DI BUAT OLEH:
Reza Ingetenta Sembiring 111910080
PRODI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MA CHUNG
MALANG
2022
BAB I
PENDAHULUAN
membutuhkan sesuatu yang cepat, mudah untuk setiap kegiatan mereka. Kebutuhan ini
juga diharapkan masyarakat pada kegiatan ekonomi mereka, salah satunya dalam sistem
lembaga, dan mekanisme yang dipergunakan untuk dilakukannya pemindahan dana guna
memenuhi kewajiban yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sedangkan menurut Daniel
dalam Richard Mathias S (2015), sistem pembayaran adalah suatu jaringan layanan yang
pemakaian uang tunai memiliki kendala dalam hal efisiensi, hal itu dikarenakan
adanya pengaruh pengadaan dan pengelolaan (cash handling), efisiensi waktu, dan
resiko keamanan. Oleh karena itu, Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan Less Cash
Society yang dikeluarkan pada periode tahun 2005-2006. Kebijakan ini bertujuan untuk
mengurangi penggunaan instrumen uang tunai yang telah lama diterapkan pada kegiatan
sistem pembayaran yang telah dikembangkan oleh perbankan sejalan dengan kemajuan
teknologi, salah satunya adalah Electronic Money (E-money). Definisi e-money sesuai
dengan yang dikeluarkan Bank for International Settlement (BIS) pada bulan Oktober 1996
merupakan produk stored-value atau prepaid dimana sejumlah nilai uang disimpan
dalam suatu media elektronis yang dimiliki seseorang (Siti Hidayati, et al. 2006).
Dengan melakukan kerja sama antara perbankan dengan Perusahaan Switching, yaitu
perusahaan yang menyediakan jasa switching atau routing atas transaksi elektronik yang
menggunakan APMK melalui terminal seperti ATM atau Electronic Data Captured
(EDC) untuk memperoleh otorisasi dari Penerbit (PBI No. 14/2/PBI/2012 tentang
keuntungan bagi penggunanya dan bagi Bank Indonesia diantaranya adalah sebagai
berikut ; (i) bagi masyarakat, memperoleh efisiensi waktu dan jaminan kemanan dalam
pembayaran; (ii) bagi industri, membantu menyelesaikan masalah cash handling yang
selama ini dialami saat menggunakan uang tunai sebagai metode pembayaran; dan (iii)
bagi pemerintah khususnya Bank Indonesia, menekan laju inflasi dan pengaturan
(Zulianto, 2017).
besar. Beberapa alasan yang telah dirinci di atas memberikan gambaran mengenai
efisien, serta beberapa keunggulan lain dibandingkan dengan penggunaan uang tunai.
Selain itu, penggunaan e-money sebagai alternatif alat pembayaran non tunai di beberapa
negara menunjukkan adanya potensi yang cukup besar untuk mengurangi tingkat
terhadap sistem pembayaran. Hal ini juga berlaku dalam penggunaan e-money. Saat ini
dengan beberapa penerbit sah e- money berasal dari kalangan industri komunikasi.
Potensi pengembangan e- money juga dapat dilihat dari keunggulan dari sistem
pembayaran non tunai lainnya. E-money tidak menetapkan minimum jumlah transaksi
serta adanya tambahan biaya seperti kartu debet dan kartu kredit.
potensi dari penggunaan transaksi non tunai khususnya e-money di Indonesia pada masa
yang akan datang. Upaya peningkatan penggunaan transaksi non tunai khususnya e-
money, mendukung program Bank Indonesia yaitu cash-less society yang merupakan
Indonesia yaitu budaya memegang uang tunai oleh masyarakat Indonesia. Meskipun
proporsi transaksi tunai masih besar dalam aktivitas ekonomi namun penggunaan alat
kecenderungan menuju ke arah efektif. Maka untuk menuju sistem pembayaran yang
efisien, Indonesia perlu mengkaji potensi sistem pembayaran non tunai di Indonesia
khususnya e-money sebagai alat pembayaran yang baru. Dapat dikatakan e- money
merupakan salah satu bentuk fasilitas pembayaran non tunai elektronik, dan
Indonesia?
Indonesia?
sebagai berikut:
Indonesia.
society).
uang elektronik.
LANDASAN TEORI
Dalam laporan uang elektronik Bank Sentral Eropa menyebutkan bahwa uang
elektronik secara luas didefinisikan sebagai sebuah toko moneter elektronik yang
memiliki nilai pada perangkat teknis yang dapat digunakan secara luas untuk
elektronik yang diperoleh dengan menyetorkan terlebih dahulu sejumlah uang kepada
penerbit, baik secara langsung, maupun melalui agen-agen penerbit, atau dengan
pendebitan rekening di bank dan nilai uang tersebut dimasukkan menjadi nilai uang
dalam media uang elektronik, yang dinyatakan dalam satuan Rupiah, yang digunakan
nilai uang pada media uang elektronik tersebut, (Veithal Rivai, 2001: 1367).
elektronik (Electronic Money), yang dimaksud dengan uang elektronik adalah alat
1. Diterbitkan atas dasar uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kepada
penerbit.
2. Nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media seperti server atau chip
3. Digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan
4. Nilai uang elektronik yang disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit
dalam suatu Kajian E-money oleh Hidayati, dkk (2006), “stored-value or prepaid
dimana sejumlah nilai uang disimpan dalam suatu media elektronis yang dimiliki
seseorang).
Produk semacam ini diterbitkan oleh bank yang sudah memiliki izin dari Bank
dipindahtangankan. Nominal yang tersimpan di kartu ini tidak dijamin LPS dan
memiliki limit sebesar Rp 1.000.000. Beberapa bank yang memiliki produk uang
Selain dalam bentuk kartu, ada pula uang elektronik (E-Wallet). Berbeda dengan
kartu, layanan e-wallet tidak hanya disediakan oleh bank, melainkan juga oleh
operator telekomunikasi. Beberapa diantaranya adalah Rekening Ponsel CIMB
dengan nilai uang yang telah tersimpan secara elektronik pada server atau pun kartu
dan tata cara penggunaan dan penerbitan telah diatur dan diawasi langsung oleh Bank
Indonesia.
Money) :
1. Nilai Uang Elektronik adalah nilai uang yang disimpan secara elektronik pada
2. Prinsipal adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang bertanggung jawab atas
3. Penerbit adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang menerbitkan Uang
Elektronik.
4. Acquirer adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan kerja sama
dengan pedagang, yang dapat memproses data Uang Elektronik yang diterbitkan
Elektronik.
8. Dana Float adalah seluruh Nilai Uang Elektronik yang diterima Penerbit atas
9. Tarik Tunai adalah fasilitas penarikan tunai atas Nilai Uang Elektronik yang
10. Penyelenggara Kliring adalah Bank atau Lembaga Selain Bank yang melakukan
yang melakukan dan bertanggungjawab terhadap penyelesaian akhir atas hak dan
semakin meningkat secara signifikan, peningkatan ini dapat diperhatikan dari angka-
angka uang elekronik yang beredar seperti ditunjukan pada Tabel 2.1. Pada Tabel 2.1
dapat dilihat pada tahun 2014 dan 2015 ada penurunan yang tidak terlalu signifikan
elekronik di Indonesia juga bisa dilihat dari transaksi yang telah dilakukan seperti
yang terlihat pada Tabel 2.2. Pada Tabel 2.2 dapat diperhatikan bahwa transaksi uang
elektronik baik jumlah transaksinya maupun jumlah nominal uang elektronik
maka infrastruktur uang elektronik juga mengalami kenaikan setiap tahunnya seperti
yang terlihat pada Tabel 2.3. Pada Tabel 2.3 dapat dilihat kebutuhan akan mesin
yang timbul dari suatu kegiatan ekonomi. Sistem pembayaran merupakan sistem
yang berkaitan dengan pemindahan sejumlah nilai uang dari satu pihak ke pihak lain.
Media yang digunakan untuk pemindahan nilai uang tersebut sangat beragam, mulai
dari penggunaan alat pembayaran yang sederhana sampai pada penggunaan sistem
Indonesia. Pembayaran tunai lebih banyak menggunakan uang kartal baik kertas dan
logam sebagai alat pembayaran. Di Indonesia, uang kartal masih memegang peran
masyarakat modern seperti sekarang ini pemakaian alat pembayaran tunai seperti
uang kartal memang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan penggunaan uang
giral karena munculnya inefisiensi dalam penggunaan uang kartal. (Bank Indonesia
yaitu Rupiah, yang terdiri dari uang logam dan uang kertas. Berdasarkan
undangundang yang berlaku saat ini, yaitu UU No.23 Tahun 1999. Bank Indonesia
mempunyai hak tunggal untuk mencetak dan mengedarkan uang kartal (uang logam
dan uang kertas). Dalam kebijakan di bidang pengedaran uang, Bank Indonesia
berupaya untuk menyediakan uang yang layak edar dan memenuhi kebutuhan
masyarakat baik dari sisi nominal maupun pecahannya. Uang kertas Rupiah dalam
pembayaran nontunai, tapi tetap saja masih banyak dari masyarakat yang lebih
transaksi tunai juga lebih praktis. Sehingga, untuk menghilangkan transaksi tunai itu
sendiri pastinya akan sangat sulit dilakukan, mengingat masyarakat Indonesia masih
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah bersifat deskriptif
dan kuantitatif. Penelitian ini menganalisis pengaruh dari uang elektronik (E-money)
3.2 Variabel
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa objek penelitian yang tediri dari
satu variabel dependen (variabel terikat) dan tiga variabel independen (variabel
bebas). Variabel dependen adalah variabel yang timbul sebagai akibat langsung
variabel bebas sedangkan variabel independen adalah variabel yang diduga sebagai
tunai. Sedangkan variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian ini menggunakan data runtut waktu atau time series dengan alat
analisis regresi. Data time series merupakan data yang terdiri dari satu objek
Penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup studi kasus di Indonesia namun
tidak secara spesifik menganalisis potensi daerah atau tiap provinsi dikarenakan
a. Studi Pustaka
b. Studi Dokumen
dengan objek penelitian. Data diambil dari berbagai sumber seperti artikel,
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder maka
metode pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive sampling, yaitu
penarikan sampel yang dilakukan karena tujuan penelitian hanya dimaksudkan untuk
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier
Berganda. Analisis Regresi Linier Berganda bertujuan untuk melihat pengaruh dari
penggunaan uang elektronik yang terdiri dari jumlah uang elektronik dan daya
Metode analisis linier berganda digunakan dimana terhadap dua atau lebih
Widarjono (2015) menjelaskan bahwa salah satu asumsi model regresi adalah
dengan banyak cara, seperti uji chi-square goodness of fit atau uji jarque-bera.
Pengujian normalitas dengan uji chi-square goodness of fit. Jika nilai x2 lebih
kecil daripada nilai kritisnya (x2 tabel; df. = n-1-k; dimana n adalah banyaknya
normal? Salah satu hal yang dapat dilakukan dalam keadaan ini adalah
melakukan transformasi terhadap data. Jika data menceng dan semuanya bernilai
Menurut Winarno (2011) bila nilai jarque-bera tidak signifikan (lebih kecil
dari 2), maka data berdistribusi normal. Bila probabilitas lebih besar dari 5%
sebagai berikut :
Hipotesis
Artinya adalah apabila probabilitas OBS*R2 lebih besar dari 0,05 maka model
tersebut dikatakan normal. Apabila probabilitas OBS*R2 lebih kecil dari 0,05
- Metode transformasi
3. Uji Multikolinearitas
multikolinearitas tidak akan terjadi pada persamaan regresi sederhana (yang terdiri
atas satu variabel dependen dan satu variabel independen). (Winarno, 2011).
saja jika kita telah menspesifikasikan variabel yang masuk ke dalam model dengan
benar (misalnya tidak ada variabel yang merupakan multiplikasi dari variabel lain).
Dengan kata lain, jika dimungkinkan untuk bekerja pada populasi maka
a. Estimator masih bersifat BLUE, tetapi memiliki varian dan kovarian yang
b. Interval estimasi cenderung lebar dan nilai statistik uji t akan kecil, sehingga
diantaranya:
b. Pembatas para model atau populasi yang disampel. Misalnya kita meregresi
konsumsi listrik terhadap pendapatan dan ukuran rumah. Disini populasi dari
e. Common trend. Terutama jika kita menggunakan data time series, banyak
berbagai informasi, salah satunya yaitu nilai R 2 tinggi, tetapi variabel independen
Terdapat suatu kemungkinan memperbaiki dengan data yang ada. Beberapa hal
bersifat non-sample. Ia tidak berasal dari data melainkan dari teori, penelitian
adalah first different, ratio transformation (seperti pada WLS) dan bentuk log.
suatu model regresi terdapat korelasi antar variabel bebas (independen). Pengujian
multikolinearitas dapat dilihat dari besaran VIF (Variance Inflation Factor) dan
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi nilai tolerance yang rendah sama
4. Uji Heteroskedastis
Asumsi penting (asumsi Gauss Markov) dalam penggunaan OLS adalah varians
residual yang konstan. Varian dari residual tidak berubah dengan berubahnya satu
atau lebih variabel bebas. Jika asumsi ini terpenuhi, maka residual disebut
Uji ini mengasumsikan jika varian error merupakan fungsi yang mempunyai
hubungan dengan variabel bebas, kuadrat dari masing- masing variabel bebas dan
Hipotesis :
Artinya apabila nilai probabilitas OBS*R2 lebih besar dari 0,05 maka data
lebih kecil dari 0,05 maka data tersebut mengalami masalah heteroskedastisitas.
(Winarno, 2011).
DAFTAR PUSTAKA
European Central Bank. (1998). Report On Electronic Money. Frankfurt: European Central
Bank.
Hidayati, Siti, Ida Nuryanti, Agus Firmansyah, Aulia Fadly dan Isnu Yuwana Darmawan.
(2006). Kajian Operasional Uang Elektronik (E-Money), Bank Indonesia.
Republik Indonesia, (2009). Peraturan Bank Indonesia No. 11/12/PBI/2009 tentang Uang
Elektronik (E-Money). Tambahan Lembaran Negara RI Tahun 2009, No. 5001.
Rosadi, Dedi. 2012. "Ekonometrika dan Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews:
Aplikasi untuk Bidang Ekonomi, Bisnis, dan Keuangan". Yogyakarta: ANDI.
Veithal Rivai, dkk. (2001). Bank and Financial Institution Management, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Winarno, Wing Wahyu. (2011). "Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews".
Yogyakarta: STIM YKPN.