Anda di halaman 1dari 12

Analisis Laporan Keuangan dan Peranannya dalam Kebijakan Pemberian

Kredit pada Bank Syariah


(oleh: )

A. Pendahuluan
Pemberian kredit merupakan kegiatan utama bank yang mengandung
risiko yang dapat berpengaruh pada kesehatan dan kelangsungan usaha bank.
Namun mengingat sebagai lembaga intermediasi, sebagian besar dana bank
berasal dari dana masyarakat, maka pemberian kredit perbankan banyak dibatasi
oleh ketentuan undang-undang dan ketentuan Bank Indonesia. Kredit dapat
diperoleh baik dari bank umum atau bank konvensional maupun bank perkreditan
rakyat. Kredit merupakan salah satu cara bagi bank untuk media penyaluran dana
kepada masyarakat. Namun, bank harus memberikan perhatian khusus dalam
pemberian kredit terhadap calon debitur. Karena bank memiliki tanggung jawab
atas dana nasabah yang diberikan kepadanya. Seperti diketahui, bahwa sumber
dana bank yang digunakan untuk disalurkan sebagai kredit sebagian besar
diperoleh dari masyarakat, yang di antaranya berasal dari tabungan, deposito, dan
giro. Keputusan pemberian kredit memiliki risiko tinggi atas ketidakmampuan
debitur dalam membayar kewajiban kreditnya pada saat jatuh tempo. Jadi untuk
menjaga dan meminimalisir risiko tersebut dan demi keamanan, bank harus
mampu melakukan penilaian dan pertimbangan yang sangat teliti.
Ada beberapa hal yang akan dinilai dan diperhatikan oleh bank terhadap
suatu perusahaan yang akan menjadi debiturnya sebelum memberikan persetujuan
suatu permintaan kredit. Salah satunya adalah analisis laporan keuangan
perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan yang akan menjadi debitur, bank
dapat melakukan penilaian terhadap kondisi keuangan suatu perusahaan, apakah
dalam keadaan baik atau buruk, dan apakah layak untuk mendapatkan kredit atau
tidak. Dalam menganalisis laporan keuangan perusahaan, analisis rasio
merupakan salah satu analisis yang dapat digunakan. Rasio keuangan dapat
menggambarkan pertumbuhan keuangan perusahaan dari tahun ke tahun,
kemudian dapat melakukan perbandingan mengenai kondisi keuangan setiap
tahunnya yang akan berhubungan dengan pengambilan keputusan pemberian
kreditnya. Namun rasio keuangan bukanlah hal mutlak untuk pengambilan
keputusan akhir. Rasio keuangan hanya akan bermanfaat apabila dapat
menunjukkan perubahan arah dan pola keuangan suatu perusahaan.
Selain memperhatikan dan melakukan penilaian terhadap laporan
keuangan calon debitur, pihak bank juga harus memperhatikan prinsip 5C dari
calon debitur tersebut. Prinsip 5C tersebut adalah Character, Capital, Collateral,
Capacity, dan Condition of Economy. Kelima prinsip tersebut sangat penting
untuk menjadi penilaian sebelum bank memberikan persetujuan pemberian kredit.
Bagi bank, debitur yang memenuhi semua prinsip 5C adalah nasabah yang layak
untuk mendapatkan kredit. Di mana ketika bank melihat adanya calon debitur
yang memiliki karakter yang kuat, memiliki kemampuan untuk mengembalikan
pinjaman, memiliki jaminan, modal yang kuat, dan kondisi perekonomian yang
aman bagaikan mutiara bagi bank. Prinsip 5C ini juga digunakan untuk melihat
bagaimana kredibilitas calon debitur ke depannya.
Bank Syariah menurut Undang-undang No. 21 tahun 2008 tentang
perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank Syariah
dan unit usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta dengan cara
dan proses dalam melaksanakan kegiatan usaha, (Edi, 2017:29).
Seperti yang terjadi di PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Maros. PT. Bank
Mandiri Syariah Cabang Maros harus teliti dalam menilai kelayakan kredit yang
keadaan keuangan yang di ajukan oleh calon debitur. Informasi kuantitatif para
calon debitur ini sangat penting. PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Maros
membuat standart penilaian dan analisis tersendiri terhadap kondisi keuangan para
calon debiturnya. Disamping itu PT. Bank Mandiri Syariah Cabang Maros juga
menggunakan beberapa analisis rasio keuangan yang sudah disesuaikan dengan
standart Bank Mandiri Syariah Cabang Maros sendiri.
Pada umumnya analasis rasio keuangan yang dilakukan Bank Mandiri
Syariah Cabang Maros menggunakan beberapa yaitu rasio likuiditas untuk
mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan aktiva lancar. Rasio aktivitas digunakan untuk mengukur
seberapa besar efektifitas perusahaan mencari sumber-sumber dananya secara
optimal. Rasio solvabilitas (leverage), untuk mengetahui kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban yang berkenaan dengan beban tetapnya,yaitu beban
bunga, deviden preferen dan pembayaran pokok pinjaman. Rasio profitability,
adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba. Selain itu analisis rasio keuangan yang dilakukan . Bank
Mandiri Syariah Cabang Maros juga berguna untuk mengetahui seberapa besar
hutang yang dimiliki oleh perusahaan tersebut untuk menilai layak atau tidaknya
perusahaan tersebut mendapatkan kredit.
Dalam menyalurkan dananya, pihak perbankan atau kreditur memiliki
syarat tertentu yang harus dipenuhi, yaitu jenis kredit yang dibutuhkan, jumlah
yang diinginkan, jangka waktu pinjaman, cara pengembalian pinjaman, jaminan
(agunan), laporan keuangan beberapa periode, kelayakan usaha dan persyaratan
lainnya. Setiap pengajuan kredit yang disetujui akan dinilai semua persyaratan
tersebut. Bagi bank hal ini penting agar dana yang dikeluarkan tidak mengalami
kerugian atau macet. Sebelum pinjaman atau kredit dikeluarkan, bank terlebih
dahulu menganalisis kelayakan usahanya salah satunya adalah dengan
menganalisis laporan keuangan perusahaan untuk beberapa periode tertentu. Hasil
analisis ini akan dijadikan pedoman disetujui atau tidaknya usaha tersebut untuk
dibiayai, serta besar pinjaman yang akan diberikan. Penyajian laporan keuangan
merupakan hal yang mutlak diperlukan bagi bank untuk menilai kelayakan kredit
yang akan dibiayai. Dalam hal ini perusahaan debitur harus benar-benar
menyusun laporan keuangan yang mencerminkan kelayakan usaha yang akan
dibiayai.
Dengan demikian, penulis berniat untuk menulis artikel yang berjudul
Analisis Laporan Keuangan dan Peranannya dalam Kebijakan Pemberian Kredit
pada Bank Syariah.
B. Kajian Teori
1. Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah dokumen tertulis yang disusun dan disajikan oleh
perusahaan sekurang kurangnya setahun sekali untuk menggambarkan kondisi
keuangan dan hasil usaha peruasahaan selama periode tertentu. Biasanya laporan
keuangan disusun untuk pengguna external. Maka laporan keuangan wajib
disusun berdasarkan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku secara umum di
negara tersebut. Pengertian laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia
(2007:1) Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi,
laporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam nerbagai cara
misalnya, sebagai laporan arus kas, atau laporan arus dana) catatan dan laporan
lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan. Disamping itu juga termasuk skedul dan informasi tambahan yang
berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya, informasi keuangan segmen industri
dan geografis serta pengungkapan pengaruh perubahan harga.
Dalam hal laporan keuangan, sudah merupakan kewajiban setiap perusahaan
untuk membuat dan melaporkan keuangan perusahaannya pada suatu periode
tertentu. Hal yang dilaporkan kemudian dianalisis sehingga dapat diketahui
kondisi dan posisi perusahaan terkini. Kemudian laporan keuangan juga akan
menentukan langkah apa yang dilakukan perusahaan sekarang dan ke depan,
dengan melihat berbagai persoalan yang ada baik kelemahan maupun kekuatan
yang dimilikinya.
