Anda di halaman 1dari 22

KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

MAKALAH
Diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah “Bank dan lembaga non bank”
Dosen Pengampu
Reynold Marcelino,S.Mat.,M.E

Disusun Oleh :
1. Ulfatu Solihah
2. Raihan Naufal Lisaputra

INSTITUT MADANI NUSANTARA (IMN)


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SUKABUMI
2023/2024
KATA PEGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dengan
tepat waktu. Solawat beserta salam tak lupa kami panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Adapun tujuan dibuatnya makalah ini untuk memenuhi tugas mata mata
kuliah Bank dan kelembagaan non bank dengan judul “Kegiatan Mengalokasikan
Dana“. Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Bapak Reynold selaku dosen
mata kuliah ini yang telah membimbing kami sehingga makalah ini bisa selesai.
Kami mohon maaf apabila dalam penulisan ini banyak kekurangan nya, dan
kami mengharapkan kritik beserta saran dari pembaca untuk perbaikan
kedepannya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat dan membantu bagi siapa saja
yang membacanya.

Sukabumi.

1
DAFTAR ISI

KATA PEGANTAR................................................................................................1

DAFTAR ISI............................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................2

A. Latar Belakang................................................................................................2

B. Rumusan Masalah............................................................................................3

C. Tujuan..............................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi kegiatan mengalokasikan dana,kredit dan pembiayaan..................5

B. Unsur-unsur kredit........................................................................................7

C. Tujuan dan fungsi kredit...............................................................................8

D. Jenis-jenis kredit.........................................................................................12

E. Jaminan kredit.............................................................................................13

F. Prinsip-prinsip pemberian kredit.................................................................14

G. Prosedur dalam pemberian kredit...............................................................16

H. Teknik penyelesaian kredit macet...............................................................18

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan....................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas
dalam bentuk simpanan giro, tabungan dan deposito adalah menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya. Kegiatan penyaluran
dana ini dikenal juga dengan istilah alokasi dana.
Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih
dikenal dengan kredit. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan
membelikan berbagai aset yang dianggap menguntungkan Bank. Arti lain dari
alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan
dana dalam bentuk simpanan. Penjualan dana ini tidak lain agar perbankan dapat
memperoleh keuntungan seoptimal mungkin. Dalam mengalokasikan dananya
pihak perbankan harus dapat memilih dari berbagai alternatif yang ada.
Keuntungan utama bisnis perbankan adalah selisih antara buga dari
sumber-sumber dana dengan bunga yang diterima dari alokasi dana tertentu. Oleh
karena itu,baik faktor-faktor sumber dana maupun alokasi dana memegang
peranan yang sama pentingnya di dunia perbankan. Penentuan bunga sumber dana
akan sangat berpengaruh terhadap bunga alokasi dana yang akan dibebankan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hal diatas,dalam makalah ini ada beberapa hal yang akan
dibahas,yaitu:
a. Apa definisi kegiatan mengalokasikan dana, kredit dan pembiayaan ?
b. Apa saja unsur-unsur kredit ?
c. Apa tujuan pemberian kredit ?
d. Apa saja fungsi kredit ?
e. Apa saja Jenis-jenis kredit ?
f. Apa saja jaminan kredit ?
g. Apa saja prinsip-prinsip pemberian kredit ?
h. Bagaimana prosedur dalam pemberian kredit ?

3
i. Bagaimana teknik penyelesaian kredit macet ?

C. Tujuan
Setelah mempelajari hal ini,diharapkan mahasiswa dapat memahami
1. Memahami definisi kegiatan mengalokasikan dana,kredit dan pembiayaan
2. Memahami unsur-unsur kredit
3. Memahami tujuan pemberian kredit
4. Memahami fungsi kredit
5. Memahami jenis-jenis kredit
6. Memahami jaminan pada kredit
7. Memahami prinsip-prinsip pemberian kredit
8. Memahami prosedur pemberian kredit
9. Memahami Teknik penyelesaian kredit macet

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Definisi kegiatan mengalokasikan dana,kredit dan pembiayaan

1. Pengertian kegiatan alokasi dana

Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat


(funding) dalam bentuk simpanan (giro, tabungan dan deposito), adalah
menyalurkan kembali dana (lending) tersebut kepada masyarakat yang
membutuhkan tambahan modal untuk mngembangkan perusahaannya. Kegiatan
penyaluran dana ini dikenal dengan istilah alokasi dana.

