“MANAJEMEN PERKREDITAN”
DISUSUN
OLEH :
Kelompok : 6
1. Nur fadyla hasbar 105711106321
2. Nursarfiqah 105711106521
3. Herwan Haryono 105711104221
4.Rini Dwi putri 105711103821
5.Dimas Dwi Marham 105711104521
Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-
Nya sehingga penulis telah selesai dalam menyusun makalah ini. Sholawat dan salam
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga dan para sahabatnya
serta para pengikut beliau yang setia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan tugas berupa pembuatan makalah. Mudah-mudahan dengan adanya
tugas makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.
Dari pada itu, penulis juga mengharapkan agar para pembaca dapat mengambil
manfaat dari makalah ini.
Sekiranya dalam makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis
mengharapakan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun guna menyusun
makalah yang berikutnya.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
yang akan diterima oleh calon debitur pasti akan dilunasi dan ini eningkatkan
kepercayaan pihak bank. Jangka waktu adalah pengambilan kredit didasarkan
pada jangka waktu tertentu setelah jangka waktu berakhir kredit dilunasi.
Jangka wkatu pengambilan kredit beresiko macetnya pelunasan kredit. Bunga
bank setiap pemberian kredit selalu disertai imbalan jasa berupa bunga yang
wajib dibayar oleh calon debitur.
5
1.3 Tujuan Masalah
1.4 Manfaat
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
diselamatkan kembali, maka tindakan terakhir bagi bank adalah menyita
jaminan yang telah dijamikan oleh nasabah.
Pengertian kredit dalam buku Seri Manajemen Bank No. 5 (1997: 31)
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian
hasil keuntungan. Selain itu, kredit juga bisa berarti kemampuan untuk
melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan
suatu janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu
jangka waktu yang disepakati (Fatihuddin et al, 2021).
1) Perencanaan Kredit
Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan yang cukup rumit sehingga perlu
adanya perencanaan yang lebih seksama. Sebelum menetapkan
perencanaan kredit, terlebih dahulu diketahui apa obyek atau tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu bank. Setelah itu diketahui pula kendala/resiko yang
akan dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut. Agar rencana kredit dapat
berjalan sebagaimana mestinya, maka bank harus memilikikredit policyatau
kebijaksanaan pekreditan yang berfungsi sebagai pedoman dalam segala
kegiatan yang terkait dengan perkreditan yang sehat dan menguntungkan.
Dalam menyusun rencana perkreditan harus dianalisa berbagai aspek yaitu
mengenai kondisi perekonomian, kondisi nasabah, kondisi bank yang
bersangkutan dan sebagainya. Hasil analisis inilah yang akan menentukan
bagaimana bank untuk masa yang akan datang (Faitullah & Nurrachman,
2021).
8
2) Analisis Pemberian Kredit
Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen perkreditan yang
dilakukan setelah perencanaan kredit ditetapkan.Secara umum
pelaksanaan ini terdiri atas proses analisis kredit, persetujuan kredit dan
administrsi/dokumentasi kredit. Analisis kredit bertujuan untuk mengetahui
calon debitur layak atau tidak diberikan kredit dengan melakukan penilaian
mulai dari kelengkapan dokumen, keabsahan dan keaslian dokumen serta
berbagai penilaian agar tidak terjadi kredit bermasalah (kredit macet) di
kemudian hari, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan yang
sehat.
Setelah proses analisis dilakukan maka ada keputusan kredit untuk
menentukan apakah kredit layak atau tidak diberikan.Jika layak maka
keluarlah akar kredit yang harus ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
Dengan demikian debitur sudah dapat membuka rekening giro dan
tabungan di bank yang bersangkutan sehingga penarikan dana kredit dapat
dilakukan melalui rekening tersebut. Pencarian atau pengembalian uang
dari rekening inilah yang disebut dengan realisasi kredit.
Realisasi kredit sudah dapat dilaksanakan maka mulailah bank melakukan
kegiatan dokumentasi dan administrasi. Melihat peranan administrasi kredit
cukup besar maka dapat dikatakan bahwa pada tahap inilah administrasi
dibutuhkan.
