Anda di halaman 1dari 13

PREDIKSI PENGGANTIAN MINYAK PELUMAS MESIN HINO RK8 R260

BERDASARKAN PERUBAHAN VISKOSITAS DAN TOTAL BASE NUMBER


DENGAN PENDEKATAN LINEARITAS

Doni Astra Rizki


Program Studi DIV Teknik Keselamatan Otomotif , PKTJ Tegal
Email : budakmelayu09830@gmail.com

Abstract

Public Transportation is an important component in supporting the activities of urban


communities. In order for the availability of public transport to continue in accordance with the
plan, the maintenance process is very necessary. One of the maintenance carried out is the
replacement of engine oil. The schedule for proper and regular engine oil change replacement
can save maintenance costs.
To detect the condition of lubricants can be done by measuring the viscosity and Total
Base Number (TBN). The lubricants tested in the laboratory then the viscosity and total base
number values obtained are calculated using the linearity approach so that the time for
replacing the lubricating oil is known based on operating hours.

Keywords: Public transport, lubrication, viscosity, Total Base Number

Abstrak

Angkutan Umum merupakan komponen penting dalam menunjang kegiatan masyarakat


perkotaan. Agar ketersediaan angkutan umum dapat terus berjalan sesuai dengan rencana,
maka proses pemeliharaan sangatlah diperlukan. Salah satu pemeliharaan yang dilakukan
adalah penggantian minyak pelumas mesin. Jadwal penggantian minyak pelumas mesin yang
tepat dan teratur dapat menghemat biaya pemeliharaan.
Untuk mendeteksi kondisi pelumas dapat dilakukan dengan mengukur viskositas dan Total
Base Number(TBN) . Pelumas di uji dilaboratorium kemudian nilai viskositas dan total base
number yang didapatkan dihitung dengan pendekatan linearitas sehingga diketahui waktu
penggantian minyak pelumas berdasarkan jam operasi.

Kata kunci : Angkutan umum, pelumasan, viskositas, Total Base Number

A. PENDAHULUAN
Angkutan umum sebagai alat transportasi berjalan sesuai dengan rencana, perawatan
sangatlah penting terutama didaerah merupakan hal yang sangat penting untuk
perkotaan. Sebagai salah satu kota besar di dilakukan. Salah satu perawatan yang wajib
Indonesia, Pekanbaru memiliki angkutan untuk dilakukan adalah penggantian oli
perkotaan yang diberi nama Transmetro pelumas mesin.
Pekanbaru (TMP) yang mana Penggantian oli pelumas mesin yang
pengoperasiannya dilaksanakan oleh Unit dilakukan oleh pihak PT. Gita Riau Makmur
pelaksana teknis daerah Pengelola selaku pelaksana mendapat perhatian
Angkutan Perkotaan (UPTD PAP). Agar dikarenakan kondisi oli pelumas yang
pengoperasian bus Transmetro Pekanbaru
digunakan sudah memburuk sedangkan manajemen perawatan mesin dalam
waktu penggantian oli belum tercapai. memprediksi penggantian oli sekaligus
Pada dasarnya ada tiga metode yang sebagai alat deteksi adanya kerusakan
dilakukan untuk melakukan perawatan, secara dini.
yaitu predictive maintenance, preventive Tujuan Penelitian
maintenance, dan proactive maintenance. Adapun tujuan dari penelitian ini sebagai
Apabila ketiga metode perawatan tersebut berikut :
dilakukan secara benar maka kerusakan 1. Mengatahui laju perubahan viskositas
yang terjadi pada suatu sistem dapat dan TBN minyak oli pelumas mesin JASO
diminimalisasi. Tetapi, hasil yang dicapai DH-1 15W-40
pada metode perawatan ini tidak dapat 2. Mengetahui waktu penggantian oli
dirasakan dalam waktu singkat melainkan pelumas mesin pada bus Trans Metro
dapat dirasakan pada jangka waktu yang Pekanbaru chasis RK8 R260 berdasarkan
panjang, karena metode ini dilakukan viskositas dan TBN
secara berkala. 3. Mengetahui kesesuaian usia pakai oli
pelumas mesin JASO DH-1 15W-40
berdasarkan buku manual

