0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
151 tayangan8 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pemeliharaan alat berat untuk meningkatkan ketersediaan, kinerja, dan menekan biaya perawatan. Tujuan utama dari rencana pemeliharaan adalah menjamin ketersediaan suku cadang, mengontrol biaya, dan meminimalkan waktu tidak beroperasi alat. Rencana pemeliharaan mencakup perawatan preventif berkala dan overhaul berjadwal untuk memastikan kinerja optimal alat.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pemeliharaan alat berat untuk meningkatkan ketersediaan, kinerja, dan menekan biaya perawatan. Tujuan utama dari rencana pemeliharaan adalah menjamin ketersediaan suku cadang, mengontrol biaya, dan meminimalkan waktu tidak beroperasi alat. Rencana pemeliharaan mencakup perawatan preventif berkala dan overhaul berjadwal untuk memastikan kinerja optimal alat.
Dokumen tersebut membahas tentang perencanaan pemeliharaan alat berat untuk meningkatkan ketersediaan, kinerja, dan menekan biaya perawatan. Tujuan utama dari rencana pemeliharaan adalah menjamin ketersediaan suku cadang, mengontrol biaya, dan meminimalkan waktu tidak beroperasi alat. Rencana pemeliharaan mencakup perawatan preventif berkala dan overhaul berjadwal untuk memastikan kinerja optimal alat.
A. TUJUAN MAINTENANCE 1. Untuk meningkatkan ketersediaan alat berat (Availability), high performance dan reasonable cost, maka jadwal maintenance alat berat (Maintenance Planning) dibuat untuk dilakukan secara konsisten. 2. Agar ketersediaan alat berat high performance dan biaya perbaikan optimum maka ketersediaan spare parts sangatlah penting supaya tidak terjadi akumulasi biaya maka diperlukan maintenance yang lebih terencana. 3. Agar utilisasi alat berat dapat dimonitor efisien diperlukan adanya perencanaan biaya untuk spare parts, tenaga kerja, operasional dan fasilitas. 4. Data history alat berat dibuat lengkap dan secara rutin terus di up date agar dapat dipertanggung jawabkan. 5. Menekan seminimal mungkin keterlambatan perbaikan supaya tidak terjadi break down 6. Sebagai asset perusahaan alat berat perlu dimaintenance secara terencana A.1. SASARAN MAINTENANCE Mengembangkan strategi maintenance untuk memenuhi kebutuhan pihak Produksi / pemakai (Optimum Fleet Availability). Agar Sasaran service dan perbaikan dapat berjalan dengan baik dengan biaya yang dapat dipertanggung jawabkan bila objek informasi dan data yang tersedia dapat diketahui secara jelas sebagai dasar penyusunan Maintenance Plan. Dengan demikian melakukan survey pada tahap awal sangat diperlukan, kriteria survey meliputi 1. Real kondisi performance alat berat saat ini dan history data penggantian spare part,ketersediaan spare parts 2. Medan lokasi kerja dan Jam kerja /operasi alat berat dalam mendukung aktifitas kegiatan perusahaan. 3. Keterbatasan lingkup fasilitas & lokasi 4. Harapan dan keinginan customers 5. Kemungkinan resiko avaibility & mitigasi Setelah memperoleh data dan informasi hasil survey, maka bisa ditentukan pemetaan perencanaan kerja, estimasi biaya yang mendekati nilai optimal dan dapat dipertanggung jawabkan. dengan beberapa kondisi yang menjadi pertimbangan A.2. KEGUNAAN MAINTENANCE PLANNING Sebagai dasar perencanaan strategi maintenance. Acuan mempersiapkan ketersediaan spare parts (minimal stock) Dasar untuk menghitung kebutuhan tenaga kerja, Consumable goods, Tools, parts, material sehingga penggunaanya optimum / Efisien. Menghitung perkiraan / budget biaya perbaikan,spare parts dan kontrol biaya A.3. KEUNTUNGAN PROGRAM MAINTENANCE PLANNING Ketersediaan (Availability) alat berat akan dapat terukur Kebutuhan perawatan tersedia untuk mengurangi Downtime alat berat Produktivitas produksi akan lebih terencana dengan reliability yang lebih tinggi Optimalisasi minimal stock suku cadang sesuai kebutuhan dan waktu pada lokasi remote area. Tips dalam melaksanakan maintenance Untuk mengaplikasikan maintenance planning yang telah dibuat, perlu diperhatikan agar tujuan dari maintenance planning dapat tercapai adalah : Komitmen yang jelas terhadap alat yang kita kelola dengan pihak yang berkepentingan (mengingat dana yang kadang kadang sulit) sehingga sering terjadi alat dipaksakan untuk terus beroperasi (Rolling > 3km) Konsisten terhadap schedule maintenance planning. Konsisten dan berkesinambungan mencatat setiap kejadian alat dan tertib administrasi. B. LINGKUP KERJA/SCOPE of WORK Secara umum, maintenance dapat didefinisikan sebagai usaha tindakan perbaikan yang dilakukan agar menjaga kondisi atau performance dari sebuah mesin agar selalu dalam kondisi seperti mendekati kondisi sewaktu masih baru, dengan upaya biaya maintenance yang serendah rendahnya. Dalam menjaga agar kondisi atau performance mesin tidak menurun merupakan usahausaha teknis, dengan menekan biaya maintenance sampai serendah mungkin, tanpa mengindari ketentuan yang ada pada manual instruction dari fabrikan alat tsb dengan memanfaatkan management tertentu untuk pencapaian nya. Sebagai peralatan pendukung, alat berat diperlakukan sebagai layaknya sebuah alat produksi agar selalu ada dalam kondisi yang prima dan dapat bekerja secara terus menerus dengan down time seminimum mungkin. Hal tersebut dapat dicapai dengan menerapkan maintenance yang baik. Maintenance dinilai baik adalah maintenance yang menghasilkan down time seminimum mungkin dengan biaya maintenance yang serendah mungkin(optimal) C. SERVICE MAINTENANCE Service maintenance dapat diartikan secara definitive adalah suatu kegiatan service untuk mencegah timbulnya keausan tidak normal ( kerusakaan ) sehingga umur alat dapat mencapai atau sesuai umur yang direkomendasikan oleh pabrik. Kegiatan service meliputi pekerjaan berupa : Pengontrolan Penggantian Penyetelan Perbaikan Pengetesan Kesemuanya itu merupakan aktivitas secara total. Masih banyak beberapa pemilik unit ber anggapan bahwa maintenance / perawatan adalah pekerjaan ringan seperti, ganti oli, ganti filter, membersihkan filter udara, mengganti air pendingin dan beberapa pekerjaan rutin sehari hari. Kadang kadang seperti overhaul, machine inspection, tidak dianggap sebagai aktivitas maintenance dengan demikian, maintenance diadakan bertujuan 1. Agar suatu alat selalu dalam keadaan siaga siap pakai ( High availability = berdaya guna physic yang tinggi ). 2. Agar suatu alat selalu dengan kemampuan prima, berdaya guna mekanis yang paling baik ( Best Performance ). 3. Agar biaya perbaikan alat menjadi lebih terencana dan tidak terjadi akumulasi ( Reduce repair cost ) Agar tujuan tersebut tercapai maka maintenance perlu diorganisir sedemikian rupa.Berikut adalah managemen organisasi yang dilakukan : C.1. Preventive Maintenance.
Perawatan yang dilakukan pada unit tujuannya adalah untuk mencegah atau memindahkan kemungkinan munculnya gangguan / kerusakan pada machine. Preventive Maintenance dilakukan tanpa perlu menunggu adanya tandatanda kerusakan atau rusak. Untuk demikian ini, preventive maintenance dibagi atas tiga model maintenance. 1. Periodic Maintenance 2. Schedule Overhaul 3. Condition Base Maintenance
C.1.1 Periodic Maintenance Periodic maintenance adalah pelaksanaan service yang harus dilakukan setelah peralatan bekerja untuk jumlah jam operasi tertentu. Jumlah jam kerja ini adalah sesuai dengan jumlah yang ditunjukan oleh pencatat jam operasi (service meter) yang ada pada alat tersebut.Periodic maintenance ini, meliputi:
C.1.1.1 Periodic Inspection Pemeriksaan atau inspeksi harian sebelum unit dioperasikan dan pemeriksaan mingguan, hal ini dilakukan untuk mengetahui kedaan machine apakah aman untuk dioperasikan.Dalam melaksanakan periodic inspection terutama dalam pelaksanaan perawatan harian ( daily maintenance ), bisa menggunakan beberapa alat bantu, antara lain : 1. Check sheet: Suatu form ( daftar ) yang dipergunakan untuk mencatat hasil operasi dari tiap tiap machine dalam satu hari operasi. 2. Daily check form : Suatu form (daftar) seperti halnya check sheet, letak perbedaannya hanya pada ukurannya yaitu pocket size sehinggga operator atau service-man akan dengan mudah mencatatnya. C.1.1.2 Periodic Service
Perawatan machine / unit yang teratur adalah sangat penting demi menjamin pengoperasian yang bebas dari kerusakan dan memperpanjang umur unit. Waktu dan uang yang dikeluarkan untuk melaksanakan periodic service (perawatan berkala) akan dikompensasi dengan menjadi panjangnya umur unit dan berkurangnya ongkos operasi unit. Semua angka yang menunjukkan jumlah jam kerja pada keterangan yang tertera pada check sheet adalah didasarkan pada angkaangka yang dilihat pada service meter. Pada medan kerja unit yang berat atau kondisi operasi yang berat, maka jadwal periodic service bisa lebih dipersingkat lagi,tanpa harus mengikuti jadwal perawatan yang telah ditentukan oleh buku perawatan unit ( OMM ) Periodic service adalah suatu usaha untuk mencegah timbulnya kerusakan yang dilakukan secara kontinyu dengan interval pelaksanaan yang telah tertentu berdasarkan hour meter HM Dengan memahami fundamental preventive, periodic dan corective maintenance yang baik, kita dapat melakukan maintenance dengan benar dan efisien. Dan akan merasa puas mendapatkan sesuatu yang lebih dari alat-alat yang di kelola. Dengan melaksanakan preventive maintenance yang baik, akan didapatkan tiga keuntungan sebagai berikut: a. Mengurangi kerusakan. b. Biaya operasi menjadi lebih hemat. c. Keamanan alat-alat terjamin dengan baik. a. Mengurangi Kerusakan. Jika kerja suatu alat berat lebih berat, preventive maintenance-nya pun perlu ditingkatkan. b. Hemat Biaya Operasi. Sedikit untuk membiayai preventive maintenance berarti membayar sejumlah besar kesempatan. Sebagai contoh melakukan Tune-Up ( penyetelan ) suatu engine sangat memungkinkan menghemat 15% konsumsi bahan bakar dan menaikkan power lebih dari 10% dari sebelumnya. c. Keamanan Alat Terjamin untuk Dioperasikan. Jika unjuk kerja suatu mesin kurang baik, akan cenderung menambah waktu operasi karena kemampuan alat yang berkurang. dan akan cenderung untuk terus bekerja atau tidak rela membuang-buang waktu hanya untuk mengejar target produksi, sehingga perlakuan terhadap alat menjadi tidak terkontrol. Jagalah alat seaman mungkin, pasti akan menghasilkan kondisi yang sempurna.
C.1.2. SCHEDULE OVERHAUL Jenis perawatan yang dilakukan dengan interval tertentu sesuai dengan standard overhaul di lakukan terhadap masing-masing komponen yang ada.Schedule overhaul dilaksanakan untuk merekondisi machine atau komponen agar kembali ke kondisi standard sesuai dengan Standard Factory.
Interval waktu yang telah di tentukan dipengaruhi oleh kondisi yang beraneka ragam seperti kondisi medan operasi, periodic service, skill operator dan sebagainya. Overhaul di laksanakan secara terjadwal tanpa menunggu machine / komponen tersebut rusak Dalam pelaksanaannya kadang kala terjadi sesuatu yang bisa merubah jadwal (schedule) overhaul tersebut.Misalnya engine yang tadinya direncanakan untuk di overhaul di HM 12.000,namun karena pada HM tersebut kondisi engine masih bagus,maka overhaul-nya diundur hingga HM mencapai 14.000. Macam - macam overhaul : Engine overhaul Transmission overhaul Final drive overhaul General overhaul. Dan sebagainya. D. SURVEY PENGECHEKAN DILAPANGAN UNTUK PENENTUAN LIST SPARE PARTS FAST MOVING Real kondisi Data kondisi real alat berat sangat diperlukan untuk pembuatan maintenance planning dengan mengetahui kondisi alat yang sebenarnya akan mendukung maintenance planning lebih akurat. Untuk mengetahui atau mendapatkan kondisi alat berat saat ini harus dilakukan pengecekan secara langsung terhadap alat tersebut secara menyeluruh baik secara visual ataupun phisik dengan methoda pemeriksaan meliputi:
Program PM selama ini berjalan data dan SOP Program Pemeriksaan Mesin ( PPM ) General Visual Check & Test Operasi
Data penggantian spare parts dan Overhaul merupakan data penting yang dicatat selama ini, dari data tersebut dapat memberikan gambaran kinerja alat berat dimasa lampau. seperti tanggal , Service Meter Reading saat penggantian parts dan dikombinasikan dengan rekomendasi overhaul hours khususnya komponen yang disyaratkan dapat diperkirakan kapan jatuh tempo kembali overhaul / diperbaiki.
1. Jam Kerja & Jam Operasi Yang dimaksud disini adalah Jam operasi aktual per-hari, sehingga harus dibedakan Jam Operasi alat dan Jam Kerja perusahaan karena sering terjadi beberapa kasus pembuatan Jam Operasi sama dengan Jam Kerja akibatnya hasilnya akan menyimpang jauh.
2. Keterbatasan Fasilitas & Lokasi 3. Harapan dan Keinginan Customer 4. Kemungkinan Resiko & Mitigasi
5. Maintenance Policy / umur alat dan Recommended Over Houl hours Maintenance Policy adalah maintenance yang meliputi umur alat berat, umur komponen dan jangka waktu Periodical Service. Umur alat berat & umur komponen (Life Time) Standard sesuai yang disyaratkan oleh pabrik pembuat alat namun acuan tersebut tidak secara otomatis dapat dipergunakan karena dalam setiap operasi alat banyak faktor yang mempengaruhi. Life time tersebut seperti : Medan operasi Cara pengoperasian Unit dll Cara maintenance
6. Informasi umum yg dapat mempengaruhi : Kondisi Medan Operasi Sarana Maintenance Quality Maintenance Cara Pengoperasian Unit, dll