Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“MANAJEMEN PERKREDITAN”

DISUSUN
OLEH :
Kelompok : 6
1. Nur fadyla hasbar 105711106321
2. Nursarfiqah 105711106521
3. Herwan Haryono 105711104221
4.Rini Dwi putri 105711103821
5.Dimas Dwi Marham 105711104521

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufiq, hidayah dan inayah-
Nya sehingga penulis telah selesai dalam menyusun makalah ini. Sholawat dan salam
tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW dan keluarga dan para sahabatnya
serta para pengikut beliau yang setia.
Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih kepada Dosen yang telah
memberikan tugas berupa pembuatan makalah. Mudah-mudahan dengan adanya
tugas makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan bagi penulis.
Dari pada itu, penulis juga mengharapkan agar para pembaca dapat mengambil
manfaat dari makalah ini.
Sekiranya dalam makalah ini terdapat kesalahan dan kekurangan, penulis
mengharapakan kritik dan sarannya yang sifatnya membangun guna menyusun
makalah yang berikutnya.

Makassar, 10 Oktober 2023

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................................... 2


DAFTAR ISI .......................................................................................................................................... 3
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Masalah................................................................................................................... 6
1.4 Manfaat ................................................................................................................................. 6
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................................... 7
2.1 Pengertian Manajemen Perkreditan .............................................................................. 7
2.2 Macam-macam Kredit ..................................................................................................... 11
2.3 Sistem Pemberian Kredit ............................................................................................... 14
2.4 Fungsi Kredit ..................................................................................................................... 17
BAB III KESIMPULAN ...................................................................................................................... 19
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 20

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam era pembangunan dewasa ini telah menunjukkan perkembangan


yang berarti terutama dalam bidang perekonomian dimana ada keterlibatan
antara berbagai pihak dalam upaya pembangunan perekonomian yang
menimbulkan sinergi positif.

Bagi suatu negara bank bisa dapat dikatakan sebagai darahnya


perekonomian suatu negara. Oleh karena itu, peranan perbankan sangat
mempengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara. Dengan kata lain kemajuan
suatu bank di suatu negara bisa dijadikan ukuran kemajuan negara yang
bersangkutan. Semakin maju suatu negara semakin besar peranan perbankan
dalam mengendalikan negara tersebut (Andrianto 2020).

Pertumbuahan kredit di di Indonesia relatif besar ketimbang negara-


negara Asia lainya. Dengan melihat pertumbuhan kredit yang cukup besar
tersebut dan menjadi salah satu aktivitas bisnis utama perbankan, perlu adanya
pengeloaan/manajemen perkreditan yang baik. Untuk dapat melakukan
ekspansi kerdit, bank tentunya juga harus dapat menjual berbagai jenis kredit.
Pengetahuan karakteristik produk merupakan suatu keharusan bagi petugas
dan pejabat pengeloa kredit bank. Pengetahuan yang cukup tentang produk
kredit bankakan sangat berpengaruh dalam pengeloaan kredit. Pengelolaan
perkreditan perbankan merupakan salah satu indikator keberhasilan dalam
mengelola bisnis perbankan. Bank yang dapat mengelola bidang
perkreditannya dengan baik dapat memberikan Non-Performing Loan (NPL)
pada level yang rendah dan memberikan kontribusi profit yang tinggi.

Pemberian kredit terkandung pada unsur-unsur kepercayaan,


agunan,jangka waktu, risiko, bunga bank dan kesepakatan. Kepercayaan
artinya berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap pemohon kredit, bank
yakin kredit yang akan diberikan itu dapat dikembalikan sesuai dengan
persyaratan yang disepakati bersama. Agunan yaitu setiap kredit yang akan
diberikan selalu disertai barang yang berfungsi sebagai jaminan bahwa kredit

4
yang akan diterima oleh calon debitur pasti akan dilunasi dan ini eningkatkan
kepercayaan pihak bank. Jangka waktu adalah pengambilan kredit didasarkan
pada jangka waktu tertentu setelah jangka waktu berakhir kredit dilunasi.
Jangka wkatu pengambilan kredit beresiko macetnya pelunasan kredit. Bunga
bank setiap pemberian kredit selalu disertai imbalan jasa berupa bunga yang
wajib dibayar oleh calon debitur.

