BAB VII
1. Definisi Perawatan
3. Autonomous Maintenance
A. Definisi Perawatan
Pengertian perawatan maintenance sebagai konsepsi dari semua
aktivitas yang diperlukan untuk menjaga atau mempertahankan
kualitas fasilitas/mesin agar dapat berfungsi dengan baik seperti
kondisi awalnya (Ansori dan Mustajib, 2013).
Dari pengertian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan, bahwa:
• Fungsi perawatan sangat berhubungan erat dengan proses
produksi.
• Aktivitas perawatan banyak berhubungan erat dengan pemakaian
peralatan, bahan pekerjaan, cara penanganan dan lain-lain.
Perawatan dilakukan untuk perbaikan yang bersifat kualitas,
meningkatkan suatu kondisi lain yang lebih baik. Banyaknya pekerjaan
perawatan yang dilakukan tergantung pada :
• Batas kualitas terendah yang diizinkan dari suatu komponen
sedangkan batas kualitas yang lebih tinggi dapat dicapai dari hasil
perawatan mesin.
• Waktu pemakaian mesin yang berlebihan yang dapat
menyebabkan berkurangnya kualitas peralatan.
Tujuan dilakukannya kegiatan perawatan (maintenance) adalah
sebagai berikut (Kurniawan, 2013) :
1. Mengatasi segala permasalahan, yang berkenaan dengan
kontinuitas aktivitas kerja.
2. Memperpanjang umur pengoprasian peralatan dan fasilitas
industri.
3. Meminimasi Downtime, yaitu waktu selama proses produksi
terhenti (waktu menunggu) yang dapat mengganggu kontinuitas
proses.
4. Meningkatkan efisiensi sumber daya produksi.
5. Peningkatan profesionalisme personel departemen perawatan
industri.
6. Meningkatkan nilai tambah produk, sehingga perusahaan dapat
bersaing di pasar global.
7. Membantu para pengambil keputusan, sehingga dapat memilih
solusi optimal terhadap kebijakan perawatan fasilitas industri.
212
8. Melakukan perencanaan terhadap perawatan preventif, sehingga
memudahkan dalam proses pengontrolan aktivitas perawatan.
9. Mereduksi biaya perbaikan dan biaya yang timbul dari
terhentinya proses karena permasalahan keandalan mesin.
215
Hal penting yang mendasari pondasi paling bawah dari semua
elemen adalah 5S. Menurut Nakajima dalam Ansori dan Mustajib
(2013) 5S antara lain yaitu :
1. Seiri, yang berarti ringkas Kegiatan memisah-memisahkan
segala sesuatu yang benar-benar diperlukan dan kemudian
menyingkirkan yang tidak diperlukan dari tempat kerja.
2. Seiton, yang berarti rapi Merupakan penetapan tata letak
peralatan dan perlengkapan sehingga segalanya selalu siap
pada saat diperlukan
3. Seiso, yang berarti bersih Memeriksa secara hati-hati untuk
kemudian menyingkirkan segala sesuatu yang tidak
semestinya di tempat kerja sehingga kondisi tempat kerja
sehingga kondisi tempat kerja selalu dalam keadaan bersih.
4. Seiketsu yang berarti rawat Mempertahankan hasil-hasil
yang telah dicapai pada 3-s sebelumnya dengan
membakukannya (standarisasi) dalam suatu pengendalian.
5. Shitsuke, yang berarti rajin Membina disiplin atau kebiasaan
pribadi karyawan
C. Autonomous Maintenance
Pemeliharaan otonomi merupakan kegiatan yang dirancang
untuk melibatkan operator dengan sasaran utama untuk
mengembangkan pola hubungan antara manusia, mesin, dan
tempat kerja yang bermutu. Pemeliharaan otonomi dirancang
untuk melibatkan operator dalam merawat mesin sendiri.
Kegiatan tersebut meliputi pembersihan, pelumasan,
pengencangan mur/baut, pengecekan harian, pendeteksian
penyimpangan dan reparasi sederhana.
216
Autonomous Maintenance adalah salah satu prinsip dalam
Lean yang fokus pada improvement mesin. Bagian utama dari
beberapa pilar Total Productive Maintenance. Beberapa tujuan
yang ingin dicapai oleh autonomous maintenance adalah:
1. Mencegah dan mengurangi lama waktu mesin downtime
2. Mencegah defect dari proses mesin
3. Mempercepat penanganan terhadap mesin downtime
4. Meningkatkan ketahanan mesin
5. Menjaga mesin dalam kondisi selalu bersih dan prima
6. Mencegah kerusakan mesin yang lebih parah
7. Meningkatkan pemahaman operator dan skill tentang mesin
8. Operator yang memahami dan mampu melakukan perawatan
dasar dari mesin
9. Mengurangi resiko kecelakaan kerja karena operator paham
sistem safety dari mesin
217
4. Kondisi mesin akan terlihat kotor karena kurangnya
kepedulian operator membersihkan mesin
5. Ada waktu yang terbuang saat terjadi handover pekerjaan
dari operator produksi dan maintenance meskipun itu hanya
sekedar kerusakan ringan
6. Komponen yang sudah mulai rusak, atau bunyi mesin yang
aneh dapat dideteksi lebih awal oleh operator
Downtime Losses
Speed Losses
222
Kerugian ini dibagi menjadi dua, yaitu kerugian bahan baku
akibat desain produk dan metode manufakturing serta kerugian
penyesuaian karena cacat kualitas produk yangdiproduksi pada
awal proses produksi dan saat terjadi pergantian.
224
9. Rekamlah aktivitas tersebut dalam OPL sebagai standard awal
dan untuk pelatihan berikutnya.
225
• Hal-hal yang menutupi pembacaan dan penglihatan (debu, kabut,
kotoran)
• Sesuatu yang kendor atau aus dan rusak
• Retakan, kebocoran, rembesan, debu, kotoran dan bau
• Percikan api, bunyi nyaring berisik, bau terbakar
• Rangkaian kabel yang tidak rapi
• Barang yang tidak terpakai, rusak dan tidak bertuan
227
Langkah 4: Inspeksi Menyeluruh (Pemeriksaan Umum)
Pada langkah ini operator diarahkan untuk lebih terampil dalam
menginspeksi kondisi mesin, dengan cara mendidik operator agar
memahami struktur, fungsi, dan metode inspeksi dari peralatan. Selain
itu operator akan menguasai prosedur perawatan yang mudah. CLIT
atau kepanjangan dari Cleaning, Lubricating, Inspeksi, Tightening
merupakan aktivitas yang akan ditanamkan ke operator. Keberhasilan
kegiatan ini dilihat dengan menurunnya waktu untuk melakukan CLIT,
karena operator semakin paham struktur mesin, dan semakin terbiasa
dalam melakukan aktivitas CLIT. Kegiatan yang dilakukan meliputi:
a. Pemeriksaan bagian utama secara visual
b. Mengembalikan penyimpangan ke kondisi semula
c. Meningkatkan keandalan
Pemeriksaan dengan cara innovative:
• Gauge
• Indikator
• Themo tape
230
Dalam langkah ini diharapkan operator mampu melakukan beberapa
hal berikut:
a. Mampu mendeteksi kondisi abnormal peralatan dan memperbaiki
b. Memahami struktur dan fungsi peralatan dan dapat menemukan
penyebab terjadinya kondisi abnormal
c. Memahami hubungan antara peralatan dan kualitas dapat
memprediksi kualitas yang kurang baik yang disebabkan oleh
peralatan
d. Memahami dan mampu memperbaiki peralatan
231
I. Manfaat Total Productive Maintenance (TPM)
Manfaat yang didapat dari Total Productive Maintenance
(TPM) dalam perusahaan untuk membuat rencana kerja dalam
jangka lama maka dapat dilakukan melalui faktor-faktor tersebut
(Cudney, 2013) :
1. Untuk meningkatkan atau menambah produktivitas dengan
menggunakan dasar-dasar Total Productive
Maintenance(TPM) yang bertujuan untuk mengatasi
kerugian yang terjadi pada perusahaan.
2. Untuk menambah dan meningkatkan produksi dari segi
kualitas dengan Total Productive Maintenance(TPM), dan
mengurangi dan menghilangkan kerusakan yang sering
terjadi pada peralatan dan mesin dengan cara-cara
penanggulangan masalah yang sudah terfokus.
3. Dapat menepati pesanan konsumen dengan tidak molor. Hal
tersebut dapat meminimalisir gangguan yang akan terjadi
pada perusahaan.
4. Untuk produksi diharapkan bisa lebih rendah.
5. Memberikan jaminan kesehatan dan keselamatan
lingkungan menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
6. Dapat meningkatkan dari motivasi atau pemikiran serta
dorongan agar bisa menjadi tanggungjawab pada setiap
individu.
232