PENDAHULUAN
massal dan berfrekuensi relatif sering (Hidayati et al., 2006). Selain ada faktor
kenyamanan dan keamanan ada faktor gaya hidup di dalamnya. Selain itu
penggunaan e-money juga dapat mengurangi biaya produksi produksi uang kertas
yang semakin lama semakin meningkat dan dana tersebut dapat dialihkan ke
sektor lain untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Munculnya E-money juga dilatar belakangi oleh peraturan Bank Indonesia
Nomor 11/12/PBI/2009 sebagai salah satu pendukung agenda Bank Indonesia
untuk menciptakan less cash society di Republik Indonesia.
Uang elektronik (e-money) sebagai salah satu instrumen pembayaran nontunai di Indonesia semakin populer digunakan dalam beberapa tahun terakhir. Dari
data Bank Indonesia dapat di lihat pertumbuhan penggunaan e-money. Berikut
adalah tabel jumlah transaksi dan nominal transaksi per hari menggunakan produk
e-money yang tersebar di Indonesia :
Tabel 1.1 Jumlah transaksi dan nominal trasaksi dengan e-money di Indonesia
Tahun
Transaksi / Hari
2009
48.000 kali
Rp1.400.000.000
2010
73.000 kali
Rp1.900.000.000
2011
112.000 kali
Rp2.700.000.000
2012
219.000 kali
Rp3.900.000.000
2013
436.000 kali
Rp6.700.000.000
2014
420.000 kali
Rp8.700.000.000
2015
650.000 kali
Rp14.440.000.000
telah tersebar di Indonesia. Berikut adalah tabel jumlah produk e-money yang
tersebar di Indonesia :
Tabel 1.2. Jumlah produk e-money di Indonesia
Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah e-money
3.016.272
7.914.018
14.299.726
21.869.946
36.225.373
35.738.253
51.917.154
kebutuhan sehari-hari dan gaya hidup. Hal ini menunjukan penggunaan e-money
telah menjadi alternatif alat pembayaran di kota Palembang. Walaupun sudah
banyak pengguna e-money di Kota Palembang, tetapi tidak bisa dipungkiri masih
banyak masyarakat yang masih belum menggunakannya. Hal ini wajar karena di
Kota Palembang sendiri sosialisasi penggunaan e-money baru di lakukan pada
pertengahan 2014 oleh KPwBI Wil VII. Tapi dari data tersebut dapat kita lihat
bahwa kedepannya tidak menutup kemungkinan bahwa penggunaan e-money akan
terus mengalami penigkaatan di Kota Palembang.
paling dominan
Sebagai masukan dan informasi bagi para peneliti dan pembaca dalam hal
pengembangan penelitian yang menurut tinjauan dari gaya hidup (Aktivitas, minat
dan opini (AIO)), serta diharapkan sebagai penambah pengetahuan baik bagi
jurusan dan konsentrasi Manajemen Pemasaran.
1.4.2. Manfaat Praktis
Memperkaya peneliti tentang analisis gaya hidup terhadap keputusan konsumen
menggunakan e-money sebagai alat pembayaran di Kota Palembang sekaligus
dapat memberikan edukasi untuk pihak-pihak terkait. Selain itu dapat menjadi
kontribusi bagi perusahaan maupun individu yang melakukan analisis tentang
faktor gaya hidup terhadap konsumen khususnya pada perusahaan dan memiliki
fokus pada minat khalayak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
konsumen
untuk
dapat
memuaskan
kebutuhannya
dengan
Menurut Philip Kotler dan Gary Armstrong (1996) perilaku konsumen sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor
pribadi, dan faktor psikologi. Khusus pembahasan faktor psikologi. Titik awal
untuk memahami perilaku konsumen adalah adanya rangsangan pemasaran luar
seperti ekonomi, teknologi, politik, budaya.
Satu perangkat psikologi berkombinasi dengan karakteristik konsumen
tertentu untuk menghasilkan proses keputusan dan keputusan pembelian. Tugas
pemasar adalah memahami apa yang terjadi dalam kesadaran konsumen antara
datangnya rangsangan pemasaran luar dengan keputusan pembelian akhir. Empat
proses psikologis (motivasi, persepsi, ingatan dan pembelajaran) secara
fundamental,
mempengaruhi
tanggapan
konsumen
terhadap
rangsangan
pemasaran.
pembelian menurut
Helga
Drumond
(2003:68),
adalah
10
itu dan menilai pilihan-pilihan secara sistematis dan obyektif serta sasaransasarannya yang menentukan keuntungan serta kerugiannya masing-masing.
Kemudian keputusan pembelian menurut Nugroho (2003:38) adalah proses
pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua
atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.
Dari beberapa definisi mengenai keputusan pembelian diatas bisa kita
tarik kesimpulan bahwa keputusan pembelian merupakan mengidentifikasi semua
pilihan dan alternatif pilihan yang ada untuk memecahkan persoalan dengan
menentukan apa saja keuntungan dan kerugian dari beberapa alternatif pilihan
tersebut kemudian memilih salah satu alternatif pilihan yang dianggap paling
tepat.
Dalam keputusan pembelian terdapat beberapa tahapan. Menurut philip
kotler (2003:224) proses pengambilan keputusan pembelian pada konsumen di
bagi menjadi lima tahapan yaitu :
Pengenalan Masalah.
Proses pembelian dimulai ketika pembeli mengenali masalah atau
11
Pada tahap ini pemasar perlu melakukan identifikasi keadaan yang dapat
memicu timbulnya kebutuhan konsumen. Para pemasar dapat melakukan
penelitian pada konsumen untuk mengidentifikasi rangsangan yang paling sering
membangkitkan minata mereka terhadap suatu produk.
Pencarian Informasi
12
Evaluasi alternatif
dengan
13
Keputusan Pembelian
Kepuasan pembeli merupakan fungsi dari sberapa dekat harapan pembeli atas
produk dengan kinerja yang dipikirkan pembeli atas produk tersebut. Jika kinerja
14
produk lebih rendah daripada harapan, pembeli akan kecewa. Sebaliknya, jika
kinerja produk lebih tinggi dibandingkan harapan konsumen maka pembeli akan
merasa puas. Perasaan-perasaan itulah yang akan memutuskan apakah konsumen
akan membeli kembali merek yang telah dibelinya dan memutuskan untuk
menjadi pelanggan merek tersebut atau merferensikan merek tersebut kepada
orang lain.
Pentingya kepuasan pascapembelian menunjukkan bahwa para penjual
harus menyebutkan akan seperti apa kinerja produk yang sebenarnya. Beberapa
penjual bahkan menyatakan kinerja yang lebih rendah sehingga konsumen akan
mendapatkan kepuasan yang lebih tinggi daripada yang diharapkannya atas
produk tersebut.
15
Selain perilaku pascapembelian, dan tindakan pasca pembelian, pemasar juga haru
memantau cara konsumen dalam memakai dan membuang produk tersebut. Hal
ini dilakukan agar tidak terjadi hal-hal yang dapat merugikan diri konsumen, dan
lingkungan atas pemakaian yang salah, berlebihan atau kurang bertanggung
jawab.
2.1.3. Analisis psikografis
Psikografi adalah teknik utama yang digunakan untuk penelitian tentang perilaku
konsumen sebagai ukuran dari gaya hidup. Istilah psikografis memiliki ide yang
menggambarkan (grafik) faktor-faktor psikologis (psycho) yang membentuk
konsumen (Mowen, 2002:283). Sedangkan definisi lain diungkapkan oleh Demby
dalam Engel. Et.al., (1994:385) bahwa psikografis adalah pemakaian faktor
psikologis, sosiologis, dan antropologis, seperti manfaat yang diinginkan (dari
perilaku yang sedang dipelajari), konsep diri, dan gaya hidup (atau gaya yang
dijalani) untuk menentukan bagaimana pasar dipangsa menurut kecenderungan
kelompok di dalam pasar yang bersangkutan dan alasan mereka untuk mengambil
keputusan tertentu mengenai produk, orang, ideologi, atau kalau tidak, menganut
suatu sikap atau menggunakan suatu medium.
Namun dalam prakteknya, psikografis dipergunakan untuk mengukur gaya
hidup konsumen dengan menganalisis aktivitas, minat dan opini (activities,
interests, and opini - AIO). Tujuan riset psikografis biasanya adalah untuk
aplikasi dasar, yaitu dipergunakan oleh para peneliti pasar untuk menguraikan
segmen konsumen yang nantinya akan membantu organisasi mencapai dan
memahami konsumennya. Studi psikografis biasanya mencakup pertanyaan16
pertanyaan yang dirancang untuk menilai gaya hidup pasar target, karakteristik
kepribadian dan karakteristik demografi. Jadi, psikografis adalah investigasi
kuantitatif atas gaya hidup konsumen, karakteristik kepribadian dan karakteristik
demografi (Mowen, 2002:283)
1. Konsep gaya hidup dan kepribadian konsumen
Konsep gaya hidup konsumen cukup berbeda dengan kepribadian. Gaya
hidup (lifestyle) menunjukkan bagaimana orang hidup, bagaimana mereka
membelanjakan uangnya, dan bagaimana mereka mengalokasikan waktu mereka.