Gambar. 1 Buku Manual Pemeliraan

Dalam Galbi dan Ishak (2016), kondisi Pemeliharaan


minyak pelumas mesin berhubungan Menurut Jay Heizer dan Barry Render,
dengan perubahan viskositas dan (2001) dalam bukunya “ operations
penurunan Total Base Number. Metode Management ” pemeliharaan adalah : “ all
pengujian yang digunakan untuk activities involved in keeping a system’s
mengetahui perubahan viskositas dan Total equipment in working order ”. Artinya:
Base Number adalah dengan metode S.O.S pemeliharaan adalah segala kegiatan yang
(Schedule Oil Sampling) dimana metode ini di dalamnya adalah untuk menjaga sistem
bertujuan untuk membantu sebagai peralatan agar bekerja dengan baik.
Menurut M.S Sehwarat dan J.S Narang, pemeliharaan didasarkan pada waktu atau
(2001) dalam bukunya “ Production jam operasi yang telah berlalu. Gambar II.1
Management ” pemeliharaan (maintenance) mengilustrasikan contoh kehidupan statistik
dari mesin-kereta. Kurva mean-time-to-
failure (MTTF) atau kurva bathtub
adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan menunjukkan bahwa mesin baru memiliki
secara berurutan untuk menjaga atau kemungkinan kegagalan yang tinggi karena
memperbaiki fasilitas yang ada sehingga masalah pemasangan selama beberapa
sesuai dengan standar (sesuai dengan minggu pertama operasi. Setelah periode
standar fungsional dan kualitas). awal ini, probabilitas kegagalan relatif
Menurut Sofyan Assauri (2004) rendah untuk jangka waktu yang lama.
pemeliharaan adalah kegiatan untuk Setelah periode masa pakai mesin normal
memelihara atau menjaga ini, probabilitas kegagalan meningkat tajam
fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan dengan waktu yang telah berlalu. Dalam
perbaikan atau penyesuaian/penggantian manajemen pemeliharaan preventif,
yang diperlukan agar supaya terdapat suatu perbaikan mesin atau rekondisi dijadwalkan
keadaan operasi produksi yang memuaskan berdasarkan statistik MTTF
sesuai dengan apa yang direncanakan. Pelaksanaan pemeliharaan preventif
Tujuan dilakukan pemeliharaan adalah yang sebenarnya sangat bervariasi.
untuk menghemat biaya operasional, Beberapa program sangat terbatas dan
meningkatkan keamanan dan keselamatan hanya terdiri dari pelumasan dan
mesin dan mengoptimalkan unjuk kerja dari penyesuaian kecil. Program pemeliharaan
mesin itu sendiri. Fungsi dari perawatan preventif komprehensif jadwal perbaikan,
adalah memperpanjang umur pemakaian, pelumasan, penyesuaian, dan mesin
memperlancar operasional, dan menghidari membangun kembali untuk semua mesin
kemungkinan kerusakan berat dan rusak pabrik penting. Denominator umum untuk
total pada mesin. semua program pemeliharaan preventif ini
METODE MANAJEMEN PEMELIHARAAN adalah pedoman penjadwalan - waktu.
Secara garis besar ada 4 (empat) metode Semua program manajemen
manajemen pemeliharaan,yaitu : pemeliharaan preventif mengasumsikan
a. Manajemen Run-to-Failure bahwa mesin akan terdegradasi dalam
Logika manajemen run-to-failure sederhana kerangka waktu yang khas dari klasifikasi
dan lugas: Ketika mesin rusak, perbaiki. khusus mereka. Sebagai contoh, pompa
Metode “Jika tidak rusak, jangan perbaiki” centrifugal horisontal pada umumnya akan
metode pemeliharaan mesin pabrik telah berjalan 18 bulan sebelum harus dibangun
menjadi bagian utama dari operasi kembali. Menggunakan teknik manajemen
pemeliharaan pabrik sejak pabrik pencegahan, pompa akan dihapus dari
manufaktur pertama dibangun, dan di layanan dan dibangun kembali setelah 17
permukaan kedengarannya masuk akal. bulan beroperasi. Masalah dengan
Pabrik yang menggunakan manajemen run- pendekatan ini adalah bahwa modus
to-failure tidak menghabiskan uang untuk operasi dan sistem atau variabel spesifik
perawatan sampai mesin atau sistem gagal pabrik secara langsung mempengaruhi
beroperasi. kehidupan operasi normal mesin. Mean-
b. Preventive Maintenance time-between-failures (MTBF) tidak sama
Ada banyak definisi pemeliharaan preventif, untuk pompa yang menangani air dan satu
tetapi semua program manajemen yang menangani sluri abrasive.
pemeliharaan preventif dilakukan
berdasarkan waktu. Dengan kata lain, tugas
meminimalkan jumlah dan biaya
pemadaman tak terjadwal yang disebabkan
oleh kegagalan machine-train.
d. Metode Manajemen Perawatan Lainnya
Selama 10 tahun terakhir, berbagai metode
manajemen, seperti pemeliharaan produktif
total (TPM) dan pemeliharaan yang terpusat
pada keandalan (RCM), telah dikembangkan
dan disebut-sebut sebagai obat mujarab
Gambar. 2 Kurva bathtub untuk pemeliharaan yang tidak efektif.
Banyak pabrik domestik telah mengadopsi
Hasil normal dari menggunakan salah satu dari metode quick-fix ini sebagai
statistik MTBF untuk pemeliharaan jadwal upaya untuk mengkompensasi kekurangan
adalah perbaikan yang tidak perlu atau pemeliharaan yang dirasakan
kegagalan katastropik. Dalam contoh,
pompa mungkin tidak perlu dibangun Pelumas
kembali setelah 17 bulan. Oleh karena itu, Persyaratan Dan Fungsi Pelumas Untuk
tenaga kerja dan bahan yang digunakan Mesin Diesel
untuk membuat perbaikan itu terbuang sia- Mesin diesel tidak hanya memaksakan
sia. Pilihan kedua menggunakan tuntutan maksimum pada kapasitas
pemeliharaan preventif bahkan lebih mahal. pemuatan setiap komponen tetapi juga
Jika pompa gagal sebelum 17 bulan, pompa pada pelumas, yaitu oli mesin, yang oleh
harus diperbaiki menggunakan teknik run- karenanya merupakan agen operasi yang
to-failure. Analisis biaya pemeliharaan rumit secara teknis. Adapun persyaratan oli
menunjukkan bahwa perbaikan yang mesin sebagai berikut :
dilakukan dalam mode reaktif (yaitu, setelah 1. netralitas terhadap material perapat;
kegagalan) biasanya tiga kali lebih besar 2. kecenderungan berbusa rendah;
daripada perbaikan yang sama yang 3. umur pemakaian dan interval
dilakukan pada basis terjadwal. penggantian oli yang panjang;
c. Predictive Maintenance 4. konsumsi oli rendah;
Seperti pemeliharaan preventif, 5. konsumsi bahan bakar rendah dan
pemeliharaan prediktif memiliki banyak 6. low loading of emission control systems.
definisi. Untuk beberapa pekerja, Adapun fungsi utama pelumas yang