Pengalokasian dana dapat diwujudkan dalam bentuk pinjaman atau lebih


dikenal dengan istilah “kredit”. Pengalokasian dana dapat pula dilakukan dengan
membelikan berbagai asset yang dianggap menguntungkan bank. Pengertian lain
dari alokasi dana adalah menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan
dana dalam bentuk simpanan (giro, tabungan, dan deposito). Penjualan dana ini
adalah supaya perbankan dapat memperoleh keuntungan seoptimal mungkin.

Kegiatan alokasi dana yang terpenting adalah alokasi dana dalam bentuk
pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit bagi bank yang berdasarkan prinsip
konvensional dan pembiayaan bagi bank yang berdasarkan pinsip syariah.

2. Pengertian kredit dan pembiayaan

Istilah kredit berasal dari bahasa Latin, credo yang berarti I believe, I trust
credo saya percaya, atau saya menaruh kepercayaan. Perkataan credo berasal dari
kombinasi perkataan Sansekerta cred yang berarti kepercayaan (trust) dan
perkataan Latin do, yang berarti saya menaruh. Sesudah kombinasi tersebut
menjadi bahasa Latin, kata kerjanya dan kata bendanya masing-masing menjadi
credere dan creditum, meskipun banyak penulis mengemukakan bahwa credit
berasal dari credere.

Beberapa pengertian kredit antara lain

5
1. Penyerahan barang, jasa atau uang dari satu pihak (kreditur/ atau pemberi
pinjaman) atas dasar kepercayaan kepada pihak lain (debitur atau pengutang/
borrower) dengan janji membayar dari penerima kredit kepada pemberi kredit
pada waktu yang telah disepakati kedua belah pihak.

2. Penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,


berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.

3. Penyerahan nilai ekonomi sekarang atas kepercayaan dengan harapan


mendapatkan kembali suatu nilai ekonomi yang sama di kemudian hari.

4. Suatu tindakan atas dasar perjanjian di mana dalam perjanjian tersebut


terdapat jasa dan balas jasa (prestasi dan kompensasi) yang keduanya
dipisahkan oleh unsur waktu.

5. Suatu hak, yang dengan hak tersebut seorang dapat menggunakannya untuk
tujuan tertentu, dalam batas waktu tertentu, dan atas pertimbangan tertentu
pula.

Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 tanggal 10


November 1998 menjelaskan bahwa :

Kredit adalah penyediaaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan


dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara
bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah adalah penyediaan uang atau


tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan
antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai untuk
mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan
imbalan atau bagi hasil.

6
B. Unsur-unsur kredit

Kredit diberikan atas dasar kepercayaan. Artinya prestasi yang diberikan


diyakini dapat dikembalikan oleh penerima kredit (debitur) sesuai dengan jangka
waktu dan syarat yang telah disepakati antara pemberi kredit (kreditur) dengan
penerima kredit (debitur). Berdasarkan hal diatas, adapun unsur-unsur yang
terkandung dalam pemberian suatu fasilitas kredit adalah sebagai berikut :

1. Terdapat dua pihak .

Yaitu pemberi kredit (kreditur) dan penerima kredit (debitur). Hubungan


pemberi kredit dan penerima kredit merupakan hubungan kerja sama yang saling
menguntungkan.

2. Terdapat Kepercayaan.

Yaitu suatu keyakinan bagi pemberi kredit (kreditur/bank) bahwa kredit


yang diberikan akan benar-benar dikembalikan oleh penerima kredit (debitur)
sesuai dengan jangka waktu yang telah diperjanjikan. Kepercayaan ini diberikan
oleh bank, dimana sebelumnya sudah dilakukan analisa/ penelitian tentang
nasabah/ perusahaan nasabah baik secara administrasi maupun on the spot
kelapangan/ tempat usaha calon peminjam. Analisa dan penelitian yang dilakukan
oleh perbankan adalah tentang kondisi nasabah/perusahaan nasabah masa lalu,
masa sekarang dan prediksi dimasa mendatang.