Dalam pelaksanaan pemberian kredit dan pengolaannya, bank wajib


mematuhikebijaksananaan perkreditan yang telah dibuat secara konsekuen
dan konsisten.Kebijsanaan perkreditan tersebut sudah diterapkan dan
dilaksanakan sejak tanggal 1 Januari 1996. Bagi bank yang telah mempunyai
pedoman tersebut dengan memperhatikan semua aspek-aspek yang telah
dijelaskan. Sedangkan bagi bank yang baru memperoleh izin usaha wajib
memiliki dan menerapkan serta melaksanakan kebijaksanaan perkreditan
sejak memulai melakukan usahanya.

Apabila dalam pelaksanaanya ternayata bank memberikan kredit tidak


sesuai dengan kebijaksanaan perkreditan yang telah ditetapkannya, maka BI
akan memberikan sanksi yang mempengaruhi penilaian kesehatan bank dan
sanksi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang telah berlaku.

Pedoman tersebut wajib dibuat mengingat bahwa sesuai dengan


pengertian kredit,maka lingkup pemberian kredit mencakup banyak aspek dan
mengandung resiko yang bervariasi, baik langsung maupun tidak langsung.

Manajemen perkreditan adalah pengelolaan kredit yang dijalankan oleh


bank meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan
sedemikian rupa sehingga kredit tersebut berjalan dengan baik sesuai dengan
kesepakatan antara bank dengan debitur

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari manajemen kredit?


2. Apa saja macam-macam kredit?
3. Bagaimana system pemberian kredit?
4. Apa saja fungsi kredit?

5
1.3 Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui pengertian manajemen kredit


2. Untuk mengetahui macam-macam kredit
3. Untuk mengetahui system pemberian kredit
4. Untuk mengetahui fungsi kredit

1.4 Manfaat

Manfaat yang dapat diambil yaitu membantu pembaca dalam


memahami Pancasila dalam mengatasi masalah akibat keberagaman yang
ada.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen Perkreditan

Secara sederhana istilah manajemen perkreditan sering diartikan


sebagai pengelolaan pemberian kredit mulai dari kredit tersebut diberikan
sampai pada pelunasannya. Manajemen perkreditan adalah suatu rangkaian
kegiatan dan komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain
secara sistematis dalam proses pengumpulan dan penyajian informasi
perkreditan suatu bank. Pengertian tentang manajemen perkreditan atau Loan
Manajement adalah kegiatan bank mengalokasikan dananya dalam bentuk
pinjaman yang diberikan atau kredit untuk memperoleh keuntungan
(profitability) dengan memperhatikan tingkat keamanan/safety.

Manajemen perkreditan bank ini dapat dilakukan dengan baik jika


didasarkan pada perhitungan yang matang dan terpadu, mulai dari
perencanaan kredit, analisis pemberian kredit, persetujuan kredit, administrasi
kredit dan pengawasan kredit (Budiman, 2020).

Menurut Undang – undang Perbankan No.10 Tahun 1998, Kredit adalah


penyediaan uang atau tagihan, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
pinjam – meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian
bunga.

Sedangkan, pengertian pembiayaan adalah penyediaan uang atau


tagihan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan
persetujuan atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang meawjibkan
pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah
jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil. Jika kredit yang
disalurkan mengalami kemacetan, maka langkah yang dilakukan adalah untuk
menyelamatan kredit tersebut. Jika memang masih bisa dibantu, maka
tindakan yang tepat adalah menambah jumlah kredit atau dengan
memperpanjang jangka waktunya. Dan apabila memang sudah tidak dapat

7
diselamatkan kembali, maka tindakan terakhir bagi bank adalah menyita
jaminan yang telah dijamikan oleh nasabah.

Pengertian kredit dalam buku Seri Manajemen Bank No. 5 (1997: 31)
adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara Bank
dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bunga, imbalan, atau pembagian
hasil keuntungan. Selain itu, kredit juga bisa berarti kemampuan untuk
melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman dengan
suatu janji pembayarannya akan dilakukan atau ditangguhkan pada suatu
jangka waktu yang disepakati (Fatihuddin et al, 2021).