pemeliharaan prediktif memantau getaran dibutuhkan untuk operasi mesin yaitu:
mesin berputar dalam upaya untuk 1. pemisah permukaan geser
mendeteksi masalah baru jadi dan untuk
mencegah kegagalan bencana. Untuk yang 2. transmission of forces ;
lain, ia memonitor citra inframerah 3. netralisasi produk yang tidak diinginkan ;
switchgear listrik, motor, dan peralatan
listrik lainnya untuk mendeteksi masalah 4. pelindung keausan ;
yang berkembang. Premis umum 5. pelindung korosi ;
pemeliharaan prediktif adalah pemantauan
berkala terhadap kondisi mekanik aktual, 6. perapat dan
efisiensi operasi, dan indikator lain dari 7. pendingin
kondisi pengoperasian kereta api dan sistem
proses akan menyediakan data yang Struktur dan komposisi
diperlukan untuk memastikan interval Seperti minyak pelumas lainnya, oli mesin
maksimum antara perbaikan dan terdiri dari campuran base oil atau base oil
dan aditif. Minyak mineral murni, campuran
mineral dan minyak sintetis atau minyak Gugus kepala polar dari dispersan tak
sintetis murni digunakan sebagai minyak berasap hanya mengandung gugus fungsi
dasar. Selain minyak mineral konvensional, dengan atom oksigen dan nitrogen dan
minyak hydrocrack dan cairan sintetis dengan demikian tidak ada ion logam
tertentu seperti polyalphaolefins atau pembentuk abu. Dispersants dengan fraksi
diesters, poliester, dll. Telah menjadi sangat molekul oleophilic makromolekul tambahan
penting, terutama untuk produksi minyak berfungsi sebagai peningkat indeks
multigrade. viskositas (VI).
Minyak sintetis digunakan sebagai Antioksidan dimaksudkan untuk
komponen dasar minyak karena mereka menghambat degradasi pelumas oleh aksi
memiliki stabilitas oksidatif yang lebih oksigen. Sementara fenol terhambat
tinggi, kehilangan evaporatif yang lebih mengganggu reaksi berantai oksidasi
rendah, residu karbon yang lebih sedikit hidrokarbon dengan menjebak radikal
dan ketahanan yang lebih baik terhadap bebas, campur tangan zinc
perubahan suhu viskositas dari pada minyak dithiophosphates dengan berinteraksi
mineral. Namun, mereka kurang larut dan dengan peroksida juga terbentuk selama
kompatibilitasnya dengan bahan perapat oksidasi.
lebih bermasalah. Hanya minyak sintetis Peningkat VI adalah polimer rantai-
yang memenuhi persyaratan paling ketat. hidrokarbon panjang, yang berkumpul
Deterjen dan zat pendispersi dalam bola-bola yang ketat (dengan
melampirkan produk-produk pembakaran interaksi intramolekul yang dominan) pada
dan oksidasi terikat polar, tetapi suhu lebih rendah dan terurai kembali pada
menahannya dalam suspensi dengan suhu tinggi dan menyebabkan penebalan
bantuan rantai hidrokarbon oleophilic dan dengan peningkatan viskositas (seiring
dengan demikian menghambat endapan meningkatnya interaksi intermolecular).
pada permukaan logam, penebalan minyak Formulasi oli dengan VI improvers harus
dan pembentukan lumpur dalam mesin. memungkinkan potensi penurunan efikasi
Detergen dasar mengandung kuantitas oleh mechanical shearing (stabilitas geser)
hyperstoichiometric ion logam (kalsium dan dan pengurangan viskositas sementara
magnesium) dan fungsi tambahan sebagai pada celah bearing pada suhu tinggi dan
perlindungan korosi. Cadangan alkali laju geser tinggi (viskositas HTHS). Dalam
mereka menetralisir produk pembakaran hal ini, formulasi yang lebih kompleks dari
asam yang telah mencapai minyak. minyak berkinerja tinggi dengan minyak
Ditentukan oleh TBN (Total Base Number), dasar dengan ketahanan yang baik
kekerabatan anengineoil sangat penting, terhadap perubahan suhu viskositas
terutama untuk mesin diesel besar yang (misalnya minyak sintetis) dan dengan
digerakkan dengan bahan bakar berat yang demikian rendahnya kandungan pilih VI
sangat sulfur. Khusus untuk pelumasan improvers adalah metode yang lebih mahal
silinder mesin seperti itu, alkalin yang tetapi secara teknis lebih menguntungkan.
sangat tinggi, aditif larut minyak Kerugian viskositas permanen dan
membentuk minyak fase tunggal homogen sementara semakin berperan, terutama
dengan TBN hingga 100 (sesuai dengan 100 dalam oli mesin bahan bakar ekonomi.
mg KOH / g minyak) dan mengurangi Minyak yang disebut tetap ingrade
bahaya keausan korosif kimia. Aditif juga mempertahankan batas viskositas dari
diperlukan untuk menghasilkan abu klasifikasi SAE yang ditentukan selama
minimum dengan hanya struktur lunak masa layanan mereka.
selama pembakaran. Penambahan peningkat pour point
menghambat kristalisasi parafin (lilin) yang
terkandung dalam mineral base oil dan viskositas dipengaruhi oleh beberapa faktor
dengan demikian meningkatkan kinerja seperti suhu, gaya tarik antar molekul dan
suhu rendah minyak. ukuran serta jumlah molekul terlarut
Aditif Friction reducing, pengubah (Atkin,2006). Dalam Wylie (1992),
gesekan (friction modifiers, FM) semakin dinyatakan bahwa viskositas dapat
penting dalam hubungannya dengan dibedakan menjadi dua yaitu viskositas
langkah-langkah untuk mengurangi dinamis dan viskositas kinematic.
konsumsi bahan bakar. Mereka bertindak di Viskositas dinamik ( absolute viscosity)
daerah campuran gesekan untuk Menurut Torryselly (2008), viskositas
mengurangi adhesi oleh gesekan tubuh dinamik merupakan suatu sifat fluida yang
padat dengan membentuk lapisan adsorpsi menghubungakan antara tegangan geser
di permukaan, yang memisahkan dengan laju perubahannya. Dalam young
permukaan logam dari satu sama lain. dan Freedman (2002), Viskositas dinamik
Ashless, FM murni organik memiliki grup dinotasikan dengan η (“eta”), yaitu sama
kepala yang sangat polar dengan afinitas dengan rasio tegangan geser terhadap
tinggi terhadap permukaan dan rantai kemiringan kecepatan, sehingga dalam
hidrokarbon olefin yang memisahkan satuan SI dinyatakan dengan N.s/m2 =
permukaan di bawah kondisi gesekan kg/ms = Pa s. Satuan cgs yang setara ,
campuran. Molybdenum organik FM dyn.s/cm2 adalah satuan viskositas yang
bertindak pada titik-titik gesekan dengan umum diigunakan yang disebut poise,
membentuk gesekan yang mengurangi dimana 1 poise = 0,1 N.s/m2
molibdenum sulfida. Viskositas Kinemetik
Produk pembakaran dari aditif ash-forming Viskositas kinematik merupakan suatu