3. Terdapat Persetujuan.

Di samping unsur kepercayaan, didalam kredit juga mengandung unsur


kesepakatan antara debitur dan kreditur. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu
perjanjian dimana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya
masing-masing, misalnya jumlah kredit, % tase bunga, jangka waktu, dan
penentuan domicili Pengadilan Negeri apabila terjadi permasalahan antara
peminjam dengan bank yang harus diselesaikan di pengadilan.

4. Terdapat penyerahan

Yaitu penyerahan barang, jasa, atau uang dari pemberi kredit (kreditur/bank)

7
kepada penerima kredit (debitur).

5. Terdapat unsur waktu (time element).

Unsur waktu merupakan unsur esensial kredit. Kredit ada karena unsur
waktu, baik dilihat dari pemberi kredit maupun penerima kredit. Misalnya,
penabung memberikan kredit sekarang untuk konsumsi lebih besar di masa yang
akan datang. Produsen memerlukan kredit karena adanya jarak waktu antara
produksi dan konsumsi. Setiap kredit yang diberikan memiliki jangka waktu
tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah
disepakati. Jangka waktu tersebut bisa berbentuk jangka pendek, jangka
menengah atau jangka panjang, disesuaikan dengan kebutuhan kreditnya.

6. Terdapat Risiko.

Adanya suatu tenggang waktu pengembalian kredit, akan menyebabkan


suatu risiko tidak tertagih/ macetnya pengembalian kredit. Semakin panjang
jangka waktu suatu kredit semakin besar risikonya, demikian pula sebaliknya,
semakin pendek jangka waktu suatu kredit maka semakin kecil risikonya. Risiko
ini menjadi tanggungan bank, baik risiko yang disengaja oleh nasabah yang lalai
maupun oleh risiko yang tidak di sengaja. Sebagai contoh terjadi bencana alam,
atau bangkrutnya usaha nasabah tanpa ada unsur kesengajaan lainnya.

7. Terdapat Balas jasa.

Atas pemberian pinjaman oleh bank kepada debitur, maka debitur akan
memberikan balas jasa kepada bank yang bersangkutan. Balas jasa ini untuk bank
konvensional dikenal dengan nama bunga. Balas jasa dalam bentuk bunga dan
biaya administrasi kredit ini merupakan penghasilan bank. Sedangkan bagi bank
yang berdasarkan prinsip syariah, balas jasanya ditentukan dengan bagi hasil.

C. Tujuan dan fungsi kredit

Atas pemberian suatu fasilitas kredit kepada debitur oleh perbankan,


mempunyai tujuan tertentu. Tujuan pemberian kredit kepada debitur tersebut tidak
akan terlepas dari misi pendirian bank tersebut. Adapun tujuan utama pemberian
suatu kredit adalah sebagai berikut :

8
1. Mencari keuntungan (Profitability).

Bank bertujuan untuk memperoleh hasil dari pemberian kredit tersebut


berupa keuntungan yang diraih dari bunga yang harus dibayar oleh debitur
sebagai balas jasa dan biaya administrasi. Oleh karena itu bank hanya dapat
menyalurkan kredit kepada usaha yang diyakini mampu dan debitur yang mau
mengembalikan kredit yang telah diterimanya. Dalam factor kemampuan dan
kemauan ini tersimpul unsur keamanan (safety) dan sekaligus juga unsur
keuntungan (profitability) suatu kredit sehingga kedua unsur tersebut saling
berkaitan. Dengan demikian, keuntungan merupakan tujuan dari pemberi kredit
yang terjelma dalam bentuk bunga yang diterima. Penghasilan ini penting untuk
kelangsungan hidup suatu bank. Jika bank yang bersangkutan terus menerus
menderita kerugian, maka besar kemungkinan bank tersebut akan dibubarkan
(dilikuidasi).

2. Safety.

Keamanan dari prestasi atau fasilitas kredit yang diberikan harus benar-
benar tercapai tanpa hambatan yang berarti. Keamanan itu dimaksudkan agar
prestasi yang diberikan dalam bentuk uang itu betul-betul terjamin
pengembaliannya sehingga keuntungan (profitability) yang diharapkan dapat
menjadi kenyataan.

