham.
Adapun pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
 Setoran modal dari pemegang saham yaitu merupakan modal dari para
pemegang saham lama atau pemgang saham yang baru. Dana yang disetor
secara efektif oleh para pemegang saham pada waktu bank berdiri. Pada
umumnya modal setoran pertama dari pemilik bank sebagian digunakan untuk
sarana perkantoran, pengadaan peralatan kantor dan promosi untuk menarik
minat masyarakat.
 Cadangan laba, yaitu merupakan laba yang setiap tahun di cadangkan oleh bank
dan sementara waktu belum digunakan. Cadangan laba yaitu sebagian dari laba
bank yang disisihkan dalam bentuk cadangan modal dan cadangan lainnya yang
akan dipergunakan untuk menutupi timbulnya resiko di kemudian hari.
Cadangan ini dapat diperbesar apabila bagian untuk cadangan tersebut
ditingkatkan atau bank mampu meningkatkan labanya.
 Laba bank yang belum di bagi, merupakan laba tahun berjalan tapi belum
dibagikan kepada para pemegang saham.

Semakin besar modal yang dimiliki oleh suatu bank, berarti kepercayaan
masyarakat bertambah baik dan bank tersebut akan diakui oleh bank-bank lain
baik di dalam maupun di luar negeri sebagai bank yang posisinya kuat

b. Dana yang berasal dari masyarakat luas.


 Simpanan Giro (Demand deposit)
Simpanan Giro adalah suatu istilah perbankan untuk suatu cara pembayaran
yang hampir merupakan kebalikan dari sistem cek.
 Simpanan Tabungan (Saving Deposit)
pengertian tabungan menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun
1998 adalah simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut
syarat-syarat tertentu yang disepakati, tetapi tidak dapat ditarik dengan cek.
5
 Simpanan Deposito
Pengertian deposito menurut UU No.10 Tahun 1998 adalah simpanan yang
penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu berdasarkan perjanjian
nasabah penyimpan dengan bank.
Jenis-jenis Deposito :
 Deposito berjangka (tidak bisa dipindah tangankan)
 Sertifikat Deposito (dapat diperjualbelikan)
 Deposito On Call (jangka waktunya tidak lebih dari 1 bulan)
 Sumber Dana dari Hutang
a. Utang jangka panjang
Hutang jangka panjang adalah kewajiban kepada pihak tertentu yang harus
dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu perioda akuntansi (1 th) dihitung
dari tanggal pembuatan neraca per 31 Desember. Pembayaran dilakukan dengan
kas namun dapat diganti dengan asset tertentu. Dalam operasional normal
perusahaan, rekening hutang jangka panjang tidak pernah dikenai oleh transaksi
pengeluaran kas. Pada akhir perioda akuntansi bagian tertentu dari hutang
jangka panjang berubah menjadi hutang jangka pendek. Untuk itu harus
dilakukan penyesuaian untuk memindahkan bagian hutang jangka panjang yang
jatuh tempo menjadi hutang jangka pendek

Timbulnya Hutang Jangka Panjang


Saat skala operasional perusahaan berkembang atau dalam membangun suatu
perusahaan dibutuhkan sejumlah dana. Dana yang diperlukan untuk Investasi
dalam aktiva tetap yang akan memberikan manfa’at dalam jangka panjang
sebaiknya diperoleh dari hutang jangka panjang atau dengan menambah
modal. Dalam hal ini perusahaan memiliki dua pilihan yaitu menarik hutang
jangka panjang misalnya obligasi atau menambah modal sendiri dengan
mengeluarkan saham.

Ada beberapa kelebihan menarik hutang jangka panjang melalui obligasi


dibanding menambah modal sendiri dengan mengeluarkan saham.
 Keuntungan menarik obligasi

6
 Pemegang obligasi tidak mempunyai hak suara dalam kebijakan perusahaan
sehingga tidak mempengaruhi manajemen.
 Bunga obligasi mungkin lebih rendah dibanding deviden yang harus
dibayarkan kepada pemegang saham.
 Bunga merupakan biaya yang dibebankan pada perusahaan yang dapat
mengurangi kewajiban pajak sedangkan deviden adalah pembagian laba yang
tidak dapat dibebankan sebagai biaya.

