Adapun definisi dari perawatan itu sendiri menurut Kurniawan (2013) adalah :
1) Suatu kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu
barang atau memperbaikinya hingga suatu kondisi tersebut dapat diterima.
2) Suatu penentuan pekerjaan, cara, bahan, alat, mesin dan karyawan pada saat
dan waktu yang diperlukan.
Menurut Ngadiyono (2010), secara umum istilah perawatan memiliki arti sebagai
berikut :
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sistem tertentu dimana unit dapat melakukan fungsi yang dibutuhkan
perusahaan.
3) Melindungi (Protect), semua tindakan yang diambil untuk melindungi aset
perusahaan dari berbagai gangguan agar sistem dapat senantiasa bekerja
optimal. Kegiatannya mencakup inspeksi, pengujian, pelayanan, klasifikasi
untuk servis, perbaikan, membangun kembali, dan semua tindakan pasokan
serta perbaikan yang diambil untuk menjaga kekuatan dalam kondisi untuk
melaksanakan misinya.
2
http://digilib.mercubuana.ac.id/
kebutuhan perusahaan.
3
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6) Meningkatkan nilai tambah produk sehingga perusahaan dapat bersaing dipasar
global
7) Membantu para pengambil keputusan sehingga dapat memilih solusi optimal
terhadap kebijakan perawatan fasilitas industri.
8) Melakukan perencanaan terhadap perawatan preventif sehingga memudahkan
dalam proses pengontrolan aktifitas perawatan.
9) Mereduksi biaya perbaikan dan biaya yang timbul dari terhentinya proses
karena permasalahan keandalan mesin.
Perawatan mesin merupakan suatu faktor penting dalam menjaga kondisi mesin
agar tetap prima. Hal ini dimaksudkan supaya dalam proses produksi tidak terjadi
suatu kemacetan akibat kondisi mesin yang rusak dan tidak prima. Adapun kegiatan
perawatan yang dilakukan dalam perusahaan/pabrik dapat dibedakan atas dua
macam, yaitu
1. Preventive Maintenance
preventive maintenance adalah kegiatan perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan yang tidak terduga dan menemukan kondisi atau
keadaan yang dapat menyebabkan fasilitas-fasilitas produksi mengalami kerusakan
pada waktu digunakan dalam proses produksi (Jain, 2012). Preventive Maintenance
meliputi, pelumasan, pembersihan, menyesuaikan, dan penggantian komponen
kecil untuk memperpanjang umur peralatan dan fasilitas. Tujuannya adalah untuk
meminimalkan kerusakan dan penyusutan yang berlebihan.
4
http://digilib.mercubuana.ac.id/
produksi dapat berjalan dengan lancar kembali.
Seperti halnya yang terjadi pada PT IKS dimana perusahaan ini memiliki
berbagai macam mesin produksi yang cukup banyak dan besar, sehingga
perusahaan ini sangatlah menyadari akan pentingnya perawatan mesin yang akan
digunakan dalam proses produksi sehingga dapat mengurangi tingkat kerusakan
yang ada.
Adapun beberapa contoh jenis kegiatan perawatan yang dilakukan pada PT.
IKS antara lain:
2. Work Permid
Merupakan suatu kegiatan perbaikan atau perawatan mesin yang dilaksanakan
sesuai dengan jadwal yang telah dibuat oleh perusahaan. Contoh : Perawatan atau
perbaikan dilakukan per bulan, per tiga bulan, per semester, pertahun, dsb sesuai
dengan ketetapan yang telah dibuat oleh perusahaan.
3. Inspect
Perawatan atau perbaikan mesin yang dilakukan secara berkala sesuai dengan
jadwal yang telah dibuat atau ditentukan oleh perusahaan.
5
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3) Frekuensi inspeksi dan ruang lingkup inspeksi
4) Pengambilan keputusan perbaikan, perbaikan secara menyeluruh.