Pengertian kredit secara tegas tertuang dalam ketentuan Pasal 1 angka


11 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 (selanjutnya disebut UU Perbankan)
yang menyebutkan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-
meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga.

1) Perencanaan Kredit
Kegiatan perkreditan merupakan kegiatan yang cukup rumit sehingga perlu
adanya perencanaan yang lebih seksama. Sebelum menetapkan
perencanaan kredit, terlebih dahulu diketahui apa obyek atau tujuan yang
ingin dicapai oleh suatu bank. Setelah itu diketahui pula kendala/resiko yang
akan dihadapi untuk mencapai tujuan tersebut. Agar rencana kredit dapat
berjalan sebagaimana mestinya, maka bank harus memilikikredit policyatau
kebijaksanaan pekreditan yang berfungsi sebagai pedoman dalam segala
kegiatan yang terkait dengan perkreditan yang sehat dan menguntungkan.
Dalam menyusun rencana perkreditan harus dianalisa berbagai aspek yaitu
mengenai kondisi perekonomian, kondisi nasabah, kondisi bank yang
bersangkutan dan sebagainya. Hasil analisis inilah yang akan menentukan
bagaimana bank untuk masa yang akan datang (Faitullah & Nurrachman,
2021).

8
2) Analisis Pemberian Kredit
Pelaksanaan merupakan salah satu fungsi manajemen perkreditan yang
dilakukan setelah perencanaan kredit ditetapkan.Secara umum
pelaksanaan ini terdiri atas proses analisis kredit, persetujuan kredit dan
administrsi/dokumentasi kredit. Analisis kredit bertujuan untuk mengetahui
calon debitur layak atau tidak diberikan kredit dengan melakukan penilaian
mulai dari kelengkapan dokumen, keabsahan dan keaslian dokumen serta
berbagai penilaian agar tidak terjadi kredit bermasalah (kredit macet) di
kemudian hari, maka harus memperhatikan prinsip-prinsip perkreditan yang
sehat.
Setelah proses analisis dilakukan maka ada keputusan kredit untuk
menentukan apakah kredit layak atau tidak diberikan.Jika layak maka
keluarlah akar kredit yang harus ditanda tangani oleh kedua belah pihak.
Dengan demikian debitur sudah dapat membuka rekening giro dan
tabungan di bank yang bersangkutan sehingga penarikan dana kredit dapat
dilakukan melalui rekening tersebut. Pencarian atau pengembalian uang
dari rekening inilah yang disebut dengan realisasi kredit.
Realisasi kredit sudah dapat dilaksanakan maka mulailah bank melakukan
kegiatan dokumentasi dan administrasi. Melihat peranan administrasi kredit
cukup besar maka dapat dikatakan bahwa pada tahap inilah administrasi
dibutuhkan.
Kegiatan dokumen ini dimaksudkan sebagai kegiatan dalam rangka
pengelolaan file dokumen kredit yang terdiri dari penyimpanan,
pemeliharaan dan penyegaran dokumen, sedangkan kegiatan administrasi
kredit dimaksudkan sebagai kegiatan dalam rangka penilaian.
perkembangan dan kualitas kredit, pengawasan kredit, perlindungan
kepentingan bank, bahan masukan untuk penyusunan Kebijakan
Perkreditan Bank (KPB) dan sebagai laporan kepada Bank Indonesia (Sari
et al, 2020).
Pertumbuhan bisnis perbankan saat ini semakin berkembang yang
menuntut setiap bank agar lebih kreatif,efektif dan efisien sehingga bias
mencapai tujuan yang diharapkan bank merupakan lembaga intermediasi
dengan mengelola dana pihak ketiga dan menyalurkannya kembali dalam
bentuk lending kredit merupakan salah satu bisnis utama bank yang
9
memiliki risiko yang cukup tinggi, namun disisi yang lain memberikan
kontribusi pendapatan yang besar bagi bank. Oleh karena itu, pemberian
kredit harus dilaksanakan oleh pegawai yang mengerti dan memahami
dasar-dasar perkreditan dan pelaksanaannya sesuai aturan dan kebijakan
perkreditan.
3) Persetujuan Kredit
Analisa yang sudah dibuataccountofficer diperiksa lebih dahulu oleh
atasannya (kepala bagian kredit) ebelum disampaikan ke pemimpin cabang
atau direksi (tergantung dari wewenangnya) untuk pengambilan keputusan
persetujuan atau penolakan kredit. Pada beberapa bank umum,
pembahasan dan persetujuan kredit dilakukan komite yang dibentuk direksi
yang disebut “Komite Kredit”. Tugas komite kredit ini adalah memeriksa
laporan analisa kredit, menyetujui permohonan kredit yang diajukan oleh
calon debitur, menetapkan syarat-syarat pemberian kreditn (tingkat bunga,
jangka waktu), kredit, nilai agunan, dan syarat-syarat lainnya.
4) Administrasi Kredit
Untuk menertibkan pencatatan dalam ruang lingkup kredit, bank harus
mempersiapkan tenaga administrasi agar setiap piutang bank dapat dicatat
yang mana hal ini berkaitan dengan berapa plafond kredit yang diberikan,
berapa lama peminjam uang akan mengangsur serta jangka waktunya,
siapa orang yang meminjam tersbut, beralamat mana orang itu, apa
jaminan yang diberikanm serta pengamanannya dan lain sebagainya. Hal
ini dimaksudkan agar apabila semua pihak yang berkepentingan
membutuhkan data, maka akan mudah untuk mendapatkannya, terlebih lagi
apabila peminjam uang tersebut mengalami Wan Prestasi sehingga bagian
menanggulangan kredit bermasalah akan mudah menelusurinya
5) Pengawasan Kredit
Pengawasan kredit merupakan salah satu fungsi manajemen dalam upaya
penjagaan dan pengamanan terhadap kekayaan bank yang disalurkan
dalam bentuk kredit. Pengawasan dapat dibagiatas dua kategori yaitu :
a. Pengawasan dalam arti sempit yaitu berupa pengawasan administratif
yang bertujuan mengetahui data-data administratif.