Jenis Hutang Jangka Panjang


Secara garis besar hutang jangka panjang digolongkan pada dua golongan
yaitu :
1. Hutang Hipotik : Hutang yang timbul berkaitan dengan perolehan dana
dari pinjaman yang dijaminkan dengan harta tetap. Dalam penjanjian
disebutkan harta peminjam yang dijadikan jaminan berupa tanah atau
gedung. Jika peminjam tidak melunasi pada waktunya, pemberi pinjaman
dapat menjual jaminan tersebut yang kemudian diperhitungkan dengan
hutang.
2. Hutang Obligasi : Hutang yang timbul berkaitan dengan dana yang
iperoleh melalui pengeluaran surat-surat obligasi. Pembeli obligasi disebut
pemegang obligasi. Dalam surat obligasi dicantumkan nilai nominal
obligasi, bunga pertahun, tanggal pelunasan obligasi dan ketentuan lain
sesuai jenis obligasi tersebut.
b. Utang jangka pendek :
Hutang jangka pendek, yaitu utang yang harus segera dilunasi, paling lambat
umur dari utang ini satu tahun atau 1 periode akuntansi, misalnya 1 januari
2011-31 Desember 2011.
Jenis Hutang Jangka Pendek :
1. Utang Wesel/Wesel Bayar yaitu wesel yang harus kita bayar kepada pihak
lain yang pernah kita berikan kepadanya. Biasanya umur utang wesel adalah
30 hari, 60 hari, atau 90 hari.
2. Utang Dagang (Account Payable) yaitu utang kepada rekanan (suplier) yaitu
utang dalam rangka kegiatan perusahaan, atau utang ini terjadi karena membeli
barang yang belum dibayar.

7
3.Biaya-biaya yang harus dibayar yaitu biaya-biaya yang belum kita lunasi
dalam periode pembukuan tertentu. Misalnya utang gaji, utang upah dan
utang-utang biaya lainnya.
c. Dana yang berasal dari lembaga lain
Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang
diperoleh dari sumber ini digunakan untuk membiayai atau membayar
transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat
diperoleh dari:
 Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan
bank Indonesia kepda bnk-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit
likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu.
 Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan kepada
bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak
mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek
dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
 Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh
perbankan dari pihak luar negeri.
 Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan
SPBU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan
keuangan maupun nonkeuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan
tingkat suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.

B. Konsep Perhitungan Biaya Sumber Dana


Sebagai sebuah lembaga intermediasi keuangan, mekanisme dasar bank syariah
adalah menerima deposito dari pemilik modal (depositor) pada sisi liability-nya
(kewajiban) untuk kemudian menawarkan pembiayaan kepada investor pada sisi
asetnya, dengan pola atau skema pembiayaan yang sesuai dengan syariat Islam. Pada
sisi kewajiban, terdapat dua kategori utama, yaitu interest-free current and saving
accounts dan investment accounts yang berdasarkan pada prinsip PLS (Profit and
Loss Sharing) antara pihak bank dengan pihak depositor. Sedangkan pada sisi aset,
yang termasuk didalamnya adalah segala bentuk pola pembiayaan yang bebas riba
dan sesuai standar syariah, seperti mudarabah, musyarakah, istisna, salam, dan lain-
lain.
8
Manajemen bank harus memperhitungkan seluruh biaya yang dikeluarkan berkenaan
dengan mobilisasi sumber dana dengan cermat dan akurat, ada beberapa biaya yang
harus diperhitungkan bank dalam menjalankan usahanya misalnya:
a) Cost of fund, yaitu biaya yang dikeluarkan bank atas dana yang dihimpun sebelum
diperhitungkan besarnya pemenuhan persyaratan giro wajib minimum (GWM) atau
reserve requirement (RR). Dalam menghitung cost of fund, bank terlebih dahulu
harus mencari biaya rata-rata tertimbang dari setiap sumber dana.
b) Cost of Loanable Fund, adalah biaya dana setelah dikurangi ketentuan giro wajib
minimum (GWM), sesuai dengan ketentuan BI bank umum wajib menempatkan
dana dalam rekening giro wajib minimum di BI jumlahnya ditetapkan sebesar 5%
dari dana pihak ketiga.
Jadi berdasarkan term of reference di atas penetapan standar mimum Bank Syariah,
pada dasarnya mestinya berpegang fungsi tersebut di atas dan dapat dilakukan,
kecuali bila dalam melaksanakan fungsinya perbankan, missal melakukan hal-hal
yang dilarang dalam syariah. Perhitung Lending Rate yang menghasilkan
pendapatan bagi suatu bank dimana bank akan memperoleh laba usaha/bagi hasil
maka komponen lending rate diantaranya adanya cost of loanable fund, overhead
cost, risk factor, spread dan tax (pajak) yang berlaku secara umum di Indonesia.

