ANALISIS KREDIT
Dosen Pengampu :
Vanica Serly,SE,M.Si
Oleh Kelompok 2:
Nanda Lestari (19043010)
Rizquita Istighfarinda (19043022)
Tia Marsilla (19043028)
DEPARTEMENT AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan
inayah-Nya kepada penulis sehinggga penulis dapat menyelesaikan makalah terkait dengan
“Analisis Kredit” pada Laporan Keungan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
Tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik itu pikiran maupun materinya untuk
menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan penulis
menyadari bahwa masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam makalah ini sehingga
penulis mengharapkan masukan yang berharga untuk peningkatan kualitas makalah serta
penulis memohon maaf atas segala kekurangan.
DAFTAR ISI
Pada PT. Bank Tabungan Negara pada tahun 2018 – 2019 mengalami
penurunan. Pada tahun 2018, current ratio menunjukkan angka sebesar
101,939%, yang berarti setiap hutang sebesar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva
lancar sebesar Rp. 0,101939. Pada tahun 2019 current ratio perusahaan
sebesar 100,763%. Artinya setiap hutang sebesar Rp.1,00 dijamin aktiva
lancar sebesar Rp. 0,100763. Penurunan current ratio pada PT. Bank
Tabungan Negara ini disebabkan karena meningkatnya jumlah hutang lancar.
2. Acid Test Ratio / Quick Ratio (Rasio Cepat)
Quick ratio atau rasio cepat adalah rasio yang digunakan untuk menentukan
bagaimana bisnis dapat melunasi kewajiban lancarnya dengan aset cepat atau
aset yang paling likuid. Quick ratio ini juga dikenal sebagai acid-test ratio.
Rasio cepat hanya mempertimbangkan aset lancar tertentu yang lebih likuid
seperti uang tunai, piutang, dan surat berharga. Jadi, rasio cepat lebih
merupakan ujian kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan aset yang paling likuid. Semakin besar rasio, maka tentu
akan semakin baik juga posisi keuangan perusahaan.
Rumus :
Quick Ratio = cash+cash equivalent+Marketable securities+account receivable
current liabilities
Hasil Analisis :
2018 2019
Quick Ratio = 251.484.838 = 95,3374 272.084.821 = 100,977
263.784.017 269.451.682
Pada PT. Bank Bank Tabungan Negara, tahun 2018-2019 yang mengalami
kenaikan. Pada tahun 2018, quick ratio sebesar 95,3373%. Artinya setiap
hutang Rp.1,00 dijamin aktiva lancar sebesar Rp. 0,953373. Pada tahun 2019,
quick ratio mengalami kenaikan, yaitu menjadi 100,977%. Artinya setiap
hutang Rp. 1,00 dijamin aktiva lancarnya sebesar Rp. 0,100977.
Pada PT. Bank Tabungan Negara, tahun 2018- 2019 yang mengalami
peningkatan. Pada tahun 2018, cash ratio sebesar 6,24952%. Artinya setiap
hutang Rp.1,00 dijamin aktiva lancar sebesar Rp.0,624952. Pada tahun 2019,
cash ratio mengalami peningkatan, yaitu menjadi 8,30674%. Artinya setiap
hutang Rp. 1,00 dijamin aktiva lancarnya sebesar Rp. 0,830674. Peningkatan
cash ratio disebabkan karena bertambahnya jumlah hutang lancar dan juga
aktiva lancarnya.
Pada PT. Bank Tabungan Negara untuk tahun 2018 sebesar 54590 hari. Hal
ini artinya bahwa perusahaan membutuhkan 54590 hari untuk menagih
piutang-piutangnya. Sedangkan ditahun 2019 meningkat menjadi 61400,6
hari. Hasil perhitungan ini dapat diartikan bahwa perusahaan membutuhkan
sekitar 61401 hari untuk menagih piutang- piutangnya (dibulatkan). Jumlah
ini meningkat, karena tejadinya peningkatan jumlah rata-rata piutang dari
tahun 2018 dan tahun 2019. Semakin pendek waktunya atau umur piutang,
maka semakin pasti penerimaan kas sehingga menunjukkan semakin tinggi
likuiditas perusahaan
5. Day’s Sales in Inventory
Day’s Sales in Inventory adalah perhitungan untuk mengukur berapa jumlah
hari yang dibutuhkan perusahaan untuk menjual semua persediaan. Dengan kata
lain, rasio Day’s Sales in Inventory menunjukkan berapa lama stok persedian di
perusahaan akan bertahan.
Rumus :
Day’s Sales in Inventory = Average inventory
Cost of good sold/360
Hasil Analisis :
2018 2019
Day’s Sales in Inventory = 30.927.632 = 872,39 33.089.649 = 710,838
35.452 46.550
Pada PT. Bank Tabungan Negara pada tahun 2018 sebesar 872,39, yang
berarti perusahaan mengubah persediannya menjadi uang tunai rata-rata 872
hari atau persedian perusahaan akan bertahan rata-rata 872 hari. Di tahun
2019 day’s sales in inventory mengalami penurunan yang tidak begitu jauh
dari tahun 2018 sebelumnya. Dimana pada tahun 2019 perusahaan mampu
mengubah persediannya menjadi uang tunai dengan rata-rata 710 hari
6. Net Trade Cycle Analysis (Cash Convertion Cycle)
Net Trade Cycle Analysis merupakan periode saat kas dibayarkan untuk
pembelian persediaan sampai dengan saat kas dikumpulkan dari piutang.
Rumus :
Net Trade Cycle Analysis Day’s Sales in Receivable + Day’s Sales in Inventory – Day’s
=
(Cash Convertion Cycle) Sales in Account Payable
Hasil Analisis :
2018 2019
Net Trade Cycle Analysis (Cash Convertion Cycle)
= 45425,4 = 53550,6
Pada PT. Bank Tabungan Negara sebesar 45425 dan hal
ini menandakan bahwa jumlah hari yang yang dibutuhkan perusahaan untuk
melunasi hutang adalah 45425 hari. Sedangkan pada tahun 2019 PT. Bank
Republik Indonesia memerlukan 53550 hari untuk dapat melunasi hutang
perusahan tersebut
BAB III
KESIMPULAN
Analisis kredit atau penilaian kredit adalah suatu proses yang dimaksudkan untuk
menganalisis atau menilai suatu permohonan kredit yang diajukan oleh calon debitur kredit
sehingga dapat memberikan keyakinan kepada pihak bank bahwa proyek yang akan dibiayai
dengan kredit bank cukup layak (feasible). Dari penilaian terhadap aspek financial ataupun
nonfinansial kiranya sudah mencakup tujuan daripada penilaian terhadap pertimbangan
pemberian kredit, yaitu kita mengetahui sampai di mana kemampuan perusahaan pemohon
kredit di dalam;
Melaksanakan operasinya pada masa yang akan datang
Seberapa jauh analisis atau penilaian aspek keuangan ini akan tergantung kepada
besar kecilnya risiko yang dihadapi oleh bank. Jika risiko sedemikian besarnya maka
pihak bank dapat mengadakan penilaian lebih luas dan teliti bahkan kalau perlu sampai
pada penilaian teknis misalnya proses teknologinya.