Oleh karenanya, hal ini berhubungan dengan tindakan dan perilaku sejak lahir,
berbeda dengan kepribadian yang menggambarkan konsumen dari perspektif yang
lebih internal, yaitu : karakteristik pola berpikir, perasaan, dan memandang
konsumen.
Gaya hidup dan kepribadian hubungannya sangat erat. Konsumen yang
kepribadiannya dikategorikan berisiko rendah tidak mungkin memiliki gaya hidup
seperti berspekulasi di pasar modal atau melakukan aktivitas-aktivitas kesenangan
seperti mendaki gunung, terbang layang, dan menjelajah hutan. Akan tetapi, jika
dihubungkan dengan setiap diri pribadi gaya hidup dan kepribadian perlu
dibedakan dengan dua alasan penting.
a) Kepribadian merujuk pada karakteristik internal seseorang, sedangkan
gaya hidup merujuk pada manifestasi eksternal dari karakteristik
tersebut atau bagaimana seseorang hidup. Walaupun kedua konsep ini
menguraikan individu, namun keduanya menguraikan aspek individu
yang berbeda.
17
pertama-tama
mengindentifikasi
orang-orang
yang
pemahaman
tentang
faktor-faktor
internal
Minat
Keluarga
Rumah
Pekerjaan
Komunitas
Fashion
Makanan/Minuman
Media
Prestasi
18
Opini
Terhadap diri
sendiri
Isu-isu sosial
Politik
Bisnis
Ekonomi
Pendidikan
Produk-produk
Masa depan
Kebudayaan
yang
19
Hasil
Persamaan
1. Eka Danta
Jaya dan Betaria
Oktavina
Sianturi,
terdapat
antara
hubungan
gaya
hidup
value
minded terhadap
Sama-sama
meneliti tentang
pengaruh gaya
hidup
20
Perbedaan
Penelitian
Rencana
Terdahulu
Penelitian
Terdapat variabel Tidak terdapat
value minded
value minded
Pengambilan
Keputusan
Membeli
Ditinjau
Dari
Gaya
Hidup
Value
Minded
(2005)
keputusan
pembelian.
2.Silvya
L.Mandey
(2009),
pengaruh faktor
gaya
hidup
terhadap
keputusan
pembelian
konsumen
bahwa
para
penjual sepatu di
manado
harus
memperhatikan
faktor gaya hidup
terutama
aspek
opini konsumen
dalam melakukan
keputusan
pembelian
Sama-sama
meneliti tentang
pengaruh gaya
hidup
Aspek
opini
sangat
berpengaruh
Belum
terdapat
variabel yang
berpengaruh
3. Achmad
Husaini (2011),
pengaruh
segmentasi
psikografis
terhadap
keputusan
pembelian
yamaha mio di
Makasar
Menunjukan
bahwa faktor gaya
hiduplah
yang
paling
mendominasi
konsumen
terhadap
keputusan
pembelian
yamaha mio di
Makasar.
Salah satu
variabel
penelitian sama
Objek yang
diteliti Yamaha
Mio
Objek yang
diteliti emoney
4. William R.
Swinyard and
Scott M.Smith
(2011),
activities,
interest, and
opini of online
shoppers and
non-shoppers
Menunjukan
bahwa
faktor
activities
dan
opini berpengaruh
signifikan
sehingga
menyebabkan
belanja
online
lebih
cepat
berkembang
bersamaan dengan
sektor
rumah
tanggga
dibandingkan
dengan
sektor
lainnya.
Variabel yang
digunakan sama
Menunjukan
bahwa faktor
activities dan
opini
berpengaruh
signifikan
Belum ada
faktor yang
berpengaruh
5. Sasmito
(2004)
dari Universitas
Merdeka
Malang,
Menunnjukan
bahwa faktor gaya
aktifitas dan opini
berpengaruh
signifikan
Variabel
yang
digunakan sama
Objek
diteliti
Mild
Objek
diteliti
money
21
yang
rokok
yang
e-
Aktivitas minat
pendapat
terhadap
keputusan
pembelian
Rokok Mild
terhadap
keputusan
pembelian rokok
mild
Gaya Hidup
Aktivitas(X1)
Minat(X2)
Opini (X3)
Sumber : Diolah dari data primer
penelitian
ini
penulis
merumuskan
dalam
penelitian.
penelitian
ini adalah :
22
hipotesis
konsumen
menggunakan
E-money
sebagai
alat
BAB III
METODE PENELITIAN
23
3.2.2. Sampel
24
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut (Sugiyono, 2004). Sampel dalam penelitian ini adalah pengguna e-money
di Kota Palembang.
Dalam penelitian ini, pengambilan sampel dilakukan dengan teknik
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Karakteristik dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Berusia minimal 17 tahun
2. Melakukan transaksi dengan E-money di Kota palembang
Adapun jumlah sampel tersebut diperoleh dari perhitungan yang
dikemukakan oleh Wibisono (Widiyanto,2011) jika populasinya tidak diketahui
secara pasti.
Dimana:
n = ukuran sampel
= 0,05, maka Z0,05 = 1,96
= standar deviasi populasi
e = tingkat kesalahan (5%)
maka :
25
Ragu-
Tidak
Sangat
Setuju
setuju
1
Setuju
ragu
Setuju
4
Keterangan:
STS
TS
= tidak setuju
= ragu-ragu
= setuju
SS
= sangat setuju
26
a. Uji Validitas
Uji validitas merupakan uji untuk mengukur sah atau tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu dapat mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut (Ghozali, 2006).
Rumus uji validitas adalah sebagai berikut :
Keterangan ;
= koefisien korelasi suatu butir
N = Jumlah subyek
X = Skor suatu butir
Y = Skor Total
Dasar pengambilan keputusan :
Jika r hitung > r tabel, maka instrumen atau item pertanyaan
b. Uji Reliabilitas
27
b) Variabel Dependen
28
Variabel
Aktivitas
(Variabel X1)
Definisi
Sesuatu yang dikerjakan
konsumen, produk apa
yang
dibeli
atau
digunakan, kegiatan apa
yang mereka lakukan
untuk mengisi waktu
luang.
Sesuatu yang menjadi
kesukaan,
kegemaran
dan prioritas dalam hidup
konsumen.
2.
Minat
(Variabel X2)
3.
Opini (Variabel
X3)
Pandangan seseorang
terhadap
produk yang akan dibeli
4.
Keputusan
Konsumen
(Variabel Y)
Pengenalan masalah,
pencarian informasi,
evaluasi
alternatif, keputusan
pembelian dan
tingkah laku setelah
pembelian.
29
Indikator
1. Menggunakan fasilitas
yang tersedia
2. Kegiatan konsumen
3. Mempermudah aktivitas
Skala
Ordinal
1. Ketertarikan terhadap
Produk
2. Ketertarikan terhadap hal
baru
3. Manfaat
penggunaan
produk
1 Pendapat terhadap produk
2. Citra produk e-money
3. Hasil Inovasi
4. Pengaruh e-money
Ordinal
Ordinal
Ordinal
30
2. Kuesioner
Kuesioner merupakan metode yang digunakan dalam memperoleh data
dengan cara menyebarkan daftar pertanyaan kepada pengguna E-money
yang ada di Kota Palembang.
= Keputusan Konsumen
= Konstanta
b1,2,3
= Koefisien Regresi
X1
= Aktivitas
X2
= Minat
X3
= Opini
= Error
31
32
d. Uji Determinan
Uji R2 atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang penting dalam
regresi, karena dapat menginformasikan baik atau tidaknya model regresi
yang terestimasi, atau dengan kata lain angka tersebut dapat mengukur
seberapa
dekatkah
garis
regresi
yang
terestimasi
dengan
data
33
variabel bebas X. Bila nilai koefisien determinasi sama dengan 0 (R2 = 0),
artinya variasi dari Y tidak dapat diterangkan oleh X sama sekali.
Sementara bila R2 = 1, artinya variasi dari Y secara keseluruhan dapat
diterangkan oleh X. Dengan kata lain bila R 2 = 1, maka semua titik
pengamatan berada tepat pada garis regresi. Dengan demikian baik atau
buruknya suatu persamaan regresi ditentukan oleh R2 nya yang
mempunyai nilai antara nol dan satu. Menurut Santoso dalam buku
(Priyatno, 2008:81), Adjusted R square
disesuaikan nilai ini selalu lebih kecil dari R square dari angka ini bisa
memiliki harga negatif, bahwa untuk regresi dengan lebih dari dua variabel
bebas digunakan Adjusted R2 sebagai koefisien determinasi.
34