C. Manajemen Penggunaan Dana


Manajemen penggunaan dana adalah dana yang diperoleh sebuah bisnis perbankan
perlu dialokasikan dengan tepat. Untuk itu diperlukan suatu kebijakan alokasi aktiva. Alokasi
aktiva merupakan pendistribusian dana investasi yang didasarkan pada fungsi dan kegunaan
diantara berbagai kategori aktiva, termasuk ekuivalen kas, saham, investasi pendapatan tetap,
dan aktiva berwujud lainnya. Alokasi aktiva akan berdampak baik pada resiko maupun laba.
Alokasi aktiva merupakan konsep sentral dalam perencanaan keuangan bagi manajemen
investasi bisnis perbankan, kebijakan alokasi aktiva perlu mengindahkan tingkat likuiditas,
tetapi tidak mengabaikan tingkat rentabilitas. Untuk itu dana yang diperoleh dialokasikan ke
dalam cadangan primer, cadangan sekunder, kredit, dan investasi dalam perbandingan yang
tepat sesuai dengan perubahan-perubahan. Manajemen Penggunaan Dana terdiri dari :
a. Alokasi dana pada Primary Reserve (cadangan primer) prioritas utama dalam alokasi
dana adalah menempatkan dana untuk memenuhi ketentuan yang ditetapkan Bank
Indonesia (sebagai pembina dan pengawas bank). Dana-dana akan dialokasikan untuk
memenuhi ketentuan likuiditas wajib minimum atau disebut juga giro wajib minimum
9
karena penempatannya berupa giro bank umum pada Bank Indonesia. Primary reserve
merupakan sumber utama bagi likuiditas bank, terutama untuk menghadapi
kemungkinan terjadinya penarikan oleh nasabah bank, baik berupa penarikan dana
masyarakat yang disimpan pada bank tersebut maupun penarikan (pencairan) kredit atau
credit disbursement sesuai kesepakatan yang dibuat dihadapan notaris publik.
b. Alokasi dana pada Secondary Reserve (cadangan sekunder) priorotas kedua di dalam
alokasi dana bank adalah penempatan dana-dana ke dalam noncash liquid asset (aset
likuid yang bukan kas) yang dpat memberikan pendapatan kepada nasabah setiap ssaat
dapat dijadikan uang tunai tanpa mengakibatkan kerugian pada bank. Surat-surat
berharga tersebut antara lain :
 Surat berharga pasar uang atau SBPU;
 Sertifikat Bank Indonesia atau SBI;
 Surat berharga jangka pendek lainnya.
 Alokasi dana pada cadangan kerja prioritas dana yang untuk sebagai dana kerja atau
sebagai dana pensiun para karyawan.
 Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan
usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali pada
jangka waktu yang ditentukan.
 Investasi jangka panjang dibidang perkenomian, kata investasi sudah lazim
dipergunakan dan sering diartikan sebagai penanaman uang dengan tujuan mencari
untung.

c. Dana yang bersumber dari lembaga lain

Dalam praktiknya sumber dana ini merupakan tambahan jika bank mengalami kesulitan
dalam pencarian sumber dana sendiri dan masyarakat. Dana yang diperoleh dari sumber
ini digunakan untuk membiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan
dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
a. Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), merupakan kredit yang diberikan bank
Indonesia kepda bnk-bank yang mengalami kesulitan likuiditas. Kredit likuiditas ini
juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor usaha tertentu.
b. 2. Pinjaman antar bank (Call Money). Biasanya pinjaman ini di berikan kepada
bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring dan tidak
mampu untuk membayar kekalahannya. Pinjaman ini bersifat jangka pendek