dan sulfur dan aditif mengandung fosfor ukuran kekentalan atau tahanan fluida
adalah racun katalis potensial yang untuk mengalir oleh rapat jenisnya sendiri.
mengurangi umur pemakaian konverter Jika ditinjau dari sifat fisisnya, viskositas
katalitik tiga arah dan filter partikel diesel. kinematik juga dapat dikatakan sebagai
Oleh karena itu, minyak dengan kinerja kemampuan perambatan energi dalam
tinggi yang kompatibel dengan catalytic suatu medium fluida disebabkan oleh proses
converter dikembangkan dengan batas gerak partikel fluida akibat adanya suatu
rendah untuk kandungan sulfur, fosfor dan gaya yang membuat partikel-partikel fluida
sulfat. tersebut bergerak. Partikel-partikel yang
Viskositas bergerak merambatkan suatu energi satu
Pada dasarnya setiap fluida atau cairan sama lainnya dengan kecepatan tertentu
mempunyai sejumlah gesekan internal (Wyle, 1992).
tertentu yang disebut sebagai viskositas. Viscositas index
Viskosiatas dinyatakan sebagai suatau Minyak mengental pada waktu temperatur
tahanan aliran fluida terhadap gesekan turun, dan menipis/encer pada waktu
antara molekul-molekul satu dengan yang temperatur naik. Tingkat perubahan
lainnya. Viskositas merupakan suatu sifat kekentalan (viscosity) karena suhu sangat
cairan yang berhubungan erat dengan bervariasi dan tidak sama untuk masing-
tahanan untuk mengalir karena adanya masing jenis minyak pelumas. Nilai yang
tekanan atau tegangan, dimana semakin tidak berdimensi ini disebut viscosity index.
tinggi viskositas maka semakin besar Viscosity index menunjukkan tingkat
tahanannya. Suatu cairan yang mengalir perubahan kekentalan berkaitan dengan
dengan mudah mempunyai viskositas kecil. variasi suhu. Minyak dengan viscosity index
Sebaliknya, pada cairan yang sulit mengalir yang tinggi akan mempunyai perubahan
mempunyai viskositas yang besar. Besarnya kekentalan yang kecil walaupun suhu
berubah-ubah. Sebaliknya pelumas dengan pemantauan tekanan minyak di galeri
viscosity index yang rendah, kekentalan minyak utama.
akan mengalami perubahan yang besar. 3. Sistem pelumasan harus dirancang
Skala viscosity index dipilih secara arbiter sehingga secara rutin mengubah oli dan
(acak) bervariasi dari 0 sampai 100. Dari menyaring dan memantau volume oli
perubahan viscosity terbesar sampai paling (misalnya dengan dipstick oli) dan
kecil tergantung perubahan suhu. Contoh pengukur tekanan oli hanya diperlukan
sebuah pelumas hanya mempunyai sebuah selama masa pakai seluruh mesin.
viscosity index dibawah nol, dan yang lain Korelari Dan Regresi Linnier
viscosity index di atas 150. Perhitungan Korelari Linnier
secara kasar, jka minyak mempunyai Korelasi adalah ukuran jumlah asosiasi yang
viscosity index dibawah 50 adalah rendah, ada di antara dua variabel. Untuk korelasi
50 sampai 90 sedang, dan diatas 90 adalah linear, jika titik diplot pada grafik dan
tinggi. Penggunaan viscosity index (additive semua titik terletak pada garis lurus, maka
peningikat viscosity index) saat ini telah bisa garis lurus sempurna korelasi dikatakan
meningkatkan tingkat viscosity index ada. Ketika garis lurus memiliki gradien
Total Base Number positif dapat ditarik secara wajar melalui
Total Base Number Adalah kapasitas titik-titik pada grafik korelasi linier positif
pelumas untuk menetralisir asam yang atau langsung ada,. Demikian pula, ketika
berasal dari bahan bakar (sulfur) dan akibat garis lurus memiliki gradien negatif dapat
dari oksidasi temperatur tinggi, kondensasi ditarik melalui titik-titik pada grafik, korelasi
dan proses pembakaran. Kehadiran asam linear negatif atau terbalik ada, Ketika tidak
dalam mesin/crankcase dapat menimbulkan ada yang terlihat hubungan antara nilai
korosi pada bearing. Suatu pelumas harus koordinat yang diplot pada grafik, maka
mempunyai kandungan TBN yang tinggi tidak ada korelasi antara titik-titik
agar dapat menetralisir asam jangka waktu Rumus product-moment untuk menentukan
tertentu. Oleh karena itu, besar TBN suatu
korelasi linear koefisien koefisien korelasi, r
pelumas tergantung jenis bahan bakar yang
digunakan (kandungan sulfur). Semakin =
besar TBN dari sebuah pelumas, semakin ∑ 𝑥𝑦
…………………………………………(1)
√∑(𝑥 2 ) ∑(𝑦 2 )
lama usia pakainya. Untuk kondisi di
Indonesia besar TBN untuk pelumas bensin Dimana :
adalah 6-10 mg KOH/g. Pelumas disel x = Deviasi koordinat X dari nilai meannya
memiliki TBN yang lebih tinggi (>11), X ,̅ x = (X − X )̅
karena kandungan sulfur dalam minyak y = Deviasi koordinat Y dari nilai meannya
disel cukup tinggi (>500 ppm). (D. Troyer & Y ,̅ y = (Y − Y )̅
J. Fitch, 2001) Nilai korelasi r adalah berada diantara
Sistem Pelumasan +1 dan -1, dimana +1 menunjukkan
Fungsi Dan Persyaratan korelasi berbanding lurus sempurna dan -1
1. memastikan bahwa komponen mesin berbanding terbalik sempurna sementara 0
didinginkan dan terlindung dari korosi. menunjukkan tidak ada hubungan korelasi.
2. Sistem suplai minyak harus menyediakan Harga r yang mendekati harga 0
volume minyak yang diperlukan untuk menunjukkan lemahnya korelasi antara dua
setiap komponen di setiap titik operasi variable dan secara umum harga yang
mesin dan selalu mengoperasikan dapat diterima adalah antara 0.7 sampai
kondisi, misalnya tinggi suhu operasi dengan +1 atau -0.7 sampai dengan -1.
yang tinggi dan rendah. Antara lain, ini ( John Bird, 2003)
memerlukan pengukuran dan
Regresi linier Alat pengambilan sampel
Analisis regresi biasanya disebut regresi, Sampel oli dimabil menggunakan vakum
digunakan untuk menarik garis ‘kesesuaian khusus untuk pengambilan sampel oli
terbaik’ melalui koordinat pada grafik. pelumas mesin dan botol tempat
Teknik yang digunakan adalah persamaan penampungan sampel oli. Tempat
garis lurus y=mx+b dimana untuk nilai penampungan sampel oli harus bersih agar
jumlah deviasi koordinat yang berharga sampel tidak terkontaminasi dengan
kecil akan menghasilkan garis lurus yang partikel-partikel tang tidak diinginkan
mendekati. Sehingga, seperti air ataupun kotoran.
𝑏 = 𝑌̅ − 𝑚𝑋̅………………………………………(2)
Dimana:
b= Titik potong pada ordinat (intersept)
m= Kemiringan (slope)
∑ 𝑥𝑦
𝑚 = ∑ 𝑥 2 ………………………………………….….(3)