3. Membantu usaha nasabah.

Tujuan lainnya yang tidak kalah pentingnya dalam pemberian suatu kredit
adalah untuk membantu usaha nasabah yang memerlukan tambahan modal, baik
dana investasi maupun dana untuk modal kerja. Dengan bantuan dana tersebut,
maka pihak debitur akan dapat mengembangkan dan memperluas usahanya.
Dengan berkembang dan bertambah luasnya usaha nasabah tersebut, maka akan
dapat meningkatkan taraf hidup nasabah dan masyarakat disekitarnya.

4. Membantu pemerintah.

Bagi pemerintah, semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak


perbankan maka semakin baik, karena dengan semakin banyaknya penyaluran

9
kredit berarti adanya peningkatan pembangunan diberbagai sektor. Keuntungan
bagi pemerintah dengan meningkatnya pembangunan diberbagai sektor, adalah
sebagai berikut :

a. Kredit dapat meningkatkan pendapatan Negara dari pajak. Penerimaan pajak


semakin meningkat dari keuntungan yang diperoleh debitur, nasabah
penyimpan uang dan perbankan.

b. Kredit merupakan salah satu sarana dalam memacu pembangunan, yaitu


membuka kesempatan kerja, dalam hal ini untuk kredit pembangunan usaha
baru atau perluasan usaha maka akan membutuhkan tenaga kerja baru,
sehingga dapat menyerap tenaga kerja yang masih menganggur.

c. Dengan menurunnya tingkat pengangguran, maka tingkat kriminalitas akan


menurun pula, sehingga aktivitas masyarakat akan berjalan dengan tenang,
dan tingkat kesejahteraan masyarakat semakin meningkat.

d. Kredit dapat meningkatkan arus dana dan jumlah uang beredar, disamping
itu atas penyaluran kredit kepada perusahaan-perusahaan yang kekurangan
modal akan meningkatkan jumlah barang dan jasa.

e. Menghemat devisa negara, terutama untuk produk-produk yang sebelumnya


diimpor, dan apabila sudah dapat diproduksi di dalam negeri dengan
fasilitas kredit, jelas akan dapat menghemat devisa negara.

f. Meningkatkan devisa negara, apabila produk dari perusahaan yang dibiayai


dengan kredit bank tersebut ditujukan untuk keperluan ekspor

Disamping tujuan tersebut diatas, kredit mempunyai peranan yang sangat


penting dalam perekonomian. Secara garis besar fungsi kredit di dalam
perekonomian, perdagangan, dan keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Meningkatkan utility (daya guna) dari modal/ uang.

Dengan adanya penyaluran kredit, akan dapat meningkatkan daya


guna uang, maksudnya jika uang hanya disimpan saja dilemari tidak akan
menghasilkan sesuatu yang berguna. Dengan diberikannya kredit, uang

10
tersebut menjadi berguna untuk menghasilkan barang dan atau jasa oleh si
penerima kredit.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

Dalam hal ini, uang yang diberikan atau disalurkan melalui kredit,
akan beredar dari satu daerah ke daerah yang lain sehingga suatu daerah
yang kekurangan uang dengan memperoleh kredit maka daerah itu akan
memperoleh tambahan uang untuk kelancaran roda perekonomian di daerah
tersebut.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang.

Kredit yang diberikan oleh perbankan akan dapat dipergunakan oleh


nasabah/ debitur untuk mengolah barang produknya menjadi berguna atau
bermanfaat bagi masyarakat.

4. Untuk meningkatkan peredaran barang.

Kredit yang disalurkan oleh perbankan akan menambah atau


memperlancar arus barang dari satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga
jumlah barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya
bertambah, dengan perkataan lain, kredit dapat meningkatkan jumlah barang
yang beredar.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.

Dengan memberikan kredit dapat dikatakan sebagai stabilitas


ekonomi, karena dengan adanya penyaluran kredit akan menambah jumlah
barang yang diperlukan oleh masyarakat. Kemudian dapat pula kredit
membantu dalam mengekspor barang keluar negeri sehingga meningkatkan
devisa negara.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.

