Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Secara umum manfaat dari aktifitas pemeliharaan dilakukan untuk mencegah

terjadinya kerusakan dan melakukan perbaikan apabila terjadinya kerusakan. Pada

umumnya aktifitas pencegahan kerusakan akan lebih baik daripada memperbaiki,

namun dalam kenyataannya kerusakan tetap terjadi. Biaya pemeliharaan terbesar

biasanya bukan berasal dari biaya pecegahan atau perbaikan, akan tetapi biaya yang

timbul karena berhentinya proses produksi secara kesuluruhan. Oleh karena itu perlu

adanya kebijakan pemeliharaan dari manajemen secara terstruktur.

Reliability Centered Maintenance adalah sebuah proses yang digunakan untuk

menentukan apa yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa semua mesin terus

melakukan apa yang user ingin lakukan dalam kondisi operasinya. Reliability

Centered Maintenance berdasarkan pada paham bahwa setiap mesin digunakan

untuk memenuhi fungsinya dan perawatan itu berarti melakukan apapun yang perlu

untuk memastikan bahwa mesin terus memenuhi fungsinya untuk kepuasan.

Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) diharapkan dapat

menentukan strategi perawatan yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan

permasalahan kerusakan pada mesin produksi. Melalui penerapan Reliability


Centered Maintenance (RCM) dapat diperoleh informasi apa saja yang harus

dilakukan sehingga peralatan/ mesin dapat terus beroperasi dengan baik. Selain itu,

ada yang mendefinisikan Reliability Centered Maintenance (RCM) sebagai suatu

metode yang digunakan untuk mengembangkan dan memilih alternatif desain

pemeliharaan berdasarkan kriteria keselamatan operasional.

Selain metode RCM, ada sebuah metode yang dapat disatukan dengan metode

RCM yaitu metode Total Productive Maintenance (TPM) adalah salah satu metode

proses maintenance yang dikembangkan untuk meningkatkan produktifitas di area

kerja, dengan cara membuat proses tersebut lebih reliable dan lebih sedikit terjadi

pemborosan (waste) yang dapat meningkatkan produktifitas di area kerja yang

realible dalam merawat kendaraan, sehingga dapat meminimalisir kerusakan suku

cadang mobil travel saat sedang beroprasi. Selain menampilkan rekomendasi

komponen mobil apa saja yang harus di service, sistem akan membuat sistem

scheduling untuk service secara berkala untuk perusahaan.

TPM akan mengarahkan proses perawatan menjadi sesuatu yang sangat

penting dari seluruh aktivitas manufaktur, dimana TPM merupakan pendekatan

secara proaktif untuk meminimasi perawatan yang tidak terjadwal (Wang, 2011).

Implementasi TPM diarahkan pada pencapaian efeisiensi produksi di semua lini,

karena saat ini banyak industri yang menerapkan sistem manusia mesin, sehingga
untuk mendukung efisiensi, perlu dilakukan upaya yang tepat dalam penggunaan

metode produksi dan perawatan terhadap fasilitas industry.

Anda mungkin juga menyukai