10
b. Pengawasan dalam arti luas yaitu merupakan kegiatan pengendalian
dalam suatu perusahaan yang sering dikenal dengan istilah manajemen
control yang meliputi bidang.
a) Financial, didalam pelaksanaannya disebut financial audit
b) Operational (operational audit)
c) Management/policy (management audit)
Setiap bank harus menerapkan dan melaksanakan fungsi pengawasan
kredit yangbersifat menyeluruh dan didasarkan pada prinsip-prinsip yang
ditetapkan oleh bank yang bersangkutan.

2.2 Macam-macam Kredit


a. Macam-macam kredit berdasarkan Kelembagaan
a) Kredit perbankan yaitu jenis kredit yang diberikan kepada
Masyarakat oleh Bank negara atau swasta untuk suatu kegiatan
atau konsumsi Negara
b) Kredit likuiditas yaitu jenis kredit yang diberikan kepada bank-
bank sentral yang berfungsi sebagai dana dalam membiayai
suatu kegiatan perkreditan yang ada
c) Kredit langsung yaitu kredit yang diberikan kepada suatu
lembaga pemerintah atau semi pemerintah
d) Kredit pinjaman antar Bank yaitu jenis kredit yang diberikan oleh
bank yang kelebihan dana kepada bank yang masih kekurangan
dana
b. Macam-macam kredit berdasarkan jangka waktu
a) Kredit jangka pendek yaitu jenis kredit yang berjangka waktu
maksimal satu tahun. Bentuknya yang berupa kredit direkening
Koran, kredit penjualan, kredit wesssel, dan kredit pembeli serta
pada kredit modal kerja
b) Kredit jangka menengah yaitu jenis kredit yang jangka waktu
diantara satu tahun sampai dengan tiga tahun
c) Kredit jangka panjang yaitu jenis kredit yang mempunyai jangka
waktu lebih dari tiga tahun.umumnya yang berupa kredit
investasiyang didirikandengan tujuan untuk menambah modal

11
perusahaan dalam jangka waktu untuk melakukan rehabilitasi,
ekspansi, dan pelunasan proyek baru.
c. Macam-macam kredit berdasarkan tujuan atau penggunaanya
a) Kredit konsumtif yaitu kredit yang digunakan dalam pemenuhan
kebutuhan sendiri dan keluarganya. Seperti kendaraan bermotor,
dan tempat tinggal
b) Kredit modal kerja atau kredit perdagangan yaitu jenis kredit yang
digunakna untuk menambah suatu modal usaha debitur
c) Kredit investasi yaitu jensi kredit yang digunakan dalam investasi
produktif, tetapi baru mendapatkan hasilnya dalam jangka waktu
yang relative lama.
d. Macam-macam kredit berdasarkan aktivitas perputaran usaha
a) Kredit kecil yaitu jenis kredit yang diberikan kepada pengusaha
kecil seperti KUK (Kredit Usaha Kecil)
b) Kredit menengah yaitu jenis kredit yang diberikan kepada
penguasa dengan asset yang melebihi dari pengusaha kecil
c) Kredit besar yaitu kredit yang pada dasarnya ditinjau dari segi
jumlah kredit yang diterima oleh debitur.
e. Macam-macam kredit berdasarkan jaminannya
a) Kredit tanpa jaminan atau kredit blanko yaitu jenis kredit yang
pemberian kreditnya dengan tanpa jaminan materiil, pemberian
sangat selektif yang diarahkan untuk nasabah besar yang sudah
teruji keuntungannya, kejujuran, dan ketaatannya, baik dalam
transaksi perbankan ataupun oleh suatu kegiatan usaha yang
dijalaninya
b) Kredit jaminan yaitu kredit untuk debitur yang didasarkan dari
sebuah keyakinan atas kemampuan debitur dan adanya agunan
atau jaminan yang berupa fisik sebagai jaminan tambahan.
f. Macam-macam kredit berdasarkan macamnya
a) Kredit aksep yaitu jenis kredit untuk bank yang berupa suatu
pinjaman uang.
b) Kredit pembeli yaitu jenis kredit yang pembayarannya sudah
dilakukan oleh penjual, tetapi barangnya diterima belakangan
atau pembelian dengan uang muka
12
c) Kredit penjual yaitu jenis kredit untuk penjual dan pembeli yang
artinya barang yang sudah diterima pembayaran di kemudian
harinya
g. Macam-macam kredit berdasarkan sector perekonomiannya
a) Kredit pertanian yaitu jenis kredit untuk perkebunan,
peternakan, dan perikanan
b) Kredit pertambangan yaitu jenis kredit untuk beraneka macam
barang tambang
c) Kredit ekspor-impor yaitu jenis kredit untuk eksportir dan
importer semua macam-macam barang
d) Kredit koperasi yaitu jenis kredit untuk semua jenis koperasi
yang ada di Indonesia
e) Kredit profesi yaitu jenis kredit untuk semua macam-macam
profesi yang ada
f) Kredit perindustrian yaitu jenis kredit untuk semua macam-
macam industri kecil, menengah dan besar.
h. Macam-macam kredit berdasarkan penarikan dan pelunasan
a) Kredit rekening Koran yaitu jenis kredit yang bisa ditarik dan dilunasi
setiap saat, besarnya sesuai dengan suatu kebutuhan yang
penarikannya dengan cek, bilyet giro, atau pemindah bukuan dan
pelunasan dengan melakukan setoran-setoran tersebut.
b) Kredit berjangka yaitu kredit yang penarikannya sekaligus
sebesar plafondnya. Pelunasan kreditnya dengan cara sesudah
jangka waktunya habis yang bisa dilakukan dengan mencicil atau
perjanjian.
i. Macam-macam kredit berdasarkan cara pemakainnya
a) Kredit rekening koran bebas yaitu kredit yang debitur menerima
semua kreditnya dengan bentuk rekening koran kepadanya yang
diberikan blanko cek dan rekening korannya pinjamannya diisi
dengan berdasarkan besarnya kredit yang diberikan, debitur
bebas untuk melakukan penarikan selama kredit berjalan sampai
selesai
b) Kredit rekening koran terbatas yaitu jenis kredit dengan adanya
sebuah pembatasan tertentu bagi nasabah dalam melakukan
13
penarikan uang rekeningnya. Seperti pemberian kredit dengan
uang giral dan perubahannya menajdi uang kartal yang dilakukan
berangsur-angsur
c) Kredit rekening koranaflopend yaitu salah satu jenis penarikannya
dengan dialkukan secara maksimum kredit diwaktu penarikan
bertambah sepenuhnya dengan digunakan oleh nasabah
d) Revolving kredit yaitu salah satu jenis kredit yang penarikannya
sama saja dengan cara rekening Koran bebas dengan massa
pengguanan satu tahun, tetapi cara pemakaiannya yang berbeda
e) Termloans yaitu jenis kredit yang sistem penggunaan dan
pemakaian kreditnya yang fleksibel artinya nasabah bisa bebas
menggunakan uang kredit untuk penggunaan apa saja dan pihak
bank tidak berhak tahu akan hal itu (Munawir et al, 2019).

2.3 Sistem Pemberian Kredit


Dalam penelitian sebelumnya oleh Nugroho (2021) menjelaskan bahwa
sistem pemberian kredit PT BNI Medan adalah dengan melalui proses
pemberian kredit dan melalui proses analisis pemberian kredit yang diajukan,
analisis yang dilakukan adalah dengan menggunakan prinsip 5C yaitu
character (karakter), capacity (kemampuan), capital (modal), collateral
(jaminan), condition of ekonomi (kondisi ekonomi). Bank dapat memberikan
kredit kepada calon kreditur juka telah memenuhi persyaratan 5C tersebut.
Kemudian tahap akhir yang ditempuh dalam pemberian kredit kepada calon
debitur oleh PT BNI Medan adalah melakukan kesepakatan pinjam meminjam
yang disepakati di awal pemberian kredit yang mewajibkan kepada debitur
untuk mengembalikan pinjaman dari bank beserta pembayaran bunga yang
telah ditetapkan dan biaya lainnya..

Djuarni (2021) menjelaskan bahwa prosedur pemberian kredit pada


bank konvensional adalah diawali dengan proses pengajuan kredit, analisa
kredit, keputusan kredit kemudian pelaksanaan keputusan kredit, serta
dilakukan collecting dan monitoring hingga laporan dari debitur. Keuntungan
yang diperoleh pada bank konvensional adalah berupa bunga bank, yang
diperoleh melalui bunga kredit yang dibayarkan oleh debitur (Yuliastuti et al,
2020).

14
Dalam penelitian sebelumnya oleh Nugroho (2021) menjelaskan bahwa
BNI Syariah Medan memberikan pelayanan kepada nasabah dengan
menghendaki sistem perbankan berdasarkan prinsip syariah dalam rangka
mewujudkan BNI sebagai Universal Banking. Sistem pembiayaan yang
diterapkan BNI Syariah cabang Medan adalah dengan melaksanakan kegiatan
operasional perbankan berdasarkan prinsip syariah islam, memberikan mutu
pelayanan yang unggul kepada nasabah dengan sistem from end dan otomasi
online, meningkatkan usaha bisnis di segmen usaha ritel, dan memberikan
kontribusi laba yang nyata terhadap laba BNI secara keseluruhan.

Djuarni (2021) menjabarkan tentang pembiayaan pada bank syariah,


dijelaskan bahwa sistem pembiayaan musyarakah pada Bank Jabar Syariah
sama dengan siatem pemberian kredit pada bank konvensional. sistem
pengajuan pembiayaan musyarakah hingga proses monitoring. Dari prosedur
tersebut, keuntungan yang diperoleh bank adalah berupa bagi hasil, yang telah
disepakati sebelumnya dengan akad atau perjanjian yang telah ditetapkan.
Baik untung maupun rugi akan menjadi tanggungan bersama bagi pihak bank
maupun pihak nasabah (Fadillah et al, 2022).

Sebelum suatu fasilitas kredit diberikan, maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut
diperoleh dari hasil penilaian kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Dalam
melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaian tetap sama. Begitu
pula dengan ukuran-ukuran yang ditetapkan sudah menjadi stabdar penilaian
yang umum dan harus dilakukan oleh bank untuk mendapatkan nasabah yang
benar-benar layak untuk diberikan, hal ini dilakukan dengan analisi 5 C 7 P.
Prinsip-prinsip pemberian kredit dengan analisa 5C adalah sebagai berikut:

1) Character
Merupakan suatu sifat atau watak seseorang. Orang yang akan diberikan
kredit benar-benar harus dapat dipercaya, hal ini tercemin dari latar
belakang si nasabah baik yang bersifat pekerjaan maupun yang bersifat
pribadi, seperti gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarganya, sifat si
nasabah dilingkungannya. Dari sifat dan watak ini dapat ditinjau suatu
ukuran tentang kemauan nasabah untuk membayarnya.

15
2) Capacity
Untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam membayar kredit yang
diberikan. Dalam hal ini kemampuan nasabah dihubungkan dengan latar
belakang pendidikan dan pengalamnnya selama ini dalam mengelola
usahanya, nantinya akan terlihat kemapuannya dalam mengembalikan
kredit yang disalurkan.
3) Capital
Untuk melihat penggunaan modal aspek efektif atau tidak, bisa dilihat dari
laporan keuangannya. Juga harus mengenalisis dari sumber mana saja
modal yang sekarang ini.
4) Condition
Dalam memiliki kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi, sosial, dan
politik yang ada sekarang dan prediksi untuk masa yang akan datang.
Penilaian prospek bidang yang akan dibiyai hendaknya benar-benar
memiliki prospek yang harus baik, sehingga kemungkinan kredit
bermasalah relatif kecil.
5) Collaterall
Merupakan jaminan yang diberikan oleh calon nasabah baik yang bersifat
fisik dan non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang
diberikan. Jaminan juga harus diteliti ke asliannya sehingga jika terjadi
suatu masalah, maka jaminan yang dititipkan bisa dipergunakan secpat
mungkin.

Penilaian kredit dengan metode analisi 7P adalah sebagai berikut:

1) Personality
Menilai nasabah dari segi kepribdiannya, tingkah lakunya sehari-hari
maupun masa lalu dari nasabah tersebut. Hal ini mencakup emosi, tingkah
laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi seta menyelesaikan suatu
masalah.
2) Party
Menggolongkan nasabah ke dalam golongan-golongan tertentu,
berdasarkan modal, loyalitas, serta karakter. Nasabah yang mendapatkan
golongan tertentu pastinya akan mendapatkan fasilitas yang berbeda dari
bank.

16
3) Purpose
Untuk mengatahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk
jenis kredit yaang diingkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat
bermacammacam sesuai kebutuhan.
4) Prospect
Untuk menilai usaha nasabah di masa yang akan datang menguntungkan
atau tidak. Hal ini penting mengingat jika suatu fasiliitas kredit yang dibiyai
tanpa suatu prospek, bukan hanya bank yang rugi tetapi juga nasabah.
5) Payment
Ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit yang telah
diambil atau dari sumber mana saja untuk mengembalikan kredit. Semakin
banyak sumber penghasilan debitur maka akan semakin lebih baik.
6) Profitability
Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari
laba. Profitability akan dikur dari periode ke periode apakah akan tetap
sama atau semakin meningkat, apalagi dengan tambahan kredit yang
diperoleh.
7) Protection
Tujuannya adalah bagaimana menjaga kredit yang diberikan mendapat
perlindungan. Perlindungan yang diberikan debitur berupa jaminan barang
atau oran atau jaminan asuransi.

2.4 Fungsi Kredit


Diantara, fungsi kredit adalah untuk meningkatkan daya guna uang.
Dengan adanya kredit yang diberikan maka daya guna uang akan semakin
meningkat. Maksudnya jika uang hanya disimpan saja tidak digunakan maka
tidak akan menghasilkan apa-apa. Berbeda jika uang tersebut disalurkan oleh
penerima kredit maka nanti akan menghasilkan suatu barang atau jasa.
Dengan adanya kredit ini maka daerah yang memiliki kekurangan dana akan
bisa memperoleh tambahan dana dari suatu wilayah yang lainnya. Dengan
adanya kredit yang diberikan oleh bank ini, debiturdapat menggunakan untuk
mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang berguna. Dengan
adanya kredit yang diberikan ini dapat menambah dan memperlancar arus
barang dari suatu wilayah ke wilayah lainnya.Sehingga jumlah barang yang

17
beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bisa meningkat. Dengan
memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas ekonomi karena adanya
kredit yang diberikan akan menambah jumlah barang yang diperlukan oleh
masyarakat. Dan juga kredit dapat membantu dalam mengekspor barang dari
dalam negeri ke luar negeri sehingga meningkatkan devisa negara. Bagi si
penerima kredit tentu akan dapat meningkatkan kegairahan berusaha, apalagi
bagi si nasabah yang memang modalnya pas-pasan. Semakin banyak kredit
yang disalurkan, akan semakin baik terutama dalam hal untuk meningkatkan
pendapatan. Jika sebuah kredit diberikan untuk membangun pabrik, maka
pabrik tersebut akan membutuhkan tenaga kerja, sehingga dapat pula
mengurangi pengangguran. Dalam hal pinjaman internasional akan dapat
meningkatkan saling membutuhkan antara si penerima kredit dengan si
pemberi kredit. Pemberian kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja
sama di bidang lainnya.

18
BAB III
KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang penulis sampaikan maka dapat
disimpulkan bahwa Sebagai negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-4
dari seluruh dunia, dengan jumlah penduduk menurut sensus yang dilakukan
pada September 2020 sebanyak 270,20 juta jiwa dan dengan latar belakang
ras, suku, agama dan kepercayaan yang berbeda, masyarakat Indonesia hidup
berdampingan sesuai dengan slogan kami "Bhinneka Tunggal Ika".

Sejarah menunjukkan bahwa bangsa Indonesia telah berhasil


mengatasi berbagai ancaman, gangguan, tantangan dan hambatan (AGTH).
Banyak faktor pemecah belah yang selalu membahayakan persatuan dan
kesatuan bangsa, antara lain suku, agama, emosi suku dan kelompok (SARA),
primitivisme dan ketimpangan pembangunan. Dengan adanya keberagaman
budaya ini tentu saja semakin banyak ancaman yang bisa terjadi.

19
DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Andrianto. 2020. “Manajemen Kredit.” http://repository.um-


surabaya.ac.id/id/eprint/4194.
Budiman, Muhammad. 2020. “SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KREDIT
BERBASIS WEB PADA BANK PERKREDITAN RAKYAT GEMILANG
TEMBILAHAN.” Jurnal Perangkat Lunak 2 (3): 123–29.
Fadillah, Aditya, Fadly Abdillah Nafis, and Siti Aisyah. 2022. “Pengaruh Sistem
Pengendalian Manajemen Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Pembelajaran
Organisasi Dan Inovasi Sebagai Variabel Intervening (Studi Kasus Badan
Pengkreditan Rakyat Kota Pekan Baru).” Jurnal Manajemen Akuntansi
(JUMSI) 2 (4): 604–7.
Faitullah, Faitullah, and Muhammad Alfan Nurrachman. 2021. “Pengaruh Manajemen
Risiko Kredit Terhadap Kinerja Pt Bank Perkreditan Rakyat Sumatera Selatan
Periode 2015–2019.” JEMBATAN (Jurnal Ekonomi, Manajemen, Bisnis,
Auditing, Dan Akuntansi) 6 (2): 160–73.
Fatihuddin, Didin, M. Anang Firmansyah, and M. Ak. 2021. “MANAJEMEN BANK.”
https://repo.iainbatusangkar.ac.id/xmlui/handle/123456789/21741.
Munawir, Munawir, Mahbub Mahbub, Sumari Mawardi, and Nawal Ika Susanti. 2019.
“Analisis Jual Beli Kredit Sepeda Motor Dengan Sistem Hiwalah: ( Studi Kasus
Masyarakat Desa Tegalsari Kecamatan Tegalsari Kabupaten Banyuwangi
Yang Mengajukan Kredit Di Dealer Wafa Motor Dan Melalui Leasing Fif(
Financial Information Finance).” Jurnal Istiqro 5 (2): 127–44.
https://doi.org/10.30739/istiqro.v5i2.421.
Sari, Irna Meutia, Saparuddin Siregar, and Isnaini Harahap. 2020. “Manajemen Risiko
Kredit Bagi Bank Umum.” In Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains
(SAINTEKS), 1:553–57. http://seminar-
id.com/prosiding/index.php/sainteks/article/view/497.
Yuliastuti, Ida Ayu Nyoman, Putu Kepramareni, and I. Gusti Ayu Asta Yunisari. 2020.
“Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas Lembaga Perkreditan Desa
(Lpd) Di Kabupaten Badung.” Solusi 18 (1).
http://journals.usm.ac.id/index.php/solusi/article/view/2102.

20

Anda mungkin juga menyukai