Kegiatan dokumen ini dimaksudkan sebagai kegiatan dalam rangka
pengelolaan file dokumen kredit yang terdiri dari penyimpanan,
pemeliharaan dan penyegaran dokumen, sedangkan kegiatan administrasi
kredit dimaksudkan sebagai kegiatan dalam rangka penilaian.
perkembangan dan kualitas kredit, pengawasan kredit, perlindungan
kepentingan bank, bahan masukan untuk penyusunan Kebijakan
Perkreditan Bank (KPB) dan sebagai laporan kepada Bank Indonesia (Sari
et al, 2020).
Pertumbuhan bisnis perbankan saat ini semakin berkembang yang
menuntut setiap bank agar lebih kreatif,efektif dan efisien sehingga bias
mencapai tujuan yang diharapkan bank merupakan lembaga intermediasi
dengan mengelola dana pihak ketiga dan menyalurkannya kembali dalam
bentuk lending kredit merupakan salah satu bisnis utama bank yang
9
memiliki risiko yang cukup tinggi, namun disisi yang lain memberikan
kontribusi pendapatan yang besar bagi bank. Oleh karena itu, pemberian
kredit harus dilaksanakan oleh pegawai yang mengerti dan memahami
dasar-dasar perkreditan dan pelaksanaannya sesuai aturan dan kebijakan
perkreditan.
3) Persetujuan Kredit
Analisa yang sudah dibuataccountofficer diperiksa lebih dahulu oleh
atasannya (kepala bagian kredit) ebelum disampaikan ke pemimpin cabang
atau direksi (tergantung dari wewenangnya) untuk pengambilan keputusan
persetujuan atau penolakan kredit. Pada beberapa bank umum,
pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan komite yang dibentuk direksi
yang disebut “Komite Kredit”. Tugas komite kredit ini adalah memeriksa
laporan analisa kredit, menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh
calon debitur, menetapkan syarat-syarat pemberian kreditn (tingkat bunga,
jangka waktu), kredit, nilai agunan, dan syarat-syarat lainnya.
4) Administrasi Kredit
Untuk menertibkan pencatatan dalam ruang lingkup kredit, bank harus
mempersiapkan tenaga administrasi agar setiap piutang bank dapat dicatat
yang mana hal ini berkaitan dengan berapa plafond kredit yang diberikan,
berapa lama peminjam uang akan mengangsur serta jangka waktunya,
siapa orang yang meminjam tersbut, beralamat mana orang itu, apa
jaminan yang diberikanm serta pengamanannya dan lain sebagainya. Hal
ini dimaksudkan agar apabila semua pihak yang berkepentingan
membutuhkan data, maka akan mudah untuk mendapatkannya, terlebih lagi
apabila peminjam uang tersebut mengalami Wan Prestasi sehingga bagian
menanggulangan kredit bermasalah akan mudah menelusurinya
5) Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit merupakan salah satu fungsi manajemen dalam upaya
penjagaan dan pengamanan terhadap kekayaan bank yang disalurkan
dalam bentuk kredit. Pengawasan dapat dibagiatas dua kategori yaitu :
a. Pengawasan dalam arti sempit yaitu berupa pengawasan administratif
yang bertujuan mengetahui data-data administratif.
10
b. Pengawasan dalam arti luas yaitu merupakan kegiatan pengendalian
dalam suatu perusahaan yang sering dikenal dengan istilah manajemen
control yang meliputi bidang.
a) Financial, didalam pelaksanaannya disebut financial audit
b) Operational (operational audit)
c) Management/policy (management audit)
Setiap bank harus menerapkan dan melaksanakan fungsi pengawasan
kredit yangbersifat menyeluruh dan didasarkan pada prinsip-prinsip yang
ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.
11
perusahaan dalam jangka waktu untuk melakukan rehabilitasi,
ekspansi, dan pelunasan proyek baru.
c. Macam-macam kredit berdasarkan tujuan atau penggunaanya
a) Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan sendiri dan keluarganya. Seperti kendaraan bermotor,
dan tempat tinggal
b) Kredit modal kerja atau kredit perdagangan yaitu jenis kredit yang
digunakna untuk menambah suatu modal usaha debitur
c) Kredit investasi yaitu jensi kredit yang digunakan dalam investasi
produktif, tetapi baru mendapatkan hasilnya dalam jangka waktu
yang relative lama.