B. METODE PENELITIAN
Pengambilan Sampel
Sampel oli pelumas mesin yang diambil
Gambar. 4 Vakum dan sampel oli
untuk selanjutnya diuji di laboratorium
merupakan oli pelumas mesin bus Prosedur pengambilan sampel
Transmetro Pekanbaru, Spesifikasi oli Pengambilan sampel oli dilakukan dengan
pelumas mesin adalah JASO DH-1 15W-40. cara mesin dipanaskan terlebih dahulu,
Sampel oli pelumas mesin yang diambil ]apabila panas mesin dirasa sudah dirasa
adalah oli mesin yang telah digunakan cukup kemudian oli diambil melalui lubang
selama 225 jam,450 jam, 650 jam, 900 jam tempat stik pengecekan oli menggunakan
dan oli baru. vakum lalu ditampung kedalam botol yang
telah disediakan.
Tempat pengujian sampel oli
Pengujian sampel oli dilakukan di
laboratorium SOS (Schedule Oil Sampling)
milik PT. Trakindo Utama yang beralamat di
Kavling Komersial Taman Tekno Blok B, No
1, Sector XI BSD City - Tangerang 15317 -
Indonesia Tel: +62 21 2905 8900, Fax: +62
21 2905 8906, Call Center 1500 228.