Dengan adanya pemberian kredit, sudah barang tentu akan dapat


meningkatkan kegairahan berusaha bagi debitur, apalagi yang bersangkutan
memang sangat membutuhkan tambahan modal untuk pengembangan

11
perusahaannya.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

Semakin banyak kredit yang disalurkan, akan semakin baik, terutama


dalam hal meningkatkan pendapatan. Misalnya jika kredit diberikan untuk
membangun sebuah pabrik, maka pabrik tersebut akan membutuhkan tenaga
kerja, sehingga dapat pula mengurangi pengangguran. Di samping itu, bagi
masyarakat disekitar pabrik juga akan dapat meningkatkan pendapatannya,
seperti membuka warung atau menyewakan rumah kontrakan atau jasa
lainnya.

8. Untuk meningkatkan hubungan internasional.

Dalam hal pinjaman internasional, akan dapat meningkatkan saling


membutuhkan antara sipenerima kredit dengan sipemberi kredit. Pemberian
kredit oleh negara lain akan meningkatkan kerja sama di bidang lainnya.

D. Jenis-jenis kredit

Setelah pembahasan di atas adapun Jenis-jenis kredit sebagai berikut :

1. Kredit Produktif

Jenis kredit dari segi tujuan pertama adalah Kredit Produktif. Ini adalah jenis
pinjaman yang bisa digunakan untuk meningkatkan hasil pemasukan dengan
membeli suatu aset. Contohnya, peminjam menggunakan uang dari kredit
produktif untuk membeli properti yang disewakan atau menjadikannya
sebagai modal usaha sehingga mendapatkan uang.

2. Kredit Konsumtif

Berbeda dengan Kredit Produktif, jenis kredit ini digunakan untuk kebutuhan
yang sifatnya pribadi. Misalnya, pembelian kendaraan pribadi, alat elektronik,
atau membayar tagihan rumah.

3. Kredit Jangka Pendek

Jenis kredit ini memiliki jangka waktu kurang dari 1 tahun. Kredit Jangka

12
Pendek dapat digunakan untuk usaha maupun kepentingan pribadi.

4. Kredit Jangka Menengah

Kredit jangka menengah merupakan pinjaman yang masa cicilannya lebih


lama dari jangka pendek, yaitu sekitar 1 sampai 3 tahun. Jenis kredit ini
sering digunakan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di bawah 100 juta.

5. Kredit Jangka Panjang

Dalam kelompok jenis-jenis kredit berdasarkan jangka waktu, Kredit Jangka


Panjang merupakan pinjaman yang memiliki jangka waktu pengembalian
paling lama. Biasanya jenis kredit ini digunakan untuk pembiayaan usaha
industri, pembelian rumah, atau kendaraan.

6. Kredit Investasi

Sesuai namanya, jenis kredit ini ditujukan untuk investasi. Kredit ini biasanya
digunakan untuk kegiatan perusahaan. Sebagai contoh, membuka usaha,
membangun proyek, membuat pabrik, rehabilitasi, perluasan bangunan usaha
dan lain-lain.

Kredit Investasi bisa mendukung kebutuhan dana pembiayaan investasi


jangka panjang. Jenis ini memiliki masa pengembalian yang cukup lama,
sehingga cocok jika ingin meminjam nominal yang besar untuk keperluan
usaha.

7. Kredit Modal Kerja

Kredit Modal Kerja merupakan pinjaman yang diberikan pihak bank kepada
peminjam yang ingin meningkatkan kegiatan produksi perusahaan. Misalnya
untuk membeli bahan baku, membayar gaji pegawai, atau biaya-biaya yang
berkaitan dengan proses produksi perusahaan.

E. Jaminan kredit
1) Jaminan perorangan

13
Ini dalam praktik perbankan dikenal sebagai Personal Guarantee. Jaminan
perorangan atau jaminan pribadi adalah jaminan yang diberikan oleh pihak ketiga
(guarantee) kepada kreditor yang menyatakan bahwa pihak ketiga menjamin
pembayaran kembali suatu pinjaman sekiranya yang berutang (debitur) tidak
mampu dalam memenuhi kewajiban finansial terhadap kreditor (bank). Jadi
apabila seorang debitur tidak mampu melunasi atau memenuhi kewajibannya
maka pihak penanggung yang telah ditunjuk dan telah bersedia, harus memenuhi
kewajiban debitur. Contoh dari penerapan jaminan perorangan adalah jika
perusahaan mengajukan pinjaman ke bank, selanjutnya pemilik perusahaan
menjadi pihak penjamin dalam jaminan perorangan. Artinya apabila perusahaan
tidak mampu melunasi kredit tersebut maka harta pribadi pemilik perusahaan
yang menjadi pihak penjamin dapat digunakan untuk melunasi utang tersebut.
Oleh karena itu, hanya orang yang memiliki hubungan langsung dan dilengkapi
surat persetujuan yang dapat menjadi jaminan perorangan.

2) Jaminan kebendaan

Yaitu jaminan dalam bentuk hak mutlak mengenai suatu benda, memiliki
hubungan langsung dengan benda tertentu, bisa dipertahankan pada siapapun dan
memiliki ciri-ciri kebendaan. Jadi apabila seorang debitur tidak mampu melunasi
atau memenuhi kewajibannya maka benda yang telah dijadikan jaminan akan
disita oleh kreditur untuk diproses sesuai perjanjian pembiayaan yang telah
disepakati. Contoh dari penerapan jaminan kebendaan adalah menjadikan rumah
atau surat BPKB kendaraan sebagai agunan kredit/pinjaman di bank.

F. Prinsip-prinsip pemberian kredi


i. Personality

Dalam menentukan apakah calon debitur layak untuk diberikan kredit,


lembaga jasa keuangan mengandalkan indikator kepribadian
atau personality calon debitur sebagai kriteria utama. Sikap serta perilaku sehari-
hari sang nasabah mencerminkan bagaimana mereka memanfaatkan layanan
kredit yang mereka ajukan.

14
ii. Party

Prinsip selanjutnya adalah party atau golongan. Sebagai upaya memudahkan


lembaga kredit dalam melakukan penilaian, calon debitur dikategorikan ke dalam
beberapa golongan. Umumnya, kreditur menggolongkan mereka berdasarkan
kepribadian, loyalitas, modal atau aset yang dimilikI

iii. Purpose

Sebelum memberikan fasilitas kredit, kreditur harus terlebih dahulu


mengetahui apa yang menjadi tujuan atau purpose dari calon debitur dalam
mengajukan kredit. Nasabah pada umumnya mengajukan dana kredit untuk
memulai usaha, investasi, dana pendidikan, hingga keperluan konsumtif.

iv. Prospect

Memiliki prospek usaha atau bisnis yang baik tentunya menjadi salah satu
kriteria calon nasabah debitur yang diharapkan oleh lembaga jasa keuangan
pemberi fasilitas kredit. Melalui prospect, kreditur dapat memperkirakan seberapa
besar peluang usaha dan kemampuan nasabah dalam membayar cicilan kredit.

v. Payment

Berkaitan dengan prinsip sebelumnya dimana mengandalkan data seperti


sumber penghasilan atau kelancaran usaha yang dimiliki
nasabah, payment menjadi kriteria yang memperlihatkan kemampuan bayar dari
calon nasabah debitur pemohon kredit. Calon nasabah dengan penghasilan tidak
menentu atau prospek usaha buruk tentunya belum dapat menjamin
kemampuannya dalam membayar kredit

vi. Profitability

Selain menjadi tujuan dari para pebisnis, keuntungan atau profit juga
menjadi tolak ukur kreditur dalam memberikan dana kredit untuk nasabahnya
pelaku usaha. Keuntungan dari suatu usaha yang tinggi kemungkinan besar akan
mempermudah pemiliknya dalam pemberian kredit.

15
vii. Protection

Serupa dengan prinsip collateral, kesanggupan calon nasabah terhadap


jaminan atau protection yang ditentukan oleh kreditur juga sangat penting untuk
diketahui. Jaminan tersebut umumnya berupa aset rumah atau perusahaan hingga
asuransi yang dimiliki nasabah

G. Prosedur dalam pemberian kredit


1. Permohonan Kredit

Nasabah terlebih dahulu harus mengajukan permohonan untuk mendapatkan


kredit. Pengertian permohonan kredit adalah permohonan fasilitas kredit yang
mencakup :

a. Permohonan baru untuk mendapatkan suatu jenis fasilitas kredit.


b. Permohonan tambahan suatu kredit yang sedang berjalan.
c. Permohonan perpanjangan jangka waktu kredit yang sudah jatuh tempo.
d. Permohonan – permohonan lainnya untuk perubahan syarat – syarat fasilitas
kredit yang sedang berjalan.

2. Analisis Kredit

Adapun analisis kredit yang dilakukan petugas koperasi sama seperti


perbankan meliputi analisis 5C atau 6C yaitu analisis watak, kemampuan, modal,
kondisi atau prospek usaha dan jaminan dan kendala. Analisis – analisis tersebut
secara rinci, sebagai berikut :

a) Analisis watak calon nasabah (Character), Analisis watak bertujuan


untuk mendapatkan gambaran akan kemauan membayar kembali
pinjaman dari calon nasabah.
b) Analisis kemampuan (Ability), Analisis ini bertujuan untuk mengukur
tingkat kemampuan calon nasabah dalam melakukan pembayaran
kembali kredit dari usaha yang akan dibiayai, mencakup aspek
manajemen, aspek produksi, aspek pemasaran, aspek personalia, dan
aspek finansial.

16
c) Analisis modal (Capital), Analisis ini bertujuan untuk mengukur
kemampuan calon nasabah dalam menyediakan modal sendiri untuk
mendukung pembiayaan usaha.
d) Analisis kondisi atau prospek usaha (Condition of Economy), Analisis
ini bertujuan untuk mengetahui prospektif atau tidaknya suatu usaha
yang akan dibiayai.
e) Analisis agunan (Collateral), Analisis agunan bertujuan untuk
mengetahui besarnya nilai agunan (barang jaminan) yang digunakan
sebagai alat pengaman bagi bank apabila kredit yang diberikan menjadi
bermasalah
f) Analisis kendala (Constraints), analisis kendala merupakan faktor
hambatan atau rintangan berupa faktor-faktor sosial psikologis yang ada
pada suatu daerah atau wilayah tertentu.

3. Keputusan Permohonan Kredit

Apabila sudah dilakukan analisis kredit yang dilakukan selanjutnya adalah


mengambil keputusan. Dalam hal ini yang dimaksud keputusan adalah setiap
tindakan untuk mengambil keputusan berupa menolak, menyetujui dan atau
mengusulkan permohonan kredit kepada pejabat yang lebih tinggi (Thomas
Suyatno, dkk, 76; 2003). Dalam tahap keputusan kredit, koperasi mengambil
keputusan atas permohonan kredit apakah disetujui atau ditolak. Adapun yang
menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan tersebut adalah hasil
analisis kredit lembaga keuangan dalam memberikan putusan persetujuan kredit
mencantumkan ketentuan-ketentuan kredit. Dalam pengambilan keputusan kredit.

4. Pencairan Permohonan Kredit

Suhardjono (218; 2005) menjelaskan bahwa pencairan kredit dapat


dilakukan setelah instruksi pencairan kredit ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang. Adapun syarat untuk menerbitkan intruksi pencairan kredit adalah
adanya surat perjanjian yang sah, semua dokumen yang ditetapkan dalam putusan
kredit telah lengkap dan sah serta telah memberikan perlindungan bagi koperasi,

17
serta semua biaya yang berkaitan dengan pemberian kredit telah dilunasi nasabah.
Dari uraian tersebut diatas maka penulis menyimpulkan bahwa kredit dapat
dibayarkan apabila semua persyaratan sudah dipenuhi. Dalam pemenuhan
persyaratan tersebut, terdapat dokumentasi yang dilakukan bank demi keamanan
kredit.

5. Pengawasan Kredit

Tahap selanjutnya adalah pengawasan kredit atau sering disebut


pembayaran kredit. Dalam hal ini koperasi sebagai penyalur kredit melalui
petugas koperasi melalukakn pengawasan dan pembayaran angsuran. Adanya
konsultasi yang terstruktur antara pihak koperasi dengan anggota, terutama jika
anggota mengalami kesulitan dalam membayar angusuran. Dengan demikian,
pengawasan kredit merupakan salah satu cara koperasi agar kredit yang diberikan
tidak berkembang menjadi kredit bermasalah.

6. Pelunasan Kredit

Pelunasan kredit adalah dipenuhinya semua kewajiban utang anggota


terhadap koperasi sehingga ikatan perjanjian kredit terhapus. Dalam teori prosedur
pemberian kredit yang diungkapkan Suhardjono (84, 2001) dijelaskan bahwa pada
tahap pelunasan kredit, agunan yang semula dipegang dan dikuasai koperasi
seluruhnya harus dikembalikan kepada nasabah. Tahap pelunasan kredit adalah
tahap dimana nasabah telah membayar angsuran pokok beserta bunganya
sehingga ikatan perjanjian kredit terhapus. Dengan demikian, pada tahap ini
terjadi penyerahan agunan kepada nasabah.

H. Teknik penyelesaian kredit macet


1. Restructuring atau Persyaratan Kembali
Pertama dalam cara mengatasi kredit macet adalah restructuring atau meminta
persyaratan kembali. Syarat-syarat seperti jangka waktu, jadwal pembayaran dan
lain-lain dapat dirundingkan untuk diubah sesuai dengan kemampuan debitur
yang baru. Namun, nilai besaran pembiayaan maksimal dari kredit tersebut tidak
dapat diubah.

18
2. Rescheduling atau Penjadwalan Kembali
Selanjutnya, salah satu cara mengatasi kredit macet yang patut diajukan yaitu
menjadwalkan kembali atau rescheduling tenggat waktu membayar cicilan
maupun utang. Kreditur dapat memperpanjang tenggat waktu pelunasan utang
oleh debitur sesuai dengan kemampuannya.
3. Reconditioning atau Penataan Kembali
Cara terakhir dalam mengatasi kredit macet adalah dengan reconditioning atau
menatanya kembali. Maksudnya, pemberi kredit akan meringankan utang Anda
dengan langkah mengubah sisa pelunasan menjadi pokok kredit baru sampai
dengan persyaratan dan penjadwalan ulang.

19
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari uaraian materi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pentingnya
mengalokasikan dana bagi bank agar dapat berjalannya sistem keuangan, yang
tidak semata hanya mengejar keuntungan bagi bank juga dapat membantu dari
nasabah bank tersebut serta dapat membantu pemerintah dalam peningkatan
pembangunan di berbagai sektor.

Kegiatan alokasi dana yang terpenting adalah alokasi dana dalam bentuk
pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit bagi bank yang berdasarkan prinsip
konvensional dan pembiayaan bagi bank yang berdasarkan pinsip syariah.

Tujuan utama pemberian suatu kredit adalah sebagai berikut :

1. Mencari keuntungan (Profitability)

2. Safety.

3. Membantu usaha nasabah.

4. Membantu pemerintah.

Secara garis besar fungsi kredit di dalam perekonomian, perdagangan, dan


keuangan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Meningkatkan utility (daya guna) dari modal/ uang.

2. Untuk meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang.

3. Untuk meningkatkan daya guna barang.

4. Untuk meningkatkan peredaran barang.

5. Sebagai alat stabilitas ekonomi.

6. Untuk meningkatkan kegairahan berusaha.

7. Untuk meningkatkan pemerataan pendapatan.

20
DAFTAR PUSTAKA

1] .Diposting oleh Arif nur hidayat (Rabu, 07 Juni 2017).Bank dan Lembaga
Keuangan.From http://makalahterbaruku.blogspot.co.id/2017/06/makalah-bank-
dan-lembaga-keuangan.html, 5 Oktober 2017.
[2] .Diposting oleh Filipus Lodwick di 09.21(Kamis, 20 Juni 2013).from
http://filipuslodwick.blogspot.co.id/2013/06/bab-4-kegiatan-mengalokasikan-
dana.html, 5 Oktober 2017.
[3].Diposting oleh Dahtau di 02.38(Kamis, 27 Oktober
2016).from http://dahtaoe.blogspot.co.id/2016/10/kegiatan-mengalokasikan-
dana-blk.html, 5 Oktober 2017.
[4] .Diposting oleh Miftah Iqtishoduna (27 oktober
2014).from https://www.slideshare.net/miftah_iqtishoduna/bank-dan-lembaga-
keuangan-kegiatan-mengalokasikan-dana, 5 oktober 2017

21

Anda mungkin juga menyukai