10
dengan bunga yang relative tinggi jika dibandingkan dengan pinjaman lainnya.
3. Pinjaman dari bank-bank luar negeri. Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh
perbankan dari pihak luar negeri.
c. 4. Surat berharga pasar uang (SBPU). Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan
SPBU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan
keuangan maupun nonkeuangan. SPBU diterbitkan dan ditawarkan dengan tingkat
suku bunga sehingga masyarakat tertarik untuk membelinya.
d. Kredit
Kredit merupakan suatu fasilitas keuangan yang memungkinkan seseorang atau badan
usaha untuk meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya kembali dalam
jangka waktu yang ditentukan. UU No. 10 tahun 1998 menyebutkan bahwa kredit
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka watu tertentu
dengan pemberian bunga.

Unsur-Unsur Kredit :
 Kepercayaan
Dimana pihak perbakkan memiliki kepercayaan terhadap pihak peminjam,
kepercayaan ini dapat diperoleh pihak bank bila telah melakukan analisis pada saat
mengajukan proposal, sesuai dengan prosedur terhadap pihak peminjam.
 Kesepakatan
Pada saat proposal pengajuan kredit telah disetujui oleh pihak bank yang
bersangkutan maka selanjutnya dilakukan kontrak kesepakatan dan ditandatangani
oleh pihak bank dan pihak peminjam.
 Jangka waktu
 Setiap kredit yang diajukan pasti terdapat jangka waktu tertentu, hal ini akan
disesuaikan dengan jangka waktu yang telah disepakati pada saat kontrak
kesepakatan. Jangka waktu dapat berbentuk jangka pendek, jangka menengah ataupun
jangka panjang.
 Resiko
Semakin panjang waktu pinjaman maka akan membuat pengembalian pokok dan
bunganya jauh lebih besar bila kita memilih jangka pendek karena hal ini akan
11
berkaitan dengan resiko tidak tertagihnya kredit. Sebab sejauh ini yang menanggung
resiko adalah pihak bank.
 Balas jasa
 Balas jasa didalam bank umum adalah berupa bunga dan biaya administrasi. Hal ini
merupakan keuntungan yang dapat diperoleh oleh pihak bank

Jenis-Jenis Kredit :

1. Kredit investasi, Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang baru akan berdiri
untuk keperluan membangun pabrik baru.

2.Kredit modal kerja, Kredit ini diberikan kepada perusahaan yang telah berdiri, namun
membutuhkan dana unutk meningkatkan produksi dalam operasionalnya. Misalnya
dalam hal membayar gaji pegawai atau unutk membeli bahan baku.

Jaminan Kredit

Dalam melakukan peminjaman, pihak peminjam dapat memberikan jaminan atau tanpa
jaminan. Namun di Indonesia pihak bank selama ini masih memberikan pinjaman
dengan jaminan sedangkan untuk pinjaman tanpa jaminan belum lazim diterapkan di
Indonesia. Adapun jaminan yang dapat dijadikan jaminan kredit oleh calon bank yang
akan memberikan pinjaman adalah sebagai berikut :

Dengan jaminan

a. Jaminan benda berwujud yaitu barang-barang yang dapat dijadikan jaminan seperti :

 Tanah
 Bangunan
 kendaraan bermotor
 mesin-mesin
 barang dagangan
 tanaman

b. Jaminan benda tidak berwujud yaitu benda yang merupakan surat surat yang
dijadikan jaminan seperti :
12
 Sertifikat Saham
 Sertifikat Obligasi
 Sertifikat Deposito
 Wesel

Prinsip-Prinsip Pemberian Kredit

1. Personality,Personality mencakup sikap, emosi, tingkah laku, dan tindakan nasabah


dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party,Menggolongkan nasabah berdasarkan klasifikasinya masing-masing, misalnya


nasabah yang loyal secara karakter, modal.

3. Perpose,Hal ini untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, tujuan
pengambilan kredit misalnya untuk modal kerja atau investasi.