Gambar. 5 Lokasi Pengujian Sampel Oli

Metode dan alat pengujian sampel oli


Sampel oli yang diambil kemudian diuji
yang meliputi pengujian viskositas
Gambar. 3 Diagram Alur Penelitian (kekentalan), TBN (total base number) dan
alat-alat yang digunakan dalam pengukuran C. Hasil dan pembahasan
oli adalah: Shaver (pengaduk), ADD (Auto Data hasil pengujian Dan Analisa
Digital Diluter), alat yang mencampur oli Perhitungan
dengan pelarut. Pelarut yang digunakan Data hasil pengujian sampel oli pelumas
adalah cyclen dengan perbandingan 1 cc oli mesin yang dilakukan di lanoratorium SOS
dan 4 cc pelarut, Auto titrimeter. Alat ini (Schedule Oil Sampling) sebagai berikut:
untuk mengetahui kondisi ke basaan oli
(TBN) sesuai standar ASTM D-4739-08, Tabel. 2 Hasil pengujian sampel oli pelumas
Viscometer automated AV1. Alat ini untuk
menguji viskositas oli sesuai dengan standar Waktu Viskositas TBN,
D445-66. operasi,Jam kinematic mg-
Analisis data hasil pengujian sampel at 100°C ,cST KOH/g
oli 0 15,75 12,22
Analisis yang dilakukan terhadap data hasil 225 15,49 10,86
pengujian sampel oli yaitu dengan cara 450 11.83 9,77
melakukan perhitungan korelasi dan regresi 675 18.74 8,64
linear antara viskositas dan Total Base 900 25.89 7,38
Number dengan jam operasi lalu Perhitungan korelasi perubahan nilai
dbandingkan dengan limit penggunaan oli viskositas dengan jam operasi
pelumas mesin diesel. Mean Koordinat X,
x= (0+225+450+675+900)/5=450
Mean Koordinat Y,
Tabel. 1 Limits Untuk Diesel Engine Oil y= (15,75+15,49+11.26+18,74+25,89)/5=17,54
Deviasi koordinat Χ, 𝑥 = ( 𝑋 − 𝑋̅)
PARAMETER CRITICAL Deviasi koordinat Y dari nilai meannya (𝑌̅) ,
𝑦 = (𝑌 − 𝑌̅)
VISCOSITY 100° C Perubahan 25 %
TBN 50 % of original Tabel. 3 Perhitungan parameter jam
operasi dan perubahan viskositas
value
𝑥 𝑦
Fuel Dilution 3% no = (𝑋 = (𝑌 X2 Y2 xy
FTIR: − 𝑋̅) − 𝑌̅)
-
Glycol Positif 1 -450 1.79 202500 3.204 805.5
-
Oxidation +25% Abs/cm 2 -225 2.05 50625 4.203 461.25
Soot >3,0% -
3 0 5.71 0 32.604 0
Kandungan Air >0,25% 4 225 1.20 50625 1.440 270
Contaminant Levels: 5 450 8.35 202500 69.723 3757.5

Silicon >20 ppm Ʃ 0 1.79 506250 111.173 5294.25

Sodium >30 ppm Dari rumus (1), (2), (3), diperoleh :


5294,25
Boron >20 ppm r= = 0,705702854
√506250 × 111.173
𝑅 2 = 0,7057028542 = 0.4982
5294,25
𝑚= = 0,0105
506250
𝑏 = (17,54 − 0,0105 × 450) = 12,835
𝑌 − 𝑌1 𝑋 − 𝑋1
= <=>
Viskositas kinematik, 100°C 𝑌2 − 𝑌1 𝑋2 − 𝑋1
30
25 19.69 − 11.83 𝑋 − 475
= <=>
Viskositas