5) Kebijakan breakdown maintenance
6) Pengaturan penggantian komponen
7) Investasi pengembangan teknologi untuk mengganti fasilitas
8) Reliabilitas (keandalan mesin dan perangkat produksi)
9) Jumlah tim pemeliharaan
10) Komposis mesin dalam lini produksi
11) Penjadwalan dalam melakukan aktifitas pemeliharaan
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5) Pemeliharaan yang dilakukan pada saat aktivitas produksi terhenti
6) Pemeliharaan rutin,pemeliharaan berkala dan pemeliharaan terprediksi
7) Pemeliharaan koreksi yaitu aktivitas pemeliharaan dengan melakukan
pengecekan terhadap fasilitas industri yang bertujuan untuk meningkatkan
keandalan dan kemampuan mesin dan fasilitas tersebut
8) Pemeliharaan pencegahan yaitu pemeliharaan yang pemeliharaan yang secara
sengaja dilakukan untuk mencegah terjadinya kerusakan di masa yang akan
datang.
Salah satu tujuan utama dari program OEE adalah untuk mengurangi atau
menghilangkan apa yang disebut Enam Kerugian Besar penyebab paling umum
kehilangan efisiensi di bidang manufaktur. Six big losess dikenal sebagai downtime
losess yang berguna untuk menghitung availability mesin (Hapsari, et al, 2012)
7
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Availability merupakan rasio dari operation time, dengan menyisihkan downtime
mesin.
Oprerating
time nt Performance Efficiency = (Net Operating time/Operating time)
Valu
able
Oper Defect in
ating Process
time
Reduced
Yield
8
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3.1.7. Total Productive Maintenance
Menurut Nakajima (1988) TPM (Total productive maitenance) adalah suatu
program untuk pengembangan fundamental dari fungsi pemeliharaan dalam suatu
organisasi, yang melibatkan seluruh SDM nya. Jika di terapkan secara menyeluruh,
TPM akan dapat meningkatkan produktivitas, kualitas, dan meminimalkan biaya.
Operator mesin bertanggung jawab dalam pemeliharaan mesin, selain bertanggung
jawab dalam operasinya. Penerapan TPM bisa mewujudkan penghematan biaya
yang sangat besar melalui proses peningkatan produktivitas yang diwujudkan oleh
TPM (Nakajima, 1988).
1.Total Approach
Dalam pelaksanaan TPM semua terlibat bertanggung jaawab dan menjaga semua
fasilitas perusahaan.
2.Productive Action.
Seluruh karyawan yang terlibat di wajibkan bersikap proaktif terhadap kondisi dan
operasi dari fasilitas produksi
3.Maintenance.
Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan dalam meningkatkan efektivitas dari
fasilitas pada operasi produksi.
9
http://digilib.mercubuana.ac.id/
keseluruhan sistem produksi melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan
produktif, dalam TPM ditekankan keterlibatan semua orang. TPM hampir sama
dengan Total quality control (TQC) dimana keterlibatan semua orang adalah kunci
sukses dalam mengembangkan kualitas usaha guna memenuhi kebutuhan
pelanggan.
2. TPM Merupakan sistem dari preventive Maintenance (PM) dalam rentang waktu
umur suatu perusahaan.
10
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4. TPM Melibatkan seluruh personil mulai dari manajemen puncak hingga pekerja
dilantai produksi.
11
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Pilar 5 S (TPM di mulai dari 5S)
suatu cara (methode) untuk mengatur/mengelola tempat kerja menjadi tempat kerja
yang lebih baik secara berkelanjutan. Yang bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan kualitas di tempat kerja. Adapun manfaat penerapan budaya 5R (5S) di tempat
kerja antara lain :
3. Pilar 3-Kaizen.
12
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sebuah aktivitas perbaikan terus menerus untuk meningkatkan apa yang telah
dicapai kearah yang lebih baik.
6. Pilar 6-Training.
Merupakan program pelatih sumber daya manusia (SDM) yang bertujuan
meningkatkan produktivitas mesin.
Produktivitas.
Efisiensi dalam administratif.
Mengidentifikasi serta menghapus kerugian (Losses).
Analisa proses dan prosedure-prosedure kearah office automation.
