NPT : 21 03 139
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan nikmat, taufik, serta hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
Makalah Perawatan dan Perbaikan Kapal tepat pada waktu.
Makalah ini kami buat dengan tujuan untuk memenuhi nilai tugas Perawatan dan
Perbaikan Kapal. Tak hanya itu, kami juga berharap makalah ini bisa bermanfaat untuk
penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya. Walaupun demikian, kami menyadari
dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan. Maka dari itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya kata, kami berharap semoga makalah Perawatan dan Perbaikan kapal ini bisa
memberikan informasi dan ilmu yang bermanfaat bagi kita semua. Kami juga mengucapkan
terima kami kepada para pembaca yang telah membaca makalah ini hingga akhir.
Penulis
Nabila Maharani
i
TUGAS RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE ( RCM )
DAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ( TPM )
DOSEN PEMBIMBING : IR. MUHAMAD FAHMI AMRILLAH, S.T, M.T, IPP
ABSTRAK
Secara umum manfaat dari aktifitas pemeliharaan dilakukan untuk mencegah terjadinya
kerusakan dan melakukan perbaikan apabila terjadinya kerusakan. Pada umumnya aktifitas
pencegahan kerusakan akan lebih baik daripada memperbaiki, namun dalam kenyataannya
kerusakan tetap terjadi. Reliability Centered Maintenance adalah sebuah proses yang digunakan
untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua mesin terus
melakukan apa yang user ingin lakukan dalam kondisi operasinya. Selain metode RCM, ada
sebuah metode yang dapat disatukan dengan metode RCM yaitu metode Total Productive
Maintenance adalah salah satu metode proses maintenance yang dikembangkan untuk
meningkatkan produktifitas di area kerja, dengan cara membuat proses tersebut lebih reliable dan
lebih sedikit terjadi pemborosan yang dapat meningkatkan produktifitas di area kerja yang
realible dalam merawat kendaraan, sehingga dapat meminimalisir kerusakan suku cadang mobil
travel saat sedang beroprasi.
RCM lebih berfokus dalam jenis perawatan preventive maintenance (PM) terhadap kerusakan
yang terjadi. Operator tidak hanya bertugas menjalankan mesin, tetapi juga merawat mesin
sebelum dan sesudah pemakaian. Keberhasilan sistem perawatan dengan TPM ini dapat diukur
dengan menggunakan Overall Equipment Effectiveness (OEE). OEE akan menunjukkan
seberapa mampu suatu mesin untuk menghasilkan produk yang berkualitas dibandingkan dengan
yang semestinya.
ii
RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE ( RCM )
AND TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE ( TPM ) TASK
SUPERVISOR : IR. MUHAMAD FAHMI AMRILLAH, S.T, M.T, IPP
ABSTRACT
In general, the benefits of maintenance activities are carried out to prevent damage and make
repairs if damage occurs. In general, damage prevention activities will be better than repair, but
in reality damage still occurs. Reliability Centered Maintenance is a process used to determine
what must be done to ensure that all machines continue to do what users want them to do in their
operating conditions. In addition to the RCM method, there is a method that can be combined
with the RCM method, namely the Total Productive Maintenance method, which is a
maintenance process method developed to increase productivity in the work area, by making the
process more reliable and less wasteful which can increase productivity in the workplace. a
work area that is reliable in maintaining vehicles, so as to minimize damage to travel car parts
while in operation.
RCM focuses more on preventive maintenance (PM) types of damage that occurs. The operator
is not only in charge of running the machine, but also maintaining the machine before and after
use. The success of the maintenance system with TPM can be measured using Overall Equipment
Effectiveness (OEE). OEE will show how capable a machine is to produce a quality product
compared to what it should be.