20 y = 0.0105x + 12.835 18.74 − 11.83 675 − 475


15 R² = 0.4982
10 19.69 − 11.83 𝑋 − 475
5
= <=>
18.74 − 11.83 675 − 475
0
0 500 1000 7.68 𝑋 − 405
Waktu Operasi,Jam = <=>
6.91 225
Gambar. 6 Grafik perubahan viskositas
255.95 = 𝑋 − 450 <=>
Hubungan linieritas antara waktu operasi
dan perubahan viskositas adalah 𝑦 = 𝑋 = 705.95
0.0105𝑥 + 12,835. Hasil dari (Significant
Square relation, R2) sebesar 0.469433 Berdasarkan perhitungan diatas maka
menunjukan tidak memenuhinya harga didapat bahwa nilai perubahan viskositas
yang dapat diterima sebesar 0.7 sampai sampai dengan 25% atau batas kritikal
dengan +1 atau -0.7 sampai dengan -1. pemakaian oli pelumas mesin berada pada
Namun jika dilihat dari grafik data hasil uji saat waktu pemakaian mencapai 705,95
laboratorium menunjukkan bahwa jam. Adapun tabelnya sebagai berikut:
perubahan nilai viskositas mempunyai pola
yang mana viskositas awalnya menurun. Tabel. 4 Hasil perubahan nilai viskositas
Pada awal masa pemakaian, nilai viskositas sampai ambang batas
mengalami penurunan yang mana hal ini
disebabkan oleh dan kemudian pada saat Waktu
viskositas %
mencapai titik tertentu viskositas Operasi,Jam
menunjukkan kenaikan nilai viskositas. 0 15.75 0
Seperti yang kita lihat pada grafik bahwa 225 15.49 5.92
nilai viskositas mulai mengalami trend
450 11.83 24.86
kenaikan mulai dari pemakaian oli di 450
jam, 675 jam dan 900 jam. Pada saat 675 18.74 13.82
pemakaian 675 jam viskositas menunjukkan 705.95 19.69 25
nilai 18,74 yang berarti sudah mengalami 900 25.89 38.15
perubahan sebesar 13,82% dan pada saat
pemakaian 900 jam menunjukkan nilai
Perhitungan korelasi perubahan nilai
25,89 atau mengalami perubahan sebesar
Total Base Number dengan jam
38,15%. Berdasarkan (Tabel.1) batas
operasi
kritikal dari pemakaian oli adalah perubahan
Korelasi jam operasi dengan perubahan Total Base
sebesar 25%. Untuk menentukan jam Number :
pemakaian pada saat perubahan viskoistas Mean Koordinat X,
25% atau menunjukkan nilai 19,69 , maka x= (0+225+450+675+900)/5=450
data diatas dapat diinterpolasikan dimulai Mean Koordinat Y,
y= (12,22+10,86+9,77+8,64+7,38)/5= 9,774
pada saat viskositas mengalami kenaikan. Deviasi koordinat Χ, 𝑥 = ( 𝑋 − 𝑋̅)
Adapun langkah-langkahnya sebagai Deviasi koordinat Y dari nilai meannya (𝑌̅) ,
berikut: 𝑦 = (𝑌 − 𝑌̅)
Tabel. 5 Perhitungan parameter jam operasi 742.26 8.22 32.73
dan penurunan TBN 930.94 7.22 40.92
1119.62 6.22 49.10
𝑥 𝑦 1140.38 6.11 50.00
No = (𝑋 = (𝑌 X2 Y2 xy
− 𝑋̅) − 𝑌̅) 1308.30 5.22 57.28
1 -450 2.446 202500 5.98 -1100.70
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa
2 -225 1.086 50625 1.18 -244.35
penurunan nilai Total Base Number sampai
3 0.00 -0.004 0.00 0.00 0.00
ke ambang batas terjadi pada waktu
4 225 -1.134 50625 1.29 -255.15 operasi mencapai 1140,48 jam.
5 450 -2.394 202500 5.73 -1077.30 Pembahasan
Ʃ 0 0.000 506250 14.18 -2677.50 Berdasarkan grafik perubahan nilai
viskositas (Gambar.6), penurunan nilai
Dari rumus (1), (2), (3), diperoleh : viskositas terjadi pada awal pemakaian
−2677,50 yaitu pada saat waktu pemakaian oli sampai
𝑟= = −0,99935
√506250 × 14,18 dengan 450 jam. Penurunan nilai viskositas
𝑅 2 = 0,999352 = 0.9987 ini disebabkan oleh pemecahan karena
−2677,50 panas pada molekul oli,panas yang
𝑚= = −0,0053 berlebihan membuat oli terurai/bereaksi dan
506250
𝑏 = (9,774 − (−0,0053) × 450) = 12,154 hal ini menjadikan molekul oli menjadi lebih
kecil sehingga lebih encer. Oli juga bisa
menjadi lebih encer dikarenakan oleh
TBN masuknya bahan bakar keruang mesin
Total Base Number