Pilar yang utama, karena merupakan tujuan akhir dari semua proses. Karna
Keselamatan dan kesehatan merupakan hal yang di utamakan. Baik kesehatan dan
keselamatan kerja dari operator, mesin sampai lingkungan kerja.
13
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Masalah yang sering diatasi oleh TPM di kenal dengan sebutan “Six Big Losses”,
TPM membantu mengeliminasi waste yang dikategorikan kedalam 6 jenis losses.
Adapun enam kerugian besar Six Big Losses (Pakpahan, 2013) sebagai berikut:
1. Down time (Penurunan waktu)
a. Equipment failure/Breakdowns (Kerugian karna kerusakan mesin)
b. Set-up and adjusment (Kerugian karna pemasangan dan penyetelan).
2. Speed Losses
a. Idling and minor stoppages (Kerugian karena beroperasi tanpa beban
maupun berhenti sesaat).
b. Reduced speed (Kerugian karena kecepatan produksi)
3. Defect (Cacat).
a. Process defect (Kerugian karena produk cacat mauypun karena kerja produk
di proses ulang).
b. Reduced yield losses (Kerigian pada awal waktu produksi hingga mencapai
waktu produksi yang stabil)
14
http://digilib.mercubuana.ac.id/
muncul jika faktor eksternal mengakibatkan mesin berhenti berulang-ulang atau
mesin beroperasi tanpa menghasilkan produk. Masalah ini sering diabaikan sebagai
penghapusan produk yang tidak dikehendaki sesuai dengan masalah yang dihadapi,
sehingga zero minor stoppages menjadi tujuan utama.
15
http://digilib.mercubuana.ac.id/
operasional yang tidak stabil, tidak sesuainya penanganan serta pemasangan mesin
dan tidak mengertinya operator dalam melakukan kegiatan proses operasional
mesin.
3.1.16 Penerapan TPM.
Menurut Patterson (1996) dalam Jiwantoro (2012) sebelum TPM dilakukan dalam
suatu perusahaan, perusahaan tersebut harus sudah memenuhi 5S
1. 1S-Seiri (Ringkas).
Seiri merupakan langkah awal implementasi 5S, yaitu: Pemilahan barang yang
berguna dan tidak berguna. Dalam langkah awal ini dikenal istilah Red Tag
Strategy, yaitu menandai barang-barang yang sudah tidak berguna dengan label
merah (red Tag) agar mudah dibedakan dengan barang-barang yang masih
berguna. Barang-barang dengan label merah kemudian disingkirkan dari tempat
kerja.
2. 2S-Seiton (Rapi).
Seiton adalah langkah kedua Setelah pemilahan, yaitu penataan barang yang
berguna agar mudah dicari dan aman serta diberi indikasi. Dalam langkah kedua
ini dikenal istilah Signboard Strategy yaitu menempatkan barang-barang
berguna secara rapih dan teratur kemudian diberikan indiksi atau penjelasan
tentang tempat, nama barang, dan berapa banyak barang tersebut agar pada saat
akan digunakan barang tersebut mudah dan cepat digunakan.
16
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3. 3S-Seiso (Resik).
Seiso adalah langkah ketiga setelah penataan, yaitu pembersihan barang yang
telah ditata dengan rapih agar tidak kotor, termasuk tempat kerja dan lingkungan
serta mesin, baik mesin yang breakdowns maupun dalam rangka program
preventive maintenance (PM).
4. 4S-Seiketsu (Rawat).
Seiketsu yaitu penjagaan lingkungan kerja yang sudah rapih dan bersih menjadi
suatu standar kerja, keadaan yang telah dicapai dalam proses seiri, seiton, dan
seiso harus distandarisasikan.Standar-standar ini harus mudah dipahami,
diimplementasikan keseluruh anggota organisasi dan di periksa secara teratur
dan berkala.
5. 5S-Shitsuke (Rajin).
Shitsuke yaitu penyadaran diri akan etika kerja :
17
http://digilib.mercubuana.ac.id/
1. Dapatkan kesepakatan tentang masalah yang terjadi dan ungkapakan masalah
tersebut sebagai suatu pertanyaan (Problem question).
2. Bangkitkan sekumpulan penyebab yang mungkin dengan menggunakan teknik
nalar atau dengan membentuk anggota tim yang memiliki ide-ide berkaitan
dengan masalah yang sedang dihadapi.
3. Gambarkan diagram dengan pertanyaan masalah ditempatkan pada sisi kanan
(membentuk kepala ikan) dengan kategori utama seperti Manusia (Man), Mesin
(Machine), Metode (Method), Bahan baku (Material), dan linkungan
(Environment). Kategori utama tesebut ditempatkan pada cabang utama
(Membentuk tulang-tulang besar dari ikan) dimana kategori utama ini dapat
diubah sesuai kebutuhan.
4. Tetapkan setiap penyebab dalam kategori utama yang sesuai dengan
menempatkan pada cabang yang sesuai.
5. Untuk setiap penyebab yang mungkin, tanyakan mengapa? untuk menemukan
akar penyebab, kemudian daftarkan akar-akar tersebut pada cabang-cabang yang
sesuai dengan kategori utama membentuk tulang-tulang ikan kecil. Untuk
menemukan akar penyebab, dapat digunakan teknik bertanya mengapa sebanyak
lima kali.
6. Interpretasi diagram tersebut dengan melihat penyebab yang muncul secara
berulang, kemudian dapatkan kespakatan melalui konsesus tentang penyebab
tersebut.
7. Tetapkan hasil analisis dengan menggunakan diagram sebab akibat tersebut
dengan cara mengembangkan dan mengimplementasikan tindakan korektif serta
memantau hasil-hasil untuk memastikan bahwa tindakan korektif yang
dilakukan tersebut aefektif telah menghilangkan akar penyebab dari masalah
yang dihadapi.
18
http://digilib.mercubuana.ac.id/
memperkenalkan diagram tersebut. Bentuk umum diagram sebab akibat dapat
dilihat pada Gambar 3.3.
PENELITI HASIL
TUJUAN METODE ANALISIS
& TAHUN PENELITIAN
Masud et al (2008) Meningkatkan OEE di OEE Dengan mengurangi
perusahaan Ready made hanya satu jenis dari
garments Burlingtons six big losess kerugian, OEE
Limited bangladesh. meningkat menjadi 65%
dari 59%. Konsep Total
productive Maintenance
berhasil diterapkan pada
pabrik garmen
bangladesh.
19
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu (Lanjutan)
PENELITI HASIL
TUJUAN METODE ANALISIS
& TAHUN PENELITIAN
Mempelajari bagaimana teknik utama yang
tools dan teknik TPM dapat diusulkan untuk industri
Sumber: Dari data jurnal penelitian
diterapkan terdahulu
dalam industri(2016) setelah menghitung
parmasi, menghitung nilai OEE untuk
20
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Sumber: Dari data jurnal penelitian terdahulu (2016)
Tabel 3.2 Penelitian Terdahulu (lanjutan)
PENELITI &
TUJUAN METODE ANALISIS HASIL PENELITIAN
TAHUN
2.Memaksimalkan OEE, hasil analisis dengan
melalui keterlibatan diagram pareto, failuremode
jumlaah karyawan yang di analisa adalah
modekerusakan yang
3. Menciptakan lingkungan memiliki tingkat RPN
kerja yang antusias hingga mencapai 76%
komulatif.
Al- Ghafari (2012) Mengukur Efektivitas mesin Perhitungan OEE, Nilai OEE mesin 80,98%.
produksi Analisis pareto dan Artinya belum memenuhi
diagram sebab akibat standar yan telah di
tetapkan oleh JIPM sebesar
85%. Dari hasil analisis
dengan diagram pareto,
failuremode yang di analisa
adalah modekerusakan yang
memiliki tingkat RPN
hingga mencapai 76%
komulatif.
Hapsari et al (2012) Mengukur Efektivitas mesin Perhitungan OEE, Terdapat tiga critical
produksi Analisis pareto dan downtime sheet machine 3.
diagram sebab akibat Usulan yang diberikan
untuk mengurangi tingginya
break down yang
disebabkan oleh ketiga
critical downtime tersebut
antara lain penerapan
automous maintenance dan
perubahan sistem
pemeliharaan yang semula
corrective menjadi
preventive.
Nayak et al (2013) 1. Megevaluasi indeks OEE Perhitungan OEE dan Menurut studi yang
pada unit isolasi di Analisa six big losess dilakukan pada faktor -
perusahaan kabel faktor OEE di unit isolsi,
Availability 77,19 %,
performance 68,67% dan
Quality 99,21% maka
21
http://digilib.mercubuana.ac.id/
diperoleh OEE 52,93%.
Singh (2015) mengusulkan metode yang Analisa six big losess TPM fokus pada semua
dapat digunakan untuk menggunakan Total peralatan/mesin dalam
menentukan dan dapat productive maintenance kondisi kerja terbaik untuk
mengoptimalkan perawatan (TPM menghindari kerusakan dan
mesin dengan bantuan
keterlambatan dalam proses
TPM.
manufaktur.
22
http://digilib.mercubuana.ac.id/
produktivitas mesin dangan Six Big Losess pengurangan biaya sehingga
menggunakan TPM memperkuat upaya
keberlanjutan
Dalam arti yang sederhana perawatan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
dalam rangka menanggulangi kerusakan dan akan menjaga kualitas/performa
23
http://digilib.mercubuana.ac.id/
sesuatu. Perawatan merupakan suatu faktor penting yang harus dijadikan suatu
pertimbangan bagi perusahaan guna menghasilkan suatu output yang di harapkan
oleh perusahaan.
Mesin dapat diartikan sebagai suatu peralatan mekanik yang berfungsi untuk
mengerjakan suatu pekerjaan/suatu peralatan yang digerakkan oleh suatu tenaga
atau kekuatan yang dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan
produk atau bagian-bagian produk tertentu. Mesin ini yang berpengaruh besar
karena tanpa adanya mesin, pembuatan suatu produk tidak akan berjalan dan
tercipta. Oleh karena itu mesin di jadikan sebagai suatu modal atau asset penting
bagi perusahaan yang harus dimiliki. Perusahaan tidak akan berdiri dan berjalan
jika perusahaan tidak memiliki mesin kerja.
Kerusakan merupakan suatu kejadian atau keadaan yang buruk yang akan
mengganggu dan merugikan. Kerusakan dapat menyebabkan suatu kerugian besar
bagi perusahaan, oleh karena itu perusahaan harus bekerja keras untuk
meminimalisir terjadinva kerusakan yang akan cenderung berakibat fatal bagi
perusahaan.
Produksi akan berjalan dengan baik dan dapat memenuhi target apabila
didukung dengan adanya pemeliharaan atau perawatan yang baik pula, khususnya
dalam melakukan perawatan pada mesin produksi. Mesin produksi merupakan
faktor penting dalam menunjang kelancaran produksi, oleh karena itu mesin
tersebut harus diperhatikan dan dirawat sebaik mungkin karna kelancaran produksi
sangatlah dipengaruhi oleh kondisi mesin. Dengan adanya kondisi atau performa
mesin yang baik maka akan berdampak baik pula terhadap output atau produk yang
dihasilkan. Dan sebaliknya, apabila kondisi mesin tidak baik dan kurang begitu
diperhatikan baik dari segi perawatan maupun perjalanannya, maka akan
menghasilkan produk yang tidak baik pula.
24
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Total Productive Maintenance (TPM). Untuk kerangka pemikiran dalam penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 3.4.
Penurunan produktivitas
Penelitian terdahulu :
Uap panas (steam)
Ahuja & kahamba (2008)
Konsep TPM Hedge at al (2012)
nakajima (1988) Nayak et al (2013)
OEE Y
STANDAR Selesai
PERUSAHAAN
Y
Y Y
Rate Of
Avability Performance Quality
Efficiency Product
T T T
OEE Y
REPAIRED & IMPROVEMENT
IDEAL
25
http://digilib.mercubuana.ac.id/
26
http://digilib.mercubuana.ac.id/