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
ABSTRAK......................................................................................................................................ii
ABSTRACT...................................................................................................................................iii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................3
C. Tujuan...................................................................................................................................4
D. Manfaat.................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................5
iv
E. Komponen Reliability Centered Maintenance (RCM).......................................................12
A. Kesimpulan.........................................................................................................................27
B. Saran...................................................................................................................................28
v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
biasanya bukan berasal dari biaya pecegahan atau perbaikan, akan tetapi biaya yang
timbul karena berhentinya proses produksi secara kesuluruhan. Oleh karena itu perlu
menentukan apa yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua mesin terus
melakukan apa yang user ingin lakukan dalam kondisi operasinya. Reliability
untuk memenuhi fungsinya dan perawatan itu berarti melakukan apapun yang perlu
1
Centered Maintenance (RCM) dapat diperoleh informasi apa saja yang harus
dilakukan sehingga peralatan/ mesin dapat terus beroperasi dengan baik. Selain itu,
Selain metode RCM, ada sebuah metode yang dapat disatukan dengan metode
RCM yaitu metode Total Productive Maintenance (TPM) adalah salah satu metode
kerja, dengan cara membuat proses tersebut lebih reliable dan lebih sedikit terjadi
komponen mobil apa saja yang harus di service, sistem akan membuat sistem
TPM diarahkan pada pencapaian efeisiensi produksi di semua lini, karena saat ini
2
mendukung efisiensi, perlu dilakukan upaya yang tepat dalam penggunaan metode
B. Rumusan Masalah
berikut :
(RCM)?
10. Apa pengertian dari 8 pilar utama Total Productive Maintenance (TPM)?
3
C. Tujuan
(RCM).
D. Manfaat
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah agar dapat dijadikan acuan dalam
mengajar para pengajar agar para peserta didiknya dapat berprestas dan dapat
dijadikan sebagai bahan belajar untuk meningkatkan pengetahuan bagi para pelajar.
4
BAB II
PEMBAHASAN
sebuah proses teknik logika untuk menentukan tugas-tugas pemeliharaan yang akan
spesifik pada sebuah lingkungan pengoperasian yang khusus. Penekanan terbesar pada
resiko dari kegagalan adalah jauh lebih penting dari pada karakteristik teknik itu sendiri.
Pada kenyataannya perawatan proaktif tidak hanya menghindari kegagalan tetapi lebih
sistem keandalan dengan kondisi pengoperasian yang spesifik pada sebuah lingkungan
(RCM) adalah menyadari bahwa konsekuensi atau resiko dari kegagalan adalah jauh
lebih penting dari pada karakteristik teknik itu sendiri. RCM dapat didefinisikan sebagai
sebuah proses yang digunakan untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk
5
menjamin bahwa beberapa aset fisik dapat berjalan secara normal melakukan fungsi yang
menentukan apa yang harus dilaksanakan dalam memastikan bahwa semua fasilitas selalu
dalam kondisi optimal saat digunakan dalam menjalankan fungsinya pada saat
beroperasi. RCM lebih berfokus dalam jenis perawatan preventive maintenance (PM)
maintenance (PM).
kehandalan dan keamanan pada levelnya semula pada saaat terjadinya penurunan
6
4. Untuk mengembangkan prioritas hubungan desain yang dapat mempersiapkan
deterioration.
failure; mode; effect; critacality analysis (FMECA) dan fault tree analysis (FTA).
kegagalan. Untuk melakukan hal ini maka diperlukandata yang histori yang lengkap.
7
5. Mengimplementasikan keputusan berdasar RCM.
mulai direcord, tindakan dari RCM perlu direevaluasi setiapsaat agar terjadi proses
penyempurnaan.
1. Berorientasi Fungsi
RCM adalah program yang berorientasi pada fungsi yaitu memusatkan perhatian
pada fungsi sistem atau peralatan. RCM hanya menganalisis dan mengevaluasi fungsi
dan kemungkinan kegagalan untuk aset yang dipilih. Daripada berfokus pada
pelestarian aset, analisis ini membantu seseorang untuk fokus pada pelestarian fungsi
sistem.
RCM adalah program yang berfokus pada sistem yaitu tidak hanya berfokus pada
aset individu tetapi lebih berfokus pada sistem secara keseluruhan. Tujuan utama
RCM adalah untuk melindungi keseluruhan sistem dari kegagalan yang paling kritis.