15.00 ataupun bisa karena tercampur dengan oli


y = -0.0053x + 12.154 yang lebih encer.
10.00
R² = 0.9987 Oli yang lebih encer ini menyebabkan
5.00 berkurangnya lapisan film oli antar logam
0.00 yang mana hal ini menyebabkan
0 500 1000 meningkatnya friksi antar logam dan
Waktu Operasi,Jam membuat mesin lebih panas. yang mana hal
ini membuat tenaga mesin berkurang dan
Gambar. 7 Grafik penurunan TBN menghasilkan panas sehingga kemungkinan
oli terkontaminasi dengan partikel-partikel
Dari persamaan diatas maka prediksi meningkat. Panas juga meningkatkan
penurunan TBN hingga mencapai ambang proses oksidasi, yang mana setiap kenaikan
batas 50 % dijabarkan pada table dibawah 10°C menyebabkan meningkatkan 2 kali
ini : lipat proses oksidasi yang mana hal ini
membuat oli menjadi lebih asam. Oksidasi
juga menyebabkan pembentukan formasi
Tabel. 6 Hasil penurunan TBN hingga
karbon atau oksida yang tidak bisa larut.
ambang batas
Formasi kabon ini lah awal pembentukan
Waktu jelaga atau abu yang mana terkontaminasi
TBN % oli.
Operasi,Jam
12.45 12.22 0 Pada grafik perubahan nilai viskositas
(Gambar.6), juga juga diperlihatkan bahwa
176.23 11.22 8.18
viskositas mengalami kenaikan pada saat
364.91 10.22 16.37 pemakaian sampai dengan 900 jam yang
553.58 9.22 24.55
mana viskositas telah mengalami perubahan pada saat waktu pemakaian telah mencapai
nilai sebesar 38,15%. Peningkatan nilai 705,95 jam dan TBN 50%, berada pada
viskositas dapat disebabkan bercampurnya saat waktu pemakaian telah mencapai
oli dengan sisa-sisa pembakaran, air, 1040,48 jam. Karena yang tercapai terlebih
material hasil dari keausan, kemasukan dahulu adalah nilai viskositas, maka waktu
cairan coolant yang mengandung gycol penggantian oli yang dapat dilakukan
atau tercampur dengan oli yang lebih mengacu pada hal tersebut dan waktu
kental. pergantian oli pelumas sesuai dengan apa
Kenaikan nilai viskositas juga dapat yang telah tertulis didalam buku manual
berpengaruh pada pemanasan mesin yang tidak dapat lagi dilakukan(Gambar 1).
berlebihan yang menyebabkan oksidasi dan SARAN
kerak, pembentukan ruang udara karena oli Adapun saran yang dapat diberikan
tidak mampu mengalir dengan sempurna di penulis didalam penelitian ini adalah
pompa dan bearing, Ketidak cukupan sebagai berikut:
pelumasan karena oli tidak bisa mengalir 1. Pihak Trans Metro Pekanbaru agar dapat
dengan baik,loncatan oli pada bearing, mencoba menggunakan oli sejenis
pengurangan tenaga yang berlebihan lainnya yang dianggap lebih bagus;
karena harus mengatasi hambatan oli, 2. Apabila pihak Trans Metro Pekanbaru
memperparah kemungkinan pelepasan tetap menggunakan oli pelumas tersebut
udara/air yang terperangkap dan maka waktu penggantian oli pelumas
memperberat kerja pompa oli saat mesin tidak dapat lagi berdasarkan buku
masih dingin manual;
Pada (Gambar.7), menunjukkan bahwa 3. Pihak Trans Metro agar melakukan
nilai TBN akan terus menurun sepanjang penelitian lebih lanjut terkait hasil
pemakaian disebabkan karena oksidasi hasil penelitian ini dengan menambah
dari pembakaran didalam mesin yang parameter yang lebih banyak;
mengakibatkan oli lebih asam. Asam dalam 4. Menggunakan bahan bakar dengan
minyak, menghabiskan berbagai sifat kualitas lebih baik untuk memperpanjang
minyak dan juga mempengaruhi aditif umur pemakaian oli pelumas.
minyak, Hal ini menurunkan kualitas DAFTAR PUSTAKA
pelumasan mesin. Konsentrasi aditif dasar Alberty, RA., Silbey RJ dan Daniels F. 1955.
ditemukan menurun karena aditif ini Physical chemistry. New York:
menetralisir asam dan menjaga kualitas Wiley
pelumas. Assauri, Sofjan. 2004. Manajemen Produksi
dan Operasi. Jakarta: Lembaga Pe
D. KESIMPULAN DAN SARAN
nerbit Fakultas Ekonomi Universitas
KESIMPULAN
Indonesia.
Perubahan nilai viskositas pada awal
Atkins, P.W. 2006. Kimia Fisika Jilid II Edisi
pemakaian mengalami penurunan namun
IV. Jakarta : Erlangga
tidak sampai ke ambang batas kritikal. Nilai
Barry, Render dan Jay Heizer. 2001. Prinsip-
perubahan sampai ambang batas kritikal
prinsip Manajemen Operasi. Jakarta :
bahkan melebihi baru terjadi pada saat nilai
Salemba Empat
viskositas mengalami kenaikan seiring
D. Troyer, J. Fitch. 2001. Oil Analysis
dengan lamanya waktu pemakaian.
Basics. Tulsa: Noria Corporation
Berdasarkan dari dua parameter yang
John, Bird, 2003. Engineering Mathematics,
telah dihitung di atas, antara perubahan
Fourth Edition . Oxford : Newnes
viskositas dan TBN didapatkan perubahan
Mobley, R. Keith, 2013. An Introduction to
nilai viskositas sampai dengan batas
Predictive Maintenance, Second
perubahan viskositas sebesar 25% berada
Edition . Oxford: Butterworth-
Heinemann
Mollenhauer,K dan Tschoeke,H. 2010.
Handbook of Diesel Engines.
Heidelberg: Springer
Sehrawat, M.S dan J.S Narang. (2001).
Production Management. Nai Sarak :
Dhanpahat RAI Co
Torryselly, P.A. 2008. Analisa Efek
Secondary Flow pada Pipa Bulat dan
Kotak. Jakarta: Universitas Indonesia
Wylie, EB. 1992. Mekanika Fluida. Jakarta:
Erlangga.
Young, H. D. 2002. Fisika untuk Universitas
Jilid I. Jakarta: PT. Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai