Anda di halaman 1dari 8

PAPER

“PERENCANAAN, PENGELOLAAN, PENJADWALAN, PENGUKURAN


KINERJA MAINTENANCE PADA PT. SEBASTIAN JAYA METAL”

Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mata Kuliah :
Dosen Pengampu :

DISUSUN OLEH:

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulisan Paper ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah
ditentukan. Paper ini kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai
“Perencanaan, Pengelolaan, Penjadwalan, Pengukuran Kinerja Maintenance
Pada PT. Sebastian Jaya Metal”.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan paper ini masih terdapat
banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat. Dengan ini,
kami memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan.
Harapan saya semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
…………, 02 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul.....................................................................................................i
Kata Pengantar....................................................................................................ii
Daftar Isi..............................................................................................................iii
A. Deskripsi Perusahaan ..................................................................................1
B. Perencanaan Maintenance............................................................................1
C. Pengelolaan Maintenance............................................................................2
D. Penjadwalan Maintenance............................................................................2
E. Pengukuran Kinerja......................................................................................3
Daftar Pustaka.....................................................................................................4

iii
A. DESKRIPSI PERUSAHAAN
PT Sebastian Jaya Metal adalah perusahaan penghasil belt yaitu alat yang digunakan untuk
mentransmisi torsi atau mengangkut material. Perusahaan ini menjadi salah satu pemasok belt
terbesar di Indonesia. Salah satu produk yang dihasilkan adalah conveyor belt rubber yang di
gunakan oleh industri-industri pertambangan maupun PLTU. Produk conveyor belt rubber ini sudah
di jual di dalam maupun luar negeri. Perusahaan PT Sebastian Jaya Metal memiliki klasifikasi
komponen menurut tingkat kepentingan proses produksi yaitu komponen tingkat 1 (Komponen ini
berhubungan dengan operasi produksi dan tidak mempunyai cadangan, bila rusak, operasi produksi
langsung terganggu), komponen tingkat 2 (peralatan yang berhubungan langsung dengan operasi
produksi dan mempunyai cadangan. Bila komponen rusak, operasi produksi tidak segera
terganggu), komponen tingkat 3 (komponen yang tidak berhubungan langsung dengan operasi
produksi. Bila komponen ini rusak, operasi produksi tidak segera terganggu) dan komponen tingkat
4 (komponen yang tidak berhubungan langsung dengan operasi produksi. Pengolahan dan analisa
data-data yang diperoleh menggunakan langkah-langkah Pemeliharaan RCM.

B. PERENCANAAN MAINTENANCE
Perawatan di suatu industri merupakan salah satu faktor yang penting dalam mendukung
suatu proses produksi yang mempunyai daya saing di pasaran. Produk yang dibuat industri harus
mempunyai hal-hal berikut:
a. Kualitas baik
b. Harga pantas
c. Di produksi dan diserahkan ke konsumen dalam waktu yang cepat.
Oleh karena itu proses produksi harus didukung oleh peralatan yang siap bekerja setiap saat
dan handal. Untuk mencapai hal itu maka peralatan-peralatan penunjang proses produksi ini harus
selalu dilakukan perawatan yang teratur dan terencana.
Salah satu faktor yang mempengaruhi kelancaran proses produksi adalah keandalan peralatan.
Perawatan peralatan yang baik berdampak pada penyelesaian proses produksi sesuai dengan jadwal
yang telah ditetapkan. Pada setiap perawatan tentunya perusahaan memiliki strategi. Adapaun
macam-macam strategi perawatan yaitu:
1. Pemeliharaan korektif /perbaikan
2. Pemeliharaan preventif /pencegahan
> pencegahan berbasis waktu atau penggunaan
> pencegahan berbasis kondisi
3. Pemeliharaan peluang
4. Menemukan kerusakan
1
5. Modifikasi desain
6. Pemeliharaan menyeluruh /overhaul
7. Penggantian
8. Reliability-Centered Maintenance (RCM)
9. Total Productive Maintenance (TPM)
PT Sebastian Jaya Metal akan menggunakan Strategi Reliability Centered Maintenance
(RCM). Reliability Centered Maintenance (RCM) adalah metode perawatan yang berkenaan dengan
keandalan suatu mesin atau peralatan untuk memperoleh strategi perawatan yang efektif
(Kurniawan, 2013). RCM dapat dimanfaatkan untuk meminimalkan kegagalan mesin secara tiba-
tiba, memprioritaskan komponen kritis pada kegiatan pemeliharaan peralatan dan meningkatkan
keandalan komponen. Dengan adanya preventive maintenance, diharapkan semua mesin yang ada
akan terjamin kelancaran proses kerjanya sehingga tidak ada yang terhambat dalam proses
produksinya dan selalu dalam keadaan optimal.
Analisis metode RCM II menggunakan data historis selama kegiatan perawatan dari Agustus
2015 sampai Juli 2016. Analisis perawatan Mesin Roller Head dengan menggunakan metode RCM
II diharapkan mampu meningkatkan keandalan mesin tersebut dengan peningkatan nilai efisiensi
penggunaan mesin. Selain itu Penerapan proses RCM II (Reliability Centered maintenance II)
diharapkan dapat membentuk scheduled maintenance dan operating procedures, sehingga diperoleh
interval perawatan yang dapat di jadwalkan dan dapat menampilkan sebuah kerangka kerja
berdasarkan informasi penjadwalan perawatan untuk perencanaan yang efisien, aplikatif sebagai
pilihan terbaik dalam penyesuaian atau pengembangan model pemeliharaan
Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah:
1. Mengidentifikasi sub sistem, fungsi, serta kegagalan fungsi pada mesin roller head.
2. Mengidentifikasi moda kegagalan dan dampaknya serta Critical Priority Number pada mesin
roller head
3. Menentukan kegiatan perawatan, menghitung biaya perawatan dan interval waktu perawatan
berdasarkan dari hasil FMEA dan LTA dan data kerusakan untuk mengatisipasi terjadinya
kerusakan yang lebih parah untuk komponen-komponen kritis yang telah ditentukan.
4. Menghitung estimasi peningkatan keandalan dan perubahan biaya total biaya perawatan setelah
penerapan RCM II dari komponen-komponen kritis yang telah ditentukan.

2
C. PENGELOLAAN MAINTENANCE
Pengelolaan yang akan dilakukan yaitu pemilihan system, FMEA dan Nilai CPN, Penentuan
Total Cost, Interval Pemeliharaan dan Reliability.
Sistem yang dipilih adalah sistem pada Mesin Roller Head dengan landasan pemilihan bahwa,
sistem ini yang paling berpengaruh dan memiliki jumlah kegiatan corrective maintenance yang
paling tinggi selama satu tahun terakhir yaitu sebanyak 58 kali dan memiliki total downtime
terbesar yaitu 151,5 jam.
FMEA digunakan untuk mengidentifikasi kegagalan dari suatu komponen yang dapat
menyebabkan kegagalan fungsi dari system. Dalam FMEA memuat identifikasi yaitu:
1. Failure Cause merupakan penyebab terjadinya failure mode
2. Failure Effect merupakan dampak yang ditimbulkan failure mode dan dapat ditinjau dari 3 sisi
level yaitu: local, system dan plant.
Nilai dari CPN digunakan untuk menentukan tingkat kekritisan komponen. 5 komponen yang
memiliki nilai CPN paling tinggi akan dilakukan proses perawatan/maintenance. Dari sistem mesin
Roller Head yang memiliki 5 nilai CPN tertinggi yaitu gear rusak sebesar 32, rantai coveyor transfer
putus sebesar 25, bearing rusak sebesar 24, screw rusak sebesar 24, main motor rusak sebesar 24.

D. PENJADWALAN MAINTENANCE
Penggantian optimal ditentukan berdasarkan total biaya yang minimal, dapat dilihat dengan
tabel 2 berikut

3
Total biaya pemeliharaam (TC) yang minimum yaitu pada interwal waktu pemeliharaan 144
hari atau 3456 jam dengan total biaya perawatan sebesar RP 40.424.943/tahun.

Tabel diatas kita dapat membandingkan biaya perawatan yang harus dikeluarkan perusahaan
ketika komponen mesin dilakukan perawatan. Apabila perusahaan melakukan perawatan secara
corrective maintenace (ketika mesin mengalami breakdown). Tabel tersebut juga merupakan
perbadingan reliability kondisi rill dan sesudah penerapan RCM II pada komponen kritis mesin
roller head

E. PENGUKURAN KINERJA
Diperlukan pencatatan secara berkala pada setiap kegiatan perawatan yang dilakukan, baik
scheduled on condition task, scheduled restoration task dan scheduled discard task. Pelaksanaan
dari masing-masing scheduled tersebut dapat dilakukan dengan memperhatikan pertimbangan

4
kondisi komponen serta biaya yang diperlukan untuk perbaikan maupun penggantian. Hal ini sangat
penting untuk mengantisipasi terjadinya kegagalan potensial.
Pihak perusahaan diharapkan mencatat secara lengkap seluruh kerusakan yang terjadi pada
Mesin Roller Head sehingga dapat dibuatkan program tentang keandalan, jadwal perawatan,
penggantian komponen, dan persediaan dengan tepat.
Reliability Centered Maintenance II (RCM II) ini dapat diterapkan sebagai pendekatan yang
digunakan dalam sistem perawatan di PT Sebastian Jaya Metal. Karena dengan adanya penerapan
konsep RCM II perusahaan dapat mengetahui jenis tindakan perawatan yang optimal sehingga
dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA
Assuari, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi dan Operasi, Edisi Revisi Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Kurniawan, F. 2013. Manajemen Perawatan Industri. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Muhammad Arif Widyoadi, Singgih Saptadi, Ratna Purwaningsih. Perencanaan Sistem
Pemeliharaan Mesin Roller Head Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered
Maintenance II (RCM II). Industrial Engineering Department, Diponegoro University,
Semarang, Indonesia

Anda mungkin juga menyukai