8
Dengan berfokus pada sistem, RCM menjaga fungsionalitas dari setiap bagian sistem
3. Reliability Centered
RCM berpusat pada reliabilitas. Sasaran utama RCM adalah menjaga kehandalan
sistem yaitu membuatnya bekerja dengan baik secara konsisten tanpa adanya
gangguan dan kegagalan. Ini hanya mengidentifikasi aset sistem yang paling kritis
sistem. Ini akan membantu dalam meningkatkan keandalan sistem atau aset serta
ketersediaannya.
RCM umumnya mengakui dan mengakui keterbatasan desain sistem. Lebih baik
menunjukkannya oleh orang lain yang akan menurunkan kualitas karena sepertinya
9
RCM umumnya didorong oleh keselamatan, keamanan, dan ekonomi. RCM
adalah sebuah proses yang didorong untuk pertama-tama menjaga keselamatan dan
kemudian menjaga ekonomi karena keselamatan adalah yang utama. Keamanan harus
6. Unsatisfactory condition
sesuatu yang dapat mengakibatkan hilangnya fungsi atau hilangnya kualitas yang
tidak dapat diterima oleh siapapun. Ini dianggap sebagai bahaya tinggi. Oleh karena
itu, kegagalan didefinisikan sebagai kondisi yang tidak memuaskan yang harus
tugas pemeliharaan. Pohon logika adalah teknik analisis yang digunakan untuk
memilih tugas pemeliharaan yang sesuai. Ini adalah cara terbaik untuk mengatasi dan
RCM adalah proses yang hanya memastikan bahwa sistem terus berjalan sesuai
kebutuhan pengguna. Hanya implementasi RCM yang berhasil yang akan mengarah
10
pada efektivitas biaya. RCM juga membahas apa yang dapat dilakukan jika tugas
pemeliharaan yang dipilih tidak dapat diterapkan dan efektif. Tugas pemeliharaan
yang dipilih harus mampu mengurangi kemungkinan kegagalan dan juga hemat
biaya.
9. Pendekatan sistematis
menganalisis potensi mode kegagalan peralatan dan sistem. Ini melibatkan proses
dan biaya.
peralatan daripada strategi reaktif yang menangani kegagalan setelah terjadi. Ini
11
RCM menggunakan pendekatan analisis berbasis fungsi untuk mengidentifikasi
dilakukan.
tepat untuk peralatan. Ini melibatkan penentuan tingkat kinerja yang diperlukan untuk
kinerja tersebut.
12
1. Reactive Maintenance.
pengoperasian sampai dengan rusak atau perbaiki ketika rusak. Maintenancejenis ini
2. Preventive Maintenance
seperti kurang efektif dan efisien dari segi biaya ketika diterapkan sebagai
komponen terhadp umurnya. Metode ini merupakan yang paling baik diantara yang
13
lainnya dalam menentukan jadwal Maintenance. Banyak metode yang kurang valid
4. Proactive Maintenance.
hasil yang positif. Analisis rootcause failure dan predictive analysis diterapkan untuk
mengikut sertakan semua elemen dari perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan
suasana kritis (critical mass) dalam lingkungan industri guna mencapai zero defect dan
zero accident. TPM adalah suatu metode yang bertujuan untuk memaksimalkan efeisiensi
14
motivasi kepada seluruh bagian yang berada dalam suatu perusahaan tersebut, melalui
peningkatan kompenenisipasi dari seluruh anggota yang terlibat mulai dari manejemen
sebuah konsep untuk perawatan pabrik dan peralatan. Tujuan dari program TPM adalah
untuk meningkatkan produksi secara nyata, sementara tujuan yang lain yaitu
TPM mempunyai pemikiran yaitu pemeliharaan adalah hal yang sangat penting
dan perlu menjadi focus dalam unit bisnis. Sebagai contoh, waktu yang digunakan untuk
manufaktur. Dalam beberapa kasus, hal ini dianggap sebagai restrukturisasi dari proses
sebagai dampak langsung dari pengaruh Dr. W. Edwards Demingpada industri Jepang.
Dr. Deming memulai karyanya di Jepang tak lama setelahPerang Dunia II. Sebagai ahli
15
statistik, Dr. Deming awalnya mulaimenunjukkan kepada orang Jepang bagaimana
awal dan konsep kontrol kualitas yang dihasilkan didorong oleh etos kerja Jepang
segeramenjadi cara hidup bagi industri Jepang. Konsep manufaktur yang baru ini
TQM, beberapa konsep umum tampaknya tidak bekerja dengan baikdi lingkungan
Pemikirannyasering kali berupa “jika sedikit minyak saja baik, banyak harusnya lebih
baik.”Jadwal perawatan pabrikan harus diikuti sesuai dengan surat dengan sedikit
perhatian tentang persyaratan realistis darimesin. Sedikit atau bahkan tidak ada
memiliki sedikit pelatihan diluar apa yang terkandung di dalam manual pemeliharaan
16
Kebutuhan untuk melangkah lebih jauh dari sekadar menjadwalkan
masalah ini dan tetap berpegang pada konsep TQM, modifikasidilakukan pada
tersebut pertama kali diciptakan olehprodusen Amerika lebih dari empat puluh tahun
Tujuan utama dari metode TPM adalah untuk meningkatkan produktivitas serta
17
perusahaan secara keseluruhan atau OEE (overall equipment effectiveness) dari waktu ke
waktu.
rusak” dan mengubahnya dengan menjadikan mesin fokus penting dalam operasional.
Adapun manfaat langsung dari penggunaan metode Total Productive Maintenance atau
TPM adalah:
perawatan yang seperlunya sehingga mencegah terjadi 6 kerugian besar (Six Big Losses)
yaitu :
18
1. Startup Loss, dikategorikan sebagai quality loss karena adanya scrap/reject saat
startup produksi yang disebabkan oleh kekeliruan setup mesin, proses warmup yang
yang “tercuri” akibat waktu setup yang lama yang disebabkan oleh changeover
produk, tidak adanya material (material shortages), tidak adanya operator (operator
3. Cycle Time Loss, dikategorikan sebagai speed loss karena adanya penurunan
kecepatan proses yang disebabkan oleh beberapa hal, misal: mesin sudah aus, di
4. Chokotei Loss, dikategorikan sebagai speed loss karena adanya minor stoppage yaitu
mesin berhenti cukup sering dengan durasi tidak lama biasanya tidak lebih dari lima
menit dan tidak membutuhkan personel maintenance. Ini dikarenakan mesin hang
19
6. Defect Loss, dikategorikan sebagai quality loss karena adanya reject selama produksi
berjalan.
Dari keenam kerugian di atas dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis kerugian
terkait dengan proses produksi yang harus diantisipasi, yaitu: Downtime loss yang
dan Quality loss yang mempengaruhi Quality Rate atau disebut juga FTT (first time
through).
perusahaan manufakturing, diperlukan pondasi yang kuat dan pilar yang kokoh. Pondasi
TPM adalah 5S, sedangkan pilar utama TPM terdiri dari 8 pilar atau biasanya disebut
dengan 8 Pilar TPM (Eight Pillar of Total Productive Maintenance). 8 pilar TPM
sebagian besar difokuskan pada pada teknik proaktif dan preventif untuk meningkatkan
inspeksi mesin. Dengan demikian, operator atau pekerja yang bersangkutan memiliki
20
rasa kepemilikan yang tinggi, meningkatan Total Productive Maintenance
Dengan Planned Maintenance, kita dapat mengurangi kerusakan yang terjadi secara
peralatan atau mesin produksi dapat mendeteksi dan mencegah kesalahan selama
21
spesifikasi pada pertama kalinya. Dengan demikian, tingkat kegagalan produk akan
5. Pilar Training dan Education ini diperlukan untuk mengisi kesenjangan pengetahuan
terhadap alat atau mesin yang dipakainya dapat menimbulkan kerusakan pada
kerja. Pelatihan pada level Manajerial juga dapat meningkatkan kemampuan Manajer
dalam membimbing dan mendidik tenaga kerjanya (mentoring dan Coaching skills)
6. Para Pekerja harus dapat bekerja dan mampu menjalankan fungsinya dalam
lingkungan yang aman dan sehat. Dalam Pilar ini, Perusahaan diwajibkan untuk
menyediakan Lingkungan yang aman dan sehat serta bebas dari kondisi berbahaya.