4. Prospect,Pihak bank dalam hal ini akan menilai seberapa menguntungkan prospek
usaha nasabah yang mengajukan kredit.

5. Payment,Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang


telah diambil atau dari mana saja dana untuk pengembalian kredit.
6.Profitabilitas, Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba, apakah setiap periode mengalami peningkatan atau tidak.

7. Protection,Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan


mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau jaminan
asuransi.

jika seseorang menggunakan jasa kredit, maka ia akan dikenakan bunga tagihan.

e. Investasi Jangka Panjang


Di bidang perekonomian, kata investasi sudah lazim di pergunakan dan sering diartikan
sebagai penanaman uang dengan tujuan mencari untung. Dalam

13
kamus Bahasa Indonesia Kontemporer, kata investasi diartikan lebih jelas, yaitu
penanaman uang atau modal di suatu proyek atau perusahaan dengan tujuan untuk
mencari untung di masa yang akan datang (Salim, 1991).Di Indonesia, topik investasi
sudah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No. 13) Investasi
adalah suatu aktiva yang digunakan perusahaan untuk pertumbuhan kekayaan (accreation
of wealth) melalui distribusi hasil investasi (seperti bunga, royalti, deviden, dan uang
sewa), untuk apresiasi nilai investasi atau untuk manfaat lain bagi perusahaan yang
berinvestasi seperti manfaat yang diperoleh melalui hubungan perdagangan

14
BAB III KESIMPULAN

aktiva adalah sarana yang dimiliki oleh perusahaan yang harus dikelola dengan baik
agar mendapat keuntungan dimasa depan.
Pasiva adalah pengorbanan ekonomi yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan
pada masa yang akan datang.
Manajemen aktiva dan pasiva dapat disusun dengan melalui 3manajemen yaitu : yang
pertama manajemen kas yang didalamnya dapat dilakukan pengelolaan kas dengan 2cara
yaitu mempercepat pemasukan kas dan memperlambat pengeluaraan kas, lalu yang ke 2
manajemen piutang dagang, manajemen piutang dagang merupakan aktiva lancar yang cukup
penting. Besarnya piutang dagang tergantung dari penjualan kredit perperiode dan lamanya
periode pengumpulan piutang, dan yang ke 3 ada manajemen sumber dana, manajemen ini
adalah usaha bank dalam menghimpun dana dari masyarakat, perolehan ini tergantung pada
bank itu sendiri apakah dari simpanan masyarakat atau dari lembaga lainnya.
Selain penyusunan manajemen aktiva dan pasiva dalam hal ini juga terdapat konsep
perhitungan biaya sumber dana, karena manajemen bank harus memperhitungkan seluruh
biaya yang berkenaan dengan mobilisasi sumber dana dengan cermat dan akurat. Dan yang
terakhir dalam manjemen aktiva dan pasiva terdapat manajemen penggunaan dana yang bisa
diartikan dana yang diperoleh sebuah bisnis perbankan perlu dialokasikan dengan tepat.
Untuk itu diperlukan suatu kebijakan alokasi aktiva.

15
DAFTAR PUSTAKA

http://hrmy.blogspot.com/2012/03/manajemen-aktia-dan-pasiva-bank.html
http://aldidoniprabowo.blogspot.com/2013/04/manajemen-penggunaan-dana.html
http://dessputadoncia.blogspot.com/2013/05/bab-5-6-manajemen-aktiva-dan-pasiva-bank.html
http://fajarnurhapiz.blogspot.com/2013/04/3-manajemen-aktiva-dan-pasiva.html
http://akhmad-wildan.blogspot.com/2011/04/manajemen-penggunaan-alokasi-dana-bank.html
http://denzfarid.blogspot.com/2012/03/manajemen-aktiva-dan-pasiva-
bank.htmlhttp://mokhanugroho.blogspot.com/2012/03/manajemen-aktiva-dan-pasiva-bank.html
http://r0s1.blogdetik.com/2012/03/14/manajemen-aktiva-dan-pasiva-bank/
http://sulaimansyahrod.blogspot.com/2013/06/bab-5-bab-6-manajemen-aktiva-dan-pasiva.html
http://faizaamin210159.blogspot.com/2012/05/manajemen-aktiva-dan-pasiva.html

16

Anda mungkin juga menyukai