Anda di halaman 1dari 19

BAB II

LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian, Tujuan, Fungsi dan Jenis-jenis Perawatan

2.2.1 Pengertian perawatan


Perawatan (maintenance) mesin merupakan hal yang sering
dipermasalahkan antara bagian pemeliharaan dan bagian
produksi. Karena bagian pemeliharaan dianggap yang
memboroskan biaya, sedang bagian produksi merasa yang
merusakkan tetapi juga yang membuat uang (Soemarno,
2008). Pada umumnya sebuah produk yang dihasilkan oleh
manusia, tidak ada yang tidak mungkin rusak, tetapi usia
penggunaannya dapat diperpanjang dengan melakukan
perbaikan yang dikenal dengan pemeliharaan. (Corder, Antony,
Hadi, 1992). Oleh karena itu, sangat dibutuhkan kegiatan
pemeliharaan yang meliputi kegiatan pemeliharaan dan
perawatan mesin yang digunakan dalam proses produksi.
Kata pemeliharaan diambil dari bahasa yunani terein artinya
merawat, menjaga dan memelihara. Pemeliharaan adalah suatu
kombinasi dari berbagai tindakan yang dilakukan untuk menjaga
suatu barang dalam, atau memperbaikinya sampai suatu kondisi
yang bisa diterima. Untuk pengertian pemeliharaan lebih jelas
adalah tindakan merawat mesin atau peralatan pabrik dengan
memperbaharui umur masa pakai dan kegagalan/kerusakan
mesin. (Setiawan, 2008 ).
Pengertian Pemeliharaan (maintenance) Menurut Para Ahli :
1. Menurut Heizer dan Render, (2001) dalam bukunya
“Operations Management” pemeliharaan adalah : “all
activities involved in keeping a system’s equipment in working
order”. Artinya: pemeliharaan adalah segala kegiatan yang di
dalamnya adalah untuk menjaga sistem peralatan agar bekerja
dengan baik.
2. Menurut Sehwarat dan Narang, (2001) dalam bukunya
“Production Management” pemeliharaan (maintenance)
adalah sebuah pekerjaan yang dilakukan secara berurutan
untuk menjaga atau memperbaiki fasilitas yang ada sehingga
sesuai dengan standar (sesuai dengan standar fungsional dan
kualitas).
3. Menurut Assauri, (2004) pemeliharaan adalah kegiatan
untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik
dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian
yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi
produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang
direncanakan.
Dari beberapa pendapat di atas bahwa dapat
disimpulkan bahwa kegiatan pemeliharaan dilakukan untuk
merawat ataupun memperbaiki peralatan perusahaan agar
dapat melaksanakan produksi dengan efektif dan efisien
sesuai dengan pesanan yang telah direncanakan dengan hasil
produk yang berkualitas.
Kurang diperhatikannya pemeliharaan (maintenance)
diantaranya disebabkan oleh banyaknya dana yang
dibutuhkan, dan rumitnya tugas pemeliharaan (maintenance).
Namun bagi kegiatan operasi perusahaan, maintenance sudah
menjadi dwi fungsi, yaitu pelaksanaan dan kesadaran untuk
melakukan pemeliharaan terhadap fasilitas-fasilitas produksi.
2.2.2 Tujuan pemeliharaan (Maintenance)
Suatu kalimat yang perlu diketahui oleh orang
pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu pabrik adalah
pemeliharaan (maintenance) murah sedangkan perbaikan (repair)
mahal (Setiawan, 2008). Menurut Daryus, (2008) dalam bukunya
“Manajemen Pemeliharaan Mesin”tujuan pemeliharaan yang
utama dapat didefinisikan sebagai berikut.
1. Untuk memperpanjang kegunaan asset.
2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang
dipasang untuk produksi dan mendapatkan laba investasi
maksimum yang mungkin.
3. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan
yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap waktu.
4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan
sarana tersebut.
Sedangkan Menurut Assauri(2004), tujuan pemeliharaan yaitu:
1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai
dengan rencana produksi.
2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi
apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan
produksi yang tidak terganggu.
3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan
yang di luar batas dan menjaga modal yang di investasikan
tersebut.
4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah
mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan
secara efektif dan efisien.
5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat
membahayakan keselamatan para pekerja.
2.2.3 Fungsi pemeliharaan (Maintenance)
Menurut pendapat Ahyari (2002) fungsi pemeliharaan
adalah agar dapat memperpanjang umur ekonomis dari mesin dan
peralatan produksi yang ada serta mengusahakan agar mesin dan
peralatan produksi tersebut selalu dalam keadaan optimal dan siap
pakai untuk pelaksanaan proses produksi.
Keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan
adanya pemeliharaan yang baik terhadap mesin, adalah sebagai
berikut.
1. Mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan
yang bersangkutan akan dapat dipergunakan dalam jangka
waktu panjang.
2. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahaan yang
bersangkutan berjalan dengan lancer.
3. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil
mungkin terdapatnya kemungkinan kerusakan-kerusakan
berat dari mesin dan peralatan produksi selama proses
produksi berjalan.
4. Peralatan produksi yang digunakan dapat berjalan stabil dan
baik, maka proses dan pengendalian kualitas proses harus
dilaksanakan dengan baik pula.
5. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari mesin
dan peralatan produksi yang digunakan.
6. Apabila mesin dan peralatan produksi berjalan dengan baik,
maka penyerapan bahan baku dapat berjalan normal.
2.2.4 Jenis-jenis perawatan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam suatu
perusahaan pabrik dapat dibedakan atas dua macam, yaitu
Preventive Maintenance dan Corrective Maintenance.
1. Preventive Maintenance
Yang dimaksud dengan Preventive Maintenance adalah
kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan untuk
mencegah timbulnya kerusakan- kerusakan yang tidak
terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat
menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada
waktu digunakan dalam proses produksi. Preventive
Maintenance dapat di lakukan caranya adalah sebagai
berikut:
a. Patrol/Regular Preventive Maintenance Inspection
Kegiatan maintenance dilaksanakan dengan cara
memeriksa setiap bagian mesin secara berpatroli dan
berurutan sesuai schedule.
b. Major Overhaul (turun mesin)
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan
dengan mengadakan pembongkaran menyelurah dan
penelitian terhadap mesin, serta melakukan penggantian
suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya.
Tujuan dari Preventive Maintenance,adalah untuk
memenuhi mutu produk primer:
a. Keamanan Mesin dan Operator
Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik
sudah ada ketentuan mengenai karakteristik mesin
tersebut.
Misalnya: temperatur air, angin, dan oli tidak boleh
melebihi standar yang sudah ditentukan. Untuk
operator memperhatikan alat-alat pengaman yang
terdapat di dalam setiap mesin.
b. Kelancaran Mesin
Pemberian minyak pelumas secara teratur dan
pemeriksaan mesin serta peralatannya secara
berkala, bertujuan agar menjaga kelancaran mesin
sehingga proses produksi dapat berjalan lancar.
Untuk setiap mesin yang ada sudah dipasang suatu
alai kontrol untuk mengetahui keadaan minyak
pelumas harus ditambah. Penggantian minyak
pelumas dilakukan berdasarkan jam kerja mesin atau
hasil analisis minyak di laboratorium.
c. Mutu Produksi
Menjaga mutu produksi bertujuan untuk selalu dapat
memenuhi standar mutu utama dengan menekan
tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini
dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat
produktivitas kerja dan selalu memenuhi spesifikasi
kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan
kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan
kerja yang tinggi.
d. Kebersihan Mesin dan Lingkungan Sekitarnya
Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran
minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan
pelumasan serta dari sampah yang berserakan. Hal
ini untuk menghindari tedadinya kecelakaan bagi
pekerja (operator) serta menciptakan kenyamanan
bekerja. Kebersihan mesin dijaga dengan cara
membersihkan mesin tersebut serta diadakan
pengecatan kembali.
Dalam melaksanakan kegiatan maintenance, bila
perlu ada penambahan jam kerja. Biasanya
penambahan jam kerja dilakukan pada hari Minggu
serta hari-hari libur lain yang dikenal dengan
overtime.
Preventive Maintenance ini sangat penting karena
kegunaannya yang sangat efektif didalam
menghadapi fasilitas- fasilitas produksi termasuk
dalam golongan “critical unit”, apabila:
a. Kerusakan fasilitas atau peralatan tersebut
akan membahayakan kesehatan atau
keselamatan para pekerja.
b. Kerusakan fasilitas ini akan mempengaruhi
kualitas dari produk yang dihasilkan.
c. Kerusakan fasilitas tersebut akan
menyebabkan kemacetan seluruh proses
produksi.
d. Modal yang ditanamkan dalam fasilitas tersebut
atau harga dari fasilitas. ini adalah cukup besar
atau mahal.
Apabila preventive maintenance dilaksanakan
pada fasilitas-fasilitas atau peralatan yang
termasuk dalam critical unit maka tugas-tugas
maintenance dapatlah dilakukan dengan suatu
perencanaan yang intensif untuk unit yang
bersangkutan, sehingga rencana produksi dapat
dicapai dengan jumlah hasil produksi yang lebih
besar dalam waktu relatif singkat.
Dalam prakteknya preventive maintenance yang
dilakukan oleh suatu perusahaan pabrik dapat
dibedakan atas : routine maintenance dan
periodic maintenance.

1. Routine Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara
rutin. Sifat dari perawatan rutin/ harian adalah untuk pencegahan agar
tidak teijadi kerusakan sampai saat perbaikan/ reparasi yang telah
dijadwalkan. Perawatan harian atau rutin yang termasuk didalamnya
pemeriksaan dan pembersihan fasilitas atau peralatan, pelumasan
(lubrication) atau pengecekan olinya, mengeraskan baut- baut yang
longgar, serta pengecekan isi bahan bakamya dan pemanasan mesin-
mesin (warmingup) dari mesin- mesin.

2. Periodic Maintenance
Kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara
periodik atau dalam jangka waktu tertentu.Periodic Maintenance dapat
dilakukan dapat dilakukan pula dengan memakai lamanya jam kerja
mesin atau fasilitas produksi tersebut sebagai jadwal kegiatan, perbaikan
ringan, perbaikan menengah (medium)dan perbaikan besar- besaran
misalnya setiap jam 100 jam kerja mesin sekali dan seterusnya.
3. Corrective Maintenance
Corrective maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau
kelainan pada fasilitas atau peralatan sehingga tidak dapat berfungsi
dengan baik sering juga disebut dengan reparasi. Perbaikan yang
dilakukan karena adanya kerusakan yang dapat terjadi akibat tidak
dilakukannya preventive maintenance ataupun telah dilakukannya
preventive maintenance tetapi sampai pada suatu waktu tertentu fasilitas
tersebut tetap rusak.

2.2. PENGERTIAN, CARA KERJA, BAGIAN-BAGIAN MESIN AIR


JET LOOM
2.2.1. PENGERTIAN
Mesin weaving atau mesin penenunan adalah salah satu
mesin untuk membantu proses dalam tekstil dengan bahan benang
lusi dan benang pakan untuk menghasilkan kain mentah. Fungsi
dasar baik mesin weaving atau alat tenun tradisional adalah
sebagai tempat memasang benang-benang lungsin atau lusi agar
benang pakan dapat diselipkan di sela-sela benang lungsin atau lusi
untuk dijadikan kain. Mekanisme dan bentuk alat tenun dapat
berbeda-beda, namun fungsi dasarnya sama sebagai penenun
benang menjadi kain. Proses tenun diawali dari mempersiapkan
benang dalam tahap persiapan hingga terbentuk anyaman benang
kemudian masuk mesin tenun, selanjutnya diproses dalam mesin
weaving. Industri tekstil sekarang sudah modern, yang
menggunakan berbagai macam teknologi pada mesin weaving.
2.2.2. CARA KERJA MESIN TENUN (WEAVING)

Gambar 2.1 menunjukkan prinsip kerja mesin tenun


Motor menggerakkan pulley v-belt lalu memutar roda mesin. Roda mesin yang
terhubung dengan roda kampas atau system slipping kemudian menggerakkan
poros engkol. Gerakkan poros engkol merupakan gerakan memutar 360o yang
terintegrasi dengan gerakan penyusupan benang pakan yang biasa disebut lima
langkah gerakan pokok mesin tenun (shuttle loom).
Lima langkah gerakan pokok mesin tenun antara lain :
a. Pembukaan mulut lusi (shedding motion) Pembentukan dua jajaran
benang lusi yang berada di atas dan bawah dengn bantuan kawat gun.
b. Peluncuruan teropong/pakan (picking motion) Proses peluncuran benang
pakan dari kiri ke kanan atau sebaliknya antara dua jajaran lusi.
c. Pengetekan benang pakan (beating motion) Proses mendorong benang
pakan ke arah depan agar merapat dengan bantuan sisir sehingga
membentuk anyaman.
d. Pengaturan benang lusi 27 Proses penguluran benang lusi dari beam ke
arah kain untuk membentuk anyaman baru dan seterusnya.
e. Penggulungan kain (take-up motion) Proses penarikan/penggulungan
kain atau anyaman hasil proses tenun pada rol kain.
2.2.3. BAGIAN-BAGIAN MESIN TENUN Bagian-bagian Mesin
Tenun Air Jet Loom:

Gambar 2.2 Bagian Kerangka Mesin Tenun Air Jet Loom


Berikut merupakan bagian-bagian dari mesin Tenun:
1. Rangka Samping
Fungsinya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat
bekerja sesuai kegunaannya.
2. Rangka Penghubung Bawah
Fungsinya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat
bekerja sesuai dengan kegunaannya.
3. Rangka Penghubung Belakang
Fungsinya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat
bekerja sesuai dengan kegunaannya.
4. Gandang Layang
Fungsinya untuk pengantar benang-benang lusi pada saat penguluran
5. Rangka Atas
Fungsinya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat
bekerja sesuai dengan kegunaannya.
6. Kuda-Kuda
Fungsinya sebagai penopang bagian-bagian yang lainnya agar dapat
bekerja sesuai dengan kegunaannya.
7. Poros Utama
Fungsinya sebagai penghubung utama dari gerakan dari motor kebagian-
bagian lain dan menggerakan lade
8. Poros Pukulan
Berfungsi menghubungkan gerakan dari poros utama kebagian
pemukulan teropong dan peralatan pembukaan mulut lusi.
9. Pully Poros Utama
Pully yang berfungsi sebagai penggerak poros utama.
10. Roda Gigi Poros Utama
Roda gigi yang fungsinya sebagai penghubung utama gerakan dari motor
kebagian lain dan menggerakan lade.
11. 1Roda Gigi Poros Pukulan
Roda gigi yang fungsinya sebagai penghubung utama kebagian
pemukulan tropong dan peralatan pembukaan mulut lusi.
12. Poros Lade (sley)
Berfungsi menghubungkan dari poros utama ke tempat landasan
teropong dan tempat lusi.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil
3.1.2 Cara Kerja Mesin WEAVING
1) Gerakan engkol dan batang keseimbangan (crank and balance operated) /
(straight line motion). Sistem ini digunakan pada mesin rapier fatex dan pada
mekanisme ini menggunakan batang kaku.
2) Gerakan engkol dan rak (crank and ruck operated motion). Mekanisme ini
digunakan pada mesin rapier droper type, pada sistem ini batang rapier yang
digunakan adalah batang lengkung dengan gerakan cam.
Cam rigid. Sistem ini pada mesin rapier SACM menggunakan batang rapier
kaku.
3) Gerakan cam beralur. Sistem ini pada MR Sroenk dan Nouva batang lentur.
4) Plametery Strenght. Pada MR ATP-R ini menggunakan batang kaku.
5) Sleeper block. Modifikasi lain dari gerakan planetery untuk
mengerakkan rapier gerakan vertikal.

3.1.3 Kondisi Perawatan di Lapangan


Dalam hal ini perawatan yang dilakukan pada waktu sesudah produksi di PT.
Senang Kharisma Textile. Pelaksanaan pemeliharaan atau perawatan yang
dilakukan disini lebih tertuju pada masalah efisiensi dalam pemeliharaan.
Sehingga pemeliharaan mesin weaving dilakukan setelah produksi berhenti.
Disini pembersihan dan perawatan meliputi, pelumasan alat dilakukan setiap
hari setelah pergantian shift kerja dimana pelaksanaanya sesudah produksi
selesai dan pembersihan, perawatan dan pembongkaran dilaksanakan setiap hari
dimana atau sering disebut service. Hal ini lebih diprioritaskan pada
penghematan biaya, dimana dalam masa produksi yang sudah berjalan pihak
pabrik mengalami kerugian.
Disamping itu dilihat dari segi keadaan mesin weaving yang berada di PT.
Senang Kharisma Textile yang lebih dominan mesin-mesin dan komponennya
yang sudah tua dan suku cadang yang kualitasnya yang tidak sesuai tentunya
akan menyebabkan makin banyak putusnya benang pada waktu mesin
beroperasi. Karena minimnya pasukan akan barang yang dibutuhkan ketika
mesin ada yang rusak dalam pelaksanaan perawatan dilapangan masih
menunggu suku cadang dari luar pabrik karena stok nya hanya terbatas dan
dimana pada pembersihan dan pergantian suku cadang pada mesin wearping
cenderung tidak sesuai dengan prosedur perawatan yang baik. Apabila mesin
sudah dalam keadaan berhenti dan dingin seharusnya langsung dibersihkan
tetapi dalam hal ini masih menunggu hingga gumpalan serat benang sudah
banyak. Ini akan mengakibatkan proses operasi mesin terhambat karena benang
sering mengalami putus dan kalau putus masih menyambung benang tersebut
dan mematikan mesinnya. Sehingga proses produksi penggulungan benang ke
beam menjadi terhambat dan tidak efisien waktu. Disamping itu cerobohnya
para operator mesin yang kurang perhatian pada saat sudah banyaknya
gumpalan pada creel, operator hanya menjalankan mesin tanpa memperhatikan
kondisi mesin yang kotor tidak segera dibersihkan lambat laun mesin akan cepat
rusak dan mengganggu kenyamanan operator itu sendiri.

3.2 Pembahasan
3.2.1 Perawatan dan Perbaikan Mesin Weaving

Preventive maintenance adalah suatu kegiatan perawatan yang dilakukan secara


terjadwal dan teratur guna untuk mencegah kemungkinan terjadinya kerusakan
yang sudah diperkirakan sebelumnya. Tujuan dari perawatan ini adalah untuk
menghilangkan penyebab- penyebab kerusakan sebelum kerusakan terjadi,
karena perawatan yang terjadwal lebih ekonomis daripada perawatan yang tidak
terjadwal. Adapun bagian-bagian utama dari mesin weaving yang dilakukan
perawatan sebagai berikut:

a. Creel
Creel adalah tempat atau rak untuk meletakkan benang penghubung dari cone
benang menuju soket. Perawatan creel adalah ketika serat benangnya
menggumpal didalam penyangga benang pada saat mesin beroperasi
kebanyakan benang panas lalu serat benang tertinggal didalam creel, creel
dibersihkan dengan cara dicopot dengan kunci L lalu dibersihkan menggunakan
kompresor.

Gambar 3.1 Creel Benang pada mesin

b. Kipas Angin
Kipas angin merupakan alat pendingin benang agar benang yang digulung ke
beam tidak putus karena panas pada saat penggulungan dan kipas tersebut
berputar ketika mesin berjalan dan benang digulung.

Perawatan kipas dengan melepas jaring-jaring kipas menggunakan kunci pas


lalu dibersihkan dengan kompresor dan kuas, sehingga benang atau debu yang
menempel pada baling-baling bisa dibersihkan.

Gambar 3.2 Kipas Pendingin Benang


c. Soket
Soket adalah tempat benang yang dihubungkan ke beam agar penggulungan
terlihat rapid dan sejajar, memasukkan benang ke soket juga tidak boleh
sembarangan karena aturannya adalah setiap satu lubang soket yaitu harus satu
helai benang.
Perawatannya dengan melepas soket yang bengkok akibat benang ada yang
dobel pada saat penggulungan benang karena kapasitas benang yang
dimasukkan pada soket hanya satu helai benang.
Sehingga dari bagian-bagian yang disebutkan diatas dan berdasarkan tujuan
perawatan maka dapat dijabarkan perawatannya sebagai berikut :

1. Pembersihan
Selama proses pertenunan dilaksanakan begitu banyak serat yang beterbangan
pada udara. serat ini menghambat kelancaran jalannya mesin. Jika serat-serat
beterbanagan didalam zona pertenunan kualitas dari kain akan menurun. Jadi
pembersihan dilakukan pada seluruh mesin setelah frekuensi waktu yang
singkat.

2. Pelumasan
Dalam mesin rapier disana terlalu banyak gear boxes. Gear itu meresapi banyak
oli. Selama berjalannya mesin, atau putaran pada rapier akan mengahasilkan
panas yang tinggi.Untuk mengurangi panas dan gesekan maka oli digunakan.
Jika oli tidak digunakan peralatan akan rusak dalam beberapa waktu. Pelumasan
ini dilakukan secara otomatis

3. Penggantian
Setelah mesin lancar bekerja disana dengan kecepatan yang tinggi akan ada
kemungkinan kerusakan pada mesin. Pada rapier, rapier wheel dan rapier band
akan mengalami kerusakan dikarenakan tingginya kecepatan putaran. Jadi
penggantian dilakukan setelah waktu rusak tersebut.
4. Overhaul
Setelah beberapa hari dari produksi maka overhaul dilakukan. Selama
overhauling akan dilakukan oleh seorang personil ahli pemeliharaan. Perawatan
yang dilakukan disetiap gesek bagian, setiap kerusakan akan diganti dengan
yang baru. Overhauling dapat meningkatkan umur dari mesin rapier tersebut.