d. Macam-macam kredit berdasarkan aktivitas perputaran usaha
a) Kredit kecil yaitu jenis kredit yang diberikan kepada pengusaha
kecil seperti KUK (Kredit Usaha Kecil)
b) Kredit menengah yaitu jenis kredit yang diberikan kepada
penguasa dengan asset yang melebihi dari pengusaha kecil
c) Kredit besar yaitu kredit yang pada dasarnya ditinjau dari segi
jumlah kredit yang diterima oleh debitur.
e. Macam-macam kredit berdasarkan jaminannya
a) Kredit tanpa jaminan atau kredit blanko yaitu jenis kredit yang
pemberian kreditnya dengan tanpa jaminan materiil, pemberian
sangat selektif yang diarahkan untuk nasabah besar yang sudah
teruji keuntungannya, kejujuran, dan ketaatannya, baik dalam
transaksi perbankan ataupun oleh suatu kegiatan usaha yang
dijalaninya
b) Kredit jaminan yaitu kredit untuk debitur yang didasarkan dari
sebuah keyakinan atas kemampuan debitur dan adanya agunan
atau jaminan yang berupa fisik sebagai jaminan tambahan.
f. Macam-macam kredit berdasarkan macamnya
a) Kredit aksep yaitu jenis kredit untuk bank yang berupa suatu
pinjaman uang.
b) Kredit pembeli yaitu jenis kredit yang pembayarannya sudah
dilakukan oleh penjual, tetapi barangnya diterima belakangan
atau pembelian dengan uang muka
12
c) Kredit penjual yaitu jenis kredit untuk penjual dan pembeli yang
artinya barang yang sudah diterima pembayaran di kemudian
harinya
g. Macam-macam kredit berdasarkan sector perekonomiannya
a) Kredit pertanian yaitu jenis kredit untuk perkebunan,
peternakan, dan perikanan
b) Kredit pertambangan yaitu jenis kredit untuk beraneka macam
barang tambang
c) Kredit ekspor-impor yaitu jenis kredit untuk eksportir dan
importer semua macam-macam barang
d) Kredit koperasi yaitu jenis kredit untuk semua jenis koperasi
yang ada di Indonesia
e) Kredit profesi yaitu jenis kredit untuk semua macam-macam
profesi yang ada
f) Kredit perindustrian yaitu jenis kredit untuk semua macam-
macam industri kecil, menengah dan besar.
h. Macam-macam kredit berdasarkan penarikan dan pelunasan
a) Kredit rekening Koran yaitu jenis kredit yang bisa ditarik dan dilunasi
setiap saat, besarnya sesuai dengan suatu kebutuhan yang
penarikannya dengan cek, bilyet giro, atau pemindah bukuan dan
pelunasan dengan melakukan setoran-setoran tersebut.
b) Kredit berjangka yaitu kredit yang penarikannya sekaligus
sebesar plafondnya. Pelunasan kreditnya dengan cara sesudah
jangka waktunya habis yang bisa dilakukan dengan mencicil atau
perjanjian.
i. Macam-macam kredit berdasarkan cara pemakainnya
a) Kredit rekening koran bebas yaitu kredit yang debitur menerima
semua kreditnya dengan bentuk rekening koran kepadanya yang
diberikan blanko cek dan rekening korannya pinjamannya diisi
dengan berdasarkan besarnya kredit yang diberikan, debitur
bebas untuk melakukan penarikan selama kredit berjalan sampai
selesai
b) Kredit rekening koran terbatas yaitu jenis kredit dengan adanya
sebuah pembatasan tertentu bagi nasabah dalam melakukan
13
penarikan uang rekeningnya. Seperti pemberian kredit dengan
uang giral dan perubahannya menajdi uang kartal yang dilakukan
berangsur-angsur
c) Kredit rekening koranaflopend yaitu salah satu jenis penarikannya
dengan dialkukan secara maksimum kredit diwaktu penarikan
bertambah sepenuhnya dengan digunakan oleh nasabah
d) Revolving kredit yaitu salah satu jenis kredit yang penarikannya
sama saja dengan cara rekening Koran bebas dengan massa
pengguanan satu tahun, tetapi cara pemakaiannya yang berbeda
e) Termloans yaitu jenis kredit yang sistem penggunaan dan
pemakaian kreditnya yang fleksibel artinya nasabah bisa bebas
menggunakan uang kredit untuk penggunaan apa saja dan pihak
bank tidak berhak tahu akan hal itu (Munawir et al, 2019).
14
Dalam penelitian sebelumnya oleh Nugroho (2021) menjelaskan bahwa
BNI Syariah Medan memberikan pelayanan kepada nasabah dengan
menghendaki sistem perbankan berdasarkan prinsip syariah dalam rangka
mewujudkan BNI sebagai Universal Banking. Sistem pembiayaan yang
diterapkan BNI Syariah cabang Medan adalah dengan melaksanakan kegiatan
operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah islam, memberikan mutu
pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan sistem from end dan otomasi
online, meningkatkan usaha bisnis di segmen usaha ritel, dan memberikan
kontribusi laba yang nyata terhadap laba BNI secara keseluruhan.
Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Dalam
melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaian tetap sama. Begitu
pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi stabdar penilaian
yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang
benar-benar layak untuk diberikan, hal ini dilakukan dengan analisi 5 C 7 P.
Prinsip-prinsip pemberian kredit dengan analisa 5C adalah sebagai berikut:
1) Character
Merupakan suatu sifat atau watak seseorang. Orang yang akan diberikan
kredit benar-benar harus dapat dipercaya, hal ini tercemin dari latar
belakang si nasabah baik yang bersifat pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi, seperti gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarganya, sifat si
nasabah dilingkungannya. Dari sifat dan watak ini dapat ditinjau suatu
ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayarnya.
15
2) Capacity
Untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit yang
diberikan. Dalam hal ini kemampuan nasabah dihubungkan dengan latar
belakang pendidikan dan pengalamnnya selama ini dalam mengelola
usahanya, nantinya akan terlihat kemapuannya dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
3) Capital
Untuk melihat penggunaan modal aspek efektif atau tidak, bisa dilihat dari
laporan keuangannya. Juga harus mengenalisis dari sumber mana saja
modal yang sekarang ini.
4) Condition
Dalam memiliki kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan
politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang.
Penilaian prospek bidang yang akan dibiyai hendaknya benar-benar
memiliki prospek yang harus baik, sehingga kemungkinan kredit
bermasalah relatif kecil.
5) Collaterall
Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang bersifat
fisik dan non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti ke asliannya sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan bisa dipergunakan secpat
mungkin.
1) Personality
Menilai nasabah dari segi kepribdiannya, tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalu dari nasabah tersebut. Hal ini mencakup emosi, tingkah
laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi seta menyelesaikan suatu
masalah.
2) Party
Menggolongkan nasabah ke dalam golongan-golongan tertentu,
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakter. Nasabah yang mendapatkan
golongan tertentu pastinya akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari
bank.
16
3) Purpose
Untuk mengatahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yaang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacammacam sesuai kebutuhan.
4) Prospect
Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu fasiliitas kredit yang dibiyai
tanpa suatu prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.
5) Payment
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja untuk mengembalikan kredit. Semakin
banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin lebih baik.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability akan dikur dari periode ke periode apakah akan tetap
sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang
diperoleh.
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang diberikan mendapat
perlindungan. Perlindungan yang diberikan debitur berupa jaminan barang
atau oran atau jaminan asuransi.
17
beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bisa meningkat. Dengan
memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena adanya
kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat. Dan juga kredit dapat membantu dalam mengekspor barang dari
dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. Bagi si
penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi
bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Semakin banyak kredit
yang disalurkan, akan semakin baik terutama dalam hal untuk meningkatkan
pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka
pabrik tersebut akan membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula
mengurangi pengangguran. Dalam hal pinjaman internasional akan dapat
meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si
pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja
sama di bidang lainnya.
18
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang penulis sampaikan maka dapat
disimpulkan bahwa Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4
dari seluruh dunia, dengan jumlah penduduk menurut sensus yang dilakukan
pada September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa dan dengan latar belakang
ras, suku, agama dan kepercayaan yang berbeda, masyarakat Indonesia hidup
berdampingan sesuai dengan slogan kami "Bhinneka Tunggal Ika".
19
DAFTAR PUSTAKA
20