Maksud laporan keuangan yang menunjukan kondisi perusahaan saat ini
adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan terkini adalah keadaan
keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk neraca) dan periode tertentu
(untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan keuangan dibuat per periode,
misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk kepentingan internal perusahaan.
Sementara itu, untuk laporan lebih luas dilakukan satu tahun sekali. Di samping
itu, dengan adanya laporan keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini
setelah menganalisis laporan keuangan tersebut dianalisis.
Laporan keuangan menggambarkan pos–pos keuangan perusahaan yang
diperoleh dalam suatu periode. Dalam praktiknya dikenal beberapa macam
laporan keuangan menurut Kasmir (2012:7) :
a. Neraca
b. Laporan laba rugi
c. Laporan perubahan modal
d. Laporan catatan atas laporan keuangan
e. Laporan kas
Menurut Kasmir (2012:8-10), masing – masing laporan memiliki komponen
keuangan tersendiri, tujuan dan maksud tersendiri yaitu : Neraca merupakan
laporan keuangan yang menunjukan jumlah aktiva (harta), kewajiban (utang), dan
modal perusahaan (ekuitas) perusahaan pada saat tertentu. Pembuatan neraca
biasanya dibuat berdasarkan periode tertentu (tahunan). Akan tetapi, pemilik atau
manajemen dapat pula meminta laporan neraca sesuai kebutuhan untuk
mengetahui secara persis berapa harta, utang dan modal yang dimilikinya pada
saat tertentu.
Dalam neraca disajikan berbagai informasi yang berkaitan dengan komponen
yang ada di neraca. Secara lengkap informasi yang disajikan dalam neraca
meliputi:
a. Jenis – jenis aktiva atau harta (assets) yang dimiliki;
b. Jumlah rupiah masing – masing jenis aktiva;
c. Jenis – jenis kewajiban atau utang (liability);
d. Jumlah rupiah masing – masing jenis kewajiban;
e. Jenis – jenis modal (equity);
f. Jumlah rupiah masing – masing jenis modal;
Fungsi utama dari laporan keuangan adalah sebagai alat komunikasi antara
data keuangan dengan aktivitas suatu perusahaan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia pada
kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan bagian tujuan
laporan keuangan (2009:12) :
a. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai
aktiva dan kewajiban serta modal suatu perusahaan;
b. Untuk memberikan informasiyang dapat dipercaya mengenai perubahan
dalam aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang
timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba;
c. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan di dalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba;
d. Untuk memberikan informasi penting lainnya mengenai perubahan dalam
aktiva dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi;
e. Untuk mengungkapkan sejauh mungkin informasi lain yang berhubungan
dengan laporan keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan,
seperti informasi mengenai kebijakan akuntansi yang diatur perusahaan.
Fungsi laporan keuangan bagi bank, yang berfungsi sebagai pemberi kredit
(kreditur) menurut Harahap (2011:8) adalah:
a. Menilai kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan baik jangka pendek
maupun jangka Panjang
b. Menilai kualitas jaminan kredit/investasi untuk menopang kredit yang akan
diberikan.
c. Melihat dan memprediksi prospek keuntungan yang mungkin diperoleh dari
perusahaan atau menilai rate of return perusahaan
d. Menilai kemampuan likuiditas, solvabilitas, rentabilitas perusahaan sebagai
dasar dalam pertimbangan keputusan kredit.
e. Menilai sejauh mana perusahaan mengikuti perjanjian kredit yang sudah
disepakati.
Analisis laporan keuangan difokuskan pada hal – hal tertentu. Mulai dari
kualitas laporan, pendapat akuntan, bonadifitas auditor yang memeriksa, praktik
dan prinsip akuntansi yang digunakan, jenis dan kelengkapan laporan akuntan.
Juga dilihat tingkat perbandingannya, update-nya, apakah konsolidasi dengan
anak perusahaan atau afiliasi dan sebagainya. Biasanya dalam setiap lembaga
seperti bank atau lembaga investasi lainnya sudah ada format khusus untuk
menganalisis laporan keuangan yang disebut financial spreading. Dengan media
ini, banker dengan mudah dapat menginput data dan dengan software tertentu
akan dapat menghasilkan rasio-rasio atau output dapat dibaca oleh analisis.
Menurut Harahap (2011:194), Analisis laporan keuangan ini memiliki sifat-
sifat sebagai berikuta;
a. Fokus laporan adalah Laporan Laba Rugi, Neraca, Arus Kas, yang
merupakan akumulasi transaksi dari kejadian historis, dan penyebab
terjadinya dalam suatu perusahaan.
b. Prediksi, analisis harus mengkaji implikasi kejadian yang sudah berlalu
terhadap dampak dan prospek perkembangan keuangan perusahaan di masa
yang akan datang.
c. Dasar analisis adalah laporan keuangan yang memiliki sifat dan prinsip
tersendiri sehingga hasil analisis sangat tergantung pada kualitas laporan ini.
Penguasaan pada sifat akuntansi, prinsip akuntansi, sangat diperlukan dalam
menganalisis laporan keuangan.
2. Kredit
Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Pokok-
Pokok Perbankan, yang dimaksud dengan kredit adalah: “penyediaan uang atau
tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu berdasarkan persetujuan
pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain dalam hal mana pihak
peminjam berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan jumlah bunga yang telah ditetapkan”.
Berdasarkan pengertian kredit tersebut di atas maka unsur-unsur kredit terdiri
dari:
a. Kreditur
b. Debitur
c. Obyek yang dipinjamkan
d. Perjanjian
e. Waktu pinjaman
f. Kesepakatan dalam perjanjian
Tujuan kredit didasarkan kepada usaha untuk memperoleh keuntungan sesuai
dengan prinsip ekonomi, yaitu dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya untuk
memperoleh manfaat (keuntungan) yang sebesar-besarnya.
Menurut Abdullah (2003:72), tujuan kredit dapat dilihat melalui dua
pendekatan yaitu:
a. Pendekatan mikro ekonomi
Tujuan pemberian kredit adalah untuk mendapatkan suatu nilai tambah baik
bagi nasabah (debitur) maupun bagi bank sebagai kreditur.
b. Pendekatan makro ekonomi
Pemberian kredit merupakan salah satu instrumen untuk menjaga
keseimbangan jumlah uang beredar di masyarakat.

C. Metode
Penelitian yang dilakukan adalah studi deskriptif, yaitu menguraikan
tentang sifat-sifat dan keadaan sebenarnya dari objek penelitian. Jenis data yang
dikumpulkan berupa data yang bersifat kualitatif yang terdiri dari data data
sekunder.
Data Sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah
dipublikasikan, data yang telah disusun oleh pihak lain berupa data laporan
keuangan atau data yang berhubung dengan analisis laporan keuangan.
Sumber data sekunder yaitu sumber data penunjang yang berkaitan yang
diperoleh melalui buku-buku atau jurnal pustaka yang ditulis orang lain.
Dokumen -dokumen yang merupakan hasil penelitian dan hasil laporan. Sumber
data sekunder yang digunakan dan dapat menunjang penulisan dalam
mengungkapkan data yang di butuhkan dalam penelitian dan hasil laporan
diantarannya adalah jurnal Jurnal Ar-Ribh Fakultas Ekonomi Dan Bisnis,
pengarang Supriadi Agus dan Salim Hr. yang berjudul Analisis Laporan Keuangan
Debitur Sebagai Bahan Pertimbangan Pemberian Kredit Pada Pt Bank Syariah
Mandiri Cabang Maros.
Penulis mengadakan pembatasan masalah hanya untuk satu kasus saja
karena banyaknya nasabah kredit pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Maros.

D. Pembahasan
1. Kebijakan Pemberian Kredit
Kebijakan kredit memiliki peran sebagai penduan dalam pelaksanaan
semua kegiatan perkreditan bank, hal ini dikarenakan lingkup pemberian kredit
mencakup banyak aspek dan mengandung risiko yang bervariasi baik langsung
maupun tidak langsung. Oleh karena itu setiap bank wajib memiliki kebijakan
yang jelas. Berikut ini kebijakan yang diterapkan oleh PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Maros untuk mencapai sasaran pengembangan kredit modal kerja yang
sehat dan menguntungkan. Adanya persyaratan pengajuan kredit modal kerja yang
harus dipenuhi oleh calon debitur antara lain :
a. Debitur harus mengisi Formulir Pembiayaan.
b. Melengkapi identitas peminjam seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Kartu
Keluarga (KK), dan Surat Nikah.
c. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) jika > 50.000.000,-.
d. Surat ijin Usaha Perdagangan (SIUP), Surat Ijin Tempat Usaha (SITU), dan
Tanda Daftar Perusahaan (TDP).
e. Surat Keterangan Usaha (SKU).
f. Sertifikat Hak Milik (SHM) sebagai agunan.
g. Melampirkan laporan keuangan neraca dan rugi laba atau nota-nota transaksi.
h. Foto Suami Istri.
Penerapan Four Eyes Principle
Four Eyes Principle adalah suatu prinsip dalam pelaksanaan kewenangan
memutus kredit yang harus dilakukan bersama-sama oleh minimal 2 (dua) pejabat
kredit ini, yang salah satu atau kedua-duanya mempunyai kewenangan yang
cukup dalam memutus kredit.

Penerapan Credit Risk Rating (CRR)


Suatu pedoman yang digunakan untuk menilai risiko usaha debitur secara
obyektif dan relistis, sehingga menghasilkan skor risiko yang dapat dijadikan
pertimbangan dalam keputusan pemberian kredit. Penilaian CRR di bagi menjadi
dua kategori finansial dan non finanlsial dimana masig-masing kategori terdiri
dari beberapa kriteria penilaian Kreteria CRR kategori financial terdiri dari :
a. Current Ratio > 140%
b. Quick Ratio > 35%
c. Cash Ratio > 40%
d. Debt Service Ratio >40%
Sedangkan kiteria CRR kategori non finansial terdiri dari :
a. Karakter
b. Posisi pasar
c. Situasi persaingan
d. Manajemen
Penentuan CRR ini bermanfaat sebagai dasar pengambilan keputusan
pemberian kredit oleh pejabat pemutus kredit berdasarkan risiko calon debitur.
Jika tingkat risiko usaha calon debitur termasuk dalam kategori “rendah”,
“ratarata”, “marginal”, dan “bisa diterima” maka permohonan kredit dapat
diterima dan diproses lebih lanjut. Sedangkan jika tingkat risiko termasuk dalam
risiko “perlu mendapat perhatian”, “cukup tinggi”, “tinggi” dan “sangat tinggi”
maka permohonan kredit tidak bisa diterima oleh PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Maros.
2. Analisis Rasio Laporan Keuangan Sebagai Pertimbangan Pemberian
Kredit
Berdasarkan hasil kajian terhadap data yang masuk dalam proses
penelitian berikut disajikan beberapa data laporan keuangan calon debitur PT
Bank Syariah Mandiri Cabang Maros. Pada data laporan keungan ini penulis tidak
mencantumkan nama debitur yang sebenarnya dengan alasan pihak lembaga
keuangan tidak ingin terganggu dengan pihak debitur yang bersangkutan sesuai
dengan kode etika Bank (Rahasia) dengan laporan keuangan dalam memperoleh
fasilitas kredit pada PT Bank Syariah Mandiri Cabang Maros.
Sumber Mandiri Maros bergerak dibidang penjualan sparepart dan
bengkel. Hasil perhitungan rasio dari laporan keuangan debitur “Sumber Mandiri
Maros” menunjjukan Dari perhitungan rasio, dari tahun 2013 sampai dengan
tahun 2015 current ratio selalu berada diatas standar yaitu 140%. Hal ini berarti
bahwa perusahaan Debitur “Sumber Mandiri Maros” mampu membayar hutang
jangka pendeknya dengan jaminan aktiva lancar yang dimilikinya. Dan terjadi
peningkatan current rasio dari tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami kenaikan
sebesar 4,73%, dan dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2015 mengalami
kenaikan sebesar 113,06%, sehingga semakin memberi pengamanan bagi bank
untuk memberi kredit karena masih diatas 140% terutama dalam menutupi
kewajiban jangka pendeknya. Jadi dapat disimpulkan bahwa likuidasi Debitur
“Sumber Mandiri Maros” baik. Dari hasil perhitungan quick rasio juga mengalami
peningkatan dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 menunjukkan nilai diatas
standar. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar kewajiban jangka
pendeknya semakin besar dengan jaminan aktiva yang benar-benar likuid. Jadi
dapat disimpulkan bahwa likuiditas Debitur “Sumber Mandiri Maros” baik. Dari
hasil perhitungan bahwa dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015 cash ratio
selalu berada diatas standar yaitu 40%. Hal ini berarti perusahaan mampu
membayar hutang jangka pendeknya dengan jaminan kas yang dimilikinya. Jadi
dapat disimpulkan bahwa likuiditas Debitur “Sumber Mandiri Maros” baik.
DSR adalah rasio perbandingan antara angsuran dengan penghasilan
nasabah. Besarnya angsuran termasuk jumlah kewajiban pada pihak ke-3 (tiga).
Besarnya angsuran disesuaikan dengan kemampuan dan lamanya jangka waktu
pembiayaan dengan Debt to Service Ratio (DSR) maksimal sebesar 40%. Dalam
hal ini, perhitungan DSR menggunakan penghasilan tahun terakhir. Dari
perhitungan diatas dapat disimpulkan bahwa maksimum angsuran untuk Debitur
“A” senilai Rp. 23.836.500. Sehingga dapat disetujui pengajuan Rp.
200.000.000,- dengan angsuran Rp. 5.523.782,41.
E. Kesimpulan
Laporan keuangan pada dasarnya adalah merupakan hasil refleksi dari
sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi
dan peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolongkan, dan
diringkaskan dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk
berbagai tujuan.
Kebijakan pemberian kredit Bank Syariah seperti yang dilakukan PT Bank
Syariah Mandiri Cabang Maros yaitu meliputi Four Eyes Principle dan Credit
Risk Rating (CRR) terhadap Debitur Sumber Mandiri Maros. Hasilnya layak
mendapatkan kredit karena sebagian besar hasil perhitungan menunjukkan layak
untuk mendapatkan kredit. Nilai perhitungan rasio keuangan dari tahun 2013
sampai dengan tahun 2015 berada diatas standart yang ditetapkan. Begitu pula
dengan dengan hasil perhitungan DSR diatas standar.
F. Daftar Pustaka
Abdullah, M. Faisal. 2003. Manajemen Perbankan: Teknik Analisis Kinerja
Keuangan Bank, Edisi Revisi. Malang: UMM Press
Edi Susilo. 2017. Analisa Pembiayaan Dan Resiko Perbankan Syariah.
Yogyakarta: UNISNUPRES.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. Edisi 2007.
Jakarta: Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2009. Pernyataan Standar Keuangan 01: Penyajian
Laporan Keuangan (Revisi 2009). Jakarta: IAI.
Harahap, Sofyan Syafri. 2009. “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”. Jakarta:
Raja Grafindo Persada
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Edisi Revisi, Cetakan
keempat belas. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Supriadi dan Agus Salim Hr. 2018. Analisis Laporan Keuangan Debitur Sebagai
Bahan Pertimbangan Pemberian Kredit Pada PT Bank Syariah Mandiri
Cabang Maros. Jurnal Ar-Ribh Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Volume 1 No
1 April 2018.

Anda mungkin juga menyukai