Tujuan Pilar ini adalah mencapai target Tempat kerja yang “Accident Free” (Tempat
22
7. Early Equipment Management termasuk dalam offiice TPM merupakan pilar TPM
perawatan dan perbaikan sebelumnya untuk memastikan mesin baru dapat mencapai
kinerja yang optimal. Dengan demikian, tujuan dari pilar ini agar peralatan atau
mesin produksi baru dapat mencapai kinerja yang optimal pada waktu yang
sesingkat-singkatnya.
demikian, tujuan pilar TPM (Total Productive Maintenance) ini agar semua pihak
dalam organisasi (perusahaan) memiliki konsep dan persepsi yang sama termasuk
efisiensi produksi perusahaan dengan menggunakan mesin atau peralatan secara efektif.
Tidak hanya itu, TPM juga bisa diartikan sebagai sistem perawatan mesin yang
23
produk, pemasaran dan administrasi. Operator tidak hanya bertugas menjalankan mesin,
tetapi juga merawat mesin sebelum dan sesudah pemakaian. Keberhasilan sistem
perawatan dengan TPM ini dapat diukur dengan menggunakan Overall Equipment
Effectiveness (OEE). OEE akan menunjukkan seberapa mampu suatu mesin untuk
tersdia untuk kegiatan operasi mesin atau peralatan. Perbandingan waktu operasi
dengan waktu loading, dimana waktu operasi diperoleh dari pengurangan waktu
operating time
Availability = x 100%
loading time
loadingtime−down time
= x 100%
loading time
beroperasi. Loading time merupakan waktu yang tersedia untuk produksi (per
periode)
24
Performance ratio adalah rasio kualitas produk yang dihasilkan dikalikan
adalah :
Keterangan:
Output adalah total jumlah produk yang dapat diproses oleh mesin. Ideal
cycle time adalah waktu siklus ideal atau teoritis produksi. Operating
adalah :
25
PerhitunganOverall Equipment Effectiveness (OEE) Overall
penggunaan mesin.
26
1. Insidental sampling, yakni siapa saja yang secara kebetulan
27
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
pengoperasian yang khusus. RCM dapat didefinisikan sebagai sebuah proses yang
digunakan untuk menentukan apa yang harus dilakukan untuk menjamin bahwa beberapa
aset fisik dapat berjalan secara normal melakukan fungsi yang diinginkan penggunanya
dalam konteks operasi sekarang. RCM lebih berfokus dalam jenis perawatan preventive
mengikut sertakan semua elemen dari perusahaan, yang bertujuan untuk menciptakan
suasana kritis dalam lingkungan industri guna mencapai zero defect dan zero
accident. Tujuan dari program TPM adalah untuk meningkatkan produksi secara
nyata, sementara tujuan yang lain yaitu meningkatkan semangat kerja dan kepuasan
kerja. Dalam beberapa kasus, hal ini dianggap sebagai restrukturisasi dari proses
manufaktur.
28
B. Saran
Penulis menyadari bahwa penulis masih sangat jauh sekali dari kata-kata
sempurna, untuk kedepannya penulis akan lebih jelas dan lebih fokus lagi dalam
lengkap dan lebih banyak lagi, dan tentunya bisa untuk dipertanggung jawabkan. Untuk
saran yang akan kalian berikan kepada penulis, bisa berupa kritikan-kritikan dan saran-
saran kepada penulis guna untuk menyimpulkan kepada kesimpulan dari pembahasan
29
DAFTAR PUSTAKA
Alghofari, A. K., & dkk. (2002). Jurnal Ilmiah Teknik Industri. Surakarta: Department of
Industrial Engineering Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Jusolihun, N. (2019). Perancangan sistem Perwatan Mesin Air Jet Loom (AJL) Dengan
Menggunakan Reliability Centered Maintenance (RCM). 27.
Susetyo, A. E. (2017). Jurnal Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. In Jurnal Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (p. 29). Yogyakarta: Institute for Research and Community Service (LP2M)
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.
Wibowo, H., & dkk. (2018). Jurnal Ilmiah Teknik Industri . In Jurnal Keilmuan Teknik dan
Manajemen Industri (p. 80). Jkarta: Penerbit Universitas Malahayati.
30