5. Greasing
Ada banyaknya gesekan pada mesin. selama kecepatan putaran yang tinggi
disana akan menimbulkan kerusakan dari bagian putaran dan menghasilkan
panas. Untuk meminimalkan kerusakan dan panas, grease digunakan dimana
dapat merendahkan panas dan meneydiakan kelancaran jalannya dari tiap bagian
mesin.
Setelah mengetahui cara melakukan perawatan mesin, dibutuhkan data masa lalu
untuk dianalisis dengan mencari nilai rata-rata perbaikan (MTTR) dan nilai rata-
rata kerusakan (MTTF). Dimana TTR adalah lamanya perbaikan hingga mesin
dapat berfungsi kembali, sedangkan TTF adalah selang waktu kerusakan awal
yang telah diperbaiki hingga terjadi kerusakan berikutnya. Dimana dalam hal ini
menggunakan data perawatan pada komponen mesin warpping, karena
komponen ini memiliki tingkat kerusakan yang cukup tinggi dibandingkan
dengan komponen lainnya.
1. Data Time To Repair dan Time to Failure pada mesin Warpping dan Time
to Failure.
Untuk komponen dapat dilihat pada tabel berikut.
No Tanggal Waktu Waktu TTR TTF
Mulai Selesai (Jam) (Jam)
Rusak Perbaikan
1 11 Oktober 2019 13.09 13.43 0,566 75.166
2 15 Oktober 2019 11.16 12.03 0,783 72.883
3 18 Oktober 2019 10.15 10.45 0,5 16.417
4 20 Oktober 2019 14.20 14.59 0,65 20.77
5 24 Oktober 2019 12.10 12.57 0,783 70.133
6 27 Oktober 2019 08.50 09.10 0,333 14.417
7 30 Oktober 2019 12.47 13.26 0,650 72.733
8 06 November 2019 09.15 10.10 0,917 0
9 11 November 2019 13.34 14.02 0,446 24.133
10 16 November 2019 13.20 14.00 0,667 61.83
Total 0,9170 75.116
Tabel 3.1 Data Time To Repair (MTTR) dan Time To Failure (MTTF)

2. Perhitungan Nilai MTTR dan MTTF pada Mesin Warpping


Setelah mengetahui waktu kerusakan dan waktu perbaikan, langkah selanjutnya
adalah menghitung rata-rata dari waktu kerusakan dan waktu perbaikan. Berikut
adalah cara- cara melakukan software minitab 16. Dimana hasil dapat diperoleh
pada tabel berikut:

1. Masukkan data yang ingin didistribusikan:

Gambar 3.2 Input data pada Minitab 16


2. Klik menu stat, klik Basic Statistic, lalu pilih Display Descpriptive
Statistic:

Gambar 3.3 Menu Stat pada Minitab 16

3. Blok tulisan C1 TTR dan C2 TTF, klik select, dan klik Ok

Gambar 3.4 Settingan pada individual Distribution Identification

4. Selanjutnya akan muncul hasil distribusi data yang diujikan

Gambar 3.5 Hasil Perhitungan Distribusi

Hasil yang diperoleh untuk menentukan MTTR dan MTTF


menggunakan software
minitab 16 dapat dilihat pada tabel *.* berikut:

Mesin MTTR MTTF


Weaving 0,6295 35.40 Jam
Tabel 3.2 Nilai MTTF dan MTTR untuk komponen mesin tenun
Dari hasil pengolahan data diatas maka diperoleh interval waktu
optimal pemeriksaan komponen pada mesin weaving adalah 35.40 Jam atau 1
hari 4 jam 58 menit jadi. Mean To To Failure (MTTF) adalah perhitungan yang
menujukkan jika mesin weaving setelah diperbaiki ternyata akan mengalami
kerusakan dihari berikutnya. Nilai Mean Time To Repair (MTTR) yaitu rata-
rata perbaikan yang dibutuhkan setiap mesin mengalami kerusakan disetiap
harinya membutuhkan waktu 0,6295 jam sampai selesai perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai