Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

(ANALISIS LAPORAN KEUANGAN)

ANALISIS KREDIT

(Dosen Pengampu :Muhammad Imran SE,M.Ak)

Disusun oleh:

Irna Sulistiawati ( 19050102115)

Isnur Sindiningsi (19050102116)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

KENDARI

2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat
Rahmat dan Hidayahnyalah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang
berjudul “ANAlISIS KREDIT”. Tidak lupa kami mengucapkan salam kepada Nabi
Muhammad SAW, selakunabi yang dipilih oleh Allah untuk membawa umat manusia
dari zaman kebodohan menuju zaman yangpenuh dengan ilmu pengetahuan.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendaptkan referensi dari
berbagai jurnal sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari
semua itu, kami menyadari bahwa masih ada kekurangan.

Oleh karena itu, kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk kedepannya semoga pembaca dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena
keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, kami yakin masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kendari, 1 juni 2022

penyusun
DAFTAR ISI

COVER...................................................................................................................................

KATA PENGANTAR............................................................................................................

DAFTAR ISI...........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah

BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................

A. Pengertian Analisis Pemberian Kredit


B. Unsur-Unsur Kredit Yang Terdapat Pada Transaksi Kredit
C. Fungsi Analisa Kredit, Tujuan Analisa Kredit
D. Kebijakan Analisa 5C Dan 7P Pemberian
E. Aspek-Aspek Analisis Kredit
F. Prosedur Pemberian Kredit
G. Studi Kasus
H. Jenis-jenis kredit

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara umum kita tahu bahwa Fungsi Bank pemerintah adalah untuk memberikan pelayanan
kepada pemerintah, dunia usaha dan perorangan. Kegiatan yang penting adalah membiayai
proyek pembangunan yang bertujuan menggairahkan industri baru maupun yang sedang
berkembang, dalam wujud menyediakan dana atau pemberian kredit.
Pemberian kredit ini megandung suatu tingkat resiko (degree of risk) tertentu. Untuk
menghindari maupun untuk memperkecil resiko kredit yang mungkin terjadi, maka
permohonan kredit harus dinilai oleh bank atas dasar syarat bank teknis.
Analisis kredit mengandung pengertian penilaian kredit dalam segala aspek, baik keuangan
maupun non-keuangan. Menurut Lukman Dendawijaya (2005:88) Analisis kredit adalah
suatu proses yang dimaksudkan untuk menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit
yang diajukan oleh calon debitur kredit sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak
bank bahwa proyek yang akan dibiayai dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari
pengertian diatas, dapat dikatakan bahwa Analisis kredit adalah suatu proses analisis kredit
dengan menggunakan pendekatan-pendekatan dan rasio-rasio keuangan untuk menentukan
kebutuhan kredit yang wajar. tujuan analisis kredit untuk melihat / menilai suatu usaha atas
dasar kelayakan usaha, menilai risiko usaha dan bagaimana mengelolanya, dan memberikan
kredit atas dasar kelayakan usaha.
Pada dasarnya analisis kredit digunakan untuk meneliti atau menilai pemohon kredit secara
mendalam tentang keadaan usaha atau proyek pemohon kredit agar pelaksanaan kredit yang
akan dilakukan dapat berjalan dengan lancar sehingga tidak menimbulkan kredit macet.
B. Rumusan Masalah
A. Apa Pengertian Analisis Pemberian Kredit?
B. Bagaimana Unsur-Unsur Kredit Yang Terdapat Pada Transaksi Kredit?
C. Apa Fungsi Analisa Kredit, Tujuan Analisa Kredit?
D. Bagaimana Kebijakan Analisa 5C Dan 7P Pemberian?
E. Apa saja Aspek-Aspek Analisis Kredit?
F. Apa Prosedur Pemberian Kredit?
G. Bagaimana Studi Kasus?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian analisis pemberian kredit


Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer karangan Peter Salim dan Yenni Salim
(2002) menjabarkan pengertian analisis sebagai berikut: “Analisis adalah penyelidikan
terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan sebagainya) untuk mendapatkan fakta
yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan sebagainya).”

Adapun pengertian analisis pemberian kredit menurut Kasmir (2007: 73) yaitu suatu
penilaian yang mencakup latar belakang nasabah atau perusahaan, prospek usahanya,
jaminan yang diberikan serta faktor-faktor lainnya. Analisis kredit diberikan untuk
meyakinkan bank bahwa si nasabah benar-benar dapat dipercaya maka sebelum kredit
diberikan bank terlebih dulu mengadakan analisis kredit.

Menurut Dahlan Siamat ( 1993 : 216) Analisis kredit dilakukan oleh komite tersendiri
dalam bank. Tujuan analisis kredit pada prinsipnya dimaksudkan untuk menilai kelayakan
permohonan kredit yang diajukan kepada bank.

Berdasarkan analisis yang dilakukan selanjutnya akan dapat disimpulkan bahwa


permohonan tersebut dapat dikategorikan sebagai bankable dalam arti bahwa kredit yang
akan dibiayai tersebut harus memenuhi criteria. Tujuan analisis kredit adalah menilai suatu
permintaan kredit baru atau tambahan yang diajukan kepada bank. Dengan demikian, analisis
kredit berperan sebagai saringan pertama untuk menangkal munculnya kredit bermasalah.

Dengan adanya analisis kredit ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya
default oleh calon debitur.Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya
untuk melunasi kredit yang diterimanya beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah
diperjanjikan bersama.
B. unsur-unsur kredit yang terdapat pada transaksi kredit
1. Kepercayan Keyakinan si kreditur kepada si debitur, bahwa si debitur akan
mengambalikan prestasi, baik itu berupa barang, jasa ataupun uang dalam jangka waktu
tertentu di masa yang akan datang. Si debitur hendaknya dapat menjaga kepercayaan yang
telah diberikan oleh kreditur dengan dapat memenuhi kewajibannya.

2. Waktu Suatu masa atau waktu yang akan memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontra prestasi yang akan diterima di masa yang akan datang. Dengan kata lain berapa jangka
waktu pengembalian kredit, dari mulai penyerahan prestasi dari kreditur sampai dengan
kembalinya prestasi tersebut kepada kreditur.

3. Degree of Risk Tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya jangka
waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontra prestasi dimasa yang akan
datang.

4. Prestasi Prestasi yang diberikan dalam melakukan kredit, bisa berupa barang, uang
ataupun jasa serta segala sesuatu yang dapat mengakibatkan timbulnya transaksi kredit dan
mendatangkan piutang atas tagihan bagi kreditur.

5. Balas Jasa Akibat dari pemberian kredit bank tentu mengharapkan suatu keuntungan
dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian suatu kredit atau jasa tersebut yang kita
kenal dengan nama bunga bagi bank konvesional.

C. Fungsi Analisa Kredit, tujuan analisa kredit

Kegiatan analisa kredit memiliki arti penting bagi bank, karena bank akanmemiliki
jaminan yang memadai selama kredit diberikan. Fungsi analisa kredit adalah:
1. Sebagai dasar bagi bank dalam menentukan tingkat suku bunga kredit dan jaminanyang
disyaratkan untuk dipenuhi nasabah,
2. Sarana untuk pengendalian resiko yang akan dihadapi bank
3. syarat kredit dan sarana untuk struktur, jumlah kredit, jangka waktu kredit, sifatkredit,
tujuan kredit, dan sebagainya,
4. Sebagai bahan pertimbangan pimpinan/direksi bank dalam proses pengambilankeputusan,
5. Sebagai alat informasi yang diperlukan untuk evaluasi kredit.
Tujuan Kredit Menurut Jopie (2006 : 5) Tujuan kredit antara lain, yaitu:
1. Memberikan kentungan; yaitu memperoleh hasil dari kredit tersebut
2. Membantu masalah nasabah; membantu usaha nasabah yang memerlukan dana, baik dana
investasi maupun dana modal kerja.
3. Membantu pemerintah; semakin banyak kredit yang disalurkan oleh pihak perbankan.
Semakin banyak kredit berarti adanya peningkatan pembangunan di berbagai sektor

D. Kebijakan analisis prinsip 5C dan 7P Pemberian Kredit

Sebelum suatu kredit diberikan maka pihak perusahaan harus merasa yakin bahwa kredit
yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penialain
kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh pihak perusahaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti
melalui prosedur penilaian yang benar.

Penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu pula dengan ukuran-
ukuran yang ditetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap perusahaan yang menyalurkan
kredit. Biasanya kriteria penilaian yang diharuskan oleh perusahaan untuk mendapatkan
nasabah yang benar-benar menguntungkan dilakukan dengan analisis 5C dan 7P.

Analisis kredit dengan menggunakan prinsip 5C menurut Kasmir (2008: 286 ) sebagai
berikut:
1. Character Karakter Suatu keyakinan bahwa sifat atau watak dari orang-orang yang akan
diberikan kredit benarbenar dapat dipercaya, hal ini tercermin dari latar belakang si nasabah
bank yang bersifat latar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi, seperti: cara hidup
atau gaya hidup yang dianutnya, keadaan keluarga, dan hobi. Ini semua merupakan ukuran
kemauan membayar.

2. Capacity Kapasitas Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang bisnis
yang dihubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga diukur dengan
kemauannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah. Begitu pula dengan
kemampuannya dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada akhirnya akan terlihat
kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan.
3. Capital Modal Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti dari segi
liquiditas, solvabilitas, rentabilitas, dan ukuran lainnya. Capital juga harus dilihat dari sumber
mana saja modal yang ada sekarang ini.

4. Collateral Jaminan Merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Jaminan
juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu masalah, maka jaminan yang
dititipkan akan dapat dipergunakan secepat mungkin.

5. Condition Kondisi Dalam menilai kredit, hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan
politik sekarang dan masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta prospek
usaha yang ia jalankan. Penilaian prospek usaha yang dibiayai hendaknya benar-benar
memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.

Adapun beberapa analisis kredit menurut Jusuf (2007: 278), yaitu karakter bila ada
keraguan akan integritas dan itikad baik dari debitur, maka pihak perusahaan tidak perlu
capekcapek melaksanakan analisis yang lain lagi. Tolak dengan tegas pembiayaan yang
diajukan oleh nasabah. Jangan pernah memberikan kredit kepada mereka. Untuk itu jangan
pernah bosan melakukan bank cheking. Memang mengukur karakter adalah pekerjaan yang
sulit, tapi adalah hal yang penting. Kemudian jaminan bukanlah pengganti karakter dan atau
pembayaran. Walaupun telah disebut bahwa dalam pemberian kredit kita harus memiliki
jalan keluar yang ada (yaitu jaminan), perlu ditekankan bahwa jaminan tidak dapat
dipergunakan sebagai pengganti karakter dan atau pembayaran.

Demikian pula dengan prinsip 7P (Kasmir, 2008: 287) sebagai berikut:

1. Personality / Kepribadian Yaitu menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah
lakunya sehari-hari maupun masa lalunya. Personality juga mencakup sikap, emosi, tingkah
laku, dan tindakan nasabah dalam menghadapi suatu masalah.

2. Party / Golongan Yaitu mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau


golongan-golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya. Sehingga
nasabah dapat dapat digolongkan kegolongan tertentu dan akan mendapatkan fasilitas yang
berbeda dari bank (kreditur).

3. Prupose/ Tujuan Yaitu untuk mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit,
termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah. Tujuan pengambilan kredit dapat bermacam-
macam. Sebagai contoh apakah untuk modal kerja atau investasi, konsumtif, ata produktif
dan lain sebagainya.

4. Prospect / Harapan Masa Depan Yaitu untuk menilai suatu nasabah dimasa yang akan
datang menguntungkan atau tidak, atau dengan kata lain mempunyai prospek atau
sebaliknya. Hal ini penting, mengingat jika suatu fasilitas kredit yang dibiayai tanpa
mempunyai prospek, bukan hanya bank yang rugi bahkan tetapi juga nasabah.

5. Payment / Pembayaran Merupakan ukuran bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit


yang telah diambil untuk mengembalikan kredit. Semakin banyak sumber penghasilan
debitur maka akan semakin baik.

6. Profitability / Laba yang Diperoleh Untuk menganalisis bagaimana kemampuan nasabah


dalam mencari laba. Profitability diukur dari periode ke periode apakah tetap sama atau
semakin meningkat, apalagi dengan pertambahan kredit yang akan diperolehnya.

7. Protection / Perlindungan Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan
mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau
jaminan asuransi.

E. Aspek-Aspek Analisis kredit

Aspek-aspek yang perlu dinilai dalam penentuan kelayakan pemberian fasilitas kredit
adalah sebagai berikut:

1. Aspek hukum: merupakan aspek untuk menilai pemenuhan ketentuan ketentuan legalitas
oleh perusahaan yang meliputi antara lain misalnya, kelengakapan dokumen perusahaan
yaitu anggaran dasar atau akte pendirian yang telah disahkan, legalitas usaha yaitu izin
usaha ,legalitas barang-barang jaminan dan sebagainya.
2. Aspek pasar dan pemasaran: aspek untuk menilai prospek usaha nasabah sekarang dan
dana masa yang akan datang.

3. Aspek keuangan: aspek untuk menilai kemampuan calon nasabah dalam membiayai dan
mengelola uasaha. Berdasarkan aspek ini akan tergambar berapa besar biaya dan pendapatan
yang akan dikeluarkan dan diperolehnya.

4. Aspek operasi dan tekhnis: aspek ini menilai tata letak ruangan, lokasi usaha, dan
kapasitas produksi suatu usaha yang tercermin dari sarana dan prasarana yang dimiliki.

5. Aspek manajemen: aspek ini untuk dinilai sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu
perusahaan, baik dari segi kuantitas maupun segi kualitas.

6. Aspek ekonomi dan sosial: aspek ini untuk menilai dampak ekonomi dan sosial yang
ditimbulkan dengan adanya suatu usaha terutama terhadap masyarakat.

7. Aspek Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL): aspek ini yang menilai dampak
lingkungan yang akan timbul dengan adanya suatu usaha, baik terhadap lingkungan air, darat
dan udara. Contohnya, tanah/darat menjadi gersang, air menjadi limbah berbau busuk,
berubah warna atau rasa dan udara diakibatkan oleh polusi yang dihasilkan oleh pabrik.

F. Prosedur Pemberian Kredit

Sebelum debitur memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan-tahapan


penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang diperlukan,
pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikabulkan.
Tahapantahapan dalam memberikan kredit ini kita kenal dengan prosedur pemberian kredit.
Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima
atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit maka dalam setiap tahap selalu
dilakukan penilaian yang mendalam.

Adapun prosedur pemberian kredit sebagai berikut:

a. Pengajuan Proposal
Pengajuan proposal hendaknya berisi latar belakang perusahaan, maksud dan tujuan
mengajukan pembiayaan, Besarnya kredit dan jangka waktu pembiayaan. Melampirkan
dokumen-dokumen yang meliputi fotokopi akte notaris, Tanda Daftar Perusahaan, Nomor
Pokok Wajib Pajak, Neraca dan laporan rugi laba tiga tahun terakhir, bukti diri dari pimpinan
perusahaan, dan sertifikat jaminan. Penilaian dapat dilakukan dari neraca dan rugi laba.

b. Penyelidikan Berkas Pinjaman

Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai
persyaratan dan menyelidiki keabsahan berkas. Jika pihak perbankan belum menyetujui
karena belum lengkap, maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya.

c. Penilaian Kelayakan Kredit

Kelayakan kredit adalah penilaian terhadap kemampuan dan kesediaan peminjam


untuk melunasi kewajiban utang-utangnya.

d. Wawancara pertsma

Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon
peminjam. Tujuannya adalah untuk meyakinkan bank bahwa berkas sudah lengkap dan untuk
mengetahui keinginan atau kebutuhan nasabah.

e. Peninjauan ke Lokasi

Merupakan kegiatan pemeriksaan kelapangan dengan meninjau berbagai obyek yang akan
dijadikan usaha atau jaminan. Sehingga yang dilihat di lapangan sesuai dengan apa yang
dikatakan nasabah.

f. Wawancara Kedua

Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan- kekurangan


pada saat setelah dilakukan pemeriksaan ke lapangan. Catatan yang ada pada
permohonan dan pada saat wawancara pertama dicocokkan dengan pada saat
dilakukan pemeriksaan lapangan, apakah ada kesesuaian dan mengandung suatu
kebenaran.

g. Keputusan Kredit
Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau
ditolak. Jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit
yang akan mencakup : a. Jumlah uang yang akan diterima b. Jangka waktu kredit c.
Dan biaya-biaya yang harus dibayar Keputusan kredit biasanya merupakan keputusan
team. Begitulah pula kredit yang ditolak, maka akan dikirimkan surat penolakan
sesuai dengan alasannya masing-masing.

h. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan
calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminandan surat perjanjian atau
pernyataan yang dianggap perlu. Penandatangan dilaksanakan antara bank dengan debitur
secara langsung atau dengan melalui notaris.

i. Realisasi Kredit

Realisasi kredit yang diberikan setelah penandatanganan akad kredit dan surat-surat yang
diperlukan dengan membuka rekening tabungan di bank yang bersangkutan.

Prosedur pemberian kredit yang dilakukan oleh pihak bank adalah: a) Mengajukan
permintaan kredit, termasuk didalam wawancara antara petugas bank dengan calon nasabah.
b) Perbaikan berkas jika mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on
the spot dilapangan. c) Pemutusan kredit, ialah menentukan apakah kredit diterima atau
ditolak. d) Setelah kredit disetujui maka nasabah menadatangani perjanjian kredit.

G. Studi Kasus

Kita bisa menganalisis bahwa dengan adanya kredit UKM akan meningkatkanlaju
perekonomian, sehingga pada akhirnya akan meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan
rakyat. Hal itu dikarenakan dengan kredit UKM maka akan memberikan tambahan modal
dan investasi sehingga mendorong tumbuhnya usaha manufaktur dansektor riil, dengan
meningkatnya sektor riil maka pendapatan nasional akan meningkat,dengan pendapatan per
kapita yang meningkat maka secara otomatis akanmeningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan rakyat karena pendapatan per kapitamerupakan salah satu indicator tingkat
kemakmuran suatu negara.

Namun dalam pemberian kredit UKM ini harus dilakukan manajemen yang
baik,terutama manajemen berbasis resiko, karena dengan adanya manajemen yang baik maka
diharapkan tidak terjadi kredit UKM yang macet. Menurut analisis saya kredit UKM macet
tidak akan terjadi jika proses pemberian kredit UKM berjalan secara professional dan
memenuhi prosedur yang berlaku. Dari analisis kredit UKM yang macet disebabkan antara
lain oleh adanya pemberian kredit kepada usaha yang fiktif,kurangnya prinsip kehati-hatian
bank, kurangnya manajemen yang professional, tidak memenuhi persyaratan 5 C, tidak
memenuhi prosedur yang berlaku, dan lain-lain.

H. Jenis-Jenis Kredit

Salah satu upaya pihak perbankan dalam melaksanakan diverifikasi produk perbankan yang
ditawarkan kepada masyarakat untuk melayani kebutuhan dana permodalan kepada calon debitur
sesuai dengan kebutuhannya.

1. Jenis kredit berdasarkan penggunaannya:

a. Kredit Investasi (KI) Kredit investasi ini merupakan kredit yang diberikan bank dengan tujuan
untuk membeli barang-barang modal dalam rangka investasi perusahaan, misalnya kredit untuk
membangun proyek, membeli mesin, membeli alat angkutan dan kredit untuk membeli aktiva
tetap. Kredit investasi pada umumnya diberikan dalam jangka menengah ataupun jangka panjang,
yaitu jangka waktu lebih dari 3 tahun.

b. Kredit Modal Kerja (KMK) Kredit modal kerja diberikan oleh bank dalam rangka memberikan
kebutuhan modal kerja perusahaan. Modal kerja perusahaan dapat berupa kebutuhan operasional
perusahaan, antara lain kebutuhan dana untuk menutupi piutang-piutang perusahaan, untuk
menutupi penggunaan dana dalam proses pembuatan produk dann kebutuhan modal kerja lainnya.
Termasuk dalam kredit modal kerja, antara lain rekening Koran. Kredit Rekening Koran
merupakan kredit yang diberikan dengan plafond tertentu dan penarikannya sesuai dengan
kebutuhan nasabah. Dengan demikian, saldo kredit nasabah akan berfluktuasi sesuai dengan
penarikan dan penyetoran kredit. Bunga yang dibebankan kepada nasabah adalah sesuai dengan
saldo kredit yang dikalikan dengan jangka waktu pengendapan pinjaman tersebut.
c. Kredit Konsumtif (KK) Merupakan kredit yang dipergunakan untuk konsumsi secara pribadi,
misalnya untuk perumusan, kredit mobil lain sebagainya.

2. Jenis kredit berdasarkan jangka waktunya:

a. Kredit jangka pendek Kredit jangka pendek adalah kredit yang diberikan bank dengan masa kredit
maksimum 1 tahun dan pengembaliannya kurang dari 1 tahun. Kredit jangka pendek umumnya
diberikan untuk kredit modal kerja.

b. Kredit jangka menengah Kredit jangka menengah adalah kredit yang diberikan bank yang jangka
waktunya antara 1 sampai dengan 3 tahun. Kredit ini biasanya diberikan untuk kredit investasi yang
nilai kreditnya tidak terlalu besar.

c. Kredit jangka panjang Kredit jangka panjang merupakan kredit yang diberikan oleh bank dengan
jangka waktu lebih dari 3 tahun. Kredit ini pada umumnya diberikan untuk kredit invenstasi yaitu
untuk perluasan usaha atau rehabilitasi. Namun dalam praktiknya, bank hanya mengklasifikasikan
kredit hanya jangka panjang dan pendek. Untuk jangka waktu maksimum 1 tahun, maka dianggap
kredit pendek, sedangkan untuk jangka waktu yang diatas 1 tahun, maka dianggap kredit jangka
panjang

1. Jenis kredit berdasarkan jaminannya, kredit dapat dibedakan:

a. Kredit dengan jaminan Kredit dengan jaminan merupakan kredit yang diberikan oleh bank dengan
adanya suatu jaminan dari nasabah. Jaminan tersebut dapat berbentuk barang yang berwujud, tidak
berwujud atau jaminan orang. Artinya setiap kredit yang dikeluarkan akan dilindungi minimal senilai
14 jaminan atau untuk kredit tertentu jaminan harus melebihi dari jumlah uang yang akan
dipinjamkan kepada calon nasabah.

b. Kredit tanpa jaminan Kredit tanpa jaminan merupakan kredit yang diberikan oleh bank tanpa
jaminan barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat prospek usaha, karakter
serta loyalitas atau nama baik dari calon peminjam selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.

2. Jenis kredit menurut sektor ekonominya:

a. Kredit pertanian, merupakan kredit yang diberikan bank, yang dibiayai untuk sektor perkebunan
atau pertanian. Sektor usaha pertanian dapat berupa jangka pendek atau panjang.

b. Kredit perindustrian, merupakan kredit yang diberikan bank untuk membiayai kegiatan industri,
baik industri kecil, industri menengah atau industri besar.
c. Kredit pertambangan, merupakan kredit yang diberikan bank untuk membiayai kegiatan tambang.
Jenis usaha tambang yang dibiayai biasanya dalam jangka panjang, seperti tambang minyak atau
tanah.

d. Kredit sektor listrik, gas dan air, merupakan kredit yang diberikan bank untuk usaha pengadaan dan
pendistribusian listrik, gas dan air.

e. Kredit sektor kontruksi, merupakan kredit yng diberikan kepada para kontraktor atau pemborong
yang memerlukan modal kerja yang diperlukan untuk pembelanjaan pekerjaan pembangunan atau
perbaikan gedung-gedung, instalasi, jalan, pelabuhan, irigasi dan lainlain

3. Jenis kredit berdasarkan cara pemakaiannya:

a. Kredit rekening koran bebas Dalam hal ini, nasabah menerima seluruh kredit dalam bentuk
rekening Koran dan diberikan blanko cek dan rekening Koran pinjamannya diisi menurut besar kredit
yang diberikan.

b. Kredit rekening koran terbatas Dalam sistem ini terdapat suatu pembatasan tertentu bagi nasabah
dalam melakukan penarikan-penarikan uang melalui rekening.

c. Revolving kredit Pada kredit revolving, cara penarikan kredit sama dengan kredit rekening Koran
bertahap. Revolving artinya berputar. Jadi, kredit revolving artinya kredit yang berputar. Jika kredit
pada suatu saat berkurang, maka secara otomatis jumlah kredit pada saat berikutnya ditambah dengan
jumlah kredit yang berkurang sehingga jumlah kredit seluruhnya menjadi sama besarnya dengan
jumlah sesuai dengan perjanjian seharusnya ada pada saat itu.

d. Term loan Dalam hal ini, penggunaan dan penarikan kredit sangat fleksibel, artinya nasabah bebas
menggunakan uang kredit untuk keperluaan apa saja tanpa harus konfirmasi dengan pihak bank.

Tahap Pengambilan Keputusan Kredit

Yaitu tahap dimana dilaksanakan pemberian keputusan terhadap hasil analisis kredit, apakah
disetujui atau ditolak. Biasanya keputusan kredit dilakukan oleh Direktur atau pejabat tertentu yang
telah diberi wewenang. Jika bank memutuskan menerima atau meluluskan permohanan kredit maka
perjanjian kredit ditandatangani oleh bank dan calon debitur.

barang jaminan. Dalam hal ini, penelitian surat bukti kepemilikan barang jaminan mencakup hal-
hal sebagai berikut: Keabsahan dan keaslian surat tanda bukti kepemilikan harta, kecocokan informasi
yang tercantum dalam surat tanda bukti dan keadaan fisik harta yang dijaminkan. Sebagai contoh
batas-batas tanah yang tercantum dalam sertifikat tanahdan hasil penelitian lapangan, surat
kepemilikan harta jaminan dan kepastian bahwa harta tersebut tidak sedang 22 dijaminkan kepada
pihak ketiga, dan transaksi harta jaminan sesuai dengan harga pasar maupun perkiraan harga kalau
perusahaan dinyatakan pailit.Disamping perjanjian kredit, salah satu yang paling penting dan yang
wajib dikumpulkan serta diteliti adalah surat tanda bukti tanda kepemilikan.

Tahap Pencairan Kredit

Adalah pencairan atau pengembilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan
dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit yaitu: sekaligus atau bertahap. Setelah kelengkapan
permohonan kredit dipenuhi dengan lengkap dan jaminan yang diberikan oleh calon debitur telah
sesuai dengan diungkapkan, maka diterbitkan surat promes yang merupakan dokumen utama dalam
pencairan kredit. Promes ini berisi surat pernyataan tertulis yang ditandatangani oleh debitur, dimana
debitur berjanji akan membayar pihak bank dengan sejumlah uang tertentu dan dengan jangka waktu
tertentu.

Tahap Penyelesaian Administrasi Kredit

Administrasi kredit merupakan suatu rangkaian kegiatan dan komponen yang saling berhubungan
satu dengan yang lainnya secara sistematis dalam proses pengumpulan dan penyajian informasi
perkreditan suatu bank. Pada tahap ini, nasabah telah dapat menggunakan fasilitas kredit sesuai
dengan yang disetujui dan tercantum dalam akte perjanjian kredit.

Tahap Pengawasan Kredit

Yaitu tahap dimana bank harus secara aktif melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap
nasabah debitur, agar kredit yang diberikan itu tidak disalahgunakan.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa (perbuatan, karangan dan


sebagainya) untuk mendapatkan fakta yang tepat (asal usul, sebab, penyebab sebenarnya, dan
sebagainya). Sedangkan Menurut Dahlan Siamat ( 1993 : 216) Analisis kredit dilakukan
oleh komite tersendiri dalam bank. Tujuan analisis kredit pada prinsipnya dimaksudkan
untuk menilai kelayakan permohonan kredit yang diajukan kepada bank.

Dengan adanya analisis kredit ini, dapat dicegah secara dini kemungkinan terjadinya default
oleh calon debitur.Default adalah kegagalan nasabah dalam memenuhi kewajibannya untuk
melunasi kredit yang diterimanya beserta bunga yang sudah disepakati dan sudah
diperjanjikan bersama.

Sebelum suatu kredit diberikan maka pihak perusahaan harus merasa yakin bahwa kredit
yang diberikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut diperoleh dari hasil penialain
kredit sebelum kredit tersebut disalurkan. Penilaian kredit oleh pihak perusahaan dapat
dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan tentang nasabahnya, seperti
melalui prosedur penilaian yang benar.
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Rachmat dan Maya, Ariyanti. 2009. Manajemen Perkreditan Bank Umum:
Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasi Lengkap dengan Analisis Kredit. Bandung:
Alfabeta.

Kasmir. S.E., M.M. 2002. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Kasmir. S.E., M.M. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Sutojo, Siswanto, 1997, Menangani Kredit Bermasalah, PT. Pustaka Binaman Pressindo,
Jakarta.

Suyatno, Thomas, 2003, Dasar-Dasar Perkreditan, PT. Gramedia Pustaka. Utama,


Jakarta.

2012-1-62401-921309030-bab1-14082012123844.pdf

Analisis Kredit | rizal achmad - Academia.edu


https://repository.uhn.ac.id/bitstream/handle/123456789/1186/Roy%20Karto
%20Karosekali.pdf?sequence=1&isAllowed=y

Anda mungkin juga menyukai